Kasus: bullying

  • Banyak Anak Indonesia Alami Gangguan Mental karena Media Sosial
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Februari 2025

    Banyak Anak Indonesia Alami Gangguan Mental karena Media Sosial Nasional 2 Februari 2025

    Banyak Anak Indonesia Alami Gangguan Mental karena Media Sosial
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Kesehatan (Menkes)
    Budi Gunadi Sadikin
    mengatakan, banyak anak-anak di Indonesia hari ini yang mengalami gangguan mental atau mental disorder akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
    Gangguan mental yang dialami anak di Indonesia itu adalah
    anxiety disorder
    (gangguan kecemasan) dan
    depression disorder
    (gangguan depresi).
    Informasi itu disampaikan Budi dalam konferensi pers pembentukan tim kerja penyusunan aturan perlindungan anak bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan dua kementerian lainnya.
    “Nah, ada dua jenis penyakit mental yaitu
    anxiety disorder
    dan
    depression disorder
    yang kita amati banyak terjadi di anak-anak sekarang,” kata Budi di kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Minggu (2/2/2025).
    Kejiwaan anak yang terpapar media sosial banyak yang terganggu.
    Paparan itu bisa berbentuk perundungan (
    bullying
    ) maupun ajakan untuk melakukan sesuatu yang tidak benar.
    Selain masalah kejiwaan, Kemenkes juga mendapati banyak anak-anak yang mengalami masalah kesehatan psikomotorik, terutama verbal.
    Dalam beberapa waktu terakhir, Kemenkes menemukan banyak anak-anak yang kemampuan berbicaranya terlambat, sehingga membutuhkan banyak terapis wicara.
    “Sesudah kita
    screening
    , kenapa terlambat bicara? Karena terlampau banyak aktivitasnya yang tidak bermain dengan teman-temannya secara sosial biasa, tapi menghabiskan waktunya melihat
    gadget
    ,” ujar Budi.
    Oleh karena itu, Kemenkes mendukung wacana pembatasan penggunaan media sosial pada anak, sekaligus perintah Presiden Prabowo Subianto untuk menyusun aturan perlindungan anak di dunia digital.
    “Jadi, dua isu itu, isu kesehatan mental dan isu kesehatan psikomotorik khusus yang kemampuan wicara, itu menjadi konsen kami,” kata Budi.
    Sebagai informasi, Presiden Prabowo melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) menugaskan Kementerian Komdigi, Kemenkes, Kemendikdasmen, dan Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) untuk menyusun aturan perlindungan anak di dunia digital.
    Menteri Komdigi, Meutya Hafid mengatakan, perintah itu dilatarbelakangi berbagai bahaya di dunia digital yang mengancam anak.
    “Indonesia saat ini terdata sebagai negara keempat terbesar di dunia dalam ranah konten-konten pornografi untuk anak,” ujar Meutya di kompleks Kemendikdasmen.
    “Ini belum menyinggung perjudian online yang juga menyasar anak-anak, perundungan, kekerasan seksual terhadap anak,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebagian Warga Miskin di Jember Tersangkut Persoalan Perceraian dan Narkoba

    Sebagian Warga Miskin di Jember Tersangkut Persoalan Perceraian dan Narkoba

    Jember (beritajatim.com) – Forum Organisasi Bantuan Hukum Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah melakukan pendampingan hukum (litigasi) untuk masyarakat miskin. Mayoritas perkara terkait persoalan keluarga dan narkoba.

    Forum ini terdiri atas enam organisasi bantuan hukum dan bekerja melakukan litigasi gratis terhadap 800 perkara untuk masyarakat miskin pada 2022-2024. Pembiayaan litigasi ini berasal dari Kementerian Hukum RI dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Jember.

    “Perkara yang paling banyak adalah kasus sengketa keluarga. Posisi teratas ditempati perkara perceraian. Sumber persoalannya banyak sekali berkaitan dengan ekonomi,” kata Jani Takarianto, Koordinator Forum Organisasi Bantuan Hukum Kabupaten Jember, usai beranjang sana ke Pendapa Wahyawibawagraha untuk bertemu Bupati Hendy Siswanto, Sabtu (1/2/2025).

    Perkara kedua terbanyak adalah perceraian karena perselingkuhan. “Perselingkuhan itu mendominasi tidak hanya kepada masyarakat umum, tapi juga banyak sekali aparatur sipil negara. Mungkin katena seneng jalaran suko kulino, sering ketemu dan sebagainya sehingga akhirnya menimbulkan keretakan rumah tangga,” kata Jani.

    Perceraian tersebur berdampak lebih luas terhadap kehidupan sosial. Anak yang tumbuh di keluarga yang bercerai ini, menurut Jani, sering bingung karena tidak mendapatkan bimbingan penuh dari orang tua. “Maka timbul persoalan-persoalan yang kita hadapi seperti miras, narkoba, bullying dan sebagainya,” katanya.

    Selain perceraian, kasus pidana terbanyak pada kalangan warga miskin yang dilitigasi adalah penyalahgunaan narkoba. “Saya melihat ini jadi persoalan sosial yang harus diantisipasi bersama. Kebanyakan mereka itu tidak tahu. Mau coba-coba, lalu ada ketergantungan,” kata Jani.

    Ketidaktahuan informasi dan pengetahuan soal narkoba di kalangan masyarakat bawah, menurut Jani, sangat berbahaya. “Karena ketidaktahuan itu merupakan pangsa pasar tersendiri oleh mereka yang memang menjalankan bisnis haram tersebut,” katanya.

    Warga miskin yang didampingi Jani dan kawan-kawan adalah pemakai narkoba, bukan pengedar. Mereka tersangkut kasus narkoba karena pergaulan. Sebagian diselesaikan dengan cara restorative justice dengan rehabilitasi. “Kalau pengedar tidak bisa (menggunakan restorative justice),” kata Jani.

    Jani berterima kasih kepada Bupati Hendy Siswanto yang selama ini mendukung upaya litigasi terhadap masyarakat miskin. Ini juga berdampak positif terhadap organisasi bantuan hukum yang melakukan litigasi.

    “Dari enam organisasi bantuan yang ada ini, lima organisasi bantuan hukum terakreditasi A. Artinya capaian maksimal ini bukan menjadi satu kebanggaan semata, tapi juga tanggung jawab yang lebih besar,” kata Jani. [wir]

  • Anak Sering Dibully saat Sekolah di Turki, Siti KDI Pindahkan Putrinya ke Indonesia: Lebih Bahagia

    Anak Sering Dibully saat Sekolah di Turki, Siti KDI Pindahkan Putrinya ke Indonesia: Lebih Bahagia

    TRIBUNJATIM.COM – Ingat penyanyi Siti Rahmawati jebolan ajang bakat KDI?

    Penyanyi Siti KDI menceritakan pengalamannya tinggal di Turki bersama putri tunggalnya, Elif Kayla Perk.

    Termasuk kisah putrinya menjadi korban perundungan di sekolah.

    Elif yang berusia 11 tahun tersebut mengungkapkan, ia sempat mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah.

    Ia menceritakan bagaimana dirinya pernah didorong oleh teman-temannya, baik perempuan maupun laki-laki, saat bermain.

    “Suka kasar, seperti main yang nggak jelas, dan terlalu berisik. Pernah didorong, baik itu dari teman perempuan maupun laki-laki,” ujar Elif dalam sebuah wawancara di acara Rumpi No Secret di Trans TV, dikutip dari Tribun Trends pada Kamis (30/1/2025).

    Meski menghadapi perlakuan tersebut, Elif memilih untuk tidak membalas tindakan teman-temannya.

    Sebagai gantinya, ia memilih untuk melaporkan kejadian itu kepada sang ibu.

    “Ya, pasti cerita ke ibu waktu masih kecil,” kata Elif dengan suara yang tenang.

    Diakui Siti, ia mendengar langsung keluhan dari Elif yang merasa sering dibully di sekolah, terutama saat mereka masih tinggal di Istanbul.

    “Selama di Istanbul, Elif sering mengeluh, ‘Aku selalu dibully,’” kata Siti dalam program Pagi Pagi Ambyar.

    Siti menjelaskan karakter Elif yang lembut membuatnya berbeda dengan anak-anak di Turki, yang mungkin lebih keras dalam bersosialisasi.

    ANAK DIBULLY – Penyanyi Siti Rahmawati atau dikenal Siti KDI bersama putri tunggalnya, Elif Kayla Perk. Siti menceritakan putrinya pernah menjadi korban bullying semasa sekolah di Turki, Kamis (30/1/2025). (Instagram/siti_perk)

    “Karakter anak-anak Turki dan Indonesia kan berbeda. Elif itu lebih lembut,” kata Siti, menceritakan betapa Elif sering kali kembali ke rumah dengan luka akibat perlakuan kasar teman-temannya.

    “Kadang tiba-tiba pulang, tangannya biru. Anak-anak biasa main, tapi Elif nggak mau balas,” tambahnya.

    Siti tidak tinggal diam dengan apa yang terjadi.

    Ia melaporkan kejadian perundungan ini ke pihak sekolah.

    Namun karena pelaku perundungan masih anak-anak, pihak sekolah tidak dapat berbuat banyak.

    Menyadari perundungan bisa berlanjut dan memberikan dampak yang lebih besar bagi Elif, Siti akhirnya mengabulkan permintaan putrinya untuk pindah sekolah ke Indonesia.

    Keputusan tersebut ternyata membawa perubahan positif bagi Elif.

    “Elif bilang, ‘Mau sekolah di Indonesia aja.’ Setelah di sini, dia jadi lebih senang dan bahagia,” ujar Siti.

    Di Indonesia, Elif merasa jauh lebih nyaman dan tidak lagi merasakan perundungan seperti yang ia alami di Turki.

    Namun, ia mengakui sesekali masih ada teman yang bersikap galak terhadapnya.

    “Kalau di Indonesia sih nggak terlalu berasa, tapi kadang ada juga teman yang agak galak ke aku,” ujar Elif dengan jujur.

    Pengalaman Elif ini menggambarkan pentingnya dukungan orang tua dalam menghadapi perundungan dan bagaimana lingkungan yang aman dan penuh kasih dapat memulihkan semangat anak-anak untuk berkembang.

    Kini, Elif menjalani masa kecilnya dengan lebih bahagia, dikelilingi oleh teman-teman yang menyayangi dan mendukungnya.

    Serta memiliki ibu yang selalu siap mendengarkan dan melindunginya. 

    ANAK DIBULLY – Postingan penyanyi Siti KDI bersama putri tunggalnya, Elif Kayla Perk pada 14 September 2024. Siti menceritakan putrinya pernah menjadi korban bullying semasa sekolah di Turki, Kamis (30/1/2025). (Instagram/siti_perk)

    Profil

    Nama lengkap: Elif Kayla Perk

    Nama panggilan: Elif

    Tanggal lahir: 21 Agustus 2013

    Agama: Islam

    Nama ibu: Siti Rahmawati aka Siti KDI

    Nama ayah: Cem Junet Peerk

    Bibi: Cici Paramida

    Akun Instagram: Belum memiliki

    Zodiak: Leo

    Keturunan: Indonesia-Turki

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Penyiar Cuaca Oh Yoanna Meninggal Dunia, Surat Wasiatnya Ungkap Kasus Perundungan

    Penyiar Cuaca Oh Yoanna Meninggal Dunia, Surat Wasiatnya Ungkap Kasus Perundungan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar duka datang dari penyiar cuaca muda dan cantik asal Korea Selatan, Oh Yoanna yang meninggal dunia pada usia 27 tahun. Meskipun Yoanna meninggal pada 15 September 2024, kisahnya kini kembali menjadi sorotan setelah ditemukan surat wasiat yang ditinggalkannya.

    Dalam surat tersebut, terungkap bahwa kematiannya terkait dengan kasus perundungan atau bullying yang dialaminya di tempat kerja. Berdasarkan laporan Maeil Shinmun dikutip pada Kamis (30/1/2025) surat wasiat itu ditemukan di dalam ponselnya.

    Surat wasiat tersebut mengungkapkan, Yoanna menjadi korban bullying oleh dua rekan kerja seniornya di Stasiun Siaran M tempat dia bekerja. Usut punya usut, ia sering menerima kekerasan verbal, disalahkan atas hal-hal yang tidak dilakukannya, serta mendapatkan kritik tajam terkait penampilannya dalam acara You Quiz on the Block.

    “Dengan perasaan diabaikan dan terus dihujani kritik dari mereka, saya merasa sangat tertekan,” demikian isi surat wasiat Oh Yoanna yang meninggal dunia akibat bullying.

    Meski kematian Yoanna telah terjadi beberapa bulan lalu, tetapi netizen langsung marah dan menuntut agar pelaku bullying segera diusut. 

    Salah satu nama yang sempat disebut-sebut adalah penyiar Kim Gayeong. Namun klaim tersebut dibantah lantaran Yoanna pernah mengungkapkan, Gayeong adalah orang yang selalu mendukungnya.

    “Saya ingat Yoanna sering bercerita tentang bagaimana Kim Gayeong selalu menjadi sosok yang dapat diandalkan di tengah tekanan pekerjaan,” ujar seorang YouTuber terkenal.

    Sementara itu, Stasiun Siaran M mendapat banyak kritik terkait penanganan kasus ini. Banyak pihak yang menilai, stasiun televisi tersebut tidak cukup transparan dalam menangani kasus kematian Oh Yoanna.

    “Kami masih memeriksa fakta dengan seksama. Apabila ada yang perlu diperbaiki, kami akan melakukannya,” kata seorang perwakilan dari Stasiun Siaran M.

    Meski sudah memberikan klarifikasi, pernyataan tersebut dianggap kurang memadai oleh publik. Sebelumnya, Yoanna juga dikenal sebagai finalis dalam audisi JYP Entertainment dan pernah meraih penghargaan kecantikan dalam Festival Chunhyang ke-89, yang membawanya tampil dalam acara You Quiz on the Block pada 2022.

    Sayangnya, penyiar tersebut kini telah meninggal dunia akibat bullying yang diduga dilakukan oleh rekan seniornya. Hal itu terungkap ketika surat wasiat dari Yoanna ditemukan.

  • Bupati Hendy Bentuk Tim Terpadu Pemberantasan Pekat Jember Jelang Lengser

    Bupati Hendy Bentuk Tim Terpadu Pemberantasan Pekat Jember Jelang Lengser

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto membentuk Tim Terpadu Penindakan, Pemberantasan, dan Penanganan Pelanggaran Penyakit Masyarakat (Pekat), di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjelang berakhirnya masa pemerintahannya.

    “Miras ini sudah ada peraturan daerah dan peraturan bupatinya. Tinggal implementasi perda dan perbupnya. Kami juga berkoordinasi dengan Forkopimda soal beberapa kejadian kekerasan terhadap perempuan dan kenakalan remaja yang salah satu penyebabnya adalah miras,” kata Hendy, Rabu (29/1/2025).

    Dari hasil rapat sebulan lalu disepakati pembentukan tim yang diketuai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jember dan melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), kepolisian, dan TNI. Pengarahnya adalah Bupati, Komandan Distrik Militer 0824 Jember, Kepala Kepolisian Resor Jember, Ketua DPRD Kabupaten Jember, Kepala Kejaksaan Negeri Jember, dan Ketua Pengadilan Negeri Jember.

    Tim ini terdiri atas tiga koordinator. Koordinator minuman beralkohol dan minuman keras dijabat Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan. Koordinator narkotika dijabat Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Koordinator pelecehan seksual atau bullying yang dijabat Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

    Ada sepuluh tugas yang harus dijalankan tim terpadu tersebut. Pertama, menerima saran, masukan, laporan dari warga masyarakat soal potensi ancaman dan atau gangguan yang mengarah pada penggunaan, pendistribusian, peredaran minuman mengandung etil alkohol, minuman keras, narkoba, dan atau terjadinya pelecehan seksual dan atau bullying.

    Kedua, masing-masing koordinator yang mengampu pelaksanaan penanganan minuman keras, narkotika, dan pelecehan seksual dan bullying agar mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan operasi bersama secara komprehensif.

    Ketiga, melakukan koordinasi, konsolidasi dan evaluasi sebelum dan sesudah pelaksanaan penindakan dan operasi bersama pemberantasan penyakit masyarakat.

    Keempat, membentuk dan membuat Susunan Kesekretariatan dalam proses penindakan dan penanganan pelanggaran penyakit masyarakat (Pekat). Kelima, melakukan pendataan terhadap kasus pelanggaran yang terjadi, melakukan pendataan terhadap kasus pelanggaran yang terjadi.

    Keenam, melakukan penanganan awal atas adanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran di lingkungan warga masyarakat. Ketujuh, memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada warga masyarakat, orangm badan hukum terhadap potensi dan risiko penggunaan minuman mengandung etil alkohol atau minuman keras, narkoba, dan pelecehan seksual dan bullying.

    Berikutnya, tim melaksanakan penindakan sesuai prosedur yang berlaku dalam operasi bersama pemberantasan penyakit masyarakat. Mereka juga mengamankan dan menangani hasil operasi bersama pemberantasan penyakit masyarakat, untuk diserahkan kepada unit kerja yang membidangi dan menangani.

    Terakhir, tim terpadu bettugas menindak dan melakukan operasi bersama pemberantasan penyakit masyarakat secara berkala kepada warga masyarakat, orang, badan hukum yang diduga sedang, akan dan atau telah melakukan pelanggaran.

    Menurut Hendy, dalam waktu dekat tim akan berkeliling mencari lokasi penjualan miras. “Memang ada yang diizinkan menjual miras, tapi dengan kategori kadar alkohol terbatas dan lokasinya pun ditentukan. Tidak boleh di dekat tempat pendidikan, sekolah, tempat ibadah,” kata Hendy.

    Selain itu, penjual miras tidak boleh meletakkan dagangannya dengan komoditas lain. “Ini harus ditaati semua pengusaha yang masih menjual minuman tersebut,” kata Hendy.

    Pembentukan tim ini menandakan bahwa persoalan miras sudah sangat serius. “Apalagi ini akan memasuki bulan suci Ramadan. Tim terpadu ini harus kontinyu dan konsisten dalam melakukan razia dan sosialisasi kepada masyarakat,” kata Hendy. [wir]

  • Perjuangan Fadil Siswa Difabel Jalan Kaki 2 Km ke Sekolah Tiap Hari, Ayah Petani dan Buruh Bangunan

    Perjuangan Fadil Siswa Difabel Jalan Kaki 2 Km ke Sekolah Tiap Hari, Ayah Petani dan Buruh Bangunan

    TRIBUNJATIM.COM – Perjuangan siswa penyandang disabilitas dalam menempuh pendidikan ini menjadi kisah inspiratif.

    Meski dengan keterbatasan fisik, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini semangat menuntut ilmu dengan jalan kaki 2 kilometer ke sekolah tiap hari.

    Kisah ini datang dari Fadil (17).

    Fadil merupakan remaja asal Dusun Kaluku Nangka 2, Desa Kaluku Nangka, Kecamatan Bambaira, Kebupaten Pasangkayu Sulawesi Barat (Sulbar).

    Fadil merupakan anak ketiga dari 7 bersaudara, saat ini duduk di bangku kelas 2 SMP.

    Saat ditemui di rumahnya, Senin (27/1/2025), Fadil menceritakan perjuangannya dalam menempuh pendidikan, dengan keterbatasan fisiknya.

    Untuk berangkat ke sekolah sendiri, anak itu selalu diantar jemput oleh ayahnya bernama Muhammad Asri.

    “Kalau tidak ada papaku, biasa temanku yang antar saya,” ujarnya, dikutip dari Tribun Sulbar.

    Akan tetapi, tidak jarang Fadil harus berjalan kaki dari sekolah ke rumahnya, dengan jarak kurang lebih 2 kilometer.

    Di tengah terik matahari, Fadil berusaha berjalan dengan keterbatasan fisiknya, dengan waktu sekitar dua jam untuk sampai ke rumah.

    “Kalau tidak ada yang jemput, saya terpaksa jalan kaki dari sekolah. Dari jam 12, sampai rumah jam 2 siang,” terang Fadil.

    Namun, dia mengaku tetap semangat dalam menggapai impiannya menuntut ilmu.

    Fadil, siswa penyandang disabilitas asal Desa Kaluku Nangka Pasangkayu, butuh uluran tangan, saat ditemui di kediamannya, Senin (27/1/2025). (Tribun Sulbar/Taufan)

    Ayah Fadil seorang petani dan buruh bangunan.

    Dia mengaku, kurang mampu untuk menyekolahkan anaknya di sekolah khusus.

    Dia sangat berharap uluran tangan dari pemerintah, sebagai bantuan untuk anaknya.

    “Dulu pernah ada bantuan dari Dinas Sosial sekitar 1,8 juta per tiga bulan, tapi terkahir di tahun 2018 lalu, tapi sampai sekarang sudah tidak ada lagi,” terangnya.

    Saat ini, dia sangat membutuhkan sepeda motor untuk mengantar jemput Fadil ke sekolah.

    “Karena saya hanya punya satu motor, jadi kalau motor itu saya pakai, terpaksa Fadil jalan kaki ke sekolah,” tambahnya.

    Meski begitu, Fadil juga dikenal memiliki bakat dalam bernyanyi.

    Bahkan dia juga sering ikut lomba bernyanyi hingga di tingkat kabupaten.

    Sementara itu, sosok Nur Fatia Azzahra, gadis difabel yang kini jadi calon polwan viral di media sosial.

    Gadis 22 tahun ini berhasil menjadi siswa Sekolah Polisi Wanita (Sespolwan).

    Ia dinyatakan lolos dan memenuhi syarat mengikuti pembentukan Bintara Polri 2024 jalur disabilitas.

    Nur pun menceritakan perjuangannya.

    Fatia yang merupakan seorang tunadaksa mengaku, nasihat orang tuanya lah yang membuatnya kuat.

    Saat duduk di bangku sekolah dasar (SD), Nur Fatia Azzahra pernah menjadi korban bullying atau perundungan.

    “Waktu SD saya pernah mengalami bullying dikarenakan saya tidak bisa olahraga voli, bully-an verbal,” katanya di Sepolwan RI, Ciputat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (19/2024), dikutip dari Tribunnews.

    Dulu saat menjadi korban perundungan, Nur Fatia Azzahra hanya bisa menangis dan menceritakan itu kepada orang tuanya.

    “Saya cuma bisa nangis dan kasih tahu orang tua kalau saya itu kenapa di-bully sama teman,” ujar Fatia.

    Saat bercerita, Nur Fatia Azzahra selalu mengingat pesan kedua orang tuanya agar tidak usah minder dan malu.

    Justru, Nur Fatia Azzahra diberikan semangat agar bisa membuktikan bahwa dirinya pun bisa berkembang dan berprestasi.

    Fatia bercerita, ayahnya seringkali mengajak ke luar rumah untuk sekadar bermain.

    Bahkan, ayahnya pula yang mendorong Fatia untuk berani merantau.

    “Dan alhamdulillah selalu dilatih ayah di depan rumah seperti diajak bermain bulu tangkis, diajak main voli.”

    “Meskipun tidak hebat, tapi akhirnya saya bisa mainnya. Ayah selalu memberikan gambaran terkait perantauan. Ayah bilang, merantau akan membuat kamu lebih berkembang,” jelas Fatia.

    Sang ayah, kata Nur Fatia Azzahra, pernah mengajaknya merantau dari Bangka ke Jambi. 

    Bekal pengalaman dari sang ayah-lah yang kemudian membuat Nur Fatia Azzahra menemukan banyak hal baru dan menjadi lebih mandiri.

    Ia pun berjuang agar bisa hidup setara sebagai penyandang disabilitas.

    “Sejak SMA saya pernah ikut ayah kuliah S2 di Jambi. Ayah memberikan gambaran soal kehidupan di perantauan.”

    “Alhamdulillahnya sampai saat ini saya merasa banyak hal yang membuat saya mandiri selama merantau,” terang Fatia.

    Perempuan asli Bangka Belitung (Babel) ini menjelaskan didikan orangtua menjadikan membentuk dirinya menjadi perempuan yang bertekad kuat.

    Contoh, meski Fatia disabilitas, namun dia bersekolah di umum.

    “Saya difabel dari lahir. Saya disekolahkan di sekolah reguler.”

    “Saya di SD Islam terpadu, dan SMP-SMA di negeri. Saya kuliah merantau ke Jogja, di UII Fakultas Psikologi,” ucap Fatia.

    Untuk diketahui, Polri melalui Biro Pengendalian Personel SSDM Polri merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024 ini. 

    Mereka terdiri dari 3 siswa Bintara perempuan dan 13 laki-laki.

    Rekrutmen kelompok disabilitas menjadi anggota organik merupakan kebijakan inklusif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

    Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Dedi menuturkan Jenderal Sigit yakin penyandang disabilitas mampu melakukan pekerjaan kepolisian.

    “Polri pada tahun 2023 sebenarnya sudah melakukan rekrutmen terhadap kelompok disabilitas tapi untuk golongan ASN atau pegawai negeri pada Polri (PNPP).”

    “Dari kelompok itu kita pekerjakan di dua polda yaitu Polda Jogja kemudian di Polda Sumatera Selatan.”

    “Dari situ berproses, Pak Kapolri tambah yakin, ‘Saya minta (difabel menjadi-red) anggota Polri,” tutur Dedi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • 25 Contoh Konflik Sosial di Sekolah dari Sisi Siswa, Guru, hingga Wali Murid

    25 Contoh Konflik Sosial di Sekolah dari Sisi Siswa, Guru, hingga Wali Murid

    loading…

    Konflik sosial di sekolah adalah bentuk perselisihan, perbedaan, atau pertentangan yang terjadi antara individu atau kelompok di lingkungan sekolah. FOTO ILUSTRASI/DOK.SINDOnews

    JAKARTA – Contoh konflik sosial di sekolah bisa diketahui dalam artikel ini. Konflik terjadi karena beragam alasan yang menyebabkan perselisihan.

    Konflik sosial di sekolah adalah bentuk perselisihan, perbedaan, atau pertentangan yang terjadi antara individu atau kelompok di lingkungan sekolah. Konflik ini dapat timbul akibat perbedaan kepentingan, nilai, persepsi, atau kebutuhan.

    Konflik sosial sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mencapai kesepakatan atau menyelesaikan masalah secara damai.

    Umumnya, konflik di sekolah ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:- Perbedaan karakter dan kepribadian
    – Ketidakadilan atau diskriminasi
    – Persaingan
    – Perbedaan latar belakang
    – Kurangnya pemahaman aturan

    Untuk menyelesaikan konflik ini, terdapat beberapa cara seperti mediasi, komunikasi terbuka, pendidikan karakter, penegakan aturan, hingga program konseling.

    25 Contoh Konflik Sosial di Sekolah1. Perundungan (bullying): Seorang siswa diejek atau diintimidasi oleh teman sekelasnya.

    2. Perebutan kepemimpinan: Dua siswa bersaing untuk menjadi ketua kelas atau organisasi, menyebabkan ketegangan.

    3. Pertengkaran karena perbedaan pendapat: Siswa saling berdebat dan berujung pada pertengkaran fisik atau verbal.

    4. Perselisihan dalam kelompok belajar: Salah satu anggota merasa dirinya tidak diperlakukan adil atau diberi tanggung jawab lebih.

    5. Cemburu karena prestasi: Seorang siswa merasa iri pada teman yang sering dipuji guru.

    6. Konflik antar kelompok: Dua kelompok siswa bertikai karena alasan tertentu, seperti permainan olahraga.

    7. Penyebaran gosip: Salah satu siswa menyebarkan rumor yang tidak benar tentang temannya.

  • Kemenkes Malaysia Ungkap Temuan Kasus Dokter Bunuh Diri Diduga Korban Bullying

    Kemenkes Malaysia Ungkap Temuan Kasus Dokter Bunuh Diri Diduga Korban Bullying

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Malaysia mengungkap hasil temuan penyelidikan kasus dokter yang bunuh diri, dr Tay Tien Yaa. Dugaan awal, dokter ahli patologi itu mengakhiri hidupnya karena perundungan atau bullying.

    Namun, dari penyelidikan gugus tugas independen mengatakan bahwa dr Tay tidak memiliki konflik di tempat kerjanya. Hal ini disampaikan oleh ketua gugus tugas, Borhan Dollah.

    “Berdasarkan penyelidikan kami, tidak ada konflik yang muncul antara dia dan kepala departemen. Mereka bekerja secara profesional. Hal ini dapat dibuktikan dari wawancara dengan kolega dan bawahan mereka,” ungkap Borhan yang dikutip dari Channel News Asia.

    “Sebanyak 19 saksi termasuk empat anggota keluarga dan 11 staf rumah sakit diwawancarai,” sambungnya.

    Seperti yang diketahui, dr Tay, 30, yang mengepalai Unit Patologi Kimia di Rumah Sakit Lahad Datu ditemukan meninggal pada 29 Agustus 2024 di rumah sewanya di Kedah. Menurut anggota keluarga, dia mulai bekerja di rumah sakit tersebut pada Februari 2024 dan seorang kolega senior diduga telah ‘menganiaya (dan) menindasnya’.

    Bohran mengungkapkan timnya menemukan bahwa tugas yang dilakukan dr Tay tidak melampaui atau di luar bidang tugasnya. Selain itu, tidak ada bukti aplikasi untuk ditempatkan di Malaysia Barat diabaikan.

    dr Tay juga tidak mengajukan banding apapun ke departemen kesehatan negara bagian atau departemen sumber daya manusia kementerian untuk tetap tinggal di semenanjung.

    Stres dan Tekanan Disebut Jadi Faktor Utama

    Melihat hasil laporan, Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad akan mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya. Ini yang menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap stres dan tekanan yang dialami dr Tay.

    “Kepindahan Tay dari Rumah Sakit Kuala Lumpur yang memiliki sumber daya lebih baik ke Rumah Sakit Lahad Datu di Sabah berkontribusi signifikan terhadap stres dan tekanan yang dihadapinya,” tutur Dzulkefly.

    “Menurut para ahli yang memimpin gugus tugas, tuduhan perundungan tidak memenuhi definisi perundungan, tetapi terkait dengan faktor-faktor seperti tekanan kerja ekstrem yang mempengaruhi mental mendiang dr Tay. Saya akan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki situasi dan meringankan tekanan yang dialami oleh Departemen Patologi,” terangnya.

    Dzulkefly sepenuhnya memahami betapa sulitnya bagi keluarga untuk memproses temuan ini. Meski begitu, ia tetap berkomitmen untuk mengatasi perundungan di tempat kerja.

    Borhan juga telah menyampaikan beberapa rekomendasi kepada Kementerian Kesehatan Malaysia yang berkaitan dengan kasus ini.

    “Termasuk untuk penyediaan dukungan yang lebih baik bagi para pekerja kesehatan yang ditugaskan jauh dari rumah, untuk membantu mereka beradaptasi dengan budaya dan lingkungan yang berbeda,” pungkas Borhan.

    (sao/kna)

  • Sosok Katyana Wardhana, Putri Menpar Widiyanti Putri Wardhana yang Peduli Isu Kesehatan Mental – Halaman all

    Sosok Katyana Wardhana, Putri Menpar Widiyanti Putri Wardhana yang Peduli Isu Kesehatan Mental – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Katyana Wardhana adalah putri sulung dari Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.

    Nama Katyana Wardhana mencuat setelah sang ibu menjadi trending karena menjadi menteri dalam Kabinet Merah Putih dengan harta kekayaan terbanyak.

    Tak banyak yang tahu, Katyana Wardhana rupanya memiliki kepedulian yang besar terhadap isu kesehatan mental.

    Ia mendirikan gerakan Sudah Dong yang berada di bawah naungan Yayasan Kawula Madani. Gerakan ini berfokus pada kampanye anti-bullying di media sosial.

    Menurut situs resmi Sudah Dong, inspirasi gerakan ini berawal dari pertemuan Katyana dengan seorang anak perempuan yang terpaksa berhenti sekolah akibat perundungan. 

    Katyana merasa prihatin karena hal tersebut menghalangi anak tersebut untuk meraih cita-citanya.

    Motivasi itulah yang mendorongnya untuk mendirikan gerakan ini, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan dampak buruk perundungan melalui kampanye di media sosial dan berbagai kegiatan offline.

    Katyana menyadari bahwa gerakan ini tidak hanya ditujukan untuk lingkungan terdekat, tetapi juga harus menjangkau kelompok-kelompok paling rentan dan terpinggirkan di seluruh pelosok Indonesia.

    Lantas, siapa Katyana Wardhana? Berikut sosoknya.

    Sosok Katyana Wardhana

    Katyana memiliki nama lengkap Katyana Azlia Wardhana.

    Katyana Wardhana merupakan putri sulung dari Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Wisnu Wardhana.

    Ia telah menikah dengan Irviandra Fathan Gusman atau yang akrab disapa Andra Gusman pada 30 November 2020.

    Andra Gusman bukanlah orang sembarangan. Ia merupakan anak dari Irman Gusman yang menjabat sebagai Senator Sumatera Barat.

    Pernikahan Katyana Wardhana dengan Andra Gusman, putra dari Irman Gusman.

    Katyana Wardhana diketahui menempuh pendidikan Sarjana di Tufts University, Amerika Serikat dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude.

    Wanita kelahiran 1997 itu berhasil meraih gelar Master of Public Administration (MPA), Environmental Science & Policy (STEM) di School of International and Public Affairs atau Columbia SIPA.

    Tak sampai di situ, Katyana Wardhana sedang mengejar gelar lain yakni Master of Business Administration (MBA) di Columbia Business School.

    Katyana Wardhana merupakan Co-Founder dan Commissioner di Akartha Energy. 

    Selain itu, ia juga menjadi Co-Founder & Director di Akartha Kapital.

    Sebelum mendirikan Akartha Energy dan Akartha Kapital, ia lebih dulu mendirikan Kawula Madani Foundation, di mana ia menjabat sebagai Co-Founder selama periode 2016-2020.

    Dalam dunia profesional, Katyana pernah bekerja sebagai Business Analyst – Management Consultant di Deloitte Consulting (2020-2021), di bidang Corporate Strategy di PT Teladan Resources (2021-2023), serta di Corporate Strategy & Sustainability di Teladan Prima Agro (2022-2023). Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2.

    Namun, informasi mengenai Katyana cukup terbatas. Akun Instagram pribadinya juga dalam mode private.

    (Tribunnews.com/Falza Fuadina)

  • Dikira Bullying, Ternyata Bocah SD, SMP, dan SMA Pesta Arak di Jember

    Dikira Bullying, Ternyata Bocah SD, SMP, dan SMA Pesta Arak di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Peristiwa di balik kehebohan media sosial soal dugaan perundungan (bullying) terhadap bocah kelas enam sekolah dasar berinisial J di Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur akhirnya terungkap.

    Camat Semboro ‘Ading’ Abdul Kadir mengatakan tidak ada perundungan terhadap J. Kesimpulan ini diperoleh setelah J dan keluarganya, keluarga teman-teman J, polisi, dan pemerintah bertemu untuk membahas persoalan ini di kantor Polsek Semboro, Selasa (21/1/2025) malam.

    “J paling kecil, tapi berinisiatif mengajak dua teman mainnya yang SMP dan SMA untuk minum-minum di Desa Pondok Dalem. Dia minta uang Rp 15 ribu ke ibunya dan dikasih neneknya Rp 14 ribu,” kata Ading, usai pertemuan.

    Uang itu digunakan Rp 25 ribu oleh J untuk patungan membeli arak seharga Rp 35 ribu per botol. Teman J yang duduk di bangku SMP dan SMA masing-masing menyumbang lima ribu rupiah. Mereka juga membeli minuman lain sebagai campuran.

    Peserta pesta arak pada Minggu (19/1/2025) pagi ini berkembang menjadi enam anak. “J ini paling banyak minum, dan tidak sadarkan diri,” kata Ading.

    Melihat J tak sadarkan diri, dua temannya bingung dan memapahnya ke sungai di Pondok Dalem. J sempat muntah sedikit, lalu tidak sadarkan diri kembali.

    Panik, dua teman J segera memnumkan es air kelapa muda. “Mereka meyakini itu bisa menetralisir,” kata Ading.

    Gagal membuat J siuman, dua bocah itu membawanya ke sebuah lapangan. Di sana J digeletakkan, dan potongan video yang mempertontonkan adegan seorang bocah lelaki seperti sedang menginjak perut J pun viral. “Itu sebenarnya bukan diinjak, tapi supaya muntah,” kata Ading.

    Tetap gagal membuat siuman, mereka akhirnya kembali ke desa tempat tinggal J. Mereka mengangkat J dan memasukkannya ke dalam semacam aliran air kecil. Dalam posisi inilah, ibu J menemukan sang anak dan sontak-kontak marah. Dia kemudian menyampaikan kepada salah satu kerabat dan peristiwa ini pun viral sebagai dugaan perundungan.

    Dalam pertemuan malam ini, semua keluarga anak-anak yang terlibat mengakui peristiwa tersebut sebagai aib dan tak perlu dilanjutkan ke proses hukum. Orangtua berkomitmen menjaga anak masing-masing. “Jadi sama sekali tidak ada perundungan atau bullying. Tidak ada anak yang ditahan,” kata Ading.

    Ading menyebut peristiwa itu penting sebagai bahan refleksi bagi pemangku kebijakan dan masyarakat. “Saya mengecam keras peredaran miras dan narkoba yang begitu mudah, murah dan masif di desa-desa. Ini harus kita sikapi sebagai darurat moral yang mengancam generasi muda kita. Kita harus bersama semua pihak memerangi ini,” katanya.

    Ading mengingatkan, bahwa ketahanan moral tidak kalah penting dari ketahanan pangan. “Ini harus kita gelorakan, menjadi gerakan bersama, sampai pada tingkat keluarga. Ini terjadi di sekitar kita. Jadi salah besar bila kita menafikan dan mengabaikan situasi ini. Mutlak harus menjadi keprihatinan kita semua,” kata alumnus Universitas Gajah Mada ini. [wir]