kab/kota: Yerusalem

  • Ahli Hidupkan Pohon Alkitab dari Biji Misterius Berusia 1.000 Tahun

    Ahli Hidupkan Pohon Alkitab dari Biji Misterius Berusia 1.000 Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mencari sumber potensial obat-obatan berbasis molekuler baru, para peneliti berhasil menghidupkan kembali pohon dari benih misterius berusia 1.000 tahun yang ditemukan di Gurun Yudea. Adapun, pohon ini berasal dari varietas yang telah lama hilang dan diketahui memiliki khasiat bagi kesehatan.

    Mereka mempelajari evolusi dan keanekaragaman genetiknya, yang suatu hari nanti dapat membantu manusia mendapatkan manfaat dari spesies yang telah lama hilang itu.

    Melansir CNN Internasional (20/9/2025), pada tahun 1980-an, para arkeolog telah menemukan benih murni berusia 1.000 tahun di sebuah gua di Gurun Yudea. Puluhan tahun kemudian, Dr. Sarah Sallon, pendiri Pusat Penelitian Pengobatan Alami Louis L. Borick di Yerusalem, membentuk tim ahli berbeda yang menanam benih tersebut untuk melihat apa yang akan terjadi.

    Yang mengejutkan para peneliti, lima minggu kemudian muncul tunas kecil. Dari fragmen tanaman, peneliti menemukan fakta bahwa benih itu berusia 1.000 tahun.

    Hebatnya, pohon itu tumbuh subur dan sekarang tingginya mencapai 3 meter, meskipun tidak pernah berbunga atau menghasilkan buah.

    Sallon mengatakan ada kemungkinan pohon itu merupakan sumber “tsori” yang disebutkan dalam Alkitab, yakni ekstrak tanaman obat yang dikaitkan dengan wilayah bersejarah Gilead di utara Laut Mati di Lembah Rift Yordania, wilayah pegunungan dan hutan yang dibudidayakan secara intensif dan kini menjadi bagian dari Yordania.

    Temuan itu dipublikasikan tim Pusat Penelitian Pengobatan Alami Louis L. Borick dari Pusat Medis Hadassah University, Yerusalem dalam jurnal Communications Biology pada 10 September 2024.

    Pohon Alkitab

    Berdasarkan penelitian sejarah, Sallon punya firasat bahwa pohon itu mungkin merupakan tanaman yang disebut dalam teks-teks kuno dari wilayah tersebut, termasuk Alkitab, atau digambarkan sebagai Balsam Yudea.

    Getah harum yang dipanen dari pohon tersebut sangat dicari dan diekspor ke seluruh dunia pada saat itu.

    “Kami menanamnya pada tahun 2010 (dan) sekarang sudah tahun 2024. Mengapa kami menunggu begitu lama (untuk menerbitkan penelitian)? Karena saya ingin memastikan bahwa itu bukan Balsam Yudea. Dan bagaimana saya bisa tahu pasti? Dengan menciumnya,” kata Sallon.

    Namun, pohon yang masih berkerabat dengan pohon mur yang terkenal dengan getahnya, tidak pernah mengeluarkan aroma apa pun. Setelah tanaman itu berumur sekitar 3 tahun, tim melakukan analisis fitokimia pada getah, daun, dan cabangnya untuk menguji senyawa aromatik, seperti yang ditemukan dalam mur.

    “Berdasarkan semua hal ini, itu bukanlah balsam Yudea, melainkan sepupu dekatnya, dan salah satu Commiphora nonaromatik yang merupakan gudang harta karun senyawa obat,” ungkapnya.

    Karena adanya senyawa penyembuh tersebut, Sallon dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa pohon itu mungkin merupakan sumber balsem obat yang dikenal sebagai tsori.

    Menurut Dr. Louise Colville, pemimpin penelitian senior dalam bidang biologi benih dan stres di Royal Botanic Gardens, Kew, di London mengatakan bahwa benih dengan masa hidup yang luar biasa seperti itu sangat langka.

    “Yang mengejutkan dalam cerita ini adalah itu hanya satu benih dan bisa memiliki satu kesempatan untuk berkecambah adalah keberuntungan yang luar biasa,” papar Colville.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Tangkap Khatib Masjid Al-Aqsa Usai Salat Jumat

    Israel Tangkap Khatib Masjid Al-Aqsa Usai Salat Jumat

    Yerusalem

    Polisi Israel menangkap khatib Masjid Al-Aqsa, Syekh Mohammad Sarandah, tak lama setelah salat Jumat. Syekh Sarandah kemudian dibebaskan tak lama setelah penangkapan.

    Dilansir Kantor Berita Turki Anadolu Agency, Jumat (19/9/2025), penangkapan ini diungkap oleh Wakaf Islam Yerusalem. Mereka menyebut usai dibebaskan, Syekh Sarandah dilarang polisi Israel masuk Masjid Al-Aqsa selama satu pekan.

    Dalam pernyataan singkatnya, Wakaf mengatakan larangan tersebut dapat diperpanjang tetapi tidak memberikan alasan penangkapan.

    Tidak ada komentar langsung dari otoritas Israel mengenai penangkapan ini.

    Para pengamat mencatat bahwa otoritas Israel umumnya melarang para ulama masjid untuk berbicara tentang serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Sejak dimulainya serangan, lebih dari 65.100 warga Palestina telah tewas. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, dengan ratusan ribu orang mengungsi dan kelaparan telah merenggut setidaknya 440 nyawa, termasuk 147 anak-anak.

    (lir/wnv)

  • Israel Gali Situs Arkeologi Diduga Tempat Makam Nabi

    Israel Gali Situs Arkeologi Diduga Tempat Makam Nabi

    Jakarta

    Sekelompok arkeolog mulai melakukan penggalian di Khirbet Tibnah di Tepi Barat, Israel pada Agustus 2022. Di sana ada sebuah situs di mana manusia menetap sekitar empat ribu tahun dan yang diyakini sebagai tempat tinggal dan dimakamkannya Nabi Yosua (dalam ajaran Kristen) alias Nabi Yusya (dalam ajaran Islam).

    Nabi Yusya adalah sosok yang disebut dalam Hadits Nabi Muhammad SAW, Alkitab, dan Tanakh. Dia adalah murid Nabi Musa dan sosok yang mewarisi kepemimpinannya atas Bani Israil sepeninggalnya. Dalam ajaran Yahudi dan Kristen, sosok ini disebut Yosua.

    Penggalian dipimpin oleh Dr Dvir Raviv dan mahasiswa dari Department of Land of Israel Studies and Archaeolog Bar-Ilan, bersama dengan sukarelawan dari Israel dan luar negeri.

    Khirbet Tibnah terletak di sebuah bukit di barat daya wilayah Samaria, timur Shoham dekat Halamish. Situs ini dihuni dari Zaman Perunggu hingga awal periode Ottoman, menurut Bar-Ilan.

    Dikutip dari The Jerusalem Post, situs ini juga diidentifikasi sebagai Timnat-sini atau Timnat-serah, sebuah kota yang menurut Kitab Yosua, diberikan oleh orang Israel kepada sang nabi dan di mana dia tinggal dan dimakamkan. Makam Caleb juga diyakini berada di situs tersebut.

    Situs ini disurvei pada tahun 1800-an dan disebutkan dalam sejumlah dokumen sejarah. Sisa-sisa dari periode Alkitab, periode Hasmonean, periode Romawi dan periode Ottoman, ditemukan di situs ini sepanjang tahun 1900-an.

    Pemetaan rinci situs dilakukan oleh Raviv pada tahun 2015. Ia membuat sketsa makam, mengumpulkan pecahan tembikar dan mendokumentasikan berbagai sisa-sisa dan gua pemakaman. Temuan ini menunjukkan bukti keberadaan pemukiman Yahudi di daerah tersebut di masa lalu.

    Penggalian arkeologi pertama Khirbet Tibnah

    Khirbet Foto: Israel Antiquities Authority

    Sementara survei dilakukan di permukaan, ini adalah penggalian arkeologi pertama di Khirbet Tibnah. Pekan lalu, selama persiapan dan survei yang dilakukan di situs puncak bukit menjelang pembukaan musim penggalian, para arkeolog menemukan sejumlah artefak, termasuk kepala tombak Romawi yang berasal dari abad ke-2 Masehi. Ujung tombaknya bengkok, menandakan benda itu mengenai sesuatu.

    “Mungkin ini adalah bukti perjuangan. Pada titik ini, kami hanya bisa menebak,” kata Raviv dalam pernyataan pers Bar-Ilan, seraya menambahkan bahwa penemuan senjata Romawi dianggap langka di Israel.

    “Biasanya, temuan jenis ini ditemukan di gua-gua penampungan yang digunakan oleh para pemberontak tentara Romawi. Dalam penggalian saat ini, saya harap kita dapat menghubungkan temuan itu dengan kehadiran militer Romawi atau dengan pemberontakan Bar Kochba,” sambungnya.

    Tembikar dan 18 koin juga ditemukan di situs tersebut, dengan empat koin terawetkan dengan cukup baik untuk memungkinkan identifikasi. Salah satu koin adalah koin Romawi dari tahun 58-59 M, sementara yang lain adalah koin perak dari periode Mamluk (1260-1277) yang di atasnya terpampang patung singa. Sosok singa adalah simbol dari Sultan Baibars Mamluk.

    “Daerah ini adalah yang terbesar dan paling mudah diakses di antara Yerusalem dan Samaria. Selain itu, ini adalah ibu kota sebuah distrik dan merupakan situs benteng penting selama banyak periode,” kata Raviv.

    Dia menambahkan, tujuan proyek penggalian ini adalah untuk memahami garis besar arsitektur pemukiman: apakah memang dibentengi seperti yang dijelaskan dalam sumber.

    “Siapa yang tinggal di sana pada periode pra-Hasmonean? Apakah pemukiman menyebar di luar puncak gundukan, menuju lereng? Akankah kita menemukan barang-barang di dalamnya yang dapat dikaitkan dengan kehadiran militer di periode yang berbeda? Tampaknya Khirbet Tabna akan menghasilkan temuan yang signifikan dan menarik,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video POV: Lihat Langsung Koleksi Artefak Bersejarah di BRIN”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/rns)

  • Ratusan Demonstran Kepung Rumah Netanyahu di Yerusalem Buntut Serangan ke Gaza

    Ratusan Demonstran Kepung Rumah Netanyahu di Yerusalem Buntut Serangan ke Gaza

    Jakarta

    Ratusan orang menggelar aksi demonstrasi di luar kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Mereka menuduh Netanyahu menolak gencatan senjata dan justru meningkatkan serangan di wilayah tersebut.

    Dilansir Aljazeera, Kamis (18/9/2025) ratusan demonstran itu termasuk anggota keluarga warga Israel yang ditawan Hamas. Para demonstran telah berunjuk rasa di lokasi yang sama dalam beberapa malam terakhir.

    Demonstrasi juga sebagai respons atas meningkatnya serangan di Kota Gaza yang mereka khawatirkan dapat membahayakan nyawa orang-orang yang mereka cintai.

    Seperti diketahui, Israel mengumumkan rute baru “sementara” untuk warga sipil Palestina meninggalkan Kota Gaza, setelah melancarkan serangan darat secara intensif terhadap kota terbesar di Jalur Gaza tersebut. Serangan darat ini dilancarkan usai pengeboman besar-besaran yang diklaim untuk menghancurkan kelompok Hamas.

    Militer Israel mengumumkan pada Selasa (16/9) bahwa pasukan daratnya telah bergerak lebih dalam ke pusat Kota Gaza, setelah sebelumnya melancarkan pengeboman besar-besaran terhadap kota tersebut. Tel Aviv memperkirakan ada sekitar 2.000-3.000 militan Hamas di area tengah Kota Gaza.

    Serangan darat itu dilancarkan Tel Aviv setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan hasil penyelidikannya yang menuduh Israel telah melakukan “genosida” di wilayah Palestina tersebut, dan menyebut Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bersama pejabat senior lainnya telah menghasut genosida.

    Juru bicara militer Israel Avichay Adraee dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (17/9/2025), “mengumumkan pembukaan rute transportasi sementara melalui Jalan Salah al-Din”.

    “Rute tersebut hanya akan dibuka selama 48 jam,” kata Adraee, merujuk pada pembukaan rute transportasi sementara yang dimulai tengah hari pada Rabu (17/9) waktu setempat.

    Hingga saat ini, militer Israel telah mendesak warga sipil Palestina untuk segera meninggalkan Kota Gaza melalui ruas jalanan pesisir menuju ke zona yang mereka sebut sebagai “zona kemanusiaan” yang berada di lebih jauh ke wilayah selatan, termasuk sebagian Al-Mawasi.

    Ruas Jalan Salah al-Din, yang diumumkan oleh militer Israel sebagai rute baru untuk pengungsian, diketahui membentang di wilayah tengah Jalur Gaza, dari bagian utara ke bagian selatan.

    (dek/dek)

  • Nabi Sulaiman Menombak Iblis Ada di Liontin Berumur 1.600 Tahun

    Nabi Sulaiman Menombak Iblis Ada di Liontin Berumur 1.600 Tahun

    Jakarta

    Tim arkeologi di Turki menemukan bandul kalung berusia 1.600 tahun. Gambarnya adalah Nabi Sulaiman menunggang kuda sambil menusuk iblis.

    Bandul kalung ini berumur 1.600 tahun atau dari abad kelima. Benda ini merupakan satu-satunya yang ditemukan di Anatolia, wilayah yang meliputi sebagian besar wilayah Turki modern, hingga saat ini.

    Kedua sisi liontin perunggu tersebut memiliki tulisan dalam bahasa Yunani kuno. Tulisan di sisi Raja Solomon diterjemahkan menjadi, “Tuan kita mengalahkan kejahatan,” sementara sisi lainnya menyebutkan nama empat malaikat yaitu Azrael, Gabriel, Michael, dan Israfil. Dalam Islam mereka disebut Izrail, Jibril, Mikail, dan Israfil.

    “Itu adalah simbol agama dan kekuasaan,” kata Ersin Çelikbaş, arkeolog di Universitas Karabük di Turki yang mengawasi penggalian tersebut, dikutip dari Live Science.

    Bandul kalung itu tampaknya digunakan sebagai jimat yang dianggap dapat melindungi pemiliknya dari kejahatan atau bahaya, tambah Çelikbaş dalam pernyataan resminya.

    Menurut Alkitab Ibrani, Raja Salomo adalah penguasa Israel kuno selama abad ke-10 SM, tetapi hanya ada sedikit bukti arkeologi yang mengonfirmasi kisah Alkitab tersebut. Namun Çelikbaş yakin bahwa artefak tersebut adalah liontin Kristen.

    “Salomo adalah tokoh penting dalam tiga agama suci. Meskipun ia disebut sebagai penguasa dalam Taurat dan Alkitab, ia juga dikenal sebagai nabi dalam Islam. Penggambaran Salomo pada (liontin) ini mengejutkan kami dan mengungkapkan pentingnya artefak tersebut bagi arkeologi Anatolia,” jelasnya.

    Para arkeolog menemukan bandul kalung tersebut selama penggalian di Hadrianopolis, pemukiman kuno di Paphlagonia, sebuah wilayah di Turki utara-tengah di pesisir Laut Hitam, menjadi kota di bawah kekuasaan Romawi.

    Kota ini disebut Hadrianopolis untuk menghormati kaisar Romawi Hadrian, yang memerintah dari 117 hingga 138 M, dan dibangun kembali pada periode Bizantium Awal. Sekarang, kota ini terletak di sekitar kota Karabük.

    Situs kota kuno itu terkenal dengan mosaik hewan dan penggalian telah mengungkap keberadaan pemandian, gereja, benteng, pemakaman, teater, vila, dan bangunan lainnya.

    Tim arkeologi di Turki menemukan bandul kalung berusia 1.600 tahun. Gambarnya adalah Nabi Sulaiman menunggang kuda sambil menusuk iblis. Foto: Universitas Karabük

    Adapun liontin itu ditemukan di sebuah bangunan yang mungkin terkait dengan aktivitas militer, meskipun fungsinya masih belum diketahui.

    “Dalam penggalian kami sebelumnya, kami telah menentukan keberadaan unit kavaleri di sini,” kata Çelikbaş dalam pernyataannya.

    “Nabi Sulaiman juga dikenal sebagai panglima tentara. Kami memahami bahwa ia juga dianggap sebagai tokoh pelindung bagi kavaleri Romawi dan Bizantium di Hadrianopolis,” ujarnya.

    Çelikbaş menduga bandul itu milik seorang prajurit kavaleri. Berdasarkan lapisan arkeologi tempat mereka menemukan liontin tersebut, para arkeolog memperkirakan artefak tersebut berasal dari abad kelima, saat Hadrianopolis menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium.

    Kaisar Konstantinus, yang memerintah beberapa abad setelah Hadrian, kemudian membagi Kekaisaran Romawi menjadi dua, yang berujung pada pembentukan Kekaisaran Bizantium pada 330 M.

    Meskipun liontin tersebut merupakan liontin pertama yang ditemukan di Anatolia, Çelikbaş mengetahui adanya liontin yang sebelumnya ditemukan di Yerusalem.

    “Keberadaan artefak serupa di dua lokasi yang jauh ini menunjukkan bahwa Hadrianopolis merupakan pusat keagamaan penting di zaman kuno,” katanya.

    (rns/rns)

  • Makin Panas! Israel Bombardir Pelabuhan Yaman yang Dikuasai Houthi

    Makin Panas! Israel Bombardir Pelabuhan Yaman yang Dikuasai Houthi

    Sanaa

    Militer Israel menyerang pelabuhan Hodeida yang dikuasai kelompok Houthi di Yaman pada Selasa (16/9) waktu setempat. Tel Aviv mengklaim serangannya menargetkan infrastruktur yang digunakan oleh kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Laporan Al-Masirah TV yang dikelola oleh Houthi, seperti dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), menyebut belasan serangan melanda area pelabuhan tersebut.

    “Sebanyak 12 serangan udara musuh Israel menargetkan pelabuhan Hodeida,” sebut Al-Masirah TV dalam laporannya.

    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataan terpisah menyebut pertahanan udara kelompoknya menghadapi “pesawat musuh Israel yang melancarkan agresi terhadap negara kami”.

    Beberapa waktu terakhir, Israel semakin meningkatkan serangan terhadap Houthi, dengan salah satu serangannya bulan lalu telah menewaskan Perdana Menteri (PM) Ahmed Ghaleb Nasser Al-Rahawi dari pemerintahan Houthi dan hampir separuh kabinetnya.

    Serangan terpisah Tel Aviv pekan lalu, yang disebut menargetkan operasi media Houthi, telah menewaskan puluhan orang.

    Militer Israel merilis peringatan yang mengimbau warga sipil di sekitar Hodeida untuk mengungsi sebelum serangan menghujani area pelabuhan tersebut. Diklaim oleh militer Israel dalam pernyataannya bahwa mereka menyerang “infrastruktur militer milik rezim teroris Houthi” di pelabuhan Hodeida.

    “Beberapa waktu lalu, IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyerang lokasi infrastruktur militer milik rezim teroris Houthi di pelabuhan Hodeida di Yaman,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya itu, militer Israel menuduh Houthi menggunakan pelabuhan tersebut “untuk mentransfer senjata yang dipasok oleh rezim Iran, untuk melancarkan serangan terhadap negara Israel dan sekutu-sekutunya”.

    Seorang sopir truk di pelabuhan Hodeida mengatakan kepada AFP bahwa dirinya telah meninggalkan tempat kerjanya setelah peringatan Israel tersebut.

    “Warga-warga sipil lainnya yang bekerja di sana juga telah pergi,” katanya.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, melontarkan peringatan via media sosial X bahwa Houthi akan “terus menerima pukulan dan membayar harga yang mahal atas setiap upaya menyerang negara Israel”.

    Militer Israel, dalam pernyataan lanjutan, mengatakan pihaknya telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman yang telah memicu sirene serangan udara di area Yerusalem dan di beberapa area lainnya.

    Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan mereka telah menembakkan sebuah rudal balistik yang menargetkan area Jaffa di dekat Tel Aviv. Saree dalam pernyataannya juga mengklaim bahwa serangan drone dilancarkan ke bandara Ramon di wilayah Israel bagian selatan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Gempuran Baru Israel, Ribuan Warga Gaza Terpaksa Mengungsi Lagi

    Gempuran Baru Israel, Ribuan Warga Gaza Terpaksa Mengungsi Lagi

    Israel makin gila membombardir Gaza, Palestina. Ini terjadi Selasa, setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio datang ke Yerusalem, bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan mendukung apa yang kedua sekutu itu sebut “usaha membasmi Hamas”. REUTERS/Mahmoud Issa

  • Israel Mulai Lancarkan Serangan Darat ke Kota Gaza

    Israel Mulai Lancarkan Serangan Darat ke Kota Gaza

    Gaza City

    Militer Israel mulai melancarkan serangan darat terhadap Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, sebelum fajar pada Selasa (16/9) waktu setempat. Serangan darat ini dilancarkan tak lama usai kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio untuk mendukung Israel memusnahkan Hamas.

    Sebelumnya, seperti dilansir AFP, Selasa (16/9/2025), militer Israel melancarkan pengeboman besar-besaran di Kota Gaza saat pasukan darat bergerak lebih dalam ke pusat kota terbesar di daerah kantong Palestina tersebut.

    “Semalam, kami beralih ke fase berikutnya, fase utama dari rencana untuk Kota Gaza… Pasukan telah memperluas aktivitas darat ke benteng utama Hamas di Gaza, yakni Kota Gaza,” kata seorang pejabat militer Israel kepada wartawan.

    “Kami bergerak menuju ke pusat (Kota Gaza),” ucap pejabat militer Israel yang tidak disebut namanya itu.

    Ketika ditanya lebih lanjut apakah pasukan darat Israel telah bergerak lebih dalam ke pusat Kota Gaza, pejabat militer itu menjawab: “Iya.”

    Militer Israel, menurut pejabat militer Tel Aviv tersebut, memperkirakan ada sekitar “2.000-3.000 militan Hamas” yang beroperasi di area tersebut.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, dalam pernyataan terpisah mengatakan bahwa Kota Gaza “terbakar”.

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyerang infrastruktur teroris dengan tangan besi, dan tentara-tentara IDF bertempur dengan gagah berani untuk menciptakan kondisi yang diperlukan bagi pembebasan para sandera dan kekalahan Hamas,” sebutnya.

    Sejumlah saksi mata menuturkan kepada AFP bahwa sebagian besar wilayah Kota Gaza telah hancur akibat pengeboman tanpa henti selama perang berkecamuk dua tahun terakhir.

    “Kami bisa mendengar jeritan mereka,” kata salah satu warga setempat, Ahmed Ghazal, kepada AFP.

    Serangan darat Israel itu dilancarkan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan hasil penyelidikannya yang menuduh Israel telah melakukan “genosida” di wilayah Palestina dan menuding Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu serta para pejabat tinggi Tel Aviv lainnya melakukan penghasutan.

    Sementara itu, Rubio saat berkunjung ke Yerusalem pada Senin (15/9) dan bertemu Netanyahu, menyatakan dukungan kuat untuk Israel, sekutu dekat AS. Ketika bertemu dengan keluarga para sandera di Gaza, Rubio mengakui bahwa Hamas memiliki pengaruh dengan menahan mereka.

    “Jika tidak ada sandera dan tidak ada warga sipil yang menghalangi, perang ini akan berakhir satu setengah tahun lalu,” katanya di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, sebelum meninggalkan Israel.

    Lihat juga Video Penyelidikan PBB Sebut Israel Lakukan Genosida di Palestina

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mungkinkah Gelombang Boikot Dunia Ubah Kebijakan Israel terhadap Gaza?

    Mungkinkah Gelombang Boikot Dunia Ubah Kebijakan Israel terhadap Gaza?

    Jakarta

    Seiring konflik di Gaza yang terus bergulir, isolasi internasional terhadap Israel tampaknya makin dalam. Apakah Israel mengalami apa yang disebut sebagai “momen Afrika Selatan”, ketika kombinasi tekanan politik, boikot ekonomi, olahraga dan budaya membantu memaksa negara itu meninggalkan apartheid?

    Atau dapatkan pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatasi badai diplomatik, yang membiarkan Israel bebas mengejar tujuannya di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki tanpa menyebabkan kerugian permanen pada posisi internasional negara itu?

    Dua mantan perdana menteri, Ehud Barak dan Ehud Olmert, menuding Israel mengubah Israel menjadi negara paria internasional.

    Berkat surat perintah yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC), jumlah negara yang bisa dikunjungi Netanyahu tanpa risiko ditangkap menurun drastis.

    Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Inggris, Prancis, Australia, Belgia dan Kanada, telah mengumumkan mereka bakal mengakui Palestina sebagai negara pekan depan.

    Dan negara-negara Teluk, yang bereaksi keras atas serangan terbaru Israel terhadap para pemimpin Hamas di Qatar pekan lalu, telah bertemu di Doha untuk membahas respons mereka.

    Sejumlah pihak mendesak negara-negara yang memiliki hubungan dengan Israel untuk berpikir ulang.

    Namun dengan kelaparan yang muncul di Gaza selama musim panas dan tentara Israel yang siap menyerang dan sangat mungkin menghancurkan Kota Gaza, makin banyak negara Eropa yang menunjukkan ketikdakpuasan mereka dengan cara yang lebih dari sekadar pernyataan.

    Bahkan Netanyahu pada Senin (15/09) mengaku bahwa Israel menghadapi “semacam” isolasi ekonomi di panggung dunia.

    Saat berbicara dalam konferensi kementerian keuangan di Yerusalem, dia menyalahkan isolasi ekonomi tersebut pada publisitas negatif di luar negeri.

    Dia kemudian mengatakan Israel perlu berinvestasi dalam “operasi pengaruh” ia internasional dan sosial untuk menangkal citra negatif ini.

    Militer Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza meskipun ada kecaman internasional. (Reuters)

    Pada awal September lalu, Belgia mengumumkan serangkaian sanksi terhadap Israel.

    Belgia menerapkan larangan impor dari permukiman Yahudi ilegal di Tepi Barat. Mereka juga akan meninjau kebijakan pengadaan dari perusahaan Israel dan serta akan membatasi bantuan konsuler bagi warga Belgia yang tinggal di permukiman Yahudi.

    Belgia juga menyatakan dua menteri pemerintah Israel garis keras Israel, yakni Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, sebagai persona non-grata. Status serupa mereka jatuhkan untuk para pemukim Yahudi yang dituduh melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

    Negara-negara lain, termasuk Inggris dan Prancis, mengambil langkah serupa.

    Tapi sanksi terhadap pemukim yang melakukan kekerasan yang diberlakukan saat administrasi Joe Biden tahun lalu, dicabut oleh Donald Trump pada hari pertama dia menggantikan Biden sebagai presiden AS.

    Satu pekan setelah Belgia mengumumkan kebijakannya, Spanyol mengumumkan langkah-langkah yang yang ditempuh terkait Israel.

    Spanyol mengubah embargo senjata de facto yang berlaku saat ini menjadi undang-undang, mengumumkan larangan impor sebagian, melarang siapa pun yang terlibat dalam genosida atau kejahatan perang di Gaza masuk ke wilayah Spanyol, dan melarang kapal dan pesawat yang membawa senjata ke Israel untuk berlabuh di pelabuhan Spanyol atau memasuki wilayah udaranya.

    Menteri luar negeri Israel, Gideon Saar, kemudian menuduh Spanyol memperkuat kebijakan antisemit dan menyatakan bahwa Spanyol akan lebih menderita daripada Israel akibat larangan perdagangan senjata.

    Beberapa negara berupaya menargetkan anggota parlemen sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich. (EPA)

    Namun ada tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan bagi Israel.

    Pada Agustus lalu, Norwegia yang mengelola dana investasi negara yang sangat besar, yaitu US$2 triliun (sekitar Rp32,73 triliun), mengumumkan akan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Israel.

    Pada pertengahan bulan, 23 perusahaan telah dihapus dan Menteri Keuangan Jens Stoltenberg mengatakan akan ada lebih banyak perusahaan yang akan menyusul.

    Sementara itu, Uni Eropa, mitra dagang terbesar Israel, berencana untuk memberi sanksi kepada menteri sayap kanan dan menangguhkan sebagian elemen perdagangan dari perjanjian dengan Israel.

    Dalam pidato kenegaraan pada 10 September, Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan peristiwa di Gaza telah “mengguncang hati nurani dunia”.

    Sehari kemudian, 314 mantan diplomat dan pejabat Eropa menulis surat kepada von der Leyen dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, yang meminta tindakan lebih keras, termasuk penangguhan penuh perjanjian dengan Israel.

    Salah satu ciri sanksi yang dijatuhkan pada Afrika Selatan pada 1960-an dan menandai berakhirnya apartheid, kebijakan segregasi dan diskriminasi rasial yang diberlakukan oleh pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan terhadap mayoritas kulit hitam di negara tersebut pada 1990-an adalah serangkaian boikot budaya dan olahraga.

    Sekali lagi, tanda-tanda ini mulai terjadi di Israel.

    Kontes Eurovision mungkin tidak terdengar seperti acara penting dalam konteks ini, tetapi Israel memiliki sejarah yang panjang dalam kompetisi tersebut, memenangkannya empat kali sejak 1973.

    Bagi Israel, partisipasi mereka adalah simbol penerimaan negara ini oleh negara-negara sebangsa.

    Tapi Irlandia, Spanyol, Belanda dan Slovenia, telah mengatakan, atau mengisyaratkan, akan mundur dalam kontes ini tahun depan jika Israel masih berpartisipasi.

    Keputusan terkait ini diharapkan akan ada pada Desember.

    Israel telah menjadi peserta tetap Eurovision sejak tahun 1970-an, tetapi beberapa negara mengancam akan memboikot kompetisi tahun depan. (EPA)

    Di Hollywood, sebuah surat yang menyerukan boikot terhadap perusahaan produksi, festival, dan penyiaran Israel “yang terlibat dalam genosida dan apartheid terhadap rakyat Palestina” telah mengumpulkan lebih dari 4.000 tanda tangan dalam sepekan, termasuk dari aktor ternama seperti Emma Stone dan Javier Bardem.

    Tzvika Gottlieb, CEO Israeli Film and TV Producers Association, menyebut petisi itu “sangat keliru”.

    “Dengan menargetkan kami, para kreator yang menyuarakan beragam narasi dan mendorong dialog, para penandatangan ini melemahkan tujuan mereka sendiri dan berusaha membungkam kami,” ujarnya.

    Hal serupa terjadi dalam bidang olahraga. Balapan sepeda Vuelta de Espana berulang kali diganggu oleh kelompok-kelompok yang memprotes kehadiran tim Israel-Premier Tech, yang menyebabkan balapan berakhir lebih awal pada Sabtu (13/09), serta pembatalan upacara podium.

    Perdana Menteri Spanyol, Pedro Snchez, menyebut protes tersebut sebagai suatu “kebanggaan”, tetapi politisi oposisi mengatakan tindakan pemerintah telah menyebabkan rasa malu internasional.

    Di Spanyol, tujuh pemain catur Israel mengundurkan diri dari sebuah turnamen setelah diberi tahu bahwa mereka tidak akan dapat bertanding di bawah bendera mereka.

    Tanggapan pemerintah Israel terhadap apa yang media sebut sebagai “tsunami diplomatik” secara umum bersifat menantang.

    Netanyahu menuduh Spanyol memiliki “ancaman genosida yang nyata” setelah perdana menterinya mengatakan negaranya, yang tidak memiliki bom nuklir, kapal induk, atau cadangan minyak yang besar, tidak mampu menghentikan serangan Israel di Gaza sendirian.

    Setelah Belgia mengumumkan sanksinya, Gideon Saar menulis di X bahwa “sangat disesalkan bahwa bahkan ketika Israel memerangi ancaman eksistensial, yang merupakan kepentingan vital Eropa, ada pihak-pihak yang tidak dapat menahan obsesi anti-Israel mereka”.

    Pada Senin (15/09), Netanyahu bilang Israel harus mengurangi ketergantungan industrinya pada perdagangan dengan negara lain, termasuk senjata dan produk pertahanan lainnya.

    “Kita mungkin mendapati diri kita terhambat, tidak hanya dalam R&D tetapi juga dalam produksi industri yang sebenarnya,” ujarnya.

    “Kita harus mulai mengembangkan kemampuan kita untuk lebih mengandalkan diri sendiri.”

    Vuelta, salah satu ajang balap sepeda tahunan terbesar, berulang kali diusik oleh protes pro-Palestina. (Reuters)

    Namun di antara mereka yang pernah mewakili Israel di luar negeri, ada kecemasan yang mendalam.

    Jeremy Issacharoff, Duta Besar Israel untuk Jerman sejak 2017 hingga 2021, mengatakan kepada saya bahwa ia tidak dapat mengingat kapan kedudukan internasional Israel begitu “buruk”.

    Tapi dia mengatakan beberapa tindakan “sangat tidak dapat diterima” karena menargetkan semua warga Israel.

    “Alih-alih menyoroti kebijakan pemerintah, hal ini justru mengasingkan banyak warga Israel moderat yang berada di kelompok tengah,” ujarnya.

    Beberapa langkah, seperti mengakui negara Palestina, menurut Issacharoff kemungkinan besar akan terbukti kontraproduktif, karena hal itu “memberikan amunisi kepada orang-orang seperti Smotrich dan Ben Gvir dan bahkan memperkuat argumen mereka untuk mencaplok [Tepi Barat]”.

    Meski merasa takut, mantan duta besar itu tidak percaya isolasi diplomatik Israel tidak dapat diubah.

    “Kita tidak berada dalam momen Afrika Selatan, tetapi kita mungkin berada dalam pendahuluan menuju momen Afrika Selatan,” katanya.

    Sementara yang lain meyakini perubahan yang lebih mendasar diperlukan untuk menghentikan kemerosotan Israel menuju status paria.

    “Kita harus mendapatkan kembali tempat kita dalam keluarga bangsa-bangsa,” kata mantan diplomat lainnya, Ilan Baruch, kepada saya.

    “Kita perlu kembali sadar.”

    Baruch, yang menjabat sebagai duta besar di Afrika Selatan satu dekade setelah berakhirnya apartheid, mengundurkan diri dari dinas diplomatik pada 2011, dengan alasan ia tidak lagi mampu membela pendudukan Israel.

    Sejak pensiun, ia menjadi kritikus vokal pemerintah dan pendukung solusi dua negara.

    Dia meyakini sanksi baru-baru ini diperlukan, dengan mengatakan: “Begitulah cara Afrika Selatan bertekuk lutut.”

    Israel tetap mendapat dukungan dari AS, yang Menteri Luar Negerinya Marco Rubio akan berkunjung minggu ini. (Reuters)

    Baruch melanjutkan: “Saya ingin mengatakan bahwa tekanan tegas terhadap Israel dengan cara apa pun yang diyakini Eropa dapat mereka lakukan seharusnya disambut baik.”

    Jika perlu, ujarnya, hal ini harus mencakup perubahan pada rezim visa dan boikot budaya, seraya menambahkan: “Saya siap menghadapi penderitaan.”

    Tapi, terlepas dari semua ekspresi kemarahan dan pembicaraan mengenai tekanan, beberapa pengamat meragukan Israel berada di tepi jurang diplomatik.

    Daniel Levy, mantan negosiator perdamaian Israel, mengatakan upaya untuk mengambil tindakan kolektif di Uni Eropamembatalkan sejumlah elemen perjanjian asosiasi atau bahkan, seperti yang disarankan beberapa pihak, mengeluarkan Israel dari program penelitian dan inovasi Horizon Uni Eropasepertinya tidak akan mendapatkan dukungan yang cukup, karena Jerman, Italia, dan Hongaria termasuk di antara para anggota yang menolak langkah tersebut.

    Israel juga masih mendapat dukungan kuat dari AS, dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan “hubungan Washington dengan Israel akan tetap kuat” saat ia bertolak untuk kunjungan resmi.

    Levy masih yakin bahwa isolasi internasional Israel “tidak dapat diubah”, tetapi mengatakan dukungan berkelanjutan dari pemerintahan Trump berarti Israel belum mencapai titik di mana mereka dapat mengubah jalannya peristiwa di Gaza.

    “Netanyahu sudah kehabisan jalan,” kata Levy.

    “Tapi kita belum sampai di ujung jalan.”

    Lihat juga Video: Hollywood Kompak Boikot Film Israel, Paramount Nggak Setuju

    (ita/ita)

  • Netanyahu Ancam Pemimpin Hamas di Mana Pun Mereka Berada

    Netanyahu Ancam Pemimpin Hamas di Mana Pun Mereka Berada

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk mengesampingkan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap para pemimpin Hamas yang ada di luar negeri. Hal ini disampaikan Netanyahu setelah serangan mengejutkan Israel menargetkan pemimpin senior Hamas di Qatar menuai banyak kritikan.

    “Prinsip bahwa teroris tidak boleh memiliki kekebalan di mana pun mereka berada, di mana pun kemungkinan mereka berada, bukan ditetapkan oleh saya,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Sky News, Selasa (16/9/2025).

    Hal tersebut disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio yang sedang mengunjungi Yerusalem pekan ini.

    Dalam kunjungannya, Rubio memberikan dukungan kuat untuk sikap garis keras Israel, meskipun AS sendiri telah menyatakan kekhawatiran atas serangan mengejutkan Israel terhadap wilayah Qatar. Baik Israel maupun Qatar sama-sama merupakan sekutu AS.

    Serangan mengejutkan Israel pada 9 September lalu yang diklaim menargetkan para pemimpin senior Hamas yang tinggal di Doha, ibu kota Qatar, menewaskan sedikitnya enam orang — terdiri atas lima anggota Hamas dan seorang personel pasukan keamanan lokal Qatar.

    Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, sebelumnya mengklaim bahwa para pemimpin senior mereka, termasuk Khalil al-Hayya yang merupakan negosiator utama kelompok tersebut, dan anggota tim negosiasi Al-Hayya berhasil selamat.

    Berbicara di samping Netanyahu, Rubio mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri perang Gaza adalah dengan Hamas membebaskan semua sandera dan menyerahkan diri. Meskipun AS menginginkan akhir diplomatik dari perang ini, Rubio berbicara soal kesiapan “menghadapi kemungkinan hal itu tidak akan terjadi”.

    “Sebesar apapun keinginan kita agar ada cara damai dan diplomatis untuk mengakhiri ini, dan kita akan terus mengeksplorasi dan berkomitmen untuk hal itu, kita juga harus siap menghadapi kemungkinan hal itu tidak akan terjadi,” katanya.

    “Hamas harus berhenti menjadi elemen bersenjata yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan kawasan,” cetus Rubio.

    Kunjungan Rubio ke Israel ini bertepatan dengan pertemuan darurat negara-negara Arab dan Islam di Qatar untuk merespons serangan Israel di negara Teluk tersebut. Ketika ditanya bagaimana AS akan menangani serangan Israel di Doha, Rubio tidak menjawab secara langsung, namun mengatakan Washington fokus pada apa yang akan terjadi selanjutnya dan akan terus mendorong Qatar untuk berperan dalam perundingan.

    Dari Israel, Rubio dijadwalkan berkunjung ke Qatar sebagai bentuk solidaritas AS untuk sekutunya di Timur Tengah tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)