Kasus: bullying

  • RK Kenalkan Program Ajudan Gubernur di Hadapan Anak SMA Jakarta, Apa Itu?

    RK Kenalkan Program Ajudan Gubernur di Hadapan Anak SMA Jakarta, Apa Itu?

    Jakarta

    Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) menghadiri agenda diskusi dan kolaborasi pelajar dan anak muda se-Jakarta. Dalam kesempatan itu, RK mengenalkan program yang memberikan kesempatan anak sekolah menjadi ajudan gubernur selama dua pekan.

    “Program namanya Jakarta Youth, Leadership Youth, kira-kira begitu ya. Jadi nanti ajudan saya berganti-ganti setiap 2 minggu Itu seleksi dari seluruh Indonesia,” kata Ridwan Kamil di hadapan para pelajar di DPD Golkar, Sabtu (9/11/2024) malam.

    RK menuturkan program itu akan dilakukannya apabila memenangkan Pilkada Jakarta 2024. Tujuannya, agar pelajar bisa belajar bagaimana gubernur mengambil keputusan.

    Dalam kesempatan itu, ada dua orang yang menang lomba pidato bertajuk ‘Jika Aku Menjadi Gubernur Jakarta’. Keduanya dijanjikan RK bisa jadi ajudannya tanpa ikut seleksi sebagai hadiah tambahan juara pidato.

    “Tapi khusus 2 orang ini, tidak perlu seleksi, nanti langsung dampingi saya jadi gubernur ke mana-mana, belajar kepemimpinan dari jarak 1 meter dan melihat bagaimana keputusan diambil gubernur. Itu hadiah tambahan. Saya doakan, Insyaallah jadi gubernur Jakarta juga,” jelasnya.

    Selain program itu, RK juga mengenalkan program mobil curhat hingga menjanjikan sekolah swasta gratis. Program aplikasi untuk laporkan bullying juga dia kenalkan kepada seluruh pelajar yang datang.

    (taa/taa)

  • Miris, 1 dari 4 Siswa SD di Singapura Jadi Korban Bullying

    Miris, 1 dari 4 Siswa SD di Singapura Jadi Korban Bullying

    Jakarta

    Studi baru dari peneliti National Institute of Education (NIE) menemukan sekitar satu dari empat siswa di sekolah dasar Singapura mengalami perundungan, dengan beberapa di antaranya juga mengaku sebagai pelaku bullying.

    Studi yang dilakukan bekerja sama dengan Singapore Children’s Society dan National University of Singapore. Riset ini dilakukan pasca ramai beberapa video yang viral di media sosial soal anak-anak dan remaja ‘dibully’ dalam beberapa bulan terakhir.

    Studi tersebut melibatkan 581 siswa di tingkat sekolah dasar atas berusia 9 hingga 13 tahun, bersama dengan salah satu pengasuh utama mereka.

    Sekitar 23 persen anak yang disurvei menjawab ya, ketika ditanya apakah mereka dirundung dalam dua hingga tiga bulan terakhir.

    Studi ini difokuskan pada siswa sekolah dasar atas karena kelompok usia mereka lebih rentan mengalami perundungan.

    Peneliti juga menemukan korban biasanya menghubungi teman atau teman sekelas dan orang tua mereka terlebih dahulu, sebelum menghubungi guru atau konselor mereka.

    Ini adalah penemuan yang mengejutkan, kata peneliti utama studi Cheung Hoi Shan, asisten profesor dari departemen psikologi dan perkembangan anak & manusia NIE.

    “Kami berharap para siswa akan lebih termotivasi untuk memberitahu guru, karena ini terjadi dalam konteks sosial yang sama dengan tempat terjadinya perundungan. Jika mereka dirundung di sekolah, tentu saja, orang dewasa yang paling mudah didekati adalah guru di sekolah,” tambahnya.

    “Namun, bukan itu masalahnya. Faktanya, hanya sekitar 5 persen siswa yang melaporkan bahwa mereka berbicara dengan guru atau konselor sekolah terlebih dahulu.”

    (naf/kna)

  • 5 Top News: Guru Honorer Supriyani Batalkan Surat Perdamaian dengan Orang Tua Murid hingga IHSG Perdagangan Kamis 7 November 2024 Anjlok

    5 Top News: Guru Honorer Supriyani Batalkan Surat Perdamaian dengan Orang Tua Murid hingga IHSG Perdagangan Kamis 7 November 2024 Anjlok

    Jakarta Beritasatu.com – Sepanjang Kamis (7/11/2024), berita-berita yang menarik perhatian pembaca Beritasatu.com adalah guru honorer Supriyani membatalkan surat perdamaian dengan orang tua murid di Konawe Selatan, siswa SDN 024 Tarakan meninggal, dan Polda Metro menyita senjata api dan uang Rp 73 Miliar pada kasus judi online yang melibatkan oknum Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi). 

    Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) gandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Polri untuk memastikan server Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu(Sirekap) tidak down saat Pilkada 2024, serta indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis 7 November 2024 anjlok.

    Berikut ini top 5 news Beritasatu.com:

    1. Guru Honorer Supriyani Batalkan Surat Perdamaian dengan Orang Tua Murid di Konawe Selatan

    Guru honorer Supriyani mencabut surat pernyataan damai pada perkara dugaan penganiayaan murid berinisial MCD (6) di SDN 4 Baito Kabupaten Konawe Selatan.

    Pencabutan itu tidak lama setelah surat perjanjian damai Supriyani dengan ibunda korban di rumah jabatan bupati Konawe Selatan pada Selasa, (5/11/2024).

    2. Siswa SDN 024 Tarakan Meninggal, Pihak Sekolah Bantah Ada Aksi Bullying.

    Pihak SDN 024 Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) akhirnya buka suara terkait siswanya yang meninggal dunia diduga menjadi korban bullying atau perundungan. Pihak sekolah membantah, insiden ini disebabkan oleh tindakan bullying di lingkungan sekolah.

    Kepala Sekolah SD Negeri 024 Tarakan, Siti menyampaikan, kejadian yang menimpa siswa kelas 2 berinisial MI itu berlangsung di dalam ruang kelas saat jam pelajaran berlangsung. Pada saat kejadian, wali kelas sedang menulis di papan tulis, sehingga tidak menyadari adanya insiden tersebut terjadi.

    3. Kasus Judi Online Libatkan Oknum Kemenkomdigi, Polda Metro Sita Senjata Api dan Uang Rp 73 Miliar

    Polda Metro Jaya menyita dua unit senjata api (senpi) hingga uang tunai senilai Rp 73,723 miliar terkait kasus judi online (judol) yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi).

    “Penyidik telah menyita berbagai jenis barang bukti, antara lain 34 unit hand phone, 23 laptop, 20 lukisan, 16 unit mobil, 16 unit monitor,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan Kamis (7/11/2024).

    4. KPU Gandeng BSSN dan Polri Pastikan Server Sirekap Tidak Down Saat Pilkada 2024

    KPU mengupayakan agar Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu (Sirekap) tidak mengalami kendala atau down pada proses rekapitulasi suara Pilkada 2024. Langkah ini dilakukan dengan menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Polri.

    Anggota KPU Betty Epsilon Idroos mengatakan, sejumlah perbaikan dan penyempurnaan sistem Sirekap mobile telah dilakukan, termasuk memastikan agar server tidak down saat diakses banyak orang dalam waktu bersamaan.

    5. IHSG Perdagangan Kamis 7 November 2024 Anjlok Lebih Dari 1 Persen

    IHSG pada perdagangan bursa, Kamis (7/11/2024) anjlok lebih dari 1%. IHSG dibuka pada level 7.383 dan bergerak di rentang 7.283-7.386. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG juga ditutup melemah setelah Donald Trump menang di Pilpres AS 2024.

    Data bursa yang diolah Beritasatu.com hingga pukul 09.42 WIB, IHSG berkurang 94,9 poin atau 1,29% menjadi 7.288. Sebanyak 137 saham naik, 324 saham turun, dan 174 saham stagnan.

  • Siswa SDN 024 Tarakan Meninggal, Pihak Sekolah Bantah Ada Aksi Bullying

    Siswa SDN 024 Tarakan Meninggal, Pihak Sekolah Bantah Ada Aksi Bullying

    Tarakan, Beritasatu.com – Pihak SDN 024 Tarakan akhirnya buka suara terkait siswanya yang meninggal diduga menjadi korban bullying atau perundungan. Pihak sekolah membantah bahwa insiden ini disebabkan oleh tindakan bullying di lingkungan sekolah.

    Kepala Sekolah SD Negeri 024 Tarakan, Siti menyampaikan, kejadian yang menimpa siswa kelas 2 berinisial MI itu berlangsung di dalam ruang kelas saat jam pelajaran berlangsung. Pada saat kejadian, wali kelas sedang menulis di papan tulis, sehingga tidak menyadari insiden tersebut terjadi.

    “Kejadiannya itu memang di kelas. Pada saat itu Ibu Masitah (wali kelas) posisinya di kelas sedang mengajar, menulis di papan tulis, kejadiannya itu di belakangnya,” ungkap Siti, Kamis (7/11/2024).

    Menurut Siti, peristiwa tersebut bukanlah aksi bullying oleh teman sekelas korban.

    “Jadi itu bukan bullying, karena tidak ada indikasi seperti itu,” tambahnya.

    Ia menjelaskan, insiden tersebut terjadi secara spontan. Seorang teman sekelas MI diduga memukul mata kirinya, tetapi korban tidak menangis, sehingga pelajaran tetap dilanjutkan sampai jam sekolah usai.

    Saat itu, wali kelas juga tidak melihat ada tanda-tanda bekas luka pada tubuh korban, sehingga para siswa pulang seperti biasanya setelah pelajaran selesai. Sekolah baru mengetahui kejadian ini setelah orang tua korban datang dan menyampaikan keluhan.

    Diketahui, siswa kelas 2 tersebut akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis selama tiga bulan terakhir.

    Pihak keluarga menduga, MI meninggal dunia akibat kekerasan yang dilakukan oleh salah seorang temannya. Kejadian yang berlangsung pada Agustus 2024 ini diduga menyebabkan korban mengalami penyumbatan cairan di otaknya, yang diperkirakan terkait dengan pembengkakan pada mata kirinya.

  • Jadi Korban Bullying Teman Sekelas, Bocah 8 Tahun di Tarakan Tewas

    Jadi Korban Bullying Teman Sekelas, Bocah 8 Tahun di Tarakan Tewas

    Tarakan, Beritasatu.com – Seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun yang duduk di bangku sekolah dasar di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, tewas diduga menjadi korban bullying atau perundungan oleh salah seorang teman sekelasnya.

    Hasil diagnosa, korban tewas akibat penyumbatan cairan di otak. Mata kirinya sebelumnya juga mengalami pembengkakan.

    Bocah 8 tahun yang diduga menjadi korban bullying hingga meninggal dunia tersebut berinisial MI yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar.

    Kepergian MI pun masih menyisakan duka yang mendalam bagi pihak keluarga yang tinggal di rumah sederhana di kawasan Jalan Anggrek, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat.

    Ibu kandung korban, Susilawati mengatakan, awalnya ia curiga dengan kondisi mata kiri anaknya yang mengalami pembengkakan dan kerap mengeluarkan air mata. Setelah didesak, MI pun akhirnya bercerita bahwa ia telah ditarik dari kursi hingga terjatuh, dan kemudian dipukul oleh teman sekelasnya berinisial FA.

    “Dipukul pakai tangan oleh teman yang namanya F. Anak saya cerita itu,” ungkap Susi kepada Beritasatu.com dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di rumahnya di Kota Tarakan, Rabu (6/11/2024) Siang.

    Susi melanjutkan, berdasarkan cerita dari korban, alasan FA memukulnya lantaran dipicu persoalan rebutan kursi, antara korban, pelaku, dan seorang teman sekelas lainnya berinisial AL.

    “Gara-gara apa? Kursi, tetapi bukan anak saya ganti, temannya lho pak, yang namanya AL itu gantikan kursi anak saya itu, habis itu kok malah jadi begini,” sambungnya.

    Setelah mengetahui peristiwa yang dialami oleh anaknya, Susi pun lantas menceritakan persoalan ini ke suaminya, yang kemudian langsung mendatangi pihak sekolah guna meminta pertanggungjawaban.

    Namun, upaya mediasi yang telah dilakukan di sekolah, ternyata tak membuahkan hasil yang diharapkan. Bahkan, akibat peristiwa itu, kondisi kesehatan korban pun perlahan makin memburuk.

    Pihak keluarga sempat membawa korban ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Dan berdasarkan hasil CT Scan, tim medis pun mendiagnosa bahwa telah terjadi penyumbatan cairan pada otak korban lantaran disebabkan oleh cairan nanah yang sudah naik ke otak akibat pada pembengkakan pada mata kiri korban.

    Selama tiga bulan terakhir menjalani perawatan medis, korban juga sempat mengalami koma selama 10 hari sebelum akhirnya meninggal dunia.

    Sementara itu, meski masih diselimuti duka yang mendalam, pihak keluaga korban pun memutuskan untuk enggan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, dan berharap agar kejadian serupa tak terulang dan dialami oleh pelajar lain di sekolah itu.

     

  • Gaet Komunitas Lokal, Jurus Meutya Hafid Atasi Dampak Buruk Internet

    Gaet Komunitas Lokal, Jurus Meutya Hafid Atasi Dampak Buruk Internet

    Kupang

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan untuk mewujudkan internet ramah semua orang, termasuk anak-anak, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Untuk itu, pemerintah turut melibatkan komunitas lokal di daerah menjadi agen literasi digital.

    Keberadaan akses internet memberikan dampak besar dalam memudahkan arus informasi terkini, komunikasi, transaksi, pekerjaan, hingga meningkatkan ekonomi. Namun jika tidak dibekali dengan pemahaman yang tepat, internet bisa menumbuhkan hoax, pornografi, pencurian data pribadi, judi online, dan bullying.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan, untuk mengatasi persoalan dampak negatif internet tersebut dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pihak, termasuk dari komunitas lokal di daerah.

    Meutya menyebutkan berdasarkan data terakhir, Komdigi telah bekerjasama dengan 8.000 partner relawan komunitas untuk membantu Komdigi melakukan literasi digital ke masyarakat..

    “Cuma kita masih banyak PR untuk literasi digital. Jadi, kita berharap lebih banyak lagi teman-teman anak muda, perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan tokoh adat, pemuka agama, orang-orang yang memiliki komunitas atau jamaatnya masing-masing gitu. Kita harapkan mau membantu kita untuk melakukan literasi digital,” tutur Meutya di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    Adapun Nusa Tenggara Timur menjadi kunjungan kerja perdana Meutya sebagai Menkomdigi. Ia mengecek sinyal internet ke pelosok, tepatnya ke Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, yang warganya kesulitan berselancar di dunia maya.

    Selain itu, di hari yang sama mengunjungi fasilitas Stasiun Bumi Satria-1 di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, untuk mengetahui progres satelit pemerintah tersebut. Di lokasi yang sama juga dilakukan dialog dengan pemuka agama di NTT terkait literasi digital.

    “Komdigi PR-nya masih banyak ya, tapi untuk dari sisi infrastruktur kita kan konektivitasnya sekarang sudah cukup baik 97%. Meskipun kita sadari masih banyak yang pelan koneksi internetnya, tapi 97% sudah ter-cover. Nah, tugas kita bagaimana membuat konektivitas ini menjadi meaningful, punya makna, punya empati,” jelasnya.

    Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan internet sebagai ruang bersama. Untuk itu, dalam menjaganya dilakukan secara bersama-sama. Dalam hal ini pemerintah membangun infrastruktur telekomunikasi, begitu pula regulasinya, sedangkan ruang digital itu dilakukan bersama-sama.

    “Caranya adalah literasi digital, makanya banyak sekali anak-anak muda yang kita harapkan bisa membantu mulai dari perang terhadap judi online, internet ramah anak. Kemudian pengawasan-pengawasan lainnya di internet, bullying, apa lagi ya Hal-hal yang buruk lah di internet itu kita harus jaga sama-sama. Jadi, pemerintah juga nggak bisa sendiri, kita perlu libatin masyarakat dan komunitas,” pungkasnya

    (agt/afr)

  • Kasus Kekerasan kepada Perempuan di Jawa Timur Terus Turun

    Kasus Kekerasan kepada Perempuan di Jawa Timur Terus Turun

    Surabaya, Beritasatu.com – Sepanjang 2024 hingga kini, terdapat 640 kasus kekerasan pada perempuan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Angka ini turun jika dibandingkan pada 2023 terdapat 802 kasus. 

    Sedangkan pada 2022 ada sebanyak 968 kekerasan terhadap perempuan. Ini artinya dalam tiga tahun terakhir angka kasus kekerasan pada perempuan tersebut menurun sebesar 33,2%. 

    Demikian juga dengan angka kekerasan pada anak. Dalam tiga tahun terakhir, penurunan signifikan bisa dicapai sebesar 31,7%. Perinciannya pada 2022, angka kekerasan anak terjadi sebanyak 1.561 kasus, kemudian menurun menjadi 1.386 kasus di 2023, dan kembali menurun pada 2022 menjadi 1.065 kasus. 

    “Kita terus berupaya dalam menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang dilakukan secara holistik. Kita berkomitmen untuk mewujudkan Provinsi Jawa Timur yang aman dan nyaman bagi semua, tak terkecuali bagi perempuan dan anak,” ungkap Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Rabu (30/10/2024). 

    Adhy menegaskan keberhasilan Pemprov Jatim menekan kasus kekerasan kepada perempuan dan anak berkat upaya simultan yang melibatkan banyak pihak, termasuk Satgas Penanganan Masalah Perempuan dan Anak (PMPA). Selain itu, ada kampanye 5 stop, yakni  yan stop stunting, stop tanpa dokumen kependudukan, stop bullying dan kekerasan kepada perempuan dan anak, stop pekerja anak, dan stop perkawinan usia dini.

    Selain itu juga dilakukan advokasi dan sosialisasi terhadap guru BK di sekolah-sekolah baik jenjang SMP maupun SMA, dan melakukan advokasi dan sosialisasi forum anak Jawa Timur. 

    “Kita juga memiliki sistem pelaporan on call one stop service di call center pos Sayang Anak dan Perempuan (SAPA). Call center ini melayani laporan bullying, perdagangan anak, pernikahan dini usia, eksploitasi seksual dan ekonomi dan juga kekerasan pada perempuan dan anak,” tutupnya.

  • Penasihat terdakwa pembunuhan taruna minta semua ikut tanggung jawab

    Penasihat terdakwa pembunuhan taruna minta semua ikut tanggung jawab

    erdakwa ini dihasut dan didorong rekan-rekan untuk melakukan aksiJakarta (ANTARA) – Penasihat hukum terdakwa kasus pembunuhan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing meminta semua pihak yang terlibat ikut bertanggung jawab terhadap kematian korban Putu Satria Ananta (19) di kampus STIP pada Jumat (3/5) akibat dugaan penganiayaan yang berujung kematian.

    “Kami minta jaksa penuntut umum (JPU) menarik semua pihak yang terlibat kasus ini untuk ikut bertanggungjawab dan kasus ini tidak hanya menjadi tanggung jawab terdakwa saja,” kata Mulyadi Sihombing selaku penasihat hukum terdakwa Tegar Rafi Sanjaya usai sidang eksepsi di Jakarta, Selasa.

    Baca juga: Kapolres Jakut motivasi taruna STIP agar kuat jalani masa pendidikan

    Ia dalam nota keberatan meminta JPU untuk memeriksa semua pihak yang bertanggung jawab secara hukum atas kematian korban.

    “Kami intinya meminta supaya semua ikut bertanggung jawab,” kata dia.

    Dia berharap pihak STIP memberikan respons terhadap kematian korban dengan membuatkan monumen atau penghargaan kepada korban.

    Baca juga: Polisi tunggu jawaban Kejaksaan terkait kasus penganiayaan di STIP

    “Kami berharap kampus STIP juga dapat hentikan aksi perundungan atau bullying yang menyebabkan kematian seperti ini tidak berulang. Ini bukan kasus yang pertama tapi kerap terjadi,” kata dia.

    Dia menjelaskan dalam kejadian tersebut terdakwa Tegar Rafi Sanjaya awalnya datang ke toilet yang menjadi lokasi perundungan untuk merokok.

    Saat masuk dia menemukan korban dan empat rekannya sudah diarahkan teman-teman terdakwa. Menurut dia terdakwa ini menanyakan kepada korban.

    “Tahan ya,” Siap senior,” jawab korban lalu terdakwa memukul bagian dada terdakwa sebanyak tiga kali dan korban kolaps.

    Baca juga: Keluarga korban senioritas STIP belum dihubungi keluarga pelaku

    “Terdakwa ini dihasut dan didorong rekan-rekan untuk melakukan aksi dan korban juga diduga juga sudah mengalami aksi perpeloncoan sehari sebelumnya,” kata dia.

    Selain itu dirinya mewakili terdakwa dan keluarga terdakwa meminta maaf kepada keluarga korban yang hadir di persidangan karena memang peristiwa ini sudah ada korban.

    “Kita juga mewakili dari terdakwa untuk meminta maaf secara secara langsung tapi keluarga korban belum menerima,” kata dia.

    Ia menjelaskan klien mereka didakwa empat pasal alternatif dalam kasus ini yakni pasal 351 ayat 3 Kita Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pasal 338 KUHP, pasal 351 ayat 3 jo pasal 55 KUHP dan pasal 338 jo pasal 55 KUHP.

    Baca juga: Menhub siapkan bantuan pendidikan buat adik korban senioritas STIP

    “Pasal 351 ini tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian dan pasal 338 tentang aksi pembunuhan,” kata dia.

    Dirinya menjelaskan pihaknya didatangi keluarga terdakwa untuk mendampingi dalam kasus ini dan pihaknya bukan membantu terdakwa secara membabi buta tapi ingin memastikan hak terdakwa terpenuhi di persidangan.

    “Kami akan kawal perkara ini sampai selesai,” kata dia

     

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mahasiswa yang Akhiri Hidup di Kampus Petra Ternyata Pernah Jadi Korban Perundungan

    Mahasiswa yang Akhiri Hidup di Kampus Petra Ternyata Pernah Jadi Korban Perundungan

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswa yang ditemukan tewas karena bunuh diri di area gedung Q kampus Petra ternyata korban perundungan sejak SMP. Diketahui, Raphael David Daniel ditemukan meninggal dunia setelah lompat dari lantai 12 gedung Q Universitas Petra.

    “Dia ada masalah dengan temannya di sekolah, tapi dia tidak cerita ke kami. Salah satu temannya dari keluarga berada, mengajak teman-teman Rapha yang lain untuk membully dia,” kata Ronald Daniel, Selasa (15/10/2024).

    Ronald Daniel menceritakan bahwa sebenarnya Raphael merupakan anak berprestasi terutama di pelajaran bahasa inggris. Sampai-sampai neneknya memanggil Raphael dengan sebutan Mr. Smiley. Selain itu, Raphael juga dikenal anak yang ramah dan bersahabat. Sehingga hampir semua teman sekolah dikenal keluarganya.

    “Mulai berubah pada tahun 2020. Ia saat itu kelas 1 SMA. Tiba-tiba yang asalnya gembira, ceria dan banyak bicara menjadi pendiam dan sensitif,” imbuh Ronald.

    Mengetahui anaknya berubah, Ronald dan istrinya berinisiatif untuk membawa Raphael ke psikiater. Dari hasil pemeriksaan psikiater itulah Ronald mengetahui bahwa anaknya mengalami depresi berat.

    Kepada orang tuanya, Raphael mengaku bahwa mendapatkan perlakuan bullying sejak kelas 3 SMP. Bullying berlanjut dari orang yang sama hingga SMA. Mengetahui hal itu, orang tuanya mengeluarkan Raphael dari sekolah SMA. Rapha pun akhirnya diikutkan homeschooling. Ia juga mendapatkan perawatan psikiater secara rutin.

    “Rapha mulai mengalami pemulihan mental. Ia kembali berprestasi dan mulai punya teman lagi, tapi masih tertutup dan sensitif,” tutur Ronald.

    Raphael lantas menyelesaikan masa sekolah homeschooling ya dan masuk ke Universitas Petra melalui jalur prestasi. Raphael lantas memilih jurusan teknik mesin. Sampai akhirnya, ia ditemukan meninggal dunia usai melompat dari lantai 12 gedung Q Universitas Kristen Petra.

    Ronald sempat menceritakan bahwa pada malam hari sebelum Raphael ditemukan tewas, ia bersama anaknya itu masih melakukan doa bersama. Kematian Raphael merupakan pukulan telak bagi orang tua dan 3 kakaknya. Tidak ada tanda dan pesan yang ditinggalkan oleh Raphael kepada keluarganya.

    “Keterbukaan adalah hal yang penting. Anak-anak harus tahu bahwa orang tua siap mendengarkan setiap permasalahan anak-anaknya. Pulanglah dan ceritakanlah masalahmu kepada orang tua,” pesan Ronald.

    Ronald pun berpesan agar kepergian anaknya bisa menjadi pelajaran bagi para orang tua dan anak-anak lainnya ketika menghadapi masalah.

    “Untuk para orang tua, ayolah kita hidup untuk anak-anak kita, sediakan waktu untuk mendengar mereka. Jangan ada lagi anak-anak yang tersakiti. Jangan ada lagi anak-anak yang menyakiti,” pungkasnya. (ang/ian)

  • Polisi gandeng ahli telematika usut CCTV “bullying” Binus School

    Polisi gandeng ahli telematika usut CCTV “bullying” Binus School

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menggandeng ahli telematika untuk mengusut rekaman kamera pengawas (CCTV) dalam kasus perundungan (bullying) Binus School, Jakarta Selatan sebagai upaya pemeriksaan lebih lanjut.

     

    “Semua akan kita minta keterangan seperti ahli pidana dan ahli telematika, apakah betul tidak ada editan dari barang bukti yang diberikan seperti CCTV,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

     

    Nurma mengatakan polisi akan memastikan benar atau tidaknya terjadi kekerasan yang dialami oleh anak korban.

    Pihaknya meminta para ahli untuk bisa menerangkan sejumlah barang bukti.

     

     

    “Tidak ada perbedaan, sama. Tapi yang jelas dari penyidik mencari lagi barang bukti yang bisa menerangkan kejadian yang sesungguhnya,” ujarnya.

     

    Kemudian, selain CCTV, para ahli ini juga akan memeriksa hasil visum yang menjadi barang bukti untuk memperjelas kasus yang dilaporkan.

     

    Hingga kini, polisi telah meminta keterangan sebanyak 18 orang saksi yang akan diperiksa kembali untuk pendalaman kasus bullying tersebut.

     

    “Dijadwalkan semua saksi yang sudah diperiksa akan diperiksa kembali,” ujarnya.

     

     

    Perundungan terjadi di sekolah itu pada Selasa (30/1) dan dilaporkan kepada Polres Metro Jakarta Selatan dengan empat terlapor berinisial K, L, C, dan K pada sehari setelahnya, yakni Rabu (31/1).

     

    Kasus ini berawal dari RE yang melaporkan adanya pengeroyokan dan perundungan yang dilakukan oleh tiga orang dan ditonton 30 orang.

     

    Binus School menyatakan tidak ditemukan indikasi perundungan, melainkan tanding satu lawan satu yang dilakukan atas persetujuan.

     

    Kini seluruh anak yang terlibat pertandingan satu lawan satu tersebut, termasuk yang menonton telah menjalani hukuman.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024