Kasus: covid-19

  • Welcome Trump 2.0, Ekonomi Dunia Diramal Ngeri-Ngeri Sedap

    Welcome Trump 2.0, Ekonomi Dunia Diramal Ngeri-Ngeri Sedap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat (AS), tak lama lagi dilantik sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam. Dirinya telah menarik perhatian besar sebagai sosok yang kontroversial dengan platform kebijakan ekonominya yang radikal.

    Adapun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun penuh tantangan bagi perekonomian global, dengan tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan stabil oleh Dana Moneter Internasional (IMF), namun kurang memuaskan sebesar 3,2%. Sementara itu, Bank Dunia mematok proyeksi yang lebih pesimistis, yakni 2,7% sekaligus menjadi kinerja terlemah bersama sejak 2019, kecuali kontraksi tajam yang terjadi di puncak pandemi Covid-19.

    Kombinasi inflasi, suku bunga, dan tarif perdagangan menjadi faktor kunci yang akan mempengaruhi dinamika ekonomi di tahun mendatang.

    Sepekan sebelum Natal, pemotongan suku bunga ketiga berturut-turut oleh Federal Reserve AS memberikan angin segar bagi jutaan peminjam Amerika. Namun, pasar saham merosot tajam setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa tidak akan ada banyak pemotongan suku bunga tambahan di tahun 2025.

    “Dari sini, kita memasuki fase baru, dan kita akan berhati-hati terhadap pemotongan lebih lanjut,” ujar Powell, dikutip dari BBC, Jumat (17/1/2025).

    Dalam beberapa tahun terakhir, pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina telah menyebabkan lonjakan harga di seluruh dunia. Meski kenaikan harga mulai melambat, inflasi pada November tetap meningkat di AS, zona euro, dan Inggris, masing-masing mencapai 2,7%, 2,2%, dan 2,6%.

    Target inflasi 2% mungkin lebih mudah dicapai jika ekonomi terus tumbuh, namun banyak bank sentral menghadapi tantangan di tahap akhir penurunan inflasi ini.

    Perang Dagang

    Ketidakpastian global semakin diperparah oleh kebijakan perdagangan yang direncanakan oleh Trump. Sejak memenangkan pemilu pada November, Trump terus mengancam akan memberlakukan tarif baru terhadap mitra dagang utama seperti China, Kanada, dan Meksiko hingga 60%. Bahkan, semua mitra dagang pun akan dikenai tarif baru antara 10%-20%.

    “AS sedang menuju kebijakan yang lebih isolasionis, menaikkan tarif untuk melindungi industri manufaktur dalam negeri,” kata Luis Oganes, Kepala Riset Makro Global di JP Morgan.

    Kebijakan tarif baru berpotensi merugikan ekonomi negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan dengan AS, termasuk Meksiko dan Kanada.

    Direktur Ekonomi Global dan Program Keuangan Chatam House, Creon Butler, menilai meski Trump menjanjikan tarif menyeluruh, kemungkinan besar ia akan menggunakan tarif sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan manfaat bagi AS.

    Hasil akhirnya akan bergantung pada respons negara-negara lain, terutama blok perdagangan utama seperti China dan Uni Eropa, yang kemungkinan akan melakukan retaliasi yang ditargetkan dan mencari negosiasi.

    Sementara itu, Maurice Obstfeld, mantan Kepala Ekonom IMF, menyatakan bahwa tarif ini dapat menyebabkan gangguan besar di sektor otomotif yang sangat bergantung pada rantai pasok lintas negara.

    Visi Ekonomi Trump

    Deputi Kepala Ekonom Bank Dunia, Ayhan Kose, memperingatkan bahwa tarif perdagangan yang diancam akan diperkenalkan oleh Trump pada impor ke AS dapat memiliki dampak ekonomi global yang luas.

    Menurutnya, tarif adalah bagian sentral dari visi ekonomi Trump. Ia melihatnya sebagai cara untuk menumbuhkan ekonomi AS, melindungi lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak.

    Perlu jadi perhatian, AS adalah importir terbesar di dunia, dengan China, Meksiko, dan Kanada menyumbang sekitar 40% dari total impor barang AS sebesar US$3,2 triliun per tahun. Ancaman tarif ini membuat banyak pemimpin dunia khawatir karena akan membuat barang mereka lebih mahal di pasar terbesar dunia.

    Kose menyatakan bahwa “meningkatnya ketegangan perdagangan antara ekonomi besar” adalah salah satu kekhawatiran terbesar Bank Dunia terhadap ekonomi global pada 2025.

    “Kapan pun Anda memperkenalkan pembatasan pada perdagangan, akan ada konsekuensi buruk yang paling sering dialami oleh negara yang memperkenalkan pembatasan tersebut,” katanya.

    Bank Dunia menyatakan bahwa bahkan peningkatan 10% dalam tarif AS pada impor dari setiap negara dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,2% jika negara-negara tidak membalas. Jika mereka membalas, ekonomi global dapat terkena dampak lebih parah.

    Kose menambahkan bahwa tingkat pertumbuhan yang rendah yang diproyeksikan untuk ekonomi dunia pada 2025 berarti standar hidup tidak akan meningkat “dengan kecepatan yang kita lihat di masa lalu”. Sebelum pandemi, pertumbuhan rata-rata lebih dari 3% per tahun.

     

    (luc/luc)

  • Terbukti Jual Masker N95 Palsu, Razer Kembalikan Uang Konsumen Rp 16,3 Miliar

    Terbukti Jual Masker N95 Palsu, Razer Kembalikan Uang Konsumen Rp 16,3 Miliar

    Jakarta

    Masker Zephyr buatan Razer dinilai palsu alias tidak benar-benar bersertifikat perlindungan N95. Alhasil, mereka diminta untuk melakukan pengembalian dana.

    Hal ini berdasarkan hasil gugatan dari lembaga pemerintah di Amerika Serikat, yang bertugas melindungi konsumen, yakni Federal Trade Commission (FTC). Mereka melayangkan gugatannya pada April 2024.

    FTC mendenda perusahaan perangkat keras ini sebesar USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,6 miliar. Adapun dana yang harus dikembalikan Razer senillai USD 1,1 juta atau sekitar Rp 18 miliar, dikutip detiKINET dari CNET, Jumat (17/1/2025).

    Menurut FTC, Razer mengiklankan Zephyr sebagai masker N95. Namun nyatanya perusahaan ini bahkan tidak pernah mengajukan pengujian produknya kepada National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) dan tidak pernah disertifikasi sebagai masker N95.

    “Perusahaan-perusahaan ini secara keliru mengklaim, di tengah pandemi global, bahwa masker wajah mereka setara dengan respirator bersertifikat N95,” kata Direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, Samuel Levine.

    Untuk pengembalian dananya, FTC mengirimkannya kepada 6.764 orang yang sudah membeli masker Zephyr. Mereka mengembalikan uangnya melalui cek dan PayPal.

    “Jika Anda menerima cek, harap cairkan dalam waktu 90 hari. Jika Anda menerima pembayaran ke PayPal, akan menerimanya dalam waktu 30 hari,” ujar FTC.

    Diberitakan sebelumya, saat pandemi COVID-19 melanda di 2021, Razer meluncurkan masker Zephyr. Versi standar produk ini dihargai USD 100 atau sekitar Rp 1,6 juta, lengkap dengan masker dan tiga set filter yang masing-masing diklaim dapat bertahan selama tiga hari.

    Lalu dengan harga USD 150 atau sekitar Rp 2,4 juta, pembeli akan mendapatkan masker dan 33 set filter. Untuk harga filternya sendiri senilai USD 30 atau sekitar Rp 491 ribu untuk 10 set filter.

    (hps/rns)

  • Virus HMPV Tidak Perlu Ditakuti, Wamenkes: Bisa Sembuh 3-5 Hari

    Virus HMPV Tidak Perlu Ditakuti, Wamenkes: Bisa Sembuh 3-5 Hari

    MEDAN – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan virus Human Metapneumovirus (HMPV) telah terdeteksi di Indonesia sejak 2001. Virus ini, menurutnya, tidak berbahaya dan berbeda dari Covid-19 yang memiliki tingkat kematian tinggi.

    “HMPV ini tidak perlu ditakuti. Virus ini sudah ada sejak 2001 dan biasanya meningkat saat musim dingin. Saya bahkan baru saja merawat pasien HMPV yang sembuh dalam waktu 3 hingga 5 hari,” ujar Dante seusai menghadiri groundbreaking Gedung Onkologi Center di RSUP Haji Adam Malik, Medan, Kamis 16 Januari.

    Dante menjelaskan HMPV lebih berisiko menyerang anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah, seperti penderita HIV. Meski demikian, virus ini tidak menyebabkan inflamasi atau peradangan parah seperti Covid-19.

    “Kalau Covid-19 menyebabkan inflamasi dan peradangan yang memicu kematian, HMPV ini lebih seperti flu biasa yang hanya menginfeksi saluran pernapasan,” jelasnya.

    Pemerintah tetap melakukan evaluasi melalui pemantauan Influenza-Like Illness (ILI) untuk mendeteksi potensi lonjakan kasus. Hingga saat ini, belum ada peningkatan signifikan pada kasus ILI di Indonesia.

    “Seluruh Indonesia belum ada peningkatan ILI. Jadi belum ada status gawat atau pandemi untuk HMPV,” tambah Dante.

    Meskipun virus HMPV tidak mematikan, masyarakat tetap disarankan menjaga protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas di luar rumah.

  • Arti Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek, Ini Sejarahnya – Halaman all

    Arti Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek, Ini Sejarahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perayaan Imlek, atau Tahun Baru China, merupakan momen yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

    Selain dihiasi dengan berbagai tradisi dan ritual, makanan khas juga memiliki peran penting dalam perayaan ini. 

    Salah satu makanan yang tak pernah absen adalah kue keranjang.

    Kue manis ini tidak hanya lezat, tetapi juga sarat dengan makna simbolis yang mendalam.

    Makna Filosofis Kue Keranjang

    Kue keranjang memiliki arti simbolis yang erat kaitannya dengan harapan dan doa untuk keberuntungan serta kemakmuran. 

    Dalam bahasa Mandarin, “Nian Gao” memiliki pelafalan yang mirip dengan frasa “makin tinggi setiap tahun” (年年高升/nián nián gāo shēng). 

    Hal ini melambangkan pertumbuhan, peningkatan, dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan seperti karier, kesehatan, dan hubungan keluarga.

    Bentuk dan Penyajian Kue Keranjang

    Kue keranjang biasanya berbentuk bulat, yang melambangkan keutuhan dan kesatuan dalam keluarga. Bentuk bulat ini juga mencerminkan harmoni, yang menjadi nilai penting dalam budaya Tionghoa. 

    Selain itu, kue ini sering disusun bertumpuk, dengan kue berukuran lebih kecil di atas kue yang lebih besar.

    Penyusunan ini melambangkan peningkatan bertahap dalam kehidupan.

    Kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula, yang memberikan tekstur kenyal dan rasa manis.

    Rasa manis pada kue ini melambangkan kehidupan yang manis dan menyenangkan di tahun yang baru. 

    Selain itu, tekstur lengket dari kue keranjang dipercaya dapat mempererat hubungan antaranggota keluarga dan menjaga keharmonisan.

    Sejarah Kue Keranjang

    Kue keranjang dalam istilah Cina adalah Nian Gao (kue ketan).

    Bagi warga etnis Tionghoa, kue keranjang memiliki cerita tersendiri

    KUE KERANJANG – Pekerja menata kue keranjang di rumah produksi kue keranjang di Jalan Sadewo Atas, Kampung Sawah, Tanjungkarang Timur, Senin (8/2/2021). Pemilik usaha menyebutkan, permintaan dan produksi kue keranjang jelang perayaan Imlek yang dijual Rp 24 ribu per kilogram tersebut menurun hingga 30 persen dari tahun sebelumnya akibat pandemi Covid 19.(Tribunlampung.co.id/Deni) (TRIBUN LAMPUNG/TRIBUN LAMPUNG/Deni Saputra)

    Nama ‘nian’ dalam istilah ‘nian gao’ menurut mitologi Tiongkok Kuno adalah seorang raksasa yang tinggal di sebuah gua di gunung.

    Kemudian saat ia lapar, ia melakukan perburuan.

    Karena banyak hewan yang berhibernasi pada saat musim dingin, Nian memanfaatkan waktunya untuk turun ke desa mencari korban.

    Namun banyak penduduk desa yang takut dengan Nian, dikutip dari laman Sastra Cina Universitas Brawijaya.

    Kemudian seorang penduduk desa bernama ‘Gao’ membuat kue dari tepung ketan dan gula.

    Kue tersebut ditaruh di depan pintu untuk dimakan oleh Nian.

    Sejak saat itu, kue keranjang selalu dibuat ketika musim dingin dan dihidangkan untuk raksasa Nian.

    Kemudian nama Nian dan Gao digabung untuk menjadi nama kue tersebut.

    Oleh karena itu, setiap tahun baru Imlek yang bertepatan dengan musim dingin, kue keranjang selalu dihidangkan.

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    Artikel Lain Terkait Kue Keranjang

  • Beda Jenis Varian HMPV Subtipe A dan B, Begini Cara Penularannya

    Beda Jenis Varian HMPV Subtipe A dan B, Begini Cara Penularannya

    Jakarta

    Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr dr Telly Purnamasari Agus, MEpid menuturkan saat ini ada dua jenis varian Human Metapneumovirus (hMPV) yang beredar di dunia, yaitu subtipe A dan B. Kedua varian tersebut memiliki subgrupnya lagi masing-masing dan memiliki karakteristik yang berbeda.

    dr Telly menjelaskan ada sedikit perbedaan dampak medis yang mungkin muncul dari infeksi subtipe A dan B. Ia mengatakan subtipe A cenderung memberikan dampak klinis yang lebih parah bila dibandingkan dengan subtipe B.

    Hal ini membuat hMPV subtipe A juga seringkali dikaitkan dengan keberadaan wabah.

    “Subtipe A berbeda dengan B. Subtipe yang A itu lebih dampaknya pada gejala klinis itu lebih menunjukkan gangguan pernapasan yang lebih berat dan sering dikaitkan wabah, berbeda dengan subtipe B,” kata dr Telly ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2025).

    Lalu bagaimana dengan subtipe B? Meski infeksinya cenderung lebih ringan, menurut dr Telly varian ini biasanya memiliki prevalensi yang lebih tinggi. Ini khususnya terjadi pada musim-musim tertentu seperti musim dingin atau gugur.

    dr Telly menjelaskan hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa varian yang ada atau paling banyak beredar di Indonesia. Ia menekankan butuh lebih banyak penelitian genetik lagi terkait hMPV untuk bisa mengetahui varian yang ada di Indonesia.

    Ketika penelitian dilakukan dan varian diketahui, hal ini penting untuk penetapan berbagai tindakan tatalaksana penanganan pasien, faktor risiko, intervensi, hingga pengembangan alat diagnosis cepat dan vaksin.

    “Belum ada laporan sepanjang yang saya tahu (terkait subtipe hMPV yang ada di Indonesia),” kata dr Telly.

    Secara umum, infeksi hMPV memiliki gejala infeksi yang sama dengan masalah kesehatan akibat virus lainnya. Adapun gejalanya meliputi, demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, mengi, hingga sesak napas.

    Pencegahan infeksi hMPV juga serupa dengan infeksi virus lainnya, misalnya seperti meningkatkan daya tahan tubuh, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, hingga menjaga pola istirahat dan makan yang baik.

    Selama daya tahan tubuh baik, maka sebenarnya infeksi hMPV bisa ditangani dengan mudah oleh masyarakat.

    “Jangan sampai karena COVID selesai, cuci tangannya juga selesai. Pakai masker karena saya nggak tahu di hadapan saya sehat atau tidak, terutama di kerumunan atau keramaian. Terpenting juga adalah mengatur pola istirahat yang cukup, makanan yang sesuai, boleh diet tapi jangan terlalu ketat sampai menurunkan daya tahan tubuh,” tandasnya.

    (avk/naf)

  • Praktik Pesugihan Menteri Keuangan dan BI Tidak Terkendali

    Praktik Pesugihan Menteri Keuangan dan BI Tidak Terkendali

    OLEH: SALAMUDDIN DAENG

    PESUGIHAN itu apa? Cari uang di tempat keramat. Cari uang dengan cara pesugihan begini tidak perlu kerja keras, tapi menggunakan cara instan yakni membuat sesajen. Bahaya ini tumbalnya bisa negara, rakyat, dan bahkan juga bisa Presiden Indonesia sendiri.

    Dua lembaga negara berlomba-lomba cari uang dengan cara pesugihan. Menteri keuangan mencari uang dengan cara menerbitkan sesajen SUN. Sementara BI menerbitkan sesajen dengan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SBRI) semacam surat berharga bank Indonesia. Tidak banyak yang tau dan menyadari mengapa keduanya begitu nekat berbuat demikian.

     

    Karena keduanya ada di tempat keramat yang berdekatan, maka diaturlah nilai sesajen masing masing dengan kesepakatan. Suku bunga sesajen pemerintah lebih tinggi sedikit dibandingkan bank Indonesia.

    Harapannya nanti BI dengan suku bunga yang lebih rendah bisa menjadi makelar. Hasil pesugihannya BI nanti bisa dijual kembali ke Menteri Keuangan. Jadi kesannya tetap tidak berebut di tempat keramat yang sama.

    Supaya sesajen mereka laku, maka keduanya melakukan kongkalikong. Suku bunga acuan BI ditetapkan jauh di bawah. Rapat gubernur BI kemarin membuat kebijakan menurunkan suku bunga acuan BI dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Ini jauh lebih rendah dibandingkan sesajen BI dan sesajen Kementerian Keuangan.

    Ulah keduanya ini bahaya sekali, tumbalnya bisa mengerikan. Karena Menteri Keuangan dan BI keduanya sebenarnya pesugihan sudah jatuh tempo atau sudah dalam posisi minta tumbal.

    Pesugihan BI jatuh tempo tahun ini senilai Rp1.000 triliun. Nah jatuh tempo pesugihan pemerintah atau Menteri Keuangan tahun ini bunganya saja mencapai Rp552,8 triliun (RAPBN 2025).

    Nah belum tau jatuh temponya berapa pesugihan pemerintah ini. Semantara harta keramat yang dimakan menteri keuangan mencapai Rp9.000 triliun. Ada yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun, kurang dari 3 tahun dan kurang dari 5 tahun. Menghitungnya mulai dari saat Covid-19, yakni saat mereka melakukan pesugihan besar-besaran.

    Ini harus hati hati. Konon katanya pesugihan itu selalu menelan korban orang orang baik. Tidak mungkin orang jahat jadi korban pesugihan. Karena tenaganya dibutuhkan untuk berbuat jahat lebih jauh lagi.

    Saya ingat kata Wamen Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan di acara peringatan Malari (Malapetaka 15 Januari) Iwan Sumule. Katanya “Inilah pertama kali kita memiliki presiden yang benar”.

    Kata saya Presiden Prabowo orang baik. Dia mau sekelilingnya, lingkungannya yakin fiskal, moneter dikelola secara benar dan baik. Kita tidak mau orang benar dan baik jadi tumbal.

    Presiden Prabowo bukan Bandung Bondowoso, tapi setidaknya kita hari ini telah menemukan presiden yang benar dan tulus, setelah puluhan tahun dalam penantian dan pengharapan. 

    Penulis adalah Direktur Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

  • Petaka Judi Online Nyata, Sumbernya di Tetangga RI Kini Kacau Balau

    Petaka Judi Online Nyata, Sumbernya di Tetangga RI Kini Kacau Balau

    Jakarta, CNBC Indonesia – Petaka judi online di Filipina satu persatu mulai terungkap. Salah satunya pada kasus Alice Guo, mantan walikota Bamban, Filipina.

    Kasus Alice menjadi cerminan keterkaitan antara pencucian uang, kejahatan transnasional, dan industri perjudian online di Asia Tenggara.

    Pada Februari, sebuah penggerebekan di sebuah kompleks di Bamban menemukan lebih dari 600 orang dari tujuh negara ditahan dan dipaksa untuk melakukan penipuan melalui internet.

    Kompleks yang dimiliki oleh Guo dan rekan bisnisnya itu memiliki terowongan bawah tanah dan fasilitas untuk para eksekutif perusahaan, yang menggarisbawahi sifat terorganisir dari operasi ini.

    Para penyelidik mengaitkan kasus Guo dengan kejahatan transnasional terorganisir, dengan korupsi publik yang memainkan peran kunci.

    Rekan-rekan Guo sebelumnya telah dihukum dalam skandal pencucian uang terbesar yang pernah terjadi di Singapura, yang mengungkapkan aliran keuangan lebih dari US$200 juta melalui rekening-rekening yang terkait dengannya.

    Menjamurnya Philippine Offshore Gaming Operator (POGO), yang awalnya didirikan pada 2016 untuk memasuki pasar perjudian regional, membuka jalan untuk kriminal berskala besar.

    Industri ini menjadi pusat pencucian uang, penyelundupan manusia, dan perdagangan narkoba, dengan banyak operasi yang bertindak sebagai kedok untuk pusat penipuan.

    Kasino berlisensi miliknya di Bamban berfungsi ganda sebagai tempat judi sekaligus operasi penipuan.

    Masalah-masalah ini mendorong Filipina masuk ke dalam daftar abu-abu Financial Action Task Force (FATF). Ini meningkatkan pengawasan terhadap lembaga-lembaga keuangannya dan memengaruhi pengiriman uang ke luar negeri, yang sangat penting bagi jutaan orang Filipina.

    Transaksi keuangan Guo menjadi bukti skala pencucian uang yang dilakukannya. Dia mengendalikan lebih dari 30 rekening bank dengan transaksi tahunan yang jauh melebihi modal bisnisnya.

    Investigasi mengungkapkan hubungan dengan sindikat kriminal Tiongkok, termasuk rekan-rekannya yang terlibat dalam skandal pencucian uang senilai US$2,2 miliar di Singapura.

    Pihak berwenang juga menemukan hubungan dengan perdagangan narkoba, yang menyoroti keterkaitan antara kejahatan keuangan dan kegiatan terlarang yang lebih luas.

    Terlepas dari terbongkarnya kasus ini, Guo tetap mempertahankan popularitasnya di kalangan penduduk Bamban, banyak di antara mereka yang memujinya atas pembangunan dan bantuan lokal selama pandemi COVID-19.

    Tindakan keras terhadap POGO, yang diumumkan oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr, mencerminkan upaya pemerintah untuk mengekang jaringan kriminal yang menyusup ke dalam sektor ini.

    Pada Januari 2025, larangan tersebut telah menyebabkan penggerebekan yang mengungkap ribuan operasi ilegal, meskipun penegakan hukum masih menjadi tantangan di negara dengan tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan yang tinggi.

    Sementara Filipina berencana untuk keluar dari daftar abu-abu FATF dan memperkuat kerangka peraturannya, sindikat perjudian ilegal terus bertambah, dan mereka mengalihkan operasi ke lokasi-lokasi terpencil yang semakin mempersulit upaya penegakan hukum.

    (dem/dem)

  • Bank Dunia: Negara Berkembang Siap-Siap Hadapi Tantangan Ekonomi

    Bank Dunia: Negara Berkembang Siap-Siap Hadapi Tantangan Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia memperingatkan negara berkembang akan menghadapi tahun-tahun yang lebih sulit di masa mendatang. Pertumbuhan global yang terlalu lambat untuk meningkatkan standar hidup dan iklim ketidakpastian kebijakan yang tinggi akan menghalangi investasi negara maju di negara berkembang.

    Berdasarkan laporan Global Economic Prospects yang dirilis Bank Dunia, Jumat (17/1/2025), prospek pertumbuhan jangka panjang untuk negara-negara berkembang adalah yang terlemah sejak awal abad ini. Bank Dunia menyebut, jumlah negara yang akan naik dari status berpenghasilan rendah ke status berpenghasilan menengah dalam 25 tahun ke depan akan sangat rendah.

    Hal tersebut berarti ratusan juta orang akan tetap terperosok dalam kemiskinan ekstrem, kelaparan, dan kekurangan gizi.

    “Negara-negara berkembang, yang memulai abad ini dengan lintasan untuk menutup kesenjangan pendapatan dengan negara-negara terkaya, sebagian besar sekarang semakin tertinggal,” ujar kepala ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, dalam laporan itu dikutip dari Bloomberg.

    Bank Dunia memproyeksikan perekonomian dunia tumbuh 2,7% pada 2025 dan 2026, tidak berubah dari prospek sebelumnya pada bulan Juni. Catatan tersebut di bawah rata-rata 3,1% sebelum pandemi Covid-19 — terlalu lemah untuk membantu negara-negara miskin mengejar ketertinggalan dari negara-negara kaya.

    Bank Dunia menyebut, sebagian besar negara berkembang menghadapi tantangan termasuk investasi yang lemah dan peningkatan produktivitas, populasi yang menua, dan krisis lingkungan. Perekonomian global menghadapi tantangan lebih lanjut dari pergeseran kebijakan perdagangan dan ketegangan geopolitik.

    Perang Rusia di Ukraina sejak 2022 dan perang Israel melawan Hamas dan Hizbullah sejak tahun lalu telah berdampak pada ekonomi global melalui gangguan pada komoditas dan rantai pasokan, sementara meningkatnya persaingan antara AS dan China telah menciptakan tekanan dalam perdagangan global.

    Sementara itu, Presiden terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mengenakan sejumlah tarif, yang mengancam akan mengubah pola perdagangan dan berpotensi memicu inflasi.

    Bank Dunia menyebut, negara-negara pasar berkembang dan negara berkembang — yang meliputi China, India, dan Brasil — menyumbang sekitar 60% pertumbuhan global sejak tahun 2000, dua kali lipat dari kontribusi mereka pada tahun 1990-an. Namun, mereka kini menghadapi ancaman eksternal dari langkah-langkah proteksionis dan fragmentasi geopolitik, serta hambatan dalam menerapkan reformasi struktural.

    Sementara itu, laju pertumbuhan negara-negara berpendapatan rendah — negara-negara dengan pendapatan nasional bruto per kapita sekitar US$3 per hari — untuk mencapai status negara berpendapatan menengah telah terhenti.

    Meski 39 negara tercatat ‘naik kelas’ sejak 2000, masih ada 26 negara yang mengalami stagnasi akibat pertumbuhan yang lemah, kekerasan dan konflik, serta dampak perubahan iklim yang meningkat.

    “Negara-negara ekonomi berkembang seharusnya tidak memiliki ilusi tentang perjuangan yang akan datang, 25 tahun ke depan akan menjadi perjuangan yang lebih berat daripada 25 tahun terakhir,” ujar Gill.

  • BRIN Sebut Virus HMPV Sudah Ada sejak 2021

    BRIN Sebut Virus HMPV Sudah Ada sejak 2021

    Jakarta, Beritasatu.com – Peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Telly Purnamasari Agus menyebutkan Human Metapneumovirus (HMPV) diperkirakan sulit untuk menjadi pandemi atau wabah. Dalam penelitian saat ini, BRIN mengatakan virus HMPV sudah hadir sejak 2001 sehingga rata-rata warga Indonesia telah memiliki kekebalan atas infeksi virus tersebut.

    Telly Purnamasari Agus menjelaskan, merebaknya virus HMPV tidak dapat disamakan dengan pandemi virus Covid-19 yang sempat menggemparkan dunia pada 2019 hingga 2022.

    “Virus HMPV ini berbeda dengan Covid-19, karena Covid-19 penyakit baru. Saat itu, kita belum paham bagaimana transmisinya dan penularannya sangat cepat,” kata Peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Telly Purnamasari Agus kepada awak media, Kamis (16/1/2025).

    Dia mengatakan, lantaran virus HMPV sudah ada sejak 2001, rata-rata kekebalan tubuh dari warga Indonesia sudah mengenal kehadiran virus tersebut.

    “Dari 2001 kan sudah ada laporan saat itu, jadi tubuh kita sudah mengenal adanya virus ini dan apalagi kita sudah memiliki kekebalan dari infeksi penyakit lain sebelumnya,” terangnya.

    Telly Purnamasari Agus mengatakan, kekebalan tubuh atas virus HMPV itu yang akan mencegah merebaknya penularan sehingga cukup sulit untuk berpotensi menjadi pandemi.

    “Harapannya situasi kita akan baik-baik saja, sepanjang masyarakat mau bekerja sama untuk tetap melakukan pencegahan, bahwa penggunaan masker itu bukan mencegah penularan tapi untuk melindungi kita dari penyakit virus lainnya,” katanya.

    Di sisi lain, Telly merasa, virus HMPV sejauh ini masih bergejala ringan, maka masyarakat tidak perlu panik.

    “HMPV ini penyebabnya memang berupa virus. Gejalanya memang sama dengan virus lainnya. Jadi masyarakat tidak perlu panik tetapi tetap waspada,” kata Telly.

    Ia mememinta agar perlunya masyarakat waspada, lantaran penyakit yang disebabkan oleh virus, dikhawatirkan justru pada penularannya. Sementara, pencegahan penularan virus, tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing warga, yang belum tentu sama.

    “Jadi kalau daya tahan tubuh kita kuat, bisa saja tidak akan terkena HMPV, bahkan mungkin ada seseorang yang belum pernah kena Covid-19, malah justru tertular dengan HMPV,” terangnya.

    Kemudian, Telly menegaskan, penyakit akibat virus HMPV sampai saat ini masih menunjukkan gejala ringan. Akan tetapi, dia mengatakan potensi HMPV ini juga bisa bergejala berat apabila tidak ditangani dengan cepat.

    “Pada kondisi tertentu, disertai dengan infeksi sekunder bakteri, virus HMPV ini bisa mengakibatkan infeksi bronkitis, pneumonia, yang tentunya penanganan khusus,” tandas peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Telly Purnamasari Agus. terkait virus HMPV di Indonesia.

  • BRIN Sebut Virus HMPV Jauh Lebih Ringan dari Covid-19

    BRIN Sebut Virus HMPV Jauh Lebih Ringan dari Covid-19

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan, merebaknya virus Human Metapneumovirus (HMPV) sampai saat ini belum menunjukkan gejala yang berbahaya yang menyebabkan tingkatan kematian. BRIN menyebut, virus HMPV jauh lebih ringan dari Covid-19.

    Pernyataan itu disampaikan oleh peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis BRIN, Dr Telly Purnamasari Agus, mengatakan, virus HMPV sejauh ini masih bergejala ringan, maka masyarakat tidak perlu panik.

    “HMPV ini penyebabnya berupa virus. Gejalanya memang sama dengan virus lainnya. Jadi, masyarakat tidak perlu panik tetapi tetap waspada,” kata Telly Purnamasari Agus kepada awak media, Kamis (16/1/2025).

    Telly menyebut, perlunya masyarakat waspada lantaran penyakit yang disebabkan oleh virus, dikhawatirkan justru pada penularannya. Sementara, pencegahan penularan virus, tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing warga, yang belum tentu sama.

    “Jadi, kalau daya tahan tubuh kita kuat, bisa saja tidak akan terkena HMPV, bahkan mungkin ada seseorang yang belum pernah kena Covid-19, malah justru tertular dengan HMPV,” terangnya.

    Lebih lanjut, Telly menegaskan penyakit akibat virus HMPV sampai saat ini masih menunjukkan gejala ringan. Akan tetapi, dia mengatakan potensi HMPV ini bisa bergejala berat apabila tidak ditangani dengan cepat.

    “Pada kondisi tertentu, disertai dengan infeksi sekunder bakteri, virus HMPV bisa mengakibatkan infeksi bronkitis, pneumonia, yang tentunya penanganan khusus,” tuturnya.

    Sebelumnya, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menegaskan human metapneumovirus (HMPV) bukanlah virus baru.

    “HMPV ini berbeda dengan Covid-19 yang merupakan new emerging disease. Virus ini sebenarnya lebih masuk kategori reemerging disease karena sudah dikenal sejak 2001,” ujar Hermawan, Senin (13/1/2025).

    Menurut Hermawan, meski HMPV pertama kali ditemukan di China, publikasi awal terkait virus ini justru berasal dari Belanda. Di Indonesia sendiri, kasus HMPV sebenarnya sudah ada, tetapi deteksi terhadap virus ini masih terbatas.

    “Ketika kasus ini merebak kembali di China, sebenarnya di Indonesia juga sudah ada, hanya persoalan deteksi yang membutuhkan tes cepat molekuler atau genome sequencing,” tambahnya.