Kasus: covid-19

  • Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Jakarta

    Dunia kini berada dalam kewaspadaan tinggi setelah tim peneliti dari India merilis simulasi mengerikan terkait potensi pandemi Flu Burung (H5N1) pada manusia.

    Ilmuwan memperingatkan bahwa otoritas kesehatan hanya memiliki ‘jendela waktu’ yang sangat sempit untuk mencegah kiamat kesehatan global sebelum semuanya terlambat.

    Penelitian terbaru dari pakar Philip Cherian dan Gautam Menon dari Ashoka University mengungkapkan bahwa keberhasilan menghentikan pandemi bergantung pada angka yang sangat kecil: dua kasus.

    Menggunakan platform simulasi canggih BharatSim, para peneliti memetakan bagaimana H5N1 bisa meledak di tengah populasi manusia. Jika pemerintah berhasil mengisolasi dan mengarantina kontak hanya dalam temuan dua kasus pertama, wabah dipastikan bisa padam.

    Namun, begitu jumlah pasien mencapai 10 orang, virus dipastikan sudah menyebar luas di masyarakat. Pada titik ini, wabah akan menjadi ‘kiamat pandemi’ yang mustahil dihentikan tanpa langkah ekstrem seperti lockdown total.

    Tingkat Kematian Flu Burung Tinggi

    Data WHO menunjukkan betapa mematikannya virus ini. Sejak 2003 hingga Agustus 2025, tercatat ada 990 kasus manusia dengan 475 kematian. Ini berarti H5N1 memiliki tingkat kematian (fatality rate) mencapai 48 persen, jauh lebih mengerikan dibandingkan COVID-19.

    “Ancaman pandemi H5N1 pada manusia adalah nyata. Kita hanya bisa berharap mencegahnya melalui pengawasan yang lebih ketat dan respon yang sangat gesit,” tegas Prof Menon kepada BBC.

    Meski saat ini dunia lebih siap dengan stok vaksin dan antivirus, para ahli virologi memperingatkan risiko “Re-assortment”. Jika H5N1 berhasil bercampur dengan virus flu musiman biasa, ia akan menciptakan strain baru yang tak terduga.

    Kondisi ini bisa memicu epidemi musiman yang “kacau dan tak terprediksi,” yang mampu melumpuhkan sistem kesehatan publik secara permanen.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Airlangga minta Pemprov DKI Jakarta akselerasi ekonomi “gig”

    Airlangga minta Pemprov DKI Jakarta akselerasi ekonomi “gig”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakselerasi gig economy yaitu perusahaan merekrut pekerja independen/freelancer untuk melakukan pekerjaan temporer yang berbasis hasil.

    Menurut dia, akselerasi ekonomi gig di DKI dapat dilakukan mengingat daerah tersebut memiliki tingkat pendapatan per kapita yang cukup tinggi.

    “Saya minta di-gas aja untuk ekonomi gig karena dengan demikian ini akan menjadi akselerator, dan ini yang akan membuat Indonesia tumbuh di 8 persen. Kalau kita menggunakan engine gas dan rem seperti pada saat COVID, ini khusus DKI kita cuma ada satu aja, gas terus, gas full,” ucapnya dalam agenda Launching Program Pelatihan Gig Economy dan AI Open Innovation Challenge di Jakarta, Kamis.

    Gig Economy merupakan paket ekonomi ke 8 yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta diresmikan peluncuran AI Open Innovation Challenge atau Hackathon untuk mendukung inovasi generasi muda di bidang teknologi.

    Airlangga menyampaikan bahwa penggunaan aplikasi teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia tumbuh 127 persen, dan 91 juta peluang kerja baru mengalir ke sektor AI di semester 1-2025.

    Data dari Google mengungkapkan Indonesia sebagai negara dengan perusahaan yang mengadopsi AI tertinggi di ASEAN dengan angka 24,6 persen, dan menduduki peringkat nomor 4 di seluruh Asia. Sementara nilai pasar AI di Indonesia diperkirakan mencapai 70,6 miliar dolar AS.

    Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekosistem AI, serta akan dikembangkan di 15 daerah, bekerja sama dengan berbagai pihak di sektor digital.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Uni Eropa Bahas Penggunaan Aset Rusia untuk Danai Ukraina

    Uni Eropa Bahas Penggunaan Aset Rusia untuk Danai Ukraina

    Jakarta

    Dalam pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels pekan ini, Blok Biru bersiap mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sebuah keputusan yang dinilai berisiko menciptakan preseden berbahaya dan berpotensi menggerus kepercayaan di antara 27 negara anggotanya.

    Dalam pertemuan yang dimulai pada Kamis (18/12) tersebut, banyak pemimpin akan mendesak agar puluhan miliar euro aset Rusia yang dibekukan di Eropa, digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan militer Ukraina selama dua tahun ke depan.

    Seperti yang diketahui, Ukraina berada di ambang kebangkrutan. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan Ukraina membutuhkan 137 miliar euro (sekitar Rp2.670 triliun) pada tahun 2026 dan 2027. Dana itu harus tersedia paling lambat musim semi tahun 2026. UE telah berkomitmen untuk menyediakan pendanaan tersebut, dengan cara apa pun.

    Risiko hukum hingga ekonomi

    Komisi Eropa mengusulkan agar sebagian aset Rusia yang dibekukan senilai 210 miliar euro (sekitar Rp4.100 triliun) itu digunakan sebagai jaminan “pinjaman reparasi” senilai 90 miliar euro (sekitar Rp1.760 triliun) untuk Ukraina. Inggris, Kanada, dan Norwegia disebut akan menutupi kekurangannya.

    Namun, rencana ini menuai kontroversi. Komisi Eropa menegaskan dasar hukum dan argumentasinya kuat. Sebaliknya, Bank Sentral Eropa memperingatkan bahwa kepercayaan internasional terhadap mata uang euro dapat terganggu jika UE dianggap menyita aset tersebut.

    Sekitar 185 miliar euro (sekitar Rp3.610 triliun) aset Rusia saat ini dibekukan di Euroclear, penyedia jasa keuangan yang berbasis di Brussels. Belgia khawatir akan potensi pembalasan Rusia, baik melalui jalur hukum maupun cara lain yang lebih berbahaya.

    Euroclear sendiri cemas terhadap reputasinya. Perusahaan itu menilai gagasan Komisi Eropa rapuh secara hukum dan khawatir investor internasional akan menjauh jika aset Rusia dialihkan menjadi instrumen utang UE, seperti yang diusulkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

    Merz desak UE gunakan aset Rusia untuk tekan Putin

    Kanselir Jerman Friedrich Merz mendesak UE untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan guna membantu Ukraina, “meningkatkan tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin”, serta “mengirimkan sinyal tegas ke Moskow.”

    “Isu ini menyangkut keamanan dan kedaulatan Eropa,” kata Friedrich Merz di parlemen Jerman, Bundestag, Rabu (17/12). Dia menegaskan Putin harus diyakinkan bahwa kelanjutan invasi ke Ukraina adalah “tindakan sia-sia” dan Rusia perlu masuk ke dalam “perundingan serius.”

    “Kami berniat menggunakan aset Rusia untuk membiayai Angkatan Bersenjata Ukraina setidaknya selama dua tahun ke depan. Langkah ini bukan untuk memperpanjang perang, melainkan untuk mengakhirinya secepat mungkin,” cuitan Merz di platform X.

    Tidak semua negara UE sepakat

    Komisi Eropa menghadapi hambatan internal. Hungaria dan Slovakia, yang dikenal lebih dekat dengan Rusia, telah menyatakan akan menentang rencana tersebut.

    Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan penggunaan aset Rusia akan “menempatkan Belgia dalam bahaya serius.” Orban menilai langkah itu bertentangan dengan hukum internasional dan mengutip peringatan Putin bahwa Rusia akan merespons dengan segala cara hukum yang tersedia.

    “Setiap sengketa hukum pasti akan kalah dan pada akhirnya seseorang harus mengganti aset yang disita,” Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban.

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga mengingatkan bahwa situasi hukumnya “cukup pelik.” Meski Italia sepakat bahwa Rusia harus bertanggung jawab atas rekonstruksi negara yang diserangnya, Meloni menekankan perlunya dasar hukum yang benar-benar kuat.

    “Jika fondasi hukumnya rapuh, kita justru memberi Rusia kemenangan nyata pertamanya sejak konflik ini dimulai,” kata Meloni di parlemen Italia.

    Rencana B, tapi tidak memungkinkan

    Komisi Eropa, cabang eksekutif yang kuat dari Uni Eropa, telah mengusulkan opsi kedua. Komisi itu dapat mencoba mengumpulkan dana di pasar internasional, mirip dengan cara mereka mendanai uang pemulihan ekonomi besar-besaran setelah awal pandemi Covid-19.

    Belgia lebih memilih opsi ini. Namun, rencana B memerlukan persetujuan dari semua 27 pemimpin untuk dapat diterapkan dan Hungaria menolak untuk mendanai Ukraina. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán melihat dirinya sebagai penengah perdamaian.

    Di sisi lain, rencana A, pinjaman ganti rugi, hanya memerlukan mayoritas sekitar dua pertiga negara anggota untuk disetujui. Hungaria tidak dapat memveto sendirian. Slovakia mungkin menolak. Belgia, Bulgaria, Italia, dan Malta masih perlu diyakinkan.

    Bahkan, jika enam negara tersebut menolak skema pinjaman untuk Ukraina, yang hanya akan dilunasi jika Rusia menghentikan perang dan membayar ratusan miliar euro sebagai ganti rugi, tapi tetap saja tidak cukup kuat untuk menggagalkan keputusan tersebut.

    Ketika mengabaikan posisi Belgia, yang punya kepentingan besar dan kekhawatiran mendalam soal skema ini, justru berisiko merusak proyek Eropa secara keseluruhan. Langkah tersebut justru dapat mengikis kepercayaan antarnegara anggota dan menyulitkan pembentukan suara mayoritas dalam pengambilan keputusan penting di masa depan.

    “Ini pendekatan yang benar-benar baru. Semua orang memiliki pertanyaan,” kata seorang diplomat senior UE yang terlibat dalam negosiasi, yang berlanjut hingga Rabu (17/12). “Kita berbicara soal penggunaan keuangan publik. Parlemen mungkin perlu ikut campur. Ini tidak mudah.”

    Diplomat tersebut ditunjuk untuk memberi pengarahan kepada jurnalis tentang perkembangan terbaru dengan syarat namanya tidak disebutkan.

    Zelenskyy desak UE kirim sinyal keras ke Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak para sekutunya untuk menunjukkan kepada Rusia bahwa perang melawan Ukraina tidak akan “membuahkan hasil.”

    “Hasil pertemuan ini (bagi Eropa) harus membuat Rusia merasa bahwa keinginannya untuk terus berperang tahun depan adalah sia-sia, karena Ukraina akan terus mendapat dukungan,” ujar Zelenskyy.

    Rusia, tambah Zelenskyy, saat ini justru bersiap untuk melanjutkan perang tahun depan, alih-alih menunjukkan niat mengakhiri konflik, seperti yang diklaim Amerika Serikat.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Alfi Anadri

    Editor: Muhammad Hanafi

    (ita/ita)

  • Ini Penyebab Sperma Kosong yang Bikin Pria Sulit Punya Anak

    Ini Penyebab Sperma Kosong yang Bikin Pria Sulit Punya Anak

    JAKARTA – Keinginan memiliki buah hati kerap menjadi harapan besar bagi pasangan suami istri. Namun, tidak sedikit pasangan yang harus menghadapi kenyataan pahit saat kehamilan tak kunjung terjadi.

    Salah satu penyebab dari masalah itu gangguan kesuburan pria, termasuk ketika suami didiagnosis mengalami sperma kosong atau azoospermia. Ini adalah kondisi medis yang ditandai dengan tidak adanya sel sperma di dalam air mani saat ejakulasi.

    Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital Grand Family PIK Christian Christoper Sunnu menjelaskan, azoospermia dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari pengaruh lingkungan hingga kondisi medis tertentu.

    “Faktor lain yang menyebabkan sperma kosong adalah polusi, rokok, alkohol, makanan tinggi gula dan berpengawet, kurang hormon, dan infeksi,” kata Christian Christoper Sunnu di Jakarta, baru-baru ini.

    Secara kasat mata, air mani pada pria dengan sperma kosong cenderung tampak lebih encer dan bening seperti air. Kondisi ini menyumbang sekitar 20 persen dari total kasus infertilitas secara global.

    Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat sekitar 4–6 juta pasangan usia subur yang mengalami infertilitas atau kesulitan mendapatkan keturunan. Sekitar 30 persen dari kasus tersebut berkaitan dengan masalah kesuburan pada pria.

    “Selain itu jumlah sperma laki-laki di dunia telah menurun lebih dari 50 persen dalam setengah abad terakhir,” katanya.

    Dokter Sunnu menjelaskan sperma kosong terbagi menjadi dua jenis utama. Jenis pertama disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran reproduksi, yang dapat terjadi akibat infeksi lama, misalnya karena sering bergonta-ganti pasangan tanpa penggunaan kondom.

    Selain itu, trauma berat pada area testis, seperti benturan keras akibat jatuh atau tendangan, serta faktor genetik juga dapat memicu kondisi ini.

    Tipe kedua adalah sperma kosong non-sumbatan yang berkaitan dengan gangguan produksi sperma. Penyebabnya beragam, mulai dari pola hidup tidak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi makanan ultra processed, hingga faktor genetik.

    Kekurangan hormon, penggunaan suntik hormon secara sembarangan, infeksi seperti gondongan atau COVID-19, penggunaan obat-obatan tertentu, serta varikokel juga termasuk faktor pemicunya.

    “Kedua tipe sperma kosong sangat sulit disembuhkan. Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat meningkatkan jumlah sperma dari nol hingga benar-benar normal,” ujarnya.

    Untuk tipe non-sumbatan, upaya medis seperti pemberian suntik hormon atau terapi stem cell dapat membantu meringankan kondisi. Namun, tindakan tersebut tidak menjamin pemulihan kesuburan secara penuh karena jumlah sperma yang dihasilkan umumnya sangat terbatas.

    “Pada kasus sperma kosong seringkali memerlukan tindakan In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung untuk memungkinkan pasangan memiliki keturunan. Ada harapan di masa depan akan ada treatment yang dapat mengembalikan 100 persen kesuburan sperma pria,” katanya.

    Sunnu juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan buah zakar sebagai organ utama penghasil sperma. Kerusakan pada organ ini sangat sulit diperbaiki jika sudah terjadi.

    “Penting sekali untuk menjaga kesehatan buah zakar pria sejak kecil dan tidak menunggu hingga sudah menikah untuk mulai berobat,” katanya.

  • Cerita WNI Terpapar Kabut Beracun yang Selimuti Ibu Kota India

    Cerita WNI Terpapar Kabut Beracun yang Selimuti Ibu Kota India

    Jakarta

    Sekolah-sekolah di Delhi dan sekitarnya telah memindahkan kelas ke daring dan pembangunan konstruksi telah dilarang karena ibu kota India itu diselimuti kabut beracun yang berbahaya. Dua orang WNI menceritakan dampak yang mereka alami akibat kualitas udara yang buruk di kota itu.

    Pada Senin (15/12) pagi, kabut beracun menyelimuti Ibu kota India, Delhi, yang mempengaruhi jarak pandang dan mengakibatkan jadwal penerbangan dan kereta api tertunda.

    Indeks kualitas udara (AQI) di Delhi yang mengukur PM2.5, partikel halus yang dapat menyumbat paru-paru, dan polutan lainnya lebih dari 30 kali batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Paparan polusi tingkat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia.

    Udara beracun adalah masalah yang berulang di Delhi dan pinggiran kotanya, terutama selama musim dingin.

    Masalah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti emisi industri, knalpot kendaraan, penurunan suhu, kecepatan angin yang rendah, dan pembakaran jerami tanaman musiman di negara bagian tetangga.

    Dan pada Rabu (17/12), indeks kualitas udara di Delhi masuk dalam kategori parah.

    “Dibanding kualitas udara di Jakarta, ini di Delhi lebih parah. Terasa perih di mata kalau kita keluar dan terpapar udara di luar,” kata Dita kepada wartawan Riana Ibrahim yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (16/12).

    “Napas tidak enak dan berat, tenggorokan cepat gatal seperti mau batuk terus. Saya jadi gampang bersin alergi juga,” tambah Dita yang baru pindah ke Delhi pada Juni 2025.

    ‘Polusi udara merupakan pandemi kesehatan’

    Pada Senin (15/12) lalu, rata-rata Indeks Kualitas Udara (AQI) di Delhi mencapai 471, menurut aplikasi Safar milik pemerintah.

    Badan pengawas polusi India mengklasifikasikan tingkat AQI 101200 sebagai moderat, 201300 sebagai buruk, 301400 sebagai sangat buruk, dan di atas 400 sebagai parah.

    Aplikasi yang didukung pemerintah membatasi pembacaan hingga 500, meskipun pemantau swasta dan internasional sering mencatat tingkat yang jauh lebih tinggi.

    Pada Desember tahun lalu, situasi serupa juga terjadi.

    Kepala eksekutif global perusahaan teknologi udara IQAir, Frank Hammes memperingatkan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan merupakan pandemi kesehatan masyarakat.

    Kepada BBC, ia menjelaskan bagaimana udara beracun mempengaruhi segala hal mulai dari angka kematian hingga tingkat IQ.

    “Ini akan berdampak jauh lebih besar pada kesehatan masyarakat daripada Covid-19.”

    Kabut Pagi terlihat di salah-satu ruas jalan di Delhi, India, Minggu (14/12). (Vipin Kumar/Hindustan Times melalui Getty Images)

    Akibat situasi ini, Pemerintah India mengalihkan sekolah-sekolah di Delhi dan daerah sekitarnya ke pembelajaran daring.

    Kegiatan konstruksi juga dilarang sementara. Kabut beracun yang menyelimuti kota ini juga mengganggu visibilitas dan menunda penerbangan serta kereta api.

    Mahkamah Agung India juga mengeluarkan surat edaran pada Minggu, mengimbau pengacara dan pihak yang berperkara untuk hadir secara virtual dalam sidang.

    ‘Bawa alat nebulizer ke sekolah’

    Dita, warga negara Indonesia yang tinggal di Delhi, mengatakan, aturan sekolah secara daring yang dikeluarkan pemerintah “tidak berlaku untuk semua”.

    “Sekolah baru ditetapkan online hanya untuk nursery sampai grade 5, di atas grade 5 boleh dengan hybrid,” ujar Dita.

    “Itu juga baru diterapkan di akhir November saat AQI nggak turun dari 300+. Dan enggak semua sekolah menerapkan hybrid, termasuk sekolah anakku. Dia sekarang grade 11 dan sedang ada exam. Sampai bawa alat nebu ke sekolah dong,” ungkapnya

    Ia juga mengaku asmanya kambuh karena terpapar udara ketika harus tetap keluar rumah menjemput anaknya.

    “Kalau keluar pakai masker N95 dan di mobil juga taruh portable air purifier,” ujarnya.

    Ketika baru datang pada Juni 2025, cuaca masih panas tapi masuk ke perubahan menuju musim gugur.

    “Di India ditandai dengan hujan tiap hari di bulan Juni-Juli yang disebut Monsoon season. Jadi belum terlihat asap polusi karena masih banyak hujan,” tutur Dita.

    Menurut dia, asap dan kabut polusi tipis-tipis mulai muncul sejak akhir Oktober 2025.

    Sebelumnya, ada perayaan Diwali dan festivalnya yang dimulai 20 Oktober sampai seminggu lebih.

    “Asap pun makin tebal karena hampir seisi kota bakar petasan dan kembang api selama semingguan itu.”

    Sejak polusi tinggi dan AQI naik drastis, ia merasakan penanganan pemerintah sangat lambat.

    “Mereka malah menganggap asap akan reda karena musim dingin biasanya waktu buat petani bakar sisa tanaman di lahan, untuk lahan tanam baru (dari padi ke gandum),” kata Dita.

    “Tapi ternyata sampai ada demo dan protes, baru ada aturan khusus dan itu pun sekolah dan kantor masih offline di angka AQI tembus 500+. Tidak ada advice juga dari pemerintah soal penggunaan masker,” ujar Dita.

    Belakangan, pemerintah kota menerapkan kegiatan penyemprotan air smoke gun patroli keliling dari pagi sampai sore dengan menggunakan truk tangki air.

    Namun menurut Dita, tindak lanjut tersebut juga belum merata di berbagai wilayah.

    Dita membandingkan dengan kondisi di Jakarta yang juga penuh polusi.

    “Jakarta cenderung stabil tapi lembap dan bikin pengap. Polusi udara Delhi jauh lebih parah dan berdampak langsung, contohnya penderita sakit pernapasan makin banyak bahkan sekitar saya pada batuk dan bahkan asma.”

    Dita juga berkata Delhi merupakan kota dengan iklim subtropis dan Jakarta beriklim tropis.

    Dengan kondisi tersebut, kondisi Delhi lebih ekstrem dan kontras, bahkan sangat tidak ramah buat tubuh manusia.

    “Kalau gambaran di jalanan, langit keruh cenderung abu-abu kayak mau hujan tapi enggak ada hujan. Berasap dan kabut terutama pagi dan malam selama musim dingin ini.”

    Kabut tebal telah menyelimuti Delhi dalam beberapa hari terakhir. (Getty Images)

    Warga Negara Indonesia lainnya yang juga tinggal di Delhi, Leni, lebih dulu sampai pada Oktober 2024.

    Ia turut menjadi saksi kabut serupa pernah menyelimuti Delhi hingga banyak orang jatuh sakit.

    “AQInya pernah sampai 1000, bahkan di beberapa tempat ada yang lebih tinggi. Kabut polusi dengan jarak pandang cuma sampai ujung mobil kita sendiri. Kalau tahun ini, suhu lebih dingin dari pada tahun lalu. AQInya masih di kisaran paling tinggi sampai 700an,” kata Leni.

    Leni berpendapat kondisi udara memburuk hanya pada musim dingin.

    Hal ini juga disebabkan lokasi geografis dari Delhi yang berada seperti dalam cekungan.

    “Saat musim dingin dan tidak ada angin, maka polusi tidak bisa naik ke atas. Jadi mengendap. Ditambah pembakaran dari pabrik, sampah yang dibakar, dan polusi dari kendaraan nambah parah.”

    Selain penyemprotan air dari pemerintah, penanganan yang dilakukan Leni dan keluarga adalah memakai masker dan menggunakan air purifier di rumah.

    Untuk sekolah, pembelajaran hybrid diberlakukan di tempat anaknya belajar.

    Namun, tetap disarankan untuk masuk dengan alasan sudah terpasang 2 smoke air gun di sekolah dan air purifier di setiap kelas.

    “Tetap disarankan anak-anak menggunakan masker juga. Tapi berdasarkan imbauan pemerintahnya kelas anak saya diharuskan online mode dan ada kelas lainnya offline mode.”

    Sementara itu, baik Dita maupun Leni belum menerima tindak lanjut juga dari pemerintah Indonesia untuk warga negara yang terdampak.

    BBC telah mencoba menghubungi pihak Kementerian Luar Negeri, tapi belum memperoleh jawaban.

    Warga berkendara di tengah kabut asap tebal di New Delhi, 21 Oktober 2025. (Arun Sankar/AFP via Getty Images)

    ‘Penurunan kualitas udara’

    Penurunan tiba-tiba tingkat kualitas udara terjadi sejak Sabtu (13/12) setelah ibu kota India itu menunjukkan perbaikan selama seminggu terakhir, yakni ketika tingkat polusi berfluktuasi antara “buruk” dan “sangat buruk”.

    Pada Minggu (14/12), Komisi Pengelolaan Kualitas Udara India (CAQM) mengaktifkan tingkat tertinggi dari rencana tanggapan berjenjang (GRAP) untuk menangani polusi, meningkatkan dari “tingkat III” menjadi “tingkat IV” dalam rencana tersebut.

    Akibatnya, truk diesel tua dilarang masuk ke Delhi, aktivitas konstruksi dihentikan, dan sekolah-sekolah diinstruksikan untuk beralih ke kelas hybrid, dengan anak-anak usia lebih muda diwajibkan belajar secara daring.

    CAQM menyatakan bahwa penurunan kualitas udara terbaru disebabkan oleh tingkat kelembapan yang tinggi dan perubahan arah angin, yang mengurangi penyebaran polutan dan mendorong pembentukan kabut asap.

    Pihak berwenang telah memperingatkan warga, terutama anak-anak dan orang dengan kondisi jantung atau pernapasan, untuk tinggal di dalam ruangan dan diimbau mengenakan masker jika harus keluar.

    Paparan jangka panjang terhadap AQI yang parah dapat menyebabkan masalah pernapasan bahkan pada orang sehat.

    Lebih dari 200.000 kasus penyakit pernapasan akut tercatat di enam rumah sakit milik negara di Delhi pada periode 2022-2024.

    Saat itu, Delhi berjuang melawan peningkatan tingkat polusi, seperti yang dilaporkan pemerintah federal kepada parlemen awal bulan ini.

    Lihat juga Video ‘Dubes India soal Film ‘Taj Mahal An Eternal Love Story’: Penonton Indonesia akan Relate’:

    (ita/ita)

  • Geger Kasus Flu di AS ‘Menggila’ gegara Varian Baru, Disebut Lebih Ganas

    Geger Kasus Flu di AS ‘Menggila’ gegara Varian Baru, Disebut Lebih Ganas

    Jakarta

    Mutasi virus influenza A H3N2 yang dikenal sebagai subclade K terdeteksi sebagai penyebab meningkatnya kasus flu secara global, termasuk di Amerika Serikat.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan di situs resminya bahwa subclade K menandai “evolusi signifikan pada virus influenza A (H3N2)”. Sejumlah pihak pun menilai kemunculan varian ini memunculkan pertanyaan terkait efektivitas vaksin flu pada musim ini.

    Dalam wawancara dengan Fox News Digital, profesor praktik kesehatan masyarakat di Northeastern University, Boston, Dr Neil Maniar, mengungkapkan tingkat keparahan awal dari varian flu yang tengah muncul tersebut.

    “Semakin jelas bahwa ini merupakan varian flu yang cukup berat,” ujar Maniar. “Di beberapa wilayah dunia tempat varian ini banyak beredar, kasusnya menyebabkan penyakit yang cukup parah, dan saat ini kita sudah melihat musim flu yang agresif.”

    Varian ini juga dinilai berbeda dari strain flu sebelumnya, dengan gejala khas flu yang muncul lebih berat, seperti demam, menggigil, sakit kepala, kelelahan, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek.

    Maniar menyebut subclade K berpotensi memicu musim flu yang agresif. Pasalnya, tingkat vaksinasi flu secara umum menurun, sementara belum ada kepastian apakah vaksin flu tahun ini sepenuhnya sesuai dengan mutasi virus tersebut.

    “Vaksin tetap sangat penting untuk diberikan. Namun karena tidak sepenuhnya selaras dengan varian ini, hal tersebut kemungkinan turut berkontribusi terhadap tingkat keparahan kasus yang kita lihat,” jelasnya.

    “Kita memasuki musim flu dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah dan varian virus yang tampaknya memang lebih agresif.”

    Banyak kekhawatiran bahwa musim flu kali ini bisa menjadi sangat berat, baik dari sisi jumlah kasus maupun tingkat keparahannya,” ujar Maniar.

    Menurutnya, subclade K cukup berbeda dibandingkan varian flu sebelumnya. Perbedaan ini membuat kekebalan alami di tingkat komunitas menjadi lebih rendah, sehingga risiko penularan dan keparahan penyakit ikut meningkat.

    Maniar juga menekankan orang yang tidak divaksinasi berisiko mengalami gejala yang lebih berat, termasuk peningkatan risiko rawat inap.

    Selain vaksinasi, ia menyarankan masyarakat untuk rajin mencuci tangan dengan benar dan teratur.

    Maniar juga mengimbau siapa pun yang merasa tidak enak badan atau menunjukkan gejala penyakit untuk tetap tinggal di rumah, terutama jika berada dalam masa penularan flu atau penyakit menular lain yang sedang beredar, seperti norovirus, COVID-19, atau RSV.

    “Jika Anda tidak merasa sehat, tetaplah di rumah. Ini adalah cara terbaik untuk pulih lebih cepat sekaligus mencegah penularan kepada orang lain,” pungkasnya.

    Sebelumnya Data terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, pada pekan yang berakhir 6 Desember, kunjungan ke fasilitas kesehatan di AS dengan gejala demam disertai batuk atau sakit tenggorokan mencapai 3,2 persen. Angka ini melampaui ambang epidemi nasional dan menandai dimulainya musim flu.

    “Mayoritas virus influenza yang kami temukan musim ini adalah subclade K, varian dari Influenza A(H3N2),” demikian disampaikan otoritas kesehatan AS.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Harga Minyak Hari Ini 17 Desember 2025 Anjlok Parah

    Harga Minyak Hari Ini 17 Desember 2025 Anjlok Parah

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun hampir 3% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) dan ditutup pada level terendah sejak awal tahun 2021. Harga minyak anjlok karena ancaman surplus dan kemungkinan kesepakatan perdamaian di Ukraina membebani pasar.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (17/12/2025), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 2,73%, atau USD 1,55, dan ditutup pada USD 55,27 per barel, terendah sejak Februari 2021 selama pandemi Covid-19. Patokan global Brent turun 2,71% atau USD 1,64, dan ditutup pada level USD 58,92.

    Harga minyak mentah AS telah turun sekitar 23% tahun ini dan mencatatkan kinerja terburuknya sejak 2018. Sementara Brent turun sekitar 21%, tahun terburuknya sejak 2020.

    Menurut asosiasi pengemudi AAA, harga bensin di AS telah turun di bawah USD 3 per galon ke level terendah dalam empat tahun terakhir, yang merupakan kabar baik bagi konsumen menjelang liburan.

    Penurunan harga minyak dapat menandakan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan lapangan kerja di AS mencapai 64.000 pada bulan November tetapi menurun sebesar 105.000 pada bulan Oktober. Tingkat pengangguran mencapai angka tertinggi dalam empat tahun terakhir, yaitu 4,6%.

    Pasar minyak berada di bawah tekanan tahun ini karena anggota OPEC+ telah dengan cepat meningkatkan produksi setelah bertahun-tahun melakukan pemotongan produksi. Investor juga memperhitungkan kemungkinan risiko geopolitik yang lebih rendah karena Presiden AS Donald Trump menekan Ukraina untuk menerima perjanjian perdamaian dengan Rusia.

    Ancaman gangguan pasokan telah membayangi pasar minyak sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022. Kyiv telah melancarkan serangan drone berulang kali terhadap infrastruktur minyak Rusia tahun ini. Sementara itu, AS dan sekutu-sekutu Eropanya telah menargetkan industri minyak mentah Rusia dengan sanksi.

     

  • Jokowi dan Luhut Harus Tanggung Jawab

    Jokowi dan Luhut Harus Tanggung Jawab

    GELORA.CO – Wartawan senior Edy Mulyadi menyoroti keras dugaan penyerangan terhadap anggota TNI yang melibatkan tenaga kerja asing (TKA) asal China. Peristiwa tersebut, menurutnya, menjadi sinyal serius terkait lemahnya pengawasan terhadap keberadaan TKA serta potensi ancaman terhadap kedaulatan negara.

    Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui kanal YouTube, Edy Mulyadi mempertanyakan keberanian TKA yang disebut-sebut tidak hanya menyerang aparat TNI, tetapi juga merusak kendaraan milik perusahaan. Ia menilai insiden tersebut seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah.

    “Bayangkan, TKA berani menyerang anggota TNI. Kalau aparat saja bisa diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan rakyat biasa?” ujar Edy.

    Edy menilai, fenomena masuknya TKA China di Indonesia terjadi secara masif pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia menyebut arus kedatangan TKA tetap berlangsung bahkan saat pandemi Covid-19 melanda dunia, ketika mobilitas masyarakat Indonesia justru dibatasi secara ketat.

    Menurutnya, kebijakan tersebut menimbulkan pertanyaan publik, terutama ketika pemerintah melarang warganya sendiri melakukan mudik Idul Fitri, namun di saat yang sama dinilai tetap membuka pintu bagi TKA asing.

    Dalam kritiknya, Edy juga menyinggung peran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi saat itu, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), yang disebut memiliki pengaruh besar dalam kebijakan terkait investasi dan tenaga kerja asing.

    “Di bawah kebijakan itu, seolah tidak ada yang berani menghentikan masuknya TKA, meski di tengah situasi darurat pandemi,” katanya.

    Edy menegaskan bahwa pemerintah perlu bertanggung jawab dan memberikan penjelasan terbuka kepada publik, terutama terkait mekanisme pengawasan, izin kerja, serta penegakan hukum terhadap TKA yang diduga melakukan pelanggaran hukum.

    Ia juga mendesak agar aparat penegak hukum mengusut tuntas insiden tersebut secara transparan, demi menjaga wibawa negara dan memastikan kedaulatan hukum tetap ditegakkan tanpa pandang bulu.

  • Harga Minyak 16 Desember Turun Imbas Negosiasi Ukraina dan Data China

    Harga Minyak 16 Desember Turun Imbas Negosiasi Ukraina dan Data China

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Selasa (16/12/2025) pagi WIB, memperpanjang penurunan sesi sebelumnya. Tekanan datang dari meningkatnya optimisme atas kemajuan upaya damai Rusia-Ukraina serta rilis data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan.

    Melansir Reuters, data perdagangan awal Asia mencatat, kontrak berjangka Brent turun 24 sen atau 0,40% ke level US$ 60,32 per barel pada pukul 08.01 WIB. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat melemah 22 sen atau 0,39% ke posisi US$ 56,60 per barel.

    Pelemahan harga minyak terjadi seiring sinyal positif dari proses diplomasi Ukraina. Pemerintah AS dilaporkan menawarkan jaminan keamanan bergaya NATO kepada Ukraina dalam pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy di Berlin.

    Langkah tersebut memicu optimisme di sejumlah negara Eropa bahwa konflik berkepanjangan di kawasan itu semakin mendekati tahap negosiasi damai, yang berpotensi membuka jalan bagi pelonggaran sanksi terhadap Rusia.

    Tekanan terhadap harga minyak juga diperkuat oleh rilis data ekonomi China. Analis pasar IG Tony Sycamore menilai data tersebut memperbesar kekhawatiran bahwa permintaan global belum cukup kuat untuk menyerap peningkatan pasokan minyak.

    Data resmi menunjukkan pertumbuhan output pabrik China melambat ke level terendah dalam 15 bulan. Penjualan ritel juga mencatat pertumbuhan paling lambat sejak Desember 2022, ketika pandemi Covid-19 masih membebani aktivitas ekonomi.

    Kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa strategi China yang mengandalkan ekspor untuk menutup lemahnya permintaan domestik mulai kehilangan efektivitas.

    Perlambatan ekonomi China berpotensi semakin menekan permintaan minyak global, terutama di tengah meningkatnya penggunaan kendaraan listrik yang turut mengurangi konsumsi bahan bakar fosil di negara tersebut.

    Pada sisi lain, kekhawatiran pasokan sempat muncul setelah AS menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela pekan lalu.

    Namun, pelaku pasar menilai dampaknya terbatas karena masih tingginya stok minyak terapung serta lonjakan pembelian minyak Venezuela oleh China sebelum potensi pemberlakuan sanksi baru.

  • Kasus Penyakit Ginjal Melonjak di Singapura, Inikah Pemicunya?

    Kasus Penyakit Ginjal Melonjak di Singapura, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Seiring meningkatnya kasus gagal ginjal di Singapura, negara tersebut kini menempati peringkat keempat dunia dalam hal prevalensi, atau jumlah kasus gagal ginjal yang tercatat.

    Proyeksi juga menunjukkan bahwa pada 2035, satu dari empat warga Singapura diperkirakan akan hidup dengan penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD).

    Lonjakan ini terbilang ‘mencolok’ jika dibandingkan dengan penyakit kronis utama lainnya. National Population Health Survey (NPHS) 2024 yang dirilis Ministry of Health Singapura (MOH) dan Health Promotion Board (HPB) mencatat prevalensi diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi relatif stabil atau bahkan menurun.

    Sebaliknya, prevalensi penyakit ginjal kronis melonjak tajam dari 8,7 persen pada 2019-2020 menjadi 14,9 persen pada 2023-2024.

    “Peningkatan tajam ini kemungkinan disebabkan oleh semakin banyaknya tes darah dan urine yang dilanjutkan setelah pandemi COVID-19, serta dorongan dari lembaga kesehatan masyarakat untuk melakukan skrining dini penyakit ginjal kronis pada pasien berisiko tinggi,” kata Adjunct Associate Professor Dr Chua Horng Ruey, Kepala Divisi Nefrologi di National University Hospital (NUH), dikutip dari CNA.

    Saat ini, Singapura memiliki lebih dari 9.000 pasien dialisis, sekitar 60 persen di antaranya menerima layanan bersubsidi melalui National Kidney Foundation (NKF).

    Mengapa Kasus Penyakit Ginjal di Singapura Terus Meningkat?

    Peningkatan prevalensi penyakit ginjal di Singapura erat kaitannya dengan penyakit kronis utama seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Singapura tercatat sebagai peringkat ketiga dunia untuk gagal ginjal akibat diabetes, dan sekitar dua pertiga pasien NKF mengalami gagal ginjal karena diabetes.

    Selain itu, populasi yang menua dan tingginya angka penyakit kardiovaskular turut memperluas kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit ginjal kronis.

    Meski demikian, proporsi pasien baru dialisis akibat diabetes menurun dari sekitar 68 persen pada 2019 menjadi 63 persen pada tahun lalu. Penurunan ini, meski belum signifikan, dinilai menunjukkan dampak awal dari upaya nasional seperti kampanye Beat Diabetes.

    CEO NKF Yen Tan, yang mulai menjabat Februari tahun ini, menyebutkan bahwa faktor gaya hidup juga berperan besar. Banyak warga Singapura mengonsumsi makanan tinggi natrium dari garam tambahan, saus, dan makanan olahan. Kebiasaan makan di luar juga berkontribusi, mengingat kandungan garam dan gula tersembunyi serta porsi yang lebih besar kerap ditemukan pada makanan siap saji.

    Pola makan seperti itu meningkatkan tekanan darah dan membebani ginjal, sementara kalori berlebih berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor risiko diabetes dan hipertensi. Risiko tersebut semakin meningkat ketika pola makan yang buruk ini ditambah dengan gaya hidup yang kurang aktif.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)