Liputan6.com, Banjarmasin – Kain sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kain yang telah diwariskan secara turun temurun ini konon memiliki kekuatan magis.
Sentra produksi kain sasirangan terletak di Kampung Sasirangan. Lokasinya berada di Jalan Seberang Masjid, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kampung Sasirangan dibentuk pemerintah setempat sebagai destinasi wisata sekaligus sentra produksi kain sasirangan. Saat berkunjung ke sini, wisatawan bisa berbelanja sekaligus melihat langsung proses pembuatan kain tersebut.
Kain sasirangan tampak indah dan menawan saat dikenakan sebagai pakaian sehari-hari. Bukan sekadar indah, kain ini juga dipercaya memiliki kekuatan magis untuk pengobatan penyakit dan upacara adat.
Berawal dari Kain Laggundi
Mengutip dari laman Indonesia Kaya, kain ini sudah mulai dibuat pada abad ke-7 dengan nama kain langgundi. Catatan itu berdasarkan Hikayat Banjar.
Kisah di balik kain ini melibatkan Patih Lambung Mangkurat dari Kerajaan Dipa. Sesuai pesan ayahnya lewat mimpi, ia bertapa untuk mencari raja selama 40 hari 40 malam di atas rakit mengikuti arus sungai.
Begitu tiba di daerah Rantau kota Bagantung, ia mendengar suara perempuan dari segumpal buih, yakni Putri Junjung Buih. Putri tersebut hanya akan menampakkan wujudnya jika permintaannya dipenuhi.
Ia meminta sebuah istana megah yang dikerjakan 40 jejaka dan selembar kain panjang yang dikerjakan oleh 40 gadis. Dalam waktu satu hari, istana dan kain selesai dibuat.
Saat itulah, Putri Junjung Buih naik ke alam manusia dengan mengenakan kain langgundi berwarna kuning. Ia kemudian menjadi raja putri Dipa. Saat ini, kain langgundi lebih dikenal sebagai kain sasirangan.
Kain Sasirangan sebagai Pengobatan
Bagi masyarakat Banjar, kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan (batatamba). Kain ini juga dipercaya dapat mengusir dan melindungi diri dari gangguan roh jahat.
Sebagai pengusir roh jahat, kain sasirangan dibuat berdasarkan pesanan atau pamintaan. Oleh sebab itu, kain sasirangan untuk pelindung juga dikenal sebagai kain pamintaan.
Kain pamintaan tak boleh sembarangan dan harus melewati persyaratan khusus, termasuk upacara selamatan. Pewarnaan kainnya juga disesuaikan dengan peruntukannya, seperti kuning untuk menyembuhkan penyakit kuning, merah untuk sakit kepala atau insomnia, hijau untuk lumpuh atau stroke, hitam untuk demam dan kulit gatal-gatal, ungu untuk sakit perut, serta coklat untuk penyakit kejiwaan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2032981/original/092816500_1522068002-20180326-Kain-Adat-IA7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)