kab/kota: Yogyakarta

  • Pengguna KRL Commuter Line Tembus 5,3 Juta di 5 Hari periode Angkutan Lebaran 2025 – Page 3

    Pengguna KRL Commuter Line Tembus 5,3 Juta di 5 Hari periode Angkutan Lebaran 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter Line mencatat, total pengguna KRL Commuter Line di seluruh lintas pada 5 hari awal (21-25 Maret 2025) masa angkutan Lebaran 2025 mencapai 5,32 juta orang.

    Data ini menunjukkan capaian volume pengguna sudah mencapai 105 persen jika dibandingkan dengan total proyeksi pengguna KRL Commuter Line di seluruh lintas pada 5 hari masa Angleb 2025 ini, sebanyak 5.095.951 orang.

    Pencapaian tertinggi pada volume pengguna KRL Commuter Line di wilayah 8 Surabaya, sebanyak 114 persen dari proyeksi sebanyak 189.175 orang. Kemudian KRL Commuter Line Prameks sebesar 109 persen dari proyeksi sebanyak 12.553 orang.

    Sementara untuk volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek yang masih digunakan oleh para pekerja harian dan pelaku usaha kecil yang masih harus beraktivitas, tercatat sebanyak 104 persen dari proyeksi pengguna, yakni sebanyak 4.457.153 orang.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyampaikan, capaian volume pengguna KRL Commuter Line hingga hari kelima masa angkutan Lebaran tahun ini merupakan gambaran masyarakat yang membutuhkan transportasi perkotaan. Khususnya kereta komuter dalam mobilisasinya, baik untuk keperluan mudik maupun untuk aktivitas sehari-hari.

    “Dengan tarif yang murah dan terjangkau, transportasi Commuter Line menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan mobilitas sehari-hari. Bukan hanya di Jabodetabek, tetapi juga di wilayah Bandung, Yogyakarta, hingga Surabaya,” ujarnya, Rabu (26/3/2025).

    “Pada wilayah-wilayah operasi lainnya seperti Wilayah 2 Bandung, Wilayah 6 Yogyakarta, dan Wilayah 8 Surabaya, Commuter Line juga dijadikan transportasi pilihan masyarakat untuk menuju daerah-daerah di luar pusat kota pada masa mudik ini,” ungkap dia.

     

  • Catat! Segini Kisaran Biaya Mudik Lebaran yang Wajib Dipersiapkan

    Catat! Segini Kisaran Biaya Mudik Lebaran yang Wajib Dipersiapkan

    Jakarta, Beritasatu.com – Mudik Lebaran adalah tradisi tahunan bagi banyak masyarakat Indonesia yang ingin merayakan Hari Raya bersama keluarga di kampung halaman.

    Bagi mereka yang memilih menggunakan kendaraan pribadi, persiapan anggaran menjadi hal penting untuk memastikan perjalanan berjalan lancar dan nyaman.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini beberapa biaya yang perlu diperhitungkan sebelum berangkat mudik.

    Kisaran Biaya Mudik Lebaran

    1. Biaya pemeliharaan kendaraan

    Agar perjalanan mudik tetap aman dan nyaman, kendaraan harus berada dalam kondisi optimal. Oleh karena itu, melakukan servis kendaraan sebelum perjalanan sangat disarankan.

    Servis rutin biasanya meliputi penggantian oli, pemeriksaan rem, serta pengecekan sistem pendinginan. Biaya servis ini berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, tergantung kondisi kendaraan.

    Selain itu, ban juga harus diperiksa. Jika sudah aus, sebaiknya diganti secara menyeluruh agar performa tetap maksimal. Lakukan juga wheel alignment dan balancing untuk menjaga stabilitas kendaraan.

    2. Biaya bahan bakar

    Perjalanan jauh membutuhkan perencanaan konsumsi bahan bakar yang matang. Hitung jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar kendaraan agar anggaran dapat disesuaikan.

    Misalnya, jika kendaraan memerlukan bahan bakar dengan minimal RON92 seharga Rp 12.900 per liter dan konsumsi bahan bakarnya adalah 12 km per liter, maka untuk perjalanan sejauh 600 km dibutuhkan sekitar 50 liter bahan bakar dengan biaya sekitar Rp 645.000.

    Untuk menghemat bahan bakar, berkendaralah dengan kecepatan konstan dan hindari pengereman mendadak. Gunakan aplikasi navigasi untuk mencari rute tercepat dan menghindari kemacetan yang dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar. Pastikan mengisi bahan bakar di SPBU resmi agar mendapatkan kualitas terbaik.

    3. Biaya tol

    Bagi pemudik yang menggunakan jalan tol, penting untuk mengetahui tarif yang berlaku. Sebagai contoh, perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dengan kendaraan golongan I dikenakan biaya tol sekitar Rp 883.500. Berikut beberapa tarif tol yang perlu diketahui:

    Jakarta-Surabaya: Rp 883.500.Jakarta-Malang: Rp 941.500.Jakarta-Yogyakarta: Rp 605.500.Merak-Surabaya: Rp 952.000.Tol Trans Sumatera (Bakauheni-Terbanggi Besar): Rp 189.500.

    Pastikan saldo kartu uang elektronik mencukupi sebelum masuk tol. Isi saldo melalui mobile banking atau aplikasi pembayaran digital untuk kemudahan dan hindari kehabisan saldo di tengah perjalanan.

    4. Biaya makan dan minum

    Konsumsi makanan dan minuman selama perjalanan juga harus diperhitungkan. Jika satu kali makan membutuhkan biaya sekitar Rp 50.000 dan dilakukan tiga kali sehari, maka satu orang memerlukan Rp 150.000 per hari.

    Untuk perjalanan dua hari, biaya makan satu orang mencapai Rp 300.000. Jika bepergian dengan empat anggota keluarga, anggaran makan bisa mencapai Rp 1,2 juta untuk satu kali perjalanan.

    Untuk menghemat pengeluaran, pemudik dapat membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Hal ini tidak hanya lebih ekonomis tetapi juga mengurangi waktu berhenti di perjalanan.

    5. Biaya akomodasi

    Bagi perjalanan yang membutuhkan waktu lebih dari sehari, biaya penginapan harus dipersiapkan. Harga penginapan bervariasi, mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 400.000 per malam.

    Alternatif lain adalah beristirahat di rest area yang menyediakan tempat istirahat gratis atau dengan biaya yang lebih terjangkau.

    6. Biaya oleh-oleh

    Membawa oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman juga menjadi kebiasaan saat mudik. Besarnya anggaran tergantung pada jenis dan jumlah oleh-oleh yang dibeli. Untuk menghemat, pilih oleh-oleh dengan harga terjangkau dan belilah dalam jumlah yang wajar.

    Mudik Lebaran membutuhkan persiapan anggaran yang matang agar perjalanan berjalan lancar dan nyaman. Biaya yang perlu diperhitungkan mencakup pemeliharaan kendaraan, bahan bakar, tol, konsumsi selama perjalanan, akomodasi, dan oleh-oleh.

  • Fikri Faqih Dorong Revisi UU Penanggulangan Bencana

    Fikri Faqih Dorong Revisi UU Penanggulangan Bencana


    PIKIRAN RAKYAT –
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY menyoroti perlunya perhatian lebih serius terhadap pengelolaan bencana yang semakin kompleks di Yogyakarta. Dalam kunjungan kerjanya ke BPBD Provinsi DIY, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menegaskan bahwa Yogyakarta, yang kerap disebut sebagai “supermarket bencana”, menghadapi beragam ancaman bencana alam, mulai dari gempa bumi hingga erupsi Gunung Merapi yang masih berlangsung.

    “Gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006 menjadi pengingat bahwa daerah ini sangat rentan terhadap bencana. Selain itu, erupsi Gunung Merapi juga tetap menjadi ancaman nyata. Perubahan iklim yang memengaruhi intensitas hujan pun berpotensi meningkatkan risiko banjir,” ujar Fikri usai bertemu dengan Kepala BPBD Provinsi DIY dan jajaran, Jumat (21/3/2025).

    Politisi Fraksi PKS itu menilai perlunya revisi terhadap Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Menurutnya, banyak aspek dalam regulasi tersebut yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.

    “Bencana tidak hanya disebabkan oleh faktor alam seperti gempa atau erupsi gunung. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpatuhan terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang disusun pemerintah. Banyak pembangunan yang seharusnya tidak dilakukan di kawasan rawan bencana justru terus berjalan,” tegasnya.

    Selain itu, Fikri mengkritik ketidakjelasan standar penanggulangan bencana yang berbeda-beda antar daerah. Misalnya, standar bangunan hotel yang seharusnya tahan gempa, tetapi di lapangan banyak yang tidak diuji kelayakannya.

    “Kami perlu segera menetapkan standar yang jelas dan konsisten di seluruh daerah, termasuk Yogyakarta, agar infrastruktur lebih tahan terhadap bencana,” tambahnya.

    Dalam hal mitigasi, Fikri menekankan pentingnya survei mendalam terkait kebutuhan sistem peringatan dini (early warning system). Saat ini, BPBD DIY hanya memiliki 11 alat peringatan dini, yang dinilai belum cukup untuk mencakup seluruh wilayah.

    “Sebelum menentukan jumlah ideal alat peringatan dini, survei yang komprehensif harus dilakukan terlebih dahulu. Setiap kabupaten/kota di DIY membutuhkan alat yang sesuai dengan karakteristik bencananya masing-masing,” ungkapnya.

    Pendidikan dan program adaptasi juga menjadi sorotan. Fikri menegaskan bahwa masyarakat harus dilatih sejak dini agar siap menghadapi bencana. “Selain mitigasi, adaptasi juga penting. Masyarakat harus diajarkan cara menghadapi bencana sejak dini, termasuk melalui kurikulum pendidikan. Dengan begitu, mereka tidak panik saat bencana terjadi, tetapi dapat merespons dengan lebih terorganisir,” ujarnya.

    Kunjungan kerja ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat upaya penanggulangan bencana di Yogyakarta. Fikri berharap revisi Undang-Undang Penanggulangan Bencana dapat segera dibahas agar lebih sesuai dengan tantangan dan dinamika bencana yang terus berkembang.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kisah Warga Jakarta Utara 15 Kali Lebaran Pulang Kampung Tanpa Keluar Duit, Andalkan Mudik Gratis

    Kisah Warga Jakarta Utara 15 Kali Lebaran Pulang Kampung Tanpa Keluar Duit, Andalkan Mudik Gratis

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Harga tiket moda transportasi yang selalu naik menjelang lebaran membuat banyak orang memanfaatkan program mudik gratis.

    Program mudik gratis menjadi andalan banyak masyarakat yang akan pulang ke kota asalnya, menghabiskan Idulfitri di kampung halaman.

    Program ini pun rutin diselenggarakan pemerintah, baik lewat kementerian/lembaga atau melalui badan usaha milik negara (BUMN).

    Di tahun ini, BUMN Pelindo Group juga kembali menggelar mudik gratis yang diikuti ribuan peserta.

    Salah satunya Hariyani, warga Jakarta Utara yang mengikuti program Mudik Gratis Pelindo Group 2025 bersama suami dan anaknya.

    Hariyani menilai program ini sangat membantu, terutama dalam menghemat biaya perjalanan mudik.  

    Ia bahkan telah mengikuti program ini sebanyak 15 kali sejak tahun 2010.

    Menurutnya, biaya transportasi yang tinggi membuat mudik gratis menjadi andalan.

    “Tiket transportasi saat Lebaran itu pasti mahal. Program ini sangat membantu ya agar bisa silaturahmi sama keluarga di kampung. Saya sudah ikut 15 kali dari tahun 2010,” kata dia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (26/3/2025).

    Hariyani akan berangkat mudik ke Solo bersama suami dan anak-anaknya menggunakan fasilitas ini.

    Ia mengungkapkan, jika menggunakan dana pribadi, perkiraan biaya perjalanan bisa mencapai Rp 1,5 juta per orang.

    “Kalau tiga sampai empat orang, kan bisa dikalikan. Sangat memberatkan,” ungkapnya.  

    Selain itu, Hariyani menilai persyaratan pendaftaran mudik gratis sangat mudah.

    Cukup menggunakan KTP dan Kartu Keluarga, serta mendaftar secara online, ia sudah bisa mengikuti program ini.

    “Tinggal registrasi, verifikasi, langsung war tiket,” tambahnya.

    Pemudik lainnya, Heri, mengungkapkan hal yang sama.

    Heri sudah empat kali mengikuti program mudik gratis dari Pelindo.

    Ia merasa program ini sangat membantu para pemudik, terutama dalam hal biaya.

    Pasalnya, harga tiket bus ke Yogyakarta di momen lebaran bisa mencapai Rp 500 ribu per orang.

    Dengan tidak mengeluarkan biaya untuk perjalanan mudik, ia pun bisa mengalokasikan dana untuk keperluan lainnya selama lebaran di kampung.

    “Kalau empat orang udah Rp 2 juta. Pulang pergi udah Rp 4 juta, jadi sangat berat sekali ya kalau keluar biaya pribadi,” pungkasnya.

    Ribuan Peserta Mudik Gratis Diberangkatkan

    Adapun ribuan peserta Mudik Gratis Bersama Pelindo Group 2025 telah diberangkatkan secara simbolis dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju kampung halamannya masing-masing pada Rabu (26/3/2025).

    Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, para peserta mudik gratis itu diberangkatkan ke berbagai kota.

    Tahun ini, Pelindo membuka empat titik keberangkatan di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar dengan kota-kota tujuan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
     
    Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Pelindo Ihsanuddin Usman menambahkan, tahun ini perusahaan menyiapkan 177 unit bus dengan total 8.270 kursi ke 19 kota tujuan.

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pelindo juga memberangkatkan 200 pemudik dengan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju beberapa kota di Indonesia timur.
     
    Program mudik gratis ini tak hanya untuk keberangkatan, tapi juga kepulangan para peserta dari kampung halamannya kembali ke Jakarta.
     
    “Untuk memastikan kenyamanan peserta, kami menyediakan bus berkapasitas 50 kursi, makanan dan minuman selama perjalanan, obat-obatan darurat, serta suvenir khusus bagi pemudik,” kata Ihsanuddin.
     
    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim yang turut hadir dalam pelepasan para pemudik juga menyampaikan pesan-pesannya.

    Ali berpesan agar para pemudik bisa menjaga kesehatan dan mendoakan mereka selamat sampai tujuan.

    “Sampaikan salam kepada keluarga di kampung halaman,” tutup Wali Kota Jakarta Utara.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 20.856 Pemudik Tinggalkan Jakarta Lewat Stasiun Gambir pada H-5 Lebaran

    20.856 Pemudik Tinggalkan Jakarta Lewat Stasiun Gambir pada H-5 Lebaran

    Jakarta

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat sebanyak 20.856 orang pemudik berangkat dari Stasiun Gambir pada H-5 Lebaran atau 26 Maret 2025. Para pemudik berangkat dari Stasiun Gambir menggunakan 45 Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ).

    “Angka keberangkatan hari ini sekitar 98 persen penumpang dari kapasitas 21.252 tiket yang dijual di Stasiun Gambir,” kata Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko dilansir Antara, Rabu (26/3/2025).

    Selama masa periode Lebaran 2025, ia menyebutkan Stasiun Gambir akan melayani 990 perjalanan kereta api (KA), dengan kapasitas 467.226 tempat duduk. Dari jumlah itu, tiket yang telah terjual sebanyak 258.870 atau okupansi 55 persen.

    Adapun kota tujuan favorit pemudik yang berangkat dari Stasiun Gambir, yakni Surabaya, Jawa Timur dengan 2.194 penumpang; Kutoarjo, Jawa Tengah sebanyak 2.183 penumpang; serta Lempuyangan, Yogyakarta sebanyak 1.984 penumpang.

    Pada masa pra-Lebaran atau periode 21-30 Maret 2025, KAI Daop 1 Jakarta telah melayani 846 perjalanan kereta api dengan okupansi rata-rata 94 persen.

    Dari total perjalanan tersebut, Stasiun Gambir mencatat tingkat okupansi 85 persen, yang menunjukkan tingginya minat masyarakat menggunakan transportasi KA.

    Sementara setelah puncak arus mudik (2-11 April 2025), Daop 1 Jakarta akan mengoperasikan 846 perjalanan kereta api dengan tingkat okupansi sampai saat ini sebanyak 33 persen, di mana okupansi di Stasiun Gambir sebesar 20 persen.

    “Angka ini masih bisa bertambah seiring dengan meningkatnya permintaan tiket arus balik,” ujarnya.

    (jbr/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Komisi X DPR: Undang-Undang Penanggulangan Bencana perlu direvisi

    Komisi X DPR: Undang-Undang Penanggulangan Bencana perlu direvisi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengemukakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana perlu direvisi sebab banyak aspek dalam regulasi tersebut yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.

    “Bencana tidak hanya disebabkan faktor alam, seperti gempa atau erupsi gunung. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpatuhan terhadap kajian lingkungan hidup strategis yang disusun pemerintah. Banyak pembangunan yang seharusnya tidak dilakukan di kawasan rawan bencana justru terus berjalan,” kata Fikri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Hal itu disampaikan Fikri Faqih dalam kunjungan kerjanya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beberapa waktu lalu.

    Dia menyoroti Provinsi DIY yang sering disebut sebagai “supermarket bencana” menghadapi beragam ancaman bencana alam, mulai dari gempa bumi hingga erupsi Gunung Merapi yang masih berlangsung.

    “Gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006 menjadi pengingat bahwa daerah ini sangat rentan terhadap bencana. Selain itu, erupsi Gunung Merapi juga tetap menjadi ancaman nyata. Perubahan iklim yang mempengaruhi intensitas hujan pun berpotensi meningkatkan risiko banjir,” ujarnya.

    Di sisi lain, Fikri menyoroti ketidakjelasan standar penanggulangan bencana yang berbeda-beda antardaerah. Misalnya, standar bangunan hotel yang seharusnya tahan gempa, namun di lapangan banyak yang tidak diuji kelayakannya.

    “Kami perlu segera menetapkan standar yang jelas dan konsisten di seluruh daerah, termasuk Yogyakarta agar infrastruktur lebih tahan terhadap bencana,” ucapnya.

    Mengenai mitigasi, dia menekankan pentingnya survei mendalam terkait kebutuhan sistem peringatan dini (early warning system).

    Saat ini, BPBD DIY hanya memiliki 11 alat peringatan dini yang dinilai belum cukup untuk mencakup seluruh wilayah.

    “Sebelum menentukan jumlah ideal alat peringatan dini, survei yang komprehensif harus dilakukan terlebih dahulu. Setiap kabupaten/kota di DIY membutuhkan alat yang sesuai dengan karakteristik bencananya masing-masing,” tuturnya.

    Fikri juga mengingatkan bahwa masyarakat harus dilatih sejak dini agar siap menghadapi bencana.

    “Selain mitigasi, adaptasi juga penting. Masyarakat harus diajarkan cara menghadapi bencana sejak dini, termasuk melalui kurikulum pendidikan. Dengan begitu, mereka tidak panik saat bencana terjadi, tetapi dapat merespons dengan lebih terorganisasi,” katanya.

    Untuk itu, dia berharap revisi Undang-Undang Penanggulangan Bencana dapat segera dibahas agar lebih sesuai dengan tantangan dan dinamika bencana yang terus berkembang.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ketika aspirasi mengalir usai subuh di Balai Kota Yogyakarta

    Ketika aspirasi mengalir usai subuh di Balai Kota Yogyakarta

    Saya ingin menangani masalah kota ini seperti menangani pasien, dimulai dari mencari penyebabnya, bukan cuma meredakan gejalanya.

    Yogyakarta (ANTARA) – Saat langit Yogyakarta masih gelap dan embun pagi belum sepenuhnya menguap, belasan warga mulai berdatangan ke Kompleks Balai Kota Yogyakarta.

    Sehabis subuh, sekitar pukul 05.15 WIB, mereka yang datang dari berbagai penjuru kota memasuki sebuah gedung berarsitektur Jawa dengan langkah penuh harap.

    Setelah melakukan registrasi, mereka duduk secara rapi di ruang tunggu yang membuat suasana terasa seperti klinik dokter.

    Sebagian warga tampak menggenggam erat berkas, sementara yang lain bercengkerama atau sekadar mengalihkan kecemasan menanti giliran masuk ke “ruang praktik”.

    Mereka bukan untuk memeriksakan kesehatan atau mendapat resep obat, tetapi untuk bertemu langsung dengan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo guna menyampaikan keluhan atau sekadar mengutarakan unek-unek tentang kotanya.

    Dari dalam ruang rapat Sadewa, suara tegas terdengar: “Selanjutnya!”

    Satu per satu dari mereka kemudian masuk laiknya pasien yang menanti diagnosis dari sang dokter. Rata-rata warga menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk “curhat” dengan Wali Kota, lamanya bergantung pada persoalan yang dibawa. Ada yang datang seorang diri, ada pula yang berombongan.

    Di antara mereka, seorang perempuan lansia bernama Siti Maryam (72) tampak datang sendirian. Ia datang untuk menyampaikan persoalan bantuan sosial yang belum pernah ia terima meskipun telah berulang kali mengadu ke dinas terkait.

    Sebagai janda tanpa penghasilan tetap, kesempatan bertemu langsung dengan Wali Kota ia manfaatkan sepenuh hati.

    “Masalah saya mungkin kecil, tapi rasanya besar sekali bisa didengarkan langsung. Rasanya seperti dihargai sebagai warga,” ucapnya dengan senyum lega.

    Pendekatan ala dokter

    Ruang Rapat Sadewa memang tidak luas, tapi cukup hangat. Sebuah meja panjang mendominasi ruangan, dilapisi taplak batik di bagian tengah.

    Di ujung meja, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo duduk santai mengenakan jaket berwarna marun dan kemeja putih. Laptop terbuka di depannya, disandingkan dengan tumpukan berkas.

    Warga yang datang dipersilakan duduk satu meja tanpa sekat. Percakapan berlangsung akrab, bahkan saat keluhan yang disampaikan cukup berat.

    Gaya Hasto yang tenang dan sesekali melontarkan banyolan membuat ketegangan mencair sehingga suasana birokrasi pun disulap menjadi ruang perjumpaan yang manusiawi.

    Forum tatap muka tersebut berlangsung rutin saban hari Rabu pagi hingga pukul 09.00 WIB.

    Meski pertama digelar di Kota Yogyakarta, bagi Hasto Wardoyo, pendekatan semacam itu bukan hal baru.

    Saat dua periode menjabat sebagai Bupati Kulon Progo, ia mengaku telah membiasakan diri membuka ruang komunikasi langsung dengan warga.

    Latar belakangnya sebagai dokter pun mendorongnya mengibaratkan permasalahan perkotaan layaknya kondisi pasien yang perlu didiagnosis, bukan sekadar ditenangkan. Beberapa aduan warga ditangani dalam satu atau dua hari, sisanya yang perlu lintas dinas perlu waktu lebih panjang.

    “Saya ingin menangani masalah kota ini seperti menangani pasien, dimulai dari mencari penyebabnya, bukan cuma meredakan gejalanya,” ujar eks Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu.

    Warga dari berbagai latar belakang di Kota Yogyakarta duduk mengantre, menunggu giliran bertemu Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dalam acara open house di Balai Kota Yogyakarta yang digelar setiap Rabu pagi (ANTARA/Luqman Hakim)

    Ruang “tabayyun” dan pencegah demo

    Forum itu sekaligus sebagai sarana “tabayyun” publik, ruang klarifikasi dua arah agar warga tidak hanya menyampaikan unek-unek, tapi juga memahami konteks dan batasan kebijakan pemerintah. Dengan begitu, keluhan tak berkembang jadi kesalahpahaman yang berujung pada gejolak sosial.

    Menurut Hasto, cara itu juga menjadi sarana mencegah demonstrasi yang tidak perlu. Banyak aspirasi warga, katanya, sebenarnya bisa diselesaikan dengan dialog terbuka, selama ada ruang dan kemauan untuk saling mendengar.

    Renny A Frahesty, Ketua Yayasan Narasita yang bergerak di bidang advokasi perempuan, memandang forum open house itu bukan hanya sebagai bentuk pelayanan publik, tetapi juga ruang yang membangun kembali budaya sosial.

    Pemilihan waktu pelaksanaan yang tak lazim – sehabis subuh – menurut dia, justru memberi nilai lebih. Bukan sekadar efisiensi, tapi menjadi simbol semangat baru dalam membangun keterhubungan antara warga dan pemimpinnya.

    Dalam konteks birokrasi yang biasanya kaku, forum semacam itu memberi akses langsung kepada masyarakat dari berbagai lapisan sosial, tanpa harus melalui jalur struktural seperti dalam musrenbang.

    Ia juga melihat sisi filosofis dari pemilihan waktu pelaksanaan. Bagi Renny, pagi hari bukan hanya momen rutinitas, tetapi waktu yang sarat makna. “Pagi hari adalah saat kita membangun harapan,” ujarnya.

    Warga yang datang sehabis subuh bukan sekadar ingin mengadu, akan tetapi menunjukkan bahwa mereka percaya aspirasinya pantas didengar.

    Peluang seperti itu, menurutnya, turut membangun karakter partisipatif masyarakat dan memberi ruang pembelajaran politik yang sehat di tingkat akar rumput.

    Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai pejabat publik memiliki posisi paling strategis untuk menyampaikan kebijakan dan membangun dialog dengan masyarakat.

    Alih-alih hanya menyampaikan pesan satu arah atau mengandalkan influencer, pejabat publik seharusnya berperan aktif dalam membuka ruang komunikasi yang lebih setara dan terbuka.

    Hal itu bukan semata soal penyampaian informasi, tetapi juga upaya membangun kepercayaan melalui partisipasi langsung warga dalam pembicaraan kebijakan publik.

    Di sejumlah negara maju, transformasi ini sudah berlangsung. Politisi mulai memanfaatkan media baru dan berbagai kanal komunikasi publik untuk menjangkau warga secara langsung.

    Mereka tampil bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai komunikator yang terbuka terhadap masukan, kritik, bahkan dialog spontan.

    Menurut Nyarwi, tren ini seharusnya juga berkembang di Indonesia. Pejabat publik perlu didukung dengan pelatihan maupun tim internal agar dapat memanfaatkan ruang-ruang komunikasi publik secara lebih aktif dan adaptif, termasuk dengan memanfaatkan momentum langsung bertemu warga untuk memperkecil jarak.

    Berbeda dengan warga lain yang datang membawa persoalan pribadi, Fajar Ristanto hadir bersama pengurus Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Baciro, Kota Yogyakarta, membawa isu kolektif terkait kendala komunikasi antara LMK dan perangkat kelurahan dalam pelaksanaan program hasil musrenbang.

    Menurut Fajar, hambatan semacam itu tidak mudah diurai di tingkat wilayah karena terbentur prosedur atau minimnya ruang koordinasi.

    Maka, ia dan rekan-rekannya memanfaatkan open house itu untuk menyampaikan langsung unek-unek yang selama ini sulit tersampaikan lewat jalur formal.

    Setelah beberapa menit bertemu langsung dengan Wali Kota, ia pun keluar ruangan dengan wajah sumringah. “Tadi sudah dijanjikan Pak Wali, dua hari selesai,” ujarnya singkat.

    Konsep open house di Balai Kota Yogyakarta itu barangkali bukan segalanya, tapi setidaknya memberi ruang warga yang selama ini kerap absen di jalur birokrasi, yakni ruang untuk didengar, tanpa sekat, dan tanpa syarat.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025? Cek Jadwal Resmi Kemenag!

    Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025? Cek Jadwal Resmi Kemenag!

    Jakarta

    Pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 H atau Lebaran Idul Fitri 2025. Rencananya, sidang isbat Idul Fitri 2025 akan digelar pada akhir pekan bulan ini.

    Pemantauan hilal akan dilakukan di 33 lokasi di seluruh Indonesia, kecuali di Bali karena bertepatan Hari Raya Nyepi. Berikut informasi selengkapnya.

    Dilansir situs Kemenag RI, sidang isbat penetapan Idul Fitri 2025 akan digelar pada Sabtu, 29 Maret 2025 yang bertepatan dengan 29 Ramadan. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H di kantor pusat Kemanag, Jl MH Thamrin, Jakarta.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa (18/3/2024).

    Begini tahapan sidang isbat penetapan Idul Fitri 2025.

    Proses sidang isbat akan diawali dengan “Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H” pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magribSidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutupSetelah itu, hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.33 Lokasi Pemantauan Hilal 1 Syawal 1446 H

    Dikutip dari situs Bimas Kemenag, pemantauan hilal awal Syawal 1446 H akan dilakukan di berbagai lokasi di Indonesia, yakni:

    Aceh: Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, LhokngaSumatra Utara: Anjungan Lantai IX Kantor Gubernur Sumatra Utara, MedanSumatra Barat: Rooftop Hotel Rangkayo Basa Syofyan Inn, PadangRiau: Rooftop Premier Hotel, PekanbaruKepulauan Riau: Pantai Setumu Dompak, Kota TanjungpinangJambi: Rooftop Hotel Odua Weston, Kota JambiSumatra Selatan: Helipad Hotel Aryaduta, PalembangBangka Belitung: Pantai Tanjung Raya, BangkaBengkulu: Jalan Pariwisata No. 1, Kota BengkuluLampung: POB Pantai Canti, Kalianda, Lampung SelatanDKI Jakarta: Gedung Kanwil Kemenag DKI JakartaJawa Barat: POB Gunung Putri, Kota BanjarBanten: Pantai AnyerJawa Tengah: Pantai Binangun, RembangDI Yogyakarta: POB Syekh Bela Belu, Parangtritis, BantulJawa Timur: Bukit Condrodipo, GresikKalimantan Barat: Pantai Indah, Sungai Kakap, Kubu RayaKalimantan Tengah: Menara Masjid Raya Darussalam, Palangka RayaKalimantan Timur: Puncak Hotel Five Premiere, SamarindaKalimantan Selatan: Rooftop Zuri Express Hotel, BanjarmasinKalimantan Utara: SATRAD 225 Tarakan, Kota TarakanNTB: Pantai Loang Baloq, MataramNTT: Rooftop Gedung Pelayanan BMKG, Kota KupangSulawesi Selatan: Delf Apartemen, MakassarSulawesi Barat: Tanjung Mercusuar Sumare, MamujuSulawesi Tenggara: Pantai Bahari, Kabupaten KolakaSulawesi Utara: Apartemen MTC Megamas, ManadoGorontalo: Obyek Wisata Hiu Paus, Bone BolangoSulawesi Tengah: Gedung Observasi, DonggalaMaluku: Halaman Samping Rumah Dinas Wakil Gubernur, AmbonMaluku Utara: Pantai Ropu Tengah Balu, Halmahera BaratPapua: The Hele’yo Yobeh, Sentani, JayapuraPapua Barat: Hotel Kota Sorong.

    (kny/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kapan Idulfitri 2025 Menurut Muhammadiyah? Cek di Sini

    Kapan Idulfitri 2025 Menurut Muhammadiyah? Cek di Sini

    loading…

    Kapan Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah? Jadwal Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah diulas di artikel ini. Ilustrasi/Dok SindoNews

    JAKARTA – Kapan Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah? Jadwal lengkap Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah akan diulas di artikel ini.

    Setiap tahun, penetapan Idulfitri dinantikan umat Islam. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan jadwal Idulfitri sejak jauh-jauh hari. Sementara, pemerintah biasanya akan melakukan pemantauan hilal dan sidang isbat untuk menentukan kapan Idulfitri.

    Idulfitri 2025 menurut Muhammadiyah
    Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Itu artinya, Idulfitri akan berlangsung pada Senin, 31 Maret 2024 atau lima hari lagi.

    Penetapan ini berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengatakan penetapan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

    Menurut Sayuti, terkait dengan bulan Syawal 1446 Hijriah, pada hari Sabtu Kliwon 29 Ramadan 1446 Hijriyah yang bertepatan dengan 29 Maret 2025, ijtimak jelang Syawal 1446 Hijriah terjadi pada pukul 17 lebih 59 menit dan 51 detik WIB.

    “Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk Yogyakarta yaitu minus 1 derajat 59 menit 4 detik, hilal belum wujud. Pada saat matahari terbenam Sabtu 29 Maret 2025 Masehi itu di seluruh wilayah Indonesia bulan berada di bawah ufuk, hilal belum wujud, karena itu umur bulan Ramadan 1446 Hijriah disempurnakan atau istikmal menjadi 30 hari,” katanya, Rabu Rabu (12/2/2025).

    Karena itu, Sayuti mengungkapkan bahwa di wilayah Indonesia Idulfiitri 1 Syawal 1446 Hijriah, jatuh pada hari Senin Pahing 31 Maret 2025.

    Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat (Penetapan) awal 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu, 29 Maret 2025. Sidang ini akan menentukan Idulfitri 1446 H.

    “29 Maret (Sidang Isbat),” ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abu Rokhmad singkat saat dikonfirmasi iNews Media Group, Kamis (6/3/2025).

    (zik)

  • KAI Berangkatkan 849.598 Pemudik Selama 5 Hari Angkutan Lebaran 2025

    KAI Berangkatkan 849.598 Pemudik Selama 5 Hari Angkutan Lebaran 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah memberangkatkan 849.598 penumpang di Pulau Jawa dan Sumatra selama lima hari pertama masa angkutan Lebaran 2025, yakni pada periode 21–25 Maret 2025. 

    Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa tingginya minat masyarakat terhadap layanan kereta api terlihat dari angka tersebut. Untuk mendukung kelancaran arus mudik, KAI menyediakan total kapasitas 4.591.510 tempat duduk selama periode 21 Maret–11 April 2025. 

    “Dari jumlah itu, 3.443.832 kursi dialokasikan untuk Kereta Api Jarak Jauh [KAJJ], sementara 1.147.678 kursi untuk Kereta Api Lokal,” kata Anne, Rabu (26/3/2025). 

    Stasiun-stasiun utama dengan volume penumpang tertinggi selama periode ini meliputi Pasar Senen, Gambir, Yogyakarta, Semarang Poncol, Surabaya Gubeng, Semarang Tawang, Surabaya Pasar Turi, Bekasi, Lempuyangan, dan Malang.  

    Hingga 26 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, total penjualan tiket mencapai 2.982.747 tiket atau sekitar 64,96% dari kapasitas yang tersedia.

    Dari jumlah tersebut, 2.740.805 tiket merupakan KA Jarak Jauh dengan tingkat okupansi 79,59%, sementara tiket KA Lokal yang terjual sebanyak 241.942 tiket atau 21,08% dari total kapasitas.  

    Anne menambahkan bahwa penjualan tiket KA Lokal cenderung meningkat menjelang keberangkatan karena kebiasaan masyarakat yang membeli tiket secara spontan.  

    Relasi dengan Volume Penumpang Tertinggi Selama Lebaran 2025:

    1. Gambir – Yogyakarta: 31.043 penumpang  

    2. Gambir – Semarang Tawang Bank Jateng: 27.575 penumpang  

    3. Yogyakarta – Gambir: 26.950 penumpang  

    4. Semarang Tawang Bank Jateng – Gambir: 24.123 penumpang  

    5. Pasar Senen – Surabaya Pasar Turi: 24.079 penumpang  

    6. Pasar Senen – Lempuyangan: 22.174 penumpang  

    7. Gambir – Cirebon: 21.536 penumpang  

    8. Surabaya Pasar Turi – Pasar Senen: 21.516 penumpang  

    9. Gambir – Bandung: 20.315 penumpang  

    10. Pasar Senen – Kutoarjo: 19.684 penumpang