kab/kota: Yogyakarta

  • Menkop Yakin Bakal Wujudkan Kopdes Merah Putih, walau Mengaku Berat

    Menkop Yakin Bakal Wujudkan Kopdes Merah Putih, walau Mengaku Berat

    Liputan6.com, Bantul – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengakui mewujudkan 80 ribu Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih merupakan pekerjaan sangat berat. Namun dengan bantuan kepala daerah dan kepala desa progresif serta inovatif, Menkop Budi optimis program ini tidak akan gagal.

    Ini disampaikan Menkop Budi saat meresmikan Kopdes Merah Putih milik Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (15/6/2025) siang.

    “Kopdes Merah Putih ini perubahan besar gerakan rakyat menuju ekonomi berkeadilan mewujudkan kemakmuran. Keadilan bukan pemberian, bukan hadiah. Kopdes Merah Putih adalah wujud keadilan itu sendiri,” tegasnya.

    Dengan terwujudnya Kopdes Merah Putih di semua desa di Indonesia, Presiden Prabowo Subianto menurut Menkop Budi Arie ingin menuliskan sejarah. Di mana selama 80 tahun, koperasi Indonesia tidak pernah diurus se-komprehensif dan seserius ini dengan melibatkan 18 kementerian/lembaga.

    Karena diurus secara serius, Budi menegaskan tidak ada kata gagal dalam mewujudkannya, meskipun banyak pihak yang meragukan maupun pesimis.

    “Presiden optimis tidak akan gagal. Saya juga pastikan tidak akan gagal, karena ada kepala daerah dan kepala desa yang progresif dan revolusioner. Kalau sampai gagal, tidak akan ada lagi Kementerian Koperasi dan istilah koperasi hilang dari kamus perekonomian negara ini,” ucapnya.

    Budi menegaskan meski ide sederhana, mewujudkan Kopdes Merah Putih sangatlah berat. Tapi dengan semangat gotong royong maka bisa diwujudkan bersama-sama. Kehadiran Kopdes Merah Putih sekaligus menyempurnakan makna dan kesadaran gotong royong di masyarakat.

    Selama ini, Budi menjelaskan semangat gotong royong di masyarakat hanya bersifat sosial, tidak ada motif ekonominya. Sehingga gotong royong yang motifnya sosial, kemudian disempurnakan dengan motif ekonomi menuju kemakmuran bersama inilah yang dinamakan Pancasila dan jati diri bangsa Indonesia.

    “Kita tidak boleh main-main. Kita harus serius, karena berbicara tentang keadilan sosial bagi masyarakat di pedesaan yang selama ini diperlakukan tidak adil,” kata Budi.

    Kehadiran Kopdes Merah Putih bertujuan menghilangkan resistensi tengkulak, rentenir, kemiskinan ekstrim dan menjadikan ekonomi rakyat mandiri. Keberadaan Kopdes Merah Putih juga mendekatkan akses modal ke desa.

    Mengingat pentingnya program ini, pemerintah disebut Budi tahun depan menjadikan Kopdes Merah Putih masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).

     

    Innalillah, Kecelakaan Maut Kendaraan dan Motor di Bawen Semarang

  • Covid-19 Mengintai, DIY dan Gunungkidul Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kasus

    Covid-19 Mengintai, DIY dan Gunungkidul Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kasus

    Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kasus baru dilaporkan kembali muncul pada akhir Mei 2025 di wilayah kerja Puskesmas Danurejan, Kota Yogyakarta. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengonfirmasi temuan tersebut.

    Pasien terkonfirmasi positif meskipun dengan kategori ringan, cukup menjalani isolasi mandiri di rumah dan telah dinyatakan sembuh. Kondisinya stabil dengan nilai CT (Cycle Threshold) di atas 30, menunjukkan tingkat infeksi yang rendah.

    “Pasien dengan CT Value dibawah 30 artinya kondisi cukup baik, dan saat ini sudah sembuh,” jelas Pembajun.

    Ia juga mengungkapkan bahwa kasus serupa pernah ditemukan di Kabupaten Sleman pada awal tahun ini, dengan pasien yang juga dinyatakan sembuh. Meski demikian, Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) kembali diaktifkan untuk mendeteksi dan merespons potensi kemunculan kasus baru secara cepat.

    “Kita lakukan mitigasi dengan SKDR. Kalau ada gejala influenza yang melonjak, itu jadi perhatian kami,” ungkap Pembajun.

    Dinkes DIY juga telah mengingatkan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat kembali penerapan protokol kesehatan, termasuk edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dinilai mulai diabaikan masyarakat.

    “Saat ini tidak banyak lagi tempat-tempat yang menyediakan cuci tangan. PHBS sudah mulai dilupakan. Padahal, cuci tangan pakai sabun dan penggunaan masker tetap penting, terutama saat sakit atau di kerumunan,” papar Pembajun.

    Lebih lanjut, Seluruh fasilitas layanan kesehatan di DIY, baik milik pemerintah maupun swasta, diminta untuk menyiapkan infrastruktur penanganan. Mereka juga diminta melaporkan data ketersediaan tempat tidur untuk isolasi dan keterisiannya setiap hari melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE).

    “Semua ini dilakukan dalam rangka kewaspadaan dan upaya memproteksi masyarakat dari kemungkinan penularan kembali,” pungkas Pembajun.

  • Kalender Jawa dan Wetonnya, 19 Juni 2025

    Kalender Jawa dan Wetonnya, 19 Juni 2025

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya di mana setiap wilayah menyimpan tradisi khas dan warisan dari masa lampau. Salah satu bentuk budaya yang masih bertahan dan terus digunakan hingga sekarang adalah kalender Jawa.

    Kalender Jawa bukan sekadar alat untuk mencatat waktu melainkan memiliki kedalaman makna yang mencerminkan filosofi dan sisi spiritual masyarakatnya. Salah satu bagian penting dalam sistem ini adalah “weton”.

    Sebagai informasi, weton adalah perpaduan antara hari dalam kalender Masehi dengan siklus lima hari pasaran khas Jawa. Weton sering dijadikan acuan oleh masyarakat untuk menentukan waktu yang dianggap membawa keberuntungan.

    Terutama untuk acara besar seperti saat hendak menikah, memulai usaha baru, berpindah tempat tinggal, atau saat menyambut kelahiran anak. Kepercayaan ini diyakini sebagai bentuk menjaga keselarasan antara kehidupan manusia dengan semesta dan nilai-nilai spiritual.

    Praktik ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jawa menghormati keseimbangan hidup dan keberuntungan. Bahkan di era modern seperti sekarang masih banyak keluarga yang memanfaatkan weton dalam mengambil keputusan penting.

    Menariknya, tradisi ini tidak hanya dijalankan oleh masyarakat di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta saja tetapi juga meluas hingga ke daerah-daerah lain yang memiliki keturunan Jawa.

    Kalangan muda pun mulai tertarik mempelajari kalender ini karena memiliki sisi unik dan mendalam yang mencerminkan identitas budaya yang kuat.

  • Kasus Sertifikat: Tujuh Orang Ditetapkan Tersangka, Mbah Tupon Balik Digugat

    Kasus Sertifikat: Tujuh Orang Ditetapkan Tersangka, Mbah Tupon Balik Digugat

    Liputan6.com, Bantul – Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam kasus penggelapan sertifikat tanah milik Tupon Hadi Suwarno atau Mbah Tupon, Bantul. Tiga tersangka telah ditahan, tiga lainnya diperiksa hari ini, dan satu masih menunggu konfirmasi.

    “Perannya? Saya belum tahu ya perannya apa yang tiga (tersangka), tetapi semuanya terlibat dalam kasus. Tiga tersangka itu Bibit, Triono dan Fitri. Ketiganya ditetapkan ditetapkan sebagai tersangka dalam laporan polisi Nomor 248/2025 atas laporan Heri Setiawan (anak Mbah Tupon),” kata Kapolda DIY Brigjen Anggoro Sukartono, Rabu (18/6/2025).

    Kapolda memastikan penahanan ini dilakukan untuk mempercepat proses penahanan dan penyelesaian kasus seperti yang diharapkan masyarakat. Semua proses penanganan kasus akan berjalan paralel dengan laporan-laporan lainnya yang juga sedang diproses penyidik.

    Saat dihubungi, kuasa tim hukum Mbah Tupon, Sukiratnasari menyatakan berbarengan dengan keluarnya surat pemberitahuan sudah ditetapkannya tersangka dalam kasus jual beli tanah. Mbah Tupon juga turut digugat salah satu tersangka. Sabtu (14/6/2025), Sukiratnasari membenarkan pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan penetapan tersangka dalam kasus jual beli tanah Mbah Tupon dari Polda DIY. “Di antaranya Bibit Rusanto, Triono, Triyono, Fitri Wartini, Indah Fatmawati, Muhammad Ahmadi dan Anhar Rusli. Terkait dengan peran mereka seperti apa, itu menjadi ranah polisi yang menjelaskan,” kata Suki.

    Sukiratnasari menyatakan berbarengan keluarnya surat pemberitahuan pada Rabu (11/6/2026), Mbah Tupon bersama dua tersangka lainnya digugat hukum satu tersangka lainnya, Muhammad Ahmadi di Pengadilan Negeri (PN) Bantul. Selain Mbah Tupon, Triono satu dan notaris Anhar Rusli digugat karena menurutnya proses jual beli tanah itu atas desakan kedua tersangka terakhir yang memastikan pemilik tanah tengah membutuhkan uang. “Ahmadi menilai akibat ketiganya, dia dicap publik sebagai mafia tanah. Sidang perdana akan berlangsung 1 Juli nanti dan kita siap untuk menghadapinya,” ujar Suki.

    Kuasa hukum M Ahmadi, Juni Prasetyo Nugroho, mengatakan gugatan yang diajukan tentang perbuatan melawan hukum. tergugat hanyalah satu orang dan turut tergugat ada tiga orang. “Mbah Tupon turut menjadi subjek utama dan objek utamanya, sebatas sebagai pelengkap syarat formil gugatan. Jadi tidak ada tuntutan hukum terhadap Mbah Tupon,” katanya.

    Dijelaskannya, perbuatan melawan hukum yang diajukan pihaknya terkait dengan kesepakatan lisan yang bertentangan dengan undang-undang. Penggugat saat proses mendasarkan pecah sertifikat menanggapinya sebagai jaminan atau jual beli dengan balik nama.

  • Pemkab Bondowoso Dorong Perhutanan Sosial 9.500 Hektar, Kades Kalianyar: Kami Pesimis!

    Pemkab Bondowoso Dorong Perhutanan Sosial 9.500 Hektar, Kades Kalianyar: Kami Pesimis!

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso terus mendorong percepatan implementasi program perhutanan sosial sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

    Hal itu disampaikan oleh Penjabat Sekretaris Daerah (PJ Sekda) Bondowoso, Anisatul Hamidah, dalam agenda koordinasi bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Rabu (18/6/2025).

    Ia menegaskan bahwa program perhutanan sosial bukan sekadar kebijakan, melainkan bentuk nyata komitmen pemerintah daerah untuk mendampingi masyarakat agar dapat mengakses dan mengelola kawasan hutan secara legal dan berkelanjutan.

    “Konsep perhutanan sosial itu seperti apa, ini adalah komitmen Bapak Bupati agar program ini bisa dinikmati oleh masyarakat,” katanya pasca rakor di ruang Shaba Bina 1 Pemkab Bondowoso.

    Anis berharap semua pihak dapat memanfaatkannya sebaik mungkin. Pemerintah Kabupaten Bondowoso siap mendampingi masyarakat. “Supaya perhutanan sosial ini benar-benar menjadi sarana peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.

    Meski demikian, Anis mengakui bahwa pihaknya masih menunggu kepastian penetapan luasan kawasan hutan yang akan diberikan akses kelola kepada masyarakat.

    Menurutnya, angka luasan sudah disampaikan, tetapi finalisasinya masih menunggu proses dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Besar Perhutanan Sosial (PS) di Yogyakarta.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi, menyoroti pentingnya percepatan implementasi program tersebut di Bondowoso.

    Ia menyebut bahwa hingga saat ini, prosentase pelaksanaan perhutanan sosial di Bondowoso masih nol persen.

    “Perhutanan sosial itu sudah berjalan lama, tetapi regulasinya terus berubah-ubah. Di Bondowoso, implementasinya masih nol persen,” sebutnya.

    Kondisi itu berbeda dengan daerah lain seperti Blitar yang progresnya cepat karena sudah membentuk kelembagaan, seperti Pokja PS. “Itu yang membuat mereka bisa segera bergerak,” jelas Jumadi.

    Ia mendorong agar Pemkab Bondowoso segera mengusulkan pengelolaan kawasan perhutanan sosial seluas 9.500 hektare.

    Jumadi menyebut, saat ini sudah ada tujuh kelompok dari Bondowoso yang tengah dalam proses verifikasi di Jakarta, meskipun surat keputusannya belum terbit.

    Lebih lanjut dijelaskan, perhutanan sosial merupakan kebijakan pemerintah pusat untuk mendistribusikan akses kelola kawasan hutan negara kepada masyarakat.

    Sejak diterbitkannya Keputusan Menteri LHK Nomor 287 Tahun 2022, sebagian hak kelola Perhutani dialihkan kepada masyarakat melalui skema Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK).

    Kebijakan ini membuka ruang bagi kelompok masyarakat, petani hutan, serta desa penyangga untuk terlibat langsung dalam pengelolaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK).

    Potensi ekonomi dari sektor ini dinilai cukup besar jika didukung kelembagaan yang kuat dan pendampingan yang berkelanjutan.

    “Kalau kita ingin bergerak cepat, maka kelembagaannya harus kuat lebih dulu. Pemerintah desa, kelompok tani, dan dinas terkait harus berjalan bersama,” saran Jumadi.

    Dengan luasan potensi 9.500 hektare, maka lahan bakal didistribusikan pengelolaannya ke masyarakat sangat besar.

    “Itu bukan hal kecil. Kalau dikelola dengan benar, bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat sekitar hutan,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Mohammad Faozi, menyampaikan keraguannya terhadap realisasi program ini.

    Ia menyatakan sudah pernah mengajukan usulan perhutanan sosial sejak tahun 2022, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang jelas.

    “Program ini kalau betul-betul ada tindak lanjut dan dikerjakan dengan cepat, sangat membantu kami,” nilainya.

    Namun, ada hal yang mengganggu rasa optimisme bahwa program ini bakal berjalan sukses, terutama di kawasan Kecamatan Sempol/Ijen.

    “Saya pesimis karena sejak 2022 tidak ada hasil. Saya pernah mengurus sampai ke pengukuran titik koordinat dan pengajuan PPKH untuk permukiman, tapi sampai sekarang belum ada kabar. Sudah hampir tiga tahun,” ujarnya.

    Di sisi lain, ia menambahkan, 90 persen warga Desa Kalianyar merupakan petani yang selama ini mengelola lahan yang berpotensial bermasalah, baik milik PTPN XII maupun Perhutani.

    Menurutnya, jika program ini benar-benar berjalan, setidaknya akan memberi kepastian hukum serta meningkatkan pendapatan masyarakat. (awi/ian)

  • PWI Provinsi Yogyakarta Dorong Penetapan Hari Kebudayaan Nasional

    PWI Provinsi Yogyakarta Dorong Penetapan Hari Kebudayaan Nasional

    YOGYAKARTA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Yogyakarta menyatakan dukungan penuh atas usulan penetapan Hari Kebudayaan Nasional setiap 17 Oktober. Dukungan itu disampaikan langsung oleh Ketua PWI DIY, Hudono, saat menerima audiensi Tim 9 Garuda Plus di Kantor PWI DIY, Rabu, 18 Juni 2025.

    Tim 9 Garuda Plus dipimpin oleh Nano Asmorondono, inisiator Hari Kebudayaan Nasional. Ia hadir bersama sejumlah tokoh budaya nasional, antara lain Yani Saptohoedojo, Yati Pesek, Ahmad Charris Zubair, Ariyanto, Isti Sri Rahayu, dan Isti Muryani.

    Dalam pertemuan itu, Hudono menegaskan bahwa PWI Provinsi Yogyakarta mendukung segala inisiatif yang membawa manfaat luas, termasuk pengajuan HKN. Ia menekankan pentingnya peran media dalam memperkuat narasi kebudayaan melalui pemberitaan yang tajam dan bertanggung jawab.

    “Saya sangat mendukung, merespons, dan respect terhadap usulan Hari Kebudayaan Nasional ini,” tegas Hudono.

    Nano Asmorondono menyebut kunjungan ke PWI bukan hanya silaturahmi, tetapi bagian dari langkah membangun sinergi dengan insan pers. Baginya, kebudayaan tak sekadar seni, melainkan mencakup seluruh nilai kehidupan yang membentuk karakter bangsa.

    “Kebudayaan adalah hidup. Ia mencakup adat, kreativitas, nilai, dan ekspresi. Dan itu semua layak dirayakan secara nasional,” ujar Nano.

    Ahmad Charris Zubair menambahkan, kebudayaan membangun harmoni antara manusia, Tuhan, alam, dan sesama. Menurutnya, Hari Kebudayaan Nasional akan menjadi momen kolektif bangsa untuk meneguhkan jati diri dan membangun kepercayaan budaya nasional.

    Tanggal 17 Oktober dipilih sebagai usulan Hari Kebudayaan Nasional karena memiliki dasar historis. Hari itu merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang lambang negara dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”—sebuah simbol penting dalam perjalanan budaya bangsa.

    Dukungan terhadap penetapan Hari Kebudayaan Nasional bukan sekadar wacana. Tim 9 Garuda Plus telah menempuh sejumlah langkah strategis untuk memperkuat legitimasi usulan tersebut. Dimulai pada 18 Januari 2025 dengan menggelar forum kajian bersama Menteri Kebudayaan RI, Tim 9 membuka ruang diskusi awal mengenai urgensi penetapan HKN.

    Langkah itu dilanjutkan dengan penyerahan proposal naskah akademik secara resmi kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada 3 Februari 2025. Dalam momentum itu, Tim 9 menyampaikan argumentasi berbasis kajian ilmiah tentang pentingnya negara memiliki Hari Kebudayaan Nasional yang berpijak pada identitas dan sejarah bangsa.

    Tidak berhenti di situ, pada 21 dan 22 Mei 2025, Tim 9 menggelar forum diskusi kelompok terfokus (FGD) bersama para tokoh budaya dari berbagai daerah. Hasil diskusi ini kemudian dibawa langsung dalam penyampaian resmi ke Kementerian Kebudayaan.

    Sebagai puncaknya, pada 4 Juni 2025 digelar FGD nasional secara daring dan luring. Acara ini difasilitasi oleh anggota Komite III DPD RI DIY, Ahmad Syauqi Soeratno, dan melibatkan lintas pemangku kepentingan dari unsur akademisi, budayawan, hingga tokoh agama dari seluruh Indonesia.

    Di akhir, Hudono menilai perlu ada sosialisasi luas kepada masyarakat, termasuk kepada Ngarso Dalem dan pemangku kepentingan lainnya. Baginya, gagasan ini bukan hanya layak diperjuangkan, tapi juga harus dikawal bersama agar kebudayaan tak sekadar dikenang, tapi dirayakan.

  • Sambut libur sekolah, Daop 6 Yogyakarta hadirkan ikon animasi Jumbo

    Sambut libur sekolah, Daop 6 Yogyakarta hadirkan ikon animasi Jumbo

    ANTARA – KAI Daop 6 Yogyakarta menambah unit Face Recognition Boarding Gate dan menghadirkan ikon film animasi anak di Pintu Timur Stasiun Yogyakarta. Penambahan tersebut untuk menyambut masa libur sekolah yang sebentar lagi tiba. (Imam Prasetyo Nugroho/Rizky Bagus Dhermawan/Gracia Simanjuntak)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Desa Rengel Tuban Jadi Percontohan Nasional Koperasi Merah Putih

    Desa Rengel Tuban Jadi Percontohan Nasional Koperasi Merah Putih

    Tuban (beritajatim.com) – Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban resmi ditetapkan sebagai salah satu dari delapan titik percontohan nasional dalam program Koperasi Desa (Kades) Merah Putih oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Penetapan ini diumumkan dalam acara soft launching program Kades Merah Putih yang dipimpin langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Budi Arie Setiadi, di Yogyakarta, Rabu (18/6/2025).

    Kepala Desa Rengel, Mundir, menyatakan bahwa keterlibatan desanya merupakan bentuk komitmen kuat dalam membangun kemandirian ekonomi desa melalui pemberdayaan koperasi berbasis potensi lokal.

    “Kami siap menjadikan koperasi desa sebagai pusat pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal. Ini bukan hanya prestasi, tapi juga amanah besar,” ungkap Mundir.

    Menurut Mundir, Koperasi Desa Merah Putih Rengel kini telah memiliki 593 anggota aktif dari berbagai kelompok masyarakat. Keaktifan ini menjadi pondasi penting dalam membangun sirkulasi ekonomi desa yang berkelanjutan, partisipatif, dan berbasis gotong royong.

    Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Tuban, Agus Wijaya, juga mengapresiasi langkah progresif Desa Rengel. Ia menyebut bahwa dalam zoom meeting bersama Menteri Koperasi dan UKM RI, Desa Rengel dipuji sebagai contoh koperasi desa dengan struktur keanggotaan dan sistem kerja yang solid.

    “Desa Rengel menurut Menkop merupakan salah satu contoh koperasi yang sudah memiliki anggota yang luar biasa,” terang Agus.

    Agus berharap, kekompakan dan partisipasi aktif seluruh anggota koperasi dapat memperkuat posisi Koperasi Merah Putih Rengel sebagai model koperasi modern. Dengan demikian, koperasi desa ini bisa menjadi penggerak utama jejaring ekonomi antardesa yang inklusif, produktif, dan berdaya saing tinggi.

    “Karena program ini dari desa, oleh desa, dan untuk Indonesia,” pungkasnya. [dya/beq]

  • KAI angkut 39.549 ton avtur untuk suplai Bandara YIA

    KAI angkut 39.549 ton avtur untuk suplai Bandara YIA

    Dengan meningkatnya kebutuhan energi penerbangan di YIA, peran kereta api sebagai tulang punggung distribusi logistik pun kian krusial,

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat telah mengangkut 39.549 ton avtur untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar penerbangan di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) sepanjang periode Januari hingga Mei 2025.

    Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, adanya peningkatan pada volume angkutan bahan bakar pesawat udara (Avtur) dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rewulu yang kemudian akan disuplai ke Bandara YIA.

    “Selama Januari hingga Mei 2025, total Avtur yang diangkut mencapai 39.549 ton atau 111.990,30 kiloliter (KL), meningkat 12,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 35.243 ton atau 99.797,06 KL,” kata Anne di Jakarta, Rabu.

    Bahan bakar itu berasal dari Kilang Cilacap dan diangkut menggunakan kereta api menuju Rewulu untuk kemudian disuplai ke Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

    Pengangkutan Avtur dilaksanakan secara rutin setiap dua hari sekali dengan satu rangkaian kereta khusus. Moda rel menjadi pilihan strategis karena mampu mengangkut dalam volume besar secara tepat waktu, efisien, dan lebih ramah lingkungan dibanding angkutan jalan raya.

    “Dengan meningkatnya kebutuhan energi penerbangan di YIA, peran kereta api sebagai tulang punggung distribusi logistik pun kian krusial,” ujarnya.

    Menurut Anne, peningkatan volume angkutan Avtur mencerminkan kepercayaan industri terhadap moda kereta api sebagai solusi logistik energi.

    “KAI hadir sebagai moda transportasi yang andal dan berkelanjutan, mendukung ekosistem penerbangan nasional secara menyeluruh,” tuturnya.

    Keterlibatan KAI dalam mendukung konektivitas udara tidak hanya melalui logistik, tetapi juga mobilitas penumpang. Layanan KA Bandara meliputi KA Bandara YIA dan KA Bandara Srilelawangsa di Medan mengalami pertumbuhan positif.

    Sepanjang Januari hingga Mei 2025, jumlah pelanggan KA Bandara mencapai 2.854.707 orang, naik dari 2.237.209 orang pada periode yang sama tahun 2024.

    Pertumbuhan ini, lanjut Anne, tak lepas dari meningkatnya pergerakan masyarakat menuju bandara-bandara utama.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa selama Januari hingga April 2025, sebanyak 58.660 wisatawan mancanegara tiba melalui Bandara YIA.

    “Lonjakan ini turut berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan pasokan Avtur dan aksesibilitas darat yang efisien,” katanya pula.

    Dengan sinergi antara angkutan barang dan penumpang, KAI memainkan peran ganda dalam memperkuat konektivitas antarmoda.

    Di satu sisi, kereta barang menopang rantai pasok energi strategis seperti Avtur. Di sisi lain, KA Bandara menjembatani mobilitas masyarakat menuju pusat-pusat transportasi udara secara cepat dan nyaman.

    “Melalui penguatan layanan logistik dan penumpang ini, KAI terus menegaskan perannya sebagai bagian integral dari sistem transportasi nasional yang andal, terintegrasi, dan berorientasi masa depan,” kata Anne.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Posisi Badan yang Benar saat Akan Melakukan Gerakan Meroda, Begini Tekniknya

    Posisi Badan yang Benar saat Akan Melakukan Gerakan Meroda, Begini Tekniknya

    YOGYAKARTA – Menjaga posisi tubuh dengan tepat saat akan melakukan gerakan meroda merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Meroda termasuk salah satu jenis gerakan dalam senam lantai yang sering diajarkan sejak masa sekolah.

    Dalam senam lantai, beberapa gerakan yang umum dilakukan meliputi guling depan, guling lenting, dan meroda. Ketiga gerakan ini perlu dilakukan dengan teknik yang benar agar terhindar dari risiko cedera.

    Saat melakukan gerakan meroda, posisi tubuh sebaiknya menyamping sesuai arah gerakan. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami posisi badan yang benar saat akan melakukan gerakan meroda. Teknik ini sangat penting guna memaksimalkan gerakan serta mencegah cedera.

    Apa Itu Senam Lantai?

    Sebelum mempelajarinya posisi tubuh gerakan meroda, Anda perlu memahami terlebih dahulu apa itu senam lantai. Secara umum, senam terbagi menjadi enam jenis, yaitu senam artistik, senam ritmik, senam akrobatik, senam aerobik olahraga, senam trampolin, dan senam umum. 

    Di antara jenis-jenis tersebut, senam lantai termasuk salah satu cabang senam yang mencakup berbagai gerakan. Senam ini biasanya dilakukan di permukaan lantai atau di atas matras.

    Senam lantai merupakan rangkaian gerakan yang dilakukan di permukaan datar dengan menggunakan matras sebagai alas. Gerakan dalam senam ini mengandung unsur kelenturan, kekuatan, lompatan, kemampuan menahan posisi, dan keseimbangan tubuh.

    Kemungkinan besar kamu pernah mempraktikkan senam lantai saat masih bersekolah. Umumnya guru olahraga akan menyiapkan matras dan memperagakan beberapa gerakan dasar. Beberapa contoh gerakan dalam senam lantai yang dapat kamu lakukan antara lain adalah guling depan, guling lenting, dan meroda.

    Gerakan Meroda yang Benar

    Menjaga posisi tubuh yang tepat saat hendak melakukan gerakan meroda merupakan aspek yang sangat penting. Gerakan meroda sendiri dilakukan dengan cara memutar tubuh ke arah samping, dimulai dari posisi awal yang menyamping sesuai arah gerakan, bertumpu pada tangan dan kaki selama proses memutar berlangsung.

    Memahami posisi tubuh yang benar saat melakukan gerakan meroda sangat penting agar terhindar dari risiko cedera. Posisi tubuh harus menyamping mengikuti arah gerakan. Mengacu pada buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas VIII, berikut adalah penjelasan mengenai posisi tubuh yang tepat saat melakukan gerakan meroda:

    Posisi Awal

    Posisi tubuh yang tepat saat hendak melakukan gerakan meroda adalah berdiri dengan arah tubuh menyamping mengikuti arah gerakan. Sebelum memulai gerakan, kaki dibuka selebar bahu dan kedua tangan direntangkan menyerong ke atas.

    Gerakan

    Posisi tubuh yang tepat saat akan melakukan gerakan meroda adalah berdiri menyamping sesuai arah gerakan. Setelah tubuh berada dalam posisi yang benar dan rileks, langkah berikutnya adalah menentukan tangan mana yang akan digunakan sebagai awalan. 

    Jika Anda memulai dengan tangan kiri, maka telapak tangan kiri diletakkan terlebih dahulu di atas matras. Selanjutnya kaki kanan diangkat lurus ke atas, disusul dengan meletakkan tangan kanan di matras. Sementara kaki kiri ikut terangkat lurus ke atas.

    Dalam posisi ini, tubuh akan berada dalam keadaan terbalik dengan bertumpu pada kedua tangan. Anda tidak perlu menahan posisi ini terlalu lama. Segera turunkan kaki kanan dengan cepat, diikuti dengan tangan kiri, dan usahakan kaki kiri menjadi yang terakhir menyentuh matras. Teknik ini berlaku untuk yang memulai gerakan dari tangan kiri.

    Akhir Gerakan

    Setelah berhasil menapakkan kaki dan tangan di matras, langkah berikutnya merupakan tahap akhir dari gerakan meroda. Pada tahap ini, tubuh berdiri dengan arah menyamping mengikuti arah gerakan. Posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Kedua lengan kemudian direntangkan ke atas secara menyerong di samping telinga.

    Demikianlah posisi badan yang benar saat akan melakukan gerakan meroda. Teknik tersebut perlu Anda tahu, terutama bagi yang sering melakukan gerakan senam lantai baik di sekolah maupun untuk aktivitas profesional. Baca juga senam lantai yang membutuhkan gerakan keseimbangan, kekuatan, dan kelenturan.

    Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.