Liputan6.com, Jember – Dari bulan Januari–September 2024, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember telah menggunakan BBM bersubsidi sebanyak 4.519 Kilo liter, jumlah tersebut 72,61 persen dari total kuota yang diberikan untuk Daop 9 Jember sebesar 6.223 Kilo liter.
Pemakaian BBM Subsidi di kereta api diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi RI Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 94/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2023 Tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Sarana Transportasi Darat Berupa Kereta Api Umum Penumpang Dan Barang Tahun 2024.
“Selama ini KAI memakai bahan bakar jenis Biosolar dengan dua skema harga, yaitu bersubsidi dan non subsidi. BBM Subsidi digunakan untuk operasional lokomotif dan pembangkit kereta api yang juga bersubsidi, seperti KA Pandanwangi, KA Sritanjung, KA Tawangalun dan KA Probowangi. Sedangkan BBM Non Subsidi digunakan untuk KA komersial, seperti KA Pandalungan, KA Blambangan Ekspres dan yang lain,” terang Manager Hukum dan Humasda KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro Jumat (1/11/2024)
Cahyo menambahkan, kereta api merupakan angkutan massal yang efisien dalam mendukung pembangunan, dikarenakan dalam satu kali perjalanan bisa mengangkut puluhan ton barang dan melayani ribuan penumpang dengan cepat, bebas macet, aman dan tentunya ramah lingkungan.
“Sebagai contoh pada bulan September 2024, KAI Daop 9 Jember menggunakan 557.933 liter BBM subsidi untuk mengangkut 188.777 penumpang. Dari data tersebut, artinya masing-masing penumpang menggunakan BBM subsidi kurang lebih 3 liter dalam satu bulan, tentu ini merupakan jumlah yang sangat efisien jika dibandingkan angkutan yang lain,” imbuhnya.