kab/kota: Yogyakarta

  • Menengok Kereta Rata Pralaya, Kereta Jenazah Sakral untuk Raja-Raja Keraton Solo

    Menengok Kereta Rata Pralaya, Kereta Jenazah Sakral untuk Raja-Raja Keraton Solo

    Liputan6.com, Jakarta Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Sinuhun Pakubuwono XIII, meninggal dunia. Jenazah Raja Pakubuwono XIII akan dibawa menggunakan kereta khusus, Rata Pralaya saar proses kirab sebelum dibawa ke Imogiri untuk dimakamkan.

    Kereta jenazah khusus ini sudah ada sejak masa pemerintahan Pakubuwono X. Sehingga tak heran jika raja-raja sebelumnya juga dibawa dengan kereta ini.

    “Ini kereta untuk mengangkat jenazah dari dalam keraton keluar. Jadi bukan kayak kereta penumpang enggak, jadi kereta yang dipakai untuk mengangkut ke tempat transit,” kata adik kandung Raja Pakubuwono XIII, KGPH Puger kepada wartawan di Keraton Solo, Minggu (2/11/2025

    Kereta yang didominasi warna putih itu tampak sedang dibersihkan para abdi dalem. Mereka tampak mencuci kereta jenazah itu dengan air setelah dikelurkan dari tempat penyimpanannya di garasi kereta Keraton Solo.

    “Kalau dulu dari sini ke Balapan (stasiun) soalnya kereta (diangkut kereta api menuju Yogyakarta). Kalau yang PB XII itu kan dari sini ke Wuryoningratan,” ujar dia.

     

  • Pemanfaatan Sumber Daya Alam sebagai Bahan Pangan di Indonesia: Ini Upaya dan Kendalanya

    Pemanfaatan Sumber Daya Alam sebagai Bahan Pangan di Indonesia: Ini Upaya dan Kendalanya

    YOGYAKARTA – Pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pangan di Indonesia adalah salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Sayangnya pemanfaatan sumber daya alam (SDA) di Indonesia sebagai bahan pangan tidak mudah dilakukan.

    Artikel ini akan membahas kegiatan pemanfaatan SDA apa saja yang dapat memenuhi bahan pangan serta kendala yang mungkin ditemui.

    Pemanfaatan Sumber Daya Alam sebagai Bahan Pangan di Indonesia

    Pada dasarnya pemanfaatan SDA sebagai strategi memenuhi kebutuhan pangan sudah banyak dilakukan. Pemenuhan tersebut dilakukan dengan berbagai cara yakni sebagai berikut.

    Melalui Pertanian Berkelanjutan

    Upaya yang dilakukan untuk memenuhi bahan pangan adalah lewat sektor pertanian. Sektor ini melibatkan banyak kegiatan mulai dari pemupukan, pemilihan bibit, penanaman, hingga panen. Pertanian bahkan jadi upaya penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dengan SDA lokal.

    Melalui Peternakan

    Seperti halnya pertanian, peternakan juga jadi kegiatan penting dalam mengelola SDA untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Upaya ini melibatkan banyak kegiatan mulai dari pengelolaan pakan yang efisien dan ramah lingkungan, serta penerapan manajemen limbah untuk mengurangi pencemaran, dan masih banyak lagi.

    Perikanan dan Budidaya Laut

    Pemanfaatan sumber daya laut dan air tawar seperti ikan, udang, kerang, dan berbagai hasil laut bisa menjadi jalan menuju ketahanan pangan nasional. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan perikanan tangkap atau budidaya ikan. Dengan kegiatan itu, pemenuhan bahan pangan akan sangat memungkinkan.

    Perkebunan

    Selain pertanian, kegiatan perkebunan juga membantu memenuhi kebutuhan bahan pangan lokal. Perkebunan sendiri berupa penanaman tanaman besar seperti kelapa, kopi, kakao, kelapa sawit, tebu, dan masih banyak lagi. Hasil perkebunan tersebut dapat diolah menjadi bahan guna lain.

    Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu

    Hutan sebagai sumber pangan juga tidak bisa dilupakan. Hutan menyediakan calon bahan pangan seperti daun-daunan, umbi-umbian, hingga tanaman obat liar.

    Kendala Pemanfaatan SDA sebagai Bahan Pangan di Indonesia

    Pemanfaatan SDA untuk memenuhi bahan pangan sangat mungkin dilakukan, namun bukan berarti tanpa kendala. Ada beberapa hal yang dapat menjadi kendala dalam pelaksanaannya yakni sebagai berikut.

    Ketergantungan pada musim

    Pemenuhan bahan pangan dengan pemanfaatan SDA kemungkinan akan menjumpai kendala musim. Sebagian besar produksi pangan seperti padi, jagung, sayur, buah saat ini masih bergantung pada cuaca dan musim hujan. Sedangkan ketika musim kemarau panjang atau perubahan iklim ekstrem, produksi bahan pangan bisa turun drastis.

    Permodalan dan akses pasar terbatas

    Permodalan dan akses pasar masih jadi kendala yang harus dihadapi oleh petani, peternak, atau profesi lain yang berkaitan dengan industri pangan. Kendala ini akan menjadi pengganjal dalam produksi bahan pangan.

    Kurangnya edukasi dan kesadaran pangan lokal

    Edukasi dan sosialisasi juga jadi kendala lain yang perlu diselesaikan. Kesadaran masyarkat mengonsumsi bahan pangan lokal nampaknya masih sangat rendah. Masih banyak masyarakat yang memilih mengonsumsi bahan pangan impor atau instan dibanding bahan lokal seperti sagu, singkong, atau sorgum.

    Itulah informasi terkait pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan pangan di Indonesia. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Sehari Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Dua Kali, BPPTKG: Siaga Level III
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 November 2025

    Sehari Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Dua Kali, BPPTKG: Siaga Level III Regional 2 November 2025

    Sehari Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Dua Kali, BPPTKG: Siaga Level III
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Gunung Merapi mengeluarkan dua kali awan panas guguran pada Minggu, (2/11/2025).
    Peristiwa itu tercatat pada pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.  Estimasi jarak luncur awan panas tersebut maksimal mencapai 2.500 meter.
    “Terjadi dua kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan estimasi jarak luncur maksimum 2.500 meter,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, Minggu (2/11/2025).
    Berdasarkan data BPPTKG, awan panas guguran terjadi pada pukul 11.04 WIB.
    Awan panas guguran ini tercatat dengan amplitudo maksimum 59 mm dan durasi 279,5 detik.
    Estimasi jarak luncur awan panas guguran pada pukul 11.04 WIB sejauh 2.500 meter.
    Kemudian, pada pukul 11.11 WIB, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan amplitudo maksimal 50 mm. Durasi awan panas tercatat 236,4 detik, dengan estimasi jarak luncur sejauh 2.000 meter.
    Hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi pada siaga (level III).
    Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.
    Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
    Pada sektor tengara, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
    Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
    Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
    Masyarakat juga diharapkan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
    Selain itu, masyarakat diingatkan untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Persiapan Pemakaman PB XIII Hangabehi di Imogiri, Jenazah Raja Surakarta Dimakamkan Rabu
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        2 November 2025

    Persiapan Pemakaman PB XIII Hangabehi di Imogiri, Jenazah Raja Surakarta Dimakamkan Rabu Yogyakarta 2 November 2025

    Persiapan Pemakaman PB XIII Hangabehi di Imogiri, Jenazah Raja Surakarta Dimakamkan Rabu
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah persiapan dilakukan di makam raja-raja Mataram di Pajimatan, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, jelang pemakaman Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi, yang mangkat pada Minggu (2/11/2025).
    Pantauan di lokasi, kompleks pemakaman Paku Buwono di Pajimatan Imogiri masih tampak seperti biasa. Pintu kedaton juga terlihat tertutup rapat.
    “Para abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat sedang menyiapkan ubarampe seperti keranda untuk mengusung jenazah,” kata Panewu Imogiri, Slamet Santosa, kepada wartawan di Pajimatan, Imogiri, Bantul, Minggu (2/11/2025).
    Selain itu, para abdi dalem juga menyiapkan pakaian yang akan dikenakan saat prosesi pemakaman berlangsung.
    Menurut informasi yang diperoleh Slamet, pemakaman akan dilaksanakan pada Rabu (5/11/2025).
    “Pukul 09.00 berangkat dari Keraton Surakarta Hadiningrat dan diperkirakan sampai Pajimatan Imogiri sekitar pukul 11.00 WIB,” ucapnya.
    Ia menambahkan, jenazah akan disemayamkan terlebih dahulu di Masjid Kagungan Dalem Pajimatan sebelum dibawa naik menuju kompleks pemakaman raja-raja.
    “Pemakaman, acara formal, resmi, penuh, ini acara kebesaran pemakaman kerajaan,” ujar Slamet.
    Jenazah PB XIII nantinya akan dibawa naik menyusuri ratusan anak tangga menuju peristirahatan terakhirnya di puncak kompleks pemakaman.
    Slamet juga menyebut bahwa PB XIII kemungkinan akan dimakamkan satu kedaton dengan PB X, PB XI, dan PB XII, karena kedaton baru yang rencananya dibangun untuk PB XIII belum selesai.
    “Beberapa waktu yang lalu akan dibangun kedaton untuk PB XIII. Kemarin kami terima informasi akan dimulai bulan Oktober kemarin tapi sampai saat ini belum selesai,” ucapnya.
    “Kemungkinan akan ikut di kedaton PB X, XI dan XII,” kata Slamet.
    Diberitakan sebelumnya, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi) meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025).
    Berdasarkan informasi yang dihimpun, PB XIII wafat di RS Indriati Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pukul 07.29 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Raja Solo Wafat, Diantar ke Keraton Menggunakan Ambulans Toyota Alphard

    Raja Solo Wafat, Diantar ke Keraton Menggunakan Ambulans Toyota Alphard

    Jakarta

    Raja Keraton Solo Paku Buwana (PB) XIII tutup usia hari ini. Jenazah almarhum tiba di Ndalem Keraton Kasunanan Solo, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Solo, dari rumah sakit Indriyati Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Jenazah Raja Solo tiba sekitar pukul 10.30 WIB dengan ambulans Toyota Alphard.

    Dikutip dari detikJateng, jenazah PB XIII dibawa menggunakan ambulans Toyota Alphard dengan nopol AD-1206-FK. Mobil MPV warna hitam tersebut diproduksi pada tahun 2014.

    Setibanya di Keraton Kasunanan Solo, ambulans Alphard tersebut langsung masuk ke pintu sentral, atau di sebelah barat pintu utama Kamandungan. Isak tangis terdengar dari dalam, saat jenazah PB XIII datang. Di dalam, keluarga dan kerabat Keraton sudah menanti. Sedianya, jenazah akan disucikan terlebih dahulu, lalu dibawa ke Masjid Pujosono.

    Adik almarhum, KGPH Puger mengatakan, PB XIII meninggal dunia sekitar pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriyati. Pemakamannya akan dilakukan di Makam Raja Imogiri, Yogyakarta.

    “(Pemakamannya) Biasanya 2-3 hari, menunggu penjabat perintah yang mau melayat. Silahkan (melayat) kan jarak jauh. Maksimal 3 hari. (Dimakamkan) Di Imogiri,” bilang Gusti Puger kepada awak media, Minggu (2/11/2025).

    Dia mengatakan, proses pemakaman akan mengikuti adat yang sudah ada. Saat ini pihak keluarga masih melakukan rapat.

    Diberitakan sebelumnya, Kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi mengatakan, PB XIII meninggal dunia karena sakit yang ia derita.

    “Sudah lama beliau sakit, terakhir komplikasi, macam-macam, termasuk gula darah tinggi, dan seterusnya, sudah sepuh juga,” kata Eddy kepada awak media di Keraton Solo, Minggu (2/10/2025).

    Eddy menjelaskan, PB XIII meninggal dunia hari ini sekira pukul 07.30 WIB. PB XIII sudah sempat keluar masuk rumah sakit.

    (lua/din)

  • Kirab Jenazah Raja Surakarta PB XIII Gunakan Kereta Pusaka Pralaya, Ini Rutenya

    Kirab Jenazah Raja Surakarta PB XIII Gunakan Kereta Pusaka Pralaya, Ini Rutenya

    Liputan6.com, Jakarta Jenazah Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Sinuhun Pakubuwono XIII Hangabehi akan dikirab dengan menggunakan kereta Rata Pralaya atau kereta jenazah, sebelum diberangkatkan menuju pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, GKR Koes Moertiyah E Wandansari (Gusti Moeng) mengungkapkan, setelah prosesi pelepasan jenazah di Keraton Solo pada Rabu (5/11/2025), rencananya peti jenazah Raja Pakubuwono XIII akan dibawa menggunakan kereta jenazah.

    “Rute seperti kemarin (prosesi pelepasan jenazah Sinuhun Pakubuwono XII),” kata Gusti Moeng kepada wartawan di Keraton Solo, Minggu (2/11/2025).

    Adapun rute kirab jenazah dari Keraton Solo menuju rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung melewati kawasan Alun-Alun Kidul Keraton Solo dan melintasi Jalan Veteran dan berakhir di Jalan Slamet Riyadi Solo tepatnya Loji Gandrung untuk transit.

    “Jadi dari dalam lewat Bangsal Magangan terus Alun-Alun Selatan, Plengkung Gading ke kanan terus Jalan Veteran. Nanti di perempatan Tipes belok kanan, terus nanti Slamet Riyadi ke barat (Loji Gandrung),” ujar dia yang juga adik kandung mendiang Raja Pakubuwono XIII.

    Setibanya di Loji Gandrung, dia mengatakan, jenazah akan transit terlebih dahulu di rumah dinas Wali Kota Solo tersebut.

    Setelah itu, peti jenazah akan dipindahkan ke mobil jenazah untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman raja-raja di Imogiri.

    “Di Loji Gandrung itu hanya berhenti untuk pemindahan dari kereta jenazah ke mobil ambulans, terus Imogiri lewatnya ya jalan biasa,” ucapnya.

  • Hari Pemakaman Raja Surakarta PB XIII Berdasarkan Kalender Jawa, Ini Hitungannya

    Hari Pemakaman Raja Surakarta PB XIII Berdasarkan Kalender Jawa, Ini Hitungannya

    Liputan6.com, Jakarta Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi akan dimakamkan di kompleks pemakaman raja-raja Mataram Islam di Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Untuk harinya, akan dihitung terlebih dahulu berdasarkan kalender Jawa.

    “Kemungkinan besar, ini rapat dulu. Tapi kemungkinan besar di hari Selasa setelah Selasa Kliwon. Besok itu kebetulan Selasa Kliwon toh. Jadi, mungkin setelah Selasa Kliwon. Kemungkinan besar di atas jam satu jam dua ya,” kata Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi, Minggu (02/11/2025).

    Sebelum dimakamkan ke Imogiri, jenazah akan disemayamkan di pendopo belakang pendopo utama.

    Dia mengatakan, PB XIII sudah cukup lama menderita sakit. PB mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Indriati.

    “Memang hari ini kita berduka. Sudah positif tadi pagi. Beliau enggak ada, di Rumah Sakit Indriati. Sekarang sedang di persiapkan untuk proses mengundurkan beliau dari rumah sakit ke keraton sambil menunggu nanti persiapkan,” ujar Eddy.

    Suami GKR Wandansari (Gusti Moeng) ini menceritakan, PB XIII sempat sembuh dari sakit dan pulang ke keraton. Namun kondisi kesehatannya kembali terganggu sehingga mengharuskannya masuk rumah sakit lagi.

    “Iya, cukup lama. Jadi sebelum Adang Dal itu sebenarnya beliau sempat masuk. Kemudian lumayan sehat, kondur (pulang). Terus kemudian ikut acara Adang Dal itu. Kemudian setelah itu gerah (sakit) lagi. Masuk lagi sampai sekarang,” jelasnya.

    “Ya, sebenarnya kan sudah lama ya beliau sakit. Terakhir ya komplikasi, macam-macam, termasuk darah apa namanya, gula darahnya tinggi dan seterusnya gitu,” katanya.

    Eddy Wirabhumi memaklumi bahwa faktor usia turut mempengaruhi kesehatan beliau. “Ya, sudah sepuh juga toh, nggih,” pungkasnya.

  • Raja Surakarta Paku Buwono XIII Wafat, Akhiri Perjalanan Panjang Dinasti Mataram Modern

    Raja Surakarta Paku Buwono XIII Wafat, Akhiri Perjalanan Panjang Dinasti Mataram Modern

    Surakarta (beritajatim.com) — Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII, raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, berpulang pada Minggu Pon (2 November 2025) dini hari setelah beberapa waktu menjalani perawatan akibat sakit. Raja yang akrab disapa Sinuhun PB XIII ini wafat di Rumah Sakit Indrayanti, Surakarta.

    Kabar duka tersebut dikonfirmasi salah satu adiknya, GKR Koes Moertiyah Wandansari, yang menyebut sang kakak memang sudah lama mengalami penurunan kondisi kesehatan.

    “Terakhir, waktu prosesi Adang Dandang Kiai Duda dalam rangka Maulud Nabi di Tahun Dal, beliau sudah tampak sangat lemah. Namun karena itu tradisi penting delapan tahunan, beliau tetap hadir,” ujar Koes Moertiyah, Sabtu malam (1/11) yang disebutkan oleh sumber beritajatim Minggu pagi (2/11).

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian waktu pemakaman, namun tradisi mengisyaratkan jenazah akan dimakamkan di Astana Pajimatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, makam para raja Mataram Islam.

    Sejak pagi, suasana di Keraton Surakarta mulai tampak berbeda. Sejumlah prajurit dan abdi dalem berdatangan mengenakan busana adat lengkap, sementara masyarakat mulai berdiri di sekitar alun-alun utara untuk memberi penghormatan terakhir.

    “Benar, Sinuhun wafat. Saya mendapat dhawuh untuk ke Keraton, tapi belum tahu kabar lebih lanjut,” ujar seorang abdi dalem yang enggan disebut namanya.

    Dari Masa Kecil Sederhana hingga Sopir Pribadi Raja

    Lahir pada 28 Juni 1948 atau 21 Ruwah tahun Dal 1879 Jawa, PB XIII memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Suryadi, putra dari PB XII dan KRAy Pradapaningrum. Nama itu kemudian diganti menjadi Suryo Partono oleh neneknya, GKR Pakoe Boewono, yang juga permaisuri PB XI.

    Kehidupan masa kecil Suryo Partono jauh dari kemewahan bangsawan. Ia tumbuh dalam kesederhanaan di lingkungan keraton. Dalam buku Mas Behi, Angger-angger dan Perubahan Zaman karya KP Eddy Wirabhumi, diceritakan bahwa putra-putri PB XII harus bersekolah dengan sandal karena tak mampu membeli sepatu.

    “Sepatu? Memimpikannya saja kami tidak berani,” tutur PB XIII dalam kesaksian yang ditulis Eddy.

    Dewasa, Suryo Partono hidup mandiri. Ia pernah bekerja sebagai sopir pribadi di Jakarta dan kemudian menjadi ajudan sekaligus sopir bagi ayahandanya sendiri.

    “Kalau Sinuhun makan di restoran, saya makan di mobil. Kadang saya mengutip uang bensin untuk kebutuhan keluarga,” kenangnya suatu kali.

    Meski hidup sederhana, ia aktif di komunitas radio amatir ORARI Surakarta bersama tokoh masyarakat Sumartono Hadinoto. Aktivitas sosialnya terlihat saat banjir besar melanda Solo; keduanya berkeliling membagikan lampu petromaks untuk warga pengungsi.

    Dari Pelatihan Migas hingga Penyelamat Pusaka Keraton

    Suryo Partono juga sempat mengikuti pelatihan kerja di PT Caltex di Rumbai, Riau. Pengetahuan yang diperolehnya terbukti berguna saat Keraton Surakarta terbakar pada Januari 1985. Berkat keahliannya, ia berhasil menghambat kobaran api di Bangsal Prabasuyasa, menyelamatkan sejumlah pusaka penting kerajaan.
    Atas jasanya, PB XII menganugerahinya Bintang Sri Kabadya Tingkat I, penghargaan tertinggi di lingkungan Keraton.

    Naik Tahta di Tengah Badai Dualisme

    Pada 10 September 2004 (25 Rejeb 1937 Jawa), KGPH Hangabehi — gelar bagi putra sulung raja Mataram — resmi dinobatkan menjadi Paku Buwono XIII. Namun perjalanan menuju tahta tidak mudah.

    Penobatan itu diiringi dinamika internal karena salah satu saudaranya, KGPH Tedjo Wulan, juga menobatkan diri sebagai raja, menciptakan dualisme “PB XIII kembar”. Konflik tersebut sempat mereda, namun kembali mencuat pada 2017 ketika Sinuhun PB XIII menutup akses adik-adiknya ke Keraton selama tiga tahun.
    Ketegangan mulai mencair setelah Mahkamah Agung mengeluarkan putusan Nomor 1950/2020, yang menjadi dasar rekonsiliasi antar keluarga besar PB XII.

    “Putusan ini membawa pencerahan. Ini bukan soal kalah atau menang, melainkan bagaimana seluruh anak cucu PB XII bisa kembali bersatu membangun Keraton,” kata Eddy Wirabhumi, Ketua Bidang Hukum Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta.

    Warisan Seorang Raja

    PB XIII dikenal sebagai sosok yang tekun menjaga tradisi di tengah perubahan zaman. Meski hidup dalam kesederhanaan dan menghadapi berbagai cobaan, ia tetap menempatkan kehormatan Keraton sebagai panggilan hidup.
    Kini, kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Keraton Surakarta dan masyarakat yang selama ini memandangnya sebagai simbol keluhuran budaya Jawa. [aje]

  • Pagi Ini Gempa Guncang Banten dan DI Yogyakarta

    Pagi Ini Gempa Guncang Banten dan DI Yogyakarta

    Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi mengguncang Provinsi Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (02/11/2025) pagi. Gempa pertama terjadi di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.

    Gempa bermagnitudo 2,5 mengguncang sekira pukul 05.37 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat lokasi gempa berada di koordinat 7.58 LS, 106.10 BT.

    Pusat gempa berjarak sekira 74 km arah barat daya Bayah. Kedalaman gempat berada di 26 km dari permukaan laut.

    Sedangkan gempa di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta bermagnitudo 3. Terjadi pada pukul 06.21 WIB.

    Lokasi gempa berada pada koordinat 8.81 LS, 110.39 BT. Berjarak 93 km arah barat daya Gunungkidul.

    Pusat gempa berada di kedalaman 27 kilometer dari permukaan laut.

  • Potret Terbaru Hotel Legendaris Grand Inna Malioboro Yogyakarta, Kini Resmi Berganti Nama

    Potret Terbaru Hotel Legendaris Grand Inna Malioboro Yogyakarta, Kini Resmi Berganti Nama

    Liputan6.com, Jakarta Sebuah momentum bersejarah akan segera hadir di jantung kawasan Malioboro, Yogyakarta. Hotel legendaris Grand Inna Malioboro kini resmi bertransformasi menjadi Grand Hotel De Djokja, sebuah hotel bintang lima yang mengusung filosofi Heritage Legacy, Timeless Luxury.

    Transformasi ini tidak sekadar pergantian nama, melainkan merupakan langkah strategis dalam menghidupkan kembali identitas historis dan nilai budaya Yogyakarta di panggung nasional dan internasional.

    Jejak sejarah Grand Hotel De Djokja berawal pada tahun 1911, ketika hotel ini dibangun oleh seorang arsitek asal Belanda sebagai salah satu hotel termewah yang menjadi tempat persinggahan para pejabat, bangsawan, hingga tokoh-tokoh penting internasional.

    Hotel legendaris ini telah menjadi saksi perjalanan sejarah bangsa dan mengalami beberapa kali perubahan nama menjadi Hotel Asahi (1942), Hotel Merdeka (1948), Hotel Garuda (1950), Natour Garuda (1975), Inna Garuda (2001), Grand Inna Malioboro (2017).

    Kini, lebih dari satu abad kemudian, hotel bersejarah ini kembali ke nama aslinya, Grand Hotel De Djokja, sebagai bentuk penghormatan terhadap akar sejarah dan warisan budaya Yogyakarta.

    Transformasi ini berada di bawah naungan InJourney Hospitality atau PT Hotel Indonesia Natour, member dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, holding BUMN pariwisata dan aviasi yang memiliki komitmen kuat untuk melestarikan cagar budaya sebagai destinasi unggulan di tingkat nasional maupun global. 

    “Transformasi Grand Hotel De Djokja, bukan sekedar merevitalisasi sebuah hotel bintang lima, tetapi juga membangkitkan kembali nilai sejarah Yogyakarta yang dapat dinikmati oleh generasi masa kini dan mendatang. Heritage Legacy, Timeless Luxury bukan sekedar visi, namun juga misi kami kepada tamu dan masyarakat,” ujar General Manager Grand Hotel De Djokja Andreas Kahl.