Kasus Sapi Terpapar PMK di Kendal Naik, Vaksin Habis
Tim Redaksi
KENDAL, KOMPAS.com
– Data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Kendal
Jawa Tengah, sepanjang tahun 2024, ada 137 ekor sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (
PMK
).
Dari Jumlah tersebut, 9 ekor diantaranya mati dan 15 lainnya harus dipotong paksa.
Sedang pada tahun 2025 ini, hingga 12 Januari, ada 43 ekor sapi/kerbau yang terserang PMK. Dari 43 ekor sapi/kerbau itu, 6 ekor terpaksa dipotong dan 6 lainnya sembuh.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, 137 hewan ternak sapi yang terkena PMK tersebar di beberapa tempat, di antaranya di Kecamatan Pegandon, Gemuh, Kangkung, Ngampel, Pageruyung dan Sukorejo.
Upaya yang dilakukan untuk menekan penyebaran PMK, menurut pengakuan Pandu, pihaknya melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, rutin melaksanakan pemantauan dan melakukan pemeriksaan kepada hewan-hewan ternak, khususnya sapi.
“Guna mencegah supaya hewan ternak tidak terjangkit PMK, kami rutin mendatangi peternakan dan pasar hewan yang ada di Kendal,” kata Pandu melalui telepon, Senin (13/01/2025).
Pandu, mengaku untuk mencegah penularan virus PMK, juga perlu diberikan vaksin bagi semua hewan sapi.
Namun sejak Desember 2024 , vaksin di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal sudah habis. Pihaknya masih mengusahakan untuk meminta ke Provinsi maupun Kementan.
“Kami mengajukan 1.000 vaksin ke provinsi , dan rencananya akhir Januari nanti akan datang,” ucapnya.
Pandu menjelaskan, harga vaksin PMK cukup mahal dan pemerintah daerah tidak menganggarkan pengadaan vaksin tersebut.
“Untuk pemberian vaksin PMK untuk hewan sapi milik peternak maupun pedagang itu gratis tidak dipungut biaya, namun harus nunggu pasokan dari pusat,” terangnya.
Pandu mengimbau kepada para peternak maupun penjual sapi di Kendal, untuk sementara tidak mendatangkan sapi dari luar daerah Kendal.
Pasalnya, tidak ada jaminan kesehatan hewan tersebut. Jika ada yang mendatangkan sapi dari luar Kendal, maka harus dilakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi dilakukan untuk pengamatan kepada sapi, apakah ada gejala PMK atau tidak.
Oleh sebab itu, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, terkait jalur transportasi perdagangan.
“Sedang untuk pasar ternak yang ada di Kendal, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan,” tegas Pandu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.