Kasus: covid-19

  • Kejagung Sita 10 Kontainer Dokumen dari Terminal BBM Pertamina Tanjung Gerem

    Kejagung Sita 10 Kontainer Dokumen dari Terminal BBM Pertamina Tanjung Gerem

    Bisnis.com, JAKARTA–Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menyita puluhan dokumen dari penggeledahan yang dikakukan di terminal Bahan Bakar Minyak milik PT Pertamina Patra Niaga di Tanjung Gerem, Kecamatan Grogor, Cilegon, Banten.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar menyebut penggeledahan itu dilakukan untuk menguatkan alat bukti yang telah ditemukan penyidik Kejagung terkait perkara dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) 2018-2023.

    “Penyidik terus berupaya mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk membuat tindak pidana ini terang,” tuturnya di Jakarta, Senin (3/3/2025).

    Menurutnya, dari hasil penggeledahan di lokasi tersebut, tim penyidik mengamankan barang bukti berupa dokumen fisik dan elektronik.

    “Hasil geledah Tanjung Gerem, penyitaan dokumen sebanyak 10 kontainer dokumen dan 3 dus,” katanya.

    Perkara korupsi tersebut bermula ketika pemerintah mengeluarkan Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018 yang mengatur ihwal prioritas pemanfaatan minyak bumi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. 

    Dalam aturan tersebut, PT Pertamina juga diwajibkan untuk mencari minyak yang diproduksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Minyak bagian dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS swasta wajib ditawarkan kepada PT Pertamina.

    Apabila penawaran tersebut ditolak oleh PT Pertamina, maka penolakan tersebut digunakan untuk mengajukan rekomendasi ekspor. 

    Akan tetapi, subholding Pertamina, yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), diduga berusaha menghindari kesepakatan dan dalam pelaksanaannya, KKKS swasta dan Pertamina, dalam hal ini ISC dan/atau PT KPI, berusaha menghindari kesepakatan pada waktu penawaran yang dilakukan dengan berbagai cara. 

    Dalam periode tersebut juga terdapat Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) yang diekspor karena terjadi pengurangan kapasitas intake produksi kilang lantaran pandemi Covid-19. 

    Namun pada waktu yang sama, Pertamina malah mengimpor minyak mentah untuk memenuhi intakeproduksi kilang. 

    Perbuatan menjual MMKBN mengakibatkan minyak mentah yang dapat diolah, dikilang, harus digantikan dengan minyak mentah impor.

  • Microsoft Tutup Skype Mulai 5 Mei, Ganti dengan Teams

    Microsoft Tutup Skype Mulai 5 Mei, Ganti dengan Teams

    Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft menghentikan layanan Skype per 5 Mei 2025, dan menggantikannya dengan Microsoft Teams. Keputusan ini menandai berakhirnya era panjang Skype yang telah ada sejak 2003. 

    Melansir The Verge, Senin (3/3/2025), pengguna Skype yang sudah ada akan memiliki pilihan untuk bermigrasi ke Microsoft Teams, membawa serta riwayat pesan, obrolan grup, dan kontak mereka, atau mengekspor data mereka sebelum layanan ditutup.

    Jeff Teper, Presiden Aplikasi dan Platform Kolaboratif Microsoft 365, mengatakan dalam wawancara dengan The Verge bahwa pengguna Skype akan diberi kendali penuh atas transisi ini. 

    “Mereka dapat memigrasikan riwayat percakapan dan kontak mereka dan melanjutkan jika mereka mau, atau mereka dapat bermigrasi ke Teams,” kata Teper. 

    Pengumuman penutupan SkypePerbesar

    Pengguna Skype akan memiliki waktu sekitar dua bulan untuk memutuskan apakah mereka ingin beralih ke Teams atau mengekspor data mereka. 

    Selama periode transisi ini, Microsoft akan mempertahankan interoperabilitas antara Skype dan Teams, sehingga pesan dari pengguna Teams tetap bisa diterima oleh mereka yang masih menggunakan Skype.

    “Jika mereka ingin beralih ke Teams, maka langkah pertama akan berjalan cukup cepat karena kami telah melakukan pekerjaan di bagian belakang untuk memulihkan kontak, riwayat pesan, dan log panggilan mereka,” kata Amit Fulay, wakil presiden produk di Microsoft.

    Salah satu perubahan besar yang dibawa oleh penghentian Skype adalah hilangnya fitur panggilan ke nomor domestik dan internasional. Fitur ini, yang sangat populer pada awalnya ketika VoIP (Voice over IP) belum berkembang dan biaya data seluler sangat mahal, kini dianggap kurang relevan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang ada. 

    Microsoft juga menghentikan penjualan kredit Skype dan layanan berbayar yang memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan internasional.

    Selain itu, nomor Skype yang ada harus dipindahkan ke penyedia lain, karena Microsoft tidak lagi mendukung fitur ini. Microsoft Teams, yang sebelumnya hanya digunakan untuk keperluan bisnis, kini akan menjadi platform utama untuk komunikasi konsumen setelah Microsoft merilis versi personal pada tahun 2020. 

    Meskipun pada awalnya perusahaan tetap berkomitmen untuk mendukung Skype, pada akhirnya mereka memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada Teams.

    Kehadiran layanan seperti FaceTime, Messenger, dan WhatsApp yang semakin mendominasi, serta tren penggunaan Zoom selama pandemi COVID-19, menunjukkan bahwa Skype kesulitan untuk bersaing di pasar komunikasi konsumen. 

    Sejak saat itu, meski basis pengguna Skype tumbuh di awal pandemi, penggunaannya cenderung stagnan.

    Microsoft kini berharap dapat memigrasikan sebagian besar pengguna Skype ke Teams, namun perusahaan juga menegaskan bahwa para pengguna memiliki kontrol penuh atas keputusan mereka.

  • Sritex Bangkrut, Bencana Industri Padat Karya, Bisa Ganjal Ambisi Tumbuh 8%?

    Sritex Bangkrut, Bencana Industri Padat Karya, Bisa Ganjal Ambisi Tumbuh 8%?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex tumbang. Perusahaan resmi dinyatakan berstatus bangkrut atau insolvensi pada Jumat (28/2/2025) lalu. Status itu mengakhiri kiprah emiten tekstil berkode SRIL selama 58 tahun. Sritex kemudian berhenti permanen 1 Maret 2025.

    Terlepas dari drama kepailitan yang berlangsung kurang lebih 5 bulan terakhir, runtuhnya Sritex menjadi alarm dini bagi pemerintah untuk membenahi sektor manufaktur. Manufaktur adalah urat nadi perekonomian. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto alias PDB paling tinggi dibandingkan sektor perekonomian lainnya.

    Sayangnya, data Badan Pusat Statistik alias BPS justru menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur terus melemah dan selalu berada di bawah pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2022, misalnya, pertumbuhan sektor manufaktur masih di angka 4,89%. Namun setelah itu, pada tahun 2023 melambat ke angka 4,64% dan tahun 2024 jatuh ke angka 4,43%.

    Kinerja Manufaktur 2022-2024

    Tahun
    Pertumbuhan
    Kontribusi
    Serapan Pekerja

    2022
    4,89
    18,34
    14,71

    2023
    4,64
    18,67
    13,83

    2024
    4,43
    18,98
    13,83

    Sumber: BPS, dalam persen, data pekerja per Agustus 2022-2023

    Tahun 2022 sengaja dipakai titik poin alias turning point untuk menilai kinerja industri, karena pada waktu itu Indonesia sedang dalam tahap pemulihan pasca pandemi Covid-19. Persoalannya, kendati pada tahun 2022 mampu tumbuh hampir 4,9%, tahun-tahun setelah itu, pertumbuhannya justru melambat.

    Tidak hanya dari sisi pertumbuhan, share manufaktur ke PDB juga berangsur menyusut. Kalau tahun 2022 – 2024 kontribusi manufaktur ke PDB masih stagnan di angka 18%. Memang ada penguatan kinerja dalam kurun waktu tersebut. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2021, misalnya, kontribusi manufaktur ke PDB masih mencapai 19,24%. Tahun 2020, meski pada waktu itu dihantam pandemi, kontribusi manufaktur ke PDB masih bisa mencapai 19,87%.

    Kondisi yang terjadi di Indonesia seperti agak berbanding terbalik dengan Vietnam yang begitu ekspansif. Industri mereka berkontribusi di kisaran 23-24% (data World Bank). Negari Paman Ho itu sedang berada tahap industrialisasi. Aliran investasi ke Vietnam mengucur deras. Apple, misalnya, telah berinvestasi sebanyak Rp256 triliun ke Vietnam. Kontras dengan Indonesia yang hanya di angka Rp2,6 triliun. Itupun masih komitmen. 

    Tak heran, dengan kinerja sektor industri dan manufaktur yang cukup atraktif, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2024 lebih dari 7% year on year. Sesuatu yang masih di dalam angan dan belum pernah dicapai oleh Indonesia sejak era reformasi. 

    Sekadar catatan, kalau mengacu kepada data Bank Dunia, Indonesia memang pernah mencapai pertumbuhan di atas 7%, tetapi itu terjadi pada era Orde Baru. Pada tahun 1968, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan mencapai 10,9%. Tahun 1996 atau setahun tahun sebelum krisis ekonomi dan 2 tahun sebelum reformasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di angka 7,8%. 

    Sementara itu, sejak reformasi bergulir, Indonesia belum pernah mencapai pertumbuhan di level 7%. Paling banter hanya di angka 6,3% pada tahun 2007. Itupun salah satunya karena booming komoditas. Namun setelah itu, ekonomi Indonesia berangsur menyusut, hingga sekarang stagnan di kisaran 5%.

    Pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), sejatinya harapan untuk membenahi struktur produk domestik bruto (PDB) mulai tampak. Konektivitas menjadi salah satu pintu. Sejumlah terobosan pembiayaan dilakukan, salah satunya dengan merasionalisasi subsidi energi. Pemerintah waktu itu, mengalihkannya ke infrastruktur.

    Jalan tol dibangun. Pusat industri juga mulai direvitalisasi. Di Jawa Tengah, tempat yang relatif tertinggal dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur, dibangun tempat-tempat industri. Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal, adalah dua contohnya.

    Selain itu, pada tahun 2019, atau di akhir jabatan periode pertamanya, Jokowi juga menerbitkan Peraturan Presiden No.79/2019 dan Perpres No.80/2019 yang berisi blueprint pengembangan sejumlah kawasan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun beleid itu belum juga berlaku optimal, pandemi Covid-19 menyerang. Proyek banyak yang tertunda.

    Sejak pandemi dan politik akomodasi yang berlangsung selama periode ke 2 Jokowi, progres pengembangan ekonomi di dua wilayah itu hanya terdengar sayup-sayup. Satu lagi, kebijakan politik pemerintah pada waktu itu, mengarah ke program-program populis antara lain, bantuan sosial dan tetek bengeknya meroket cukup signifikan. Nilanya Rp476 triliun.

    Realisasi investasi 2024./BKPMPerbesar

    Selain kebijakan populis, arah industrialisasi pada periode kedua pemerintahan Jokowi adalah hilirisasi atau penghiliran produk tambang dan sektor berkembangnya teknologi dan informasi. Hal ini terbukti dari data realisasi investasi tahun 2024 yang menunjukkan bahwa kedua sektor itu cukup dominan.

    Industri logam dasar dan barang logam misalnya, realisasi investasinya sebanyak Rp238,4 triliun. Sektor ini menempati peringkat pertama. Sementara itu, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi berada di peringkat kedua dengan total realisasi investasi sebanyak 189,8 triliun. 

    Kedua sektor ini padat modal. Namun tidak cukup signifikan untuk menyerap tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperbarui pada tanggal 5 Februari 2025, mencatat bahwa, proporsi tenaga kerja manufaktur terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jumlahnya hanya di angka 13,83% atau stagnan dibandingkan dengan tahun 2023. Padahal pada tahun 2022 lalu, proporsinya mencapai 14,17%.

    Proporsi pekerja di sektor industri logam dasar hanya 0,16% dari total proporsi pekerja manufaktur yang sebanyak 13,83%. Jika jumlah penduduk yang berkerja sebanyak 144,64 juta, maka orang yang bekerja di sektor manufaktur sekitar 20 juta. Artinya jika proporsi industri logam dasar hanya menyumbang 0,16%, serapan pekerjanya hanya sebanyak 32.000.

    Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan industri makanan minuman alias mamin yang tahun 2024 lalu realisasi investasinya sebanyak Rp117,87 triliun, tetapi memiliki kontribusi ke proporsi pekerjaan hingga 4% atau kalau 800.000 orang. 

    Dengan kondisi tersebut, sudah sepatutnya, pemerintah mulai membenahi sektor industri padat karya yang mulai kembang kempis. Apalagi, Presiden Prabowo Subianto memiliki target pertumbuhan ekonomi cukup ambisius di angka 8%. Tanpa pembenahan dari sisi industri manufaktur, target tersebut muskil untuk dicapai. Apalagi, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. 

    Saat ini total populasi penduduk Indonesia sebanyak 281,3 juta. Jumlah penduduk yang bekerja hanya di angka 144,64 juta. Pada tahun 2030 nanti, populasi penduduk akan mencapai 297 dengan 64% di usia produktif.

    Namun demikian, adanya gejala deindustrialisasi dini, banyaknya pabrik yang tutup entah karena pailit maupun relokasi industri, hingga badai pemutusan hubungan kerja massal, menjadi alarm bagi pemerintah. Pengembangan industri padat karya perlu diperhatikan secara serius. Supaya bonus demografi tidak menjadi bencana demografi.

  • Skype Resmi Tutup, Gagal Total Gara-gara Ini

    Skype Resmi Tutup, Gagal Total Gara-gara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Microsoft mengumumkan akan menutup Skype pada 5 Mei 2025. Platform perpesanan dan panggilan itu ditutup setelah 21 tahun beroperasi.

    Perusahaan kini mendorong para pengguna Skype untuk bermigrasi ke aplikasi Teams yang dapat digunakan secara gratis.

    “Kami telah belajar banyak dari Skype selama bertahun-tahun yang telah kami terapkan pada Teams seiring dengan perkembangan tim selama tujuh hingga delapan tahun terakhir,” ujar Jeff Teper, presiden aplikasi dan platform kolaboratif Microsoft 365, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (3/3/2025).

    “Namun kami merasa sekarang saatnya karena kami bisa menawarkan layanan yang lebih sederhana untuk pasar, untuk basis pelanggan kami, dan kami dapat menghadirkan lebih banyak inovasi lebih cepat hanya dengan berfokus pada Teams,” imbuhnya.

    Dalam beberapa hari ke depan, Microsoft akan mengizinkan pengguna untuk masuk ke Teams dengan akun Skype, dan kontak serta obrolan Skype akan ditransfer ke Teams. Pengguna juga dapat mengekspor data Skype mereka.

    Microsoft akan berhenti menjual langganan bulanan Skype, dan pengguna yang memiliki kredit dapat terus menggunakannya di Teams.

    “Ini jelas merupakan momen yang sangat besar bagi kami, dan kami sangat bersyukur dalam banyak hal,” kata Teper. “Skype memelopori panggilan audio dan video di web untuk banyak orang.”

    Perjalanan Panjang Skype

    Perjalanan Skype dimulai sejak 2003. Ketika itu, Janus Friis dan Niklas Zennström, meluncurkan Skype di Estonia dengan bantuan dari sekelompok mantan teman sekelas yang tidak memiliki pengalaman di bidang telekomunikasi.

    Awalnya, Skype adalah alat untuk saling menelepon online secara gratis. Nama uniknya adalah singkatan dari “sky peer to peer,” yang merujuk pada arsitektur Voice over Internet Protocol, atau VoIP, yang mendasari layanan ini.

    Skype kemudian populer dengan cepat. Pada tahun 2004, ada 11 juta pengguna yang terdaftar menggunakan aplikasi ini.

    Pada saat eBay mengumumkan rencana untuk membeli Skype Technologies SA sebesar US$2,6 miliar 2005 silam, jumlah pengguna telah mencapai 54 juta. Saat itu, Skype mengantisipasi pendapatan tahunan sebesar US$60 juta, berkat pembayaran dari mereka yang ingin menelepon ke ponsel dan telepon rumah.

    Meg Whitman, CEO eBay pada saat itu, membayangkan bahwa Skype dapat membantu orang lebih cepat menyelesaikan penjualan produk, terutama yang mahal, dengan menghubungkan pembeli dan penjual.

    Di bawah eBay, jumlah pengguna Skype tumbuh pesat, melampaui 405 juta pada 2008, dengan pendapatan komunikasi yang meningkat.

    Namun kemudian Whitman mengundurkan diri sebagai CEO, dan digantikan oleh mantan eksekutif Bain, John Donahoe, yang merasa bahwa bisnis inti eBay tidak diuntungkan oleh transaksi Skype.

    Pada 2009, ekonomi berada dalam resesi, pertumbuhan penjualan eBay berubah negatif dan harga sahamnya lebih rendah dari yang pernah terjadi sejak 2001.

    Dalam sebuah pernyataan yang menggembar-gemborkan peluncuran aplikasi Skype untuk iPhone milik Apple, Donahoe mengumumkan bahwa eBay akan meluncurkan penawaran umum perdana Skype sebagai bagian dari pemisahan. Namun eBay tidak pernah mengajukan IPO Skype.

    Empat setengah bulan setelah mengumumkan strategi IPO, eBay mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk menjual Skype kepada kelompok investor yang dipimpin oleh Silver Lake dalam kesepakatan senilai US$ 2,75 miliar. Operator lelang online tersebut menerima 30% saham dari pembeli Skype.

    Di bawah kelompok investor tersebut, Skype mengajukan IPO, tetapi itu juga tidak terjadi.

    Microsoft akhirnya mengakuisisi Skype pada tahun 2011 dengan harga US$8,5 miliar, dengan eBay menerima lebih dari US$2 miliar.

    Ketika Covid datang dan mendorong orang untuk bekerja dan belajar dari rumah, Zoom yang awalnya dirancang untuk penggunaan bisnis, menjadi favorit konsumen untuk melakukan panggilan video.

    Orang-orang juga dapat terhubung melalui video melalui layanan dari Cisco, Facebook, dan Google. Skype memang mengalami lonjakan penggunaan, tetapi Microsoft menempatkan sumber daya teknik utama di Teams untuk perusahaan, pemerintah, dan sekolah.

    Para analis mulai berkonsentrasi pada jumlah pengguna Teams yang akan diungkapkan oleh Microsoft, dengan angka melebihi 320 juta pada tahun 2023.

    Mengenai Skype, CEO Microsoft saat ini, Satya Nadella, belum pernah menyebutkannya dalam laporan keuangan sejak tahun 2017.

    Pada tahun 2023, Microsoft mengatakan bahwa Skype memiliki 36 juta pengguna aktif harian. Angka tersebut turun dari 40 juta pada Maret 2020.

    Teper menolak untuk berbicara tentang berapa banyak orang yang menggunakan layanan saat ini, tetapi mengatakan bahwa jumlah menit yang dihabiskan konsumen untuk panggilan Teams meningkat empat kali lipat dalam dua tahun terakhir.

    (fab/fab)

  • 8
                    
                        Duduk Perkara Jaksa Tilap Rp 11,5 M Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading Fahrenheit
                        Megapolitan

    8 Duduk Perkara Jaksa Tilap Rp 11,5 M Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading Fahrenheit Megapolitan

    Duduk Perkara Jaksa Tilap Rp 11,5 M Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading Fahrenheit
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Mantan jaksa penuntut umum (JPU)
    Kejaksaan Negeri Jakarta Barat
    , Azam Akhmad Akhsya, jadi tersangka dalam kasus penilapan uang barang bukti senilai Rp 11,5 miliar.
    Azam diduga menilap uang Rp 11,5 miliar ketika mengembalikan barang bukti kasus investasi bodong
    Robot Trading Fahrenheit
    .
    Uang tersebut merupakan milik korban
    penipuan investasi bodong
    yang dilakukan oleh platform Robot Trading Fahrenheit.
    Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jakarta Patris Yusrian Jaya mengungkapkan, Azam ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis, 27 Februari 2025.
    “Atas tindak pidana korupsi berupa suap tersebut, Penyidik Kejati DKI telah memeriksa beberapa pihak pada tanggal 24 Februari, yaitu satu orang oknum Jaksa inisial AZ telah ditetapkan sebagai tersangka,” ucap Yusrian, Kamis (27/2/2025) malam.
     Tak sampai di situ, kuasa hukum korban penipuan berinisial BG dan OS juga telah ditahan dan berstatus sebagai tersangka.
    Azam dijerat Pasal 5 ayat (2), Pasal 11, Pasal 12 Huruf e, Pasal 12B dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
    Sementara itu, BG disangkakan dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a, huruf b, dan Pasal 13 dari undang-undang yang sama.
    Penipuan investasi bodong
    Robot Trading Fahrenheit ini bermula dari serangkaian laporan ke Bareskrim Polri pada 2022.
    Di antara para korban terdapat aktor terkenal, Chris Ryan. Ia melapor kepada Bareskrim mengenai penipuan yang dialaminya melalui platform Fahrenheit pada 15 Maret 2022.
    Dalam laporannya, ia menyebut, pihak Fahrenheit diduga menghilangkan uang yang telah disetor oleh para anggota aplikasi, dengan total kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
    “Mereka dengan sengaja selama satu jam me-
    margin-call
    -kan, me-
    loss
    -kan. Semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun dari keseluruhan korban,” seperti yang dikutip dari
    Kompas.com
    pada Selasa (15/3/2022).
    Chris mengaku terjun ke dunia
    robot trading
    ini karena ingin mencari tambahan penghasilan di tengah pandemi Covid-19.
    Padahal, seluruh kegiatan Fahrenheit telah ditutup sejak Desember 2021 oleh Satgas Waspada Investasi (SWI).
    Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga menyatakan telah memblokir platfrom aplikasi Fahrenheit bersama 1.222 situs web lainnya, pada Februaro 2022.
    Diperkirakan saat itu, jumlah korban mencapai 80 orang dengan kerugian perorangan, yakni Chris sekitar Rp 40 miliar.
    Atas kasus ini, polisi menetapkan Hendry Susanto sebagai tersangka penipuan pada Senin (21/3/2022) malam.
    Dalam skenario yang lebih luas, Azam yang saat itu menjabat sebagai JPU Kejari Jakarta Barat bertanggung jawab atas eksekusi pengembalian barang bukti perkara yang mencapai Rp 61,4 miliar kepada 1.500 korban.
    Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Azam seharusnya mengembalikan uang tersebut kepada korban pada 23 Desember 2023.
    Namun, kuasa hukum korban, BG dan OS, berusaha membujuk Azam untuk memanipulasi jumlah uang yang dikembalikan kepada korban demi mendapatkan bagian.
    “Mereka menilap uang barang bukti sekitar Rp 23,2 miliar dengan kalkulasi AZ menerima setengah bagiannya atau Rp 11,5 miliar,” ungkap Patris Yusrian Jaya.
    Artinya, ketiga tersangka hanya mengembalikan uang kepada korban sekitar Rp 38,2 miliar.
    Pada operasinya, penilapan dilakukan berangsur dengan kesepakatan saling bagi kepada setiap penasehat hukum.
    “Manipulasi pengembalian barang bukti ini, yaitu (pertama) sebesar Rp 17 miliar dibagi dua dengan OS, masing-masing mendapatkan Rp 8,5 miliar,” lanjut Patris.
    Pengembalian barang bukti selanjutnya dilakukan bersama BG, di mana Rp 38 miliar dimanipulasi menjadi Rp 6 miliar dan dibagi rata dengan Azam.
    Uang yang menjadi bagian Azam pun kemudian ditransfer ke rekening salah satu honorer di Kejaksaan Negeri Jakarta Barat.
    Diketahui bahwa setelah kasus ini, Azam dimutasi menjadi Kasi Intel di Kejaksaan Negeri Landak, Kalimantan Barat.
    “Saudara AZ, uang ini digunakan untuk kepentingan pribadi, membeli aset, dan sebagian lagi masuk ke rekening istrinya,” terang Patris.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Indonesia memeringati lima tahun sejak kasus pertama  virus Covid-19 terdeteksi di Tanah Air, yaitu tepatnya pada 2 Maret 2025. 

    Kejadian tersebut menjadi titik balik yang mengubah banyak aspek kehidupan di Indonesia, mulai dari sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

    Pada 2 Maret 2020, Indonesia mengonfirmasi dua kasus pertama Covid-19, yakni dua warga negara Indonesia yang terpapar virus SARS-CoV-2 setelah kontak dengan warga negara Jepang. Kasus pertama ini menandai awal dari perjalanan panjang pandemi di Indonesia.

    Setelah penemuan dua kasus pertama, kasus Covid-19 mulai meningkat pesat. Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan berbagai langkah pembatasan sosial, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, termasuk Jakarta, yang menjadi pusat penyebaran awal. 

    Pada akhir Juni 2020, jumlah kasus secara keseluruhan terdapat 56.385 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kala itu, kasus sembuh secara total mencapai 24.806 kasus dan untuk kasus meninggal dunia mencapai 2.876 orang serta secara total terdapat 803.898 spesimen terkait virus corona yang sudah diuji di Indonesia.

    Pada Juli 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus terbesar yang disebut dengan Gelombang Kedua yang berhubungan erat dengan varian Delta yang lebih menular.

    Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan, 37.284 terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (31/7/2021). Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terhitung sejak Maret 2020 menjadi 3.409.658 orang.

    Pasien sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 mencapai 2.770.092 orang. Sementara, kasus kematian di Tanah Air jumlahnya menjadi 94.119 orang.

    Pada periode ini, kapasitas rumah sakit penuh dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat untuk membatasi mobilitas warga. Program vaksinasi nasional juga dimulai pada Januari 2021, meskipun distribusi vaksin masih terhambat pada tahap awal. 

    Pandemi Covid telah menyebabkan lonjakan angka kematian dan peningkatan jumlah kasus sakit. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2022, setelah program vaksinasi berjalan dengan lebih lancar, angka kasus Covid-19 mulai menurun. Kasus terkonfirmasi mencapai 5,5 juta, dengan tingkat kematian tercatat sekitar 150.000.

    Lalu, pada 202 Pandemi Covid-19 makin terkendali berkat vaksinasi yang masif dan protokol kesehatan yang diperketat. Jumlah kasus menurun, tetapi angka kematian total mencatatkan lebih dari 160.000 orang. 

    Sejak 2019, angka kematian akibat Covid-19 terus mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid-19.Virus tersebut memberikan dampak yang signifikan di berbagai aspek terutama kesehatan, hingga menyebabkan kematian. Kasus konfirmasi positif hingga kematian yang disebabkan paparan Covid-19 cukup tinggi baik di dunia dan Indonesia.

    erdasarkan hasil data Satgas Covid-19 Kementerian Kesehatan hingga 2022 menunjukkan jumlah kematian akibat Covid-19 dari tahun 2019 hingga 2022, yaitu 155.000 kematian atau sebesar 2,6% dari kasus konfirmasi. 

    Memasuki 2024, Indonesia memasuki fase pemulihan, dengan angka kasus yang sangat rendah. Namun, Covid-19 tetap menjadi ancaman dengan beberapa lonjakan kasus sporadis. Meski begitu, tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai lebih dari 95%, berkat pengobatan yang lebih efektif, serta vaksinasi yang makin luas.

    Perbesar

    Dampak Ekonomi

    Pandemi Covid-19 juga membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Banyak sektor ekonomi, terutama pariwisata, transportasi, dan UMKM, mengalami penurunan signifikan.

    Misalnya, pada 2020, Indonesia mencatatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar -2,07%, yang merupakan resesi pertama dalam dua dekade terakhir 

    Meskipun sempat mencatat pertumbuhan negatif saat diterpa badai pandemi Covid-19 pada 2020, tetapi perekonomian nasional terus menunjukan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat.  

    Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh makin kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan, yakni mencapai 3,70% pada 2021.

    Tahun 2022, secara full year, pertumbuhan ekonomi Indonesiajuga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31% (ctc). Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2% (ctc), dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi. Adapun, pada 2023 perekonomian Indonesia juga masih berada di level 5% yaitu 5,05%.

    Pemerintah Indonesia mengimplementasikan berbagai kebijakan stimulus ekonomi, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi listrik, dan dukungan untuk UMKM. Selain itu, program vaksinasi yang massif juga mempercepat pemulihan sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi 

    Saat ini, setelah lima tahun berlalu, Indonesia telah melalui banyak tantangan dan mengalami proses pemulihan. Namun, Covid-19 masih tetap menjadi ancaman yang memerlukan kewaspadaan. Pandemi ini mengajarkan pentingnya ketahanan sistem kesehatan, pentingnya solidaritas sosial, serta perlunya transformasi digital dalam menghadapi krisis.

    Baiknya, peringatan lima tahun ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi pandemi global yang mungkin akan datang di masa depan.

  • 5 Cerita Buruh Sritex Kena PHK, Nggak Nyangka Pabrik Bangkrut hingga Ada yang Mau Buka Usaha – Halaman all

    5 Cerita Buruh Sritex Kena PHK, Nggak Nyangka Pabrik Bangkrut hingga Ada yang Mau Buka Usaha – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah karyawan PT Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, menceritakan kisahnya selama kerja di perusahaan tekstil tersebut. 

    Hingga para buruh Sritex harus menerima kenyataan pahit karena kehilangan pekerjaan di perusahaan yang tengah pailit ini. 

    Bahkan, sejumlah karyawan sudah ada yang bekerja selama puluhan tahun di PT Sritex. 

    Tak dapat dipungkiri, Sritex telah menjadi ladang pencaharian para pekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga.

    Namun, pada Sabtu (1/3/2025), PT Sritex tutup. Sudah tidak ada lagi aktivitas produksi dari para pekerja pada Jumat (28/2/2025).

    Pada hari-hari terakhir jelang penutupan Sritex pada Kamis (27/2/2025) sore, sejumlah karyawan tampak mengabadikan momen kenangannya.

    Beberapa di antaranya terlihat mengemas dan membawa sejumlah barang pribadi untuk dibawa pulang.

    Para pekerja juga mengikuti acara perpisahan dengan rekan-rekannya di departemen masing-masing. 

    Cerita Karyawan Sritex 
    1. Wagiyem: Nggak Nyangka Perusahaan Besar Bisa Bangkrut 

    Salah satu karyawan PT Sritex, Wagiyem (48), menceritakan kisahnya kena PHK di tempatnya bekerja. 

    Menurut Wagiyem, ia sempat mengikuti acara perpisahan di Sritex.

    “Hari ini (Jumat) cuma acara perpisahan saja. PHK-nya sudah kemarin. Hak-haknya dikasih tapi masih menunggu.”

    “Jaminan Hari Tua (JHT) Maret 2025 cair, pesangonnya nanti. Hak-hak karyawan semua dikasihkan,” katanya saat duduk di warung depan gerbang utama, sehari sebelum Sritex tutup, Jumat (28/2/2025) sekitar pukul 09.15 WIB.

    Lebih lanjut, Wagiyem mengaku, telah bekerja di Sritex selama puluhan tahun. Sejak 1997, ia bekerja sebagai operator mesin tenun.

    Selama bekerja pula, ada suka dan duka yang telah dilewatinya.  Termasuk ketika Wagiyem pernah mendapatkan selembar saham dari pendiri H.M. Lukminto. 

    Pada suatu momen, menurut Wagiyem, para karyawan sering mendapatkan penghasilan lebih hasil upah dari penambahan jam kerja. 

    “Dulu itu pernah dapat satu lembar saham per karyawan. Tahun berapa saya lupa, tapi saya ingat itu. Zaman Pak Lukminto itu,” kata dia. 

    “Saat Pak Luk lembur-lembur terus. Order banyak. Saat itu ekspor-ekspor banyak,” ceritanya.

    Namun, diakui Wagiyem, aktivitas kerja di Sritex mulai tersendat ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020. 

    Hingga perusahaan yang sudah berdiri selama 58 tahun itu, dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang. 

    Wagiyem pun tak menyangka PT Sritex bangkrut dan memberhentikan ribuan karyawannya. 

    “Gak nyangka aja pabrik sebesar ini, terkenal di luar negeri kok bisa bangkrut,” terangnya. 

    2. Karwi Ingin Buka Usaha Warung

    Selain Wagiyem, Karwi Mardiyanto (45) asal Sukoharjo juga terdampak PHK PT Sritex. 

    Karwi, karyawan Sritex bagian pertenunan, yang turut corat-coret seragam pada momen perpisahan itu, berencana membuka usaha warung makan.

    Rencananya, usaha tersebut, akan dilakukan setelah Lebaran. 

    Saat ini, kata Karwi, ia memilih menganggur selama 1 bulan sembari menunggu seluruh haknya sebagai mantan karyawan Sritex ia peroleh.

    “Kalau saya untuk sementara ini karena bukan suci Ramadhan akan fokus untuk beribadah,” katanya, Jumat.

    Di sisi lain, Karwi yang sudah mengabdi selama 17 tahun di PT Sritex ini, merasakan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.

    “Iya sedih, pasti. Tetapi ya tetap kita terima,” ceritanya.

    Sementara itu, ia mengaku istrinya juga bekerja di PT Sritex selama 10 tahun.

    “Saya tulang punggung keluarga. Istri dan anak satu kebetulan istri juga bekerja di sini dan juga di PHK,” jelasnya. 

    3. Daryati Akui Sedih 

    Buruh lainnya, yakni Daryati, mengaku sedih dan bingung atas PHK yang menimpanya.

    Perempuan yang sudah mengabdi di Sritex selama 25 tahun ini, hanya berharap bisa mendapat pekerjaan baru.

    Apalagi anak-anak Daryati masih bersekolah dan butuh biaya pendidikan.

    Daryati juga berharap, Sritex bisa kembali pulih dan bisa kembali bekerja.

    4. Warti: Hati Saya Sakit Rasanya

    Kesedihan juga dirasakan karyawan bagian Garmen, Warti.

    Warti mengaku kecewa dan tersakiti atas putusan PHK Sritex.

    “Di sini sudah 25 tahun, hati saya sakit rasanya ingin menangis. Keluarga juga ikut menangis karena sudah lama di PT Sritex ini,” kata Warti, Kamis (26/2/2025), dilansir TribunSolo.com.

    Ia mengaku, telah menerima surat pernyataan formulir Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tanggal 26 Februari 2025.

    Oleh sebab itu, ia mengatakan, akan mencari kerja sampingan untuk membiayai kebutuhan anaknya.

    “Kedepannya ya saya harus cari kerja sampingan. Karena masih urus anak dan membiayai anak,” terangnya. 

    5. Security Seolah Tak Percaya Sritex Bangkrut

    Sementara itu, salah satu Security PT Sritex, Sri Cahyaningsih, juga terdampak PHK massal. Ia merasa seperti mimpi tidak menyangka.

    “Selama saya 25 tahun di sini, seperti mimpi ada kejadian seperti ini.”

    “Soalnya saya berdiri di sini kerja di sini, mengabdi di Sritex untuk keluarga bisa bantu saudara-saudara,” kata Sri.

    “Teman-teman semua di sini juga seperti tidak percaya, sudah di sini mengabdi. Teman-teman di Produksi juga begitu,” imbuhnya. 

    Sri pun merasakan kesedihan yang mendalam, dan rencananya, ia akan istirahat terlebih dahulu setelah terkena PHK ini. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Karwi, 17 Tahun Mengabdi di Sritex Sukoharjo, Ramadan Menganggur Pasca di-PHK Bareng Istri

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar, Kompas.com)

  • Cerita Perjalanan Sritex dari Masa Kejayaan Sampai Mengalami Kebangkrutan!

    Cerita Perjalanan Sritex dari Masa Kejayaan Sampai Mengalami Kebangkrutan!

    JABAR EKSPRES – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex adalah perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Dalam sepak terjangnya, industri ini telah mengalami masa kejayaan dalam dunia tekstil tanah air.

    Sritex pernah mengalami kemajuan ketika era Presiden ke-2 Soeharto. kedekatan pendiri Sritex yakni Haji Muhammad Lukminto (H.M. Lukminto) alias Le Djie Shin menjadikan perusahaan yang ada di Sukoharjo itu jadi pionir industri tekstil.

    BACA JUGA: 26 Mantri Bank BRI Tuntut Keadilan kena PHK, Begini Respon Manajemen!

    Usaha Sritex kala itu semakin berkembang ketika di bawah perlindungan keluarga Cendana. Industri tekstil ini sering mendapat order dari pemerintah melalui pengadaan seragam TNI dan Polri.

    Akan tetapi dalam perjalanan pergantian rezim, Sritex mulai goyah dengan terpaan berbagai kondisi yang tidak menguntungkan.

    BACA JUGA: Gelombang PHK 42.863 Orang, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Melonjak Tajam

    Sritex mulai menunjukan penurunan produksi ketika terpaan wabah Covid-19 sampai akhirnya perusahaan ini terlilit utang dengan nilai fantastis.

    Sritex juga tidak mampu untuk mengembangkan produk hingga kalah dalam persaingan produk tekstil impor dari China yang membanjiri Indonesia.

    BACA JUGA: Bahlil Ungkap Penyebab Gelombang PHK Masal pada Industri

    Kondisi ini diperparah dengan penurunan nilai ekspor akibat kondisi global yang masih tidak menentu akibat stabilitas keamana dunia yang masih belum kondusif.

    Upaya yang diambil Sritex untuk menyehatkan perusahaan tergolong sangat berani dengan melakukan pinjaman pada sindikasi perbankan swasta nasional dan luar negeri.

    Meski begitu, Sritex tetap tidak bisa bangkit, hingga akhir tahun 2023, kewajiban jangka pendek Sritex tercatat US$ 113,02 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.

    BACA JUGA: 15 Ribu Pekerja Pabrik Tekstil Kena PHK, Salah Satunya di Kota Bandung!

    Utang yang dimiliki ini diketahui US$ 11 juta di antaranya didapatkan dari pinjaman jangka pendek ke Bank Central Asia (BBCA).

    Selain itu, sebesar US$ 1,49 miliar merupakan kewajiban jangka panjang dengan rsincian US$ 858,05 mayoritas merupakan utang eks sindikasi bank di antaranya Citigroup, DBS, HSBC dan Shanghai Bank senilai US$ 330 juta.

    BACA JUGA: Gelombang PHK Hantam Perusahaan Starup Indonesia

  • Segini Jumlah Utang Sritex yang Luar Biasa Besar, Nilai Aset Perusahaan Tak Ada Separuhnya – Halaman all

    Segini Jumlah Utang Sritex yang Luar Biasa Besar, Nilai Aset Perusahaan Tak Ada Separuhnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sritex dinyatakan pailit setelah salah satu kreditur melayangkan gugatan dan kemudian dikabulkan.

    Sebabnya, perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu, tak mampu melunasi utang yang  jumlahnya bejibun.

    Ditambah lagi pendapatan perusahaan anjlok. Beberapa tahun terakhir acap menanggung kerugian.

    Hingga akhirnya, perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.669 orang karyawannya.

    Pertanyaannya, berapa utang Sritex sampai diputus pailit? 

    Pendapatan yang payah selama beberapa tahun terakhir membuat perusahaan kesulitan membayar utang yang jumlahnya sangat besar.

    Dikutip dari Kompas.com, perusahaan harus menanggung utang sebesar 1,597 miliar dollar AS atau dirupiahkan setara Rp 25 triliun (kurs Rp 15.600).

    Jumlah utang tersebut lebih besar dari aset yang dimiliki Sritex, yakni hanya 617,33 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,65 triliun.

    Dengan kata lain, jumlah aset Sritex tak ada setengah dari jumlah utang perusahaan.

    Kondisi ini semakin diperparah dengan kinerja penjualannya yang merosot.

    Merujuk pada Laporan Keuangan Konsolidasi Interim 30 Juni 2024 yang dirilis di situs resmi perseroan, operasional Sritex pun boncos, karena beban lebih besar dibandingkan dengan total penjualannya.

    Dalam laporan keuangan terbarunya, perusahaan hanya bisa mencatatkan penjualan sebesar 131,73 juta dollar AS pada semester I 2024, turun dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni 166,9 juta dollar AS.

    Di sisi lain, beban penjualannya lebih besar yakni 150,24 juta dollar AS. Sepanjang paruh pertama 2024, Sritex praktis mencatat rugi sebesar 25,73 juta dollar AS atau setara dengan Rp 402,66 miliar.

    Kerugian yang diderita Sritex bukan terjadi pada tahun 2024 saja.

    Pada tahun 2023, Sritex juga menderita kerugian sangat besar yaitu 174,84 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,73 triliun. 

    Bahkan pada masa pandemi Covid-19, perusahaan mengalami kerugian sangat besar.

    Mengutip Laporan Tahunan Sritex pada 2023, sepanjang tahun 2022 perusahaan menanggung rugi sebesar 391,56 juta dollar AS atau Rp 6,12 triliun. 

    Kerugian yang diderita Sritex pada 2022 bahkan jauh lebih besar yakni 1,07 miliar dollar AS atau nilainya setara dengan Rp 16,81 triliun apabila menggunakan nilai kurs dollar saat ini. Berikutnya pada 2021 Sritex mencatat kerugian 1,06 miliar dollar AS.

    Memang pada tahun 2020, di mana Sritex sempat mencatatkan laba sebesar 85,33 juta dollar AS. Masih mengutip laporan tahunan Sritex, aset perusahaan juga terus merosot dari tahun demi tahun.

    Per Juni 2024, nilai aset perusahaan tercatat 617 juta dollar AS. Nilai aset Sritex ini mengalami penurunan dibanding pada 2023 yakni 648 juta dollar AS.

    Pada 2022, aset Sritex tercatat lebih besar yakni 764,55 juta dollar AS.

    Sementara pada 2021, aset Sritex masih berada di atas 1 miliar dollar AS, tepatnya 1,23 miliar dollar AS. 

    Aset pada 2021 ini juga menurun dibanding aset Sritex pada 2020 yang tercatat 1,85 miliar dollar AS.

    Setelah dinyatakan pailit, Sritex Group maupun beberapa anak usahanya harus menjual  semua aset perusahaan yang tersisa, untuk melunasi seluruh kewajiban perusahaan kepada para kreditur. 

    Entitas yang dinyatakan pailit antara lain PT Sritex Sukoharjo, PT Primayudha Mandirijaya Boyolali, PT Sinar Pantja Djaja Semarang, dan PT Bitratex Industries Semarang.

    Selanjutnya, berdasarkan Pasal 39 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dalam perkara Sritex pailit pekerja yang bekerja pada debitor dapat memutuskan hubungan kerja dan sebaliknya kurator dapat memberhentikan dengan mengindahkan jangka waktu.

     

  • Perjalanan Sritex, Raksasa Tekstil Sejak Orde Baru yang Kini Pailit

    Perjalanan Sritex, Raksasa Tekstil Sejak Orde Baru yang Kini Pailit

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex resmi menutup operasionalnya pada 1 Maret 2025.

    Akhir perjalanan dari raksasa tekstil yang pernah berjaya di Asia Tenggara itu seturut dengan sejumlah kasus kegagalan pembayaran utang hingga berujung pailit. 

    Berdasarkan catatan pemberitaan Bisnis, tim kurator Sritex telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap total 10.969 pekerja sepanjang Januari-Februari 2025. Jumlah itu merupakan akumulasi dari beberapa perusahaan Grup Sritex, seperti PT Sritex Sukoharjo, PT Primayuda Boyolali, PT Sinar Panja Jaya Semarang, dan PT Bitratex Semarang.

    Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan menyatakan siap untuk membela hak-hak buruh Sritex yang terdampak PHK. Pihaknya menjamin hak-hak buruh untuk memperoleh pesangon dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

    “Negara melalui Kemnaker akan berjuang bersama buruh. Oleh karena itu kami terus berkoordinasi dengan manajemen PT Sritex Tbk,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (1/3/2025). 

    Adapun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, perusahaan yang telah diputus pailit oleh hakim Pengadilan Niaga, kendali perusahaan menjadi kewenangan Kurator. 

    Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo Sumarno menuturkan karyawan PT Sritex yang dikenakan PHK per 26 Februari 2025 terakhir bekerja pada Jumat 28 Februari 2025. Perusahaan berhenti beroperasi mulai 1 Maret 2025.

    Adapun terkait urusan pesangon akan menjadi tanggung jawab kurator, sedangkan untuk jaminan hari tua menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan.

    “Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 8.400 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab Kurator, sedangkan jaminan hari tua, menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan,” tuturnya.

    MASA KEJAYAAN SRITEX

    Menilik sejarah singkatnya, Sritex merupakan salah satu nama besar di industri tekstil Indonesia yang memulai perjalanannya pada 1966.

    Awalnya, perusahaan yang bernama UD Sri Redjeki dan didirikan oleh H.M. Lukminto ini membuka dua kios kecil bernomor 12 dan 13 di Pasar Klewer, Solo. Melalui kios ini, Lukminto menjual kain belacu yang dibelinya dari Bandung dan Semarang untuk dipasok ke pabrik-pabrik batik di Solo dan sekitarnya.

    Kemudian, Lukminto berkolaborasi dengan sang kakak, Isman Jianto, untuk mendirikan perusahaan tekstil sendiri. Pada 1968, dengan modal Rp5 juta, mereka membeli lahan seluas 5.000 meter persegi di Baturono, Solo, dan mendirikan pabrik dengan kapasitas produksi sekitar 600 meter hingga 700 meter kain per bulan.

    Pada 1978, UD Sri Redjeki bertransformasi menjadi PT Sri Rejeki Isman. Empat tahun kemudian, perusahaan membangun pabrik penenunan pertama mereka, yang berkembang pesat hingga 1992 dengan empat lini produksi utama yakni pemintalan, penenunan, penyelesaian, dan garmen.

    Reputasi Sritex kian mendunia saat mereka dipercaya memproduksi seragam militer untuk NATO dan militer Jerman pada 1994. Perusahaan bahkan mengantongi sertifikasi dari NATO, membuka pintu bagi Sritex untuk memproduksi seragam militer untuk lebih dari 33 negara.

    Pasca-krisis moneter 1998, Sritex justru bangkit dan mencetak pertumbuhan delapan kali lipat dari kapasitas awalnya. Tren positif ini terus berlanjut hingga 2012, yang akhirnya mengantarkan perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SRIL pada 2013. 

    Tak berhenti di situ, Sritex mengakuisisi PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries pada 2018 untuk memperbesar kapasitas produksi.

    KRONOLOGI KASUS

    Kendati pernah mengalami masa kejayaan, badai mulai menerpa pada 2020 saat pandemi Covid-19 menghantam sektor industri. Meskipun sempat berkontribusi mendistribusikan 45 juta masker dalam tiga minggu, Sritex tidak luput dari tekanan finansial. 

    Pada Maret 2021, perusahaan gagal membayar utang sindikasi senilai US$350 juta, yang memicu gugatan PKPU dari sejumlah kreditur, termasuk CV Prima Karya dan Bank QNB Indonesia.

    Pengadilan Niaga Semarang menetapkan status PKPU bagi Sritex pada Mei 2021. Meski akhirnya lolos dari status ini setelah proposal perdamaian dikabulkan pada Januari 2022, tekanan keuangan terus berlanjut, setelah Indo Bharat Rayon menggugat balik Sritex.

    Mengutip salinan putusan kasasi, perkara kepailitan Sritex (SRIL) bermula dari pihak Indo Bharat Rayon yang mendalilkan skema pembayaran tanggungan Sritex senilai Rp127,9 miliar. Salah satu klausul penyelesaian utang Sritex sesuai dengan putusan Homologasi, adalah pembayaran senilai US$17.000 per bulan dengan wajib dikuasi secara penuh dalam waktu 4 tahun. 

    Kewajiban itu dimulai pada bulan September 2022. Artinya, utang Sritex harus diselesaikan pada bulan September 2026. Namun demikian, pihak Indo Bharat menyebut Sritex berhenti melakukan pembayaran tanggal 26 Juni 2023. 

    Sejak Juli 2023, Sritex disebut tidak membayar ke pihak Indo Bharat. Adapun versi kreditur, SRIL tidak bisa menjelaskan mengenai alasan pemberhentian pembayaran tersebut.

    Alhasil, Indo Bharat Rayon kemudian melakukan somasi kepada Sritex. Namun jawaban dari Sritex justru menyatakan bahwa Indo Barat tidak memiliki hak tagih lagi kepada mereka. Secara kumulatif, Sritex telah membayar kepada Indo Bharat senilai Rp26,6 miliar.

    Pihak Sritex menjelaskan bahwa alasan mereka berhenti membayar adalah untuk menghindari pembayaran ganda karena tagihan dari Indo Bharat telah dilunasi oleh asuransi alias pihak ketiga dengan mekanisme subrogasi. Namun Sritex tidak dapat membuktikan adanya pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga.

    Atas sejumlah fakta tersebut, Sritex dianggap telah lalai menjalankan kewajibannya. Majelis hakim MA kemudian menolak permohonan kasasi Sritex dan ketiga anak usahanya pada 18 Desember 2024 lalu.

    Berdasarkan laporan keuangan terakhir per kuartal III/2024 di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), SRIL memiliki total liabilitas senilai US$1,61 miliar atau senilai Rp24,45 triliun (kurs jisdor 30 September 2024 Rp15.144 per dolar AS).

    Total liabilitas itu termasuk utang usaha jangka pendek kepada pihak ketiga US$54,24 juta, utang bank jangka panjang US$829,67 juta, utang obligasi neto US$375 juta, dan utang usaha jangka panjang kepada pihak berelasi US$68,09 juta. 

    Pada saat yang sama, Sritex membukukan defisiensi modal US$1,02 miliar. Hal itu terjadi akibat defisit ekuitas senilai US$1,22 miliar. 

    Adapun rugi neto tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Sritex turun dari US$115,2 juta pada 9 bulan 2023 menjadi US$66,05 juta per 30 September 2024.  

    Penurunan rugi bersih itu terjadi saat penjualan neto, beban pokok penjualan dan komponen beban lain yang ditanggung Sritex mengalami penurunan dibanding periode yang sama 2023. 

    Alhasil, sepanjang Januari-September 2024, penjualan neto SRIL sebesar US$200,93 juta atau lebih rendah 19,14% year-on-year (YoY) dari US$248,5 juta. 

    Secara terperinci, penjualan neto Sritex terdiri atas ekspor US$81,5 juta dan domestik US$119,38 juta. Penjualan ekspor Sritex anjlok 30,2% YoY.  

    Sementara itu di pasar lokal, penjualan neto Sritex didominasi oleh produk kain jadi US$51,6 juta dan benang US$49,05 juta. Produk benang juga menjadi penjualan paling tinggi di pasar ekspor senilai US$53,09 juta dalam 9 bulan 2024.

    Pada periode yang sama, beban pokok penjualan Sritex turun dari US$315,08 juta menjadi US$223,51 juta, beban penjualan turun dari US$16,38 juta menjadi US$12,61 juta, beban umum dan administrasi turun dari US$20,94 juta menjadi US$15,42 juta, dan beban keuangan menyusut dari US$11,03 juta menjadi US$7,13 juta pada 9 bulan 2024.