Kasus: Balap Liar

  • Anggota Polisi Tertabrak saat Bubarkan Balap Liar di Kelapa Gading

    Anggota Polisi Tertabrak saat Bubarkan Balap Liar di Kelapa Gading

    Jakarta

    Anggota polisi dari Polsek Kelapa Gading tertabrak sepeda motor seorang peserta balap liar. Peristiwa itu terjadi saat korban membubarkan aksi balap liar yang terjadi di Jalan Boulevard Artha Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Peristiwa itu terjadi pada Minggu (2/3) dini hari. Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengatakan awalnya anggota Polsek Kelapa Gading menerima informasi dari warga terkait aksi balap liar yang terjadi di lokasi.

    Polisi lalu menuju Jalan Boulevard Kelapa Gading untuk menindaklanjuti laporan warga. Saat tiba di lokasi, terdapat anak remaja sekitar 20 orang dengan menggunakan 10 unit sepeda motor dan satu unit mobil nongkrong serta melakukan aksi balap liar.

    “Mereka pergi berhamburan meninggalkan lokasi karena ada petugas,” kata Seto dilansir Antara, Senin (3/3/2025).

    Para peserta balap liar itu lalu panik bergegas meninggalkan lokasi. Salah satu anggota Polsek Kelapa Gading, Aipda Dedy Prayudie, kemudian tertabrak salah satu pengendara peserta.

    “Anggota yang terluka sudah di bawa ke puskesmas untuk menjalani pengobatan,” kata Seto.

    “Saat ini ketiga masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman yang dilakukan penyidik,” ujarnya.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sahur Ramadan, Polisi Amankan Tiga Remaja yang Diduga Lakukan Balap Liar

    Sahur Ramadan, Polisi Amankan Tiga Remaja yang Diduga Lakukan Balap Liar

    JAKARTA – Polsek Kelapa Gading mengamankan tiga remaja yang diduga melakukan aksi balap liar di Jalan Kumala Artha Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu, 2 Maret, pukul 02.05 WIB.

    “Saat ini sudah mengamankan 3 orang remaja berikut barang bukti sepeda motor 3 unit,” kata Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko saat dikonfirmasi, Minggu, 2 Maret.

    Seto menjelaskan kejadian itu bermula saat pihaknya menerima laporan masyarakat terkait adanya sekelompok remaja yang berkumpul untuk melaksanakan aksi balar liar di tempat kejadian perkara (TKP). Atas dasar itu, pihaknya langsung melakukan pengecekan di lokasi kejadian.

    Setibanya di TKP, para remaja itu berhamburan membubarkan diri. Bahkan, karena kepanikan para remaja tersebut hingga akhirnya menyerempet satu anggota Polsek Kelapa Gading.

    “Salah satu anggota patroli Aipda Dedy Prayudie terserempet oleh 1 orang remaja tersebut,” ucap Seto.

    Kendati berhamburan, kata Seto, pihaknya dapat mengamankan tiga remaja dari puluhan orang dari kelompok tersebut.

    Saat ini ketiganya dibawa ke Mapolsek Kelapa Gading, guna dilakukan pendalaman terkait aksi tersebut.

  • Polisi tertabrak saat bubarkan aksi balap liar di Kelapa Gading

    Polisi tertabrak saat bubarkan aksi balap liar di Kelapa Gading

    Jakarta (ANTARA) – Seorang polisi dari Polsek Kelapa Gading tertabrak motor oleh remaja berinisial MW (27) saat membubarkan aksi balap liar di Jalan Boulevard Artha Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Minggu dini hari.

    Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putra di Jakarta, Minggu, mengatakan, peristiwa bermula ketika petugas menerima laporan dari warga terkait adanya anak-anak remaja nongkrong yang disertai balap liar di Jalan Boulevard Artha Gading sekitar pukul 02.00 WIB.

    Selanjutnya, petugas melaksanakan pengecekan laporan tersebut dan sesampainya di lokasi terdapat anak remaja sekitar 20 orang dengan menggunakan 10 unit sepeda motor dan satu unit mobil nongkrong serta melakukan aksi balap liar.

    “Mereka pergi berhamburan meninggalkan lokasi karena ada petugas,” kata dia.

    Akibatnya, salah seorang anggota Polsek Kelapa Gading Aipda Dedy Prayudie tertabrak motor yang dikendarai remaja tersebut hingga mengalami luka-luka.

    “Anggota yang terluka sudah di bawa ke puskesmas untuk menjalani pengobatan,” kata Seto.

    Dalam aksi balap liar itu, polisi mengamankan tiga orang pelaku yang diduga terlibat aksi balap liar yakni FFA (13), RA (17) dan pria berinisial MW (27) yang menabrak petugas,.

    “Saat ini ketiga masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman yang dilakukan penyidik,” ujarnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bikin Resah, Aksi Balap Liar di Pantai Bahari Polman Dibubarkan Polisi

    Bikin Resah, Aksi Balap Liar di Pantai Bahari Polman Dibubarkan Polisi

    Polewali Mandar, Beritasatu.com – Aksi balap liar di kawasan Pantai Bahari, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, dibubarkan oleh pihak kepolisian pada Minggu (2/3/2025). Puluhan remaja yang terlibat dalam aksi ini panik dan berusaha melarikan diri saat polisi datang ke lokasi.

    Para pelaku balap liar yang mayoritas remaja berhamburan menghindari kejaran petugas. Saking paniknya, beberapa di antaranya nekat menabrak petugas demi lolos dari razia. Namun, tim gabungan dari Samapta, Opsnal Intel, dan Reskrim Polres Polman bergerak cepat dengan menutup seluruh akses jalan, sehingga sejumlah pelaku tidak dapat melarikan diri.

    Akibatnya, beberapa kendaraan dan remaja yang diduga terlibat balap liar berhasil diamankan dan langsung dibawa ke Polres Polman.

    Kanit Turjawali Sat Samapta Polres Polman, Aipda Lakise, menjelaskan, pihaknya menerima laporan dari warga yang resah dengan aksi balap liar yang kerap terjadi di Pantai Bahari selepas salat subuh saat Ramadan.

    “Kegiatan pagi ini berdasarkan informasi dari masyarakat tadi subuh. Kami langsung bergerak ke lokasi dan benar, ada aksi balap liar. Kami berhasil mengamankan sekitar sembilan motor,” ujar Aipda Lakise, Minggu (2/3/2025).

    Menurutnya, aksi balap liar ini kerap terjadi setiap tahun saat memasuki bulan Ramadan. Oleh karena itu, pihak kepolisian akan rutin melakukan patroli untuk mencegah kejadian serupa.

    Remaja yang diamankan akan menjalani proses pemeriksaan di Polres Polman. Apabila terbukti ikut dalam balap liar, mereka akan dikenakan sanksi tindak pidana ringan. Namun, apabila hanya sekadar menonton, mereka akan diminta membuat surat pernyataan.

    Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat, terutama para orang tua, untuk lebih mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam aksi balap liar di kawasan Pantai Bahari yang membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

  • Balap Liar Kembali Marak di Polewali Mandar Saat Ramadan

    Balap Liar Kembali Marak di Polewali Mandar Saat Ramadan

    Polewali Mandar, Beritasatu.com – Memasuki bulan suci Ramadan 2025, aksi balap liar kembali marak di sejumlah wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Salah satu lokasi yang menjadi arena balapan liar adalah kawasan Pantai Bahari, Kecamatan Polewali.

    Pada Sabtu (1/3/2025) pagi, sejumlah remaja berkumpul di kawasan tersebut setelah salat subuh untuk mengadu kecepatan di jalan umum tanpa memperhatikan keselamatan. Aksi berbahaya ini dilakukan tanpa menggunakan alat keselamatan yang memadai, sehingga berisiko tinggi bagi pelaku maupun pengguna jalan lainnya.

    Selain membahayakan nyawa, aksi balap liar ini juga kerap berujung perkelahian antarpeserta. Para pelaku diketahui berasal dari berbagai daerah dan sengaja datang untuk mengikuti balapan, yang bahkan menjadi tontonan bagi anak-anak dan remaja lainnya.

    Aksi ini tidak hanya membahayakan, tetapi juga mengganggu ketenangan warga sekitar. Warga setempat, Anto, mengaku terganggu dengan suara bising kendaraan yang digunakan dalam balapan liar.

    “Biasanya mereka datang setelah salat subuh dan langsung balapan. Suara motor mereka sangat mengganggu waktu istirahat kami,” kata Anto.

    Selain kebisingan, aksi balap liar ini juga sering menyebabkan kecelakaan yang merugikan pedagang sekitar.

    “Sering kali mereka menabrak lapak pedagang, ada juga yang jatuh hingga luka-luka. Apalagi mereka sering tidak menggunakan helm,” tambahnya.

    Menurut Anto, sebagian besar pelaku balap liar bukan warga setempat, melainkan remaja dari luar daerah yang sengaja datang untuk beradu kecepatan.

    Warga berharap pihak kepolisian segera menindak tegas aksi balap liar ini agar tidak semakin meresahkan.

    Setiap tahunnya, kawasan Pantai Bahari kerap dijadikan arena balap liar oleh para pemuda setempat, meskipun aparat kepolisian telah melakukan berbagai upaya penertiban. Namun, para pelaku yang sebagian besar adalah pelajar tetap nekat menggelar balapan di bulan Ramadan.

  • Kriminal kemarin, kasus ayam gelonggongan hingga “Robot Trading”

    Kriminal kemarin, kasus ayam gelonggongan hingga “Robot Trading”

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminal pada Jumat (28/2) antara lain terkait kasus tewasya WNA asal Singapura di Jakarta Barat, ayam gelonggongan di Jakarta Selatan hingga penggelapan aset “Robot Trading Fahrenheit”.

    Berikut rangkumannya:

    1. Kedubes cari alamat WNA Singapura yang tewas di Gropet

    Jakarta (ANTARA) – Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura masih mencari alamat warga negaranya yang tewas dalam sebuah halte di Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Rabu (26/2).

    “Kedubes (Singapura) masih cari alamatnya. Kita juga masih menunggu,” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, Jakarta Barat, AKP Muhammad Aprino Tamara melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini

    2. Omzet penjualan ayam gelonggongan di Jaksel capai Rp10 juta/hari

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan omzet penjualan ayam gelonggongan yang diterima oleh pelaku berinisial SY saat melakukan aksinya di Pasar Kebayoran Lama, mencapai 10 juta per hari.

    “Omzet variatif, namun untuk pemotongan yang bisa dilakukan oleh saudara SY dalam satu hari bisa sampai 100 sampai 200 ekor ayam potong yang dijual mulai harga Rp30 ribu sampai Rp50 ribu,” kata Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti kepada wartawan di Pasar Kebayoran Lama Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Polisi evakuasi seorang pria yang mau bunuh diri di Penjaringan

    Jakarta (ANTARA) – Personel Kepolisian mengevakuasi seorang pria berinisial KM (27) yang diduga hendak melakukan penganiayaan terhadap diri sendiri atau bunuh diri di Kalimati Pakin Jalan Pakin Raya, Penjaringan, Jakarta Utara.

    “Korban ini melakukan aksi bunuh diri dengan menggunakan senjata tajam dan mencoba melompat ke kali,” kata Kapolsek Metro Penjaringan Jakarta Utara AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Kuasa hukum jadi tersangka penggelapan aset “Robot Trading Fahrenheit”

    Jakarta (ANTARA) – Seorang kuasa hukum berinisial OS menjadi tersangka atas dugaan penggelapan aset korban kasus “Robot Trading Fahrenheit” dengan terdakwa HS.

    “OS sudah menjadi tersangka,” kata Kasipenkum Kejati DKI Jakarta, Syahron Hasibuan kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini

    5. Polisi bubarkan aksi balap liar di Tangerang Selatan

    Jakarta (ANTARA) – Aparat Kepolisian membubarkan aksi balap liar oleh sekelompok remaja di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat dini hari.

    “Ada 15 remaja yang hendak melakukan balap liar di flyover Jalan Serua Raya sekitar pukul 01.00 WIB,” kata Kapolsek Ciputat Timur, Polres Tangerang Selatan, Kompol Bambang Askar dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dua Pekan Operasi Keselamatan Semeru 2025 Berhasil Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Kediri

    Dua Pekan Operasi Keselamatan Semeru 2025 Berhasil Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Kediri

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Operasi Keselamatan Semeru 2025 yang berlangsung selama dua pekan di wilayah hukum Polres Kediri resmi berakhir.

    Selama periode 10-23 Februari 2025, operasi ini berhasil menekan angka kecelakaan lalu lintas serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.

    Kasat Lantas Polres Kediri, AKP I Made Jata Wiranegara, mengungkapkan, operasi yang berfokus pada upaya preventif ini mencatat hasil positif.

    Jumlah kecelakaan lalu lintas menurun dibanding periode sebelumnya.  

    “Hingga tanggal 23 Februari, operasi telah selesai dan alhamdulillah angka kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan. Tercatat ada 21 kejadian dengan 31 korban, di mana mayoritas hanya mengalami luka ringan,” kata AKP I Made Jata Wiranegara pada Kamis (27/2/2025).  

    Selain menekan angka kecelakaan, operasi ini juga menindak berbagai pelanggaran lalu lintas.

    Tercatat sekitar 400 pelanggar ditindak dengan sistem tilang elektronik (ETLE) dan tilang manual.

    Sementara itu, lebih dari 1.000 pelanggar diberikan teguran untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam berlalu lintas.

    “Karena memang dalam Operasi Keselamatan ini, kami lebih mengedepankan pendekatan preemtif, yaitu memberikan edukasi dan peringatan kepada masyarakat,” imbuh AKP Jata, sapaan AKP I Made Jata Wiranegara.

    Meski operasi ini menunjukkan hasil positif, pihak kepolisian masih menemukan banyak pengendara yang belum mematuhi aturan lalu lintas.

    Pelanggaran yang paling sering terjadi adalah pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm berstandar SNI.

    Selain itu, pelanggaran lain seperti penggunaan knalpot tidak standar dan pengemudi mobil yang tidak mengenakan sabuk pengaman juga masih marak ditemukan. 

    Untuk meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas, Polres Kediri berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama di lingkungan sekolah.

    Langkah ini diharapkan dapat membangun budaya berkendara yang lebih aman bagi generasi muda.  

    “Kami sudah berkoordinasi dengan Kanit Kamsel untuk segera melaksanakan edukasi dan penyuluhan di sekolah-sekolah. Ini penting agar anak muda maupun orang dewasa semakin sadar akan pentingnya keselamatan berlalu lintas, khususnya dalam penggunaan helm saat berkendara,” ujar AKP Jata.  

    Sebagai informasi, Operasi Keselamatan Semeru 2025 menargetkan 10 jenis pelanggaran utama, mulai dari penggunaan knalpot tidak standar, tidak memakai helm atau sabuk pengaman, berkendara di bawah umur, hingga balap liar.

    Ke depan, upaya kepolisian dalam menegakkan aturan lalu lintas akan terus diperkuat demi mewujudkan keselamatan berkendara di Kediri.

  • Razia KRYD di Jepara, Ada Miras Hingga Tisu Magic di Kawasan Pantai Hingga Indekos

    Razia KRYD di Jepara, Ada Miras Hingga Tisu Magic di Kawasan Pantai Hingga Indekos

    TRIBUNJATENG.COM – Tim Patroli Presisi Siraju Polres Jepara kembali melakukan razia sejumlah sejoli bukan pasutri yang diduga sedang berbuat asusila di sebuah tempat kos-kosan di Kecamatan Jepara Kota, pada Sabtu (22/2/2025) malam.

    Hal tersebut, berawal dari laporan masyarakat melalui WhatsApp Siraju dinomer 08112894040 dan panggilan telepon darurat Call Center 110 Polri yang menyebutkan di beberapa kos-kosan di wilayah Kecamatan Jepara Kota sering digunakan pasangan bukan suami-istri untuk berbuat mesum.

    Saat dikonfirmasi, Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso melalui melalui Kasihumas AKP Dwi Prayitna mengatakan, “Kami banyak menerima laporan masyarakat di beberapa kos-kosan diwilayah Kecamatan Jepara Kota sering digunakan pasangan bukan suami-istri untuk berbuat mesum,” ujarnya.

    Oleh karena itu, pihaknya menggelar kegiatan rutin dengan target yang dioptimalkan (KRYD) dalam rangka kegiatan cipta kondisi Kamtibmas menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriyah/2025 Masehi.

    “Kegiatan rutin dengan target yang dioptimalkan (KRYD) ini rutin kita laksanakan dalam rangka menjaga situasi di Kabupaten Jepara tetap aman, damai dan kondusif serta mencegah terjadinya aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat, apalagi saat ini menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriyah/2025 Masehi,” ucapnya.

    Dari hasil razia, Kasihumas menyebutkan, pihaknya mengamankan total ada tiga pasangan bukan suami istri sah atau tidak resmi di tempat kos-kosan di Kecamatan Jepara Kota.

    “Hasilnya, petugas pun menemukan tiga sejoli yang bukan suami istri sah. Mereka pun tak bisa menunjukkan identitas. Bahkan, ada yang tidak membawa secuil pun identitas. Kami curiga mereka bukan suami-istri. Dan benar saja mereka pun akhirnya mengakuinya,” jelasnya.

    Disatu sisi lain, petugas juga mendapati salah satu sejoli yang bukan suami istri sah, tengah asyik mengonsumsi minuman keras jenis anggur kolesom di dalam kamar kos-kosan.

    Selain itu, petugas juga mengamankan barang bukti berupa sisa miras dan satu bungkus tisu magic yang masih ada di lokasi kejadian.

    “Kemudian ketiga sejoli bukan suami-istri sah langsung kami bawa ke Mapolres Jepara untuk didatakan dan diberikan pembinaan,” tuturnya.

    Selain mengamankan pasangan tersebut, petugas juga memberi imbauan dan peringatan kepada para pemilik maupun pengelola indekos agar tetap mematuhi peraturan demi terciptanya situasi yang aman dan kondusif.

    “Dengan adanya razia ini ke depan jangan lagi ada kos-an disalahartikan, disalahgunakan. Kita harapkan keberadaan kos-kosan tidak digunakan untuk perbuatan asusila,” ucap Kasihumas.

    AKP Dwi Prayitna juga berterima kasih atas laporan warga yang masih memiliki kepedulian terhadap lingkungan disekitarnya, dengan melaporkan kejadian ini ke Polres Jepara.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah mempercayai layanan WhatsApp Siraju Polres Jepara dan Call Center Polri 110, untuk kejadian yang membutuhkan kehadiran Polri. Laporkan saja setiap ada kejadian yang membutuhkan layanan kami baik lewat WA maupun panggilan telepon. Laporan anda pasti akan kita respon dengan cepat,” jelasnya.

    Selain merazia kos-kosan, Tim Patroli Siraju juga menegur tiga pasang muda-mudi yang kedapatan tengah berduaan di kawasan pantai saat tengah malam.

    Awalnya petugas melakukan patroli di kawasan pantai Kartini, pada Minggu (23/2/2025) dini hari.

    Petugas curiga tengah perjalanan menemukan adanya beberapa sepeda montor yang terparkir di area pojok pantai Kartini dengan kondisi gelap.

    Tim Patroli Presisi Siraju langsung mendekati sepeda montor tersebut untuk dilakukan pengecekan.

    Hasilnya, petugas pun menemukan tiga pasang muda-mudi yang tengah asyik bermesraan di kawasan tersebut.

    Mereka awalnya mengaku sebagai teman.

    “Setelah melontarkan beberapa pertanyaan, diketahui tiga sejoli itu bukanlah teman melainkan sepasang kekasih,” kata AKP Dwi Prayitna.

    Petugas memeriksa kartu identitas mereka dan memberikan arahan serta teguran untuk tidak berada di tempat gelap, apalagi sudah larut malam.

    Dari pengakuan keduanya tengah bermesraan di area pantai.

    “Kami meminta kepada pasangan itu segera pulang ke rumah masing-masing dan kami sarankan untuk tidak melakukan perbuatan serupa,” ucapnya.

    Polisi mengimbau kepada orang tua khususnya yang memiliki anak usia remaja putri, agar mengontrol dan mengawasi anak-anaknya jangan sampai keluar rumah hingga larut malam tanpa tujuan yang jelas.

    “Jangan sampai keluar rumah hingga larut malam tanpa tujuan yang jelas. Dikhawatirkan anak-anaknya itu akan ikut pergaulan bebas hingga ikut seks bebas dan pada akhirnya hamil di luar nikah,” pungkasnya. 

    Selanjutnya, tim Patroli Siraju ini juga melakukan kegiatan patroli antisipasi aksi balap liar di wilayah SPBU Kalitekuk Tahunan hingga jalan raya Rengging-Pecangaan, hal ini untuk memastikan situasi lingkungan masyarakat tetap kondusif. (*)

  • Gebrakan Dedi Mulyadi Usai Dilantik: Copot Kepsek hingga Wacanakan Wajib Militer

    Gebrakan Dedi Mulyadi Usai Dilantik: Copot Kepsek hingga Wacanakan Wajib Militer

    Gebrakan Dedi Mulyadi Usai Dilantik: Copot Kepsek hingga Wacanakan Wajib Militer
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Gubernur Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    boleh jadi merupakan kepala daerah yang paling menuai perhatian sesuai dilantik pada Kamis (20/2/2025) kemarin.
    Bagaimana tidak, di antara para kepala daerah yang baru dilantik, Dedi Mulyadi sudah membuat gebrakan, misalnya dengan mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok yang memberangkatkan muridnya untuk study tour.
    Mantan bupati Purwakarta ini juga mewacanakan wajib militer bagi siswa sekolah di Jawa Barat.
    Berikut sejumlah gebrakan Dedi Mulyadi di hari pertamanya bekerja.
    Dedi Mulyadi langsung mencopot Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 6 Depok yang tetap memberangkatkan siswanya pergi study tour ke Jawa Timur (Jatim).
    Penonaktifan Kepsek SMAN 6 Depok ini langsung diteken Dedi di hari pertamanya bekerja sebagai Gubernur Jabar.
    “Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi,” ujar Dedi.
    Dedi menjelaskan, hal tersebut akan menjadi hal yang pihaknya benahi.
    Dia juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa apakah pihak SMAN 6 Depok melakukan pungutan terhadap siswa untuk study tour atau tidak.
    “Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak,” ucap Dedi.
    “Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di Provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat,” imbuh dia.
    Dedi berjanji bakal melindungi perusahaan yang beroperasi di Jawa Barat agar tidak diganggu oleh organisasi masyarakat (ormas).
    Dedi mengatakan, pemerintah akan memberikan biaya bantuan keamanan untuk melindungi para pengusaha dari ulah ormas.
    “Kami membaca fenomena tentang oknum ormas yang mengganggu investasi. Kami siapkan pembiayaan untuk melindungi para pengusaha, untuk siapkan biaya keamanan dengan istilah Operasi Jabar Manunggal,” ujar kata Dedi.
    Dedi mengakui bahwa ormas di Jawa Barat kerap berulah dengan meminta jatah ke para pengusaha.
     
    Mantan bupati Purwakarta ini menilai, hal itu sering memicu konflik di kawasan-kawasan inudstri.
    “Kami dorong perusahaan untuk didampingi agar tidak terganggu oknum ormas, dari pembebasan tanah, minta jatah pembangunan, minta jatah ketika rekrutmen tenaga kerja, minta jatah produksi limbah ketika produksi,” kata Dedi.
    “(Ulah ormas) Ini sering jadi konflik di kawasan industri Jawa Barat,” ujar dia melanjutkan.
    Menurut Dedi, langkah yang diambilnya itu merupakan bentuk dari efisiensi anggaran yang tengah digalakan oleh pemerintah.
    “Ini adalah orientasi soal efisiensi, bukan memotong anggaran, tapi pengalihan anggaran,” kata dia.
    Dedi mengakui ada banyak anggaran yang aneh di Provinsi Jabar selama ini.
    Dedi menyebut, salah satunya adalah biaya untuk membangun kelas di sekolah Rp 60 miliar, tapi anggaran pembelian alat telekomunikasinya mencapai Rp 730 miliar.
    “Ada. Misalnya begini bantuan membangun ruang kelas baru Rp 60 miliar, tapi anggaran pembelian alat telekomunikasi sekolah Rp 730 miliar itu kan aneh. Kelas belum ada perangkat, digital disiapkan, aplikasi-aplikasi kita mulai hapuskan kalau enggak bermanfaat bagi kepentingan publik,” ujar Dedi.
    Dedi mengatakan, dirinya juga akan menghapus anggaran baju dinas.
    Pasalnya, anggaran baju dinas Gubernur Jabar selama ini mencapai Rp 150 juta.
    “Anggaran kunjungan luar negeri Rp 1,5 miliar dinolkan, anggaran perjalanan dinas Rp 1,8 miliar disisakan hanya Rp 700 juta. Hilang hampir 40 persen,” jelasnya.
    Maka dari itu, Dedi menegaskan, pihaknya tidak perlu lagi jalan-jalan ke luar negeri.
    Dia juga meminta jajarannya tidak perlu lagi piknik berkedok studi banding dan menggelar seminar.
    “Untuk penuhi kebutuhan warga Jawa Barat, karena kegiatan begitu berpuluh tahun tak hasilkan apapun kecuali SPJ,” imbuh Dedi.
     
    Dedi berencana memasukkan mata pelajaran wajib militer (wamil) ke sekolah menengah atas (SMA) di daerahnya.
    “Saya berencana memasukkan kurikulum wajib militer ke pendidikan SMA untuk pembentukan karakter bela negara,” kata Dedi.
    Dedi mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat akan bekerja sama dengan Komando Daerah (Kodam) Militer III/Siliwangi dan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat untuk merealisasikan rencana tersebut.
    Menurut dia, wajib militer akan ditujukan kepada anak-anak yang terlibat geng motor hingga perkelahian antarsiswa.
    “Rencananya mereka yang tertangkap karena balapan liar di jalan kemudian terlibat geng motor, kena perkelahian antar pemuda antara siswa, kita akan masukkan wajib militer,” ujar Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Antisipasi Geng Motor dan Tawuran, Dedi Mulyadi Bakal Buat Kurikulum Wamil di SMA

    Antisipasi Geng Motor dan Tawuran, Dedi Mulyadi Bakal Buat Kurikulum Wamil di SMA

    loading…

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, akan memasukkan kurikulum wajib militer (Wamil) di sekolah. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, akan memasukkan kurikulum wajib militer pada Sekolah Menengah Atas (SMA).

    “Saya berencana memasukkan kurikulum wajib militer (Wamil) untuk SMA untuk pembentukan karakter bela negara,” kata Dedi usai pelantikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

    Dedi menjelaskan, alasannya ingin memasukkan wamil pada kurikulum SMA, untuk mengantisipasi balapan liar dan perkelahian antar pemuda.

    Baca Juga

    “Rencananya mereka yang tertangkap karena balapan liar di jalan kemudian terlibat geng motor perkelahian antarpemuda, antarsiswa kita akan masukin wamil,” jelasnya.

    Dedi pun akan berkerja sama dengan pihak TNI dari Kodam III Siliwangi dan kepolisian untuk merencanakan hal tersebut. Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan pemerintah Jabar akan mengalokasikan dana khusus untuk menangani geng motor dan premanisme.

    “Geng motor kita sudah membuat alokasi utk menangani geng motor dan premanisme di jabar, relatif lumayan alokasinya,” ungkapnya.

    (cip)