Demo Eks Pedagang Teras Malioboro 2 Ricuh, Diserang Kelompok Tak Dikenal
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Aksi demonstrasi yang digelar oleh eks pedagang Teras Malioboro 2 di depan DPRD DIY berakhir ricuh setelah sekelompok orang tak dikenal tiba-tiba menyerang massa aksi, Jumat (7/2/2025).
Kelompok tersebut merangsek masuk ke dalam barisan demonstran, memicu bentrokan di tengah aksi.
Mereka tampak kesal dengan demonstrasi yang berlangsung terlalu lama dan menutup akses jalan di kawasan Malioboro.
“Bubar, bubar, kene ya golek mangan (kita juga cari makan),” ujar salah seorang dari kelompok tersebut.
“Massa ra sepiro wae nutup dalan (massa tidak seberapa saja menutup jalan),” timpal lainnya.
Polisi Bubarkan Kericuhan, Massa Aksi Diminta Masuk ke DPRD
Melihat ketegangan yang terjadi, aparat kepolisian dan Satpol PP langsung turun tangan untuk memisahkan kedua kelompok.
Polisi meminta massa aksi untuk masuk ke halaman DPRD DIY agar bentrokan tidak semakin meluas, sementara kelompok tak dikenal tersebut dihalau keluar area dan diarahkan ke Jalan Perwakilan.
Sebelumnya, aksi demonstrasi ini telah berlangsung sejak pukul 14.00 WIB dengan tuntutan utama para eks pedagang Teras Malioboro 2 agar bisa kembali berjualan di selasar Malioboro.
Hingga kini, pihak kepolisian masih berjaga di lokasi untuk memastikan situasi tetap kondusif.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Yogyakarta
-
/data/photo/2025/02/07/67a5f418e6bd7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Demo Eks Pedagang Teras Malioboro 2 Ricuh, Diserang Kelompok Tak Dikenal Yogyakarta 7 Februari 2025
-
/data/photo/2025/02/07/67a5f0af34987.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Amarah Bernadetha hingga Ambil Mikrofon, Mimpi Kuliah Desainer Jalur Prestasi Pupus akibat Sekolah Lalai Medan 7 Februari 2025
Amarah Bernadetha hingga Ambil Mikrofon, Mimpi Kuliah Desainer Jalur Prestasi Pupus akibat Sekolah Lalai
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Amarah Bernadetha Maria Christy Manalu (17) meluap karena kesempatannya mendaftar ke Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (
SNBP
) mesti kandas karena kelalaian sekolahnya,
SMK Negeri 10 Medan
.
Padahal, Bernadetha, siswa dari Jurusan Tata Busana ini, berkeinginan masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui jalur prestasi untuk menggapai mimpinya menjadi seorang desainer.
“Saya ingin sekali kuliah di UNY, mau ambil jurusan Tata Busana untuk memperdalam ilmu dan jadi desainer,” kata Bernadetha saat diwawancarai di sekolah pada Kamis (6/2/2025).
Kini, ia terpaksa mengalami kenyataan pahit. Keinginannya itu mesti pupus karena kelalaian sekolah.
Namun, Bernadetha tak ingin pasrah begitu saja.
Ia bersama siswa yang senasib dengannya bersatu untuk memprotes sekolah. Pada Kamis pagi, dia bersama 139 siswa
eligible
berkumpul di lapangan basket sekolah.
Mereka mengenakan seragam sekolah dan membawa beberapa spanduk berisi keresahan dan sindiran kepada sekolah.
Sejumlah orangtua siswa yang kesal turut datang. Dengan pengeras suara, satu per satu siswa dan orangtua menyampaikan tuntutan serta meluapkan uneg-unegnya.
Siswa-siswa lain pun menyaksikan aksi mereka.
Setelah beberapa jam aksi, Pehulysa Sagala, Wakil Kepala Sekolah SMK N 1 Medan Bidang Kurikulum, hadir untuk berdialog dengan orangtua siswa dan siswa yang protes.
Dia menyampaikan permintaan maaf atas masalah yang terjadi.
“Untuk
SNBP
, kelalaian itu ada di kami. Kami minta maaf. Karena memang, kami tak bisa memprediksi waktu. Untuk itu, saya mewakili sekolah minta maaf,” kata Pehulysa yang seketika dibalas dengan sorak-sorai dari massa aksi.
Pehulysa pun menyampaikan akan berupaya mengurus masalah tersebut ke Jakarta.
Tak puas dengan jawaban itu, Bernadetha berang. Ia lekas mengambil mikrofon dan berhadapan dengan Pehulysa.
“Saya izin ya, Bu, saya ralat. Saya kemarin dengar jelas, di telinga saya, mungkin kami semua juga dengar, Bu,” ujar Bernadetha.
“Ibu mengatakan coba kalian sadar diri apakah nilai kalian layak untuk SNBP. Apakah itu kata-kata dari seorang guru, Bu? Menjatuhkan mental murid, Bu,” tambahnya.
Pehulysa menanggapi. Dia meminta maaf jika ada pernyataannya yang membuat siswa tersinggung.
Dia mengklarifikasi, kala itu sedang berbicara tentang SNBP dan UTBK ke siswa.
“Nah, di situ saya meluruskan bahwa, jika kalian masuk SNBP, belum tentu semuanya otomatis lulus,” ucap Pehulysa.
Sebab, salah satu faktor lulus SNBP ialah nilai rapornya mesti naik atau minimal tetap.
Oleh karena itu, jika ada nilai rapornya yang naik turun, maka dianjurkan siswa itu mempersiapkan diri untuk mengikuti UTBK.
“Maksud saya seperti itu. Mungkin penyampaian saya, dalam pendengaran kalian, pesannya seolah-olah menjatuhkan. Tidak ada maksud saya seperti itu. Kalau kalian merasa niat saya menjatuhkan mental, saya minta maaf,” ungkap Pehulysa.
Tak lama, Bangun Sitohang selaku orangtua siswa angkat bicara. Bangun kembali menegaskan, apa solusi yang bisa diberikan sekolah.
Ia pun kukuh agar para siswa harus bisa mendaftar ke SNBP.
“Enggak usah lagi Bu, panjang-panjang cerita kepada anak-anak ini. Yang perlu bagi kami sekarang, beri jaminan ke anak-anak ini bisa ikuti SNBP,” ujar Bangun.
Terakhir, orangtua siswa, guru, dan siswa melakukan mediasi di dalam ruangan.
Hasilnya, perwakilan dari orangtua, siswa, dan sekolah akan berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).
“Tujuannya untuk memastikan dibukanya kembali
link
pengisian PDSS agar bisa mendaftar SNBP,” ujar Bangun saat membacakan hasil kesepakatan dengan sekolah.
Menurut Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Sumut Wilayah I, Duta Syailendra, akar masalah ini terletak pada pihak sekolah yang kurang mengantisipasi terjadinya
error
saat menginput data.
Ia menguraikan, pada dasarnya ada dua metode untuk menginput data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yakni sistem manual dan e-rapor.
Dalam persoalan ini, SMKN 10 Medan mengambil langkah e-rapor.
Sayangnya, pihak sekolah melakukan finalisasi data e-rapor pada 30 Januari 2025, satu hari sebelum
deadline
.
Alhasil, ketika data e-rapor semester V siswa tak terbaca sistem PDSS, pihak sekolah tak memiliki waktu untuk melakukan perbaikan.
“Tentu saya kecewa melihat ini. Ini kan antisipasi yang kurang. Kalau seminggu sebelum diinput, antisipasinya kan bisa dilakukan,” ungkap Duta saat diwawancarai di
SMK N 10 Medan
.
Hari ini, Jumat (7/2/2025), pihak sekolah, orangtua siswa, Dinas Pendidikan Sumut, dan siswa kembali melakukan mediasi di aula SMKN 10 Medan untuk menyelesaikan masalah gagal daftar SNBP.
Bangun yang turut hadir dalam pertemuan itu, menerangkan hasil kesepakatannya, pihak sekolah sendiri yang akan pergi ke Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut dengan panitia SNPMB.
Sementara itu. siswa dan orangtua siswa akan menunggu hasil dari pertemuan itu.
Adapun jika tidak menemukan jalan keluar, dia menuntut agar sekolah menguliahkan siswa yang gagal daftar SNBP sampai tamat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Gunung Merapi di Yogyakarta Kembali Aktif, Masyarakat Diminta Waspada
Yogyakarta, Beritasatu.com – Aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir masih tinggi. Berdasarkan laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode 6 Februari 2025 pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat meluncurkan 27 kali guguran lava. BPPTKG meminta masyarakat tetap waspada.
“Teramati guguran lava 27 kali ke arah Kali Bebeng,Kali Krasak (Barat daya) dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya, Jumat (7/2/2025).
Secara visual, Gunung Merapi terpantau jelas dengan kondisi cuaca bervariasi dari cerah, berawan, hingga mendung. Asap kawah bertekanan lemah berwarna putih teramati dengan intensitas tebal dan mencapai ketinggian 25 meter di atas puncak.
Dari sisi kegempaan, BPPTKG mencatat 120 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 1-25 mm dan durasi 35,91-213,78 detik.
Selain itu, terjadi 45 kali gempa hybrid atau fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 32 mm dan durasi 8,8 detik.
Gunung Merapi saat ini masih berstatus Level III (Siaga). BPPTKG mengingatkan bahwa potensi bahaya utama berupa guguran lava dan awan panas guguran (APG) di sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 km), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km).
Sementara itu, di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro (maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (maksimal 5 km).
BPPTKG memperingatkan suplai magma masih berlangsung, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di dalam zona potensi bahaya.
“Warga diminta mewaspadai ancaman lahar dan APG, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Merapi, serta mengantisipasi dampak abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari,” lanjutnya.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, BPPTKG akan segera melakukan evaluasi terhadap status Gunung Merapi. Masyarakat di sekitar lereng diharapkan tetap mengikuti arahan dari otoritas setempat dan selalu memperbarui informasi terkait perkembangan aktivitas Merapi.
-

Nikmatnya Sate Kere Beringharjo, Kuliner Legendaris Khas Yogyakarta
Yogyakarta, Beritasatu.com – Apabila berkunjung ke kawasan Malioboro, Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner khas yang sudah melegenda, yaitu satai atau sate kere Beringharjo.
Meski nama “kere” dalam bahasa Jawa berarti “miskin,” rasa sate ini sama sekali tidak murahan. Bahkan, sate kere menjadi salah satu kuliner favorit baik bagi wisatawan maupun warga lokal karena kelezatannya yang unik dan harganya yang terjangkau.
Satai atau sate kere terbuat dari koyor, yaitu bagian otot atau lemak sapi yang dibumbui dengan rempah-rempah khas dan dibakar hingga mengeluarkan aroma yang menggugah selera.
Saat disajikan, kuliner satu ini biasanya dilengkapi dengan bumbu kacang gurih-manis dan disajikan dengan lontong atau nasi. Beberapa penjual juga menambahkannya dengan pilihan sate jeroan sapi, daging sapi, atau ayam sebagai pendamping.
Salah satu tempat terkenal untuk menikmati sate kere adalah di sekitar Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Salah satu penjual legendaris adalah sate kere Mbah Sudinem. Kini berusia 73 tahun, Mbah Sudinem sudah berjualan di pasar Beringharjo sejak usia 15 tahun.
“Sudah lama sejak saya belum punya bojo (suami), sudah jualan sejak dahulu. Awalnya jualan buah, tetapi yang paling terkenal itu sate koyor (kere), sate ayam, sate daging sapi. Koyor itu bagian otot sapi, dahulu membeli daging itu rasanya mahal, tetapi koyor lebih murah,” ujarnya mengenang saat ditemui Beirtasatu.com belum lama ini.
Selain cita rasanya yang khas, suasana sederhana dan klasik di sekitar pasar semakin menambah pengalaman makan yang autentik. Satai atau sate kere ini merupakan bagian dari sejarah kuliner masyarakat Yogyakarta, yang sejak zaman dahulu telah menjadi makanan rakyat.
Salah seorang pembeli asal Tangerang, Banten, Kusumo, mengaku sengaja membeli sate kere di Beringharjo karena kerinduannya akan masa lalu saat masih tinggal di Jogja.
“Dahulu saya kecil di Jogja, dari SD sampai kuliah di sini, sering ke pasar belanja sama orang tua. Kangen dengan sate kere ini. Kalau ke Malioboro, pasti sempatkan makan sate kere. Rasanya tetap enak, dan yang jelas murah,” ujar Kusumo.
Dibandingkan dengan sate daging pada umumnya, sate kere jauh lebih murah namun tetap lezat. Harga sate kere di Beringharjo ini mulai dari Rp 3.000 per tusuk, dengan ukuran sate yang cukup besar.
Jika Anda sedang berada di Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Pasar Beringharjo dan mencicipi satai atau sate kere yang legendaris ini. Selain menikmati kelezatannya, juga turut melestarikan salah satu warisan kuliner khas Nusantara.
-

Kemenperin Bidik Perluasan Ekspor Produk Kerajinan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri kerajinan dalam negeri memiliki pangsa pasar ekspor yang potensial, peluang ini perlu terus dimaksimalkan oleh para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Berdasarkan data yang diolah Pusdatin Kemenperin, kinerja ekspor industri kerajinan dalam negeri pada tahun 2024 mencapai angka 679,02 juta dolar AS.
Adapun lima negara tujuan ekspor produk industri kerajinan Indonesia, yaitu ke China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang dan Belanda.
Kementerian Perindustrian berupaya mendorong promosi produk dan jenama kerajinan lokal ke pasar internasional melalui berbagai program strategis.
Dalam upaya meningkatkan akses pasar produk-produk kerajinan dalam negeri, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin memfasilitasi 10 IKM binaan untuk ikut serta dalam pameran Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) ke 25 yang digelar sepekan pada 5-9 Februari 202 di Jakarta International Convention Center (JCC) Senayan.
Pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara tersebut kembali digelar sebagai ajang pameran dagang, wadah promosi, sekaligus sarana edukasi, sosialisasi dan kolaborasi antar komunitas perajin serta jenama kerajinan lokal dengan berbagai pihak.
Pameran Inacraft tahun ini mengusung tema Sustainibility and Collaboration, dengan menetapkan kerajinan dan kesenian dari Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Icon Pavilion, dengan tema The Cosmological Axis of Yogyakarta Living in Harmony.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita, menyampaikan IKM yang mendapatkan fasilitasi keikutsertaan dalam Inacraft, telah melalui proses kurasi dan seleksi yang dilaksanakan pada awal hingga pertengahan bulan Januari 2025.
“Melalui fasilitasi pameran ini, kami berupaya menampilkan produk IKM yang inovatif dengan berkolaborasi dalam satu pavilliun. Yaitu, produk-produk kerajinan yang berkualitas tinggi sehingga dapat bersaing dengan produk impor dan meningkatkan posisi di pasar lokal,” ungkap Reni dalam keterangan, Kamis (6/2/2025).
Adapun 10 IKM yang difasilitasi oleh Ditjen IKMA Kemenperin dalam Pameran Inacraft 2025, yakni Rubysh Jewelry, Hexagon by Zara Tentriabeng Designs, Intan Songket, Tuban Lokcan Tenun Gedhog dan Batik Tulis, Miss Allyna, Ketak Nusantara, Cemara Ceramics, Risman Wijaya Keramik, Cabaco.id dan Bagbone Leather. Lokasi paviliun Kemenperin untuk 10 IKM tersebut berada di Main Lobby Booth No.B JCC.




