Kasus: covid-19

  • PDIP dukung riset dan aplikasi tanaman herbal untuk obati kanker

    PDIP dukung riset dan aplikasi tanaman herbal untuk obati kanker

    Jakarta (ANTARA) – DPP PDI Perjuangan (PDIP) mendukung agar riset dan aplikasi tanaman obat-obatan herbal dalam mencegah dan mengatasi tumor dan kanker.

    Diharapkan dengan upaya tersebut, seluruh rakyat Indonesia semakin maju dan sejahtera dengan tubuh, jiwa, dan pikiran yang sehat.

    Komitmen PDIP itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat membuka seminar sehari kesehatan kanker Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Binaan Kanker Nusantara (YBKN) di kantor pusat DPP PDIP, Jakarta, Sabtu.

    “Acara ini sejalan arahan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Ibu Megawati Soekarnoputri yang ingin Indonesia berdaulat dalam bidang kesehatan,” kata Hasto dikutip dari keterangan tertulisnya.

    Adapun, Hasto hadir bersama Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan Ribka Tjiptaning. Kegiatan itu dilaksanakan secara hybrid, dengan hadirnya Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, ratusan perwakilan pengurus DPC dan DPD PDIP dari seluruh Indonesia serta beberapa anggota DPR RI, salah satunya Tubagus Hasanuddin.

    “Selalu diingatkan Ibu Mega, politik bukan sekadar urusan pemilu, namun urusan kehidupan, bagaimana kita mengatasi penyakit rakyat dengan mendorong hidup sehat,” lanjut Hasto.

    Megawati, kata Hasto juga secara konsisten meminta para peneliti di BRIN untuk mendata plasma nutfah Indonesia. Tujuannya, selain memperkuat data tentang sumber daya asli Indonesia, namun juga agar riset dan aplikasi khasiat darinya bisa dimanfaatkan.

    “Termasuk dengan tanaman herbal yang bisa mencegah dan mengobati penyakit kanker,” ujar Hasto.

    Ketika acara dimulai, Indonesia Raya dinyanyikan tiga stanza. Hal itu menjadi pembahasan oleh Hasto di dalam sambutan. Menurutnya, komitmen Ketua Umum Megawati dan PDIP itu dilatari oleh berbagai amanat yang dimaknai dari lagu kebangsaan tersebut.

    Misalnya, Hasto mengutip lirik di stanza kedua yang menyebut “Indonesia tanah muda dan kaya”. Menurut Hasto, suburnya tanah Indonesia itu memungkinkan rakyat Indonesia menanam pohon dengan efek khasiat herbal.

    “Subur tanahnya dan jiwanya. Diharapkan yang subur tanahnya, jiwanya, rakyatnya, bukan keluarganya yang subur. Pesan lain, sadarlah hati dan budinya untuk Indonesia Raya. Yang lupa marwah kekuasaan biasanya tak sadar hati dan tak sadar budi. Maka penyuluhan ini sangat penting agar suburnya tanah Indonesia dimanfaatkan untuk menanam tanaman herbal yang berkhasiat mengatasi kanker,” katanya.

    Dari lagu Indonesia Raya, lanjut Hasto, ada juga tugas untuk melindungi tumpah darah Indonesia, termasuk dari berbagai macam penyakit sehingga terwujud kesejahteraan umum.

    “Memajukan kesejahteraan umum. Bagaimana caranya? Kesejahteraan umum bukan berarti pergi ke Amerika untuk membeli roti seharga Rp400 ribu, tetapi kesejahteraan dengan pola hidup sehat, jiwa bersih. Itu kesejahteraan umum yang kita perjuangkan,” ucap Hasto.

    Hasto mengatakan DPP PDIP turut mendoakan bagi para penderita kanker untuk terus berjuang dan membangun semangat untuk sembuh. Ia pun bercerita pengalamannya mengalami COVID-19. Baginya, semangat untuk tetap hidup dan sembuh akan sangat banyak membantu proses penyembuhan.

    Ia melanjutkan bahwa DPP PDIP akan segera memerintahkan kepada kader-nya yang duduk sebagai kepala daerah maupun di legislatif, untuk aktif terlibat, yakni dalam kampanye sosialisasi pemanfaatan tanaman herbal untuk mencegah dan mengobati kanker.

    “Semoga rakyat Indonesia bisa mencegah dini kanker. Yang sedang menderita, kami beri spirit bahwa bisa disembuhkan dengan kombinasi obat, spirit juang, dan hidup bahagia, sehingga manusia Indonesia sempurna dapat dilakukan,” kata Hasto.

    Sementara, Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan Ribka Tjiptaning mengatakan kegiatan seminar tersebut dilakukan pasca-deklarasi Forum Kedaulatan Kesehatan. Forum tersebut sudah bergerak mengadvokasi rakyat yang kesulitan ke dokter atau rakyat yang ke rumah sakit, namun tak dilayani dengan baik.

    “Ini perwujudan perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Bu Mega selalu bilang menolong orang, jangan melihat latar belakangnya, termasuk perbedaan politik. Siapa pun, kalau perlu ditolong, segera ditolong,” tutur Ribka.

    Menurut Ribka, acara seminar tersebut berawal dari permintaan dari YBKN untuk PDIP terlibat mengampanyekan pengobatan kanker lewat tanaman herbal. PDIP menilai langkah tersebut penting mengingat berdasar data, 135 per 100 ribu penduduk Indonesia menderita kanker.

    “Kita itu nomor delapan se-Asia Tenggara. Menghabiskan anggaran untuk kanker saja itu Rp3,5 triliun hanya untuk mengatasi kanker. Padahal, banyak penyakit harus diatasi. Maka kita mendorong kerja sama yayasan dengan PDIP agar membantu sembuhnya pasien kanker,” ujar Ribka.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2024

  • 5
                    
                        Gunawan Sadbor Ditangkap, Dulunya Penjahit Keliling lalu Jadi TikToker Viral
                        Bandung

    5 Gunawan Sadbor Ditangkap, Dulunya Penjahit Keliling lalu Jadi TikToker Viral Bandung

    Gunawan Sadbor Ditangkap, Dulunya Penjahit Keliling lalu Jadi TikToker Viral
    Editor
    KOMPAS.com –
    Kabar penangkapan TikToker, sadbor86, menjadi sorotan. TikToker yang dikenal dengan joget “Ayam Patuk” ini ditangkap karena diduga mempromosikan judi
    online.
    Pria bernama asli Gunawan ini diringkus polisi pada Kamis (31/10/2024). Dalam video klarifikasi yang diunggah di akunnya, Gunawan membantah mempromosikan judi
    online
    .
    “Jadi itu tidak benar ya bahwa Sadbor dan tim Sadbor dan karyawan-karyawan Sadbor, tidak bekerja sama dengan judi,” sebutnya.
    Di akun sadbor86 itulah Gunawan bersama tetangganya, warga Kampung Margasari, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar,
    Kabupaten Sukabumi
    , Jawa Barat, mencari uang lewat
    live
    TikTok.
    Sebelum menjalani profesinya sekarang ini, Gunawan bekerja sebagai penjahit keliling di Jakarta. Di sela pekerjaannya itu, dia menyempatkan diri untuk melakukan siaran langsung.
    “Saya awalnya di Jakarta jahit keliling waktu Corona (pandemi Covid-19). Saya coba sambil
    live,
    tak sadar tiba-tiba saldo di akun TikTok ada beberapa dolar,” ujarnya, Kamis (24/10/2024).
    Gunawan pun memutuskan pulang kampung dan menyudahi pekerjaan sebagai penjahit keliling. Selama 2020-2021, Gunawan mencoba mencari penghasilan lewat
    live
    TikTok.
    Bermula dari joget asal, Gunawan kemudian menemukan gaya joget bernama “Ayam Patuk”.
    Karena mendapat banyak saweran saat
    live
    , Gunawan pun mulai mengajak tetangga dan temannya.
    Dari
    live
    TikTok per hari, Gunawan meraup saweran Rp 400.000-Rp 700.000.

    Akan tetapi, pada Kamis (31/10/2024), anggota Kepolisian Resor (Polres) Sukabumi menangkap Gunawan.
    “Iya, diamankan. Dugaan terkait promosi judi
    online
    ,” ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Sukabumi AKP Ali Jupri, Jumat (1/11/2024).
    Hingga Jumat, Gunawan masih menjalani pemeriksaan.
    Kapolres Sukabumi AKBP Samian mengatakan, penangkapan ini dilatarbelakangi ucapan Gunawan saat
    live
    yang beberapa kali menyebutkan situs judi
    online
    .
    “Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan yang bersangkutan masih dimintai keterangan oleh penyidik dari Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Sukabumi,” ungkapnya, dilansir dari
    Antara.
    Samian menegaskan, Polres Sukabumi akan bertindak profesional dalam penanganan kasus ini.
    Dia menambahkan, terkait perkembangan lebih lanjut, polisi bakal menginformasikannya kepada masyarakat.
    Sumber: Kompas.com (Penulis: Riki Achmad Saepulloh | Editor: Reni Susanti, David Oliver Purba), Antara
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kredit perbankan tumbuh 10,85 persen pada September 2024

    Kredit perbankan tumbuh 10,85 persen pada September 2024

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    OJK: Kredit perbankan tumbuh 10,85 persen pada September 2024
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Jumat, 01 November 2024 – 17:57 WIB

    Elshinta.com – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan kredit perbankan tumbuh sebesar 10,85 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2024 menjadi Rp7.579,25 triliun.

    “Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang tetap terjaga sampai dengan bulan September 2024,” kata Dian dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Oktober 2024 di Jakarta, Jumat (1/11).

    Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 7,04 persen yoy pada September 2024, naik tipis dibandingkan pada Agustus 2024 sebesar 7,01 persen, menjadi sebesar Rp8.720,78 triliun dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar.

    Likuiditas industri perbankan pada September 2024 dinilai sangat memadai dengan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,66 persen dan 25,40 persen, dan masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

    Selanjutnya, Dian menuturkan kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,21 persen, dan NPL net sebesar 0,78 persen.

    Sementara itu, loan at risk (LAR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,11 persen pada September 2024, di mana bulan Agustus 2024 tercatat sebesar 10,17 persen.

    Menurut dia, rasio LAR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi COVID-19, yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.

    Secara umum, tingkat profitabilitas bank atau Return on Assets (ROA) meningkat ke 2,73 persen pada September 2024, lebih tinggi dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar 2,69 persen. Perkembangan tersebut menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.

    “Hal ini juga tercermin dari permodalan (CAR) yang tinggi dan meningkat menjadi 26,85 persen, sementara Agustus yang lalu tercatat ada di kisaran 26,69 persen, dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • LPDB-KUMKM siap dukung kembangkan koperasi produktif

    LPDB-KUMKM siap dukung kembangkan koperasi produktif

    LPDB-KUMKM akan fokus pada pembiayaan koperasi-koperasi yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembangJakarta (ANTARA) – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menyatakan akan mendukung program pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui koperasi.

    Melalui penyaluran dana bergulir, LPDB-KUMKM berkomitmen untuk memperkuat permodalan koperasi, khususnya koperasi produktif.

    Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, menyampaikan bahwa LPDB-KUMKM siap mengalokasikan sebagian besar dana bergulir untuk membiayai koperasi-koperasi yang bergerak di sektor riil seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.

    “Kami melihat potensi besar pada koperasi produktif untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, LPDB-KUMKM akan fokus pada pembiayaan koperasi-koperasi yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Supomo.

    Lebih lanjut, Supomo menjelaskan bahwa LPDB-KUMKM telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan koperasi produktif melalui beberapa pengembangan ekosistem.

    Salah satunya adalah program piloting untuk membangun ekosistem koperasi yang berkelanjutan secara bisnis. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa koperasi yang biayai tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang.

    Menurut Supomo, dengan membangun ekosistem yang kuat, LPDB-KUMKM berharap dapat meningkatkan daya saing koperasi produktif sehingga mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

    Selain itu, pembiayaan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM diharapkan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

    Sementara itu, untuk koperasi simpan pinjam, LPDB-KUMKM juga telah memberikan perhatian terutama pasca pandemi Covid-19 lalu ketika koperasi simpan pinjam membutuhkan likuiditas tambahan.

    “Kami juga telah menjalankan pembiayaan kepada koperasi simpan pinjam yang memiliki anggota di sektor produktif, terutama yang belum terlayani oleh perbankan,” jelas Supomo.

    Itu dilakukan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik yang sudah memiliki akses ke perbankan maupun yang belum.

    “Kami ingin memastikan bahwa semua pelaku usaha, termasuk UMKM yang bernaung di bawah koperasi, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang,” tambah Supomo.

    Baca juga: Wamenkop akan perkuat peran LPDB-KUMKM untuk koperasi sektor produksi
    Baca juga: Pemerintahan baru harus tingkatkan kualitas pengelolaan koperasi
    Baca juga: Menkeu harap LPDB-KUMKM jaga eksistensi koperasi demi ekonomi bangsa

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • KPK Tahan Dirut PT Permana Putra Mandiri Ahmad Taufik terkait Korupsi APD Covid-19

    KPK Tahan Dirut PT Permana Putra Mandiri Ahmad Taufik terkait Korupsi APD Covid-19

    GELORA.CO – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri Ahmad Taufik (AT) pada Jumat (1/11/2024).

    Ahmad Taufik adalah salah satu tersangka kasus korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 di Kementerian Kesehatan dengan sumber dana dari Dana Siap Pakai (DSP) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2020.

    “KPK akan melakukan penahanan terhadap Tersangka AT, untuk 20 hari pertama, terhitung sejak tanggal 1-20 November 2024. Penahanan dilakukan di Rutan Cabang Kelas 1 Jakarta Timur, Cabang Rumah Tahanan KPK Gd. ACLC atau C1,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat.

    Ghufron mengatakan, Ahmad Taufik menyusul dua tersangka lainnya yaitu mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Budi Sylvana (BS), dan Satrio Wibowo (SW) selaku Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia.

    Ketiganya ditetapkan tersangka oleh KPK karena membuat kerugian negara sebesar Rp 319 miliar.

    “Atas pengadaan tersebut, Audit BPKP menyatakan telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp 319 miliar (Rp 319.691.374.183,06),” ujarnya.

    Dalam konstruksi perkara, KPK menduga terjadi pelanggaran prosedur pembelian APD Covid-19.

    Di antaranya, pendistribusian APD oleh TNI atas perintah Kepala BNPB pada saat itu, dengan mengambil APD dari PT PPM di Kawasan Berikat, dan langsung mengirimkan ke 10 provinsi dengan tidak dilengkapi dokumentasi, bukti pendukung, dan surat pemesanan.

    Kemudian negosiasi ulang harga APD oleh KPA BNPB Harmensyah dengan Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia Satrio Wibowo (SW) agar diturunkan dari harga USD 60 menjadi USD 50. Penawaran tersebut tidak mengacu pada harga APD (merk yang sama) yang dibeli oleh Kemenkes sebelumnya, yaitu sebesar Rp 370.000.

    Lalu, terjadi backdate untuk menunjuk Budi Sylvana sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pengadaan APD di Kementerian Kesehatan RI pada 28 Maret 2020. Sedangkan Surat Keputusan Penunjukan tersebut dibuat satu hari sebelumnya.

    Kemudian terdapat Surat Pesanan APD dari Kementerian Kesehatan kepada PT. PPM (Permana Putra Mandiri) sejumlah 5 juta set dengan harga satuan USD 48,4, yang ditandatangani oleh BS (Budi Sylvana) selaku PPK, AT (Ahmad Taufik) selaku Dirut PT. PPM (Permana Putra Mandiri) dan SW (Satrio Wibowo) selaku Dirut PT. Energi Kita Indonesia.

    Namun, surat tersebut tidak terdapat spesifikasi pekerjaan, waktu pelaksanaan pekerjaan, pembayaran, serta hak dan kewajiban para pihak secara terperinci.

    Selain itu, Surat Pemesanan tersebut ditujukan kepada PT PPM, tetapi PT EKI (Energi Kita Indonesia) turut menandatangani Surat tersebut.

    Ahmad Taufik disangkakan telah melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

  • Tak Hanya Mark Up, KPK Duga Ada Monopoli di Kasus APD Covid-19

    Tak Hanya Mark Up, KPK Duga Ada Monopoli di Kasus APD Covid-19

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap adanya dugaan monopoli yang dilakukan oleh sejumlah perusaahaans swasta pada pengadaan APD Covid-19, yang kini disebut merugikan keuangan negara Rp319 miliar. 

    Hal itu diungkap oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada konferensi pers penahanan tersangka kasus APD, Jumat (1/11/2024). Tersangka dimaksud yakni Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik.

    Dua tersangka lain yakni Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo serta mantan pejabat pembuat komitmen (PPK) di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana telah ditahan awal Oktober 2024 lalu. 

    Ghufron menjelaskan bahwa dalam pengadaan APD saat pagebluk 2020 lalu, perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai produsen maupun distributor hazmat diduga melakukan praktik monopoli. Beberapa perusahaan di antaranya adalah PT PPM milik Ahmad Taufik, PT EKI milik Satrio, serta PT Yoon Shin Jaya (YS) milik Shin Dong Keun yang mewakili para produsen APD. 

    “Kerja Sama antara PT PPM, PT EKI, PT YS dan para produsen APD merupakan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Hal tersebut berlawanan dengan Pasal 4 Undang-undang No.5/1999 di mana pengusaha dilarang secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan pemasaran sehingga terbentuk monopoli,” jelasnya pada konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (1/11/2024). 

    Selain monopoli, terdapat sejumlah perbuatan melawan hukum lain yang diduga dilakukan perusahaan-perusahaan itu. PT EKI dan PT YS disebut tidak memiliki Izin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK) kendati terlibat dalam mata rantai pengadaan APD. 

    Kemudian, PT EKI dan PT PPM disebut tidak menyiapkan dan menyerahkan bukti pendukung kewajaran harga kepada PPK sehingga melanggar prinsip pengadaan barang/jasa pemerintah dalam penanganan keadaan darurat. 

    “PT EKI ditetapkan sebagai penyedia APD, padahal tidak mempunyai pengalaman untuk mengadakan APD sebelumnya,” lanjut Ghufron. 

    DUGAAN MARK UP

    Pada konferensi pers sebelumnya, Oktober 2024 lalu, Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan asal usul kerugian keuangan negara sebesar Rp319 miliar yang dihasilkan dari audit bersama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    Awalnya, anggaran pengadaan APD oleh pemerintah bersumber dari Dana Siap Pakai (DSP) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam proses pengadaan, penyidik KPK mengendus dugaan penggelembungan harga atau mark-up.

    Asep menduga kerugian negara Rp319 miliar itu seharusnya tidak terjadi apabila APD langsung dipasok dari PT PPM ke Kemenkes, tanpa harus ada pelibatan PT EKI. 

    “Jadi secara garis besar bahwa ada penambahan harga, ada mark up harga antara PT PPM dengan Kemenkes, di tengahnya ada PT EKI. Jadi, seharusnya kalau misalkan langsung ke PT PPM itu harganya lebih rendah. Sehingga di situ ada kenaikan harga, peningkatan harga, mark-up lah,” ujar Jenderal Polisi bintang satu itu. 

    Asep menjelaskan bahwa kasus dugaan korupsi itu bermula ketika pemerintah berupaya untuk memenuhi kebutuhan APD saat awal pandemi Covid-19 sekitar empat tahun lalu. Pengadaan dilakukan dengan turut melibatkan aparat seperti TNI dan Polri. Bahkan, APD itu langsung diambil oleh TNI dari Kawasan Berikat berdasarkan instruksi Kepala BNBP yang saat itu dipimpin Letjen TNI Doni Monardo.

    APD lalu diambil aparat pada 21 Maret 2020 untuk disebar ke 10 provinsi. Namun, pengambilan dilakukan tanpa kelengkapan dokumentasi, bukti pendukung, serta surat pemesananan.

    Menurut Asep, inti permasalahan dalam kasus tersebut adalah perbedaan harga yang cukup lebar. Awalnya, APD untuk Kemenkes hanya dipasok langsung oleh PT PPM. 

    Perusahaan milik Ahmad Taufik itu merupakan perusahaan yang ditunjuk sebagai distributor utama oleh para produsen APD. Salah satunya yakni oleh Direktur Utama PT Yoon Shin Jaya Shin Dong Keun. Pada saat itu, Kemenkes membeli 10.000 set APD dari PT PPM dengan harga hanya Rp379.500 per set. 

    Namun, setelahnya Shin Dong Keun turut menandatangani kontrak kesepakatan dengan Direktur Utama PT EKI Satrio Wibowo untuk menjadi authorized seller. Kontraknya yakni sebanyak 500.000 set APD dengan harga dinamis atau tergantung nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat pemesanan. 

    PT PPM dan PT EKI lalu memutuskan untuk menandatangani kontrak kerja sama distribusi. PT PPM mendapatkan margin keuntungan 18,5%.

    Adapun penawaran harga APD melonjak dari Rp379.500 per set menjadi US$60 atau hampir mendekati Rp1 juta per set. Kemudian, Sestama BNPB saat itu, Harmensyah, selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) DSP BNPB melakukan negosiasi harga dengan Satrio agar harga APD diturunkan menjadi US$50 (sekitar Rp700.000) per set. 

    Harga itu pun tetap hampir dua kali lipat yang dibayar oleh Kemenkes ke PT PPM awalnya yakni Rp379.500 per set. “Jadi ini sangat jauh perbedaan harganya antara yang dibeli oleh Kemenkes kemenkes sebesar Rp370.000 per set, dengan yang diadakan oleh KPA. Itu saudara HM [Harmensyah] dengan saudara SW [Satrio],” jelas Asep.

    Di sisi lain, PT PPM juga akan menagih 170.000 set APD gelombang pertama yang telah didistribusikan oleh TNI sebelumnya dengan harga sekitar Rp700.000 per set. 

    Tidak hanya itu, Satrio juga diduga menghubungi Kepala BNPB Doni Monardo untuk segera menyelesaikan pembayaran 170.000 set APD yang diambil TNI. Dia juga meminta agar diberikan SPK dari BNPB agar sesuai dengan pengamanan raw material dari Korea Selatan. 

    Pada 25 Maret 2020, PT EKI dan perusahaan Shin Dong Keun merealisasikan kontrak mereka dengan pemesanan 500.000 set APD. Pemesanan dilakukan dengan menyerahkan giro Rp113 miliar bertanggal 30 Maret 2020. 

    Akan tetapi, pemesanan menggunakan dokumen kepabeanan PT PPM karena PT EKI tidak memiliki izin penyaluran alat kesehatan, gudang serta bukan perusahaan kena pajak (PKP). 

    KPK mencatat, ada dua kali pembayaran dari negara kepada PT PPM. Pertama, Rp10 miliar ketika belum ada kontrak atau surat pesanan. Kedua, Rp109 miliar yang diserahkan oleh Pusat Krisis Kesehatan. 

    Setelah itu, pada 28 Maret 2020, Budi Sylvana ditunjuk sebagai PPK dari Kemenkes menggantikan Eri Gunawan menggunakan surat bertanggal backdate sehari. Pada kesempatan yang sama, surat pesanan APD dari Kemenkes diterbitkan untuk sebanyak 5 juta set dengan harga US$48,4 per set.

    Surat itu diteken oleh Budi, Taufik dan Satrio. Namun, KPK menyebut surat itu tidak mencantumkan spesifikasi pekerjaan, waktu pelaksanaan, pembayaran, serta hak dan kewajiban para pihak. Tidak hanya itu, surat yang hanya ditujukan kepada PT PPM juga ikut ditandatangani oleh PT EKI. 

    Adapun Kemenkes mencatat telah menerima 3.140.200 set APD PT PPM dari total 5.000.000 set yang dipesan sampai dengan 18 Mei 2020. Dari waktu pemesanan sampai dengan saat itu, telah dilakukan negosiasi antara Kemenkes dengan PT PPM untuk menurunkan harga.

    Kedua pihak menyepakati negosiasi yakni 503.500 set APD yang dikirim dari periode 27 Apil sampai dengan 7 Mei 2020 dihargai sebesar Rp366.850 per set. Setelahnya, satu set APD akan dihargai Rp294.000. 

    Asep menuturkan, hasil audit final yang dilakukan BPKP menunjukkan adanya kerugian negara yang timbul akibat pengadaan APD itu senilai Rp319 miliar. Dia memastikan penyidik bakal menelusuri lebih jauh ke mana saja aliran uang tersebut. 

    “Atas pengadaan tersebut, audit BPKP menyatakan telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp319 miliar,” terang Asep. 

  • Menjawab Tudingan ‘Persaingan Bisnis’ di Balik Isu Bahaya BPA

    Menjawab Tudingan ‘Persaingan Bisnis’ di Balik Isu Bahaya BPA

    Jakarta

    Edukasi tentang bahaya Bisphenol A (BPA) kerap dibenturkan dengan isu persaingan bisnis. Seolah, kebijakan yang mengatur penggunaan BPA dalam kemasan plastik hanya menguntungkan produsen tertentu yang tidak menggunakan bahan tersebut.

    Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Ulul Albab, SpOG mengingatkan semua pihak untuk fokus pada upaya melindungi masyarakat dari dampak kesehatan. Bagaimanapun, riset-riset yang membuktikan risiko paparan BPA bagi kesehatan sudah banyak dipublikasikan di jurnal ilmiah.

    Soal isu persaingan bisnis, dr Ulul menilainya sebagai hal yang wajar. Pemahaman baru yang dianggap mengganggu kestabilan, biasanya memang akan berhadapan dengan upaya-upaya pembelokan seperti itu.

    “Dulu ketika COVID, ketika belum tahu banyak yang meninggal, maka isu COVID itu dibelokkan dengan isu yang macam-macam,” kata dr Ulul mencontohkan.

    Faktanya, pemeriksaan BPOM pada fasilitas produksi air minum berkemasan polikarbonat periode 2021-2022 menunjukkan, kadar BPA yang bermigrasi pada air minum lebih dari 0,6 ppm (standar BPOM) meningkat berturut-turut hingga 4,58 persen. Begitu pula dengan hasil pengujian migrasi BPA di ambang 0,05-0,6 ppm, meningkat berturut-turut hingga 41,56 persen.

    Sementara itu di negara maju, European Food Safety Authority (EFSA) makin memperkecil batas aman paparan BPA pada manusia. Jika pada 2015 badan ini telah menetapkan Tolerable Daily Intake (TDI) sebesar 4 mikrogram/kg berat badan/hari, pada April 2023 batas tersebut diturunkan lagi menjadi 0,2 nanogram/kg berat badan/hari atau sekitar 20 ribu kali lebih rendah.

    Peserta detikcom Leaders Forum membahas kontroversi BPA. Foto: Rifkianto Nugroho/detikHealth

    Di sisi lain, perilaku pengguna galon air guna ulang sulit untuk dikontrol sehingga dapat meningkatkan risiko lepasnya partikel BPA. Temuan Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) menyebut, banyak warga masih menggunakan galon berusia 10-15 tahun hingga warnanya kekuningan.

    Menurut dr Ulul, penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman dipermasalahkan bukan hanya di Indonesia. Banyak negara lain juga mempermasalahkan risikonya bagi kesehatan sehingga perlu diatur.

    “Posisi IDI sebagai lembaga profesi untuk para dokter adalah kita menyampaikan bahwa hal yang sebenar-benarnya. Apakah itu diterima atau tidak? Itu adalah nomor dua, tapi yang pasti kita harus berani menyampaikan bahwa ini adalah masalah lho, terkait yang dialami oleh masyarakat dan harus kita suarakan,” jelasnya.

    Sementara itu, pakar polimer Universitas Indonesia Prof Dr Mochamad Chalid, SSi, MScEng menjelaskan, BPA dalam industri plastik digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan plastik jenis polikarbonat (PC). Menurutnya, penggunaan yang tidak terkontrol berisiko menyebabkan leaching atau luruhnya partikel BPA.

    “Ibaratnya, polimer seperti untaian kalung. Satu mata rantai dari kalung tersebut di antaranya adalah BPA. Pada saat digunakan, akan sangat mungkin tali tersebut ada yang copot, sehingga menimbulkan permasalahan,” jelas Prof Chalid dalam diskusi detikcom Leaders Forum di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).

    Prof Chalid mengingatkan, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya leaching atau peluruhan BPA dalam kemasan polikarbonat ke dalam air minum di dalamnya. Misalnya seperti paparan cahaya matahari dalam proses distribusi, suhu tinggi, hingga proses pencucian.

    “Bisa jadi karena faktor penggunaannya, faktor transportasi dari sistem produksi sampai kepada masyarakat, kepada retail, kemudian konsumen, kemudian konsumen itu dipakai lagi, kemudian digunakan ulang, setelahnya dibersihkan lagi, dan seterusnya,” kata Prof Chalid.

    Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Ulul Albab, SpOG, mengatakan dampak klinis paparan BPA sudah dibuktikan dalam banyak jurnal ilmiah. Salah satunya terkait fertilitas atau kesuburan, karena sifat BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon.

    (avk/up)

  • Inovasi Mahasiswi Terinspirasi Ashraf Mantan Suami BCL Dipuji Samsung

    Inovasi Mahasiswi Terinspirasi Ashraf Mantan Suami BCL Dipuji Samsung

    Jakarta

    Ashraf Sinclair, mantan suami penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL), meninggal dunia pada 18 Februari 2020 akibat serangan jantung. Momen sedih ini rupanya jadi inspirasi tiga mahasiswi Universitas Brawijaya bikin inovasi yang diganjar penghargaan Samsung Solve for Tomorrow 2024.

    Tiga mahasiswi tersebut adalah Safina Amelia Khansa, Nisrina Nur Syarafina dan Nurul Khorin Ilmi. Mereka tergabung dalam tim Solyd Ias yang membuat Portable Kit D-Dimer Level Detector untuk membantu penderita kardiovaskular dengan risiko sudden cardiac death.

    “Kami terinspirasi dari Ashraf yang meninggal tiba-tiba padahal beliau aktif berolahraga. Hal yang kami tahu adalah beliau meninggal karena sudden cardiac death (SCD) atau kematian jantung mendadak, jadi saat tidur beliau meninggal. Ini menjadi awal kami bersimpati dan coba mencari tahu lebih lanjut bahwa ditemukan penyakit sudden cardiac death dapat deteksi melalui kadar D-dimer,” jelas Safina.

    Namun untuk mendeteksi kada D-dimer musti dilakukan di rumah sakit. Tantangannya proses deteksi memakan waktu lama dan sampelnya menggunakan darah.

    Berangkat dari persoalan tersebut, tim Solyd Ias coba bikin solusi yang lebih mudah dan praktis. Mereka coba melakukan pendeteksian menggunakan air liur dan urine.

    “Jadi bisa dilakukan oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun tanpa bantuan tenaga medis,” ungkap Safina.

    Proses pengembangan Portable Kit D-dimer Level Detector dilakukan sejak 2020 silam. Banyak tantangan yang dihadapi selama pengembangannya, terutama pandemi COVID-19.

    “Kami kesulitan mengumpulkan data air liur dan urine dari rumah sakit yang berasal dari pasien cardiovascular,” kata Safina.

    Solyd Ias mengaku sudah mengumpulkan 11.000 sample. Mereka mengklaim akurasinya mendapai 94,7%.

    Solyd Ias bikin aplikasi D-Apps Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Saat ini Safina, Nisrina dan Nurul tengah menyiapkan aplikasi bernama D-Apps. Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah pendeteksian.

    “Jadi inovasi kami ini praktis, murah, mudah serta fleksibel dilakukan oleh siapa saja. Setelah pengguna mendapatkan hasil dair kit, kemudian diarahkan memfoto hasil uji menggunakan aplikasi D-Apps untuk dianalisis kadar D-dimer yang dimiliki pengguna sehingga memunculkan hasil kadarnya,” jelas Nurul.

    Setelah memenangi Samsung Solve for Tomorrow 2024. Solyd Ias tak puas diri. Mereka punya keinginan untuk memproduksi massal inovasi Portable Kit D-Dimer Level Detector sehingga bisa dijangkau banyak orang

    “Misi kami mereka nun jauh di sana yang jauh dari fasilitas kesehatan bisa mendapat merasakan pemeriksaan dini D-dimer untuk mencegah penyakit cardiovascular. Nantinya bisa dibeli di apotek dalam bentuk test pack, namun butuh waktu (untuk mewujudkan) karena perlu dikembangkan lagi karena mengingat ini berhubungan dengan sampel banyak orang,” pungkas Safina.

    Samsung Solve for Tomorrow Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Dijumpai di kesempatan yang sama, Banu Pribadi, Head of MX B2B Innovation Lab, Samsung R&D Institute Indonesia mengatakan ribuan pelajar dan mahasiswa telah mengikuti Samsung Solve for Tomorrow 2024. Banyak inovasi yang luar biasa karena mengembangkan model mereka sendiri yang dipadukan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    “Peserta tahun ini di atas ekpekstasi kami,” ungkap Banu.

    Terpilihnya Solyd Ias sebagai pemenang kategori universitas karena mereka coba membuat solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat. Ini selaras dengan misi Samsung.

    “Mereka melihat permasalahan, lalu menggabungkan teknologi dan juga pengembangan kit beserta softwarenya. Inovasi mereka selangkah lebih maju dari lainnya, mereka juga menguasai data sampai 11.000 data, bisa jadi belum dilatih oleh model AI yang lain,” kata Banu.

    (afr/afr)

  • Resesi Seks Makan Korban Baru: Jerman

    Resesi Seks Makan Korban Baru: Jerman

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena resesi seks melanda Jerman. Ekonomi terbesar di Eropa tersebut baru-baru ini merilis penurunan angka kelahiran secara besar-besaran dalam rentang waktu di bawah 10 tahun.

    Mengutip Newsweek, Kantor Statistik Federal Jerman merilis bahwa pada awalnya, antara tahun 2011 dan 2016, angka fertilitas di seluruh Jerman meningkat dari 1,38 menjadi 1,59 anak per wanita. Hal ini dipengaruhi hasil dari kondisi kerangka kerja yang lebih baik bagi keluarga dengan anak-anak dan imigran.

    Namun pada 2022, angka fertilitas turun 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan turun lagi 7% pada tahun 2023 menjadi hanya 1,35 anak per wanita.

    Data sementara untuk kuartal pertama tahun 2024 menunjukkan kelanjutan tren ini. Sejumlah faktor, utamanya yang memukul ekonomi Negeri Rhein itu, menjadi alasan penurunan ini terus terjadi.

    “Krisis virus corona, pecahnya perang di Ukraina, dan penurunan pendapatan riil akibat inflasi yang tinggi jelas telah mendorong banyak keluarga muda untuk menunda memiliki anak untuk sementara waktu,” kata Joachim Ragnitz dari cabang Dresden dari Institut Ifo, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 23 Oktober.

    “Perilaku melahirkan, yang dinyatakan dengan angka kelahiran, telah berubah secara besar-besaran dalam tiga tahun terakhir. Saat ini hanya 1,35 anak per wanita, dibandingkan dengan 1,58 anak per wanita pada tahun 2021.”

    Ifo mengatakan bagian penting lainnya dari teka-teki tersebut adalah semakin sedikitnya jumlah wanita berusia antara 27 dan 36 tahun di Jerman Timur. Diketahui, kelompok usia ini merupakan yang terbanyak menjadi ibu baru di wilayah tersebut.

    “Secara keseluruhan, hampir 80.000 anak lebih sedikit yang lahir pada tahun 2022 dan 2023 daripada yang diperkirakan,” ungkap Ragnitz.

    Secara total, negara tersebut mencatat 692.989 kelahiran pada tahun 2023, dengan rata-rata usia ibu 30,3 tahun saat melahirkan anak pertama mereka. Sementara itu, pada tahun 2022, persentase wanita yang memilih untuk tidak memiliki anak mencapai 20%. Angka ini tetap stabil di Jerman sejak tahun 2012.

    Sejauh ini, Ragnitz menyebutkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perubahan angka kelahiran baru-baru ini bersifat sementara atau permanen.

    “Politisi sebaiknya memantau perkembangan ini lebih cermat, juga untuk menghindari kemungkinan keputusan yang salah saat memperluas tempat penitipan anak dan sekolah,” tambahnya.

    (luc/luc)

  • Terjadi 27 kekerasan gender berbasis daring libatkan anak di Jakarta

    Terjadi 27 kekerasan gender berbasis daring libatkan anak di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyebutkan 27 kasus kekerasan gender berbasis dalam jaringan (online) terjadi di Jakarta yang melibatkan anak-anak selama tahun 2024.

    “Pada tahun 2024, misalnya, itu tercatat 27 kasus kekerasan berbasis gender online yang melibatkan anak-anak,” kata Teguh dalam kegiatan bertajuk “Dukungan Psikologi Sosial, Cerdas Berinternet bagi Anak dan Remaja” di SMAN 96 Jakarta, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat.

    Jumlah tersebut, kata Teguh, tentunya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kasus faktual. “Hal ini menekankan betapa penting kita bersama memastikan pemenuhan hak anak dan juga perlindungan khusus anak (PKA),” katanya.

    Karena itu, kata Teguh, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk menyediakan ruang pemenuhan hak serta perlindungan anak.

    Selain itu, pihaknya juga terus berupaya mengembangkan ruang terbuka, terpadu serta ramah untuk perempuan dan anak-anak.

    “Sekarang kurang lebih sudah ada sekitar 300 ruang tersebut. Dan akan kami terus sempurnakan, kita tingkatkan dan juga perluas di berbagai wilayah yang memungkinkan memang nanti anak-anak bisa bertumbuh kembang dengan sebaik-baiknya,” kata Teguh.

    Menurut Teguh, tantangan internet adalah sebuah keniscayaan yang harus siap dihadapi, terutama oleh anak-anak.

    Kewaspadaan serta antisipasi itu, kata Teguh, mesti dilakukan kendatipun internet, melalui pandemi, juga terbukti membawa manfaat yang cukup besar.

    “Kita sama-sama tahu pandemi COVID-19 di satu sisi adalah musibah yang sungguh luar biasa, tapi di sisi yang lain ada berkah tersembunyi, yaitu pelompatan yang begitu luar biasa dan di sinilah kita sekali lagi harus bijak dalam menghadapi tantangan-tantangan yang sifatnya digital,” tutur Teguh.

    Teguh menekankan perlunya pembekalan seperti literasi digital untuk menghindari risiko internet di masa depan.

    Karena itu, pihaknya juga melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Posyandu. Diharapkan pula agar orang tua melek digital sehingga bisa melakukan pembinaan kepada anak-anaknya, bersama-sama guru dan jajaran pemerintah.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024