Liputan6.com, Bandung – Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya di mana setiap wilayah menyimpan tradisi khas dan warisan dari masa lampau. Salah satu bentuk budaya yang masih bertahan dan terus digunakan hingga sekarang adalah kalender Jawa.
Kalender Jawa bukan sekadar alat untuk mencatat waktu melainkan memiliki kedalaman makna yang mencerminkan filosofi dan sisi spiritual masyarakatnya. Salah satu bagian penting dalam sistem ini adalah “weton”.
Sebagai informasi, weton adalah perpaduan antara hari dalam kalender Masehi dengan siklus lima hari pasaran khas Jawa. Weton sering dijadikan acuan oleh masyarakat untuk menentukan waktu yang dianggap membawa keberuntungan.
Terutama untuk acara besar seperti saat hendak menikah, memulai usaha baru, berpindah tempat tinggal, atau saat menyambut kelahiran anak. Kepercayaan ini diyakini sebagai bentuk menjaga keselarasan antara kehidupan manusia dengan semesta dan nilai-nilai spiritual.
Praktik ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jawa menghormati keseimbangan hidup dan keberuntungan. Bahkan di era modern seperti sekarang masih banyak keluarga yang memanfaatkan weton dalam mengambil keputusan penting.
Menariknya, tradisi ini tidak hanya dijalankan oleh masyarakat di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta saja tetapi juga meluas hingga ke daerah-daerah lain yang memiliki keturunan Jawa.
Kalangan muda pun mulai tertarik mempelajari kalender ini karena memiliki sisi unik dan mendalam yang mencerminkan identitas budaya yang kuat.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3364594/original/002280000_1612143274-debby-hudson-TqKFiMR9O6s-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)