Kasus: covid-19

  • Mengapa Iuran BPJS Kesehatan Naik Tahun Depan? Ini Alasan Pemerintah

    Mengapa Iuran BPJS Kesehatan Naik Tahun Depan? Ini Alasan Pemerintah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mulai tahun 2026, pemerintah berencana menyesuaikan atau menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Kebijakan ini sudah dituangkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tujuan utama peningkatan iuran BPJS adalah untuk melanjutkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menambah jumlah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

    “Sustainability dari jaminan kesehatan nasional akan sangat tergantung pada berapa manfaat yang diberikan untuk kepesertaan. Kalau manfaatnya makin banyak biayanya semakin besar,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Banggar DPR RI, dikutip Minggu (24/8/2025).

    Menurutnya, keputusan menaikkan tarif iuran BPJS Kesehatan juga diikuti oleh penyesuaian alokasi anggaran untuk PBI dari APBN.

    “Waktu keputusan menaikkan tarif BPJS memutuskan PBI dinaikkan artinya dari APBN tapi yang di mandiri ga dinaikkan maka memberikan subsidi sebagian. Dari mandiri itu masih di Rp 35 ribu seharusnya Rp 42ribu jadi Rp7 ribu nya dibayar pemerintah terutama PBPU,” ujarnya.

    Adapun dalam RAPBN 2026, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 244 triliun, sebesar Rp123,2 triliun disiapkan untuk layanan kesehatan masyarakat. Porsi terbesar dialokasikan bagi subsidi iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang mencakup 96,8 juta penerima bantuan iuran (PBI) serta 49,6 juta peserta PBPU, dengan total anggaran mencapai Rp69 triliun.

    Sri Mulyani menegaskan, pembahasan lebih rinci terkait skema penyesuaian iuran masih akan dilakukan oleh beberapa lembaga terkait seperti Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan.

    “Kami akan prosesnya membahas dengan Menteri Kesehatan dan BPKS kesehatan karena itu lembaga yang memandatkan untuk membahas,” ujarnya.

    Foto: dok BPJS Kesehatan
    BPJS Kesehatan

    Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingkan kenaikan tarif iuran BPJS Kesehatan saat ini, setelah lima tahun terakhir sejak 2020 tidak mengalami kenaikan. Padahal, belanja kesehatan masyarakat kata dia terus naik dari tahun ke tahun dengan kisaran 15%.

    “Sama saja kita ada inflasi 5%, gaji pegawai atau menteri tidak boleh naik selama 5 tahun, itu kan agak menyedihkan juga kalau kita bilang ke karyawan atau supir kita gak naik 5 tahun padahal inflasi 15% kan enggak mungkin,” ucap Budi di DPR, pada Februari lalu.

    Menurut Budi, belanja kesehatan masyarakat saat ini pun kenaikannya telah lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB). Pada 2023, total belanja kesehatan mencapai Rp 614,5 triliun atau naik 8,2% dari 2022 yang senilai Rp 567,7 triliun. Sebelum periode Covid-19 pun pada 2018 belanja kesehatan naik 6,2% dari Rp 421,8 triliun menjadi Rp 448,1 triliun.

    Budi menegaskan, kenaikan belanja kesehatan yang sudah melampaui pertumbuhan PDB Indonesia yang hanya di kisaran 5% selama 10 tahun terakhir itu tidak sehat. “Kita hati-hati bapak ibu bahwa pertumbuhan belanja nasional itu selalu di atas pertumbuhan GDP, itu akibatnya tidak sustain bapak ibu,” ungkap Budi.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kesehatan Jemaah Asal Indonesia Jadi Tantangan Ibadah Haji 2026
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Agustus 2025

    Kesehatan Jemaah Asal Indonesia Jadi Tantangan Ibadah Haji 2026 Nasional 24 Agustus 2025

    Kesehatan Jemaah Asal Indonesia Jadi Tantangan Ibadah Haji 2026
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kesehatan jemaah asal Indonesia diperkirakan menjadi tantangan terbesar dalam penyelenggaraan ibadah haji 2026.
    Badan Penyelenggara (BP) Haji mengaku mendapat teguran dari Pemerintah Arab Saudi terkait tingginya angka kematian jemaah, serta masih adanya calon haji yang berangkat meski tidak memenuhi syarat istithaah atau kemampuan fisik.
    Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan menuturkan, peringatan itu disampaikan langsung oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi beberapa hari setelah puncak ibadah haji di Arafah.
    “Kami bertemu setelah musim haji kira-kira hari keempat atau kelima setelah Arafah. Sekali lagi kita ditegur soal kematian (jemaah). Apa yang mereka sampaikan, ‘Tolonglah Indonesia, kesehatannya diperhatikan. Haji ini adalah proses yang dilihat seluruh dunia. Kami tidak ingin haji ini dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia’,” ujar Gus Irfan di Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
    Menurut dia, teguran serupa juga disampaikan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud ketika bertemu Presiden Prabowo Subianto.
    “Ketika saya mendampingi Presiden Prabowo bertemu Prince MBS, sama, disinggung lagi, Indonesia menjadi penyumbang separuh dari kematian selama musim haji,” katanya.
    Gus Irfan menyebut, Pemerintah Arab Saudi hanya mentolerir sekitar 60 jemaah Indonesia meninggal dunia setiap musim haji.
    Namun, pada 2025, jumlahnya mencapai 470 orang atau delapan kali lipat dari batas yang ditentukan.
    “Seharusnya angka kematian yang ditolerir sekitar 60. Sementara kita tahun ini 470-an. Berarti delapan kali lipat dari angka yang ditolerir pemerintah Saudi,” ungkapnya.
    Tak hanya itu, Pemerintah Arab Saudi juga menyoroti adanya jemaah asal Indonesia yang tetap diberangkatkan meski memiliki kondisi medis serius.
    “Saya ditegur oleh Kementerian Saudi, ini ada yang sudah (rentan) tiap bulan harus cuci darah 2-3 kali masih diberangkatkan, ‘ini gimana Indonesia?’,” ucapnya.
    Bahkan, lanjut Gus Irfan, ada jemaah yang tetap berangkat meski sudah mengalami komplikasi berat.
    “Bagaimana dia menemukan jemaah yang punggungnya sudah bolong karena diabetes, masih bisa berangkat,” ujarnya.
    Berkaca dari evaluasi haji 2025, BP Haji berkomitmen memperketat standar operasional prosedur (SOP) dalam menetapkan syarat istithaah.
    Namun, kebijakan ini berpotensi membuat jemaah yang telah mengantre batal berangkat karena tak lolos skrining kesehatan.
    “Akibatnya kami tahu, efeknya kami tahu. Akan banyak orang-orang yang sudah puluhan tahun menunggu antrean, ketika mendapatkan kesempatan berangkat, tidak bisa berangkat karena faktor kesehatan,” kata Gus Irfan.
    Meski demikian, dia menegaskan, keselamatan jemaah harus lebih diutamakan dalam penyelenggaraan ibadah haji.
    “Yang penting bagi kami, kami bisa menyelamatkan para calon jemaah haji kita. Kita bisa menyelamatkan nama baik Indonesia di mata dunia, menyelamatkan nama baik di mata tuan rumah Arab Saudi,” ujarnya.
    Untuk mengantisipasi, BP Haji akan mempercepat tes kesehatan calon jemaah agar tersedia waktu cukup panjang bagi yang membutuhkan perbaikan kondisi.
    “Masih ada jangka waktu cukup panjang antara tes awal dan rencana keberangkatan. Sehingga jika ada yang sakit, tentu saat dites tidak layak, masih ada perbaikan masa mungkin 8-10 bulan,” jelasnya.
    BP Haji juga menggandeng Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dalam program Manasik Kesehatan.
    Program ini mewajibkan calon jemaah menjalani pembinaan kesehatan sejak setahun sebelum keberangkatan.
    “Kita berharap tahun ini benar-benar memaksimalkan SOP kesehatan kita. Bukan berarti selama ini tidak punya standar, tapi standar kita selama ini mungkin belum maksimal,” ucap Gus Irfan.
    Ketua Dewan Pembina PP Perdokhi, Muchtaruddin Mansyur, mengatakan pihaknya menyiapkan 16 rekomendasi untuk memperkuat kebijakan istithaah.
    Rekomendasi itu mencakup penambahan vaksin influenza berbasis sel, vaksin pneumonia, hingga pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllanthus Niruri yang dikombinasikan dengan multivitamin.
    “Kalau dari pengajuan, kami berharap dalam satu tahun teridentifikasi itu ada pembinaan-pembinaan untuk pemeliharaan istithaah. Pak Dahnil sudah sampaikan minimal dua kali pemeriksaan,” kata Mansyur.
    Sementara itu, Ketua Umum PP Perdokhi Syarief Hasan Lutfie menekankan perlunya vaksin influenza diberikan sebulan sebelum keberangkatan, serta imunomodulator dikonsumsi rutin tiga bulan sebelumnya.
    “Entah itu Covid-19, entah itu pneumonia, itu akan menjadi isu-isu yang selalu ada setiap tahun. Karena
    mass gathering
    itu
    infectious
    ,” ucapnya.
    Dia juga menambahkan pentingnya penggunaan ekstrak Phyllanthus Niruri sejak dari Tanah Air untuk memperkuat daya tahan tubuh.
    “Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menghadapi risiko infeksi yang meningkat. Perlu adanya stimulasi, perlu ada doping itu meningkatkan imunomodulator supaya nantinya daya tahan kardiovaskuler lebih bagus,” ujarnya.
    Sebagai informasi, sejak 1950 penyelenggaraan ibadah haji menjadi tugas Kementerian Agama.
    Namun, sesuai Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2024, kewenangan itu resmi beralih ke BP Haji mulai 2026.
    DPR RI bersama pemerintah kini tengah menuntaskan revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang menegaskan haji menjadi kewenangan penuh BP Haji.
    Dalam beleid tersebut, BP Haji juga berpotensi ditingkatkan statusnya menjadi kementerian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rahasia Panjang Umur Nenek Usia 116 Tahun, Ternyata Sesimpel Ini

    Rahasia Panjang Umur Nenek Usia 116 Tahun, Ternyata Sesimpel Ini

    Jakarta

    Seorang nenek berusia 116 menjadi orang tertua di dunia. Hal ini diakui secara resmi oleh Guinnes World Records setelah orang tertua di dunia sebelumnya, Inah Canabarro, meninggal di awal tahun ini.

    Dikutip dari laman Times of India, nenek bernama Ethel Caterham ini lahir pada 21 Agustus 1909 di sebuah desa Hampshire, Inggris. Tepatnya, sebelum Titanic tenggelam dan delapan tahun sebelum Revolusi Rusia.

    Dalam hidupnya, dia melewati dua perang dunia, enam masa pemerintahan raja yang berbeda di Britania Raya, dan 27 perdana menteri. Dari era Edwardian hingga era kecerdasan buatan saat ini, Caterham sudah menyaksikan berbagai sejarah kehidupan.

    Rahasia Umur Panjang Nenek 116 Tahun

    Bukan asupan makanan atau rutinitas olahraga tertentu, rahasia umur panjang yang dia pegang teguh adalah jangan pernah berdebat.

    “Tidak pernah berdebat dengan siapapun, saya mendengarkan dan melakukan apa yang saya suka,” kata Caterham.

    Filosofi untuk tetap tenang dan bebas stres ini menurutnya telah membuat dirinya tetap tenang secara mental serta kuat secara fisik. Para ahli medis memang menyoroti dampak buruk dari stres kronis pada jantung dan otak. Caterham juga pernah berbicara tentang mengambil peluang dengan pikiran terbuka dan menjalani hidup dengan moderasi.

    Perjalanan ke India dan Hong Kong

    Pada usia 18 tahun, Caterham meninggalkan Inggris dan menuju India. Dia bekerja sebagai pengasuh anak di sebuah keluarga Inggris.

    Ketika itu, di tahun 1921, perjalanan internasional bagi seorang perempuan muda bukanlah hal yang umum. Tiga tahun kemudian, dia kembali ke rumah dan bertemu suaminya, Norman di sebuah pesta makan malam.

    Norman adalah seorang mayor di Angkatan Darat Inggris. Dia membawa Caterham ke Hong Kong dan Gibraltar selama bertugas.
    Di Hong Kong, Caterham mendirikan tempat mengajar bahasa Inggris dan kerajinan tangan kepada anak-anak.

    Bersama suaminya, dia kemudian menetap kembali di Inggris dan membesarkan kedua putrinya. Kini, suami dan kedua putrinya sudah meninggal dunia.

    Umur panjang Caterham sepertinya merupakan warisan dalam keluarganya. Salah satu kakak perempuannya, Gladys Babilas hidup sampai usia 104 tahun.

    Kini, Caterham telah menjadi nenek dari tiga cucu dan nenek buyut dari lima cicit. Meski telah melewati masa-masa sulit kehilangan anggota keluarga, dia mampu menjalani semuanya dengan tenang.

    Pada tahun 2020, di usia 111 tahun, Caterham berhasil sembuh dari COVID-19. Keluarganya selalu mengunjungi dia di panti jompo, tempat dan menikmati hari-hari tenang yang penuh dengan kasih sayang.

    Mendapatkan Penghargaan dari Guinness World Records

    Di ulang tahunnya ke 116, Caterham menerima penghormatan dari seluruh dunia, termasuk ucapan dari Guinnes World Records. Panti jompo, tempat dia tinggal, menggambarkan hidupnya sebagai bukti nyata akan kekuatan, semangat, dan kebijaksanaan.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/naf)

  • Dubes harap hubungan KBRI dengan ormas Indonesia di Malaysia terjaga

    Dubes harap hubungan KBRI dengan ormas Indonesia di Malaysia terjaga

    Kuala Lumpur (ANTARA) – Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono berharap hubungan baik antara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Indonesia di Negeri Jiran terus terjaga.

    Hal itu disampaikan Hermono dalam acara Majlis Serah Lepas dan Apresiasi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia, bertajuk “Kebersamaan yang Menyatukan, Kenangan yang Mengikat” yang diselenggarakan Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Madura (FKOM) di Kuala Lumpur, Sabtu (23/8) malam.

    “Karena saya sebentar lagi akan kembali ke Indonesia, maka saya titip betul agar kekompakan antarormas dan kedutaan dapat terus dijaga,” kata Hermono yang dalam waktu dekat akan segera mengakhiri tugas sebagai Dubes RI untuk Malaysia.

    Hermono mengenang, begitu banyak pertolongan yang diperoleh KBRI dari ormas-ormas Indonesia yang ada di Malaysia.

    Hermono pertama kali bertugas di Malaysia pada tahun 2020, setelah bertugas menjadi Dubes RI untuk Spanyol. Kala itu pandemi COVID-19 sedang terjadi.

    “Pada saat itu ada puluhan ribu warga negara Indonesia yang tidak bisa bekerja karena lockdown. Ada puluhan ribu warga negara Indonesia yang memerlukan bantuan karena tidak ada makanan akibat tidak bekerja. Ada puluhan ribu warga yang mau pulang tidak bisa, karena bandara di Indonesia ditutup, kecuali Jakarta, Bali dan Manado,” kata Hermono.

    Dia bersyukur, di tengah situasi sulit tersebut, KBRI mendapat dukungan luar biasa dari ormas Indonesia di Malaysia, khususnya ormas Madura.

    Hermono mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh ormas Indonesia yang ada di Malaysia.

    Hermono berharap ormas-ormas Indonesia di Malaysia dapat terus membantu Duta Besar RI untuk Malaysia yang nanti akan menggantikannya.

    Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Editor: Siti Zulaikha
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara Imbas Korupsi Bansos dalam Memori Hari Ini, 23 Agustus 2021

    Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara Imbas Korupsi Bansos dalam Memori Hari Ini, 23 Agustus 2021

    JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 23 Agustus 2021, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memvonis mantan Menteri Sosial (Mensos), Juliari Batubara 12 tahun penjara. Juliari dinyatakan terbukti melakukan korupsi bansos pandemi COVID-19.

    Sebelumnya, kondisi rakyat Indonesia sedang tak baik-baik saja sejak virus korona muncul. Hajat hidup rakyat jatuh pada level terendah. Pemerintah pun ambil sikap. Mereka ingin meringankan penderitaan rakyat dengan bagi bansos.

    Pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Aktivitas luar ruang mulai dibatasi. Kondisi itu membawa efek domino. Ekonomi jadi lesu. Banyak usaha gulung tikar. PHK muncul di mana-mana. Mau tak mau hajat hidup segenap rakyat Indonesia jatuh pada level terendah.

    Pemerintah pun segera merespons situasi. Mereka tak ingin rakyat Indonesia kian menderita. Keinginan meringankan penderitaan rakyat muncul. Pemerintah berencana memberikan bansos sembako kepada mereka yang paling terdampak.

    Kemensos pun ditunjuk untuk menyukseskan pembagian bansos. Empunya kuasa menargetkan memberikan 21,6 juta kemasan bansos yang akan dibagikan ke dalam 12 gelombang. Narasi itu mendatangkan dukungan dari banyak pihak. Namun, niat baik itu diciderai oleh Kemensos sendiri.

    Menterinya, Juliari Batubara diduga melakukan korupsi bansos. Juliari memungut sedikitnya Rp10 ribu dari setiap kemasan bansos yang harusnya memiliki anggaran penuh Rp300 ribu per kemasan.

    Kondisi itu membuat Jualari bisa menikmati hasil korupsi mencapai Rp216 miliar. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera bertindak cepat. Mereka segera menetapkan Juliari sebagai tersangka dan ditangkap pada 6 Desember 2020.

    Penangkapan Juliari membuat rakyat berang. Juliari dianggap sebagai pemimpin laknat yang mengambil keuntungan dari pandemi COVID-19.

    “KPK tidak boleh gentar, meski berhadapan dengan partai penguasa. Korupsi dana bantuan untuk masyarakat yang terempas krisis ekonomi akibat pandemi jelas merupakan kejahatan level tertinggi. Pelakunya tak hanya merugikan keuangan negara, tapi juga mengancam hidup banyak orang.”

    “Penyidikan sementara menemukan bukti bahwa Juliari telah menyelewengkan posisinya sebagai Mensos untuk memungut sedikitnya Rp 10 ribu dari setiap kemasan bantuan sosial korban pandemi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sebagian dana itu lalu digunakan buat membiayai berbagai keperluannya, termasuk menyewa jet pribadi untuk melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Jangan Berhenti di Juliari (2020).

    Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menunjukkan sampel barang bukti berupa paket bantuan sosial (Bansos) COVID-19 yang akan diserahkan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (16/12/2020). Berdasarkan penelusuran MAKI, paket Bansos COVID-19 yang disalurkan kepada masyarakat oleh Kementerian Sosial berupa 10 kilogram beras, dua liter minyak goreng, dua kaleng sarden 188 gram, satu kaleng roti biskuit kelapa 600 gram, satu susu bubuk kemasan 400 gram dan satu tas kain tersebut hanya seharga Rp188 ribu dari nominal yang seharusnya bernilai Rp300 ribu. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc)

    Korupsi yang dilakukan Juliari membangkitkan kemarahan rakyat. Tiap persidangan Juliari dilakukan rakyat berang bukan main. Rakyat menuntut Juliari jadi koruptor pertama era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang kena hukuman mati.

    Namun, keinginan itu meleset. Pengadilan Tipikor Jakarta justru memvonis Juliari dengan 12 tahun penjara dan denda Rp500 juta pada 23 Agustus 2021. Juliari dianggap terbukti secara sah dan bersalah melakukan korupsi dengan menerima suap lebih dari Rp32 miliar — jauh dari hitungan awal yang mencapai Rp216 miliar.

    Segenap rakyat Indonesia tak lantas puas dengan putusan yang ada. Mereka menilai hakim justru salah menetapkan hal yang meringan Juliari. Hal yang meringankan itu adalah karena Juliari sudah dicaci satu Indonesia.

    “Kalau soal caci maki (masyarakat, red) itu dinamika, aksi dan reaksi. Siapa suruh korupsi. Jangankan tersangka koruptor, yang menangkapi koruptor saja dicaci maki dibilang Taliban dan lain-lain. Jadi kalau itu jadi alasan yang meringankan maka negeri ini semakin lucu, sebab seoarang menteri korupsi itu justru harus jadi pemberatan di tengah pendemi dan yang disikat itu namanya jelas-jelas dana bansos bencana COVID-19,” ungkap Mantan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang kepada VOI, 23 Agustus 2021.

  • Ormas Madura di Malaysia gelar acara perpisahan dengan Dubes RI

    Ormas Madura di Malaysia gelar acara perpisahan dengan Dubes RI

    Kuala Lumpur (ANTARA) – Sejumlah organisasi kemasyarakatan Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat Madura (FKOM) menggelar acara perpisahan dengan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Malaysia Dato’ Indera Hermono di Kuala Lumpur, Sabtu malam.

    Sekretaris FKOM sekaligus Ketua Panitia acara perpisahan Khoirul Yatim menyampaikan acara perpisahan itu diadakan karena Dubes RI untuk Malaysia Hermono akan segera mengakhiri masa tugasnya beberapa bulan mendatang.

    “Saya dari 2008 di Malaysia, saya rasa cuma Dato’ Indera Hermono dubes yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya Madura,” ujar Khoirul Yatim di Kuala Lumpur, Sabtu malam.

    Yatim mendoakan agar Dubes Hermono senantiasa diberikan kesehatan, ketabahan dan keberkahan usia.

    Dubes RI untuk Malaysia Hermono menyampaikan rasa terima kasih sekaligus rasa haru karena dibuatkan acara khusus perpisahan oleh masyarakat Indonesia di Malaysia.

    “Saya sungguh terharu dibuatkan acara yang demikian besar, apalagi dihadiri juga oleh kiai dari Bangkalan, Madura,” kata Dubes Hermono.

    Hermono mengatakan sebentar lagi dirinya akan menyelesaikan tugas sebagai Dubes Indonesia di Malaysia.

    Hermono bertugas di Malaysia sejak tahun 2020, setelah sebelumnya bertugas sebagai Dubes RI untuk Spanyol.

    “Masa lima tahun boleh dikatakan masa yang, selain banyak tantangan, tapi juga banyak kesan sangat menyenangkan. Yang pasti akan terus terkenang setelah saya menyelesaikan tugas di KBRI Kuala Lumpur,” kata Dubes Hermono.

    Hermono mengenang, saat masuk ke Malaysia, pandemi COVID-19 sedang terjadi. Ratusan ribu warga negara Indonesia memerlukan bantuan.

    Dia bersyukur di tengah situasi sulit itu, mendapatkan dukungan luar biasa dari organisasi kemasyarakatan yang ada di Malaysia, khususnya ormas Madura.

    “Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh ormas, kepada teman-teman semua yang telah membantu KBRI dalam melaksanakan tugas-tugas yang pada saat masa COVID luar biasa sulit,” ujarnya.

    Dalam acara perpisahan tersebut, Dubes Hermono menerima plakat dari masyarakat Madura. Selain itu FKOM juga menyerahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga kepada Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia yang baru yakni Danang Warsito.

    Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Editor: Siti Zulaikha
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Minimarket Jadi Tempat Mengusir Kesepian Warga Korea Selatan

    Minimarket Jadi Tempat Mengusir Kesepian Warga Korea Selatan

    Jakarta

    Hee-kyung tertawa kecil saat memasuki “minimarket penuh kasih sayang” yang baru di Seoul.

    Usianya masih 29 tahun. Namun, ia turut memanfaatkan layanan terbaru ibu kota Korea Selatan untuk mengusir kesepian. Hee-kyung pun menjadi satu-satunya anak muda yang memakai jasa tersebut mengingat sebagian besar pelanggannya berusia 40-50 tahun.

    Hee-kyung tiap hari berkunjung ke minimarket tersebut. Ia menghabiskan berjam-jam untuk sekedar ngobrol dengan pengunjung lain sembari menyantap mie instan gratis.

    “Saya tidak punya tempat lain untuk pergi jika bukan karena [toko ini],” ucap Hee-kyung.

    Sohn, 68 tahun, juga mengunjungi toko tersebut sekali seminggu untuk menonton film dan lepas sejenak dari rumahnya yang sempit.

    “[Toko-toko ini] seharusnya sudah ada sebelum saya lahir. Rasanya menyenangkan menghabiskan dua hingga tiga jam di sini,” katanya.

    Minimarket ini diluncurkan beriringan dengan kampanye “Seoul Without Loneliness” pada akhir 2024. Tujuannya, menjadi wadah bagi mereka yang kesepian dan merasa tidak diterima di berbagai tempat, kata pengelola toko.

    Apa itu ‘minimarket penuh kasih sayang’?

    Studi yang sama juga menemukan, proporsi rumah tangga beranggotakan satu orang di Seoul telah mencapai hampir 40%.

    Hal ini membuat pemerintah khawatir mengingat mereka berupaya membalikkan tren angka kelahiran dan pernikahan yang menurun tajam.

    Ketika BBC berkunjung di sebuah toko serba ada di Distrik Dongdaemun, belasan pengunjung yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari berbagai umur tengah duduk di bangku atau bersandar di beanbag. Mereka menonton film bersama.

    Toko-toko ini dirancang mirip dengan ruang tamu di rumah yang menawarkan kenyamanan dan kehangatan (Jake Kwon/ BBC)

    Lokasi Dongdaemun dipilih karena dekat dengan perumahan berpendapatan rendah dan penduduk tinggal sendirian di apartemen kecil.

    “Kami mengadakan hari film untuk mendorong ikatan sosial yang lebih erat,” bisik Kim Se-heon, manajer Divisi Penanggulangan Kesepian Kota.

    Baca juga:

    Selain mereka yang sedang bersiap menonton film, seorang perempuan tua menutup matanya sambil menikmati kursi pijat otomatis yang berbunyi mendengung di salah satu sudut. Di sisi lain, terdapat tumpukan mie instan.

    “Ramen adalah simbol kenyamanan dan kehangatan di Korea Selatan,” jelas Kim.

    Sambil menunggu mie matang, pengunjung diminta mengisi survei singkat tentang suasana hati dan kondisi hidup mereka.

    Jake Kwon/ BBCLee In-sook bekerja sebagai konselor di toko serba ada

    Tiap hari, toko ini menerima sekitar 70 hingga 80 pengunjung. Ini hanyalah sebagian kecil dari jumlah orang yang semakin banyak mengalami isolasi sosial yang ingin dijangkau oleh kota.

    Tidak hanya yang berada di Dongdaemun, toko “penuh kasih sayang” lain juga selalu menawarkan suasana hangat dan nyaman seperti kafe.

    Toko-toko ini didirikan khusus untuk menyambut mereka yang tidak diterima di tempat lain, jelas Manajer Toko Lee Bo-hyun.

    Toko-toko tersebut tidak hanya menyediakan ruang dan film, tapi juga pendingin udara selama bulan-bulan panas terik bagi warga berpenghasilan rendah dan tidak mampu membeli AC di rumah.

    Baca juga:

    Tempat ini juga dimaksudkan sebagai ruang bagi orang-orang yang kesepian agar mereka bisa menghindari stigma dan leluasa meminta bantuan.

    Pilihan nama “minimarket” adalah upaya untuk menjauhkan mereka dari klinik kejiwaan. Ini penting karena di Korea Selatan masih ada stigma terhadap orang-orang yang meminta bantuan untuk kesehatan mental, terutama di kalangan penduduk lanjut usia.

    ‘Pelarian dari kesepian’

    Sohn, 68 tahun, salah satu pelanggan tetap minimarket ini. Tiap pekan, ia datang untuk menonton film dan keluar dari rumah yang sempit.

    Selama lebih dari lima dekade, Sohn hidup merawat ibunya yang menderita aneurisma otak. Akibatnya, dia tidak pernah menikah atau memiliki anak.

    Uang yang dikumpulkan selama ini sebagian besar dialokasikan untuk perawatan ibunya. Kini, tanpa uang dan berjalan dengan tongkat sejak mengalami pendarahan otak beberapa tahun lalu, ia mengaku tidak banyak tempat untuknya.

    “Tempat-tempat membutuhkan uang, pergi ke bioskop juga membutuhkan uang,” katanya.

    Getty ImagesMakin banyak warga Korea Selatan yang merasa terisolasi secara sosial dari hasil riset

    Selain Sohn, ada Hee-kyung yang masih berusia 29 tahun. Ia kabur dari rumah dan tidak lagi berbicara dengan siapa pun dari keluarganya. Ia tinggal sendirian dan menghabiskan waktu menonton video hewan lucu di ponselnya sambil berbaring di lantai.

    Teman-teman dikenalnya secara daring melalui komunitas penggemar grup K-pop Super Junior dan mereka tinggal berjauhan. Saat ini, ia menganggur sehingga tidak memiliki rekan untuk diajak ngobrol.

    Baca juga:

    “Saya berkata pada diri saya sendiri, ‘setiap hari adalah kesempatan untuk melarikan diri dari rasa kesepian’,” kata Hee-kyung.

    Hee-Kyung adalah salah satu dari 20.000 orang yang mengunjungi empat minimarket khusus ini sejak tempat itu dibuka pada Maret. Kota tersebut awalnya memperkirakan hanya 5.000 pengunjung pada tahun pertama.

    Mengapa kesepian meningkat?

    Perubahan yang dialami Korea Selatan sangat drastis: dalam satu generasi, negara ini berubah dari masyarakat agraris yang dilanda perang menjadi ekonomi yang maju.

    Beberapa dekade lalu, keluarga besar dengan enam hingga delapan anak tinggal di bawah satu atap adalah hal lazim.

    Namun, migrasi ke kota selama bertahun-tahun telah memperkecil ukuran keluarga dan mengubah tempat seperti Seoul menjadi kota metropolis yang karut marut.

    Getty ImagesWarga Korea Selatan yang telah lanjut usia dan merasa kesepian terus meningkat berdasarkan laporan

    Perumahan yang tidak terjangkau, biaya hidup yang meningkat, dan jam kerja yang melelahkan telah membuat semakin banyak anak muda menolak pernikahan atau menjadi orang tua.

    Di sisi lain, warga lansia merasa diabaikan oleh anak-anak muda yang berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan.

    “Anda tahu pepatah, makanan paling tidak enak adalah yang dimakan sendirian? Saya bertanya kepada orang-orang tua yang datang ke sini apakah mereka makan dengan baik. Mereka akan menangis hanya karena ditanya pertanyaan itu,” kata Lee In-sook, konselor di toko tersebut.

    Baca juga:

    In-sook pun memahami tidak enaknya sendirian setelah bercerai dan anak-anaknya yang sudah dewasa meninggalkan rumah.

    Pertama kali Hee-kyung, yang usianya sekitar sama dengan anak In-sook, datang ke toko, dia langsung menarik perhatiannya.

    Seperti banyak pengunjung lain, Hee-kyung diam pada hari pertama, hampir tidak berbicara dengan orang lain. Pada kunjungan kedua, dia mulai berbicara dengan In-sook.

    Bagaimana cara pemerintah mengatasi kesepian?

    Jumlah warga lansia yang meninggal seorang diri terus meningkat. Acap kali jenazah mereka tidak ditemukan sampai berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.

    Kondisi ini membuat pejabat Kota Seoul cukup khawatir dan mengambil tindakan.

    Misi tersebut segera diperluas untuk menangani kesepian. Namun, Seoul bukan yang pertama melakukannya.

    Pada 2018, UK menunjuk pejabat setingkat menteri untuk menangani kesepian warga. Jepang bahkan mendirikan lembaga untuk menangani masalah kesepian yang semakin parah selama pandemi Covid-19.

    Fenomena menarik diri sepenuhnya dari masyarakat cukup umum di Jepang sehingga memiliki nama khusus: hikikomori. Di Korea Selatan, jumlah anak muda yang secara sukarela memisahkan diri dari masyarakat yang sangat kompetitif dan menuntut makin meningkat.

    “Mungkin pandemi yang menyebabkan hal ini,” kata Lee Yu-jeong, yang mengelola salah satu program anti-kesepian di Seoul.

    Dia menyoroti ketika anak-anaknya tetap berkutat dengan ponsel pintar saat teman-teman mereka berkunjung.

    “Orang-orang saat ini mengungkapkan betapa sulitnya memiliki jaringan pertemanan. Kesepian telah menjadi sesuatu yang perlu ditangani sebagai masalah masyarakat.”

    Langkah pertama adalah membuka layanan hotline bagi orang-orang yang membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Survei nasional pada tahun 2023 menemukan bahwa sepertiga dari orang dewasa Korea tidak memiliki siapa pun untuk dimintai bantuan dalam urusan rumah tangga atau diajak bicara saat merasa sedih.

    Konselor-konselor menawarkan panggilan selama 40 menit untuk membahas topik apa pun. Park Seung-ah melakukan tiga panggilan sehari dari kubikelnya.

    “Saya terkejut melihat begitu banyak anak muda yang menginginkan sesi ini. Mereka ingin berbagi beban di dada mereka, tetapi seringkali ada dinamika kekuasaan dengan orang tua atau teman-teman mereka. Jadi mereka datang kepada kami.”

    Baca juga:

    Toko-toko “penuh kasih sayang” pun segera bermunculan, sebuah lokasi fisik di mana orang-orang yang kesepian diterima.

    Namun, beberapa pengunjung terlihat canggung saat mereka masuk untuk pertama kalinya. Kondisi ini diperparah oleh pengalaman isolasi mereka.

    Pengunjung sering merasa tidak nyaman berbicara dengan orang lain atau makan bersama pada awalnya, kata Manajer Toko Lee.

    “Kesepian yang khas, jika berulang selama berhari-hari, berbulan-bulan, dan setengah tahun akan menjelma lebih dari sekadar perasaan,” ucap Lee.

    “Orang-orang itu mulai menghindari tempat-tempat yang ramai. Banyak yang bertanya apakah mereka bisa membawa ramen untuk dibawa pulang karena mereka tidak mau makan bersama orang lain.”

    Lee akan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak perlu berbicara. Mereka bisa duduk di meja yang sama dan makan mie.

    Sudah berbulan-bulan sejak Hee-kyung menjadi salah satu pendatang baru yang pendiam. Kini, ia akrab dengan In-sook. Ketika In-sook bercerita tentang putrinya, suaranya tercekat tiba-tiba.

    “Aku akan memelukmu,” kata Hee-kyung dengan tegas. Dia berjalan dari sisi lain ruangan dan memeluk In-sook.

    Tonton juga Video: Jajan di Minimarket Ala Korea

    (ita/ita)

  • Noel, Mentalitas Korup, dan "Indonesia Sold Out"
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Agustus 2025

    Noel, Mentalitas Korup, dan "Indonesia Sold Out" Nasional 23 Agustus 2025

    Noel, Mentalitas Korup, dan “Indonesia Sold Out”
    Antropolog, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember
    SIAPA
    tidak kenal Immanuel Ebenezer Gerungan? Pria kelahiran Riau yang populer dengan sapaan Noel adalah Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Kabinet Merah-Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto.
    Noel dikenal sebagai aktivis 98 yang mengklaim punya komitmen terhadap demokrasi dan pemberantasan korupsi.
    Suaranya menggelegar, tegas, berwibawa. Ucapannya penuh dengan kata-kata yang mengekspresikan idealisme.
    ”Kami tidak mau pemerintahan awal Prabowo dirusak oleh brutus, para klepto. Dalam pidato Pak Prabowo disampaikan, jangan kirim orang yang mau nyopet anggaran APBN dan APBD. Pidato itu cocok dengan karakter saya sebagai aktivis 98 yang punya komitmen dengan demokrasi dan pemberantasan korupsi,” kata Noel seusai dipanggil Prabowo Subianto pada 15 Oktober 2024 menjelang pelantikan presiden (
    Kompas.id
    , 21/08/2025).
    Ucapan yang penuh idealisme itu dibatalkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Noel ditangkap KPK melalui operasi tangkap tangan (OTT).
    Ia ditetapkan sebagai tersangka bersama 10 orang lain dalam kasus pemerasan terhadap perusahaan terkait pengurusan sertifikat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). KPK menyita berbagai mobil dan motor mewah.
    Noel adalah pejabat kelas menteri pertama pada pemerintahan Presiden Prabowo yang tersangkut korupsi.
    Noel menambah panjang deret pejabat kelas menteri sejak era reformasi yang meringkuk di penjara akibat korupsi. Belum pejabat lain di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
    Siapa akan menyusul? Apakah kita yakin bahwa tak akan ada lagi pejabat kelas menteri pada pemerintahan Prabowo yang tersangkut korupsi, kendati sang presiden selalu bicara keras tentang korupsi?
    Dulu saya mengira bahwa korupsi hanya dilakukan oleh kalangan tak berpunya. Tak berpunya secara ekonomi, pun tak berpunya secara kekuasaan.
    Bila pendapatan naik, kesejahteraan meningkat, korupsi hilang dengan sendirinya. Ternyata, hal itu ilusi belaka.
    Ternyata, ada gaya korupsi kelas kakap, korupsi kaum atasan. Mereka golongan berpunya secara ekonomi, sekaligus berpunya secara kekuasaan.
    Yang terakhir, berpunya secara kekuasaan, justru kategori yang melipatgandakan nilai yang dikorupsi, pola/modus, dan komplotannya.
    Di tangan mereka, korupsi dilakukan dengan menggunakan ilmu. Bukan sekadar ilmu memanfaatkan celah di dalam sistem, melainkan ilmu menyusun celah di dalam sistem.
    Untuk kasus Noel, ternyata, pengurusan sertifikat K3 memberikan ruang bagi pemegang kekuasaan untuk “mengambil keuntungan” berlipat-lipat yang dilarang oleh peraturan dan berakibat pidana korupsi. Nilainya tentu sangat besar dilihat dari barang bukti yang disita KPK.
    Saya lalu teringat teori budaya kemiskinan yang ditemukan Oscar Lewis. Kemiskinan ternyata bukan soal struktural belaka. Bukan urusan sistem distribusi kue pembangunan saja.
    Menurut Lewis, kemiskinan dapat muncul sebagai akibat nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh kaum miskin itu sendiri.
    Kemiskinan ternyata bisa membentuk nilai-nilai, etos, dan mentalitas tertentu yang membuat kaum miskin sulit keluar dari kubangan kemiskinan.
    Nilai-nilai, etos, dan mentalitas produk kemiskinan itu sebut saja “mentalitas miskin”. Perubahan sistem distribusi kue pembangunan tidak dengan sendirinya mengubah mentalitas miskin itu.
    Saya melihat, realitas korupsi di negeri menyerupai kemiskinan dan membentuk “mentalitas korup”. Perubahan dari pemerintahan Soeharto ke pemerintahan reformasi terbukti tak membuat kita keluar dari kubangan korupsi. Meski disediakan lembaga dan perangkat hukum untuk memberantas korupsi.
    Bourdieu menyebutnya habitus. Ia bukan sekadar kebiasaan atau kecenderungan, melainkan sistem disposisi yang tertanam di dalam diri individu.
    Siapapun bisa terjangkiti. Tinggal ada kesempatan atau tidak. Tak mudah melawannya, karena mentalitas korup yang menjadi habitus akan membuat seseorang kehilangan kepekaan dan daya tolak, alias kebal. Bahasa awamnya, “mendarah daging”.
    Mereka tahu tindakannya melanggar hukum, korup, dan merugikan negara dalam jumlah yang tidak kecil, tapi tak cukup berdaya untuk menghindarinya. Bahkan, secara sadar dijalaninya. Muncullah pola atau modus secara berulang.
    Saya melihat, mentalitas korup itu terkesan diamini di zaman komodifikasi yang digerakkan kapitalisme pasar.
    Di zaman pasar, nyaris tak ada hal yang tak bisa dijajakan, dikapitalisasi. Tentu saja demi keuntungan material.
    Sebagaimana hukum pasar, bukan sekadar keuntungan, tapi keuntungan yang berlipat-lipat. Tak peduli urusan sakral, sosial, dan kemanusiaan.
    Apa yang bisa menjelaskan korupsi di urusan haji, bantuan sosial, covid-19, dan sejenisnya kalau bukan mentalitas korup?
    Ternyata, ucapan Noel yang penuh idealisme tak mampu menyelamatkannya. Habitus itu membuat jurang antara ucapan dan tindakan, memproduksi perilaku hipokrit.
    Noel seharusnya mendekonstruksi sistem pengurusan sertifikat K3 yang korup, tapi malah terjerembab di dalamnya.
    Air matanya yang meleleh saat mengenakan rompi oranye dengan tangan terborgol bukan lagi ekspresi kesedihan, melainkan olok-olok terhadap diri sendiri.
    Kita sudah melampaui vampir. Bila vampir menghisap darah orang lain untuk bertahan hidup, kita menghisap darah untuk kemewahan.
    Yang menarik, meski kebetulan saja, pada hari itu juga sejumlah massa dari Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (Gemarak) membentangkan spanduk besar bertuliskan “Indonesia Sold Out” di depan pintu gerbang Gedung DPR/MPR RI (
    Kompas.com
    , 21/08/2025).
    Bertambahlah kosakata yang menjadi antitesis “Indonesia Emas”. Sebelumnya ada “Indonesia Gelap” dan “Indonesia Cemas”, kini bertambah “Indonesia Sold Out”.
    Tak sulit membaca nalarnya. Kaum muda membaca bahwa negeri ini telah habis terjual. Harta kekayaannya dikeruk dan digadaikan kepada rentenir.
    Kaum muda itu melihat Ibu Pertiwi bersedih hati. Ternyata, putra-putrinya tak setia menjaga harta pusaka. Mereka lah yang akan menanggung akibatnya. Karena itu, sangat logis bila mereka berteriak keras.
    Nalarnya sama dengan Prabowo saat presiden kita itu menulis buku berjudul
    Paradoks Indonesia dan Solusinya
    . Negeri yang kaya raya, tapi sebagian besar rakyatnya miskin. Penyebabnya adalah “serakahnomics”.
    Mentalitas korup dan serakahnomics bagaikan dua sisi pada mata uang yang sama. Saling melengkapi, saling mengondisikan. Keduanya menjelma sebagai habitus. Membutakan mata hati dan menumpulkan ketajaman akal sehat.
    Kita lalu tak mampu merasakan dan mencerna secara kritis bahwa tata kelola negeri ini sungguh bobrok, yang kebobrokannya mengancam eksistensi Indonesia. Inilah sesungguhnya musuh utama bangsa Indonesia.
    Siapa yang akan kebal di kubangan semacam itu? Barangkali hanya “kegilaan” dalam bentuk lain.
    Tesis hanya bisa dilawan dengan antitesis yang setara. Bila mentalitas korup dan serakahnomics dianggap kegilaan, maka hanya bisa ditandingi oleh kegilaan yang lain.
    Sejarah membuktikan. Indonesia pun lahir dari kegilaan lain pada zamannya. Perubahan besar di dunia ini selalu muncul dari kegilaan lain. Kini, sejarah Indonesia menuntut kegilaan lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapal Pesiar dan Pesta Seks, Skandal Dana COVID di Polandia

    Kapal Pesiar dan Pesta Seks, Skandal Dana COVID di Polandia

    Jakarta

    Oposisi konservatif di Polandia menuduh pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Donald Tusk terlibat dalam skandal penyalahgunaan dana pemulihan Covid-19 dari Uni Eropa (UE). Duit tersebut seharusnya ditujukan untuk membantu usaha kecil di sektor perhotelan dan restoran usai pandemi Corona.

    Selama beberapa minggu terakhir, partai konservatif dan oposisi terbesar Polandia, Partai Hukum dan Keadilan (PiS), mengulas isu penyalahgunaan anggaran secara nasional. Ketua PiS, Jaroslaw menyebutnya sebagai “Skandal besar”.

    Kejaksaan Eropa (EPPO) lakukan penyelidikan.

    Secara keseluruhan, Polandia menerima bantuan pemulihan pandemi dari UE senilai hingga 59,8 miliar euro atau sekitar Rp1.100 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari dana hibah sebesar 25,3 miliar euro atau 480 triliun rupiah dan pinjaman berbunga rendah sebesar 34,5 miliar euro (Rp654 triliun).

    Tuduhan yang diajukan oleh oposisi merujuk pada sebagian anggaran yang telah cair.

    Sekitar 1,2 miliar zloty (Rp5,3 triliun) dialokasikan khusus untuk mendukung usaha kecil di sektor perhotelan dan restoran yang terdampak pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 110 juta zloty (Rp489 miliar) telah dicairkan dan diduga telah disalahgunakan.

    Dana Pemulihan Corona untuk klub seks?

    “Alih-alih menstimulasi ekonomi, dana rekonstruksi ini menjadi skandal besar: perahu layar, solarium, acara di luar ruangan, dan mesin kopi,”tulis politisi PiS Kaczynski di X lanjut politisi oposisi tersebut.

    Tusk di bawah tekanan

    Para polisi PiS mendesak pembentukan tim khusus kejaksaan untuk menyelidiki kasus ini. Anggota parlemen Jacek Sasin bahkan telah mengajukan tuntutan yang ditujukan khusus kepada Tusk, mengatakan perdana menteri “tidak dapat berpura-pura tidak terlibat dalam hal ini.” Bagi Wakil Ketua PiS Tobiasz Bochenski, kasus ini adalah “skandal terbesar sejak transisi demokratis tahun 1989”.

    Meskipun pemerintahan Tusk belum sepenuhnya memulihkan hukum di Polandia, Tusk berhasil mendapatkan kepercayaan dari Brussel untuk mendapatkan dana tersebut.

    Dana pemulihan kuatkan ekonomi Polandia

    Dana pemulihan telah berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan ekonomi Polandia selama 18 bulan terakhir, tulis majalah berita mingguan Polandia, Wprost, di laman editorialnya. Tapi “skandal tersebut telah merusak citra pemerintahan Tusk.”

    Menanggapi tuduhan itu, Tusk menegaskan “tidak akan mentolerir penyalahgunaan dana bantuan Corona”. Ia pun menekankan bahwa pemeriksaan awal tidak menemukan adanya korupsi atau penyalahgunaan dana. Menurutnya, yang terjadi lebih merupakan “pengelolaan dana yang kurang teliti.”

    Tusk juga mengumumkan hal ini mungkin akan berdampak pada perubahan posisi menteri, tetapi sejauh ini, Katarzyna Pelczynska-Nalecz, Menteri Dana Pembangunan dan Kebijakan Regional, masih menjabat.

    Ia adalah salah satu pemimpin partai Polska 2050, yang dalam pemerintahan koalisi Tusk, dan tanpa Nalecs, Tusk tidak memiliki mayoritas suara di parlemen.

    Apakah oposisi turut andil dalam skandal ini?

    Tusk melihat PiS bertanggung jawab atas skandal ini: Pemerintahan sebelumnya “memberikan waktu yang sangat sedikit kepada kabinetnya untuk mengalokasikan dana kepada perusahaan-perusahaan Polandia”. Untuk memenuhi tenggat waktu, kementerian yang dipimpin oleh Pelczynska-Nalecz “melonggarkan prosedur agar masyarakat dapat mendapatkan dana bantuan”, jelas Tusk.

    Selama dua tahun dana pemulihan Corona UE untuk Polandia sempat dibekukan karena pelanggaran PiS terhadap prinsip negara hukum. Komisi UE baru kembali mencairkan dana tersebut setelah pergantian pemerintahan.

    Pencairan dana dihentikan sementara

    Para pengusaha hotel dan restoran paling terdampak oleh skandal ini. Kementerian telah menunda pencairan dana bantuan ini hingga pemberitahuan lebih lanjut. Seluruh dokumen kontrak akan ditinjau kembali, memastikan kesesuaiannya dengan kriteria UE.

    Ada juga kemungkinan untuk penarikan kembali dana bantuan, jika ditemukan hal yang mencurigakan dalam realisasinya. Hingga saat ini, kementerian telah menandatangani lebih dari 3.000 kontrak pemberian bantuan.

    Program untuk industri perhotelan dan restoran hanya merupakan sebagian kecil dari total dana pemulihan yang dimiliki Polandia. Sebagian besar dana pemulihan akan digunakan untuk proyek-proyek terkait iklim, modernisasi transportasi kereta api, atau dialokasikan untuk penyedia energi dan rumah sakit. Setelah dana bantuan dapat kembali dikucurkan, dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung proyek-proyek pertahanan.

    Presiden baru Polandia, Karol Nawrocki, juga menyuarakan pendapatnya tentang skandal dana Uni Eropa, “Rakyat Polandia berhak marah ketika mendengar uang publik dibelanjakan untuk solarium, sauna, dan kapal layar,” ujarnya kepada stasiun televisi Polsat. “Tentu saja, pemerintah saat ini bertanggung jawab.”

    Politisi sayap kanan tersebut terus terang menyebut keinginannya menjatuhkan pemerintahan Tusk, sebelum pemilihan parlemen mendatang di tahun 2027.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Ketahuan Pura-pura Kerja, Puluhan Pegawai Bank Dipecat

    Ketahuan Pura-pura Kerja, Puluhan Pegawai Bank Dipecat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gara-gara memanfaatkan keyboard palsu, puluhan karyawan di sebuah bank bernasib miris karena dipecat perusahaan. Fenomena tak biasa ini diungkap langsung oleh bank yang dimaksud, yakni Wells Fargo.

    Dijelaskan bahwa puluhan karyawan ketahuan pura-pura kerja dengan mengandalkan keyboard palsu. Juru bicara Wells Fargo menyebut perilaku tersebut tidak bisa ditoleransi. Sebab, bank tersebut memiliki standar yang tinggi untuk para karyawannya.

    “Setelah meninjau tuduhan yang melibatkan simulasi aktivitas keyboard yang menciptakan kesan kerja yang aktif,” kata perusahaan pada pengajuan ke Otoritas Regulasi Industri Keuangan (FINRA) soal alasan pemecatan dikutip dari Quartz.

    Keyboard palsu yang digunakan diistilahkan ‘mouse jigglers’. Alat ini akan membuat mouse bergerak meskipun tidak digunakan oleh pengguna.

    Alat ini membuat komputer tetap menyala dan tidak masuk dalam mode sleep. Alat tersebut kabarnya mudah ditemui di sejumlah toko.

    Bahkan mouse jigglers juga sangat populer saat pandemi Covid-19. Saat itu bekerja jarak jauh jadi pilihan banyak perusahaan untuk menghentikan laju penularan virus.

    Namun ternyata ini dimanfaatkan untuk berpura-pura bekerja. Sebab mereka bebas pengawasan seperti saat bekerja di kantor.

    Bekerja dari jarak jauh atau dikenal sebagai Work From Home (WFH) memang jadi perdebatan sengit sejak era Covid-19. Banyak dari mereka khawatir soal keputusan membiarkan bekerja dari rumah atau mana saja.

    Kekhawatiran ini tecermin dari data dari State the Global Workplace dari Gallup. Tercatat 62% pekerja di seluruh dunia tidak terlibat dalam bekerja, 15% bahkan tidak terlibat secara aktif.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]