Kasus: covid-19

  • Dipecat Saat Covid-19, Tyas Kini Sukses Raup Rp 7 Juta Per Bulan Lewat Kerajinan Anyaman Plastik

    Dipecat Saat Covid-19, Tyas Kini Sukses Raup Rp 7 Juta Per Bulan Lewat Kerajinan Anyaman Plastik

    Blitar, Beritasatu.com – Tyas Utami Ningsih pernah mengalami nasib buruk setelah dipecat dari pekerjaannya saat pandemi Covid-19. Ia kemudian bangkit dan kini sukses menghasilkan Rp 7 juta per bulan lewat kerajinan tangan tas anyaman plastik.

    Setelah kehilangan pekerjaan beberapa tahun lalu, Tyas putar otak untuk menghasilkan uang agar menutupi kebutuhan hidupnya. Ia pun mulai membuat tas anyaman plastik di rumahnya di Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

    Tyas belajar dari media sosial cara membuat tas anyaman plastik. Setelah jadi, dia coba menawarkan produknya itu ke media sosial. Hasil kerajinan Tyas ternyata diminati orang. 

    Wanita itu akhirnya makin serius menggarap usaha rumahan itu hingga menghasilkan cuan, bahkan merekrut anak buah. 

    Tyas kini telah memiliki lima pekerja untuk memproduksi tas anyaman plastik yang semakin kebanjiran orderan. 

    Ditemui di tempat produksinya, Tyas mengatakan bahwa usaha ini dimulai saat awal pandemi Covid-19. Saat itu, ia diberhentikan dari pekerjaannya. Ia pun kemudian memutar otak agar tetap bisa menghasilkan uang. 

    “Awalnya saya kerja ikut orang. Terus saat awal pandemi saya diberhentikan.  Karena bingung di rumah ngapain saya, lihat di socmed cara membuat tas anyaman dari plastik ini. Kemudian saya iseng bikin saya jual di socmed dari situ laku kemudian banyak yang tahu dan banyak yang pesan,” kata Tyas, Sabtu (11/1/2025).

    Kini usaha yang dirintis Tyas semakin berkembang pesat. Dia terus memperbanyak motif tas produksinya untuk menarik pelangan, seperti pola bunga cemara dan cakrapala.

    “Sekarang sudah punya lima pekerja alhamdulillah, masing-masing pekerja bisa menghasilkan motif tas yang unik dan variatif yang sangat bagus. Jadi bisa mempunyai nilai jual tinggi,” imbuhnya. 

    Dalam sehari, rata-rata Tyas bisa menghasilkan 10 tas anyaman plastik. Tas buatan Tyas dijual dengan harga bervariasi tergantung ukuran dan modelnya. 

    “Kalau untuk tas yang paling mahal tas kantor, kami bisa jual dengan harga Rp 100 ribu. Harganya mulai Rp 50.000 sampai Rp 80.000. Tergantung ukuran dan modelnya,” ujar Tyas. 

    Selain tas, Tyas juga membuat kerajianan buket bungga yang sangat di gemari oleh kalangan muda-mudi. Buket bungga tersebut juga sanggat laris, karena harganya yang sangat terjangkau.

    “Untuk buket, kami patok dengan harga Rp 20 ribu. Kebanyakan pembelinya kalangan pemuda, seperti anak-anak remaja,” ujarnya.

    Dari usaha tas anyaman berhanan plastik ini, Tyas bisa mendapatkan omzet Rp 5.000.000 hingga Rp 7.000.000 per bulan. Hasil ini masih bisa bertambah, tergantung pesanan konsumen.

    Pembeli tas anyaman plastik buatan Tyas bukan hanya dari Pulau Jawa, tetapi juga banyak pesanan datang dari Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.

  • DPRD Malang Imbau Masyarakat Waspadai Virus HMPV Baru

    DPRD Malang Imbau Masyarakat Waspadai Virus HMPV Baru

    Malang (beritajatim.com) – Anggota DPRD Kabupaten Malang, Ahmad Andi, mengingatkan pentingnya masyarakat mewaspadai terhadap potensi penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    Ia menegaskan, bahwa pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. “Kita harus berhati-hati. Jangan sampai virus ini seperti COVID-19 yang lalu. Semua pihak, termasuk masyarakat, harus menjaga kesehatan dengan cuci tangan, pola hidup sehat, dan terus berdoa agar virus ini tidak sampai ke Indonesia,” kata Ahmad Andi, Sabtu (11/1/2025).

    Andi menjelaskan, hingga saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Namun, pengalaman menghadapi COVID-19 harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk melakukan langkah antisipasi sejak dini.

    “Dinas Kesehatan harus sigap melakukan upaya pencegahan. Masyarakat juga harus ikut andil, karena kita sudah cukup trauma dengan dampak COVID-19 sebelumnya,” ujarnya.

    Andi berharap kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat mencegah masuknya virus ini ke Indonesia, khususnya ke wilayah Kabupaten Malang. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan sebagai langkah utama melawan ancaman virus baru. (yog/kun)

  • Rusia Vs Sanksi: Bagaimana Negara Ini Mengatasi Tekanan Internasional? – Halaman all

    Rusia Vs Sanksi: Bagaimana Negara Ini Mengatasi Tekanan Internasional? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, baru-baru ini mengumumkan paket sanksi besar yang secara khusus menargetkan sektor minyak dan gas Rusia.

    Pengumuman tersebut disampaikan oleh Departemen Keuangan AS pada tanggal 10 Februari 2025.

    Sanksi ini diharapkan dapat mengganggu sumber pendapatan utama Rusia yang digunakan untuk mendanai konflik di Ukraina.

    Langkah Serupa oleh Inggris dan Jepang

    Setelah AS, Inggris juga mengambil langkah yang serupa dengan menjatuhkan sanksi terhadap Gazprom Neft dan Surgutneftegas.

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyatakan bahwa pendapatan dari sektor minyak adalah sumber utama bagi ekonomi perang Rusia.

    Dengan menargetkan perusahaan-perusahaan tersebut, Inggris berharap dapat mengurangi kemampuan Rusia dalam melanjutkan konflik.

    Jepang tidak ketinggalan dalam menanggapi situasi ini.

    Negara tersebut baru-baru ini menyetujui sanksi tambahan yang mencakup pembekuan aset bagi puluhan individu dan kelompok, serta larangan ekspor ke sejumlah organisasi di Rusia dan negara-negara yang diduga membantu Rusia menghindari sanksi.

    Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, menyatakan bahwa persetujuan sanksi ini menunjukkan komitmen Jepang terhadap upaya Kelompok Tujuh (G7) untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia.

    Seberapa Besar Dampak Sanksi Ini?

    Dengan serangkaian sanksi baru yang diberlakukan oleh AS, Inggris, dan Jepang, diharapkan dapat mengurangi pendapatan Rusia yang digunakan untuk mendanai perang di Ukraina.

    Sejak invasi Moskow pada Februari 2022, lebih dari 12.300 warga sipil dilaporkan tewas.

    Para pejabat AS memperkirakan bahwa Rusia bisa kehilangan miliaran dollar per bulan akibat sanksi ini.

    Apakah Rusia Terpengaruh oleh Sanksi?

    Meskipun sanksi terus diberlakukan, Presiden Vladimir Putin mengeklaim bahwa Rusia tidak mengalami kerugian signifikan akibat tindakan tersebut.

    Dia menyatakan, “Kami mengalami pertumbuhan sementara mereka mengalami penurunan.” Sementara itu, stimulus fiskal besar yang dikeluarkan oleh pemerintah Rusia selama pandemi Covid-19 serta dukungan untuk perang telah membantu menahan pertumbuhan ekonomi dan menjaga tingkat pengangguran tetap rendah.

    Rusia juga melaporkan keberhasilan dalam mendukung nilai rubel dan menekan inflasi.

    Meskipun sanksi yang ada, Rusia masih mampu menjual minyak ke luar negeri dengan harga di atas batas yang telah ditetapkan oleh G7, dengan sekitar 1.000 kapal tanker bayangan digunakan untuk pengiriman.

    Di Mana Rusia Mengalihkan Penjualannya?

    Badan Energi Internasional mencatat bahwa Rusia masih mengekspor sekitar 8,3 juta barrel minyak per hari, dengan sebagian besar dikirim ke India dan China.

    Peneliti di King’s College London juga menemukan bahwa Rusia masih dapat mengimpor barang-barang Barat yang dikenakan sanksi, dengan membeli melalui negara-negara seperti Georgia, Belarus, dan Kazakhstan.

    Sanksi baru yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang merupakan upaya signifikan untuk menekan pendapatan Rusia yang digunakan untuk mendanai perang di Ukraina.

    Namun, dengan klaim keberhasilan ekonomi yang dikeluarkan oleh Rusia, masih ada pertanyaan mengenai efektivitas sanksi ini dalam mengubah dinamika konflik yang sedang berlangsung.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jepang Catat Rekor Kasus Flu Tertinggi Sejak 1999, Ini yang Terjadi

    Jepang Catat Rekor Kasus Flu Tertinggi Sejak 1999, Ini yang Terjadi

    Jakarta

    Jepang mencatat rekor kasus influenza tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1999. Kementerian Kesehatan setempat menghimpun data di 23 hingga 29 November, dalam sepekan dilaporkan 317/812 pasien flu .

    Fasilitas kesehatan rata-rata mencatat insiden kasus 64,39. Melonjak dari rata-rata 42,66 pada pekan sebelumnya, kondisi di sejumlah wilayah ditandai dengan level peringatan.

    “Fakta bahwa orang-orang memperluas jangkauan pergerakan mereka saat memasuki liburan bisa menjadi faktor penyebabnya,” kata seorang pejabat kementerian.

    Prefektur Oita di Jepang barat daya memiliki angka tertinggi, dengan rata-rata 104,84 kasus per klinik, diikuti oleh prefektur lain di wilayah Kyushu. Wilayah metropolitan besar juga terkena dampak, Osaka mencatat rata-rata 67,53 orang per fasilitas dan Tokyo 56,52.

    Karena jumlah kasus terus meningkat, pejabat kementerian mendesak masyarakat untuk mengenakan masker dan mencuci tangan secara menyeluruh demi mencegah infeksi.

    “Kami mencatat rekor tertinggi pada tahun 2019 (di Tokyo), tetapi saat ini kami hampir mencapai angka tersebut,” kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike pada hari Jumat.

    “Jika Anda merasa sakit, harap jaga kesehatan sendiri dan pertimbangkan risiko infeksi bagi orang-orang di sekitar, kami meminta semua orang mempertimbangkan faktor-faktor ini dan membuat keputusan yang cermat ketika, misalnya, berpartisipasi dalam suatu acara.”

    Sekolah Ditutup Sementara

    Hal ini mengakibatkan pembatalan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan lembaga lain di seluruh negeri, dengan kelas dibatalkan atau ditutup total di 1.838 sekolah, pusat penitipan anak, dan taman kanak-kanak, termasuk 1.200 sekolah dasar, 391 sekolah menengah pertama, dan 135 sekolah menengah atas.

    Hal ini terjadi pada saat siswa mendekati ujian masuk sekolah, membuat banyak orang ekstra hati-hati untuk menghindari flu.

    Dari September hingga Desember, 11.800 pasien telah dirawat di rumah sakit karena flu, dengan mayoritas adalah pasien berusia di atas 60 tahun.

    Sementara flu terus mengamuk di seluruh negeri, Menteri Kesehatan Takamaro Fukuoka memperingatkan klinik dan apotek pada hari Jumat agar tidak memesan obat flu secara berlebihan, karena beberapa perusahaan farmasi telah menangguhkan pengiriman produk mereka di tengah lonjakan permintaan yang tiba-tiba.

    “Kami dapat menangani situasi ini dengan penggunaan dan pemesanan produk yang tepat,” kata Fukuoka, seraya mencatat bahwa ada stok obat flu untuk sekitar 15 juta pasien.

    Sawai Pharmaceutical mengumumkan pada Rabu bahwa mereka telah menangguhkan pengiriman beberapa obat flu hingga akhir bulan, paling cepat, mengingat meningkatnya permintaan, yang telah “terus jauh melampaui apa yang kami harapkan.”

    “Saat ini kami tidak dapat memenuhi produksi dan mengalami kesulitan dalam memasok produk,” bunyi pernyataan tersebut. “Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh ketidakmampuan kami untuk memastikan pasokan produk yang stabil, yang merupakan salah satu misi penting kami sebagai perusahaan farmasi.”

    Jumlah kasus COVID-19 juga meningkat, meskipun tidak setinggi jumlah pasien flu. Dalam periode yang sama, terdapat rata-rata 7,01 pasien COVID-19 per klinik, yang meningkat dari minggu sebelumnya (5,48) dan lebih tinggi dari waktu yang sama tahun sebelumnya.

    (naf/naf)

  • Sumber Daya Manusia Harus Disiapkan untuk Generasi Emas 2045

    Sumber Daya Manusia Harus Disiapkan untuk Generasi Emas 2045

    Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadiri peresmian pembukaan gedung Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat, 10 Januari 2025.

    AHY mengatakan bahwa peluncuran gedung baru ini sebagai simbol pemajuan sumber daya manusia. Hal ini juga merupakan salah satu permintaan Presiden Prabowo Subianto untuk kemajuan Indonesia ke depannya.

    “Seperti kata Bapak Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa jika Indonesia ingin maju maka sumber daya manusianya harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin,” ungkap AHY saat menyampaikan sambutannya.

    (Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadiri peresmian pembukaan gedung Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat, 10 Januari 2025. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)

    Ia menyambut baik peresmian gedung baru ini. Selain sebagai simbol kemajuan, peresmian gedung baru juga dimaknai sebagai kaitan antara ilmu pengetahuan pengalaman lapangan dengan pengambilan kebijakan keputusan.

    AHY juga pergi mengunjungi mahasiswa jurusan ilmu administrasi niaga yang sedang mengikuti kuliah di gedung baru tersebut. Ia mengatakan bahwa gedung baru menjadikan motivasi bagi para mahasiswa untuk lebih semangat belajar.

    Selain itu, ia menekankan bahwa pentingnya mahasiswa untuk menimba ilmu dari berbagai sumber, bukan hanya di kampus. Konsep belajar hybrid semenjak pandemi covid-19 terus menerus digaungkan.

    Baca juga: AHY Sebut InspiraFest Jadi Sumber Ilmu di Luar Sekolah

    “Konsep Hybrid ini memang mana pun harus bisa kita mendapatkan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber berbagai dosa dari dosen dosen yang juga tokoh-tokoh dan lainnya,” jelasnya.

    “Insyaallah Indonesia maju Indonesia Emas 2045 dimulai dari membangun sumber daya manusianya, Kalian (para mahasiswa) persiapkan untuk menjadi pemimpin dan pengawal Indonesia Emas 2045 dari sekarang, harapan Presiden Prabowo Subianto selalu meyakini hanya dengan SDM yang unggul” tutup AHY.

    Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadiri peresmian pembukaan gedung Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat, 10 Januari 2025.
     
    AHY mengatakan bahwa peluncuran gedung baru ini sebagai simbol pemajuan sumber daya manusia. Hal ini juga merupakan salah satu permintaan Presiden Prabowo Subianto untuk kemajuan Indonesia ke depannya.
     
    “Seperti kata Bapak Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa jika Indonesia ingin maju maka sumber daya manusianya harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin,” ungkap AHY saat menyampaikan sambutannya.

    (Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadiri peresmian pembukaan gedung Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat, 10 Januari 2025. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
     
    Ia menyambut baik peresmian gedung baru ini. Selain sebagai simbol kemajuan, peresmian gedung baru juga dimaknai sebagai kaitan antara ilmu pengetahuan pengalaman lapangan dengan pengambilan kebijakan keputusan.
     
    AHY juga pergi mengunjungi mahasiswa jurusan ilmu administrasi niaga yang sedang mengikuti kuliah di gedung baru tersebut. Ia mengatakan bahwa gedung baru menjadikan motivasi bagi para mahasiswa untuk lebih semangat belajar.
     
    Selain itu, ia menekankan bahwa pentingnya mahasiswa untuk menimba ilmu dari berbagai sumber, bukan hanya di kampus. Konsep belajar hybrid semenjak pandemi covid-19 terus menerus digaungkan.
     
    Baca juga: AHY Sebut InspiraFest Jadi Sumber Ilmu di Luar Sekolah
     
    “Konsep Hybrid ini memang mana pun harus bisa kita mendapatkan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber berbagai dosa dari dosen dosen yang juga tokoh-tokoh dan lainnya,” jelasnya.
     
    “Insyaallah Indonesia maju Indonesia Emas 2045 dimulai dari membangun sumber daya manusianya, Kalian (para mahasiswa) persiapkan untuk menjadi pemimpin dan pengawal Indonesia Emas 2045 dari sekarang, harapan Presiden Prabowo Subianto selalu meyakini hanya dengan SDM yang unggul” tutup AHY.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (TIN)

  • Profil Pemilik Orang Tua Group, Taipan Asal Semarang

    Profil Pemilik Orang Tua Group, Taipan Asal Semarang

    Menukil situs resminya, Orang Tua Group adalah perusahaan barang habis pakai (consumer goods) yang memproduksi berbagai macam produk kebutuhan sehari-hari.

    OT memulai perjalanannya di Indonesia lewat produk minuman kesehatan tradisional berupa usaha anggur kemasan di Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada 1948 silam.

    Menurut pihak perusahaan, saat itu penerimaan masyarakat terhadap produk minuman kesehatan tradisional dinilai sangat baik dan makin meluas. Oleh karena itu, seusai mempunyai pabrik pertama di Semarang, OT lalu membangun pabrik keduanya di Jakarta.

    Masuk ke industri consumer goods

    Pada 1984, seiring perkembangan kebutuhan konsumen akan produk sehari-hari, OT memutuskan masuk ke dunia bisnis consumer goods. OT Group berinvestasi pada pembangunan berbagai fasilitas produksi dan unit usaha baru.

    Salah satu produk pertama OT Group yang diproduksi adalah pasta dan sikat gigi dengan merek Formula.

    Selang satu tahun, OT membentuk holding company dengan nama ADA (Attention, Direction, and Action). Di bawah bendera ADA, mereka mengeklaim bahwa pengembangan usaha, diversifikasi produk, dan peningkatan kapasitas produksi terus menjadi target yang berhasil dijalankan.

    Pada tahun itu juga, OT menunjuk  PT Arta Boga Cemerlang sebagai distributor tunggal yang dipercaya untuk menangani dan menguasai jalur distribusi produk OT di seluruh Tanah Air.

    Gunakan nama Orang Tua

    Selanjutnya pada 1995, ADA berganti nama menjadi Orang Tua. Merek Orang Tua yang kaya akan nilai historis tersebut ternyata telah mengakar pada masyarakat Indonesia, sehingga hal ini menjadi satu keuntungan bagi perusahaan mereka.

    Setelah berganti nama, bisnis pun diklaim berkembang pesat. Untuk itu, di tahun tersebut juga Orang Tua memutuskan untuk melakukan perubahan logo.

    Lebarkan sayap bisnis

    Lebih lanjut, pada 2004, logo OT kembali diperbaharui agar lebih mencerminkan OT sebagai perusahaan consumer goods yang dinamis, penuh semangat, berjiwa muda, dan menjadi kebanggaan bagi karyawannya. Bisnis OT juga diklaim makin berkembang dengan penambahan unit usaha dan produk baru,

    Contohnya makanan (wafer, biskuit, cokelat, permen, kacang, dan makanan penutup), minuman (teh siap minum dan minuman kesehatan), serta produk perawatan diri (perawatan gigi dan mulut, rambut, dan pisau cukur).

    Bisnis OT pun berkembang ke dunia sanitasi dan kebersihan pada 2011 dengan mendirikan PT Casa Verde Indonesia (CVI). Produk-produk PT CVI melayani kebutuhan internal perusahaan (kantor dan pabrik) serta eksternal (hotel, restoran, rumah sakit, dan lain-lain).

    Pada 2016, OT melebarkan sayapnya ke bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek Crystalline. Produk tersebut perdana diluncurkan dalam kemasan botol plastik PET. Lini produk Crystalline terus berkembang, dengan mengeluarkan produk kemasan cup dan galon.

    Adapun pada 2019, OT masuk pasar susu dengan merek Tango. Dengan menggunakan teknologi aseptic dan UHT, susu Tango tersedia dalam kemasan botol plastik PET dan kemasan kotak (tetra). OT juga telah memiliki dua merek di kategori susu yakni Susu Tango dan Milk-Ido.

    Saat pandemi COVID-19 menyerang Indonesia pada 2020, justru hal itu membuka peluang bagi OT. Saat itu, PT CVI memasarkan produk-produk sanitasi dan kebersihannya ke konsumen dengan merek Prima Protect+, yang dimulai dengan produk hand sanitizer cair.

    CVI pun terus menambah lini produknya seperti hand sanitizer gel, masker, hand soap, tisu basah (wet wipes) dan sabun kesehatan (bar soap), sehingga CVI makin dikenal luas dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

  • RSUP Persahabatan Sempat Tangani Pasien HMPV, Ini Gejala yang Dialami

    RSUP Persahabatan Sempat Tangani Pasien HMPV, Ini Gejala yang Dialami

    Jakarta

    Human metapneumovirus (hMPV) belakangan ramai disorot lantaran meningkat di China. Muncul sejumlah kekhawatiran kemungkinan wabah menjadi pandemi baru seperti COVID-19 pada 2020.

    Faktanya, hMPV sudah teridentifikasi sejak 2001. Tidak hanya China, Singapura dan Malaysia juga rutin melaporkan pencatatan kasus hMPV. Dari pola tren sepanjang tahun, peningkatan hMPV memang relatif terjadi di musim dingin.

    dr Endang Wulandari M Epid dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO Indonesia) menuturkan tiga insiden kasus terbanyak penyakit pernapasan di China, posisi pertama bahkan masih didominasi influenza virus. HMPV berada di peringkat kedua catatan kasus terbanyak, lalu diikuti laporan adenovirus.

    Dalam periode data minggu ke-52 pada 2024, terlihat pula anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun masih didominasi penularan infeksi mycoplasma pneumonia. Karenanya, ia mengimbau publik untuk tidak perlu khawatir berlebihan, pencegahan virus bisa dilakukan dengan langkah sederhana memakai masker hingga rutin mencuci tangan, melakukan pola hidup bersih dan sehat.

    Gambaran Pasien di Indonesia

    Dalam kesempatan yang sama, spesialis paru dr Pompini Agustina dari RSUP Persahabatan menyebut persentase kesembuhan pasien dengan infeksi hMPV relatif tinggi. Termasuk pada mereka dengan riwayat komorbid. Umumnya, gejala yang muncul mirip seperti influenza.

    “Jadi kita memiliki kasus pneumonia virus hMPV yang saat ini sedang booming terkait dengan peningkatan kasus di China. Pertama, pasien perempuan 47 tahun dia datang ke RS dengan keluhan demam, lemas, tenggorokan terasa gatal, pilek, batuk tidak produktif,” beber dia dalam webinar daring, dikutip Sabtu (11/1/2025).

    Batuk yang dialami pasien sudah berjalan empat hari sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit. “Batuknya sangat kencang sehingga tidurnya terganggu,” beber dia.

    Pasien dengan riwayat komorbid hipertensi tersebut juga mengalami sedikit peningkatan heart rate, semenatra suhu tubuh 36,5 derajat celsius. Dokter juga menemukan adanya faring hiperemis atau peradangan pada selaput lendir yang melapisi bagian belakang tenggorokan atau faring.

    Tidak jauh berbeda, pasien kedua yang juga mengeluhkan gejala influenza, teridentifikasi hMPV pasca monosit pasien mengalami peningkatan. Pihak RSUP Persahabatan kala itu langsung melakukan deteksi panel respiratory.

    “Dan yang ditemukan saat itu hMPV. Tapi setelah melakukan proses perawatan, pasien berangsur membaik,” tandas dia.

    (naf/up)

  • Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Non Alam Pandemi

    Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Non Alam Pandemi

    loading…

    Hasil penelitian disertasi Sudiyatmiko Aribowo, mahasiswa doktoral Prodi Pembangunan USU, konsep policy learning yakni pengambilan kebijakan merupakan hasil dari pembelajaran yang sistematis dan pembangunan yang rasional. FOTO ILUSTRASI/DOK>SINDOnews

    MEDAN – Pandemi Covid-19 yang berlangsung dalam kurun waktu 2020-2022 telah memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia dalam menangani bencana nonalam. Ditemukan model kebijakan keseimbangan yang terbukti mampu menjadi instrumen penting dalam penanganan Covid-19.

    Temuan itu terungkap dari hasil penelitian disertasi Sudiyatmiko Aribowo, mahasiswa doktoral Program Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU) yang disampaikan dalam ujian Promosi Doktor, Rabu (8/1/2025). Dalam temuan risetnya, Miko menggunakan konsep policy learning yakni pengambilan kebijakan merupakan hasil dari pembelajaran yang sistematis dan pembangunan yang rasional. Konsep tersebut dipadu dengan pendekatan inkremental yakni menempatkan policy learning dalam formulasi dan implementasi kebijakan yang bertujuan menyempurnakan kebijakan secara gradual.

    “Temuan yang didapatkan dari penelitian di Sumatera Utara ini ditemukan model kebijakan keseimbangan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 yang dirancang kompatibel dengan budaya di daerah,” kata Miko dalam paparannya di hadapan dewan penguji, Rabu (8/1/2025).

    Menurut salah satu Presidium Asosiasi Sarjana Hukum Tata Negara (ASHTN) Indonesia ini, implementasi model keseimbangan dalam penanganan pandemi Covid-19 dapat terlihat dalam penanganan pandemi dengan menyeimbangkan antara kebijakan protokol kesehatan dan penanganan medis serta kebijakan stimulus ekonomi dan bantuan sosial di sisi yang lain.

    “Tentu dari kebijakan tersebut ditopang dengan koordinasi para pemangku kepentingan berupa koordinasi pentahelix yakni kolaborasi pemerintah pusat, daerah, akademisi, bisnis, masyarakat, dan media,” kata Miko.

    Alumnus Magister Hukum Universitas Indonesia (UI) ini menguraikan dalam mengimplementasikan model kebijakan keseimbangan saat penanganan Covid-19 di Sumatera dilakukan dengan mitigasi inklusif kolaboratif organisasi.

    “Uraiannya yakni kebijakan tunggal dan terkoordinasi, kepemimpinan yang kuat dan responsif, sinergi kelembagaan, dan melibatkan sumber daya yang dimiliki secara massif,” kat Miko.

    Menurutnya, model kebijakan keseimbangan ini dapat diterapkan di pelbagai tempat dan momentum dengan menerapkan empat prinsip penting yakni keseimbangan mitigasi, keseimbangan inklusif, keseimbangan kolaboratif, dan keseimbangan organisasi.

    “Nah, seperti saat ini sedang ramai jadi sorotan soal masuknya virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang terdeteksi masuk ke Indonesia, model kebijakan keseimbangan ini dapat dijadikan instrumen dalam penanganan. Yang penting jangan menyepelekan setiap virus yang masuk,” kata Miko.

    Sudiyatmiko Aribowo berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji yakni Prof Dr Muryanto Amin, S.Sos., (Rektor/Promotor); Prof Subhilhar, MA, Ph.D, (Ketua Program Studi Doktor Studi Pembangunan/Co-Promotor); ⁠Prof Drs Heri Kusmanto, MA, (Sekretaris Program Doktor Studi Pembangunan/Co Promotor); Dr Hatta Ridho S.Sos, M.SP (Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Direktur Sekolah Pascasarjana USU); Dr Tengku Irmayani, M.Si, (Sekretaris Program Magister Studi Pembangunan); dan Prof Dr Drs Sam’un Jaja Raharja, M.Si, selaku Penguji Luar Komisi, dengan predikat sangat memuaskan.

    (abd)

  • Tak Ada Aturan Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Sabtu 11 Januari 2025, Semua Kendaraan Bebas Melintas – Page 3

    Tak Ada Aturan Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Sabtu 11 Januari 2025, Semua Kendaraan Bebas Melintas – Page 3

    Ada ketentuan pengecualian bagi kendaraan bermotor yang diperbolehkan memasuki kawasan ganjil genap Jakarta.

    1. Kendaraan bertanda khusus yang membawa masyarakat disabilitas

    2. Kendaraan ambulans

    3. Kendaraan pemadam kebakaran

    4. Kendaraan angkutan umum (pelat kuning)

    5. Kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik

    6. Sepeda motor

    7. Kendaraan angkutan barang khusus bahan bakar minyak dan gas

    8. Kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara RI

    9. Kendaraan dinas operasional berpelat merah, TNI dan Polri

    10. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara

    11. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas

    12. Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Polri seperti kendaraan pengangkut uang

    13. Kendaraan petugas kesehatan penanganan Covid-19, selama masa penanggulangan bencana yang diakibatkan oleh penyebaran Covid-19.

    14. Kendaraan mobilisasi pasien Covid-19

    15. Kendaraan mobilisasi vaksin Covid-19

    16. Kendaraan pengangkut tabung oksigen

    17. Kendaraan angkutan barang pengangkut logistik

  • Virus HMPV Merebak di Indonesia, Pakar UGM Sebut Risiko Fatalnya Lebih Rendah

    Virus HMPV Merebak di Indonesia, Pakar UGM Sebut Risiko Fatalnya Lebih Rendah

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah merebak di China kini dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terinfeksi virus ini.

    Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Tri Wibawa menjelaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang baru muncul.

    “Virus ini sudah ada sejak lama dan telah beredar di seluruh dunia. Bahkan, diyakini setiap orang pernah terinfeksi pada masa kecilnya. Namun, virus ini baru diidentifikasi secara jelas pada 2001,” ujar Prof Tri Wibawa dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (10/1/2024).

    Ia menambahkan, otoritas kesehatan China telah mengonfirmasi bahwa HMPV yang tengah menyebar saat ini merupakan strain lama.

    Menurut Prof Tri, HMPV memiliki kemiripan dengan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, terutama dalam hal infeksi saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan antara lain batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin, nyeri tenggorokan, dan mengi.

    Pada beberapa kasus, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran napas bawah yang serius.

    Ia menjelaskan, HMPV juga memiliki cara penularan yang mirip dengan Covid-19, yaitu melalui droplet (percikan air liur), cairan tubuh yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan penderita.

    “Virus ini bisa menyerang manusia secara berulang kali,” tambahnya.

    Meskipun memiliki kemiripan dengan SARS-CoV-2, Prof Tri menegaskan, HMPV secara teoritis tidak menyebabkan penyakit yang fatal.

    “Pada kebanyakan orang, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, mirip dengan influenza,” ungkapnya.

    Ia juga memastikan bahwa HMPV tidak memiliki potensi untuk menyebabkan pandemi dan risiko fatal yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan SARS-CoV-2.

    Namun, virus ini lebih rentan menyerang anak-anak dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, berbeda dengan SARS-CoV-2 yang dapat menyerang berbagai kelompok usia. Selain itu,  lansia di atas 65 tahun dan individu dengan gangguan sistem pernapasan juga perlu lebih waspada.

    Karena gejala HMPV sulit dibedakan dari influenza, masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Hingga saat ini, belum tersedia vaksin untuk virus ini.

    Oleh karena itu, Prof Tri menyarankan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan bergizi, beristirahat yang cukup, dan memakai masker bila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.

    “Diharapkan masyarakat sudah memiliki respons imun yang cukup untuk mencegah penyakit menjadi parah,” tuturnya.

    Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mencuci tangan secara rutin dan menghindari kontak erat dengan orang yang diduga terinfeksi HMPV.