Kasus: covid-19

  • Dari Rumahan Kini Mendunia, Perjalanan Bintang Fabric Jadi UMKM Terkemuka Lewat Program Ekspor Shopee

    Dari Rumahan Kini Mendunia, Perjalanan Bintang Fabric Jadi UMKM Terkemuka Lewat Program Ekspor Shopee

    PIKIRAN RAKYAT – Hiruk-pikuk para pekerja terdengar dari kejauhan. Ada yang sedang memotong kain, ada pula yang menggotong gulungan tekstil. Sementara di sudut lain itu, sejumlah pegawai tampak sibuk membungkus paket.

    Begitulah suasana sehari-hari di Bintang Fabric, perusahaan tekstil yang berlokasi di Jalan Babakan Jeruk III-F No. 1, Sukagalih, Kota Bandung.

    Kini menjadi pelaku usaha terkemuka di tingkat nasional hingga Asia Tenggara, tak banyak yang tahu bahwa Bintang Fabric didirikan oleh sosok tanpa latar belakang pendidikan bisnis. Adalah Vania Gunawan, sang pendiri, yang justru mengaku dulunya menempuh pendidikan di bidang gizi. Berawal dari bisnis jasa titip (jastip), Vania memberanikan diri merintis usaha tekstil.

    Vania Gunawan, pendiri Bintang Fabric.

    “Saya itu jurusannya bukan di bisnis sewaktu kuliah. Pas kuliah nutrisi, terus magang jadi ahli gizi di rumah sakit, tapi dijalani berapa lama ternyata minatnya bukan di situ,” kata Vania Gunawan saat ditemui Pikiran-rakyat.com di Bandung, Kamis, 17 April 2025.

    “Kebetulan saya kuliahnya di luar (negeri) pada saat itu coba-coba bikin jastip gitu. Jadinya setelah bikin jastip, belajar jualan barang tuh gimana sih. Setelah udah beres dan balik ke Indo, saya kepikiran jualan online karena pada saat itu kan e-commerce lagi booming, sekira tahun 2019-an,” ujarnya kemudian.

    Kendati demikian, perempuan 30 tahun ini tak kesulitan karena keluarganya telah berkecimpung di bisnis tekstil dimulai dari sang kakek. Ia bahkan mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari admin, memotong kain, mengemas, hingga melayani pelanggan.

    Sempat nihil pesanan di bulan pertama, Vania mulai mendapat dua hingga tiga konsumen per hari pada bulan berikutnya. Hingga akhirnya, ia resmi mendirikan Bintang Fabric pada 2021 yang terus berkembang hingga hari ini.

    Nama Bintang Fabric dipilih juga bukan tanpa alasan. Vania berharap bisnis tekstilnya bisa bersinar dan memberikan manfaat bagi banyak orang layaknya bintang.

    Digitalisasi dan Inovasi Jadi Kunci

    Karyawan Bintang Fabric saat melangsungkan Shopee Live.

    Vania Gunawan mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi kunci kesuksesan Bintang Fabric. Sejak awal, ia langsung membidik marketplace Shopee sebagai kanal utama penjualan.

    “Pertama kali jualan tuh di marketplace di shopee,” kata Vania kepada Pikiran-rakyat.com.

    “Kita awalnya fokus kain-kain buat busana muslim, kerudung, gamis, baju koko gitu. Seiring berjalannya waktu berkembang ke busana wanita, atau bahan-bahan baju bayi. Kalau sekarang udah lebih dari 100 jenis kain sih dengan minimal pembelian setengah meter sampai rolan,” ujarnya.

    Digitalisasi ini pula yang membawa Bintang Fabric mampu bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Saat itu, pelanggan lebih memilih berbelanja secara online karena adanya pembatasan, sekaligus membuka peluang munculnya konsumen-konsumen baru.

    Tak cukup sampai di situ, Vania juga memanfaatkan fitur-fitur Shopee untuk memperluas bisnisnya, salah satunya Live Shopee. Bintang Fabric melakukan Live Shopee sebanyak 4 sesi dalam sehari, dari pukul 8.00 hingga 22.00 WIB.

    Diakuinya, Live Shopee ini sangat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen karena mereka bisa berinteraksi langsung dan melihat produk secara nyata.

    “Semenjak pakai Shopee Live itu cukup membantu karena ada voucher-voucher juga dari Shopee. Karena meningkatkan kepercayaan customer sih. Mereka bisa berinteraksi langsung sama kita. Kak tolong dong dispill warna kain ini, mau lihat warnanya gimana. Membantu customer juga,” tuturnya.

    Selain itu, Vania juga memasang iklan di Shopee untuk memikat pelanggan baru. Tak tanggung-tanggung, nominal yang dirogohnya mencapai angka dua digit rupiah.

    “Buat iklan berjalan sih tiap bulan. Nominalnya sekitar 5 persen dari omzet. Dua digit lah,” ucapnya.

    Inovasi juga berperan penting dalam kemajuan Bintang Fabric. Setiap bulannya, selalu ada produk baru yang ditawarkan untuk memenuhi permintaan konsumen sekaligus mengikuti perkembangan tren fashion. Sebut saja bahan polycotton hingga katun bordir yang saat ini menjadi primadona.

    “Customer sekarang kalau dikasih kain ini aja bosen, jadi harus selalu up to date. Produk baru tiap bulan ada, antara jenis kain baru atau motif baru,” tuturnya.

    “Persaingan juga makin ketat, jadi salah satu cara agar kita tetap bertahan ya selalu memberikan terbaru. Konsumen nyari apa ya kita selalu adain,” ujarnya kemudian.

    Ekspansi ke Luar Negeri

    Karyawan Bintang Fabric saat menata gulungan kain dalam gudang penyimpanan.

    Berkembang pesat, Bintang Fabric kini tak hanya melayani konsumen individu, tetapi juga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), konveksi, garmen, bahkan sampai brand. Pelanggannya pun tak hanya tersebar di tingkat nasional, tetapi juga negara tetangga, yakni Filipina, Malaysia, dan Thailand.

    Ini berkat Program Ekspor Shopee yang menawarkan akses untuk menjual produk dan memperluas bisnis ke luar negeri secara mudah, tanpa dikenakan biaya apa pun.

    Vania Gunawan mengakui, Program Ekspor Shopee membantunya dalam meningkatkan omzet penjualan, hingga 70 persen di pasar luar negeri.

    “Dengan adanya Shopee sangat membantu. Jadinya kita enggak cuma berjualan di Bandung, tetapi bisa menjangkau pembeli di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri,” kata Vania.

    “Berkat Shopee Ekspor, kenaikan di tahun 2024 lumayan signifikan dibanding tahun 2023. Sekitar 70 persen. Banyak customer dari Filipina, Malaysia, dan Thailand,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Awalnya Iseng Cari Hewan Peliharaan, Pria Ini Malah Jadi Juragan Lobster

    Awalnya Iseng Cari Hewan Peliharaan, Pria Ini Malah Jadi Juragan Lobster

    Jakarta

    Budi daya lobster memang menjadi salah satu pilihan bisnis yang cukup menjanjikan. permintaan pasar yang banyak baik dalam negeri maupun luar negeri membuat tekad Putra (33) menekuni bidang lobster air tawar.

    Bermula saat Putra mencari ide untuk memelihara hewan yang bisa membuatnya betah di rumah sekaligus mudah dipelihara, dirinya diperkenalkan lobster oleh rekannya melalui suguhan daging lobster yang fresh dari kolam. Usai mencicipi daging lobster dan diberi sedikit penjelasan ia lantas langsung mencoba mempraktikkannya

    “Awalnya nyari piaraan yang nggak ribet kaya lele dan nila, pas main ke rumah teman ditawari lobster padahal di daerah situ nggak ada seafood, tiba-tiba diserok dari kolam sebelah rumahnya. Setelah tahu cara peliharaanya yang nggak rumit akhirnya coba buat satu kolam.” cerita Putra saat ditemui detikcom di kolam budidaya Lobstar.co, Setu, Kabupaten Bekasi. Sabtu (8/2/2024).

    Pada percobaan pertamanya Putra menemui sejumlah kegagalan hingga bisa melewati fase demi fase dan mencoba menawarkan lobsternya ke beberapa pembeli, tak butuh waktu lama dirinya pun mampu mendapatkan buyer hingga resign dari kantornya di Jakarta.

    Keyakinan untuk resign pun diperkuat dengan isu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang ketahanan pangan dunia yang memburuk sehingga membuka peluang untuk berbisnis di bidang pangan.

    “Isu PBB tentang security food dunia yg merosot, dulu kepikiran untuk tape in di bisnis terkait namun belum tau (jenis bisnis apa), pas udah tau ada bisnis ini dan pesaingnya masih sedikit kayaknya ada peluang yang masih bisa dimaksimalkan.” ucap Putra.

    Kala itu Putra mencoba bisnis ini dengan modal di bawah Rp 5 Juta, lobster yang ditawarkan ke pembeli pun mulai dari bibit, lobster dengan ukuran 3 inch hingga 4 inch. Namun untuk mengoptimalkan omzet Putra terus menambah kolam sehingga dapat memanen setiap bulan.

    Kini bisnis dengan nama Lobstar.co itu memiliki puluhan kolam dan mampu melayani pasar dengan permintaan 50 hingga 100 kilogram perbulan, dengan harga per kilogramnya mulai dari Rp 140 ribu.

    Omzet yang besar memang cukup menggiurkan, namun dibalik itu Putra cukup prihatin dengan beredarnya video yang menyebut bisnis lobster dengan modal 1-2 kolam bisa mendapatkan omzet hingga puluhan juta rupiah.

    “Di YouTube ada yang mengatakan modal 1-2 kolam bisa dapat sekian belas juta itu bisa membuat keliru, kasian jadi banyak orang yang ketipu mau mulai tapi caranya salah. Belum lagi jika dapat benih lobster dari orang yang nggak amanah itu semakin besar rasio kegagalannya,” lanjut Putra.

    Meski Putra mengaku belum mumpuni di bidang ini, namun ia cukup peduli dengan orang-orang yang ingin memulai dari nol. Ia berharap masyarakat lebih bijak dan mempelajari cara budidaya lobster dari sumber-sumber terpercaya.

    Sebab ada juga orang yang menjual bibit lobster danau mengaku lobster budidaya hal itu tentu membuat rasio kegagalannya cukup tinggi karena sangat berbeda cara lobster untuk beradaptasi.

    Pria yang memulai bisnis lobster sejak tahun 2019 itu turut merasakan dampak COVID-19 yang nyaris menggoyangkan usaha lobsternya, kala itu Putra tengah memindahkan kolam dari Ciracas Jakarta Timur ke Setu Kabupaten Bekasi.

    KUR BRI

    Namun badai Pandemi membuat permintaan lobster hancur banyak restoran yang tak kunjung bangkit. Ia lalu mendatangi kantor BRI Ciracas untuk mengajukan KUR BRI.

    “KUR BRI itu saat menjelang COVID-19, mengajukan karena kita mau proses bangun kolam di sini (Setu Kab Bekasi), pas pembeli nggak ada yang jalan sehingga sangat terbantulah sama program itu, mulai dari sistemnya yang nggak teralu sulit akhirnya KUR BRI itu jadi penolong kita di fase itu,” kenang Putra.

    Bagi Putra pencapaian bisnisnya memang saat bisa melalui Covid dengan mulus ditengah banyaknya bisnis serupa yang tak mampu bertahan, kini Putra tengah mengambil KUR BRI keduanya untuk pembangunan kolam guna menggedor permintaan lobster yang terus meningkat.

    Restrukturisasi menjadi kebijakan strategis BRI dalam membantu para UMKM yang tentunya terdampak COVID-19 kala itu, hal ini dikonfirmasi oleh Pimpinan Cabang BRI Kramat Jati yang menjalankan restrukturisasi. Program itu meliputi penundaan pembayaran pokok, pengurangan bunga, hingga perpanjangan tenor pinjaman dengan tujuan memberikan ruang gerak bagi pelaku usaha untuk tetap bertahan dan menjalankan usahanya tanpa tekanan finansial yang berat.

    “Ya benar, salah satu kebijakan utama BRI yang sangat membantu nasabah KUR selama pandemi adalah restrukturisasi kredit. Pada masa pandemi COVID-19, BRI menerapkan kebijakan restrukturisasi kredit untuk nasabah KUR yang terdampak secara ekonomi. Langkah ini sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM untuk menghindari risiko gagal bayar dan memungkinkan mereka untuk bangkit secara perlahan,” ujar Pimpinan Cabang BRI Kramat Jati Indra Bayu Wira Permana.

    Selain itu KUR masih menjadi pilihan UMKM untuk meningkatkan usahanya, disaat yang bersamaan Pinca BRI Kramat Jati juga menjelaskan porsi KUR yang terbagi dua yaitu KUR Mikro dan KUR Ritel.

    “KUR BRI masih menjadi pilihan utama UMKM dalam meningkatkan usahanya, Jenis KUR terbagi menjadi 2 yaitu KUR Mikro dan KUR Ritel. KUR Mikro di tahun 2025, dengan target KUR senilai 55M jumlah penyaluran KUR senilai 64 Miliar dan 1.587 Nasabah. Sedangkan, KUR ritel, target Ritel senilai 90 Miliar, Jumlah penyaluran KUR mencapai 96 Miliar dan 495 nasabah yang telah mendapatkan serta menerima penyaluran KUR di BRI KC Kramat Jati,” tutup Indra Bayu Wira Permana.

    (hns/hns)

  • Sosok Satrio Wibowo Mantan Paula Verhoeven yang Disebut Meninggal karena Tertular HIV darinya!

    Sosok Satrio Wibowo Mantan Paula Verhoeven yang Disebut Meninggal karena Tertular HIV darinya!

    GELORA.CO – Nama Satrio Wibowo mendadak viral di media sosial setelah sahabat Baim Wong Zackraj menulis hal yang bikin syok netizen.

    Satrio Wibowo dikaitkan dengan penyakit Paula Verhoeven yang diduga menderita penyakit HIV.

    Penyakit tersebut tertulis dalam salinan dokumen perceraian Paula Verhoeven yang lengkap dengan kesaksian dokter yang menanganinya.

    Sementara itu, Zackraj menyebutkan menyebutkan bahwa Satrio Wibowo merupakan mantan Paula Verhoeven yang dulu meninggal karena diduga karena HIV.

    “Ingat kan Satrio meninggal karena APA, sudah bebernahlah,” tulis Zackraj.

    Meski tak ada klarifikasi apapun dari Paula terkait penyakitnya tersebut namun spekulasi netizen sudah sangat liar.

    Bersamaan itu, kuasa hukum Baim Wong Fahmi Bachmid pun membenarkan jika Puala Verhoeven mengidap penyakit yang tak bisa disembuhkan.

    Karena celetukan Zackraj di media sosial sontak membuat netizen mengupas kembali masa lalu Paula.

    Sebelum dengan Baim Wong, Paula diketahui dekat dengan Satrio Wibowo dan juga Daniel Mananta.

    Baca Juga: Ini Profil Selingkuhan Paula Verhoeven Nico Surya yang Kabur Setelah Bikin Rumah Tangga Sahabatnya Baim Wong Hancur!

    Satrio Wibowo disebut memiliki hubungan serius dengan Paula.

    Kendati dikenal cukup tertutup soal asmaranya, namun Paula diketahui memiliki teman bergaul pria yang cukup banyak.

    Satrio Wibowo sendiri diketahui meninggal dunia akibat komplikasi HIV dan Covid lima tahun lalu.

     Meski informasi ini belum terverifikasi, hubungan masa lalu Satrio dan Paula kembali jadi bahan pembicaraan publik.

    Walau tak banyak yang mengetahui latar belakang Satrio Wibowo namun melihat dari Instagram pribadinya terlihat ia berteman dengan banyak selebriti termasuk Paula.

    Kematian Satrio Wibowo yang disebut tertular HIV dari Paula diperkuat dengan bukti pengadilan pada dokumen cerainya yang menyebutkan dirinya positif HIV semenjak sebelum menikah.***

  • Karut-marut MBG
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 April 2025

    Karut-marut MBG Nasional 26 April 2025

    Karut-marut MBG
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    DI ATAS
    kertas, Program
    Makan Bergizi Gratis
    (
    MBG
    ) adalah narasi kemanusiaan yang indah. Negara hadir memberi makan bagi anak-anak bangsa.
    Gizi terpenuhi, masa depan terjamin. Namun, di balik janji yang manis itu, publik menemukan kesemrawutan, ketidaksiapan, dan ironi politik yang menusuk akal sehat.
    Dicanangkan sebagai program unggulan Presiden Prabowo Subianto, MBG diklaim sebagai bentuk keberpihakan negara kepada kelompok rentan, terutama anak-anak, ibu hamil, dan balita.
    Pemerintah menganggarkan Rp 71 triliun untuk 2025, dengan target penyediaan makanan bergizi untuk 83 juta penerima manfaat. Langkah besar, monumental, dan—sayangnya—tidak cukup transparan dan terukur.
    Apa yang membuat MBG menuai kritik bahkan sebelum benar-benar berjalan? Jawabannya adalah akuntabilitas.
    Ketika anggaran Rp 71 triliun diumumkan, publik berhak bertanya: bagaimana pengelolaannya? Siapa yang mengawasi? Apa tolok ukur keberhasilannya?
    Di berbagai diskusi kebijakan, para ekonom dari INDEF dan CELIOS sudah mengingatkan: program ini berpotensi menjadi “ladang basah” baru jika tidak dikawal ketat.
    Distribusi dana yang besar ke unit-unit bernama SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) dengan nilai Rp 7 miliar hingga Rp 10 miliar per unit justru menambah ruang untuk penyelewengan, bukan kepastian gizi.
    Belum lagi jika dihitung berapa persen dari anggaran yang benar-benar sampai ke perut anak-anak.
    Kita ingat bagaimana program makan gratis di masa lalu sering kali bermuara pada proyek fiktif, pengadaan siluman, dan makanan basi di lapangan. Alih-alih menyehatkan, justru bisa mencederai. Pelajaran itu seolah diabaikan.
    MBG dalam konstruksi politik kekuasaan adalah simbol. Ia lebih merupakan manuver pencitraan daripada kebijakan publik yang matang.
    Di tengah tekanan publik pasca-Pemilu yang sarat kontroversi, program ini tampil seperti tameng moral. Bahwa rezim ini peduli, bahwa negara tidak abai. Namun, simbol tidak cukup. Bangsa ini sudah kenyang dengan kebijakan kosmetik.
    Program sebesar ini seharusnya dimulai dengan
    pilot project
    yang serius, data gizi yang akurat, dan evaluasi sistemik. Namun yang terjadi, pemerintah justru mendahulukan seremoni dan alokasi anggaran jumbo sebelum sistemnya siap.
    Seorang kepala daerah di Jawa menyampaikan keluhannya kepada media: “Kami belum tahu mekanisme distribusinya, tetapi kami diminta mendukung penuh.”
    Ini bukan anekdot, ini potret sistem birokrasi yang dibutakan oleh euforia politik pusat.
    Satu narasi yang terus didorong dalam MBG adalah penggunaan bahan pangan lokal. Ini seharusnya menjadi momentum besar bagi petani dan pelaku UMKM pangan.
    Namun dalam praktiknya, muncul kekhawatiran soal dominasi penyedia besar yang punya akses pada kekuasaan.
    Jika rantai distribusi dikuasai oleh korporasi tertentu atau bahkan afiliasi politik tertentu, maka program ini hanya akan melahirkan ketimpangan baru dengan jubah bantuan sosial.
    Masalah lainnya adalah soal standarisasi gizi. Bagaimana memastikan bahwa makanan yang disediakan benar-benar memenuhi kebutuhan nutrisi yang beragam dari balita hingga siswa SMA? Tanpa pedoman ketat dan pengawasan medis, gizi bisa jadi jargon, bukan substansi.
    Survei yang dirilis oleh CELIOS menunjukkan bahwa 59 persen responden menyatakan tidak setuju dengan MBG. Alasannya? Karena khawatir program ini tidak tepat sasaran, menambah beban fiskal negara, dan membuka celah korupsi.
    Kritik ini bukan berarti publik antibantuan. Justru sebaliknya, rakyat mendambakan program yang benar-benar solutif.
    Namun ketika bantuan disiapkan tanpa kesiapan sistem, data penerima tidak akurat, dan distribusi tidak efisien, maka kepercayaan publik akan runtuh.
    MBG bisa jadi seperti bansos Covid-19 yang penuh masalah—transaksi politik di balik kantong plastik berisi beras dan mie instan.
    Hingga kini, belum ada informasi yang gamblang mengenai siapa yang bertanggung jawab mengawasi MBG secara nasional.
    Apakah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan masuk dari awal untuk mencegah? Apakah BPKP akan mengaudit realisasi dan dampaknya? Apakah masyarakat bisa mengakses laporan kinerja MBG secara terbuka?
    Tanpa akuntabilitas yang kuat, MBG hanya akan menambah daftar panjang program bantuan yang gagal karena lebih sibuk mengurus narasi daripada implementasi.
    Memberi makan rakyat bukan hanya soal memberi makan. Ia adalah soal martabat. Negara yang sungguh-sungguh ingin menyejahterakan rakyatnya harus mampu melampaui seremoni.
    Ia harus hadir dalam sistem berkeadilan, tata kelola yang bersih, dan penghormatan terhadap penerima bantuan sebagai warga negara, bukan sebagai objek.
    Dalam banyak kasus, bantuan makanan di lapangan justru disertai stigma. Anak-anak yang menerima makanan gratis dianggap “miskin”, dan kadang diejek oleh teman sekelasnya.
    Jika hal ini tidak dipikirkan sejak awal, maka MBG tidak hanya gagal secara kebijakan, tetapi juga secara etik.
    Sebagai program nasional, MBG sudah terlanjur diluncurkan. Maka tugas kita bukan hanya mengkritik, tetapi mendorong evaluasi dan koreksi secepat mungkin.
    Pemerintah harus membuka data, membentuk pengawas independen, dan merancang sistem audit publik. DPR harus lebih aktif, bukan hanya menyetujui anggaran, tapi juga mengawal penggunaannya.
    Publik juga harus diberi ruang untuk melaporkan penyimpangan, tanpa takut dibungkam. Dalam era digital seperti sekarang, pengawasan masyarakat harus menjadi bagian tak terpisahkan dari desain kebijakan publik.
    MBG adalah peluang, tetapi juga ujian. Apakah negara benar-benar ingin hadir untuk rakyat, atau hanya menggunakan rakyat untuk kepentingan politik kekuasaan?
    Apakah makan gratis menjadi pintu masuk untuk revolusi gizi, atau sekadar pintu belakang bagi korupsi?
    Di balik nasi bungkus yang dibagikan ke sekolah-sekolah, tersimpan pertanyaan besar tentang cara kita membangun bangsa. Apakah dengan kejujuran dan tanggung jawab, atau dengan retorika dan transaksionalisme?
    MBG harus menjawab itu. Jika tidak, maka ia hanya akan menambah daftar panjang kegagalan kebijakan yang lahir dari niat baik, tapi ditelan kerakusan kekuasaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Brando Susanto PDIP Minta Tarif PBBKB 5 Persen untuk Warga Jakarta Dipantau Ketat – Halaman all

    Brando Susanto PDIP Minta Tarif PBBKB 5 Persen untuk Warga Jakarta Dipantau Ketat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebijakan menurunkan tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) pribadi menjadi 5 persen dan kendaraan umum sebesar 2% oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung mendapat respons positif dari Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Brando Susanto dari Fraksi PDI Perjuangan.

    Brando memandang bahwa setiap pajak pemerintah/Pemerintah Daerah yang dipungut pastilah memiliki dampak pada laju pembangunan disuatu wilayah, apalagi di daerah (pemerintah daerah). 

    Akan tetapi, pemerintah dan pemerintah daerah juga memiliki kewenangan khusus untuk memberikan relaxasi pajak (pengurangan/penghapusan) untuk situasi yang bersifat khusus, misal kondisi ekonomi rakyat, mengundang investasi tertentu dan sejumlah alasan lain yang dibolehkan perundangan pajak. 

    “Relaksasi Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang digulirkan oleh Gubernur Pram sebenarnya untuk memberikan dorongan bagi aktivitas ekonomi masyarakat dan sangat dinantikan. Apalagi bahan bakar adalah sarana utama (selain listrik) untuk melakukan kegiatan sehari-hari di masyarakat, khususnya lalu lintas orang, barang atau jasa,” ujar Brando, Jumat (25/04/2025). 

    Hal ini, lanjut Brando, mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih sepenuhnya pasca pandemic Covid-19 ditambah dengan perang tarrif Amerika-China dan Rusia, sebagai kota global tentu Jakarta sangat terdampak.

    Untuk itu langkah relaksasi pajak PBBKB bagi masyarakat sudah tepat.

    “Pertanyaan selanjutnya apakah ini akan optimal. Pajak PBBKB adalah dorongan ekonomi masyarakat, jadi diharapkan tentu optimal membantu meringankan beban masyarakat termasuk dunia usaha di Jakarta. Tentu, bilamana dirasa perlu , maka ada sektor-sektor lain yang juga masih dipertimbangkan pemberian relaksasi pajak lainnya,” katanya. 

    Dikatakannya, relaksasi pajak (PBBKB) adalah inisiatif eksekutif di Balaikota  dalam hal ini Gubernur Pram-Doel, jadi pada waktunya akan dibahas bersama komisi C sebagai komisi terkait di legislatif.

    “Pada tahapan implementasi, sebagai bentuk pengawasan, harusnya Komisi C memanggil para pengusaha principal bahan bakar kendaraan bermotor, seperti Pertamina, Shell, BP, Total, AKR, untuk memberikan laporan terkait relaksasi ini tepat sasaran. Jangan sampai relaksasi pajak jadi selipan kantong margin pengusaha bahan bakar tadi. Harus Transparan dan Komisi C melakukan monitoring,  cek ke lapangan dan investigasi laporan masyarakat,” ujar Wakil Sekretaris Fraksi PDI-P DPRD Jakarta tersebut. 

    Brando juga berharap agar Dinas Pajak (Dispenda) harus jeli mengecek laporan klaim relaksasi pajak BBM yang diturunkan tersebut agar kebijakan tersebut benar-benar memiliki dampak kebermanfaatan bagi ekonomi masyarakat. 

    “Dinas Pajak (Dispenda) mesti sangat jeli mengecek laporan klaim Relaksasi Pajak BBM yang diturunkan ini. Sekali lagi, jangan jadi ajang korporasi atau pengusaha nyelipin di kantong margin korporasi, tapi harus jadi stimulus bagi ekonomi masyarakat Jakarta dari kebijakan ini,” tegas Brando.

    Diketahui, Gubernur Jakarta Pramono Anung menurunkan tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) pribadi menjadi 5?n kendaraan umum sebesar 2%.

    Menurut Pramono, hal itu sebagai relaksasi bagi masyarakat Jakarta yang mana sebelumnya tarif pajak yang berlaku untuk kendaraan pribadi sebesar 10%.

    “Kemarin saya sudah memutuskan, untuk Jakarta, kami akan memberikan relaksasi ataupun kemudahan ataupun diskon, yang dulu dipungut 10% menjadi 5% untuk kendaraan pribadi dan menjadi 2% untuk kendaraan umum,” ujarnya di Balai Kota Jakarta.

  • Sangkar Burung dari Limbah Pipa, Karya Eank Solo Menembus Batas Negara – Halaman all

    Sangkar Burung dari Limbah Pipa, Karya Eank Solo Menembus Batas Negara – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Cat tembok yang mulai lusuh menjadi latar deretan rak besi di sepanjang dinding.

    Rak itu menopang alat-alat kerja dengan tubuh kusam yang sudah lama bersahabat dengan debu dan bekas goresan logam.

    Sementara tercium aroma lem, plastik, dan sisa potongan paralon memenuhi ruang, berpadu dengan dengung pelan dari kipas angin di sudut ruangan.

    Di pojokan ruangan, paralon-paralon bekas tertumpuk dalam diam, seolah menunggu takdirnya menjadi wujud baru.

    Warna mereka telah pudar, ujung-ujungnya melengkung, dan beberapa masih membawa bekas karat kemerahan.

    Namun bagi Eko Alif Muryanto, potongan-potongan pipa tua itu bukanlah sampah tak berguna.

    Ia melihat kemungkinan serta potensi yang menunggu disentuh oleh kreativitas dan ketekunan.

    Dengan tangan yang terlatih dan hati yang percaya pada nilai daur ulang, Eko menyulap limbah itu menjadi sangkar burung yang kokoh, estetis, dan berbeda dari yang lain.

    Dari ruang sederhana ini, sangkar-sangkar ciptaannya tak hanya mengisi pasar lokal, tetapi juga telah terbang melintasi negara hingga benua. Sebut saja Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, dan bahkan Belgia.

    “Kalau paling sering ekspor ke Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, Kamboja. Saya ekspor sejak 2016,” ujar Eko sembari mengelus permukaan salah satu sangkar hasil rancangannya, Kamis (17/4/2025).

    Sebelum mengenal dunia daur ulang, Eko adalah pedagang onderdil mobil di Pasar Klitikan, Semanggi.

    Dari aktivitas itulah ia kerap bertemu dengan para pengepul rongsok.

    Satu hari, matanya tertuju pada tumpukan pipa bekas yang berserakan tanpa tuan, potongan paralon yang dianggap tak berguna oleh banyak orang.

    “Waktu itu langsung terpikir, ini kalau dipoles pasti bisa jadi barang yang punya nilai,” kenangnya.

    Bermodal keyakinan dan naluri wirausaha, ia mulai mengumpulkan pipa bekas itu dan membawanya pulang.

    Pada 2012, bersama dua karyawan, Eko mulai bereksperimen menciptakan sangkar burung dari paralon bekas.

    Inspirasi awalnya pun tak biasa, yakni datang dari iklan pipa PVC di televisi.

    “Saya lihat iklan pipa, diinjak gajah pun nggak hancur. Dari situ saya mikir, kuat banget ini bahan. Kenapa nggak dipakai buat sangkar?” ujarnya sambil tertawa.

    Kebetulan pula, Eko tinggal di lingkungan pengrajin sangkar burung berbahan kayu dan bambu di Mojosongo, sebuah sentra kerajinan yang sudah lama dikenal.

    Namun menurutnya, bahan konvensional memiliki banyak kelemahan.

    “Banyak keluhan pembeli, katanya sangkar dari kayu dan bambu cepat rusak, berjamur, bahkan burung bisa mati atau kabur karena sangkarnya rapuh,” ucapnya lirih.

    Berangkat dari keresahan itu, Eko semakin serius mengembangkan sangkar dari paralon.

    Ia mulai memasarkannya pada 2014 dan mendapat respons positif dari para pecinta burung.

    Jembatan Usaha

    Titik balik usahanya datang ketika ia bergabung dengan Rumah BUMN Solo pada awal 2017, tahun berdirinya lembaga pembinaan UMKM yang dikelola BRI itu.

    “Dulu itu tahunya jualan ya dari mulut ke mulut. Kalau sangkar burung ya dari bakul ke bakul, ke Pasar Hewan Depok Solo,” tuturnya.

    Melalui pelatihan digital marketing dari Rumah BUMN Solo, Eko mulai mengenal pemasaran berbasis media sosial dan marketplace.

    Ia belajar mengelola akun Facebook, membuat konten produk, bahkan mencoba menjangkau pasar luar negeri.

    Produk sangkar burung dari limbah pipa bekas dari Eank Solo (Instagram @sangkar_aquarium_paralon)

    “Upload video pertama saya malah pakai komputer Rumah BUMN. Saking senengnya, saya pakai akun YouTube Rumah BUMN, bukan akun saya sendiri,” kenangnya kemudian tersenyum.

    Ia pun menjadi salah satu pelaku UMKM ‘angkatan pertama’ yang merasakan manfaat langsung dari fasilitas Rumah BUMN, dari internet gratis, laptop, hingga pelatihan ekspor.

    “Kalau bingung jawab buyer luar negeri, saya konsultasi ke sana. Mereka bantu banget, rasanya kayak ngobrol sama keluarga,” kata Eko.

    Sejak 2018, ia benar-benar mulai mengirim produk ke luar negeri atas nama sendiri.

    Sebelumnya, ia hanya menjual kepada perantara yang kemudian membawa produk keluar negeri.

    “Kalau yang bener-bener saya ekspor sendiri itu baru 2018, dan itu pengalaman luar biasa,” ujarnya.

    Kini, usaha sangkar burung Eank Solo memproduksi berbagai ukuran sangkar, mulai diameter 16 hingga 60 sentimeter.

    Harganya bervariasi, dari Rp350 ribu hingga Rp2,5 juta tergantung desain dan tingkat kesulitan.

    Dalam sebulan, omzetnya bisa menembus belasan juta rupiah.

    Tak hanya pasar dan keuntungan, Eko juga mengukir prestasi lewat berbagai penghargaan.

    Ia pernah meraih Industry Innovation Award 2021 kategori Dampak Lingkungan, menjadi Juara Program BRIncubator 2018, serta tampil dalam program BRILIANPRENEUR yang mendukung UMKM unggulan Indonesia.

    Tak berhenti di situ, ilmu dan keberhasilan Eko juga ia tularkan kepada para pelaku UMKM lainnya.

    Ia kerap kali menjadi pembicara, untuk berbagi ilmu tentang wirausaha.

    Termasuk berbagi pengalaman perihal kepengurusan perizinan mengirim barang ke luar negeri.

    Kampus-kampus hingga komunitas-komunitas UMKM di daerah pun sering ia kunjungi atas dasar undangan.

    “Saya senang berbagi ilmu, apa yang saya punya saya sampaikan agar semuanya bisa terdorong dan termotivasi untuk maju,” paparnya.

    Koordinator Rumah BUMN Solo, Condro Rini, menyatakan bahwa pihaknya menjadi wadah agar UMKM bisa berkembang dan naik kelas.

    “Kami memberikan pelatihan, pendampingan, dan inkubasi bisnis agar UMKM bisa mandiri dan mampu menjawab tantangan zaman,” ujar Condro pada Kamis (17/4/2025).

    Program yang ditawarkan mencakup berbagai pelatihan tematik, termasuk pelatihan berbasis momen seperti workshop takjil saat bulan Ramadan.

    Seluruh program pelatihan di Rumah BUMN Solo disediakan secara gratis bagi para peserta.

    Saat ini, program rebranding logo sedang berjalan, ditujukan bagi UMKM yang telah lolos proses kurasi untuk memperkuat identitas usahanya.

    UMKM yang ingin menjadi mitra cukup mendaftar secara daring melalui tautan yang disediakan.

    Setelah itu, mereka akan diundang masuk grup WhatsApp sebagai media komunikasi dan jejaring antar pelaku usaha.

    Grup ini memfasilitasi koneksi antara pelaku UMKM, seperti produsen konveksi yang butuh bahan atau tenaga tambahan.

    Hingga kini terdapat sekitar 74 ribu UMKM yang terdaftar pada rumahbumn.id dari wilayah Solo Raya.

    Dari jumlah tersebut, sekitar seribu UMKM aktif dalam grup komunikasi daring.

    SANGKAR BURUNG PIPA – Pemilik sangkar burung Eank Solo, Eko Alif Muryanto (tengah) bersama Koordinator Rumah BUMN Solo dalam sebuah pameran.

    Jumlah mitra terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun sempat menurun saat pandemi COVID-19.

    Pasca pandemi, muncul banyak UMKM baru dari kalangan produktif, seperti mahasiswa dan lulusan baru.

    Kriteria utama untuk menjadi mitra adalah memiliki semangat wirausaha, baik yang sudah punya usaha maupun yang baru ingin memulai.

    Rumah BUMN Solo juga berperan dalam peningkatan daya saing dan akses pasar bagi UMKM.

    Mereka menggandeng platform digital seperti Shopee dan Tokopedia untuk mendukung pemasaran daring.

    Pelatihan yang diberikan mencakup public speaking, konten digital, dan editing video untuk menunjang promosi.

    “Dengan pelatihan ini, UMKM bisa tampil beda dan punya ciri khas produk yang kuat,” kata Condro.

    Produk mitra binaan juga sering diikutsertakan dalam pameran dan bazar, termasuk saat ada kunjungan direksi BRI atau pejabat kementerian.

    Beberapa produk unggulan bahkan sudah berhasil menembus pasar ekspor seperti ke Kanada.

    Kolaborasi menjadi prinsip utama dalam kerja Rumah BUMN Solo, sesuai arahan Kementerian BUMN.

    Termasuk dengan Pemerintah Kota Surakarta (Pemkot Solo) dalam berbagai event, bersinergi untuk mempromosikan serta aktif terlibat meningkatkan perekonomian kota.

    Pada Mei mendatang, mereka akan berkolaborasi dengan PNM, Pegadaian, Shopee, Tokopedia, dan perusahaan BUMN lain.

    “Tujuan utama kolaborasi ini adalah agar UMKM bisa naik kelas,” ungkap Condro.

    Selain itu, Rumah BUMN Solo juga mendukung program tahunan BRI seperti BRI UMKM Ekspor yang mempertemukan pelaku usaha dan calon buyer dari luar negeri.

    Tantangan terbesar yang dihadapi adalah membangun kesadaran UMKM tentang pentingnya peningkatan keterampilan usaha.

    Condro menilai, pelatihan harus dikemas menarik agar UMKM tertarik belajar dan meningkatkan kapasitas mereka.

    “Kami tidak ingin usaha mereka sekadar untung sesaat, tapi bisa bertahan bahkan sampai ke generasi berikutnya,” tambahnya.

    Ke depan, Rumah BUMN Solo berkomitmen untuk terus memberikan dukungan berupa ilmu, keterampilan, dan akses jejaring bisnis bagi para UMKM.

    Adapun keberadaan Rumah BUMN Solo membawa manfaat bagi ribuan UMKM, juga menjadi rumah kedua para pelaku usahanya.

    Di antaranya yang berhasil mengembangkan sayap adalah UMKM Sangkar Burung Eank Solo milik Eko Allif Muryanto asal Mojosongo yang telah mengirim produknya hingga ke Belgia.

    Lalu ada juga kain jumputan Lintang Kejora asli Kampung Baru, yang juga merasakan ekspor ke Malaysia dan Singapura.

    Masih banyak lagi UMKM binaan Rumah BUMN Solo yang telah mandiri dan menjadi inspirasi UMKM lainnya di Solo Raya.

    (*)

  • Sering Batuk Dikira COVID, Wanita Ini Ternyata Kena Kanker Stadium 4

    Sering Batuk Dikira COVID, Wanita Ini Ternyata Kena Kanker Stadium 4

    Jakarta

    Evgenia (27) di London, Inggris menceritakan diagnosis kanker yang dialami ketika usianya masih 25 tahun. Usia tersebut terbilang sangat muda untuk seseorang mengidap kanker.

    Selama berbulan-bulan sebelum didiagnosis, ia mengalami gejala seperti nyeri bahu, kelelahan, dan batuk parah. Evgenia tidak merasakan sesuatu yang aneh dari gejalanya, bahkan mengira sedang terinfeksi COVID.

    Seiring waktu berjalan, gejalanya semakin parah dan ia mengalami ruam kulit serta nyeri parah di tulang belikatnya. Ia akhirnya memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan jadwal biopsi pada Juli 2023.

    Ketika menjalani biopsi, gejalanya semakin parah. Ia batuk terus-menerus, kesulitan berbicara, hingga sulit menjalani aktivitas sehari-hari. Belakangan diketahui, Evgenia mengidap kanker limfoma stadium 4.

    Limfoma adalah jenis kanker yang berasal dari sistem limfatik, yaitu bagian sistem kekebalan tubuh yang melibatkan kelenjar getah bening, limfa, kelenjar timus, dan sumsum tulang.

    “Sebelumnya saya punya firasat bahwa saya mungkin menderita kanker. Saya pikir mengetahui itu jauh lebih baik daripada tidak mengetahuinya,” cerita Evgenia dikutip dari Mirror, Jumat (25/4/2025).

    Diagnosisnya yang terlambat dan serius membuat dia langsung menjalani kemoterapi agresif. Dalam beberapa bulan, hasil pemindaian menunjukkan Evgenia masuk tahap remisi.

    Tapi ketika ia pulih, pemeriksaan awal tahun 2024 menunjukkan kankernya kambuh.

    Dokter lalu memberikan kombinasi imunoterapi dan kemoterapi sebagai perawatan Evgenia. Rencana perawatan berlangsung selama 2 tahun. Meskipun saat ini ia masuk remisi lagi, rasa takut untuk kambuh masih ada.

    “Saya harus datang ke rumah sakit setiap tiga minggu sekarang, dan itu tidak sesulit pengobatan tahap pertama. Pertama kali, saya merasa sangat tidak enak badan. Saya benar-benar kelelahan, dan bahkan berjalan jarak pendek pun sulit,” ungkapnya.

    Menurutnya, terapi kombinasi perawatan eksperimental tersebut memberikan efek samping yang minimal pada fisiknya. Ia bisa beraktivitas sehari-hari, meskipun tidak seaktif sebelum sakit.

    Evgenia mengatakan dirinya saat ini menjalani terapi dan menulis untuk membantu kesehatan mentalnya.

    “Aspek emosional sangat penting bagi saya. Saya mencoba untuk tetap positif dan percaya pada yang terbaik. Dan saya pikir itu sangat membantu saya sepanjang perjalanan hidup saya,” tandasnya.

    (avk/naf)

  • Meta Gelar PHK Massal, Sasar Karyawan Reality Labs Gegara Bisnis Rugi Menggunung – Halaman all

    Meta Gelar PHK Massal, Sasar Karyawan Reality Labs Gegara Bisnis Rugi Menggunung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perusahaan teknologi kondang asal Amerika Serikat, Meta bersiap menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dengan menargetkan karyawan di divisi Reality Labs.

    PHK ini diungkap langsung oleh Juru Bicara Meta Tracy Clayton, Jumat (25/4/2025).

    Dalam laporan tertulisnya disebutkan bahwa dalam waktu dekat perusahaan akan melakukan PHK massal, namun tak dirinci berapa jumlah karyawan yang akan terdampak pemecatan ini.

    Sementara dikutip dari Bloomberg, Meta Platforms Inc. diketahui melakukan PHK terhadap 100 orang di divisi Reality Labs.

    Adapun PHK yang dilakukan perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California tersebut bakal menargetkan unit Oculus Studios, yakni divisi yang bertugas mengembangkan permainan dan konten VR dan AR untuk headset Quest VR Meta.

    “Beberapa tim di Oculus Studios tengah mengalami perubahan dalam struktur dan peran yang telah memengaruhi ukuran tim,” kata juru bicara Meta.

    PHK massal ini dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi internal untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada pengalaman mixed reality yang lebih baik di masa

    Kendati begitu pihak Meta menyesalkan harus melakukan pengurangan terhadap divisi tersebut.

    Meta menilai banyak karyawan yang kompeten dan berperan penting pada keberlangsungan divisi tersebut.

    “Kami sangat sedih untuk menyampaikan bahwa perubahan ini telah mengakibatkan hilangnya beberapa anggota tim kami yang sangat berbakat,” tulis keterangan Meta dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke grup Facebook resmi Supernatural.

    “Kontribusi mereka telah berperan penting dalam membentuk perjalanan kami dan perjalanan Anda, dan ketidakhadiran mereka akan sangat terasa,” imbuh keterangan itu.

    Bisnis Reality Labs Meta Boncos

    Sebelum PHK digelar tepat setelah divisi Reality Labs Meta terus mencatat kerugian operasional.

    Terbaru, total kerugian divisi Reality Labs Meta yang menggunung hingga tembus mencapai 4,97 miliar dolar AS, sebuah angka yang sangat signifikan.

    Sementara penjualan hanya mencatatkan laba 1,1 miliar dolar AS selama kuartal keempat.

    Meta mengungkap kerugian terjadi karena disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti biaya riset dan pengembangan yang tinggi.

    Selain itu perusahaan juga mengalami hambatan dan keterbatasan dalam pendapatan yang diperoleh dari penjualan Headset serta aplikasi VR.

    Meskipun Meta telah menggelontorkan miliaran dolar untuk mengembangkan teknologi AR (augmented reality) dan VR (virtual reality).

    Namun pada kenyataannya pendapatan yang dihasilkan oleh perangkat keras seperti headset Meta Quest dan aplikasi VR belum mampu menutup pengeluaran besar yang dikeluarkan untuk pengembangan produk dan teknologi.

    Serangkaian tekanan ini yang kemudian mendorong Meta untuk mengurangi biaya operasional yang merupakan bagian dari strategi jangka panjang yang lebih besar.

    Bahkan sebelum PHK digelar, CEO Meta Mark Zuckerberg  sempat merilis memo di forum internal Workplace terkait rencana pemangkasan karyawan.

    Zuckerberg memberitahu karyawan bahwa tahun 2025 akan “menjadi tahun yang intens.

    “Perusahaan menetapkan bahwa mereka memotong sekitar 5 persen dari karyawan dengan kinerja terendah,”katanya.

    Bukan Kali Pertama

    PHK seperti bukan kali pertama yang dilakukan Meta, sejak 2022 silam perusahaan teknologi ini telah berulang kali memangkas jumlah karyawannya.

    Di bulan November 2022, Meta dilaporkan memecat 11.000 karyawan dengan alasan proyeksi pertumbuhan yang terlalu optimis pasca pandemi COVID-19.

    Kemudian pada Maret 2023, Meta kembali memangkas 10.000 karyawan sebagai bagian dari inisiatif “Tahun Efisiensi” CEO Mark Zuckerberg.​

    PHK dilanjutkan pada Oktober 2024, dengan jumlah karyawan yang diberhentikan yakni sekitar dua lusin.

    Memasuki awal tahun 2025, Meta kembali memangkas 3.600 staff berperforma rendah sebagai bagian dari upaya meningkatkan standar manajemen kinerja.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Sultan HB X: Pemindahan Gedung DPRD DIY demi menata wajah Kota Yogya

    Sultan HB X: Pemindahan Gedung DPRD DIY demi menata wajah Kota Yogya

    Suara rakyat kini tidak hanya mengalir dari mimbar atau pojok jalan, tetapi berseliweran di ruang maya.

    Yogyakarta (ANTARA) – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa pemindahan Gedung DPRD DIY dari kawasan Malioboro ke Jalan Kenari merupakan bagian dari penataan wajah Kota Yogyakarta agar lebih representatif dan fungsional.

    “Bukan semata urusan teknis, melainkan sebuah langkah untuk turut menata wajah kota, memberi ruang yang lebih representatif bagi kerja-kerja legislasi, sekaligus menyelaraskan demokrasi dengan dinamika tata ruang perkotaan,” ujar Sultan saat peletakan batu pertama pembangunan gedung baru DPRD DIY di Yogyakarta, Jumat.

    Sultan menuturkan bahwa gedung lama DPRD DIY yang berlokasi di kawasan Malioboro telah menjadi saksi sejarah perjalanan demokrasi di Yogyakarta. Namun, perkembangan zaman dan kebutuhan kelembagaan menuntut hadirnya ruang baru yang lebih adaptif dan terbuka.

    Gubernur DIY berharap gedung baru lima lantai yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp293,8 miliar itu dapat menjadi “rumah demokrasi kerakyatan” yang tidak hanya berdiri sebagai bangunan fisik, tetapi juga memiliki jendela lebar terhadap aspirasi publik.

    Sultan juga mendorong DPRD DIY untuk mulai membuka kanal digital seperti data engagement platform dan media analytics yang mampu menangkap dan merespons suara masyarakat dengan cara baru.

    “Suara rakyat kini tidak hanya mengalir dari mimbar atau pojok jalan, tetapi berseliweran di ruang maya,” tutur Ngarsa Dalem.

    Menanggapi dampak efisiensi anggaran terhadap pembangunan, Sultan menjelaskan bahwa hal tersebut tergantung pada kebijakan dan pengelolaan daerah masing-masing.

    “Kalau pusat itu ‘kan APBN. Kalau kita ada APBN dan ada APBD. Ya, kalau kita menggunakan APBD, soal efisiensi ‘kan tergantung pada daerah itu sendiri,” ujar Sultan.

    Lebih jauh Sultan menaruh harapan agar gedung DPRD yang baru bisa menjadi “Prabayasa Demokrasi”, yakni ruang mulia penjaga aspirasi, lentera kebijakan, dan simbol nilai keadaban.

    Ketua DPRD DIY Nuryadi mengatakan bahwa pembangunan gedung baru ini merepresentasikan rumah rakyat yang lebih fungsional, inklusif, dan selaras dengan semangat zaman.

    “Gedung ini adalah simbol demokrasi daerah, tempat bertemunya ide, dialog, dan aspirasi yang mewakili beragam kepentingan masyarakat,” ucap Nuryadi.

    Dijelaskan pula bahwa desain Gedung DPRD DIY dirancang dengan pendekatan holistik, memadukan aspek fisik, filosofi keistimewaan Yogyakarta, serta tata ruang yang mendukung transparansi dan partisipasi publik.

    Nuryadi turut mengajak seluruh elemen masyarakat mengawal pembangunan dengan target selesai pada bulan Desember 2026.

    “Insyaallah, gedung ini tidak hanya akan menjadi monumen pembangunan, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi mendatang,” ujarnya.

    Sementara itu, Sekretaris DPRD DIY Yudi Ismono menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan gedung baru sejak 2020 melalui kajian kawasan oleh Dinas PUP-ESDM DIY.

    Pandemi COVID-19 sempat menghambat proses tersebut. Namun, kata dia, kembali dilanjutkan pada tahun 2022 dengan penyusunan detail engineering design (DED), serta studi analisis dampak lingkungan (amdal) dan analisis dampak lalu lintas (andalalin) pada tahun 2023.

    Pewarta: Luqman Hakim
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 69 70, Kurikulum Merdeka: Contactless Payments

    Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 69 70, Kurikulum Merdeka: Contactless Payments

    Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 69 70, Kurikulum Merdeka: Contactless Payments

    TRIBUNJATENG.COM– Berikut kunci Jawaban Bahasa Inggris kelas 12 SMA halaman 69 70 71.

    Artikel ini akan memudahkanmu dalam mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris.

    Mengerjakan soal Bahasa Inggris SMA tak sulit lagi dengan ulasan ini.

    Pada bagian ini, membahas tentang materi terkait materi Activity 1.

    Simak selengkapnya di sini

    Kunci jawaban Bahasa Inggris kelas 12 halaman 69 70 71

    Soal Halaman 69

    Activity 1

    1. In your opinion, why did La Ode invite Sri to his podcast?

    2. How do you feel about Sri’s idea that money will remain a governing force in the lives of humans?

    3. Do you agree with Sri’s opinion ‘So, to me, It is like living in a world where you get all the benefits of spending, without the pain of paying.’? Explain your reasons.

    4. What is your view on those who want to make social media influencers as a profession?

    5. Due to the pandemic, the use of cashless methods has become rapid. What is your thought on that?

    Kunci jawaban Bahasa Inggris kelas 12 halaman 69

    1. Because Sri is a successful entrepreneur who would inspire the listeners positively.

    2. I believe that money is what people regularly use when purchasing or selling goods and services.

    Money has taken many forms through the ages, but money consistently has three functions: store of value, unit of account, and medium of exchange.

    Therefore, as long as many people do economic transactions with money, it will remain a governing force in the lives of humans.

    3. I do agree with Sri since the cashless effect describes our tendency to be more willing to pay when there is no physical money involved in a transaction.

    4. I am sure that everyone has their own option of what is best for them.

    Personally, I think I am not ready to be a social media influencer since I may always be in the spotlight.

    5. As far as I am concerned, most people were not mobile during the covid-19, they tend to use cashless methods to make purchases, like in an online shopping.

    This means that the phenomena accelerated the use of digital and contactless payments.

    Soal Halaman 70 71

    Reading

    Activity 1

    You are going to read a text about e-money. Answer the questions below based on your experiences.

    Kunci jawaban Bahasa Inggris kelas 12 halaman 70 71

    1. What do you know about e-money?

    Answer: E-money is a type of money which is stored in a user’s account which can be accessed using a card or an electronic device, such as a mobile phone.

    2. Beside debit and credit cards, what other examples of e-money that you know?

    Answer: Ovo, Shopee pay, Gopay, Dana, etc.

    After answering the two questions above, try to find out the meanings of the words, their word classes, as well as their example sentences in the box provided.

    Number 1 is an example

    Answer:

    1. Words : Cashless
    Meaning : Tanpa uang
    Word Class : Adjective
    Example Sentences : In Indonesia, cashless payment tolling had been started since 2019

    2. Words : Bill
    Meaning : Tagihan
    Word Class : Noun
    Example Sentences : She has paid the electric and water bill this week

    3. Words : Gambling
    Meaning : Judi
    Word Class : Noun
    Example Sentences : Gambling had brought about his ruin

    4. Words : Account
    Meaning : Tabungan
    Word Class : Noun
    Example Sentences : My account has Rp10,000,000 in it

    5. Words : Charity
    Meaning : Kegiatan Amal
    Word Class : Noun
    Example Sentences : We will run a local charity that gives books to children.

    6. Words : Transaction
    Meaning : Transaksi
    Word Class : Noun
    Example Sentences : The bank charges a fixed rate for each transaction.

    7. Words : Currency
    Meaning : Mata Uang
    Word Class : Noun
    Example Sentences : The bank will supply and buy back foreign currency

    8. Words : Money Laundering
    Meaning : Pencucian Uang
    Word Class : Noun
    Example Sentences : The man was arrested on suspicion of money laundering

    9. Words : Withdraw
    Meaning : Menarik uang
    Word Class : Verb
    Example Sentences : My father must withdraw some money from the bank

    10. Words : Interest
    Meaning : Bunga Bank
    Word Class : Noun
    Example Sentences : Some people save and live from the interest of their savings.

    Disclaimer

    – Jawaban di atas hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.

    – Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.