Warga Semarang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Kapolresta Yogyakarta: Anggota Belum Diperiksa Polda Jateng
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
Darso (43), warga Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, meninggal usai dianiaya oleh sejumlah oknum yang diduga anggota Satlantas Polresta Yogyakarta.
Dugaan penganiayaan terjadi pada tanggal 21 September 2024. Darso meninggat setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit.
Berkaitan dengan kasus tersebut, Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma sebut anggotanya belum dipanggil Polda Jateng untuk dimintai keterangan.
“Belum. Sampai saat ini belum (dipanggil Polda Jateng),” katanya Sabtu (11/1/2025) malam.
Dia mengatakan, para terduga pelaku saat ini masih berada di Polda Yogyakarta untuk dimintai keterangan.
Aditya menyebut, ada enam orang anggota Unit Gakkum Satlantas
Polresta Yogyakarta
yang mendatangi Darso di Semarang.
Kasus ini nantinya akan ditangani oleh Polda Jateng yang menerima laporan.
“Sekali lagi kami sampaikan, nanti dari tim Polda Jateng yang menerima laporan, yang bisa menjelaskan update maupun statusnya (anggota Polresta Yogyakarta) seperti apa,” beber dia.
Pagi di hari kejadian, sekitar pukul 06.00 WIB, Darso dijemput oleh tiga orang yang mengendarai mobil.
Istri korban, Poniyem (42), yang tidak curiga, langsung memanggil suaminya untuk keluar dan menemui mereka.
Penjemputan itu berlangsung tanpa surat penangkapan, surat tugas, atau dokumen lainnya.
Setelah itu, Darso dibawa pergi. Sekitar pukul 14.00 WIB, Poniyem menerima kabar dari Ketua RT setempat bahwa suaminya sedang dirawat di RS Permata Medika Ngaliyan Semarang.
Ia segera menuju rumah sakit dan mendapati suaminya dalam kondisi terluka parah.
Poniyem mengungkapkan bahwa Darso mengaku dipukuli oleh orang-orang yang membawanya.
“Suami saya mengaku dihajar di kepala, perut, dan dada,” kata Poniyem, yang kemudian melihat luka lebam di pipi kanan suaminya.
Diduga penganiayaan dilakukan 200 meter dari rumah korban dan masih di wilayah Kecamatan Mijen.
Korban dirawat di ruang ICU selama tiga hari setelah kejadian, dan selanjutnya dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Meskipun mendapat perawatan medis, kondisinya tidak membaik. Setelah dua hari di rumah, Darso akhirnya meninggal dunia.
Sebelum meninggal, Darso sempat mengungkapkan ketidakpuasannya atas penganiayaan yang dialaminya. Ia meminta kepada keluarga untuk memperjuangkan keadilan.
Setelah kejadian, pihak keluarga sempat dihubungi oleh oknum yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut untuk melakukan mediasi.
Tiga kali pertemuan diadakan, meskipun tidak berhasil mencapai kesepakatan.
Dalam pertemuan itu, keluarga korban diberikan uang Rp 25 juta, yang mereka anggap sebagai uang duka. Namun, uang tersebut masih utuh dan belum digunakan.
Bahkan, adik korban meminta uang itu dikembalikan, karena merasa tidak terima atas pemberian tersebut.
Kasus tersebut berawal pada Juli 2024. Kala itu, Darso terlibat dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polresta Yogyakarta.
Dalam insiden tersebut, Darso yang sedang mengemudi menabrak seorang dan bertanggung jawab dengan membawa korban ke klinik terdekat.
Namun, karena kekurangan uang, Darso meninggalkan KTP-nya sebagai jaminan.
Setelah kejadian tersebut, Darso merasa takut karena mobil yang digunakannya adalah mobil rental.
Dia pergi ke Jakarta selama dua bulan untuk mencari uang, namun pulang ke Semarang tanpa hasil.
Seminggu setelah kembali, Darso dijemput oleh tiga orang yang diduga anggota Satlantas Polrestabes Yogyakarta.
SUMBER: KOMPAS.com (Rachmawati)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Yogyakarta
-
/data/photo/2025/01/11/678291ac17373.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Warga Semarang Tewas Diduga Dianiaya Polisi, Kapolresta Yogyakarta: Anggota Belum Diperiksa Polda Jateng Yogyakarta
-

Enam Polisi Yogyakarta ke Semarang Tangkap Darso yang Terlibat Kecelakaan, Dianiaya hingga Tewas
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Keluarga Darso mempertanyakan alasan para anggota Satlantas Polresta Yogyakarta yang diduga melakukan penganiayaan hingga berujung kematian.
Kasus ini bermula ketika Darso mengalami kecelakaan di daerah Yogyakarta pada Juli 2024 lalu. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Begitu pun Darso ketika kecelakaan telah bertanggungjawab dengan membawa korban ke klinik dan meninggalkan KTP-nya sebagai jaminan. Namun, polisi terus memburunya seperti buronan kriminal berat.
“Darso diburu oleh polisi dari Yogyakarta seperti melakukan kriminal berat dibawa tanpa surat-surat penangkapan lalu diduga dianiaya hingga berujung meninggal dunia,” jelas Kuasa hukum keluarga korban, Antoni Yudha Timor di Purwosari, Mijen, Kota Semarang, Sabtu (11/1/2025).
Antoni mengatakan, Darso bekerja sebagai sopir rental ketika kejadian pergi ke Yogyakarta bersama Toni dan Feri.
Ketika di Yogyakarta, Darso alami kecelakaan. Namun, keluarga tidak mengetahui persis titik lokasi kecelakaan tersebut.
“Darso membawa korban ke klinik, dua orang itu Toni dan Feri lalu melanjutkan perjalanan,” katanya.
Informasi yang diterima Antoni, dua orang ini alami kecelakaan. Dia juga tidak tahu persis kecelakaan itu. “Jadi ada dua kecelakan yang dialami pertama Darso, dan kecepatan kedua tanpa melibatkan Darso,” ungkapnya.
Selepas kecelakaan di Yogyakarta,Darso pulang ke Semarang menggunakan bus. Menurut Antoni, Darso pergi ke Jakarta untuk mencari uang sebagai biaya ganti kecelakaan tersebut.
Dua bulan di Jakarta,Darso pulang lalu seminggu kemudian diciduk polisi. “Kami masih penasaran mengapa korban sampai diburu oleh polisi segitunya padahal hanya kecelakaan biasa dan Darso berusaha tanggungjawab,” ungkapnya.
Dia pun penasaran dengan dua orang yang bepergian bersama Darso yakni Feri dan Toni. Informasi yang diterima keluarga, Toni berstatus sebagai kepala desa di Kecamatan Boja dan suami dari seorang Kapolsek. “Kami kesulitan mengajak komunikasi dua orang ini,” katanya.
Di sisi lain, keluarga juga merasa diremehkan oleh para terduga pelaku. Antoni mengungkapkan telah menghubungi terlapor yakni anggota Satlantas Polresta Yogyakarta berinisial I.
Komunikasi dilakukan melalui whatsapp mulai 23 Desember 2024 sampai 8 Januari 2025. Namun, kata Antoni, polisi berinisial I menanggap enteng kasus tersebut. “Dia selalu berdalih dari dugaan kasus penganiayaan yang dilakukan. Dia selalu mengarahkan kasusnya ke kecelakaan lalu lintasnya,” katanya.
Menurut Darso, pokok utama persoalan ini adalah perkara pidana penganiyaan yang menyebabkan hilangnya nyawa Darso.
“Kami sangat disepelekan, setelah kejadian sampai hari ini mereka tidak pernah datang ke rumah duka. Mereka merasa jumawa karena aparat, sementara korbannya warga biasa,”
Melihat tingkah para polisi tersebut, Antoni berencana melaporkan polisi berinisial I dan kelima temannya ke Bidang Profesi dan Pengamatan (Bid propam) Polda DIY.
Pelaporan difokuskan soal dugaan pelanggaran prosedur saat penangkapan Darso dan penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa.
“Ya laporan dalam waktu dekat ini sembari menunggu hasil laporan pidana di Polda Jawa Tengah,” terangnya.
Antoni sebelumnya telah melaporkan kasus ini dengan dugaan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian yang sebagaimana diatur dalam pasal 351 ayat 3 KUHP junto pasal 170 yang diduga dilakukan oleh oknum dari Satlantas Polresta Yogyakarta di SPKT Polda Jateng pada Jumat (10/1/2025) malam.
Terlapor yakni anggota Satlantas Polresta Yogyakarta berinisial I.
Dalam pelaporan tersebut, mereka sudah membawa sejumlah bukti seperti hasil rontgen gesernya ring jantung korban, foto dan video serta bukti-bukti lainnya.
Termasuk saksi dari keluarga korban.
“Dia anggota aktif. Sementara 1 dulu yang dilaporkan tapi dugaan ada 6 orang yang melakukan penganiayaan,” ujarnya.
Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Kombes Artanto mengatakan, laporan tersebut sudah diterima dan telah dibuatkan laporan polisinya untuk segera ditindaklanjuti oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).
“Terkait dengan anggota Polda DIY, Masih dilakukan penyelidikan terlebih dahulu,” tandasnya. (Iwn)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4618724/original/052875200_1697860920-traditional-indian-drink-turmeric-golden-milk.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Inilah 3 Jenis Jamu Berkhasiat untuk Awet Muda
Liputan6.com, Yogyakarta – Ingin awet muda dan kulit sehat alami? Jawabannya mungkin ada dalam segelas jamu.
Minuman tradisional Indonesia ini kaya akan nutrisi dan memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk memperlambat penuaan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut jamu yang berkhasiat untuk awet muda.
1. Jamu Kunyit Asam Jawa
Jamu kunyit asam merupakan minuman tradisional yang kaya akan manfaat kesehatan. Kombinasi kunyit dan asam jawa, dua bahan alami yang kaya akan antioksidan dan senyawa aktif, memberikan beragam khasiat bagi tubuh.
Kunyit, dengan kandungan utama kurkumin, memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Selain itu, kurkumin juga memiliki potensi untuk melawan sel kanker dan memperlambat proses penuaan.
Asam jawa, yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, dan melindungi sel dari kerusakan. Salah satu manfaat utama jamu kunyit asam adalah kemampuannya dalam meningkatkan produksi kolagen. Kolagen adalah protein penting untuk kesehatan kulit, sehingga konsumsi rutin jamu ini dapat membantu menjaga kulit tetap kencang, elastis, dan awet muda.
2. Jamu Beras Kencur
Jamu beras kencur merupakan minuman herbal yang kaya akan nutrisi penting bagi tubuh. Terbuat dari rimpang kencur dan rendaman beras, jamu ini mengandung berbagai vitamin dan mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, flavonoid, magnesium, seng, mangan, zat besi, vitamin B1, vitamin C, dan vitamin E.
Kandungan senyawa antiradang dalam jamu beras kencur dipercaya dapat membantu meredakan peradangan pada kulit, termasuk jerawat. Selain itu, senyawa antioksidan, vitamin B1, vitamin C, dan vitamin E yang terkandung di dalamnya berperan penting dalam memudarkan bekas jerawat serta menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan. Nutrisi-nutrisi ini membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mempercepat proses regenerasi sel kulit.
3. Jamu Manjakani
Manjakani adalah bahan alami yang kaya manfaat, tidak hanya untuk kesehatan organ intim wanita, tetapi juga untuk kesehatan kulit. Kandungan tannin dan antioksidan dalam manjakani berperan penting dalam memberikan berbagai manfaat bagi kulit.
Tannin memiliki sifat astringent yang dapat membantu menguatkan dan mengencangkan kulit, serta mengurangi pori-pori. Selain itu, tannin juga memiliki sifat anti-inflamasi yang efektif dalam mengurangi peradangan akibat jerawat dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Sifat antibakteri dari manjakani membantu mencegah dan mengatasi jerawat dengan cara melawan bakteri penyebab jerawat. Sementara itu, kandungan antioksidan-nya membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mempercepat regenerasi sel kulit.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
-

Cara Memperbaiki Resleting Tas yang Tidak Mau Menyatu
YOGYAKARTA – Resleting adalah salah satu komponen penting pada tas yang sering kali mengalami masalah, salah satunya adalah resleting yang tidak mau menyatu. Masalah ini bisa sangat menjengkelkan, terutama jika Anda sedang terburu-buru. Namun, jangan khawatir, karena ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda coba untuk memperbaikinya sendiri. Artikel ini akan membahas cara memperbaiki resleting tas yang tidak mau menyatu agar tas Anda dapat digunakan kembali dengan nyaman.
Penyebab Resleting Tas Tidak Mau Menyatu
Sebelum membahas cara memperbaiki masalah ini, penting untuk mengetahui beberapa penyebab umum resleting tidak berfungsi dengan baik:
Gigi Resleting yang Rusak atau Bengkok Gigi resleting yang tidak sejajar dapat menyebabkan bagian resleting tidak menyatu dengan sempurna.Slider Resleting yang Longgar atau Aus Slider adalah bagian yang menghubungkan gigi resleting. Ketika slider longgar, resleting tidak akan bisa menutup dengan baik.Kotoran atau Debu yang Menumpuk Resleting yang kotor bisa membuat mekanismenya terganggu sehingga tidak dapat berfungsi dengan lancar.
Langkah-Langkah Cara Memperbaiki Resleting Tas yang Tidak Mau Menyatu
Berikut beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi masalah resleting tas:
1. Periksa dan Bersihkan Resleting
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kondisi resleting dan membersihkannya dari kotoran atau debu:
Gunakan sikat kecil atau kain lembut untuk membersihkan resleting.Jika ada kotoran yang membandel, gunakan sedikit air sabun dan sikat dengan lembut.Setelah dibersihkan, keringkan resleting dengan kain kering.
2. Perbaiki Gigi Resleting yang Tidak Sejajar
Jika gigi resleting terlihat bengkok atau tidak sejajar:
Gunakan tang kecil untuk meluruskan gigi yang bengkok.Pastikan gigi resleting sejajar agar dapat menutup dengan sempurna.
3. Kencangkan Slider yang Longgar
Slider yang longgar sering menjadi penyebab utama resleting tidak mau menyatu. Berikut langkah-langkah untuk memperbaikinya:
Gunakan tang kecil untuk menekan slider dengan lembut.Pastikan menekan kedua sisi slider secara perlahan agar tidak merusaknya.Coba geser slider untuk melihat apakah resleting sudah dapat menyatu.
4. Gunakan Pelumas untuk Resleting
Pelumas bisa membantu memperlancar pergerakan slider:
Anda bisa menggunakan lilin, sabun, atau petroleum jelly sebagai pelumas.Gosokkan pelumas secara merata di sepanjang gigi resleting.Coba tarik resleting beberapa kali untuk memastikan pelumas tersebar dengan baik.
5. Ganti Slider Jika Perlu
Jika slider sudah terlalu aus atau rusak parah, menggantinya adalah solusi terbaik:
Beli slider pengganti yang sesuai dengan ukuran resleting Anda.Lepaskan slider lama dengan hati-hati dan pasang slider baru.Pastikan slider terpasang dengan benar agar resleting dapat berfungsi kembali.
Tips Mencegah Resleting Tas Rusak
Mencegah lebih baik daripada memperbaiki. Berikut beberapa tips untuk menjaga agar resleting tas tetap dalam kondisi baik:
Hindari menarik resleting dengan paksa.Pastikan tas tidak terlalu penuh agar tekanan pada resleting tidak berlebihan.Bersihkan resleting secara berkala untuk mencegah penumpukan kotoran.
Mengatasi resleting tas yang bermasalah sebenarnya tidak terlalu sulit jika Anda mengetahui langkah-langkah yang tepat. Dengan mengikuti cara memperbaiki resleting tas yang tidak mau menyatu yang dijelaskan di atas, Anda dapat memperbaiki tas Anda sendiri tanpa harus membawanya ke tukang reparasi. Pastikan juga untuk merawat resleting dengan baik agar lebih tahan lama dan berfungsi dengan optimal.
Bicara soal resleting, pernah ada Bocah 15 Tahun Teriak Kesakitan Saat Kemaluannya Terjepit Resleting Celana
Jadi setelah mengetahui cara memperbaiki resleting tas yang tidak mau menyatu, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!
-

Main Dekat Rel, ABG Bantul Tewas Tertabrak KA Bandara di Kulon Progo
Jakarta –
ABG laki-laki berinisial AW (17) asal Bantul tewas setelah tertemper Kereta Api (KA) Bandara YIA di jalur rel ruas Sentolo, Kulon Progo. Polisi menyebut insiden ini terjadi ketika korban sedang bermain di sekitar lokasi dan tidak sadar jika ada KA yang melintas.
Kasi Humas Polres Kulon Progo, AKP Triatmi Noviartuti, menyebut peristiwa ini bermula saat AW bersama satu temannya, laki-laki usia 16 tahun warga sekitar lokasi sedang menghabiskan akhir pekan di wilayah Sentolo.
“Korban dan saksi 1 (teman korban) adalah santri pondok di Yogyakarta dan pulang ke rumah saksi 1 pada Sabtu sekira pukul 11.30 WIB,” kata Novi saat dimintai konfirmasi wartawan, dilansir detikJogja, Malam (12/1/2025).
Novi mengatakan korban dan temannya lalu bermain di area jembatan perlintasan KA wilayah Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo, pada Sabtu sore. Diduga korban bermain terlalu dekat dengan rel dan tidak sadar jika ada KA Bandara 589 A sedang melintas dari arah timur ke barat, atau Stasiun Yogyakarta menuju Bandara YIA.
“Pada saat bersamaan korban dan saksi 1 bermain di atas jembatan perlintasan kereta api. Kemudian dari arah timur ke barat lewat Kereta Bandara 589 A dan selanjutnya korban tertemper atau tertabrak kereta api,” ucap Novi.
Novi menyebut teman korban kemudian pulang ke rumah untuk memberitahukan peristiwa tersebut kepada keluarganya. Tak lama, pihak keluarga dari teman korban datang lokasi dan mendapati jasad korban masih berada di TKP.
(fas/fas)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2877942/original/053432500_1565348974-img_BS9CBFo.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Deretan Nama Kampung di Kecamatan Kraton Yogyakarta yang Terinspirasi dari Nama Dalem Pangeran
Liputan6.com, Yogyakarta – Dalem (nDalem) merupakan tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan. Memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat di Yogyakarta, sebagian besar nama Dalem kemudian diabadikan menjadi nama kampung maupun nama jalan di Yogyakarta.
Mengutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id, Dalem memiliki bentuk bangunan dan atribut yang merupakan prototipe lengkap corak rumah khas Jawa. Hal ini mengacu pada bangunan-bangunan inti di Keraton.
Struktur tata ruang pada Dalem secara lengkap terdiri dari gledhegan atau gapura yang menjadi akses pintu masuk, pendapa, pringgitan, Dalem ageng, gadri, gandhok, saketheng, dan pawon. Keberadaan Dalem pun secara konsentris menyebar ke sekitar benteng, cepuri keraton (njeron beteng), dan di sekeliling benteng baluwarti (njaban beteng).
Kompleks Dalem dikelilingi benteng tinggi dan dilengkapi gapura. Bagi masyarakat setempat, Dalem menjadi salah satu penanda fisik yang menonjol sekaligus sebagai pusat orientasi.
Lingkungan tersebut kemudian banyak dihuni oleh warga masyarakat magersari atau pengindung. Berikut beberapa nama kampung di Kecamatan Kraton Yogyakarta yang terinspirasi dari nama Dalem pangeran:
1. Kampung Kadipaten
Kampung Kadipaten berada di sekitar Dalem Adipati Anom. Ia merupakan putra mahkota KGPAA. Hamengku Negoro (GPH. Hangabehi, putra ke -1 Hamengku Buwana VI dari garwa permaisuri GKR Sultan atau GKR Hageng).
Setelah dinobatkan menjadi Sultan Hamengku Buwana VII, Dalem tersebut ditempati adiknya, yaitu KPPA Mangkubumi. Sosoknya kemudian dikenal dengan nama Mangkubumen.
2. Kampung Mangunnegaran
Kampung Mangunnegaran berada di sekitar Dalem kediaman BRAy. Mangunnegoro. Ia merupakan putri Hamengku Buwono VII dari garwa BRAy. Retnomandoyo.
Dalem ini terletak di tenggara Plengkung Tarunosuro, tepatnya di Jalan Sawojajar. Kampung Mangunneran berdekatan dengan kampung Panembahan.
Jaringan jalan di kampung ini yakni dari Jalan Sawojajar ke arah barat menuju Jalan Wijilan, ke timur menuju Jalan Mangunnegaran Wetan, dan ke selatan menuju Jalan Mangunnegaran Kidul.
3. Kampung Ngadisuryan
Kampung Ngadisuryan berada di sekitar Dalem BPH. Hadisuryo. Ia merupakan putra Hamengku Buwono VII dengan garwa BRAy. Retnowinardi. Dalem tersebut berada di sebelah barat Alun-alun Selatan di Jalan Ngadisuryan.
Dalem tersebut sebelumnya ditempati oleh GPH. Buminoto, putra Hamengku Buwono VI dari garwa permaisuri GKR. Kencono. Itu sebabnya wilayah ini juga dikenal dengan nama Buminatan.
Pada masa Hamengku Buwono VIII, Dalem ini ditempati oleh sang putra dari garwa BRAy. Puspitoningdiah, GBPH. Hangabehi. Dari sanalah kemudian tempat ini juga dikenal dengan nama Dalem Ngabean.
-

Oknum Polisi Yogyakarta Diduga Aniaya Warga Hingga Meninggal Dunia
JAKARTA – Oknum anggota Satlantas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah, atas dugaan penganiayaan hingga menyebabkan warga Mijen, Kota Semarang bernama Darso (43) meninggal dunia.
Laporan itu dilayangkan keluarga almarhum Darso, sebagaimana disampaikan kuasa hukum keluarga korban Antoni Yudha Timor di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu.
“Ada satu nama yang kami laporkan, tetapi pelaku penganiayaan diduga tiga sampai enam orang anggota polisi,” kata Antoni.
Antoni mengatakan peristiwa penganiayaan terhadap korban bernama Darso diduga terjadi pada September 2024 lalu. Ia menjelaskan peristiwa penganiayaan yang menewaskan Darso diduga bermula dari peristiwa kecelakaan yang dialami Darso.
Menurut dia, korban bercerita kepada istrinya jika mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil di Yogyakarta pada Juli 2024.
Ia mengatakan korban yang berniat baik kemudian meninggalkan KTP sebagai jaminan untuk membayar ganti rugi atas kecelakaan yang terjadi.
“Pada bulan September 2024, beberapa orang yang diduga anggota polisi datang ke rumah korban di Mijen,” katanya.
Ia mengungkapkan korban dibawa tanpa surat penangkapan oleh oknum polisi tersebut yang juga tidak diinformasikan kepada pihak keluarga.
Beberapa saat kemudian, kata dia, oknum polisi tersebut kembali ke rumah korban untuk menginformasikan bahwa korban sedang dirawat ruang gawat darurat RS Permata Puri.
“Setelah beberapa hari pulang ke rumah, korban akhirnya meninggal dunia,” katanya.
Ia mengatakan berdasarkan keterangan keluarga, korban mengaku dipukuli oleh sejumlah oknum polisi yang membawanya pergi.
Ia menjelaskan laporan polisi baru dilakukan saat ini karena oknum pelaku berupaya menyelesaikan peristiwa itu melalui mediasi.
Ia menyebut oknum pelaku tiga kali mendatangi keluarga korban, namun diduga tidak memiliki itikad baik untuk bertanggung jawab.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Artanto membenarkan pelaporan peristiwa itu di SPKT Polda Jawa Tengah.
“Sudah diterima dan laporannya menjadi dasar penyelidikan oleh Direkrorat Reserse Kriminal Umum,” katanya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5090866/original/020350300_1736608850-a7ba81da-0c5b-4fb3-8c28-bc24311bb35b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemenag Dorong Pengukuhan 600 Ribuan Guru Profesional Pendidikan Islam – Page 3
Prof Sahiron juga mencatat, dalam berbagai kesempatan bersama para pimpinan di Kementerian Agama, Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar menyampaikan komitmen untuk menciptakan kedewasaan spiritualitas keagamaan bangsa Indonesia, kerukunan umat beragama, dan harmonisasi antar umat beragama nantinya akan dipupuk sejak dini.
Tujuannya, agar kelompok pendidik dari Kemenag dapat transfer ilmu tadi berjalan dengan baik apapun bidangnya maupun bidang umum, bidang keagamaan, kognisinya terbangun.
“Yang terpenting adalah penanaman karakter bangsa yang terpuji, atau dalam bahasa arabnya Al Akhlakul Karimah,” dia menandasi.
Sebagai informasi, penyampaian Prof. Sahiron disampaikan saat menghadiri agenda Pengukuhan Guru Profesional, Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Batch 1 2024, yang digelar oleh LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (11/1/2025).
-

Data Gempa M 4,9 Pacitan: Apa yang Perlu Diketahui? – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu, 11 Januari 2025, gempa bumi mengguncang Pacitan, Jawa Timur.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan analisis mengenai kejadian ini dan dampaknya yang dirasakan hingga Surakarta.
Berikut ini informasi lebih dalam mengenai gempa yang terjadi tersebut.
Kapan dan Di Mana Gempa Terjadi?
Gempa bumi terjadi pada pukul 14:25:10 WIB dengan magnitudo 4,9.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 8,88 derajat LS dan 110,97 derajat BT.
“Gempa ini berpusat di laut, tepatnya pada jarak 79 km arah barat daya Pacitan dengan kedalaman 29 km,” ungkapnya, Sabtu.
Mengapa Gempa Ini Terjadi?
Daryono menyebutkan bahwa gempa di Pacitan merupakan jenis gempa tektonik.
Dengan mempertimbangkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini dikategorikan sebagai gempabumi dangkal.
Penyebab utama dari kejadian ini adalah aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust, yang merupakan daerah rawan gempa.
Dampak Gempa Bumi
Dampak dari gempa bumi ini terasa di beberapa daerah, mulai dari Pacitan, Yogyakarta, hingga sebagian Jawa Tengah.
BMKG mencatat tingkat guncangan yang dirasakan, antara lain:
– Skala II-III MMI (Misalnya di Klaten, Yogyakarta, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Wonogiri, Sukoharjo, dan Surakarta):
Pada skala ini, getaran dirasakan seperti truk yang melintas.
– Skala II MMI (Seperti di Karangkates, Malang):
Pada skala ini, getaran dirasakan sedikit oleh orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini, Daryono menginformasikan bahwa belum ada laporan tentang kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini.
Apakah Ada Gempa Susulan?
Sejak gempa utama, hingga pukul 14:45 WIB, BMKG mencatat adanya satu kali gempabumi susulan atau aftershock.
Ini menambah perhatian masyarakat terkait aktivitas seismik yang terjadi di zona tersebut.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi dari BMKG atau pihak berwenang lainnya.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4132756/original/013970700_1661234376-IMG_20220823_124759.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)