Kasus: covid-19

  • Mengenal Gig Economy: Sistem Kerja Fleksibel yang Populer di Era Digital – Page 3

    Mengenal Gig Economy: Sistem Kerja Fleksibel yang Populer di Era Digital – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Gig Economy menjadi sorotan sebagai alternatif sistem kerja di era modern. Dalam model ini, pekerja lepas atau freelancer menyelesaikan proyek-proyek tertentu tanpa terikat kontrak kerja jangka panjang. Dengan kemajuan teknologi, sistem kerja ini terus tumbuh dan membawa perubahan signifikan pada pasar kerja tradisional.

    Gig Economy memungkinkan individu untuk bekerja secara fleksibel, baik dari segi waktu maupun lokasi. Dengan bantuan platform digital seperti Upwork, Fiverr, dan Sribulancer, pekerja dapat menawarkan jasa mereka kepada klien di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 juga turut mempercepat adopsi sistem ini, ketika banyak perusahaan mulai mengandalkan tenaga kerja fleksibel untuk menekan biaya operasional.

    Gig Economy membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki keterampilan tertentu untuk bersaing di pasar global. “Jadi pekerja bisa memilih bekerja dari manapun, tidak terikat akan kontrak tempat mereka bekerja. Kita sudah melihat tren ini masuk seiring dengan tren bekerja WFA. Banyak yang resign dari pekerjaan utama untuk bekerja sebagai pekerja gig atau freelance,” kata Pengamat Ekonomi Celios Nailul Huda kepada Liputan6.com, Rabu (8/1/2025).

    Belum lama ini, fenomena gig economy atau ekonomi serabutan sempat disinggung oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menilai, tren ekonomi serabutan berpotensi membuat perusahaan lebih memilih pekerja dengan kontrak jangka pendek, seperti freelancer, demi mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi.

    Namun di sisi lain ekonomi serabutan juga bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan begitu, kesempatan kerja menjadi semakin sempit dan berkurang.

    “Hati-hati dengan ini, ekonomi serabutan, ekonomi paruh waktu. Kalau tidak dikelola dengan baik, ini akan menjadi tren. Perusahaan lebih memilih pekerja independen, perusahaan lebih memilih pekerja yang freelancer,” kata Jokowi, dikutip dari tayangan langsung YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta.

     

  • Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 

    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.

    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.

    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 
     
    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
     
    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.
    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.
     
    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Pemerintah India Konfirmasi Ada Temuan Tujuh Kasus HMPV – Halaman all

    Pemerintah India Konfirmasi Ada Temuan Tujuh Kasus HMPV – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pejabat India telah mengonfirmasi kasus pertama human metapneumovirus atau yang sering disebut HMPV. 

    Dilansir CBS News, telah ada tujuh orang dikatakan tertular virus tersebut hingga Selasa (7/1/2025) menurut Dewan Penelitian Medis India.

    Dua kasus infeksi HMPV dilaporkan di kota Nagpur, India bagian tengah, pada hari Selasa.

    Sementara dua kasus dilaporkan di kota Bengaluru, dan masing-masing satu di Ahmedabad, Chennai, dan Salem pada hari Senin. 

    Kasus tersebut mencakup seorang anak perempuan berusia tiga bulan yang dinyatakan positif terinfeksi HMPV pada hari Senin. 

    Kasus lainnya melibatkan seorang anak laki-laki berusia delapan bulan yang dinyatakan positif terinfeksi HMPV dan virus pernapasan syncytial, atau RSV.

    HMPV dapat menyebabkan penyakit pernapasan atas dan bawah pada orang-orang dari segala usia. 

    Anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah yang paling berisiko terkena penyakit serius akibat virus tersebut. 

    Menurut CDC, gejala yang umumnya dikaitkan dengan HMPV meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.

    Keberadaan virus ini memang sedang menarik perhatian dunia. 

    Terlebih, infeksi HMPV dilaporkan melonjak di Tiongkok, China. 

    Walau begitu,Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Children’s Medical Center Plano di Texas, Dr. Carla Garcia Carreno, mengatakan tidak ada kekhawatiran atas potensi pandemi baru.

    “Virus ini sudah beredar cukup lama, jadi masyarakat sudah punya kekebalan,” ujarnya dilansir, Rabu (8/1/2025).

    Ia menambahkan bahwa virus ini cukup stabil, tidak seperti virus Covid-19 yang sering bermutasi, sehingga lebih sulit dilawan.

    Pemerintah federal India meminta negara bagian pada hari Senin untuk meningkatkan pengawasan terhadap penyakit pernapasan dan menyebarkan kesadaran tentang cara mencegah penularan HMPV. 

    Langkah-langkah pencegahan meliputi menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, sering mencuci tangan, dan mengenakan masker di tempat-tempat ramai.

    “Para pakar kesehatan telah mengklarifikasi bahwa HMPV bukanlah virus baru; virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 dan telah beredar di seluruh dunia selama bertahun-tahun,” kata Menteri Kesehatan India JP Nadda. 

    “Sistem kesehatan dan jaringan pengawasan negara ini waspada dan tidak ada alasan untuk khawatir,” imbuhnya. 

    Nadda mengatakan orang-orang yang terinfeksi di India tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini dan bahwa pemerintah “memantau dengan cermat situasi di China dan negara-negara tetangga.”

    Kementerian Kesehatan setempat juga menyatakan bahwa infeksi HMPV, tidak perlu dikhawatirkan.

    Karena tidak ada lonjakan penyakit pernapasan yang tidak biasa yang terdeteksi di negara tersebut, dan disebutkan bahwa India telah siap menghadapi lonjakan apa pun jika terjadi.

    “Infeksi virus biasanya merupakan kondisi ringan dan dapat sembuh sendiri dan sebagian besar kasus pulih dengan sendirinya,”tutupnya. 

     

     

  • Tengah Merebak dan Jadi Sorotan, Apakah Sudah Ada Kasus HMPV di Jateng? Ini Imbauan Dinkes

    Tengah Merebak dan Jadi Sorotan, Apakah Sudah Ada Kasus HMPV di Jateng? Ini Imbauan Dinkes

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Human Metapneumovirus atau HMPV jadi topik hangat di tanah air, tak terkecuali di Provinsi Jateng.

    HMPV tersebut merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

    Bagi yang terpapar akan merasakan gejala mirip influenza, seperti batuk, demam, sakit tenggorokan hingga sesak nafas.

    Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, HMPV tengah merebak di Tiongkok. 

    Ia juga mengatakan, penyebaran HMPV sangat cepat seperti influenza dan Covid-19.

    Bahkan Yunita menerangkan, hingga detik ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV atau obat khusus HMPV.

    “HMPV menular melalui droplet dan kontak erat dengan penderita, HMPV dapat menyerang siapapun,” terangnya, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, kata Yunita, seseorang yang terjangkit HMPV adalah orang yang berdaya tahan tubuh lemah.

    Ia juga memberikan contoh, seperti, anak di bawah 5 tahun hingga lansia di atas 65 tahun.

    Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit seperti diabetes, asma, kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV, diterangkan Yunita patut mewaspadai HMPV. 

    Pasalnya jika tidak ditangani secara benar, gejala HMPV akan semakin parah, hingga mengarah ke bronkitis atau pneumonia. 

    “Namun HMPV bukan penyakit mematikan, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan pola hidup bersih,” paparnya.

    Yunita juga mengimbau meski bukan penyakit mematikan namun masyarakat wajib waspada. 

    Dikatakannya seperti saat Pandemi Covid-19, untuk menghindari HMPV dianjurkan selalu cuci tangan sebelum makan, makan bergizi seimbang, protein sayuran dan buah. 

    Jika mengalami gejala, masyarakat diminta menggunakan masker dan berobat ke klinik atau dokter.

    “Saat tubuh merasa tidak sehat, demam, atau pilek bisa mengkonsumsi obat sesuai gejala,” terangnya.

    Ditambahkannya, di Jateng belum ada temuan kasus HMPV yang mewabah di Tiongkok. 

    Ia berujar, pelarangan atau kedatangan dari luar negeri hingga kini juga belum diberlakukan.

    Namun demikian, sinergi terus dijalin dengan kantor kesehatan pelabuhan atau KKP, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

    “Kalaupun ada yang dari atau mau ke Tiongkok, kami sarankan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mengkonsumsi vitamin,” imbuhnya. (*)

  • Belum Ada Vaksin Khusus HMPV, Yunita: Bukan Penyakit Mematikan

    Belum Ada Vaksin Khusus HMPV, Yunita: Bukan Penyakit Mematikan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Human Metapneumovirus atau HMPV jadi topik hangat di tanah air, tak terkecuali di Provinsi Jateng.

    HMPV tersebut merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

    Bagi yang terpapar akan merasakan gejala mirip influenza, seperti batuk, demam, sakit tenggorokan hingga sesak nafas.

    Menurut Kepala Dinkes Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, HMPV tengah merebak di Tiongkok. 

    Ia juga mengatakan, penyebaran HMPV sangat cepat seperti influenza dan Covid-19.

    Bahkan Yunita menerangkan, hingga detik ini belum ada vaksin khusus untuk HMPV atau obat khusus HMPV.

    “HMPV menular melalui droplet dan kontak erat dengan penderita, HMPV dapat menyerang siapapun,” terangnya, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, kata Yunita, seseorang yang terjangkit HMPV adalah orang yang berdaya tahan tubuh lemah.

    Ia juga memberikan contoh, seperti, anak di bawah 5 tahun hingga lansia di atas 65 tahun.

    Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit seperti diabetes, asma, kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV, diterangkan Yunita patut mewaspadai HMPV. 

    Pasalnya jika tidak ditangani secara benar, gejala HMPV akan semakin parah, hingga mengarah ke bronkitis atau pneumonia. 

    “Namun HMPV bukan penyakit mematikan, jadi masyarakat tidak perlu panik. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan pola hidup bersih,” paparnya.

    Yunita juga mengimbau meski bukan penyakit mematikan namun masyarakat wajib waspada. 

    Dikatakannya seperti saat Pandemi Covid-19, untuk menghindari HMPV dianjurkan selalu cuci tangan sebelum makan, makan bergizi seimbang, protein sayuran dan buah. 

    Jika mengalami gejala, masyarakat diminta menggunakan masker dan berobat ke klinik atau dokter.

    “Saat tubuh merasa tidak sehat, demam, atau pilek bisa mengkonsumsi obat sesuai gejala,” terangnya.

    Ditambahkannya, di Jateng belum ada temuan kasus HMPV yang mewabah di Tiongkok. 

    Ia berujar, pelarangan atau kedatangan dari luar negeri hingga kini juga belum diberlakukan.

    Namun demikian, sinergi terus dijalin dengan kantor kesehatan pelabuhan atau KKP, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

    “Kalaupun ada yang dari atau mau ke Tiongkok, kami sarankan menggunakan masker dan menjauhi kerumunan serta mengkonsumsi vitamin,” imbuhnya.

  • Membangun Ketahanan UMKM

    Membangun Ketahanan UMKM

    Jakarta

    Komitmen pemerintah baru dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) makin terlihat nyata. Setelah mengesahkan regulasi pemutihan tagihan kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) UMKM, pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi 2025 melalui konferensi pers pada 16 Desember 2024 silam.

    Dalam paket kebijakan tersebut, pemerintah menyiapkan dua insentif untuk mendorong performa UMKM. Pertama, perpanjangan masa berlaku tarif Pajak Penghasilan (PPh) final 0,5% hingga akhir 2025. Kedua, pembebasan PPh untuk UMKM dengan omzet di bawah Rp 500 juta per tahun. Kedua insentif ini dinilai tetap vital bagi UMKM yang masih merasakan ‘efek luka memar’ (scarring effect) dari pagebluk COVID-19.

    Pemerintah juga merancang stimulus untuk memproteksi daya beli rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah. Tren penurunan kesejahteraan masyarakat melatarbelakangi introduksi program insentif ini. Dalam lima tahun terakhir (2019–2024), jumlah penduduk miskin dan rentan miskin naik 15,12 juta orang, sementara 9,48 juta penduduk kelas menengah turun kasta.

    Proporsi pengeluaran tertinggi dari tiga kelompok masyarakat tersebut adalah untuk makanan (42%–64%), perumahan (22%–29%), dan kendaraan (3%–6%). Dengan begitu, alokasi subsidi disalurkan pada tiga jenis pengeluaran ini. Misalnya, untuk mendukung rumah tangga berpenghasilan rendah, pemerintah menyiapkan bantuan pangan 10 kilogram per bulan dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) barang kebutuhan pokok seperti minyak goreng, tepung, dan gula rafinasi. Produk properti dan otomotif tertentu juga diberikan insentif PPN untuk menyokong warga kelas menengah.

    Paket kebijakan stimulus ini bisa dibilang tepat sasaran lantaran tertuju pada segmen penting perekonomian. UMKM menyumbang 61% output nasional dan menyerap 97% tenaga kerja, sementara belanja konsumsi kaum medioker dan akar rumput mencakup 81,49% total konsumsi rumah tangga. Artinya, relaksasi perpajakan dan bantuan sosial yang dirancang berpotensi mendongkrak penawaran dan permintaan agregat. Walhasil, titik ekuilibrium baru yang lebih baik di pasar domestik dapat tercipta.


    Pemanfaatan Insentif

    Sampai di sini, bauran kebijakan yang baru saja dirilis berperan sebagai kompensasi atas kenaikan tarif PPN 12%. Perusahaan dan konsumen dapat lebih optimis menghadapi tantangan ekonomi ke depan. Optimisme ini menjadi modal awal bagi mereka untuk mengakselerasi pemulihan pasca melewati masa-masa sulit. Oleh karena itu, UMKM harus menyambut secara proaktif support system yang telah dibangun.

    Nyatanya, pemanfaatan insentif, khususnya tarif PPh final 0,5%, masih kurang optimal. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melaporkan, dari target penyerapan insentif sebesar Rp 1,08 triliun, baru 62,03% atau sekitar Rp 670 miliar yang terealisasi. Artinya, banyak UMKM yang belum mengikuti program insentif ini. Minimnya kesadaran wajib pajak akan peraturan yang berlaku dan rumitnya birokrasi menjadi penyebab utama permasalahan tersebut. Hal ini patut menjadi perhatian karena literatur menilai insentif pajak sebagai dukungan finansial terbaik pemerintah untuk menjaga aktivitas bisnis UMKM (Deyganto, 2022).

    Di titik ini, fungsi stabilisasi pemerintah sejatinya telah berperan meski perlu sejumlah pembenahan agar pemanfaatan insentif dapat lebih optimal. Langkah berikutnya yang lebih substantif adalah bagaimana agar UMKM tidak lagi rentan dan lebih tahan terhadap guncangan.


    ESG sebagai Inovasi

    Permasalahan yang harus diselesaikan dengan demikian tidak hanya menyangkut aspek finansial, tetapi juga lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau disingkat ESG. Sayangnya, aspek keberlanjutan ini sering luput dari sasaran kebijakan terkait pengembangan UMKM. Artinya, dalam membangun ketahanan bisnis, pelaku UMKM tidak bisa sekadar mengandalkan bantuan pemerintah. Para manajer perlu mentransformasikan manfaat finansial yang diperoleh dari kebijakan insentif ke dalam strategi inovatif mereka.

    Bukti empiris yang dilaporkan Prianto Budi Saptono dan kawan-kawan dalam makalah bertajuk Flourishing MSMEs: The Role of Innovation, Creative Compliance, and Tax Incentives memvalidasi argumen di atas. Dengan menggunakan 360 unit UMKM sebagai sampel, studi ini mengungkapkan bahwa pemanfaatan insentif pajak tak serta merta membuat bisnis bertahan dari pandemi. Berkenaan dengan hal ini, kegiatan inovasi berperan sentral dalam meningkatkan efek positif insentif pajak terhadap ketahanan bisnis UMKM.

    Inovasi yang dimaksud dapat dilakukan salah satunya melalui penerapan prinsip ESG. Bagi kebanyakan UMKM, menjalankan bisnis dengan berlandaskan aspek keberlanjutan ini merupakan hal baru. Ini karena mereka masih menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan konsep ESG ke dalam proses produksi. Tantangan paling mendasar adalah kendala finansial. Dari sini, rentetan masalah turunan muncul.

    Mengadopsi prinsip ESG melibatkan investasi yang tidak murah. Karena keterbatasan dana, pemilik UMKM cenderung menghindari kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan profitabilitas perusahaan. Hal ini menghalangi mereka untuk bertransformasi menuju bisnis yang lebih berkelanjutan.

    Dengan adanya resistensi terhadap perubahan, UMKM merasa tidak perlu merekrut tenaga kerja yang lebih berkualitas. Hal ini mengarah pada masalah internal seperti rendahnya keahlian dalam pengelolaan bisnis. Akibatnya, ketersediaan informasi yang diperlukan untuk mendukung penerapan prinsip ESG secara efektif, seperti data yang terverifikasi terkait profil perusahaan dan rantai pasok, menjadi tidak memadai.

    Padahal, informasi tersebut juga dibutuhkan pemerintah untuk menjangkau dan membantu pelaku UMKM dalam mengimplementasikan prinsip ESG. Dengan begitu, regulasi terkait penerapan ESG yang tidak memberatkan UMKM menjadi sulit untuk diformulasikan. Belum adanya regulasi semacam itu sampai sekarang dengan sendirinya menjadi justifikasi yang valid.


    Mempromosikan Penerapan ESG

    Berangkat dari permasalahan di atas, beberapa upaya perlu dilakukan guna mempromosikan penerapan ESG pada UMKM. Pertama, kebijakan insentif untuk UMKM yang bergulir pada 2025, seperti penghapusan NPL dan perpanjangan insentif pajak, perlu dioptimalkan. Dukungan finansial ini dapat mengurangi beban UMKM dalam berinvestasi pada praktik bisnis berkelanjutan. Oleh karena itu, birokrasi dan persyaratan administratif yang rumit harus dipangkas. Sosialisasi melalui seminar atau kampanye juga mesti digalakkan agar lebih banyak UMKM yang mengetahui dan memanfaatkan program ini.

    Kedua, penerapan ESG harus segera dimulai dengan menyesuaikan kapasitas UMKM. Misalnya, dari aspek lingkungan, UMKM dapat mengurangi limbah dengan menggunakan bahan baku yang tidak menghasilkan banyak sampah, mendaur ulang bahan baku yang digunakan, atau menggunakan teknologi hemat energi. Dari sisi sosial, UMKM dapat melibatkan komunitas sekitar dengan mempekerjakan tenaga kerja lokal dan bekerja sama dengan pemasok dari daerah tersebut. Pada aspek tata kelola, UMKM dapat memperbaiki pengelolaan keuangan dengan mencatat transaksi secara teratur, menetapkan prosedur pembukuan yang rapi, dan mengawasi pengeluaran untuk memastikan transparansi.

    Ketiga, pemerintah perlu melakukan pendataan langsung ke UMKM untuk menyusun kebijakan yang sesuai. Dengan mendata secara mendalam, pemerintah dapat merumuskan regulasi yang tidak memberatkan UMKM. Selain itu, pemerintah perlu mulai mempertimbangkan aturan kewajiban penerapan dan pelaporan ESG secara bertahap, misalnya, berdasarkan tingkatan omzet.

    Keempat, sivitas akademika memiliki peran penting dalam memberikan pelatihan dan pendampingan terkait penerapan ESG di tingkat UMKM melalui program pengabdian masyarakat. Mereka dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya ESG, serta cara praktis mengintegrasikannya ke dalam proses bisnis.

    Poin-poin di atas semestinya dipandang sebagai bagian integral dari upaya peningkatan ketahanan UMKM dalam negeri. Dengan begitu, UMKM tidak sekadar menjadi penyangga ekonomi, tetapi juga bagian dari industri modern dan berkelanjutan.

    Gustofan Mahmud dosen Institut Bisnis dan Komunikasi Swadaya

    (mmu/mmu)

  • Apa itu Virus HMPV? Kenali Gejala dan Penyebarannya

    Apa itu Virus HMPV? Kenali Gejala dan Penyebarannya

    Adanya kasus HMPV menimbulkan kekhawatiran apakah virus HMPV sama seperti Covid-19. Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa virus ini berbeda dengan Covid-19 dan menegaskan bahwa HMPV bukan virus mematikan.

    HMPV biasanya memiliki gejala yang mirip dengan penyakit flu biasa, mulai dari batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, dan disertai sakit tenggorokan.

    Umumnya, gejalanya berlangsung sekitar 2-5 hari dan hilang dengan sendirinya alias sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Namun, beberapa orang bisa mengalami gejala HMPV yang lebih parah dan memburuk. Pada sejumlah kasus, pasien bisa mengalami sesak napas hingga serangan asma dan harus segera ditangani oleh dokter.

    Virus satu ini menyebar dari kontak langsung dengan orang yang telah terjangkit. Penularannya bisa melalui droplet, udara, kontak langsung, atau menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus.

  • Gejala Infeksi Virus HMPV yang Mirip Flu

    Gejala Infeksi Virus HMPV yang Mirip Flu

    Jakarta

    Merebaknya Human metapneumovirus (HMPV) di China membuat ilmuwan dan badan kesehatan di seluruh dunia berupaya agar informasi tentang virus ini dipahami dengan baik oleh masyarakat, sehingga tidak timbul kepanikan.

    Salah satu yang membuat orang khawatir adalah gejala infeksi virus HMPV yang mirip flu biasa dan sering dihubung-hubungkan dengan COVID-19. Berikut adalah gejala HMPV dikutip dari CBS News.

    Chinese Center for Disease Control and Prevention (CCDCP) menyatakan gejala infeksi HMPV yang kerap ditemui antara lain batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Ciri-ciri umum ini mirip dengan flu, sehingga perlu pemeriksaan medis untuk memastikannya.

    BatukHidung tersumbatPilekDemamSakit tenggorokanMualMuntahDiare.

    Infeksi ini biasanya hilang dalam dua hingga lima hari dengan pengobatan simtomatik. Namun, kondisi dapat memburuk dan menyebabkan masalah kesehatan serius dalam beberapa kasus.

    Orang dewasa dengan masalah kesehatan lain atau sistem kekebalan tubuh yang terganggu terkadang dapat mengalami infeksi telinga tengah yang parah.

    Pada kasus yang parah, HMPV dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien mungkin memerlukan dukungan oksigen.

    (rns/afr)

  • Masyarakat diimbau waspada meski belum ditemukan kasus virus HMPV

    Masyarakat diimbau waspada meski belum ditemukan kasus virus HMPV

    Sumber foto: Antara/elshinta.com

    Masyarakat diimbau waspada meski belum ditemukan kasus virus HMPV
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 07 Januari 2025 – 21:47 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Tangerang Banten memastikan hingga kini belum menemukan kasus virus Human metapneumovirus (HMPV), namun masyarakat diimbau tetap waspada dengan menjaga kesehatan tubuh.

    “Untuk virus ini belum ditemukan di Kota Tangerang dan mudah-mudahan tidak ada kasusnya. Masyarakat Kota Tangerang kami imbau menjaga kesehatan dan puskesmas juga sudah kami upayakan untuk bergerak ke masyarakat,” kata Pj Wali Kota Tangerang Nurdin di Tangerang, Selasa.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menambahkan masyarakat Kota Tangerang tetap waspada, tetapi tidak panik berlebihan. Gejala HMPV juga seperti flu yaitu batuk, pilek, hingga demam.

    “HMPV ini sejenis virus RNA untai tunggal berpolaritas negatif. Tetap waspada, tetapi jangan panik karena virus ini bukan virus baru seperti COVID-19. Gejalanya seperti flu pada umumnya seperti batuk, pilek, hingga demam,” kata dia.

    Ia melanjutkan, penularan HMPV melalui kontak langsung dan cairan tubuh. Seperti, percikan air liur atau droplet ketika batuk maupun bersin. Virus ini juga dapat menular melalui tangan atau benda yang terkontaminasi virus tersebut.

    Dini mengimbau agar masyarakat Kota Tangerang tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, menggunakan masker ketika sedang tidak dalam kondisi sehat.

    “Istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga. Jika mengalami gejala hingga tiga hari belum sembuh silakan kunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat,” ujarnya.

    HMPV merupakan virus dengan gejala flu, meliputi batuk, demam, hidung tersumbat. Namun, terkadang kasus HMPV yang parah dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia.

    Pada individu yang rentan dengan kondisi medis yang mendasarinya, infeksi HMPV dapat menyebabkan kematian.

    Berdasarkan data dari sebuah artikel yang diterbitkan di Lancet Global Health pada 2021, satu persen dari kematian terkait infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak-anak di bawah usia lima tahun dapat dikaitkan dengan HMPV.

    Sumber : Antara

  • HMPV Penyakit Apa? Ketahui Gejala dan Cara Penularannya

    HMPV Penyakit Apa? Ketahui Gejala dan Cara Penularannya

    TRIBUNJAKARTA.COM – HMPV penyakit apa? ketahui gejala dan cara penularannya.

    Penyakit infeksi Human Metapneumovirus atau virus HMPV ditemukan di Indonesia.

    Virus ini sebelumnya dikabarkan tengah merebak di China dan jadi perhatian internasional.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut, virus HMPV sudah ditemukan di Indonesia dan melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dihimpun dari keterangan resmi Kemenkes, Senin (6/1/2025). 

    Berbeda dengan Covid-19, HMPV bukanlah jenis varian virus yang baru.

    Di Indonesia, kata Budi virus ini sudah pernah ditemukan sebelumnya.

    “HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” kata dia. 

    Lantas, seperti apa gejala infeksi HMPV?

    Gejala HMPV

    Human Metapneumovirus alias HMPV merupakan virus yang bisa menyebabkan seseorang mengalami infeksi saluran pernafasan.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, virus ini memiliki karakteristik mirip seperti flu dan tidak mematikan.

    Sebagian besar, orang yang terinfeksi HMPV bisa sembuh dengan sendirinya.

    Namun beberapa kelompok rentan tetap perlu waspada terhadap infeksi tersebut.

    Kelompok rentan tersebut meliputi lansia, anak-anak, hingga orang dengan sistem imun yang lemah.

    Adapun gejala umum infeksi virus tersebut meliputi demam, batuk, hidung tersumbat, dan sesak nafas.

    Beberapa sumber menyebut, kasus yang parah gejala ini bisa memicu komplikasi dan berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini bisa ditularkan dengan cepat melalui percikan air liur atau droplet orang yang terinfeksi. 

    Untuk mencegahnya, Menkes Budi Gunadi mengimbau masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

    Pakailah masker saat merasa tidak enak badan, dan seger berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan. 

    Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah menyebaran virus tersebut yakni:

    Rajin cuci tangan dengan sabun dan air
    Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci atau setelah menyentuh benda-benda di luar rumah.
    Mengindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.
    Hindari penggunaan gelas atau alat makan dan minum bersama dengan orang lain.
    Tetap jaga kebersihan
    Tidak bepergian ke luar rumah ketika dalam kondisi sakit.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.