BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi hujan lebat yang terjadi pada 5-7 Desember 2025 dan 8-11 Desember 2025.
Pada 5-7 Desember 2025,
hujan lebat
berpotensi terjadi di wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung); Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur); Kalimantan Barat; Maluku Utara; Maluku; Papua Pegunungan; dan Papua Selatan.
Sedangkan pada 8-11 Desember 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Utara; Riau; Jambi; Kepulauan Bangka Belitung; Bengkulu; Lampung; Jawa Barat; Jawa Timur; Nusa Tenggara Barat; Kalimantan Barat; Papua Pegunungan; Maluku Utara (peluang angin kencang); Sulawesi Utara (peluang angin kencang).
Kepala
BMKG
Teuku Faisal Fathani mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul potensi meningkatnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
“Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada tetapi tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas,” ujar Faisal dalam siaran pers, Jumat (5/12/2025).
BMKG mencatat sejumlah daerah masih berpeluang diguyur hujan berintensitas lebat dalam beberapa hari mendatang. Faisal juga mengingatkan agar masyarakat hanya merujuk pada informasi resmi.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi cuaca dari sumber yang tidak resmi,” kata Faisal.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, aktivitas atmosfer berskala global, regional, dan lokal tengah meningkat. Fenomena seperti Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan Madden–Julian Oscillation (MJO) turut memicu pembentukan awan hujan.
“Aktivitas gelombang atmosfer tersebut terutama memperkuat pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata Guswanto.
Selain itu, Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau di timur Filipina juga memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi cuaca ekstrem.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (
Menko PMK
)
Pratikno
mengatakan, pemerintah bersiaga mengantisipasi
potensi hujan lebat
yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah.
Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam konferensi pers penanggulangan bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
“BMKG sudah menyampaikan ada potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini, termasuk di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” jelas Pratikno dalam konferensi pers.
“Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” sambungnya.
Salah satu upaya pemerintah untuk menekan intensitas hujan lebat itu adalah dengan melakukan modifikasi cuaca.
Harapannya, antisipasi yang dilakukan pemerintah dapat menurunkan risiko bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya
cuaca ekstrem
.
“Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” ujar Pratikno.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Yogyakarta
-
/data/photo/2025/12/05/69326a06b3b52.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ricuh Suporter Voli di Kulon Progo Berujung Penusukan, Dua Orang Terluka Termasuk Anak di Bawah Umur Yogyakarta 5 Desember 2025
Ricuh Suporter Voli di Kulon Progo Berujung Penusukan, Dua Orang Terluka Termasuk Anak di Bawah Umur
Tim Redaksi
KULON PROGO, KOMPAS.com
— Keributan antarpedukung pertandingan bola voli di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (18/11/2025) malam berujung insiden penusukan yang menyebabkan dua orang terluka serius.
Salah satu korban merupakan anak di bawah umur.
Kedua korban yakni NRM (17) asal Padukuhan Jongrangan dan S (39) asal Padukuhan Gunungkelir.
Polisi juga telah menangkap A (26) asal Sokomoyo, Jatimulyo, yang diduga melakukan
penusukan
.
“Akibat dari perbuatan tersebut, Saudara S mengalami luka robek pada pinggang belakang sebelah kanan, sedangkan Saudara NRM mengalami luka perut kiri atas,” kata Kanit Reskrim Polsek Girimulyo, Iptu Suyadi, Jumat (5/12/2025).
Keributan berawal dari pertandingan
voli
antardua padukuhan di Girimulyo.
Awalnya suasana berlangsung meriah, namun berujung ricuh saat suporter saling bersitegang setelah laga dinyatakan usai.
Dalam kekacauan di halaman parkir luar gedung olahraga Padmo Seputro, A diduga melakukan penusukan terhadap dua anggota suporter lawan.
Kedua korban langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Polisi mengolah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi sebelum akhirnya mengarah kepada A. Pelaku ditangkap di wilayah Gamping setelah melarikan diri.
“Dia takut tidak berani pulang. Tertangkap di Gamping,” kata Suyadi.
A mengakui perbuatannya. Menurut Suyadi, penusukan terjadi secara spontan tanpa motif dendam.
“Ini karena emosi. Tersangka tersulut setelah tim voli yang ia dukung kalah. Anak muda gampang tersulut emosi,” ujarnya.
Pelaku diketahui membawa pisau lipat dari rumah dan membuangnya setelah digunakan. Polisi masih mencari senjata tersebut.
Barang bukti yang diamankan berupa pakaian yang digunakan pelaku dan korban.
A dijerat Pasal 80 ayat (1) jo. Pasal 76C UU Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 3 tahun 6 bulan penjara, serta Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman 2 tahun 6 bulan penjara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/05/69326a06b3b52.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ricuh Suporter Voli di Kulon Progo Berujung Penusukan, Dua Orang Terluka Termasuk Anak di Bawah Umur Yogyakarta 5 Desember 2025
Ricuh Suporter Voli di Kulon Progo Berujung Penusukan, Dua Orang Terluka Termasuk Anak di Bawah Umur
Tim Redaksi
KULON PROGO, KOMPAS.com
— Keributan antarpedukung pertandingan bola voli di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (18/11/2025) malam berujung insiden penusukan yang menyebabkan dua orang terluka serius.
Salah satu korban merupakan anak di bawah umur.
Kedua korban yakni NRM (17) asal Padukuhan Jongrangan dan S (39) asal Padukuhan Gunungkelir.
Polisi juga telah menangkap A (26) asal Sokomoyo, Jatimulyo, yang diduga melakukan
penusukan
.
“Akibat dari perbuatan tersebut, Saudara S mengalami luka robek pada pinggang belakang sebelah kanan, sedangkan Saudara NRM mengalami luka perut kiri atas,” kata Kanit Reskrim Polsek Girimulyo, Iptu Suyadi, Jumat (5/12/2025).
Keributan berawal dari pertandingan
voli
antardua padukuhan di Girimulyo.
Awalnya suasana berlangsung meriah, namun berujung ricuh saat suporter saling bersitegang setelah laga dinyatakan usai.
Dalam kekacauan di halaman parkir luar gedung olahraga Padmo Seputro, A diduga melakukan penusukan terhadap dua anggota suporter lawan.
Kedua korban langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Polisi mengolah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi sebelum akhirnya mengarah kepada A. Pelaku ditangkap di wilayah Gamping setelah melarikan diri.
“Dia takut tidak berani pulang. Tertangkap di Gamping,” kata Suyadi.
A mengakui perbuatannya. Menurut Suyadi, penusukan terjadi secara spontan tanpa motif dendam.
“Ini karena emosi. Tersangka tersulut setelah tim voli yang ia dukung kalah. Anak muda gampang tersulut emosi,” ujarnya.
Pelaku diketahui membawa pisau lipat dari rumah dan membuangnya setelah digunakan. Polisi masih mencari senjata tersebut.
Barang bukti yang diamankan berupa pakaian yang digunakan pelaku dan korban.
A dijerat Pasal 80 ayat (1) jo. Pasal 76C UU Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 3 tahun 6 bulan penjara, serta Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman 2 tahun 6 bulan penjara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Laporan Strava Ungkap Gen Z Ganti Doomscrolling dengan Keringat
Jakarta: Laporan tahunan ke-12 Year In Sport: Trend dari aplikasi gaya hidup aktif global, Strava, yang dirilis pada 3 Desember 2025, menyoroti adanya pergeseran budaya yang signifikan, di mana Generasi Z (Gen Z) secara kolektif mulai meninggalkan kebiasaan pasif seperti scrolling di media sosial atau “doomscrolling” dan beralih fokus ke aktivitas fisik di dunia nyata.
Dengan menganalisis miliaran aktivitas dari 180 juta pengguna globalnya dan hasil survei terhadap lebih dari 30.000 responden, laporan tersebut menemukan bahwa Gen Z kini memprioritaskan koneksi nyata, kebugaran, dan komunitas.
Data menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya bergerak lebih banyak, tetapi juga mengalokasikan waktu dan uang mereka untuk kebugaran. Sebanyak 65% Gen Z mengaku terdampak inflasi, namun 30% dari mereka berencana meningkatkan pengeluaran untuk menjaga kebugaran pada tahun 2026.
Bahkan, prioritas finansial Gen Z sangat jelas: 64% lebih memilih mengalokasikan uang untuk membeli perlengkapan olahraga dibandingkan untuk berkencan. Minat pada kencan aktif pun meningkat, dengan 46% responden menyatakan “boleh banget” menjadikan aktivitas olahraga sebagai pilihan kencan pertama.
“Sebagai kelompok dengan pertumbuhan tercepat di Strava, kami melihat Gen Z mencari pengalaman nyata, bukan waktu layar yang lebih panjang,” ujar Michael Martin, CEO Strava. Ia menambahkan bahwa lebih dari setengah Gen Z berencana lebih sering menggunakan Strava pada 2026, sementara penggunaan platform lain seperti Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang.
Meskipun lari tetap menjadi olahraga paling populer di Strava, tren aktivitas lain, seperti berjalan kaki dan latihan beban, menunjukkan pertumbuhan signifikan di kalangan anak muda.
Lari dan Race: Gen Z 75% lebih sering menjadikan race atau event sebagai motivasi utama berolahraga dibandingkan dengan Gen X.
Latihan Beban: Gen Z tercatat dua kali lebih mungkin daripada Gen X untuk menjadikan latihan beban sebagai olahraga utama, dengan peningkatan jumlah Gen Z yang berlatih angkat beban untuk membentuk tubuh mencapai 61% lebih banyak dibanding Gen X. Tren ini juga kuat di kalangan perempuan, yang 21% lebih mungkin untuk merekam aktivitas Latihan Beban di Strava pada 2025 dibandingkan laki-laki.
Komunitas: Jumlah Klub baru di Strava hampir naik empat kali lipat pada 2025, mencapai total 1 juta klub. Klub hiking (5,8x) dan klub lari (3,5x) adalah yang paling pesat pertumbuhannya, menandakan peralihan dari komunitas daring ke pertemuan tatap muka.Pola Aktivitas Unik di Indonesia
Laporan ini juga mengungkap data menarik dari Indonesia:Wilayah Teraktif: Sulawesi Utara menjadi wilayah paling aktif di Indonesia dengan median langkah harian terbanyak secara nasional (5.392 langkah), disusul Banten (5.342) dan Sulawesi Selatan (5.308).
Pola Pagi di Yogyakarta: Secara global, kota Yogyakarta dinobatkan sebagai kota dengan pengguna yang paling banyak bergerak di pagi hari, dengan 55,4% aktivitas dilakukan antara pukul 4–7 pagi.
Gaya Berjalan: Sulawesi Tenggara memimpin sebagai wilayah dengan pejalan kaki tercepat di Indonesia (pace rata-rata 00.12.37/km), sementara Nusa Tenggara Timur menjadi juara dalam jangkauan jarak rata-rata (3,9 km per sesi).
Dengan tren yang semakin menguat, Gen Z tidak hanya mengubah kebiasaan individu tetapi juga membentuk ulang tatanan sosial, menjadikan aktivitas fisik dan koneksi komunitas sebagai inti dari gaya hidup masa depan.
Jakarta: Laporan tahunan ke-12 Year In Sport: Trend dari aplikasi gaya hidup aktif global, Strava, yang dirilis pada 3 Desember 2025, menyoroti adanya pergeseran budaya yang signifikan, di mana Generasi Z (Gen Z) secara kolektif mulai meninggalkan kebiasaan pasif seperti scrolling di media sosial atau “doomscrolling” dan beralih fokus ke aktivitas fisik di dunia nyata.
Dengan menganalisis miliaran aktivitas dari 180 juta pengguna globalnya dan hasil survei terhadap lebih dari 30.000 responden, laporan tersebut menemukan bahwa Gen Z kini memprioritaskan koneksi nyata, kebugaran, dan komunitas.
Data menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya bergerak lebih banyak, tetapi juga mengalokasikan waktu dan uang mereka untuk kebugaran. Sebanyak 65% Gen Z mengaku terdampak inflasi, namun 30% dari mereka berencana meningkatkan pengeluaran untuk menjaga kebugaran pada tahun 2026.Bahkan, prioritas finansial Gen Z sangat jelas: 64% lebih memilih mengalokasikan uang untuk membeli perlengkapan olahraga dibandingkan untuk berkencan. Minat pada kencan aktif pun meningkat, dengan 46% responden menyatakan “boleh banget” menjadikan aktivitas olahraga sebagai pilihan kencan pertama.
“Sebagai kelompok dengan pertumbuhan tercepat di Strava, kami melihat Gen Z mencari pengalaman nyata, bukan waktu layar yang lebih panjang,” ujar Michael Martin, CEO Strava. Ia menambahkan bahwa lebih dari setengah Gen Z berencana lebih sering menggunakan Strava pada 2026, sementara penggunaan platform lain seperti Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang.
Meskipun lari tetap menjadi olahraga paling populer di Strava, tren aktivitas lain, seperti berjalan kaki dan latihan beban, menunjukkan pertumbuhan signifikan di kalangan anak muda.
Lari dan Race: Gen Z 75% lebih sering menjadikan race atau event sebagai motivasi utama berolahraga dibandingkan dengan Gen X.
Latihan Beban: Gen Z tercatat dua kali lebih mungkin daripada Gen X untuk menjadikan latihan beban sebagai olahraga utama, dengan peningkatan jumlah Gen Z yang berlatih angkat beban untuk membentuk tubuh mencapai 61% lebih banyak dibanding Gen X. Tren ini juga kuat di kalangan perempuan, yang 21% lebih mungkin untuk merekam aktivitas Latihan Beban di Strava pada 2025 dibandingkan laki-laki.
Komunitas: Jumlah Klub baru di Strava hampir naik empat kali lipat pada 2025, mencapai total 1 juta klub. Klub hiking (5,8x) dan klub lari (3,5x) adalah yang paling pesat pertumbuhannya, menandakan peralihan dari komunitas daring ke pertemuan tatap muka.Pola Aktivitas Unik di Indonesia
Laporan ini juga mengungkap data menarik dari Indonesia:Wilayah Teraktif: Sulawesi Utara menjadi wilayah paling aktif di Indonesia dengan median langkah harian terbanyak secara nasional (5.392 langkah), disusul Banten (5.342) dan Sulawesi Selatan (5.308).
Pola Pagi di Yogyakarta: Secara global, kota Yogyakarta dinobatkan sebagai kota dengan pengguna yang paling banyak bergerak di pagi hari, dengan 55,4% aktivitas dilakukan antara pukul 4–7 pagi.
Gaya Berjalan: Sulawesi Tenggara memimpin sebagai wilayah dengan pejalan kaki tercepat di Indonesia (pace rata-rata 00.12.37/km), sementara Nusa Tenggara Timur menjadi juara dalam jangkauan jarak rata-rata (3,9 km per sesi).
Dengan tren yang semakin menguat, Gen Z tidak hanya mengubah kebiasaan individu tetapi juga membentuk ulang tatanan sosial, menjadikan aktivitas fisik dan koneksi komunitas sebagai inti dari gaya hidup masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(MMI)
-

Peter Carey Ulas Situasi Menjelang Perang Jawa Lewat Dua Buku Penting
Jakarta: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) kembali menghidupkan diskusi sejarah melalui peluncuran dua buku penting yang membahas masa-masa genting sebelum meletusnya Perang Jawa 1825.
Diskusi ini menghadirkan langsung sejarawan terkemuka Peter Carey, yang dikenal luas lewat riset panjangnya tentang Pangeran Diponegoro.
Acara tersebut membedah Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan dan buku terbaru Carey, Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825.
Dua buku miliki sudut pandang menjelang konflik besar
Buku Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan merupakan autobiografi modern Jawa pertama yang ditulis Diponegoro dalam bentuk tembang macapat saat diasingkan di Manado. Buku ini menggambarkan perjalanan hidup sang pangeran sekaligus dinamika sosial politik yang melingkupi masanya.
Sedangkan buku Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825 menyajikan sudut pandang pelukis asal Belgia, A.A.J. Payen yang merekam pengalamannya ketika terjebak di Yogyakarta pada 20 Juli 1825, hari-hari sebelum pecahnya Perang Jawa.
Diskusi yang berlangsung di Creative Space, Gramedia Jalma, menghadirkan tiga narasumber yaitu Peter Carey, sejarawan sekaligus penulis buku; Helene Njoto, sejarawan seni dan arsitektur periode Islam dan kolonial awal; dan Aminudin TH Siregar, dosen FSRD ITB. Ketiganya menggali hubungan antara dua buku tersebut dan bagaimana karya Payen dan Diponegoro menyajikan potret kondisi sosial yang bergejolak.
Peter Carey menegaskan adanya keterkaitan antara dua buku tersebut dalam menggambarkan situasi sebelum pecahnya perang. Menurutnya, Payen memiliki sudut pandang unik sebagai seniman yang merekam kegelisahan masyarakat maupun buruknya administrasi kolonial.
“Tidak jauh dari pengalaman kita pada masa sekarang ya. Situasi tentang korupsi yang masif dan terstruktur di dalam tubuh pemerintah. Isu dari pengaruh dari luar kolonial dan juga bagaimana budaya dan kepribadian Jawa diremehkan oleh kekuatan baru yaitu kekuatan kolonial. Jadi bagaimana respons ya,” kata Carey.
Dia juga memaparkan, kedua buku itu memperlihatkan bagaimana cepat dan bisa bergulir pecah perang Diponegoro.
“Saat Payong ada di lapangan, dia datang ke Jogja untuk memperbaiki gedung agung yang rusak berat oleh salah satu gempa bumi. Dan dalam hitungan dua minggu, tiga minggu sudah pecah perang Diponegoro. Dan dia bisa dengan sangat cermat dan dengan jeli dari seorang seniman, bisa mengkisahkan yang cara yang sangat hidup bagi kita. Apa sebenarnya arus dan bagaimana terjadi satu perang yang begitu dahsyat dan begitu tiba-tiba,” papar Carey.
Jakarta: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) kembali menghidupkan diskusi sejarah melalui peluncuran dua buku penting yang membahas masa-masa genting sebelum meletusnya Perang Jawa 1825.
Diskusi ini menghadirkan langsung sejarawan terkemuka Peter Carey, yang dikenal luas lewat riset panjangnya tentang Pangeran Diponegoro.
Acara tersebut membedah Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan dan buku terbaru Carey, Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825.
Dua buku miliki sudut pandang menjelang konflik besar
Buku Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan merupakan autobiografi modern Jawa pertama yang ditulis Diponegoro dalam bentuk tembang macapat saat diasingkan di Manado. Buku ini menggambarkan perjalanan hidup sang pangeran sekaligus dinamika sosial politik yang melingkupi masanya.
Sedangkan buku Catatan Perjalananku ke Yogyakarta 1825 menyajikan sudut pandang pelukis asal Belgia, A.A.J. Payen yang merekam pengalamannya ketika terjebak di Yogyakarta pada 20 Juli 1825, hari-hari sebelum pecahnya Perang Jawa.
Diskusi yang berlangsung di Creative Space, Gramedia Jalma, menghadirkan tiga narasumber yaitu Peter Carey, sejarawan sekaligus penulis buku; Helene Njoto, sejarawan seni dan arsitektur periode Islam dan kolonial awal; dan Aminudin TH Siregar, dosen FSRD ITB. Ketiganya menggali hubungan antara dua buku tersebut dan bagaimana karya Payen dan Diponegoro menyajikan potret kondisi sosial yang bergejolak.
Peter Carey menegaskan adanya keterkaitan antara dua buku tersebut dalam menggambarkan situasi sebelum pecahnya perang. Menurutnya, Payen memiliki sudut pandang unik sebagai seniman yang merekam kegelisahan masyarakat maupun buruknya administrasi kolonial.
“Tidak jauh dari pengalaman kita pada masa sekarang ya. Situasi tentang korupsi yang masif dan terstruktur di dalam tubuh pemerintah. Isu dari pengaruh dari luar kolonial dan juga bagaimana budaya dan kepribadian Jawa diremehkan oleh kekuatan baru yaitu kekuatan kolonial. Jadi bagaimana respons ya,” kata Carey.
Dia juga memaparkan, kedua buku itu memperlihatkan bagaimana cepat dan bisa bergulir pecah perang Diponegoro.
“Saat Payong ada di lapangan, dia datang ke Jogja untuk memperbaiki gedung agung yang rusak berat oleh salah satu gempa bumi. Dan dalam hitungan dua minggu, tiga minggu sudah pecah perang Diponegoro. Dan dia bisa dengan sangat cermat dan dengan jeli dari seorang seniman, bisa mengkisahkan yang cara yang sangat hidup bagi kita. Apa sebenarnya arus dan bagaimana terjadi satu perang yang begitu dahsyat dan begitu tiba-tiba,” papar Carey.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(ANN)
-

OVO blokir lebih dari 7.000 akun yang digunakan untuk judi online
Jakarta (ANTARA) – Platform pembayaran digital PT Visionet Internasional (OVO) berkomitmen memberantas praktik judi online (judol) dengan memblokir lebih dari 7.000 akun melalui Gerakan Bareng Ungkap Judi Online (Gebuk Judol).
Program tersebut diselenggarakan dalam dua kali yakni pada Februari-Maret 2025 dan Juli-Agustus 2025.
“Hasilnya cukup baik, tapi saya yakin masih banyak pekerjaan rumah yang kita bisa terus kejar untuk memberantas judol di Indonesia,” ucap Chief Operating Officer OVO Eddie Martono di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan, program yang dijalankan melalui kolaborasi bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta masyarakat tersebut juga berhasil menurunkan aktivitas transaksi terkait judi online hingga 97 persen.
Ia mengatakan, validitas laporan masyarakat terkait akun terindikasi judi online mencapai 91 persen, yang artinya 9 dari 10 laporan yang masuk terbukti benar dan langsung ditindaklanjuti.
Tidak hanya menggencarkan upaya pemberantasan aktivitas ilegal tersebut, pihaknya juga memperluas penyelenggaraan program literasi keuangan.
Eddie mengatakan bahwa inklusi keuangan tanpa literasi yang cukup dapat berisiko disalahgunakan. Untuk mengurangi risiko tersebut, pihaknya pun menggelar Fintech Academy yang telah menjangkau lebih dari 5 ribu mahasiswa di berbagai universitas melalui kuliah umum hingga program magang.
Ia menyatakan, pihaknya juga mendukung program prioritas pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan berkontribusi senilai lebih dari 1 juta dolar AS (Rp16,62 miliar, kurs per Rabu = Rp16.625) sejak September 2024.
Program tersebut telah menjangkau lebih dari 4.500 murid dan guru di berbagai daerah, termasuk Kulon Progo (Yogyakarta), Kebumen (Jawa Tengah), hingga sekolah berkebutuhan khusus di Banten.
Perseroan bekerja sama dengan mitra UMKM dan pengemudi untuk menyediakan paket makanan bergizi tersebut serta memastikan pengadaaan tersebut dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) atau Prosedur Operasional Standar yang berlaku.
“Dampaknya (dukungan OVO terhadap program MBG) itu tidak hanya terhadap siswa ataupun sekolah tersebut… tapi juga di sini kami bekerja sama dengan UMKM sebagai penyedia dari makanannya dan juga mitra pengemudi yang mengantarkan makanan tersebut,” ujar Eddie Martono.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/07/14/6874b7a063757.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/01/692d2349c6f1c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1274136/original/099210000_1466834500-20160625-Truk-Dilarang-Masuk-Tol-Dalam-Kota-Jakarta-HA1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)