Kasus: covid-19

  • Liburan Nataru Dimulai, InJourney Catat Penumpang Mulai Penuhi Bandara

    Liburan Nataru Dimulai, InJourney Catat Penumpang Mulai Penuhi Bandara

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Angkasa Pura Indonesia (Persero) atau InJourney Airports mencatat mulai adanya peningkatan penumpang atau traffic di 37 bandara di Indonesia pada Jumat (19/12/2025). 

    Corporate Secretary Group Head InJourney Airports Arie Ahsanurrohim menyampaikan, peningkatan terjadi seiring dengan dimulainya libur anak sekolah pada akhir pekan ini. 

    InJourney Airports memprediksi puncak lalu lintas penerbangan sebelum natal pada akhir pekan ini, yakni Sabtu (20/12/2025) dan Minggu (21/12/2025) dengan jumlah penumpang di masing-masing tanggal tersebut sekitar 590.000 orang. 

    “Lonjakan puncak pergerakan penumpang akan diprediksi di tanggal 20 dan 21 Desember 2025,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (19/12/2025). 

    Secara umum sejak 15 Desember hingga 19 Desember 2025 pukul 17.22 WIB, tercatat arus lalu lintas mencapai 2.408.919 orang dengan 17.946 penerbangan di 37 bandara InJourney Airports. 

    Secara perinci, arus lalu lintas di bandara mencapai 525.597 orang dengan 3.404 penerbangan pada 19 Desember 2025. Jumlah tersebut masih dapat bertambah sejalan dengan penerbangan sampai malam hari ini. 

    Angka tersebut pun terpantau melonjak 43.763 orang dari hari sebelumnya, Kamis (18/12/2025), dengan arus lalu lintas di bandara mencapai 481.834 orang dan 3.718 penerbangan. 

    Adapun, InJourney Airports memperkirakan jumlah penumpang pesawat melalui bandara Angkasa Pura mencapai 10,54 juta penumpang atau meningkat 4,1% dibandingkan dengan periode Nataru tahun lalu. 

    Khusus di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk di Indonesia, jumlah penumpang pesawat pada periode Nataru 2025/2026 diproyeksikan mencapai sekitar 3 juta penumpang atau naik 3,3% dibandingkan dengan Nataru 2024/2025. 

    Sementara itu di Bandara I Gusti Ngurah Rai jumlah penumpang pesawat saat Nataru  sebanyak 1,36 juta penumpang atau tumbuh dua digit mencapai 13,3%. 

    Salah satu faktor yang mendorong peningkatan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai adalah rute internasional yang terus tumbuh sejak awal 2025.

    InJourney Airports turut memastikan bahwa seluruh bandara telah dipersiapkan untuk mengantisipasi peningkatan pergerakan penumpang pesawat, salah satunya melalui layanan bandara 24 jam. 

    Terlebih, InJourney menyatakan telah menerima sebanyak 558 penerbangan tambahan (extra flight) dari maskapai selama libur Nataru.  

    Adapun, apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19 atau pada 2019, tingkat pemulihan secara umum pada masa Nataru ini baru mencapai 95%. Pada 2019, total penumpang yang menggunakan pesawat mencapai 11,08 juta orang. 

    Dengan kata lain, tingkat kepadatan bandara pada Nataru tahun ini masih lebih rendah dari periode 2019. 

  • Pemerintah tarik utang Rp614,9 triliun, Wamenkeu: Masih “on-track”

    Pemerintah tarik utang Rp614,9 triliun, Wamenkeu: Masih “on-track”

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyatakan realisasi penarikan utang baru oleh pemerintah sebesar Rp614,9 triliun per 30 November 2025 masih terjaga dalam desain atau “on-track.”

    Nilai itu setara dengan 84,06 persen terhadap proyeksi yang ditetapkan dalam laporan semester (lapsem) 2025 sebesar Rp731,5 triliun.

    “Jadi saat ini masih on-track menuju desain dari APBN,” kata Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2025 di Jakarta, Kamis.

    Target penarikan utang sebesar Rp731,5 triliun sepanjang tahun ini digunakan untuk menutup defisit APBN yang berdasarkan proyeksi yang diperkirakan mencapai 2,78 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

    Sementara saat ini, defisit APBN tercatat sebesar 2,35 persen PDB, masih di bawah target proyeksi defisit APBN 2025.

    Selain mengandalkan pembiayaan utang, pemerintah juga memanfaatkan sisa anggaran lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun untuk mengurangi kebutuhan penerbitan surat berharga negara (SBN).

    “Pemenuhan pembiayaan ini terkendali melalui langkah antisipatif, seperti prefunding, ketersediaan kas yang memadai, serta active cash dan debt management, termasuk penempatan dana Rp200 triliun di perbankan umum,” jelas Suahasil.

    Pengelolaan utang juga dilakukan dengan bersinergi bersama Bank Indonesia (BI), kata Suahasil. Sinergi ini berupa skema debt switch pada Surat Berharga Negara (SBN) pembiayaan COVID-19 yang jatuh tempo. Skema ini diambil untuk mengurangi risiko refinancing.

    “SBN yang kami terbitkan pada COVID-19 lalu ada yang jatuh tempo pada 2025, 2026, 2027, dan 2028. Untuk jatuh tempo ini, kami bekerja sama dengan BI untuk melakukan debt switching,” tambahnya.

    Wamenkeu menggarisbawahi skema debt switching yang diambil oleh Kemenkeu tidak hanya dilakukan bersama BI. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu aktif melakukan skema debt switching dengan lembaga multilateral maupun lembaga lainnya.

    Suahasil pun menambahkan pasar keuangan dalam tren membaik, yang mampu mendukung pembiayaan yang makin efisien.

    Di samping pembiayaan utang, pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp41,4 triliun. Dengan demikian, realisasi pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp573,5 triliun atau 86,63 persen dari proyeksi laporan semester sebesar Rp662 triliun.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Jakarta

    Dunia kini berada dalam kewaspadaan tinggi setelah tim peneliti dari India merilis simulasi mengerikan terkait potensi pandemi Flu Burung (H5N1) pada manusia.

    Ilmuwan memperingatkan bahwa otoritas kesehatan hanya memiliki ‘jendela waktu’ yang sangat sempit untuk mencegah kiamat kesehatan global sebelum semuanya terlambat.

    Penelitian terbaru dari pakar Philip Cherian dan Gautam Menon dari Ashoka University mengungkapkan bahwa keberhasilan menghentikan pandemi bergantung pada angka yang sangat kecil: dua kasus.

    Menggunakan platform simulasi canggih BharatSim, para peneliti memetakan bagaimana H5N1 bisa meledak di tengah populasi manusia. Jika pemerintah berhasil mengisolasi dan mengarantina kontak hanya dalam temuan dua kasus pertama, wabah dipastikan bisa padam.

    Namun, begitu jumlah pasien mencapai 10 orang, virus dipastikan sudah menyebar luas di masyarakat. Pada titik ini, wabah akan menjadi ‘kiamat pandemi’ yang mustahil dihentikan tanpa langkah ekstrem seperti lockdown total.

    Tingkat Kematian Flu Burung Tinggi

    Data WHO menunjukkan betapa mematikannya virus ini. Sejak 2003 hingga Agustus 2025, tercatat ada 990 kasus manusia dengan 475 kematian. Ini berarti H5N1 memiliki tingkat kematian (fatality rate) mencapai 48 persen, jauh lebih mengerikan dibandingkan COVID-19.

    “Ancaman pandemi H5N1 pada manusia adalah nyata. Kita hanya bisa berharap mencegahnya melalui pengawasan yang lebih ketat dan respon yang sangat gesit,” tegas Prof Menon kepada BBC.

    Meski saat ini dunia lebih siap dengan stok vaksin dan antivirus, para ahli virologi memperingatkan risiko “Re-assortment”. Jika H5N1 berhasil bercampur dengan virus flu musiman biasa, ia akan menciptakan strain baru yang tak terduga.

    Kondisi ini bisa memicu epidemi musiman yang “kacau dan tak terprediksi,” yang mampu melumpuhkan sistem kesehatan publik secara permanen.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Airlangga minta Pemprov DKI Jakarta akselerasi ekonomi “gig”

    Airlangga minta Pemprov DKI Jakarta akselerasi ekonomi “gig”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakselerasi gig economy yaitu perusahaan merekrut pekerja independen/freelancer untuk melakukan pekerjaan temporer yang berbasis hasil.

    Menurut dia, akselerasi ekonomi gig di DKI dapat dilakukan mengingat daerah tersebut memiliki tingkat pendapatan per kapita yang cukup tinggi.

    “Saya minta di-gas aja untuk ekonomi gig karena dengan demikian ini akan menjadi akselerator, dan ini yang akan membuat Indonesia tumbuh di 8 persen. Kalau kita menggunakan engine gas dan rem seperti pada saat COVID, ini khusus DKI kita cuma ada satu aja, gas terus, gas full,” ucapnya dalam agenda Launching Program Pelatihan Gig Economy dan AI Open Innovation Challenge di Jakarta, Kamis.

    Gig Economy merupakan paket ekonomi ke 8 yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta diresmikan peluncuran AI Open Innovation Challenge atau Hackathon untuk mendukung inovasi generasi muda di bidang teknologi.

    Airlangga menyampaikan bahwa penggunaan aplikasi teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia tumbuh 127 persen, dan 91 juta peluang kerja baru mengalir ke sektor AI di semester 1-2025.

    Data dari Google mengungkapkan Indonesia sebagai negara dengan perusahaan yang mengadopsi AI tertinggi di ASEAN dengan angka 24,6 persen, dan menduduki peringkat nomor 4 di seluruh Asia. Sementara nilai pasar AI di Indonesia diperkirakan mencapai 70,6 miliar dolar AS.

    Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekosistem AI, serta akan dikembangkan di 15 daerah, bekerja sama dengan berbagai pihak di sektor digital.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Uni Eropa Bahas Penggunaan Aset Rusia untuk Danai Ukraina

    Uni Eropa Bahas Penggunaan Aset Rusia untuk Danai Ukraina

    Jakarta

    Dalam pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels pekan ini, Blok Biru bersiap mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sebuah keputusan yang dinilai berisiko menciptakan preseden berbahaya dan berpotensi menggerus kepercayaan di antara 27 negara anggotanya.

    Dalam pertemuan yang dimulai pada Kamis (18/12) tersebut, banyak pemimpin akan mendesak agar puluhan miliar euro aset Rusia yang dibekukan di Eropa, digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan militer Ukraina selama dua tahun ke depan.

    Seperti yang diketahui, Ukraina berada di ambang kebangkrutan. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan Ukraina membutuhkan 137 miliar euro (sekitar Rp2.670 triliun) pada tahun 2026 dan 2027. Dana itu harus tersedia paling lambat musim semi tahun 2026. UE telah berkomitmen untuk menyediakan pendanaan tersebut, dengan cara apa pun.

    Risiko hukum hingga ekonomi

    Komisi Eropa mengusulkan agar sebagian aset Rusia yang dibekukan senilai 210 miliar euro (sekitar Rp4.100 triliun) itu digunakan sebagai jaminan “pinjaman reparasi” senilai 90 miliar euro (sekitar Rp1.760 triliun) untuk Ukraina. Inggris, Kanada, dan Norwegia disebut akan menutupi kekurangannya.

    Namun, rencana ini menuai kontroversi. Komisi Eropa menegaskan dasar hukum dan argumentasinya kuat. Sebaliknya, Bank Sentral Eropa memperingatkan bahwa kepercayaan internasional terhadap mata uang euro dapat terganggu jika UE dianggap menyita aset tersebut.

    Sekitar 185 miliar euro (sekitar Rp3.610 triliun) aset Rusia saat ini dibekukan di Euroclear, penyedia jasa keuangan yang berbasis di Brussels. Belgia khawatir akan potensi pembalasan Rusia, baik melalui jalur hukum maupun cara lain yang lebih berbahaya.

    Euroclear sendiri cemas terhadap reputasinya. Perusahaan itu menilai gagasan Komisi Eropa rapuh secara hukum dan khawatir investor internasional akan menjauh jika aset Rusia dialihkan menjadi instrumen utang UE, seperti yang diusulkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

    Merz desak UE gunakan aset Rusia untuk tekan Putin

    Kanselir Jerman Friedrich Merz mendesak UE untuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan guna membantu Ukraina, “meningkatkan tekanan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin”, serta “mengirimkan sinyal tegas ke Moskow.”

    “Isu ini menyangkut keamanan dan kedaulatan Eropa,” kata Friedrich Merz di parlemen Jerman, Bundestag, Rabu (17/12). Dia menegaskan Putin harus diyakinkan bahwa kelanjutan invasi ke Ukraina adalah “tindakan sia-sia” dan Rusia perlu masuk ke dalam “perundingan serius.”

    “Kami berniat menggunakan aset Rusia untuk membiayai Angkatan Bersenjata Ukraina setidaknya selama dua tahun ke depan. Langkah ini bukan untuk memperpanjang perang, melainkan untuk mengakhirinya secepat mungkin,” cuitan Merz di platform X.

    Tidak semua negara UE sepakat

    Komisi Eropa menghadapi hambatan internal. Hungaria dan Slovakia, yang dikenal lebih dekat dengan Rusia, telah menyatakan akan menentang rencana tersebut.

    Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan penggunaan aset Rusia akan “menempatkan Belgia dalam bahaya serius.” Orban menilai langkah itu bertentangan dengan hukum internasional dan mengutip peringatan Putin bahwa Rusia akan merespons dengan segala cara hukum yang tersedia.

    “Setiap sengketa hukum pasti akan kalah dan pada akhirnya seseorang harus mengganti aset yang disita,” Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban.

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga mengingatkan bahwa situasi hukumnya “cukup pelik.” Meski Italia sepakat bahwa Rusia harus bertanggung jawab atas rekonstruksi negara yang diserangnya, Meloni menekankan perlunya dasar hukum yang benar-benar kuat.

    “Jika fondasi hukumnya rapuh, kita justru memberi Rusia kemenangan nyata pertamanya sejak konflik ini dimulai,” kata Meloni di parlemen Italia.

    Rencana B, tapi tidak memungkinkan

    Komisi Eropa, cabang eksekutif yang kuat dari Uni Eropa, telah mengusulkan opsi kedua. Komisi itu dapat mencoba mengumpulkan dana di pasar internasional, mirip dengan cara mereka mendanai uang pemulihan ekonomi besar-besaran setelah awal pandemi Covid-19.

    Belgia lebih memilih opsi ini. Namun, rencana B memerlukan persetujuan dari semua 27 pemimpin untuk dapat diterapkan dan Hungaria menolak untuk mendanai Ukraina. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán melihat dirinya sebagai penengah perdamaian.

    Di sisi lain, rencana A, pinjaman ganti rugi, hanya memerlukan mayoritas sekitar dua pertiga negara anggota untuk disetujui. Hungaria tidak dapat memveto sendirian. Slovakia mungkin menolak. Belgia, Bulgaria, Italia, dan Malta masih perlu diyakinkan.

    Bahkan, jika enam negara tersebut menolak skema pinjaman untuk Ukraina, yang hanya akan dilunasi jika Rusia menghentikan perang dan membayar ratusan miliar euro sebagai ganti rugi, tapi tetap saja tidak cukup kuat untuk menggagalkan keputusan tersebut.

    Ketika mengabaikan posisi Belgia, yang punya kepentingan besar dan kekhawatiran mendalam soal skema ini, justru berisiko merusak proyek Eropa secara keseluruhan. Langkah tersebut justru dapat mengikis kepercayaan antarnegara anggota dan menyulitkan pembentukan suara mayoritas dalam pengambilan keputusan penting di masa depan.

    “Ini pendekatan yang benar-benar baru. Semua orang memiliki pertanyaan,” kata seorang diplomat senior UE yang terlibat dalam negosiasi, yang berlanjut hingga Rabu (17/12). “Kita berbicara soal penggunaan keuangan publik. Parlemen mungkin perlu ikut campur. Ini tidak mudah.”

    Diplomat tersebut ditunjuk untuk memberi pengarahan kepada jurnalis tentang perkembangan terbaru dengan syarat namanya tidak disebutkan.

    Zelenskyy desak UE kirim sinyal keras ke Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak para sekutunya untuk menunjukkan kepada Rusia bahwa perang melawan Ukraina tidak akan “membuahkan hasil.”

    “Hasil pertemuan ini (bagi Eropa) harus membuat Rusia merasa bahwa keinginannya untuk terus berperang tahun depan adalah sia-sia, karena Ukraina akan terus mendapat dukungan,” ujar Zelenskyy.

    Rusia, tambah Zelenskyy, saat ini justru bersiap untuk melanjutkan perang tahun depan, alih-alih menunjukkan niat mengakhiri konflik, seperti yang diklaim Amerika Serikat.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Alfi Anadri

    Editor: Muhammad Hanafi

    (ita/ita)

  • Ini Penyebab Sperma Kosong yang Bikin Pria Sulit Punya Anak

    Ini Penyebab Sperma Kosong yang Bikin Pria Sulit Punya Anak

    JAKARTA – Keinginan memiliki buah hati kerap menjadi harapan besar bagi pasangan suami istri. Namun, tidak sedikit pasangan yang harus menghadapi kenyataan pahit saat kehamilan tak kunjung terjadi.

    Salah satu penyebab dari masalah itu gangguan kesuburan pria, termasuk ketika suami didiagnosis mengalami sperma kosong atau azoospermia. Ini adalah kondisi medis yang ditandai dengan tidak adanya sel sperma di dalam air mani saat ejakulasi.

    Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital Grand Family PIK Christian Christoper Sunnu menjelaskan, azoospermia dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari pengaruh lingkungan hingga kondisi medis tertentu.

    “Faktor lain yang menyebabkan sperma kosong adalah polusi, rokok, alkohol, makanan tinggi gula dan berpengawet, kurang hormon, dan infeksi,” kata Christian Christoper Sunnu di Jakarta, baru-baru ini.

    Secara kasat mata, air mani pada pria dengan sperma kosong cenderung tampak lebih encer dan bening seperti air. Kondisi ini menyumbang sekitar 20 persen dari total kasus infertilitas secara global.

    Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat sekitar 4–6 juta pasangan usia subur yang mengalami infertilitas atau kesulitan mendapatkan keturunan. Sekitar 30 persen dari kasus tersebut berkaitan dengan masalah kesuburan pada pria.

    “Selain itu jumlah sperma laki-laki di dunia telah menurun lebih dari 50 persen dalam setengah abad terakhir,” katanya.

    Dokter Sunnu menjelaskan sperma kosong terbagi menjadi dua jenis utama. Jenis pertama disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran reproduksi, yang dapat terjadi akibat infeksi lama, misalnya karena sering bergonta-ganti pasangan tanpa penggunaan kondom.

    Selain itu, trauma berat pada area testis, seperti benturan keras akibat jatuh atau tendangan, serta faktor genetik juga dapat memicu kondisi ini.

    Tipe kedua adalah sperma kosong non-sumbatan yang berkaitan dengan gangguan produksi sperma. Penyebabnya beragam, mulai dari pola hidup tidak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi makanan ultra processed, hingga faktor genetik.

    Kekurangan hormon, penggunaan suntik hormon secara sembarangan, infeksi seperti gondongan atau COVID-19, penggunaan obat-obatan tertentu, serta varikokel juga termasuk faktor pemicunya.

    “Kedua tipe sperma kosong sangat sulit disembuhkan. Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat meningkatkan jumlah sperma dari nol hingga benar-benar normal,” ujarnya.

    Untuk tipe non-sumbatan, upaya medis seperti pemberian suntik hormon atau terapi stem cell dapat membantu meringankan kondisi. Namun, tindakan tersebut tidak menjamin pemulihan kesuburan secara penuh karena jumlah sperma yang dihasilkan umumnya sangat terbatas.

    “Pada kasus sperma kosong seringkali memerlukan tindakan In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung untuk memungkinkan pasangan memiliki keturunan. Ada harapan di masa depan akan ada treatment yang dapat mengembalikan 100 persen kesuburan sperma pria,” katanya.

    Sunnu juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan buah zakar sebagai organ utama penghasil sperma. Kerusakan pada organ ini sangat sulit diperbaiki jika sudah terjadi.

    “Penting sekali untuk menjaga kesehatan buah zakar pria sejak kecil dan tidak menunggu hingga sudah menikah untuk mulai berobat,” katanya.

  • Cerita WNI Terpapar Kabut Beracun yang Selimuti Ibu Kota India

    Cerita WNI Terpapar Kabut Beracun yang Selimuti Ibu Kota India

    Jakarta

    Sekolah-sekolah di Delhi dan sekitarnya telah memindahkan kelas ke daring dan pembangunan konstruksi telah dilarang karena ibu kota India itu diselimuti kabut beracun yang berbahaya. Dua orang WNI menceritakan dampak yang mereka alami akibat kualitas udara yang buruk di kota itu.

    Pada Senin (15/12) pagi, kabut beracun menyelimuti Ibu kota India, Delhi, yang mempengaruhi jarak pandang dan mengakibatkan jadwal penerbangan dan kereta api tertunda.

    Indeks kualitas udara (AQI) di Delhi yang mengukur PM2.5, partikel halus yang dapat menyumbat paru-paru, dan polutan lainnya lebih dari 30 kali batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Paparan polusi tingkat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia.

    Udara beracun adalah masalah yang berulang di Delhi dan pinggiran kotanya, terutama selama musim dingin.

    Masalah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti emisi industri, knalpot kendaraan, penurunan suhu, kecepatan angin yang rendah, dan pembakaran jerami tanaman musiman di negara bagian tetangga.

    Dan pada Rabu (17/12), indeks kualitas udara di Delhi masuk dalam kategori parah.

    “Dibanding kualitas udara di Jakarta, ini di Delhi lebih parah. Terasa perih di mata kalau kita keluar dan terpapar udara di luar,” kata Dita kepada wartawan Riana Ibrahim yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (16/12).

    “Napas tidak enak dan berat, tenggorokan cepat gatal seperti mau batuk terus. Saya jadi gampang bersin alergi juga,” tambah Dita yang baru pindah ke Delhi pada Juni 2025.

    ‘Polusi udara merupakan pandemi kesehatan’

    Pada Senin (15/12) lalu, rata-rata Indeks Kualitas Udara (AQI) di Delhi mencapai 471, menurut aplikasi Safar milik pemerintah.

    Badan pengawas polusi India mengklasifikasikan tingkat AQI 101200 sebagai moderat, 201300 sebagai buruk, 301400 sebagai sangat buruk, dan di atas 400 sebagai parah.

    Aplikasi yang didukung pemerintah membatasi pembacaan hingga 500, meskipun pemantau swasta dan internasional sering mencatat tingkat yang jauh lebih tinggi.

    Pada Desember tahun lalu, situasi serupa juga terjadi.

    Kepala eksekutif global perusahaan teknologi udara IQAir, Frank Hammes memperingatkan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan merupakan pandemi kesehatan masyarakat.

    Kepada BBC, ia menjelaskan bagaimana udara beracun mempengaruhi segala hal mulai dari angka kematian hingga tingkat IQ.

    “Ini akan berdampak jauh lebih besar pada kesehatan masyarakat daripada Covid-19.”

    Kabut Pagi terlihat di salah-satu ruas jalan di Delhi, India, Minggu (14/12). (Vipin Kumar/Hindustan Times melalui Getty Images)

    Akibat situasi ini, Pemerintah India mengalihkan sekolah-sekolah di Delhi dan daerah sekitarnya ke pembelajaran daring.

    Kegiatan konstruksi juga dilarang sementara. Kabut beracun yang menyelimuti kota ini juga mengganggu visibilitas dan menunda penerbangan serta kereta api.

    Mahkamah Agung India juga mengeluarkan surat edaran pada Minggu, mengimbau pengacara dan pihak yang berperkara untuk hadir secara virtual dalam sidang.

    ‘Bawa alat nebulizer ke sekolah’

    Dita, warga negara Indonesia yang tinggal di Delhi, mengatakan, aturan sekolah secara daring yang dikeluarkan pemerintah “tidak berlaku untuk semua”.

    “Sekolah baru ditetapkan online hanya untuk nursery sampai grade 5, di atas grade 5 boleh dengan hybrid,” ujar Dita.

    “Itu juga baru diterapkan di akhir November saat AQI nggak turun dari 300+. Dan enggak semua sekolah menerapkan hybrid, termasuk sekolah anakku. Dia sekarang grade 11 dan sedang ada exam. Sampai bawa alat nebu ke sekolah dong,” ungkapnya

    Ia juga mengaku asmanya kambuh karena terpapar udara ketika harus tetap keluar rumah menjemput anaknya.

    “Kalau keluar pakai masker N95 dan di mobil juga taruh portable air purifier,” ujarnya.

    Ketika baru datang pada Juni 2025, cuaca masih panas tapi masuk ke perubahan menuju musim gugur.

    “Di India ditandai dengan hujan tiap hari di bulan Juni-Juli yang disebut Monsoon season. Jadi belum terlihat asap polusi karena masih banyak hujan,” tutur Dita.

    Menurut dia, asap dan kabut polusi tipis-tipis mulai muncul sejak akhir Oktober 2025.

    Sebelumnya, ada perayaan Diwali dan festivalnya yang dimulai 20 Oktober sampai seminggu lebih.

    “Asap pun makin tebal karena hampir seisi kota bakar petasan dan kembang api selama semingguan itu.”

    Sejak polusi tinggi dan AQI naik drastis, ia merasakan penanganan pemerintah sangat lambat.

    “Mereka malah menganggap asap akan reda karena musim dingin biasanya waktu buat petani bakar sisa tanaman di lahan, untuk lahan tanam baru (dari padi ke gandum),” kata Dita.

    “Tapi ternyata sampai ada demo dan protes, baru ada aturan khusus dan itu pun sekolah dan kantor masih offline di angka AQI tembus 500+. Tidak ada advice juga dari pemerintah soal penggunaan masker,” ujar Dita.

    Belakangan, pemerintah kota menerapkan kegiatan penyemprotan air smoke gun patroli keliling dari pagi sampai sore dengan menggunakan truk tangki air.

    Namun menurut Dita, tindak lanjut tersebut juga belum merata di berbagai wilayah.

    Dita membandingkan dengan kondisi di Jakarta yang juga penuh polusi.

    “Jakarta cenderung stabil tapi lembap dan bikin pengap. Polusi udara Delhi jauh lebih parah dan berdampak langsung, contohnya penderita sakit pernapasan makin banyak bahkan sekitar saya pada batuk dan bahkan asma.”

    Dita juga berkata Delhi merupakan kota dengan iklim subtropis dan Jakarta beriklim tropis.

    Dengan kondisi tersebut, kondisi Delhi lebih ekstrem dan kontras, bahkan sangat tidak ramah buat tubuh manusia.

    “Kalau gambaran di jalanan, langit keruh cenderung abu-abu kayak mau hujan tapi enggak ada hujan. Berasap dan kabut terutama pagi dan malam selama musim dingin ini.”

    Kabut tebal telah menyelimuti Delhi dalam beberapa hari terakhir. (Getty Images)

    Warga Negara Indonesia lainnya yang juga tinggal di Delhi, Leni, lebih dulu sampai pada Oktober 2024.

    Ia turut menjadi saksi kabut serupa pernah menyelimuti Delhi hingga banyak orang jatuh sakit.

    “AQInya pernah sampai 1000, bahkan di beberapa tempat ada yang lebih tinggi. Kabut polusi dengan jarak pandang cuma sampai ujung mobil kita sendiri. Kalau tahun ini, suhu lebih dingin dari pada tahun lalu. AQInya masih di kisaran paling tinggi sampai 700an,” kata Leni.

    Leni berpendapat kondisi udara memburuk hanya pada musim dingin.

    Hal ini juga disebabkan lokasi geografis dari Delhi yang berada seperti dalam cekungan.

    “Saat musim dingin dan tidak ada angin, maka polusi tidak bisa naik ke atas. Jadi mengendap. Ditambah pembakaran dari pabrik, sampah yang dibakar, dan polusi dari kendaraan nambah parah.”

    Selain penyemprotan air dari pemerintah, penanganan yang dilakukan Leni dan keluarga adalah memakai masker dan menggunakan air purifier di rumah.

    Untuk sekolah, pembelajaran hybrid diberlakukan di tempat anaknya belajar.

    Namun, tetap disarankan untuk masuk dengan alasan sudah terpasang 2 smoke air gun di sekolah dan air purifier di setiap kelas.

    “Tetap disarankan anak-anak menggunakan masker juga. Tapi berdasarkan imbauan pemerintahnya kelas anak saya diharuskan online mode dan ada kelas lainnya offline mode.”

    Sementara itu, baik Dita maupun Leni belum menerima tindak lanjut juga dari pemerintah Indonesia untuk warga negara yang terdampak.

    BBC telah mencoba menghubungi pihak Kementerian Luar Negeri, tapi belum memperoleh jawaban.

    Warga berkendara di tengah kabut asap tebal di New Delhi, 21 Oktober 2025. (Arun Sankar/AFP via Getty Images)

    ‘Penurunan kualitas udara’

    Penurunan tiba-tiba tingkat kualitas udara terjadi sejak Sabtu (13/12) setelah ibu kota India itu menunjukkan perbaikan selama seminggu terakhir, yakni ketika tingkat polusi berfluktuasi antara “buruk” dan “sangat buruk”.

    Pada Minggu (14/12), Komisi Pengelolaan Kualitas Udara India (CAQM) mengaktifkan tingkat tertinggi dari rencana tanggapan berjenjang (GRAP) untuk menangani polusi, meningkatkan dari “tingkat III” menjadi “tingkat IV” dalam rencana tersebut.

    Akibatnya, truk diesel tua dilarang masuk ke Delhi, aktivitas konstruksi dihentikan, dan sekolah-sekolah diinstruksikan untuk beralih ke kelas hybrid, dengan anak-anak usia lebih muda diwajibkan belajar secara daring.

    CAQM menyatakan bahwa penurunan kualitas udara terbaru disebabkan oleh tingkat kelembapan yang tinggi dan perubahan arah angin, yang mengurangi penyebaran polutan dan mendorong pembentukan kabut asap.

    Pihak berwenang telah memperingatkan warga, terutama anak-anak dan orang dengan kondisi jantung atau pernapasan, untuk tinggal di dalam ruangan dan diimbau mengenakan masker jika harus keluar.

    Paparan jangka panjang terhadap AQI yang parah dapat menyebabkan masalah pernapasan bahkan pada orang sehat.

    Lebih dari 200.000 kasus penyakit pernapasan akut tercatat di enam rumah sakit milik negara di Delhi pada periode 2022-2024.

    Saat itu, Delhi berjuang melawan peningkatan tingkat polusi, seperti yang dilaporkan pemerintah federal kepada parlemen awal bulan ini.

    Lihat juga Video ‘Dubes India soal Film ‘Taj Mahal An Eternal Love Story’: Penonton Indonesia akan Relate’:

    (ita/ita)

  • Geger Kasus Flu di AS ‘Menggila’ gegara Varian Baru, Disebut Lebih Ganas

    Geger Kasus Flu di AS ‘Menggila’ gegara Varian Baru, Disebut Lebih Ganas

    Jakarta

    Mutasi virus influenza A H3N2 yang dikenal sebagai subclade K terdeteksi sebagai penyebab meningkatnya kasus flu secara global, termasuk di Amerika Serikat.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan di situs resminya bahwa subclade K menandai “evolusi signifikan pada virus influenza A (H3N2)”. Sejumlah pihak pun menilai kemunculan varian ini memunculkan pertanyaan terkait efektivitas vaksin flu pada musim ini.

    Dalam wawancara dengan Fox News Digital, profesor praktik kesehatan masyarakat di Northeastern University, Boston, Dr Neil Maniar, mengungkapkan tingkat keparahan awal dari varian flu yang tengah muncul tersebut.

    “Semakin jelas bahwa ini merupakan varian flu yang cukup berat,” ujar Maniar. “Di beberapa wilayah dunia tempat varian ini banyak beredar, kasusnya menyebabkan penyakit yang cukup parah, dan saat ini kita sudah melihat musim flu yang agresif.”

    Varian ini juga dinilai berbeda dari strain flu sebelumnya, dengan gejala khas flu yang muncul lebih berat, seperti demam, menggigil, sakit kepala, kelelahan, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek.

    Maniar menyebut subclade K berpotensi memicu musim flu yang agresif. Pasalnya, tingkat vaksinasi flu secara umum menurun, sementara belum ada kepastian apakah vaksin flu tahun ini sepenuhnya sesuai dengan mutasi virus tersebut.

    “Vaksin tetap sangat penting untuk diberikan. Namun karena tidak sepenuhnya selaras dengan varian ini, hal tersebut kemungkinan turut berkontribusi terhadap tingkat keparahan kasus yang kita lihat,” jelasnya.

    “Kita memasuki musim flu dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah dan varian virus yang tampaknya memang lebih agresif.”

    Banyak kekhawatiran bahwa musim flu kali ini bisa menjadi sangat berat, baik dari sisi jumlah kasus maupun tingkat keparahannya,” ujar Maniar.

    Menurutnya, subclade K cukup berbeda dibandingkan varian flu sebelumnya. Perbedaan ini membuat kekebalan alami di tingkat komunitas menjadi lebih rendah, sehingga risiko penularan dan keparahan penyakit ikut meningkat.

    Maniar juga menekankan orang yang tidak divaksinasi berisiko mengalami gejala yang lebih berat, termasuk peningkatan risiko rawat inap.

    Selain vaksinasi, ia menyarankan masyarakat untuk rajin mencuci tangan dengan benar dan teratur.

    Maniar juga mengimbau siapa pun yang merasa tidak enak badan atau menunjukkan gejala penyakit untuk tetap tinggal di rumah, terutama jika berada dalam masa penularan flu atau penyakit menular lain yang sedang beredar, seperti norovirus, COVID-19, atau RSV.

    “Jika Anda tidak merasa sehat, tetaplah di rumah. Ini adalah cara terbaik untuk pulih lebih cepat sekaligus mencegah penularan kepada orang lain,” pungkasnya.

    Sebelumnya Data terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, pada pekan yang berakhir 6 Desember, kunjungan ke fasilitas kesehatan di AS dengan gejala demam disertai batuk atau sakit tenggorokan mencapai 3,2 persen. Angka ini melampaui ambang epidemi nasional dan menandai dimulainya musim flu.

    “Mayoritas virus influenza yang kami temukan musim ini adalah subclade K, varian dari Influenza A(H3N2),” demikian disampaikan otoritas kesehatan AS.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Harga Minyak Hari Ini 17 Desember 2025 Anjlok Parah

    Harga Minyak Hari Ini 17 Desember 2025 Anjlok Parah

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun hampir 3% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) dan ditutup pada level terendah sejak awal tahun 2021. Harga minyak anjlok karena ancaman surplus dan kemungkinan kesepakatan perdamaian di Ukraina membebani pasar.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (17/12/2025), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 2,73%, atau USD 1,55, dan ditutup pada USD 55,27 per barel, terendah sejak Februari 2021 selama pandemi Covid-19. Patokan global Brent turun 2,71% atau USD 1,64, dan ditutup pada level USD 58,92.

    Harga minyak mentah AS telah turun sekitar 23% tahun ini dan mencatatkan kinerja terburuknya sejak 2018. Sementara Brent turun sekitar 21%, tahun terburuknya sejak 2020.

    Menurut asosiasi pengemudi AAA, harga bensin di AS telah turun di bawah USD 3 per galon ke level terendah dalam empat tahun terakhir, yang merupakan kabar baik bagi konsumen menjelang liburan.

    Penurunan harga minyak dapat menandakan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan lapangan kerja di AS mencapai 64.000 pada bulan November tetapi menurun sebesar 105.000 pada bulan Oktober. Tingkat pengangguran mencapai angka tertinggi dalam empat tahun terakhir, yaitu 4,6%.

    Pasar minyak berada di bawah tekanan tahun ini karena anggota OPEC+ telah dengan cepat meningkatkan produksi setelah bertahun-tahun melakukan pemotongan produksi. Investor juga memperhitungkan kemungkinan risiko geopolitik yang lebih rendah karena Presiden AS Donald Trump menekan Ukraina untuk menerima perjanjian perdamaian dengan Rusia.

    Ancaman gangguan pasokan telah membayangi pasar minyak sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022. Kyiv telah melancarkan serangan drone berulang kali terhadap infrastruktur minyak Rusia tahun ini. Sementara itu, AS dan sekutu-sekutu Eropanya telah menargetkan industri minyak mentah Rusia dengan sanksi.

     

  • Mengapa China Menyembunyikan Kejatuhan Sektor Properti?

    Mengapa China Menyembunyikan Kejatuhan Sektor Properti?

    Jakarta

    Semakin besar ledakannya, semakin dalam dan lama pula kehancurannya. Setelah dua dekade pertumbuhan yang tak terkendali, pada 2020 gelembung properti Cina telah mendorong harga rumah hingga lebih dari 17 kali lipat gaji rata-rata.

    Sebuah badai sempurna mendorong ledakan ini, termasuk reformasi pada 1998 yang mengalihkan penyediaan perumahan dari negara ke kepemilikan swasta, migrasi hampir setengah miliar warga Cina dari pedesaan ke kota, serta melimpahnya kredit dari bank-bank milik negara.

    Demam konstruksi mengubah cakrawala kota-kota Cina, keluarga-keluarga menanamkan tabungan mereka ke apartemen, dan spekulasi properti menjadi hal yang lazim, membantu jutaan rumah tangga kelas menengah merasa lebih kaya dan membelanjakan lebih banyak uang.

    Titik balik terjadi selama gelombang pertama lockdown COVID-19 ketika pemerintah Presiden Xi Jinping memberlakukan aturan baru yang ketat terkait batas utang pengembang properti. Dampak dari reformasi “tiga garis merah” ini sangat brutal. Raksasa properti seperti Evergrande, Country Garden, dan puluhan perusahaan kecil lainnya gagal bayar, dengan lebih dari 70 pengembang bangkrut atau membutuhkan bailout yang didukung negara untuk bertahan.

    Lebih dari lima tahun kemudian, kejatuhan yang menyusul belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Menurut Barclays, bank asal Inggris, lebih dari US$18 triliun (Rp300 kuadriliun) kekayaan rumah tangga telah menguap seiring anjloknya nilai rumah. Sementara itu, aktivitas konstruksi, yang sebelumnya menjadi pendorong utama produk domestik bruto (PDB), merosot begitu parah hingga kini justru menekan pertumbuhan ekonomi di bawah target Beijing.

    Beijing menyensor data properti swasta

    Sebagai tanda betapa sensitifnya kemerosotan ini, pejabat Cina bulan lalu memerintahkan penyedia data swasta untuk berhenti mempublikasikan angka penjualan rumah, menutup salah satu dari sedikit jendela independen untuk melihat kondisi pasar properti saat ini.

    Langkah ini menyusul penurunan penjualan rumah baru sebesar 42% secara tahunan pada Oktober oleh 100 pengembang terbesar, penurunan bulanan terbesar dalam 18 bulan terakhir, menurut China Real Estate Information.

    “Kemungkinan ada penurunan pasar secara luas sebesar 50%, yang bisa turun hingga 85% sebelum mencapai keseimbangan,” katanya kepada DW.

    Sebagai contoh, Stevenson-Yang menyebut seorang koleganya di kota pusat Xi’an yang ditawari tiga rumah dengan harga satu rumah oleh seorang pengembang, setara dengan penurunan dua pertiga harga untuk setiap properti.

    Di kota Tier-1 seperti Beijing dan Shanghai, harga rumah rata-rata telah turun sekitar 10% dari puncaknya, tulis Oxford Economics pada September, dengan melemahnya permintaan unit mewah mendorong diskon yang lebih dalam. Namun, dampak terburuk dirasakan di kota Tier-2 dan Tier-3, termasuk Chengdu dan Dongguan, di mana nilai properti anjlok hingga 30%.

    Apartemen setengah jadi dan kosong memenuhi cakrawala

    Di seluruh Cina, kejatuhan ini meninggalkan proyek-proyek setengah jadi, kota-kota hantu, dan jutaan rumah tangga yang terjebak dalam ekuitas negatif. Kondisi ini memicu kemarahan publik dan protes sporadis ketika para pembeli berharap Beijing akan turun tangan dengan stimulus untuk menopang permintaan.

    “Masih ada kelebihan pasokan yang besar, hingga 3–5 tahun stok apartemen dan perumahan yang belum terjual, sebagian besar di kota-kota kecil,” kata George Magnus, peneliti asosiasi di China Center Universitas Oxford, Inggris, kepada DW. “Akan butuh waktu lama untuk mengurainya, terutama karena kelompok pembeli rumah pertama, usia 20–35 tahun, kini justru menyusut.”

    Setelah mencapai 1,41 miliar, populasi Cina kini mulai menurun, menandai berakhirnya puluhan tahun pertumbuhan.

    Mesin utama pertumbuhan ekonomi Cina menguap

    Properti pernah menyumbang hingga seperempat PDB Cina, membantu pertumbuhan tetap dua digit selama lebih dari satu dekade pada 2000-an dan awal 2010-an. Perlambatan sejak itu menyeret pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar 5% tahun lalu, masih mengesankan, tetapi jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun ledakan, akibat efek rambatan ke sektor lain.

    “Harga dan produksi baja serta semen Cina turun, lapangan kerja dan investasi bisnis melemah, semuanya merupakan kerusakan ikutan [dari kejatuhan properti],” ujar Stevenson-Yang kepada DW.

    Cina merupakan konsumen terbesar dunia untuk bijih besi, tembaga, baja, dan semen, yang sebagian besar terkait dengan konstruksi. Eksportir seperti Australia, Brasil, dan Chile termasuk pihak global yang terdampak akibat turunnya permintaan dari Cina. Ketika pemilik rumah merasakan tekanan, perlambatan ini melemahkan konsumsi rumah tangga, mengurangi impor merek mewah dan mobil asing.

    Stimulus terbatas, tanpa penyelamatan besar-besaran

    Beijing ingin menghindari terbentuknya gelembung spekulatif baru, sehingga langkah stimulus untuk menopang pasar properti tidak semurah pada krisis sebelumnya. Pemerintah Cina pernah turun tangan setelah krisis keuangan global 2008, kejatuhan pasar saham 2015, dan selama pandemi.

    Alih-alih menyelamatkan sektor ini sepenuhnya, banyak pengamat Cina percaya pemerintah membiarkan harga rumah turun secara bertahap agar pembuat kebijakan dapat memprioritaskan stabilitas dan restrukturisasi jangka panjang dibanding stimulus jangka pendek.

    “Pada titik tertentu, Anda tidak bisa lagi menstimulasi karena jumlah uang yang dibutuhkan akan terlalu besar, dan bersifat inflasioner,” kata Stevenson-Yang.

    Bloomberg melaporkan bulan lalu bahwa Beijing sedang mempertimbangkan subsidi pembayaran bunga hipotek, penurunan biaya transaksi, dan potongan pajak penghasilan yang lebih besar bagi peminjam.

    Harga bisa turun bertahun-tahun lagi

    Krisis properti biasanya membutuhkan sekitar lima tahun untuk mencapai titik dasar. Di Amerika Serikat, kejatuhan pasar perumahan yang dimulai pada 2007 baru stabil pada 2012. Di Spanyol, keruntuhan pasca-2008 juga berlangsung sekitar lima tahun sebelum tanda-tanda pemulihan muncul.

    Runtuhnya gelembung Jepang pasca-1991 sering disebut sebagai krisis properti paling berkepanjangan, dengan nilai rumah stagnan lebih dari satu dekade dan tidak pernah sepenuhnya kembali ke puncak sebelum gelembung.

    Stevenson-Yang meyakini sektor properti Cina berada di jalur “10 tahun pertumbuhan negatif atau datar,” sementara analis S&P Global Ratings menilai penurunan ini bisa berlanjut hingga akhir 2020-an. Beberapa proyeksi mengisyaratkan pemulihan tahun depan atau pada 2027.

    Ini menjadi pil pahit bagi keluarga-keluarga Cina biasa. Banyak dari mereka menanamkan tabungan ke apartemen yang kini kehilangan nilai, membuat mereka terjebak dengan hipotek yang tak bisa dilepas dan rumah yang tak bisa dijual. Lebih buruk lagi, nilai properti bisa tetap jauh di bawah puncak tinggi tahun 2020 untuk waktu yang lama.

    Menurut Magnus, kisah ini sama di seluruh dunia, di mana pemilik rumah sering berasumsi bahwa harga akan terus naik selamanya.

    “Ketika pesta berakhir dan siklus berbalik arah … konsekuensinya bisa sangat serius,” katanya kepada DW.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rahka Susanto
    Editor: Yuniman Farid

    Lihat juga Video ‘Resmi Dibuka! Ada Mal Khusus Robot di China’:

    (ita/ita)