kab/kota: Yerusalem

  • Kritik Keras Putra Mahkota Saudi MBS Sebut Israel Genosida di Gaza

    Kritik Keras Putra Mahkota Saudi MBS Sebut Israel Genosida di Gaza

    Jakarta

    Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) mengutuk tindakan Israel di Gaza. MBS bahkan menyebut Israel telah melakukan genosida di wilayah Gaza.

    Dilansir BBC dan Al Arabiya, Selasa (12/11/2024), MBS berbicara di pertemuan puncak para pemimpin Muslim dan Arab. Dia juga mengkritik serangan Israel terhadap Lebanon dan Iran.

    “Kerajaan memperbarui kecamannya dan penolakan tegas terhadap genosida kolektif yang dilakukan Israel terhadap Palestina,” kata MBS.

    Kritis dari MBS itu merupakan kritik paling keras yang dikeluarkan oleh Arab Saudi usai perang Gaza dimulai.

    Selain itu, Arab Saudi pun memperingatkan Israel agar tak melancarkan serangan ke tanah Iran. Pemimpin de facto Saudi itu bergabung dengan para pemimpin lain yang hadir untuk menyerukan penarikan total Israel dari Tepi Barat dan Gaza, Palestina.

    Israel Sebabkan Kelaparan di Gaza

    Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyebut perang di Gaza tidak berhenti karena ‘kegagalan masyarakat internasional’. Dia juga menuduh Israel menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.

    “Kegagalan utama masyarakat internasional adalah mengakhiri konflik langsung dan mengakhiri agresi Israel,” ujar Menlu Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud.

    Sebuah laporan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB menemukan bahwa hampir 70% korban yang diverifikasi selama periode enam bulan di Gaza adalah wanita dan anak-anak. Para pemimpin di KTT tersebut juga mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai ‘serangan berkelanjutan’ Israel terhadap staf dan fasilitas PBB di Gaza.

    Bulan lalu, Knesset meloloskan RUU untuk melarang UNRWA atau badan pengungsi Palestina PBB untuk beroperasi di Israel dan menduduki Yerusalem Timur. Israel menuduh organisasi tersebut berkolusi dengan Hamas.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, telah menyatakan keprihatinan serius tentang langkah yang membatasi kemampuan badan tersebut untuk mentransfer bantuan ke Gaza.

    Pertemuan puncak itu juga digelar usai Donald Trump ke Gedung Putih. Para pemimpin di kawasan Timur Tengah menyadari kedekatan Trump dengan Israel, tetapi mereka juga memiliki hubungan baik dengannya.

    Negara-negara di kawasan Teluk ingin Trump menggunakan pengaruhnya dan kegemarannya membuat kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Di Arab Saudi, Trump dipandang jauh lebih baik daripada Presiden AS Joe Biden, tetapi rekam jejaknya di Timur Tengah beragam.

  • Hamas Desak Negara Arab-Muslim Paksa Israel Setop Agresi-Genosida!

    Hamas Desak Negara Arab-Muslim Paksa Israel Setop Agresi-Genosida!

    Jakarta

    Kelompok milisi Palestina, Hamas mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk mewujudkan janji dukungan mereka menjadi tindakan dan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan “agresi dan genosida” Israel.

    “Pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya akan membutuhkan upaya yang lebih cepat dan solusi praktis untuk memaksa (Israel) menghentikan agresi dan genosida terhadap rakyat kami,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/11/2024).

    Pernyataan itu disampaikan Hamas setelah para pemimpin negara-negara Arab dan Muslim menuntut agar Israel menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki sebagai prasyarat untuk perdamaian regional. Tuntutan itu disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Arab-Islam yang digelar di Riyadh, Arab Saudi.

    Dilansir DW, lebih dari 50 pemimpin negara-negara Arab dan Muslim menghadiri pertemuan puncak yang digelar pada Senin (11/11) tersebut. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi mengumumkan pertemuan ini pada bulan Oktober tahun lalu, saat perkumpulan pertama “aliansi internasional” yang mendukung solusi dua negara bagi konflik Israel dan Palestina.

    Para pemimpin yang menghadiri KTT di Riyadh ini akan “membahas agresi Israel yang terus berlanjut di wilayah Palestina dan Republik Lebanon, serta perkembangan terkini di wilayah konflik itu,” kata Kantor Berita Saudi, Minggu (10/11).

    Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, M. Anis Matta, menyampaikan pidato berbahasa Arab di KTT Luar Biasa Arab-Islam tersebut. Anis Matta hadir atas nama Presiden RI dan delegasi Indonesia untuk menyampaikan dukungan penuh kepada Palestina yang sedang mengalami penjajahan.

  • Kelompok Yahudi Fanatik Demo di Yerusalem, Ingin Ambil Alih Al Aqsa Internasional • 11 bulan yang lalu

    Kelompok Yahudi Fanatik Demo di Yerusalem, Ingin Ambil Alih Al Aqsa

    Internasional
    • 11 bulan yang lalu

  • Kritik Keras Putra Mahkota Saudi MBS Sebut Israel Genosida di Gaza

    Keras! Pangeran MBS Tuding Israel Telah Lakukan Genosida di Gaza

    Riyadh

    Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) mengutuk tindakan Israel di Gaza yang disebutnya sebagai ‘genosida’. Ini merupakan kritik paling keras terhadap Israel dari seorang pejabat Saudi sejak dimulainya perang di Gaza.

    Dilansir BBC dan Al Arabiya, Selasa (12/11/2024), MBS berbicara di pertemuan puncak para pemimpin Muslim dan Arab. Dia juga mengkritik serangan Israel terhadap Lebanon dan Iran.

    “Kerajaan memperbarui kecamannya dan penolakan tegas terhadap genosida kolektif yang dilakukan Israel terhadap Palestina,” kata MBS.

    Sebagai tanda membaiknya hubungan antara Riyadh dan Teheran, dia memperingatkan Israel agar tidak melancarkan serangan ke tanah Iran. Pemimpin de facto Saudi itu bergabung dengan para pemimpin lain yang hadir untuk menyerukan penarikan total Israel dari Tepi Barat dan Gaza, Palestina.

    Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan perang di Gaza tidak berhenti karena ‘kegagalan masyarakat internasional’. Dia juga menuduh Israel menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.

    “Kegagalan utama masyarakat internasional adalah mengakhiri konflik langsung dan mengakhiri agresi Israel,” ujar Menlu Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud.

    Perang di Gaza diklaim Israel sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera. Israel meluncurkan serangan militer yang diklaim untuk menghancurkan Hamas. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 43.400 orang di Gaza.

    Bulan lalu, Knesset meloloskan RUU untuk melarang UNRWA atau badan pengungsi Palestina PBB untuk beroperasi di Israel dan menduduki Yerusalem Timur. Israel menuduh organisasi tersebut berkolusi dengan Hamas.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, telah menyatakan keprihatinan serius tentang langkah yang membatasi kemampuan badan tersebut untuk mentransfer bantuan ke Gaza.

    Pertemuan puncak itu juga digelar usai Donald Trump ke Gedung Putih. Para pemimpin di kawasan Timur Tengah menyadari kedekatan Trump dengan Israel, tetapi mereka juga memiliki hubungan baik dengannya.

    Negara-negara di kawasan Teluk ingin Trump menggunakan pengaruhnya dan kegemarannya membuat kesepakatan untuk mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Di Arab Saudi, Trump dipandang jauh lebih baik daripada Presiden AS Joe Biden, tetapi rekam jejaknya di Timur Tengah beragam.

    Dia menyenangkan Israel dan membuat marah dunia Muslim dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta aneksasi Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Dia juga mengamankan Perjanjian Abraham pada tahun 2020 yang membuat UEA, Bahrain, dan Maroko menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel dan Sudan setuju untuk melakukannya.

    Salah satu tajuk rencana di surat kabar terkemuka Saudi hari ini membuat judul ‘Era harapan baru. Kembalinya Trump dan janji stabilitas’.

    Lihat Video ‘Hizbullah Bombardir Haifa Israel dengan Lebih dari 80 Roket’:

    (haf/haf)

  • Hattrick Obrolan Netanyahu dengan Trump Bahas soal Iran

    Hattrick Obrolan Netanyahu dengan Trump Bahas soal Iran

    Hattrick obrolan soal Iran

    Netanyahu telah berbicara tiga kali dengan Trump selama beberapa hari terakhir tentang “ancaman Iran” terhadap keamanan Israel. Hal tersebut diungkapkan oleh kantor PM Netanyahu pada Minggu (10/11) waktu setempat.

    “Dalam beberapa hari terakhir, saya telah berbicara tiga kali dengan presiden terpilih Donald Trump… Pembicaraan yang dirancang untuk lebih mempererat aliansi yang kuat antara Israel dan AS,” kata Netanyahu, dikutip dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dilansir kantor berita AFP, Senin (11/11).

    “Kami sepakat tentang ancaman Iran dalam setiap aspek,” tambahnya selama rapat kabinet mingguan, menurut pernyataan kantor PM Israel tersebut.

    Netanyahu juga mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Trump tentang “peluang besar bagi Israel di bidang perdamaian dan perluasannya”.

    Amerika Serikat adalah sekutu utama dan pendukung militer Israel. Pemilihan presiden AS pada 5 November lalu yang dimenangkan oleh Trump, terjadi pada saat yang kritis bagi Timur Tengah di tengah perang di Gaza dan Lebanon yang terus berlangsung.

    Para pengamat percaya bahwa Netanyahu berharap Trump kembali ke Gedung Putih, mengingat persahabatan pribadi yang telah lama terjalin antara keduanya, serta sikap agresif mantan presiden AS itu terhadap musuh bebuyutan Israel, Iran.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump telah memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan membantu menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab di bawah apa yang disebut Perjanjian Abraham.

    (dnu/rfs)

  • Memanas! Houthi Kirim Rudal ke Pangkalan Militer Israel

    Memanas! Houthi Kirim Rudal ke Pangkalan Militer Israel

    Sanaa

    Kelompok pemberontak Houthi yang bermarkas di Yaman mengklaim pasukannya telah melancarkan serangan terhadap wilayah Israel bagian tengah pada Senin (11/11) waktu setempat. Klaim itu disampaikan Houthi setelah militer Tel Aviv sebelumnya melaporkan telah mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman.

    Houthi yang didukung Iran, seperti dilansir AFP, Senin (11/11/2024), mengatakan pasukannya melancarkan “operasi militer yang menargetkan pangkalan militer Nahal Sorek” di sebelah tenggara Jaffa — sebutan untuk Tel Aviv.

    “Serangan itu akurat dan menyebabkan kebakaran,” klaim Houthi dalam pernyataannya.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa para petugas pemadam kebakaran Israel berusaha memadamkan kebakaran di wilayah Yerusalem bagian barat. Kebakaran itu diduga disebabkan oleh puing rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman.

    Kebakaran itu terjadi di area Beit Shemesh pada Senin (11/11) waktu setempat, dengan para petugas pemadam melakukan pemindaian tambahan di sekitar area tersebut untuk memastikan tidak ada kebakaran lainnya atau “kerusakan akibat serpihan rudal atau rudal pencegat”.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut puing-puing yang jatuh dari aktivitas pencegatan proyektil, yang ditembakkan dari Yaman, telah menyebabkan kebakaran di area Beit Shemesh.

    “Menyusul sirene yang berbunyi di area Shfelat Yehuda, Yehuda dan Lakhish di Israel bagian tengah, IAF (Angkatan Udara Israel) mencegat satu proyektil yang mendekati Israel dari arah Yaman,” demikian pernyataan militer Israel.

  • Puing Rudal Jatuh di Dekat Yerusalem, Picu Kebakaran

    Puing Rudal Jatuh di Dekat Yerusalem, Picu Kebakaran

    Yerusalem

    Para petugas pemadam kebakaran Israel sedang berusaha memadamkan kebakaran di wilayah Yerusalem bagian barat. Kebakaran itu diduga disebabkan oleh puing rudal atau aktivitas pencegatan rudal yang terdeteksi mengudara di wilayah tersebut.

    Kebakaran itu, seperti dilansir AFP dan The Times of Israel, Senin (11/11/2024), terjadi di area Beit Shemesh pada Senin (11/11) waktu setempat.

    “Bersamaan dengan operasi pemadaman, para petugas pemadam kebakaran melakukan pemindaian tambahan di area tersebut, untuk menyingkirkan kemungkinan kebakaran tambahan dan kerusakan akibat serpihan rudal atau pencegat rudal,” demikian pernyataan Dinas Pemadam Kebakaran Yerusalem.

    Angkatan Bersenjata Israel (IDF), dalam pernyataan terpisah, melaporkan pertahanan udaranya telah mencegat rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman pada Senin (11/11) pagi waktu setempat.

    IDF menyebut rudal itu berhasil ditembak jatuh di luar wilayah udara Israel. Tidak disebutkan lebih lanjut soal sumber atau kelompok di balik peluncuran rudal itu.

    Hanya disebutkan bahwa serpihan rudal yang ditembak jatuh itu sempat memicu diaktifkannya sirene peringatan serangan udara di dekat Yerusalem.

    Laporan militer Israel menyebut pecahan logam dari rudal pencegat mendarat di area Beit Shemesh, kemudian memicu kebakaran kecil.

    Lihat juga Video ‘Rekaman Dashcam Detik-detik Rudal Hizbullah Mendarat di Rumah Warga Israel’:

  • Gencar, Netanyahu Sudah 3 Kali Bicara dengan Trump Soal Iran

    Gencar, Netanyahu Sudah 3 Kali Bicara dengan Trump Soal Iran

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah berbicara tiga kali dengan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump selama beberapa hari terakhir tentang “ancaman Iran” terhadap keamanan Israel. Hal tersebut diungkapkan oleh kantor PM Netanyahu pada Minggu (10/11) waktu setempat.

    “Dalam beberapa hari terakhir, saya telah berbicara tiga kali dengan presiden terpilih Donald Trump… Pembicaraan yang dirancang untuk lebih mempererat aliansi yang kuat antara Israel dan AS,” kata Netanyahu, dikutip dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dilansir kantor berita AFP, Senin (11/11/2024).

    “Kami sepakat tentang ancaman Iran dalam setiap aspek,” tambahnya selama rapat kabinet mingguan, menurut pernyataan kantor PM Israel tersebut.

    Netanyahu juga mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Trump tentang “peluang besar bagi Israel di bidang perdamaian dan perluasannya”.

    Amerika Serikat adalah sekutu utama dan pendukung militer Israel. Pemilihan presiden AS pada 5 November lalu yang dimenangkan oleh Trump, terjadi pada saat yang kritis bagi Timur Tengah di tengah perang di Gaza dan Lebanon yang terus berlangsung.

    Para pengamat percaya bahwa Netanyahu berharap Trump kembali ke Gedung Putih, mengingat persahabatan pribadi yang telah lama terjalin antara keduanya, serta sikap agresif mantan presiden AS itu terhadap musuh bebuyutan Israel, Iran.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump telah memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dan membantu menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab di bawah apa yang disebut Perjanjian Abraham.

    (ita/ita)

  • Kemerdekaan Palestina dalam pidato Presiden Prabowo

    Kemerdekaan Palestina dalam pidato Presiden Prabowo

    Sejumlah massa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) membentangkan bendera Indonesia dan Palestina saat mengggelar aksi di depan Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2024). Mereka menuntut dihentikannya genosida terhadap warga Palestina dan dibukanya blokade jalur Gaza secara permanen. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.

    Kemerdekaan Palestina dalam pidato Presiden Prabowo
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 09 November 2024 – 12:31 WIB

    Elshinta.com – Ada ungkapan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober silam yang perlu dimaknai secara tepat; yaitu tentang posisi politik luar negeri Indonesia tentang perlunya “kemerdekaan Palestina.”

    Sebelum berbicara tentang “kemerdekaan Palestina” Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia menentang penjajahan karena Indonesia pernah dijajah. Hal itu sejalan dengan Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

    Ungkapan Presiden Prabowo tersebut mendapat sambutan meriah dari ratusan anggota MPR serta kepala negara atau kepala pemerintahan serta utusan khusus dari berbagai negara sahabat yang menghadiri upacara pelantikan Presiden.

    Kemerdekaan Palestina sesungguhnya sudah diproklamirkan oleh pemimpin PLO Yasser Arafat pada 15 November 1988 dalam sidang khusus Dewan Nasional Palestina di Algiers, Algeria. Ketika itu Arafat mendeklarasikan kemerdekaan bangsanya dengan menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Negara Palestina.

    Sejak Juni 2024, sudah 146 dari 193 negara anggota PBB mengakui kemerdekaan Palestina dan jumlah itu merupakan 75% dari negara-negara anggota PBB. Tiga negara terakhir yang mengakui kemerdekaan Palesina adalah Spanyol, Norwegia, dan Irandia, meskipun Amerika Serikat, Kanada, dan Israel tidak mengakuinya.

    Bukti bahwa Negara Palestina sudah merdeka adalah hadirnya Kedutaan Besar Palestina di 83 dari 146 negara yang telah mengakui kemerdekaan Palestina, termasuk Indonesia—tempat Palestina membuka kedutaan besarnya pada tahun 1990.

    Kalau demikian, mengapa Presiden Prabowo menekankan perlunya “kemerdekaan Palestina”? Jawabnya adalah karena Palestina yang merdeka secara politis tidak sama dengan merdeka secara realitas. Secara realitas Palestina belumlah merdeka, karena masih merasa ditindas dan terancam keamanannya oleh Israel yang terus menduduki Gaza dan menciptakan instabilitas di Tepi Barat.

    Solusi dua negara atau two-state solution yang diinginkan komunitas internasional tak kunjung terjadi. Israel ingin menghapus Hamas dari Palestina dan Hamas ingin menghapus Israel dari peta dunia.

    Pasal 11 Hamas Convention mengamanatkan bahwa seluruh daerah yang kini menjadi wilayah Negara Israel merupakan “tanah wakaf” yang harus dikembalikan kepada Palestina. Artinya, Israel harus keluar dari seluruh wilayah negara itu. Dapat dipahami mengapa ribuan mahasiswa yang berdemonstrasi di berbagai kampus di Amerika meneriakkan slogan “From the river to the sea, Palestine will be free.”

    Pengakuan kemerdekaan Palestina oleh 146 negara dimaksud dipahami sebagai Negara Palestina yang terdiri dari Tepi Barat dan Gaza. Akan tetapi usai pemilihan legislatif pada 2006, pada 2007 Hamas mendirikan pemerintahannya sendiri di Gaza, terpisah dari pemerintahan Palestine Authority (PA) di Tepi Barat yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas.

    Sejak 2007 pemerintahan Hamas di Gaza dipimpin secara politik dari Qatar oleh Ismail Haniyeh yang sudah terbunuh pada 31 Juli 2024, sementara pasukan Hamas di Gaza dipimpin oleh Yahya Sinwar yang terbunuh pada 17 Oktober 2024.

    Di PBB, komunitas internasional mengakui PLO sebagai “Non-member Observer” dan sebagai perwakilan rakyat Palestina sejak 1974; kemudian pada 1988 PBB mengakuinya sebagai Otoritas Palestina. Pada 2012 Sidang Umum PBB meningkatkan status Palestina menjadi “Non-member Observer State” atau negara peninjau non-anggota PBB. Dan sejak Juni 2024 sebanyak 146 anggota PBB sudah mengakui Palestina sebagai Negara Palestina yang merdeka secara politis.

    Kenyataan itu mengindikasikan bahwa yang diperjuangkan komunitas internasional saat ini adalah Negara Palestina yang merdeka bukan hanya secara politis, tetapi medeka dalam segala aspeknya, tanpa penindasan, tanpa terancam stabilitasnya, agar dapat hidup berdampingan secara damai dengan Israel.

    Amerika Serikat dan Kanada tidak mengakui kemerdekaan Palestina, meskipun secara politis, karena posisi politik luar negeri mereka adalah bahwa kemerdekaan Palestina harus merupakan hasil perundingan damai secara langsung antara Israel dan Palestina, tetapi bukan karena ada pengakuan dari negara-negara lainnya.

    Justru di titik itulah maka kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat mempunyai arti penting untuk menerobos kebuntuan dimaksud. Prabowo yang dalam bulan ini mengunjungi lima negara sekaligus—yaitu China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris—berada pada posisi yang sangat tepat untuk menerobos kebuntuan dimaksud dan mengajukan gagasan baru agar konflik di Asia Barat dapat dihentikan demi mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

    Kunjungan Prabowo ke Gedung Putih, juga kehadirannya dalam KTT APEC di Peru dan KTT kelompok G20 di Brasilia merupakan peluang langka yang perlu dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan damai Indonesia ke komunitas internasional, bahwa sudah terlalu lama rakyat Palestina menderita, dan oleh karena itu maka Palestina harus didukung kemerdekaannya dalam segala bidang.

    Pada 6 November 2024 Presiden Prabowo telah menyampaikan ucapan selamat melalui platform media sosial X kepada Donald Trump yang terpilih sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat, dan Prabowo diharapkan menjadi kepala negara asing pertama yang diterima Presiden Terpilih Amerika sebelum Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2025.

    Tentu saja Palestina bukanlah prioritas pertama dalam pembicaraan Prabowo dengan Presiden Amerika, sebab Presiden Indonesia akan mendahulukan kepentingan nasional Indonesia. Akan tetapi dalam pertemuannya dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, juga di KTT APEC dan KTT G20, Prabowo dapat menyisipkan pesan perdamaian Palestina kepada Presiden Amerika yang dianggap paling menentukan untuk menciptakan perdamaian di Asia Barat. Hal yang sama dapat Prabowo sampaikan kepada Presiden Terpilih Donald Trump jika ia sempat menemuinya dalam lawatan ke Amerika.

    Prabowo berada pada posisi tepat untuk menyuarakan perdamaian Palestina kepada penguasa Gedung Putih, sebab kepala negara Indonesia dapat berbicara sebagai Presiden dari negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, sebagai negara pendiri Gerakan Non-Blok, sebagai negara anggota G20 dan APEC, sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia, sebagai negara terbesar di ASEAN, sebagai negara terbesar dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), sebagai negara tempat ratusan perusahaan Amerika beroperasi dan menimba keuntungan ratusan miliar dolar sejak 1969, dan juga sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang peduli terhadap penderitaan rakyat Palestina.

    Sebagai kepala negara anggota OKI yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, perjuangan Prabowo untuk menciptakan kemerdekaan sejati bagi Palestina tidak dilakukannya sendirian. Di Malaysia ada sahabatnya yaitu Perdana Menteri Anwar Ibrahim—seorang pejuang kemerdekaan Palestina yang sangat gigih dan vokal dalam berbagai forum internasional—yang juga dapat diandalkan perannya untuk mengatasi konflik di Asia Barat.

    Kombinasi kapasitas, peran, dan pengaruh internasional Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim dapat menciptakan konsep solusi alternatif terhadap upaya komunitas internasional, khususnya terhadap langkah-langkah diplomatik Presiden Donald Trump yang diperkirakan akan kembali menggulirkan upaya perdamaian Palestina melalui perluasan Abraham Accords.

    Sejak 2020 sudah empat negara Arab yang menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel melalui Abraham Accords yaitu Uni Arab Emirat, Moroko, Bahrain, dan Sudan. Ini terjadi semasa pemerintahan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat.

    Mesir lebih dahulu menormalisasi hubungannya dengan Israel melalui perjanjian Camp David pada 17 September 1978, disusul penandatanganan perjanjian damai pada 26 Maret 1979, meskipun oleh karena itu maka Presiden Anwar Sadat terbunuh pada 6 Oktober 1981. Kemudian Yordania menandatangani pakta perdamaian dengan Israel pada 26 Oktober 1994 menyusul penandatanganan Washington Declaration pada 25 Juli 1994.

    Indonesia tidak mengakui eksistensi Israel selama Palestina belum merdeka secara total. Menyusul Konferensi Madrid tentang kemerdekaan Palestina pada 1991, pada tahun 1992 Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas ditanya Menlu Israel Shimon Perez apakah Indonesia akan membuka hubungan dengan Israel.

    Alatas secara diplomatis katakan bahwa Indonesia akan “melihat apakah ada kemajuan” dalam negosiasi perdamaian Arab-Israel, dan akan “berpikir ke arah itu apabila semua negara Arab sudah menormalisasi hubungannya dengan Israel.” Faktanya saat ini, dari 22 negara anggota Liga Arab, baru enam negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel.

    Dalam 10 tahun terakhir ini pun posisi politik luar negeri Indonesia terhadap konflik di Asia Barat masih seperti yang dulu. Meskipun demikian, demi menegakkan hak-hak asasi manusia dan keadilan, kehadiran Presiden Prabowo di KTT APEC dan KTT G20 adalah momentum penting yang dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi sesama negara anggota APEC dan G20 untuk mengambil langkah-langkah konkret guna menciptakan perdamaian di Asia Barat.

    Indonesia sudah berpengalaman menggulirkan JIM I dan JIM II yang menjadi landasan diadakannya Paris International Conference on Cambodia pada tanggal 1 – 23 Oktober 1991 sehingga Asia Tenggara menjadi kawasan damai saat ini dan ASEAN melebar menjadi 10 negara anggota. Pengalaman yang sama dapat dijadikan referensi dalam perjuangan Presiden Prabowo menggulirkan upaya internasional untuk menciptakan perdamaian di Asia Barat—tentu dengan melibatkan semua negara besar yang berkepentingan.

    Sumber : Antara

  • Pejabatnya Sempat Ditahan di Yerusalem, Prancis Ribut dengan Israel!

    Pejabatnya Sempat Ditahan di Yerusalem, Prancis Ribut dengan Israel!

    Yerusalem

    Pemerintah Prancis bersitegang dengan Israel setelah pasukan keamanan Tel Aviv memasuki tempat suci di bawah pengelolaannya di Yerusalem, dan sempat menahan sebentar dua pejabat Prancis yang berstatus diplomat di sana. Otoritas Paris menuduh Tel Aviv telah merusak hubungan bilateral kedua negara.

    Insiden yang memicu ketegangan itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/11/2024), terjadi ketika Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot dijadwalkan mengunjungi kompleks Gereja Pater Noster di Bukit Zaitun, Yerusalem Timur.

    Lokasi tersebut merupakan salah satu dari empat situs suci yang dikelola Prancis di Yerusalem, yang berada di bawah tanggung jawab otoritas Paris dan dianggap sebagai bagian dari kedaulatan Prancis.

    Sumber-sumber diplomatik Prancis mengatakan pasukan keamanan Israel telah diberitahu untuk tidak masuk sebelum kunjungan Menlu Barrot.

    Namun, para personel pasukan keamanan Israel tetap melakukannya dan sebagai konsekuensinya, Menlu Barrot menolak untuk memasuki kompleks itu — yang disebut Eleona dalam bahasa Prancis — selama para personel keamanan Tel Aviv ada di dalamnya.

    Situasi memanas, dengan menurut sumber-sumber tersebut, dua pejabat keamanan Prancis sempat ditangkap sebentar oleh otoritas Israel.

    Disebutkan para sumber diplomatik Prancis itu bahwa para personel keamanan Israel mengetahui kedua pejabat yang ditangkap itu berasal dari konsulat dan memiliki status diplomatik.

    Video: Israel Serang Sekolah Tempat Pengungsian di Gaza, Sedikitnya 10 Orang Tewas