TRIBUNJATIM.COM – Tengah viral di media sosial sebuah perusahaan beri hadiah fantastis ke karyawanya.
Perusahaan itu memberi hadiah rumah, mobil hingga liburan ke luar negeri.
Perusahaan Malaysia yang memberi hadiah itu JRM Holistik.
Perusahaan ini berfokus pada kesehatan dan kebugaran.
Dalam acara makan malam tahunan mereka yang bertajuk ‘A Night of Stars’, mereka membagikan hadiah-hadiah spektakuler, termasuk beberapa rumah, dana rumah, mobil, dan bahkan paket perjalanan ke luar negeri.
Ini adalah sebuah langkah yang jarang terjadi di banyak perusahaan, di mana penghargaan semacam itu tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan karyawan, tetapi juga menciptakan ikatan yang lebih erat antara perusahaan dan staf mereka.
Seorang karyawan bernama Kaktiii, yang membagikan momen tersebut melalui akun TikTok-nya, memuji majikannya atas penghargaan yang luar biasa ini.
“Makan malam paling HYPED dalam 4 tahun saya di JRM. Alhamdulillah, setelah bekerja keras di tahun 2024, akhirnya kami dihargai.
Dan ini bahkan belum termasuk BONUS!” tulisnya dalam unggahan di media sosial dikutip dari TribunTrends.
Kaktiii tampaknya merasa sangat dihargai, dan ini menciptakan suasana yang penuh kegembiraan di kalangan karyawan lainnya.
Selain rumah dan mobil, perusahaan ini juga memberikan berbagai hadiah menarik lainnya, seperti paket perjalanan internasional, VVIP untuk ziarah ke Mekkah, serta peralatan rumah tangga dan furnitur.
Semua ini adalah cara yang sangat istimewa untuk memperlihatkan betapa besar apresiasi JRM Holistik terhadap para karyawan yang telah bekerja keras.
Namun, hadiah yang paling mencuri perhatian adalah sebuah bungalo senilai RM800,000 yang diberikan kepada Puan Hidayah Yusman, yang terpilih sebagai karyawan terbaik.
Hadiah ini tentu saja menjadi sorotan di acara tersebut dan semakin memperkuat citra perusahaan yang sangat menghargai kinerja dan dedikasi para stafnya.
Dengan memberikan hadiah semewah itu, JRM Holistik bukan hanya mendorong karyawan untuk lebih produktif, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk mendukung kesejahteraan pribadi dan profesional mereka.
Sebelumnya, seorang karyawan potong 4 jarinya demi bisa resign dari kantor.
Pria itu diketahui bernama Mayur Tarapara.
Pria 32 tahun asal Gujarat, India ini membuat skenario kecelakaan namun ketahuan.
Tindakan ekstrem ini dilakukan karena ia merasa terlalu takut untuk menyampaikan kepada atasannya bahwa ia ingin berhenti bekerja.
Mayur awalnya melaporkan kepada pihak kepolisian bahwa ia kehilangan jari-jarinya akibat kecelakaan.
Dalam laporannya, ia mengaku merasa pusing saat mengendarai sepeda menuju rumah seorang teman, kemudian jatuh di pinggir jalan. Ketika sadar, ia mendapati empat jarinya hilang, melansir dari TribunTrends.
Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa cerita tersebut tidak sesuai dengan fakta.
Polisi yang menangani kasus ini, awalnya dilaporkan di Kantor Polisi Amroli di Surat dan kemudian dipindahkan ke Cabang Kejahatan kota, memeriksa rekaman CCTV di area yang disebutkan Mayur.
Rekaman tersebut menunjukkan bahwa Mayur tidak mengalami kecelakaan seperti yang ia klaim.
Ia terlihat dengan tenang memarkir sepedanya, berjalan pergi, dan kembali dengan tangan terluka.
Tidak ada tanda-tanda pingsan atau kejadian mendadak di lokasi tersebut.
Temuan ini memunculkan kecurigaan baru, bahkan polisi sempat menduga kasus ini mungkin terkait dengan ritual ilmu hitam, karena potongan jari manusia kadang digunakan dalam praktik-praktik tertentu.
Namun, setelah mendapatkan tekanan untuk mengungkap kebenaran, Mayur akhirnya mengakui bahwa ia sendiri yang memotong jarinya.
Dalam pengakuannya, Mayur mengungkapkan bahwa ia merasa sangat stres dengan pekerjaannya sebagai operator komputer di perusahaan kerabatnya.
Dia merasa tidak mampu mengatasi tekanan kerja dan tidak memiliki keberanian untuk secara langsung menyampaikan kepada kerabatnya bahwa ia ingin berhenti.
Mayur merasa memotong jarinya adalah satu-satunya jalan keluar, karena dengan begitu, ia tidak lagi dianggap layak untuk bekerja.
Tindakan tersebut dilakukan dengan pisau yang telah ia beli sebelumnya.
Pada malam kejadian, sekitar pukul 10 malam di dekat Amroli Ring Road, Mayur memotong empat jarinya.
Setelah itu, ia mengikat lengannya dengan tali untuk menghentikan pendarahan, kemudian memasukkan pisau dan potongan jari tersebut ke dalam sebuah tas.
Tindakan ini tidak hanya menunjukkan tingkat stres dan tekanan mental yang dialami Mayur, tetapi juga menyoroti betapa besarnya ketakutan yang ia rasakan untuk menghadapi bosnya dan lingkungan pekerjaannya.
Kasus ini mengungkap realitas pahit tentang dampak tekanan kerja yang ekstrem, terutama dalam situasi di mana komunikasi terbuka dan dukungan emosional di tempat kerja minim.
Kisah Mayur menjadi pengingat penting akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, manajemen stres, dan perlunya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung agar individu merasa aman untuk berbicara tentang masalah mereka tanpa rasa takut atau tekanan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com