Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor… Megapolitan 30 November 2025

Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang pelatih taekwondo bernama Bima (39) menjadi korban penganiayaan oleh pengendara motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
Ia dipukul berkali-kali menggunakan helm hingga mengalami luka memar di wajah dan bagian tubuh lainnya.
Meski menguasai bela diri, Bima memilih tidak menyerang balik pelaku, bahkan berusaha tetap tenang dan mengutamakan keselamatan istrinya yang ikut dibonceng.
Peristiwa bermula ketika Bima terkejut melihat pengendara sepeda motor mencoba mengambil lajur dari arah berlawanan.
Sontak ia menegur pelaku dengan kata kasar karena kaget.
“Nah, di situ, saya karena spontan, ya kaget, saya teriaklah kata-kata kasar gitu,” ucap Bima saat dihubungi, Jumat (28/11/2025).
Pelaku kemudian memutar arah dan berhenti dekat minimarket sambil berteriak memanggil Bima.
Saat didekati, pemotor itu tanpa banyak bicara langsung menyeruduk Bima dengan helm.
“Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” kata Bima.
Akibat pukulan tersebut, kaca helm Bima terlepas dan kacamatanya pecah hingga melukai mata. Ketika menunduk mengambil kacamata, ia kembali dipukul mengenai punggung dan dada.
“Saya
defense
. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” ujar Bima.
Warga sekitar akhirnya melerai. Namun pelaku pergi sambil berteriak dan menolak ajakan Bima ke Polsek Jagakarsa.
“Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu, urus dulu darahmu’,” ungkap Bima.
Ia kemudian membuat laporan polisi dan menjalani visum. Hasilnya, ditemukan luka memar pada dada, rusuk, wajah, serta lecet dan gores di kaki.
Bima mengaku banyak pertimbangan untuk tidak membalas serangan pelaku, meski dirinya seorang pelatih taekwondo.
“Memang kami bela diri dilatih untuk berpikir logis. Sekeras apapun tekanannya, saya berpikir logis,” ujar Bima.
Saat kejadian, ia mengenakan seragam lembaga taekwondo tempatnya mengajar. Ia takut aksinya justru menimbulkan kesan negatif.
“Nanti takutnya saya dikira arogan karena menggunakan seragam itu,” ucapnya.
Ia juga fokus melindungi istri yang berada di boncengan.
“Yang saya pelajari itu bukan buat nyerang orang. Saya juga harus menjaga istri saya,” kata Bima.
Ia menegaskan hanya melakukan pertahanan seperlunya ketika serangan pelaku tak kunjung berhenti.
Kapolsek Jagakarsa AKP Nurma Dewi membenarkan adanya laporan tersebut. Terkini, ada empat saksi yang telah dimintai keterangan.
Polisi juga tengah menelusuri identitas pelaku melalui video yang direkam oleh istri Bima saat kejadian.
“Sudah (ada laporan). Lagi dicari pelakunya,” kata Nurma.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.