Liputan6.com, Situbondo – Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, mendata jumlah ternak sapi yang terdeteksi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerahnya terus bertambah.
Hingga hari ini Rabu (8/1/2025), jumlah sapi di Situbondo yang terpapar PMK mencapai 210 ekor dari sebelumnya 82 ekor sapi.
Dari jumlah tersebut 43 ekor sapi di antaranya mati karena diduga terpapar penyakit mulut dan kuku tersebut.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo, Achmad Junaidi, dalam sepekan ini angka kematian hewan ternak sapi akibat terpapar PMK bertambah delapan ekor dari pekan lalu yang berada di angka 35 ekor sapi.
“Vaksinasi PMK sudah kami lakukan, namun virus penyakit mulut dan kuku pada ternak ini penyebaranya sangat cepat,” ujarnya Rabu (8/1/2025).
Kata dia, Dinas Peternakan dengan mengerahkan petugas kesehatan hewan sudah melakukan vaksinasi PMK sebanyak 1.500 dosis bantuan dari Kementerian Pertanian.
“Pada dasarnya sebagian besar hewan ternak sapi di Situbondo sudah tevaksinasi. Namun yang membuat terus betambah kasus PMK di Situbondo karena adanya sapi luar daerah yang masuk ke Situbondo yang belum tervaksin, sehingga sapi- sapi itu yang terjangkit PMK,” katanya.
Dengan terus bertambahnya kasus PMK di Situbondo, pihaknya masih mempertimbangkan penutupan pasar hewan di sejumlah wilayah di Situbondo. Hal itu untuk menekan angka penyebaran virus PMK lebih luas di Situbondo.
“Kita saat ini masih terus mengimbau kepada para masyarakat atau peternak agar tidak mendatangkan sapi dari luar daerah, karena sangat rentan terkenan penyakit PMK,” tuturnya.