Kasus: Bom bunuh diri

  • Iming-iming Duit, Intelijen Rusia Rekrut Remaja Ukraina untuk Serangan Teroris di Ivano-Frankivsk – Halaman all

    Iming-iming Duit, Intelijen Rusia Rekrut Remaja Ukraina untuk Serangan Teroris di Ivano-Frankivsk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melaporkan pada Selasa (11/3/2025) melam kemarin, dua remaja Ukraina yang direkrut oleh intelijen Rusia melakukan serangan teroris di kota barat Ivano-Frankivsk.

    Dalam aksi tersebut, mereka meledakkan diri di dekat stasiun kereta api, yang tak jauh sebuah gedung bertingkat tinggi.

    Akibat ledakan tersebut satu korban tewas dan tiga orang lainnya terluka.

    Menurut laporan dari Dinas Keamanan Ukraina (SBU), agen intelijen Rusia merekrut dua remaja berusia 15 dan 17 tahun melalui saluran Telegram.

    Mereka diiming-imingi uang sebagai imbalan.

    Mereka dijanjikan hadiah untuk melakukan serangkaian serangan teroris di kota tersebut.

    SBU mengungkapkan bahwa agen Rusia menyewa sebuah apartemen untuk para remaja itu di dekat stasiun kereta api.

    Di sana, mereka diminta untuk merakit dua alat peledak yang disamarkan sebagai termos.

    Kedua alat peledak tersebut dilengkapi dengan detonator yang dapat diaktifkan dari jarak jauh, Kyiv Independent melaporkan.

    Ketika kedua remaja itu sedang dalam perjalanan untuk menanam bahan peledak, agen Rusia mengaktifkan perangkat yang ada di dalam tas mereka.

    Ledakan itu menyebabkan remaja berusia 17 tahun tewas seketika, sementara remaja berusia 15 tahun mengalami luka serius dan dilarikan ke rumah sakit.

    Pihak berwenang juga melaporkan bahwa dua orang yang sedang melintas, seorang pria berusia 20 tahun dan seorang wanita berusia 23 tahun, turut mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.

    Operasi Rahasia

    Menurut Serhii Andrushchenko, Wakil Kepala SBU, taktik yang digunakan oleh Rusia dalam serangan ini adalah bagian dari operasi rahasia yang memungkinkan mereka melakukan serangan teroris sambil menghindari risiko bagi pelaku yang direkrut.

    Para remaja ini, yang sedang mencari uang tambahan, dipaksa untuk terlibat dalam kegiatan kriminal melalui perekrutan daring.

    SBU juga menambahkan bahwa jika remaja berusia 15 tahun itu dijatuhi hukuman, dia bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup, united24media melaporkan.

    Tindakan mereka termasuk terlibat dalam aksi teroris yang mengakibatkan kematian dan memproduksi bahan peledak secara ilegal.

    Selain itu, pihak berwenang sedang menyelidiki keterlibatan dua gadis berusia 15 tahun yang ada dalam kelompok yang sama dengan para tersangka.

    Mereka mungkin juga akan menghadapi konsekuensi hukum.

    Kasus ini menambah panjang daftar upaya Rusia yang memanfaatkan media sosial untuk merekrut anak di bawah umur sebagai pelaku serangan teroris.

    Sebelumnya, pada bulan Februari, Rusia juga merekrut penyerang untuk ledakan mematikan di kantor pendaftaran militer di Rivne.

    Rusia bahkan berusaha menjadikan seorang gadis berusia 15 tahun sebagai pelaku bom bunuh diri, memaksanya membawa alat peledak ke kantor polisi di Chernihiv.

    Kejadian ini mengungkap betapa mudahnya pihak yang terlibat dalam konflik memanfaatkan kerentanannya remaja untuk melakukan tindakan kekerasan.

    Ini juga menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan terhadap penyalahgunaan media sosial yang dapat mengeksploitasi anak-anak muda untuk kepentingan terorisme.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Militan dengan Rompi Bom Bunuh Diri Hambat Penyelamatan Sandera Penumpang Kereta Pakistan

    Militan dengan Rompi Bom Bunuh Diri Hambat Penyelamatan Sandera Penumpang Kereta Pakistan

    JAKARTA – Militan yang mengenakan rompi bunuh diri duduk di antara penumpang yang disandera dalam pembajakan kereta api di Pakistan barat daya.

    Kondisi ini menghambat upaya penyelamatan karena tenggat waktu semakin dekat saat para penyerang mengatakan mereka akan mulai membunuh sandera.

    Puluhan militan separatis Balochi meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket pada Selasa di Jaffar Express, membawa lebih dari 400 penumpang, kata seorang pejabat keamanan.

    Sejauh ini, 190 dari mereka telah diselamatkan, kata pejabat pemerintah.

    Dilansir Reuters, Rabu, 12 Maret, ratusan tentara dan tim dalam helikopter telah dikerahkan untuk menyelamatkan para sandera di daerah pegunungan terpencil tempat kereta itu berhenti.

    Masinis kereta dan beberapa orang lainnya telah tewas, kata para pejabat.

    Namun, militan Tentara Pembebasan Baloch (BLA), dengan bom yang diikatkan di tubuh mereka, duduk di samping para penumpang, kata menteri dalam negeri muda Talal Chaudhry kepada televisi Geo.

    “Mereka mengenakan rompi bunuh diri dan … itu membuat penyelamatan menjadi sulit,” katanya.

    “Operasi ini dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga tidak ada korban yang terluka pada para sandera, wanita, dan anak-anak.”

    Dia mengatakan sekitar 70 hingga 80 penyerang telah membajak kereta tersebut.

    Kelompok tersebut mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang-orang hilang yang katanya diculik oleh militer. Kelompok tersebut mengatakan separuh dari waktu tersebut kini telah berlalu.

    BLA adalah kelompok bersenjata etnis terbesar dari beberapa kelompok yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

    Militan dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan aktivitas mereka menggunakan taktik baru untuk menimbulkan korban tewas dan cedera yang tinggi serta menargetkan militer Pakistan.

    Kelompok militan Baloch mengatakan mereka telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan tambang dan mineral regional yang ditolak oleh pemerintah pusat.

  • BREAKING NEWS: Pembajakan Kereta di Pakistan: 27 Orang Tewas, 450 Penumpang Disandera Teroris – Halaman all

    BREAKING NEWS: Pembajakan Kereta di Pakistan: 27 Orang Tewas, 450 Penumpang Disandera Teroris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PAKISTAN –  Pasukan keamanan Pakistan mengatakan 27 teroris tewas ditembak dan 155 sandera berhasil dibebaskan setelah sebuah kereta dibajak sejak kemarin.

    Dikutip dari Times of India, Rabu (12/3/2025), sebanyak 155 sandera yang dibebaskan adalah penumpang kereta.

    Total sekitar 450 penumpang kereta yang disandera para teroris di provinsi Balochistan yang bergolak memasuki hari kedua.

    “Operasi penyelamatan sandera masih berlangsung,” demikian sumber keamanan dikutip dari AFP.

    Ancam Bunuh Semua Sandera

    Militan separatis yang membajak kereta api di Pakistan mengancam akan meledakkan kereta dan mengeksekusi 182 sandera yang tersisa jika pihak berwenang tidak memenuhi tuntutan mereka.

    Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah kelompok yang membajak kereta api dan membawa sekitar 400 penumpang.

    BLA dilaporkan menuntut agar pihak berwenang Pakistan ‘segera dan tanpa syarat membebaskan’ tahanan yang termasuk dalam kelompok militan tersebut.

    Mereka juga memperingatkan bahwa setiap upaya militer untuk maju ke BLA dan membebaskan para sandera dengan paksa akan mengakibatkan mereka dibunuh, menurut sebuah posting oleh grup tersebut di Telegram. 

    BLA mengatakan pihaknya menguasai kereta tersebut selama lebih dari delapan jam selama pertempuran bersenjata dengan pasukan Pakistan.

    Mereka mengklaim telah menewaskan 30 tentara pemerintah. 

    Kereta penumpang Jaffar Express tertahan di sebuah terowongan dan masinisnya terluka parah dalam baku tembak pada Selasa pagi, kata sejumlah pejabat setempat.

    Pasukan keamanan mengatakan sebuah ledakan terdengar di dekat terowongan dan mereka terlibat baku tembak dengan militan di daerah pegunungan.

    BLA, yang memperjuangkan kemerdekaan provinsi Balochistan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, mengatakan telah menewaskan 20 tentara dan menembak jatuh sebuah pesawat nirawak.

    Hal ini tidak dikonfirmasi oleh otoritas Pakistan.

    Kelompok itu mengatakan telah menyandera 182 orang dari kereta tersebut, termasuk anggota tentara Pakistan dan pejabat keamanan lainnya yang sedang dalam perjalanan cuti.

    ‘Penumpang sipil, khususnya wanita, anak-anak, warga lanjut usia, dan warga Baloch, telah dibebaskan dengan selamat dan diberi rute yang aman,’ katanya dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada wartawan dan diunggah di Telegram.

    ‘BLA lebih lanjut memperingatkan bahwa jika intervensi militer berlanjut, semua sandera akan dieksekusi.’

    Kereta tersebut sedang dalam perjalanan dari ibu kota Balochistan, Quetta, ke kota Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa saat ditembaki.

    Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengutuk serangan itu dan mengatakan pemerintah tidak akan memberikan konsesi apa pun kepada ‘binatang buas yang menembaki penumpang tak berdosa’.

    “Pemerintah Balochistan telah memberlakukan tindakan darurat untuk menangani situasi tersebut,” kata juru bicara Shahid Rind.

    BLA merupakan kelompok etnis terbesar dari beberapa kelompok etnis yang telah berperang melawan pemerintah selama puluhan tahun.

    Kelompok ini menuduh pemerintah secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang melimpah.

    Konflik tersebut telah mengakibatkan terjadinya serangan yang sering kali terhadap pemerintah, tentara, dan kepentingan Cina di wilayah tersebut.

    Seorang juru bicara pemerintah Balochistan mengatakan bahwa serangan itu adalah tindakan terorisme, dan menambahkan bahwa penyelidikan terhadapnya sedang dilakukan. 

    Ia menambahkan bahwa kereta bantuan telah dikirim ke lokasi kejadian dan pasukan keamanan sedang bekerja di daerah tersebut.

    Kereta api di Balochistan biasanya memiliki personel keamanan di dalamnya karena separatis sebelumnya telah melakukan serangan mematikan terhadap kereta api dan pasukan keamanan di wilayah tersebut. 

    Pada bulan November, kelompok separatis melakukan serangan bom bunuh diri di stasiun kereta api di Quetta yang menewaskan 26 orang, termasuk personel keamanan, staf kereta api, dan penumpang.’

    Pemberontakan selama puluhan tahun di Balochistan oleh kelompok militan separatis telah menyebabkan terjadinya serangan terhadap pemerintah, tentara, dan kepentingan Tiongkok di wilayah tersebut, sehingga menimbulkan tuntutan untuk mendapatkan bagian dari sumber dayanya.

    Balochistan yang kaya minyak dan mineral merupakan provinsi terbesar di Pakistan tetapi juga paling sedikit penduduknya. 

    Ini adalah pusat bagi suku minoritas Baloch di negara itu yang anggotanya mengatakan mereka menghadapi diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah pusat.

    BLA merupakan kelompok pemberontak etnis terbesar dari beberapa kelompok yang telah memerangi pemerintah negara Asia Selatan tersebut selama puluhan tahun, dengan mengatakan bahwa pemerintah tersebut secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang kaya.

    Sumber: Times of India/DailyMail

     

     

  • Trump Ungkap Anggota ISIS Pelaku Bom Kabul Telah Ditangkap

    Trump Ungkap Anggota ISIS Pelaku Bom Kabul Telah Ditangkap

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa seorang anggota ISIS yang diduga bertanggung jawab atas bom bunuh diri tahun 2021 di luar bandara Kabul, Afghanistan, telah ditangkap.

    Ledakan bom itu terjadi saat penarikan mundur militer AS dari Afghanistan. Pelaku meledakkan bahan peledak di tengah kerumunan orang saat mereka mencoba melarikan diri dari Afghanistan pada tanggal 26 Agustus 2021.

    Ledakan tersebut menewaskan sekitar 170 warga Afghanistan dan 13 tentara AS yang mengamankan perimeter.

    Pada bulan April 2023, Gedung Putih mengumumkan bahwa seorang anggota ISIS yang terlibat dalam merencanakan serangan tersebut telah tewas dalam sebuah operasi oleh pemerintah Taliban di Afghanistan.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/3/2025), pada hari Selasa (4/3) waktu setempat, dalam pidato pertamanya di Kongres sejak kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua, Trump mengumumkan bahwa Pakistan telah membantu penangkapan “teroris utama yang bertanggung jawab atas kekejaman itu.”

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Dan dia sekarang sedang dalam perjalanan ke sini untuk menghadapi pedang keadilan Amerika yang cepat,” katanya, menyindir pendahulunya, mantan presiden Joe Biden yang disebutnya “lalai dalam penarikan pasukan dari Afghanistan yang membawa bencana dan tidak kompeten.”

    Trump pun berterima kasih kepada Pakistan “atas bantuannya dalam menangkap monster ini”, tetapi tidak memberikan rincian tentang tersangka atau operasi penangkapan.

    Sebuah laporan oleh platform berita AS, Axios mengidentifikasi tersangka sebagai Mohammad Sharifullah, yang juga dikenal sebagai Jafar, seorang pemimpin cabang ISIS di Afghanistan dan Pakistan.

    Mengutip dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, Axios mengatakan Sharifullah sedang dalam proses diekstradisi dari Pakistan ke Amerika Serikat dan diperkirakan akan tiba pada hari Rabu (5/3) waktu setempat.

    Lihat juga video: Bom Meledak di Dekat Bandara Militer Kabul

  • Bom Bunuh Diri Guncang Pakistan, 12 Orang Tewas Termasuk 7 Anak

    Bom Bunuh Diri Guncang Pakistan, 12 Orang Tewas Termasuk 7 Anak

    Islamabad

    Ledakan bom bunuh diri mengguncang wilayah Pakistan bagian barat laut. Sedikitnya 12 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, tewas akibat ledakan tersebut.

    Kepolisian dan dinas penyelamat setempat, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/3/2025), sepasang pengebom bunuh diri yang mengendarai dua kendaraan berisi peledak, mengarahkan kendaraan itu ke sebuah instalasi keamanan setempat pada Selasa (4/3) waktu setempat.

    Ledakan tersebut, menurut seorang pejabat militer setempat, merobohkan atap sebuah masjid yang ada di dekat lokasi ledakan, yang mengguncang sesaat setelah warga setempat berbuka puasa dan pasar lokal dipenuhi pembeli.

    Pejabat militer itu mengatakan bahwa lebih banyak militan yang berusaha masuk ke dalam fasilitas militer tersebut usai ledakan mengguncang. Namun upaya mereka digagalkan oleh pasukan keamanan Pakistan yang ada di lokasi.

    Enam militan, sebut pejabat militer itu, tewas saat baku tembak terjadi usai ledakan mengguncang.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Juru bicara Rumah Sakit Bannu, Muhammad Nauman, mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dan sekitar 30 orang lainnya luka-luka akibat ledakan tersebut. Nauman menambahkan bahwa semua korban tewas merupakan warga sipil, yang terjebak di bawah bangunan dan tembok yang runtuh karena ledakan itu.

    Sedikitnya tujuh anak termasuk di antara korban tewas dalam ledakan tersebut.

    Layanan penyelamat 1122 mengatakan pihaknya sedang mencari lebih banyak korban di bawah puing-puing bangunan yang runtuh. Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan warga menyisir reruntuhan bangunan dan membersihkan logam yang ringsek di tengah reruntuhan.

    Lihat juga Video: Bom Bunuh diri di Ponpes Pakistan, 6 Orang Tewas Termasuk Ulama Taliban

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Perdana Menteri (PM) Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam serangan tersebut. “Ambisi jahat musuh-musuh Pakistan tidak akan pernah berhasil,” tegasya.

    Belum jelas siapa yang berada di balik ledakan tersebut.

    Beberapa tahun terakhir, serangan yang didalangi kelompok militan Islam Taliban Pakistan (TTP) semakin meningkat terhadap polisi dan militer negara tersebut, terutama di daerah dekat perbatasan Afghanistan.

    Ketua Menteri Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, mengecam ledakan yang terjadi di wilayahnya tersebut, dan mengatakan dirinya telah meminta laporan dari para pejabat senior kepolisian setempat mengenai ledakan itu.

    Lihat juga Video: Bom Bunuh diri di Ponpes Pakistan, 6 Orang Tewas Termasuk Ulama Taliban

  • Irjen Pol. Ibnu Suhendra, S.I.K. – Halaman all

    Irjen Pol. Ibnu Suhendra, S.I.K. – Halaman all

    Berikut profil Irjen Ibnu Suhendra yang pernah tangani kasus-kasus penting terkait terorisme, cek lengkapnya di sini

    Tayang: Senin, 3 Maret 2025 11:22 WIB

    SURYA.CO.ID/Haorrahman

    PROFIL POLISI – Irjen Pol Ibnu Suhendra bersama Bupati Banyuwangi, Ipuk Festiandani saat meninjau pelaksanaan vaksinasi yang digelar di Balai Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, Rabu (19/1/2022). Berikut profil Irjen Ibnu Suhendra lengkap dengan daftar kasus yang pernah ditangani 

    TRIBUNNEWS.COM – Irjen Pol. Ibnu Suhendra adalah perwira tinggi (Pati) Polri kelahiran Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 31 Maret 1971.

    Irjen Pol. Ibnu Suhendra merupakan Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI). 

    Irjen Ibnu Suhendra adalah lulusan Akademi Polisi atau Akpol 1993.

    Jenderal Bintang Dua ini berpengalaman dalam bidang Reserse. 

    Irjen Ibnu Suhendra sebelumnya menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Intelijen Densus 88 AT Polri.

    Kasus Penting yang Ditangani

    Irjen Pol Ibnu Suhendra diketahui pernah menangani beberapa kasus besar.

    Mulai dari Bom Bali II, Operasi Penegakan Hukum di Poso hingga Operasi Penegakan Hukum Bom Gereja di Surabaya di tahun 2018.

    Berikut daftar lengkap kasus yang pernah ditangani oleh Irjen Ibnu Suhendra dilansir Wikipedia :

    Bom Bali II (2005)
    Operasi Penegakan Hukum di Poso (2006 – 2007)

    Operasi Penegakan Hukum Dr. Azhari Batu Malang (2005)
    Operasi Penegakan Hukum di Wonosobo (2005)
    Operasi Penegakan Hukum Nurdin M. Top (2009)

    Operasi Penegakan Hukum Pelatihan Militer Teroris di Jantho Aceh (2010)
    Operasi Penegakan Hukum di Medan, Perampokan Bank Cimb (2010)
    Operasi Penegakan Hukum di Poso (2010)
    Operasi Penegakan Hukum di Ambon (2011)
    Operasi Penegakan Hukum Sigit Qordowi (2011)
    Operasi Penegakan Hukum di Bali (2011)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri di Polres Cirebon (2011)
    Operasi Penegakan Hukum di Poso (2012)
    Operasi Comodo 2012, Menangkap Pengedar 1,5 Juta Butir Exstasi, Fredy Budiman di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta (2012)
    Operasi Penegakan Hukum Aman Maleo Ii Di Poso (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Abu Roban di Batang Dan Kebumen (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri di Polres Poso (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Jaringan Teroris Nurulhaq, Pembunuhan Polisi di Jakarta, Bom Vihara Ekayana, Bom Polsek Raja Polah (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Thamrin Dan Penembak Jalanan, Jakarta (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Rencana Penembkan Dan Pengeboman Mal, Surabaya (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri Polres Solo (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Rencana Bom Istana Negara (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Cicendo di Bandung (2017)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri Kp. Melayu di Jakarta (2017)
    Operasi Penegakan Hukum Rencana Bom Radio Active di Bandung (2017)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Gereja di Surabaya (2018)

    (TRIBUNNEWS/Ika Wahyuningsih)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 6 Orang Tewas dalam Insiden Bom Bunuh Diri di Pakistan Jumat Siang – Halaman all

    6 Orang Tewas dalam Insiden Bom Bunuh Diri di Pakistan Jumat Siang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak enam orang dilaporkan tewas dalam insiden ledakan bom bunuh diri di sebuah pusat pendidikan di barat laut Pakistan, Jumat (28/2/2025) siang saat orang berkumpul untuk salat Jumat.

    Dikutip dari Reuters, lokasi tersebut dikenal sebagai tempat pelatihan bersejarah bagi Taliban Afghanistan.

    Juru bicara pemerintah provinsi setempat, Muhammad Ali Saif mengatakan kepala sekolah Darul Uloom Haqqania bernama Maulana Hamidul Haq termasuk di antara korban tewas.

    Maulana Hamidul Haq, adalah putra dari almarhum Maulana Sami-ul-Haq, yang dianggap sebagai bapak Taliban.

    Saudara korban, Maulana Abdul Haq mengatakan, pelaku yang mengenakan rompi berisi bahan peledak, mendekati Hamidul Haq saat ia keluar dari masjid di dalam kompleks seminari tersebut.

    “Maulana Hamid-ul-Haq… meninggal di tempat, dan sekitar dua lusin orang terluka akibat ledakan itu,” ujarnya.

    Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengutuk serangan bom tersebut dan menyampaikan belasungkawa atas kematian Haq dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    Dikutip dari VOA, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengutuk apa yang ia sebut sebagai “tindakan terorisme yang pengecut dan keji,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    Belum ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

    Belum ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

    Tetapi kecurigaan mengarah pada afiliasi kelompok ISIS regional, yaitu ISIS-Khorasan (IS-K).

    Terletak di sebuah kota kecil berdebu di Pakistan, di luar jalan raya utama yang menuju perbatasan Afghanistan, Universitas Darul Uloom Haqqania menjadi tempat lahirnya gerakan Taliban pada tahun 1990-an. 

    Lembaga ini masih sering disebut sebagai tempat berkembangnya kelompok Islam radikal.

    Pakistan saat ini menghadapi dua pemberontakan sekaligus, satu dilakukan oleh kelompok Islamis, dan yang lainnya oleh militan etnis yang ingin memisahkan diri karena menganggap pemerintah tidak membagi sumber daya alam secara adil. (*)

  • Sidik Jari Pengungkap Identitas Pelaku Bom di Medan

    Sidik Jari Pengungkap Identitas Pelaku Bom di Medan

    JAKARTA – Ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pagi tadi, masih terus diselidiki polisi. Berbagai aspek digali untuk mencari benang merah dalam upaya pengungkapan. Hingga siang ini, baru identitas pelaku yang berhasil diketahui.

    Berdasarkan sidik jari, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bareskrim Polri mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri ini adalah Rabbial Muslim Nasution.

    “Pelaku ini atas nama inisial RMN, usia 24 tahun. Kemudian, lahir di Medan, status adalah pelajar atau mahasiswa,” ucap Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.

    Dedi bilang, Rabbial merupakan pelaku tunggal atau lone wolf sebab polisi belum menemukan jaringan teroris yang berkaitan dengan dia. Meski demikian, Densus 88 Antiteror masih terus mencari keterkaitan pria tersebut dengan jaringan terorisme yang ada di Indonesia dan dunia.

    Mengenai jenis bom yang dipakai pelaku, polisi belum bisa memberikan keterangan. Namun, di tempat kejadian perkara polisi menemukan baterai 9 volt, plat besi, beberapa paku berbagai ukuran, kabel ukuran besar dan kecil, dan tombol on/off atau detonator. 

    “(Bom) diikat ditubuh,” kata Dedi sembari memperlihatkan gestur bom disimpan dipinggang pelaku.

    Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat beraksi, pelaku menggunakan jaket dengan logo aplikasi transportasi online. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan polisi, pelaku sempat bekerja sebagai pengemudi ojek online. “Informasinya seperti itu tapi kita masih berkoordinasi,” kata Tatan.

  • Negara yang Tak Sadar Penegak Hukumnya Disasar

    Negara yang Tak Sadar Penegak Hukumnya Disasar

    MEDAN – Menko Polhukam Mahfud MD mengklaim tak ada kecolongan dalam peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. Polisi pun mengaku begitu. Segala klaim boleh saja dikatakan. Masalah kecolongan atau tidak, sebaiknya kita nilai sendiri berdasar kronologi dan analisis terhadap peristiwa.

    Ditemui wartawan di Sentul International Convention Center (SICC), Mahfud mengatakan, pemerintah telah melakukan upaya pencegahan semaksimal mungkin. Mahfud juga menolak istilah kecolongan yang banyak digunakan untuk menggambarkan peristiwa ini.

    “Pencegahan sudah kita lakukan. Ada intelijen, informasi. Kalau tak ada pencegahan, makin banyak kayak gini,” kata Mahfud.

    Seperti Mahfud, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, personel kepolisian di Mapolrestabes Medan telah melakukan penjagaan sesuai prosedur tetap (protap). Namun, kenyataannya pelaku tetap berhasil menyusup.

    Pernyataan Dedi sendiri yang menggambarkan proses penyusupan oleh pelaku peledakan bom. Menurut Dedi, pelaku memanfaatkan keramaian di Mapolrestabes Medan yang tengah menerima banyak permohonan penerbitan SKCK.

    “Sudah dilakukan pemeriksaan semuanya. Termasuk barang-barang yang dibawa, sudah dicek,” kata Dedi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 13 November.

    “Kebetulan saat itu ada beberapa kegiatan kepolisian dan masyarakat yang akan buat SKCK yang bersama-sama masuk (ke Mapolrestabes). Momen itu dimanfaatkan pelaku untuk menyusup,” tambah Dedi.

    Peledakan bom di Mapolrestabes Medan (Istimewa)

    Pelaku diketahui meledakkan diri ketika para personel kepolisian baru saja menyelesaikan apel pagi sekitar pukul 08.45 WIB. Pelaku masuk melalui pintu depan Mapolrestabes Medan.

    Ia berjalan sejauh 30 hingga 50 meter menuju Kantor Bagian Operasi Polrestabes Medan untuk kemudian meledakkan diri.

    Pengamat terorisme, Harits Abu Ulya mempertegas narasi yang menyebut negara, khususnya kepolisian telah kecolongan.

    “Kali ini publik bisa saja mengkritisi aparat kecolongan. Alasannya cukup rasional. Sudah banyak yang ditangkap dalam beberapa bulan terakhir, tapi masih juga ada aksi teror,” kata Harits, dihubungi VOI, Rabu, 13 November.

    Penangkapan berujung dendam

    Lebih lanjut, Mahfud juga mengatakan kepolisian telah melakukan upaya maksimal mencegah tindak terorisme. Memang, sejak penusukan mantan Menko Polhukam Wiranto, polisi terus menangkap sejumlah terduga teroris.

    Terakhir, kemarin, Selasa, 12 November, polisi menangkap seorang terduga teroris berinisial WJ alias Patria alias Dwi satu hari sebelum ledakan. WJ ditangkap di wilayah Bekasi, Jawa Barat.

    Sosok terduga teroris itu disebut-sebut merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Bahkan, pria itu merupakan angkatan pertama dalam pelatihan perang dalam kelompok terorisme tersebut.

    WJ juga diketahui memiliki kemampuan merakit bom. Ia pernah mengikuti perang di Suriah bersama Doktor Azahari tujuh tahun silam. “Pada tahun 2012 (WJ) mengikuti perang di Suriah bersama Azahari dan kemudian menjalin hubungan juga dengan FSA atau Free Syria Army,” kata Dedi.

    Kemudian, WJ juga disebut pernah melakukan perjalanan ke beberapa negara. Mulai dari Filipina, Uni Emirat Arab, Sri Lanka dan Hong Kong. Dalam penangkapan, beberapa barang butki berupa beberapa anak panah, alat-alat elektronik dan alat komunikasi disita.

    “Alat komunikasi ini masih didalami apakah akan digunakan juga untuk rangkaian untuk merakit bom masih kita dalami juga,” terang Dedi.

    Di satu sisi, perlu barangkali mengapresiasi upaya pencegahan lewat penangkapan-penangkapan ini. Namun, di sisi lain, berbagai penangkapan ini juga yang memperkuat fakta bahwa polisi kecolongan.

    Tak sadar mereka disasar

    Pertimbangannya sederhana. Polisi telah lama jadi musuh sekaligus sasaran utama teroris. Dan penangkapan-penangkapan yang kian masif, secara otomatis meningkatkan risiko serangan bagi Korps Bhayangkara. Polisi seharusnya tahu itu.

    Menurut Harits Abu Ulya, bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan memiliki pola yang sama secara motif: dendam. Namun, Harits tak dapat berspekulasi soal asal-usul pelaku teror.

    “Mungkin terkait dengan tindakan polisi sebelumnya terhadap kawanan mereka. Dianggap menjadi penghalang tujuan dan misi mereka atau dianggap telah berbuat tidak manusiawi terhadap kawan mereka yang tertangkap,” kata Harits.

    Peledakan bom di Mapolrestabes Medan (Istimewa)

    Polisi nampaknya perlu meningkatkan kesadaran bahwa mereka adalah sasaran utama aksi terorisme. Berbagai peristiwa seakan melegitimasi pandangan ini.

    “Dendam telah menjelma menjadi ideologi yang menstimulasi aksi teror dari beberapa person atau entitas. Dendam menjadi determinasi, plus dibumbui dengan doktrin teologi yang beku, bersenyawa untuk menghasilkan legitimasi aksi nekat teror,” Harits.

    Pengamat terorisme lainnya, Al Chaidar menuturkan pandangan yang sama. Menurutnya, polisi sebagai penegak hukum wajib sadar diri bahwa mereka adalah musuh kriminalisme. Jangankan untuk teroris.

    Bagi pelaku kejahatan jalanan dan narkoba saja, polisi adalah musuh terbesar. “Jadi, memang harusnya polisi lebih sigap lagi. Dan lebih kencang lagi melakukan penindakan dan penangkapan,” kata Chaidar dihubungi VOI.

  • Bom Bunuh Diri Tewaskan 5 Orang di Luar Bank Afghanistan    
        Bom Bunuh Diri Tewaskan 5 Orang di Luar Bank Afghanistan

    Bom Bunuh Diri Tewaskan 5 Orang di Luar Bank Afghanistan Bom Bunuh Diri Tewaskan 5 Orang di Luar Bank Afghanistan

    Jakarta

    Seorang pengebom bunuh diri menewaskan lima orang dalam ledakan di luar sebuah bank di Afghanistan utara. Korban tewas termasuk anggota pasukan keamanan Taliban.

    Tujuh orang juga terluka dalam serangan yang menargetkan antrean orang-orang yang sedang menunggu untuk mengambil gaji mereka dari sebuah bank di kota Kunduz, ibu kota provinsi Kunduz.

    “Seorang pengebom bunuh diri, yang memiliki alat peledak rakitan, meledakkan dirinya sendiri,” kata Jumadin Khaksar, juru bicara polisi untuk provinsi Kunduz, dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/2/2025).

    Ia mengatakan warga sipil, pegawai negeri sipil, dan anggota pasukan keamanan Taliban termasuk di antara mereka yang tewas.

    Tidak ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom pada hari Selasa (10/2) waktu setempat itu.

    “Komando Kepolisian Provinsi Kunduz bekerja sama dengan organisasi terkait untuk menemukan pelaku insiden tersebut dan membawa mereka ke pengadilan,” ujarnya.

    Sebelumnya, pada bulan Maret tahun lalu, seorang pengebom bunuh diri menewaskan sedikitnya tiga orang, ketika ia meledakkan sebuah bom di luar sebuah bank di kota Kandahar, Afghanistan selatan. Serangan itu diklaim oleh kelompok ISIS.

    Jumlah ledakan bom dan serangan bunuh diri di Afghanistan telah menurun drastis sejak Taliban mengakhiri pemberontakan mereka setelah merebut kekuasaan pada bulan Agustus 2021, menggulingkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat.

    Namun, sejumlah kelompok bersenjata — termasuk ISIS– tetap menjadi ancaman.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu