kab/kota: Yerusalem

  • 7 Update Perang Arab, RS di Gaza Jadi Kuburan-Aturan Baru Media Israel

    7 Update Perang Arab, RS di Gaza Jadi Kuburan-Aturan Baru Media Israel

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang di Timur Tengah masih terus terjadi.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Kamis (9/1/2025).

    Rumah Sakit di Gaza Jadi Kuburan Akibat Kekurangan Bahan Bakar

    Rumah Sakit (RS) Al-Aqsa telah mengalami kekurangan bahan bakar. Akibatnya, operasional utama di RS tersebut dikurangi untuk menyediakan cukup bahan bakar bagi departemen yang lebih penting seperti unit perawatan intensif.

    Bahan bakar untuk generator yang hampir habis membahayakan fungsi peralatan medis yang penting. Ventilator dan inkubator di dalam rumah sakit di sini berisiko mati.

    Para pejabat telah memperingatkan Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit Eropa di selatan Khan Younis, dan Rumah Sakit Al-Aqsa di pusat Deir el-Balah berada pada risiko yang akan segera terjadi karena kekurangan listrik.

    Bahan bakar yang disumbangkan oleh badan-badan PBB hanya cukup untuk menjaga Rumah Sakit Al-Aqsa tetap beroperasi selama 24 jam.

    Tanpa solusi yang terlihat dan tanpa aliran bahan bakar yang cukup, fasilitas kesehatan Gaza yang kekurangan akan segera berubah menjadi kuburan bagi warga Palestina yang terluka dan sakit yang membutuhkannya untuk terus bekerja demi menyelamatkan nyawa.

    MSF: Nyawa 15 Bayi Baru Lahir Terancam

    Dokter Lintas Batas (MSF) menyebut nyawa 15 bayi baru lahir di inkubator di unit perawatan intensif neonatal di Rumah Sakit Nasser terancam akibat kekurangan bahan bakar. Kelompok tersebut mengatakan fasilitas tersebut sangat bergantung pada listrik yang disediakan oleh generator bahan bakar.

    “Tanpa bahan bakar, bayi baru lahir ini berisiko kehilangan nyawa mereka,” kata Pascale Coissard, koordinator darurat MSF.

    “Bayi-bayi di inkubator bergantung pada listrik yang konstan untuk ventilator yang membuat mereka tetap hidup. Mereka sudah dalam kondisi yang sangat rentan, dan pemindahan ke rumah sakit lain akan secara langsung membahayakan nyawa mereka,” lanjutnya.

    Saat ini pihak berwenang di Gaza mengatakan Rumah Sakit Nasser, Al-Aqsa, dan Rumah Sakit Eropa di daerah kantong itu menghadapi penutupan yang akan segera terjadi karena kekurangan bahan bakar yang parah. MSF mengatakan bahwa mereka kini telah mengirimkan sejumlah bahan bakar ke Nasser dan Al-Aqsa, untuk membantu mereka terus melayani pasien yang paling kritis selama 36 hingga 48 jam ke depan.

    MSF mengatakan bahwa mereka dan kelompok-kelompok lain telah memperingatkan selama lebih dari setahun bahwa pasokan bantuan yang sangat tidak memadai mengancam nyawa orang-orang di Gaza. “Kami kini telah mencapai titik kritis di mana salah satu rumah sakit spesialis terakhir di selatan Gaza berisiko tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar,” tambahnya.

    Hamas Sebut Dalang Penembakan Mematikan di Tepi Barat

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, telah menyebut komandan yang terbunuh Jaafar Dababshe sebagai “dalang” di balik serangan penembakan hari Senin di dekat Qalqilya, yang menewaskan tiga warga Israel.

    Seperti yang telah kami laporkan, pasukan Israel menembak mati Dababshe di luar rumahnya di desa Wadi al-Badhan, Tepi Barat yang diduduki, dekat Nablus, pada hari Selasa.

    Brigade Qassam mengatakan Dababshe telah terbunuh dalam “operasi pembunuhan pengecut”.

    Pusat Informasi Palestina kini melaporkan bahwa militer Israel sedang mengukur rumah keluarga Dababshe di Wadi al-Badhan sebagai persiapan untuk pembongkarannya.

    Menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina yang diduga melakukan serangan terhadap warga Israel merupakan praktik yang sudah lama dilakukan oleh Israel. Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah melabelinya sebagai “hukuman kolektif” dan mengatakan hal itu mungkin merupakan kejahatan perang.

    Gedung Putih Tegaskan Israel Tidak Melakukan Genosida di Gaza

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak percaya Israel melakukan genosida di wilayah Palestina, meskipun jumlah korban tewas di Gaza “sangat tinggi” dan ada “terlalu banyak korban sipil”.

    “[Militer Israel] tidak bangun setiap hari dan meletakkan sepatu bot mereka di lantai, berkata, ‘Hei, kami akan membunuh beberapa orang tak berdosa karena mereka kebetulan orang Palestina,’” kata Kirby saat jumpa pers pada Rabu.

    “Kami telah terus terang dengan rekan-rekan Israel kami tentang kekhawatiran kami tentang [jumlah korban tewas] dan tentang upaya membuat mereka … lebih diskriminatif tentang jumlah korban sipil di Gaza,” tambahnya.

    Foto: Peta Israel di seragam tentara. (X?AbujomaaGazaX
    Peta Israel di seragam tentara. (X?AbujomaaGazaX

    Israel Bunuh 35 Warga Palestina di Yerusalem, 14 di antaranya Anak-Anak

    Kantor Gubernur Yerusalem mengatakan dalam laporan tahunannya, selama tahun lalu, Israel telah membunuh sedikitnya 35 warga Palestina di wilayah itu, termasuk 14 anak.

    Setidaknya 168 orang juga terluka di sana akibat peluru logam tajam dan berlapis karet, pemukulan hebat, dan serangan gas air mata, kata laporan itu.

    Dikatakan juga bahwa pemukim Israel melakukan sekitar 159 serangan di kegubernuran itu pada tahun 2024, termasuk 19 serangan yang melibatkan kekerasan fisik.

    Militer Israel Batasi Liputan Media Terkait Perang di Gaza

    Militer Israel memberlakukan pembatasan baru pada liputan media tentang tentara yang sedang bertugas tempur aktif di Gaza. Aturan baru diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran atas risiko tindakan hukum terhadap tentara yang bepergian ke luar negeri atas tuduhan keterlibatan dalam kejahatan perang di Gaza.

    Langkah tersebut dilakukan setelah seorang tentara cadangan Israel yang sedang berlibur di Brasil tiba-tiba meninggalkan negara itu ketika seorang hakim Brasil memerintahkan polisi federal untuk membuka penyelidikan, menyusul tuduhan dari kelompok pro-Palestina bahwa ia melakukan kejahatan perang saat bertugas di Gaza.

    Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan berdasarkan aturan baru tersebut, media yang mewawancarai tentara berpangkat kolonel ke bawah tidak akan dapat menampilkan nama lengkap atau wajah mereka, mirip dengan aturan yang sudah ada untuk pilot dan anggota unit pasukan khusus.

    “Ini adalah pedoman baru kami untuk melindungi tentara kami dan memastikan mereka aman dari jenis insiden yang diselenggarakan oleh aktivis anti-Israel di seluruh dunia,” kata Shoshani, seperti dikutip Al Jazeera.

    Shoshani mengatakan kelompok aktivis, seperti Hind Rajab Foundation yang berbasis di Belgia, yang mendorong aksi di Brasil, “menghubungkan titik-titik” antara tentara yang mengunggah materi dari Gaza dan kemudian foto dan video lain tentang diri mereka saat berlibur di luar negeri.

    Pengaduan pidana telah diajukan terhadap tentara Israel yang sedang berlibur dalam beberapa bulan terakhir di Siprus, Sri Lanka, Argentina, dan Chili. Hind Rajab Foundation mengklaim telah mengumpulkan bukti terhadap sekitar 1.000 tentara Israel.

    Peta Baru Israel Caplok Negara-Negara Arab

    Sebuah peta baru dirilis di akun Instagram berbahasa Arab milik pemerintah Israel. Hal ini menimbulkan kemarahan dari negara-negara Arab, pasalnya peta tersebut menggambarkan sebagian wilayah Palestina sebagai bagian dari “Israel Raya”.

    Melansir New Arab pada Kamis (9/1/2025), unggahan tersebut memicu kemarahan dari warga Palestina dan negara-negara Arab. Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengendalikan ambisi ekspansionis Israel dan mencegahnya untuk merebut lebih banyak wilayah Palestina dan Arab.

    Adapun wilayah yang diklaim oleh peta itu mencakup Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Publikasi peta tersebut muncul saat para menteri ekstremis di pemerintahan Israel membicarakan prospek aneksasi penuh Israel atas Tepi Barat yang diduduki dan pembangunan kembali permukiman di Gaza. Sebagai informasi, keduanya adalah wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967.

    Foto: Asap mengepul setelah serangan AS di Sanaa, Yaman, 31 Desember 2024. (Tangkapan Layar Video REUTERS/)
    Asap mengepul setelah serangan AS di Sanaa, Yaman, 31 Desember 2024. (Tangkapan Layar Video REUTERS/)

    (dce)

  • Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel, IDF Gagal di Gaza Utara – Halaman all

    Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel, IDF Gagal di Gaza Utara – Halaman all

    Pakar Militer: Drone IDF yang Dikendalikan Al-Qassam Membutakan Israel
     

    TRIBUNNEWS.COM – Pakar militer dari Lebanon, Brigadir Jenderal Elias Hanna menjelaskan situasi taktis perkembangan pertempuran yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

    Dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025), Elias Hanna mengatakan kalau drone Quadcopter yang dikendalikan oleh faksi milisi pembebasan Palestina di Jalur Gaza efektif mengurangi kemampuan Israel untuk mengumpulkan informasi.

    Itu artinya, kekuatan faksi perlawanan masih aktif meski Israel telah melakukan agresi dan penghancuran ugal-ugalan selama 15 bulan peperangan.

    “Pemboman yang terus berlanjut terhadap poros Netzarim menegaskan bahwa perlawanan masih ada.

    Hanna menambahkan – dalam analisis situasi militer di Jalur Gaza – bahwa demonstrasi aksi perlawanan tersebut, yang fotonya dipublikasikan oleh Brigade Al-Qassam pada  Selasa, menunjukkan kalau pasukan Israel berupaya mengumpulkan informasi sebelum memasuki rumah.

    Lazimnya, prosedur militer Israel (IDF) dapat mengarah pada operasi pembunuhan terhadap siapapun di dalam rumah, tak peduli kalau mereka hanya warga sipil.

    Terkait itu, Al-Qassam – sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) – menerbitkan gambar sejumlah pawai Quad Capter Israel hasil rampasan.

    Qassam mengklaim, berhasil merebut drone-drone milik IDF ini di sejumlah wilayah timur Rafah di Jalur Gaza selatan.

    Seorang petempur Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, menunjukkan tiga drone Israel yang mereka rebut. Tiga unit drone Israel itu dilumpuhkan saat drone-drone itu berpawai menjalankan misi intelijen di lingkungan Al-Geneina, sebelah timur kota Rafah, Gaza Selatan, Jumat (13/12/2024). (khaberni/HO)

    “Drone ini beroperasi di ketinggian rendah untuk melakukan beberapa tugas, yang memudahkan proses pengendaliannya,” menurut Hanna.

    Ketinggian rendah drone, tambahnya, juga menunjukkan sulitnya Qassam menggunakan kembali drone ini secara militer karena alasan teknis.

    Namun mengendalikan sejumlah besar pawai ini – menurut pendapat pakar militer – membuat Israel mengalami kebutaan intelijen, yang membuat pasukannya rentan untuk menyasar perlawanan yang ada di sana dan pandai mengeksploitasinya.

    “Mengendalikan (mengoperasikan) pawai drone ini membantu mengamankan gerakan perlawanan dan membuat operasinya lebih rahasia,” kata Hanna.

    Sebagai informasi, Hanna menjelaskan, cara ini merupakan adopsi dari prosedur tentara pendudukan Israel dalam beroperasi di Gaza.

    IDF lazimnya menggunakan pawai dan anjing polisi untuk mengumpulkan informasi sebelum memasuki suatu tempat untuk mengurangi korban jiwa.

    Namun kendali kelompok perlawanan terhadap sejumlah besar demonstrasi menegaskan bahwa teknologi tidak dapat sepenuhnya diandalkan, menurut Hanna.

    Serangan roket dari wilayah Gaza ke wilayah pendudukan Israel di Yerusalem. (khaberni/tangkap layar)

    Saya Berperang, Maka Saya Ada

    Mengenai pemboman yang terus dilakukan oleh faksi perlawanan Palestina terhadap pasukan pendudukan yang ada di poros Netzarim, Hanna menyatakan bahwa ini adalah jenis tekanan yang bertepatan dengan negosiasi gencatan senjata.

    Pengeboman itu juga merupakan konfirmasi atas kemenangan tekanan dari perlawanan.

    Sebelumnya hari ini, Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – menyiarkan adegan para pejuangnya, bekerja sama dengan Brigade Martir Al-Aqsa, mengebom posisi pasukan pendudukan Israel di poros “Netzarim” dan Situs militer Israel, Malka dengan 107 rudal dan mortir.

    Hanna mengatakan, pengeboman ini bertujuan untuk menyampaikan pesan yang berbunyi: “Saya berperang, maka saya ada.”

    Secara sederhana, pesan itu dapat diartikan kalau perlawanan menyampaikan pesan ke Israel bersikukuh mempertahankan syarat yang mereka ajukan maka peperangan terus berlanjut dan keamanan yang diidam-idamkan Israel tidak akan pernah terwujud.

    Hanna menekankan bahwa roket dan peluru yang digunakan dalam operasi ini ringan dan mudah dibawa serta dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

    Hanna menunjukkan bahwa kehadiran 4 brigade di wilayah yang tidak melebihi 15 kilometer di Jalur Gaza utara “membuat kelompok sasaran perlawanan menjadi sangat besar.”

    Hal ini, kata dia, terutama mengingat ketidakmampuan tentara pendudukan untuk mengerahkan artileri di wilayah yang hancur total untuk mengamankan kemajuan pasukan di sana.”

    Pemandangan umum menunjukkan bangunan yang hancur di Gaza Utara, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, 11 November 2024. (tangkap layar/REUTERS/Amir Cohen)

    IDF Cenderung Gagal di Gaza Utara

    Dia menunjukkan bahwa melakukan operasi melawan pasukan pendudukan, yang telah berperang selama tiga bulan di Jalur Gaza utara, berarti kegagalan kekuatan besar ini dalam menghilangkan perlawanan yang bertempur dalam kelompok kecil yang tidak lebih dari tiga orang.

    Jalur Gaza bagian utara menyaksikan banyak operasi kualitatif yang dilakukan oleh perlawanan terhadap pasukan pendudukan selama beberapa minggu terakhir, meskipun terjadi invasi besar-besaran, yang oleh banyak organisasi digambarkan sebagai proses genosida yang sistematis.

    Selama periode baru-baru ini, kelompok perlawanan menerbitkan klip video sejumlah operasi penembak jitu dan penyergapan yang menargetkan kendaraan dan tentara serta menyebabkan banyak kematian dan cedera.

    Selama sebulan terakhir, pejuang perlawanan melakukan operasi untuk melenyapkan tentara Israel dengan senjata putih dari jarak nol, sebuah perkembangan yang pertama sejak dimulainya perang 15 bulan lalu.

    Kemarin, Senin, tentara Israel mengumumkan bahwa seorang perwira dan seorang tentara tewas dan dua lainnya terluka parah.

    Pada hari Selasa juga diumumkan bahwa seorang tentara dari Brigade Nahal tewas dalam operasi militer di Jalur Gaza utara.

     

    (oln/khbrn/*)
     

  • UEA Diskusi dengan Israel-AS Bahas Pemerintahan Sementara di Gaza Pascaperang

    UEA Diskusi dengan Israel-AS Bahas Pemerintahan Sementara di Gaza Pascaperang

    JAKARTA – Uni Emirat Arab berdiskusi dengan Israel dan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan sementara di Gaza pascaperang hingga Otoritas Palestina yang telah direformasi dapat mengambil alih kepemimpinan.

    Diskusi di balik layar yang dilaporkan oleh Reuters untuk pertama kalinya, mencakup kemungkinan UEA dan Amerika Serikat, bersama dengan negara-negara lain, untuk sementara waktu mengawasi pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi Gaza setelah militer Israel mundur dan hingga saat ini. Pemerintahan Palestina mampu mengambil alih, kata belasan diplomat asing dan pejabat Barat kepada Reuters.

    UEA adalah mitra keamanan dekat AS dan, tidak seperti kebanyakan negara Arab, UEA memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Para diplomat dan pejabat mengatakan hal ini memberi negara Teluk itu pengaruh terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Setelah lebih dari setahun berperang, Israel masih enggan untuk menguraikan visi mereka sendiri untuk Gaza dan komunitas internasional telah berjuang untuk merumuskan rencana yang layak, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pembicaraan tersebut bersifat pribadi.

    Para diplomat dan pejabat menekankan gagasan yang muncul dari perundingan UEA kurang rinci dan belum disaring menjadi rencana formal, tertulis, atau diadopsi oleh pemerintah mana pun.

    Dalam perundingan di balik layar, Abu Dhabi menganjurkan reformasi Otoritas Palestina (PA) untuk memerintah Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur di bawah negara Palestina yang merdeka, kata sumber tersebut – sesuatu yang secara terbuka ditentang oleh Israel.

    “UEA tidak akan berpartisipasi dalam rencana apa pun yang gagal mencakup reformasi signifikan terhadap Otoritas Palestina, pemberdayaannya, dan pembentukan peta jalan yang kredibel menuju negara Palestina,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, saat menjawab pertanyaan mengenai diskusi tersebut.

    “Elemen-elemen ini – yang saat ini kurang – sangat penting untuk keberhasilan rencana pasca-Gaza,” imbuhnya.

    PA didirikan tiga dekade lalu berdasarkan Perjanjian Oslo tahun 1993-1995, yang ditandatangani oleh Israel dan Palestina, dan diberi kewenangan terbatas atas Tepi Barat dan Gaza.

    Kelompok ini masih menjalankan beberapa pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel, namun mereka diambil alih dari Gaza pada tahun 2007 oleh Hamas setelah perang saudara yang singkat.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters telah terjadi pembicaraan dengan beberapa mitra, termasuk UEA, mengenai opsi tata kelola, keamanan, dan rekonstruksi, dan berbagai rancangan proposal, rencana, dan gagasan telah diajukan oleh para mitra.

    “Ini merupakan diskusi deliberatif yang terus berlanjut, seiring kami mencari jalan terbaik ke depan,” kata juru bicara tersebut, namun menolak berkomentar lebih jauh mengenai “percakapan diplomatik pribadi”.

    Selain mereformasi Otoritas Palestina, empat diplomat dan pejabat Barat mengatakan pejabat Emirat telah menyarankan penggunaan kontraktor militer swasta sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian pascaperang di Gaza.

    Sumber-sumber lain mengonfirmasi mereka telah diberi pengarahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai proposal Uni Emirat Arab pascaperang, yang mencakup kemungkinan penggunaan kekuatan tersebut.

    Para diplomat dan pejabat Barat mengatakan pengerahan kontraktor semacam itu akan memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat.

    Kontraktor militer swasta, yang disewa oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain, telah menghadapi tuduhan penyiksaan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penggunaan kekuatan berlebihan, antara lain, termasuk di Irak dan Afghanistan.

  • UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pasca-Perang di Gaza dengan AS dan Israel – Halaman all

    UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pasca-Perang di Gaza dengan AS dan Israel – Halaman all

    UEA Mau Cawe-cawe di Gaza, Abu Dhabi Bahas Pemerintahan Pascaperang di Gaza dengan AS dan Israel
     

    TRIBUNNEWS.COM – Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah berdiskusi dengan Israel dan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan sementara Gaza pascaperang.

    Rencana ‘cawe-cawe’ UEA di Gaza itu disebutkan akan berlangsung hingga Otoritas Palestina (PA) yang direformasi mampu mengambil alih, tulis laporan Reuters menurut orang-orang yang mengetahui pembicaraan tersebut, Selasa (7/1/2025).

    “Diskusi di balik layar, tersebut mencakup kemungkinan UEA dan Amerika Serikat (AS), bersama dengan negara-negara lain, untuk sementara waktu mengawasi tata kelola, keamanan, dan rekonstruksi Gaza setelah militer Israel mundur dan sampai pemerintahan Palestina (PA) mampu mengambil alih,” tulis laporan berlabel eksklusif Reuters.

    Sebagai latar belakang, UEA merupakan mitra keamanan dekat AS. Selain itu, tidak seperti kebanyakan pemerintah Arab, Abu Dhabi memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. 

    Faktor kedekatan ini memberi negara Teluk itu pengaruh terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Setelah lebih dari setahun berperang, Israel tetap enggan menguraikan visinya sendiri untuk Gaza dan masyarakat internasional telah berjuang untuk merumuskan rencana yang layak,” kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena percakapan tersebut bersifat pribadi, lansir Reuters.

    Laporan, rencana ikut campurnya UEA di pemerintahan Gaza pasca-Gaza masih kurang rinci dan belum dituangkan dalam rencana tertulis formal, maupun diadopsi oleh pemerintah mana pun.

    “Dalam pembicaraan di balik layar, Abu Dhabi menganjurkan Otoritas Palestina (PA) yang direformasi untuk memerintah Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur di bawah negara Palestina yang merdeka,” kata sumber tersebut – sesuatu yang ditentang secara terbuka oleh Israel.

    “UEA tidak akan berpartisipasi dalam rencana apa pun yang gagal mencakup reformasi signifikan Otoritas Palestina, pemberdayaannya, dan pembentukan peta jalan yang kredibel menuju negara Palestina,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, menanggapi pertanyaan tentang diskusi tersebut.

    “Elemen-elemen ini – yang saat ini masih kurang – sangat penting bagi keberhasilan rencana pasca-Gaza,” tambahnya menyoroti kalau PA dinilai tidak mewakili entitas Palestina sepenuhnya.

    Personel keamanan Otoritas Palestina. Dalam beberapa pekan belakangan, Otoritas Palestina terlibat bentrokan bersenjata dengan sejumlah milisi perlawanan Palestina seperti Brigade Al-Quds di Jenin dan Brigade Martir Al-Aqsa. (khaberni/tangkap layar)

    PA Kurang Berpengaruh

    PA didirikan tiga dekade lalu berdasarkan Perjanjian Oslo 1993-1995, yang ditandatangani oleh Israel dan Palestina, dan diberi kewenangan terbatas atas Tepi Barat dan Gaza.

    PA masih menjalankan sebagian pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki Israel, tetapi diusir dari Gaza pada tahun 2007 oleh Hamas setelah perang saudara singkat.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters bahwa telah ada pembicaraan dengan beberapa mitra, termasuk UEA, mengenai opsi untuk pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi, dan bahwa berbagai rancangan proposal, rencana, dan ide telah diajukan oleh para mitra.

    “Ini merupakan diskusi yang terus berlanjut, sembari kami mencari cara terbaik untuk maju,” kata juru bicara tersebut, menolak berkomentar lebih jauh mengenai “percakapan diplomatik pribadi”.
     
    Kantor Perdana Menteri Israel menolak berkomentar mengenai lapoaran ini. Otoritas Palestina tidak menanggapi pertanyaan Reuters.

    Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)

    Usulkan Penggunaan Pasukan Militer Swasta

    Selain mereformasi PA, empat diplomat dan pejabat Barat mengatakan kalau pejabat UEA telah mengusulkan penggunaan kontraktor militer swasta sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian pascaperang di Gaza.

    Sumber-sumber lain mengonfirmasi kalau mereka diberi pengarahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai usulan pascaperang Emirat, yang mencakup kemungkinan penggunaan pasukan semacam itu.

    Para diplomat dan pejabat Barat mengatakan setiap pengerahan kontraktor semacam itu akan memicu kekhawatiran di antara negara-negara Barat.

    Kontraktor militer swasta, yang dipekerjakan oleh Amerika Serikat dan pemerintah lain, punya citra negatif dengan seabrek catatan dan rekam jejak penyiksaan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penggunaan kekuatan berlebihan, di antara tuduhan lainnya, termasuk di Irak dan Afghanistan.

    Pejabat UEA tidak menanggapi pertanyaan tentang penggunaan kontraktor militer.

    Dua siluet bocah Palestina menyaksikan kehancuran Jalur Gaza karena pemboman Israel. (anews/tangkap layar)

    Rekonstruksi Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

    Membangun kembali Gaza, termasuk lembaga-lembaga politiknya, diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya puluhan miliar dolar.

    Selain itu, rekonstruksi Gaza memerlukan dukungan internasional yang besar, setelah 15 bulan operasi militer Israel menghancurkan tiap sendi kehidupan wilayah tersebut.

    Meski UEA telah mengkritik perilaku militer Israel dan Netanyahu sendiri, Israel tetap masih menginginkan negara kaya minyak itu terlibat di Gaza pascaperang, menurut dua mantan pejabat Israel, yang menolak disebutkan namanya.

    Seperti Israel, negara Teluk itu menentang Hamas, kelompok pembebasan Palestina yang dilabeli AS sebagai ‘grup teror.

    Hamas, sebagai respons aksi represif dan penindasan Israel selama bertahun-tahun, memimpin serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang.

    “Abu Dhabi memandang Hamas dan kelompok Islamis lainnya sebagai kekuatan yang mengganggu stabilitas,” kata ulasan Reuters. 

    Pejabat UEA juga telah menyatakan kekhawatiran secara terbuka atas dampak perang terhadap stabilitas di Timur Tengah dan terhadap upaya menuju integrasi regional dan pembangunan ekonomi yang lebih besar.

    Hamas: Gaza Harus Bebas dari Intervensi Asing Pasca-Perang

    Ketika ditanya apakah Hamas mengetahui proposal yang dibahas oleh UEA, Basem Naim, salah satu pejabat senior organisasi tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa setelah perang, Gaza harus menjadi “wilayah Palestina yang khas” dan tanpa “intervensi asing”.

    Washington bersama mediator Mesir dan Qatar, tengah mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

    Adapun Israel dan Hamas saling menyalahkan pada akhir Desember atas keterlambatan dalam mencapai gencatan senjata – yang menurut kedua belah pihak tampaknya sudah dekat bulan lalu.

    Pada Senin (6/1/2025), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington ingin melihat kesepakatan gencatan senjata diselesaikan dalam dua minggu ke depan.

    Ketika ditanya tentang masa depan Gaza, Brian Hughes, juru bicara tim transisi Donald Trump, mengatakan presiden terpilih AS – yang akan dilantik pada tanggal 20 Januari – akan bekerja sama erat dengan mitra Arab dan Israel “untuk memastikan bahwa Gaza suatu hari nanti dapat makmur”.

    Seorang perwira Otoritas Palestina memegang senjatanya saat pasukan keamanan melancarkan serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, 16 Desember 2024. (tangkap layar aljazeera/Majdi Mohammed/AP)

    Reformasi Otoritas Palestina

    UEA mengatakan mereka hanya akan mengirim pasukan ke misi multinasional pasca perang atas undangan Otoritas Palestina dan dengan keterlibatan AS.

    Namun, Netanyahu mengatakan dia menentang Otoritas Palestina dalam bentuknya saat ini yang memerintah Gaza, dengan mengutip keluhannya yang sudah lama mengenai silabus sekolah PA, yang menurutnya memicu kebencian terhadap Israel, dan kebijakannya memberikan gaji kepada keluarga warga Palestina yang dipenjara di Israel.

    UEA telah meminta perdana menteri baru untuk memimpin Otoritas Palestina, yang sering dikritik oleh pejabat Emirat sebagai lembaga yang korup dan tidak kompeten selama pembicaraan tertutup, kata para diplomat dan pejabat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, yang menjabat pada bulan Maret, telah berjanji untuk melaksanakan reformasi di dalam Otoritas Palestina yang keuangannya telah kacau selama bertahun-tahun karena negara-negara donor telah memotong pendanaan hingga korupsi dan pemborosan ditangani.

    Para pejabat Emirat telah menyebut mantan Perdana Menteri Salam Fayyad, seorang mantan pejabat Bank Dunia berpendidikan AS, sebagai tipe orang yang dapat dipercaya untuk memimpin Otoritas Palestina yang dirombak, menurut para diplomat dan pejabat.

    Fayyad menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2007 hingga mengundurkan diri pada tahun 2013 setelah berselisih dengan Presiden Mahmoud Abbas, yang masih menjabat.

    “Reuters tidak dapat menghubungi Fayyad untuk dimintai komentar,” bunyi disclaimer laporan tersebut.

     

    (oln/rtrs/*)

  • Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Murka, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, Lebanon hingga Suriah – Halaman all

    Yordania Mengamuk, Tel Aviv Rilis Peta Israel Raya Mulai dari Palestina, Yordan, hingga Suriah

     
    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk keras apa yang dipublikasikan oleh akun resmi Pemerintah Israel di platform media sosial.

    Publikasi akun Israel itu berupa peta wilayah yang diklaim bersejarah bagi Israel, termasuk bagian dari wilayah pendudukan Palestina, Kerajaan Hashemite Yordania, Lebanon, dan Suriah.

    Peta itu disbeut-sebut sebagai wilayah Israel Raya, wacana dan tujuan yang perlahan namun pasti dilaksanakan Israel lewat berbagai gejolak yang terjadi di kawasan tersebut.

    Rilis peta ini bersamaan dengan pernyataan rasis dari Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari kelompok ultranasionalis ekstremis Yahudi yang menyerukan aneksasi Tepi Barat dan pembangunan permukiman di Jalur Gaza.

    Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Duta Besar Dr Sufyan Al-Qudah menyatakan penolakan mutlak pihak Kerajaan Yordania terhadap kebijakan-kebijakan dan pernyataan-pernyataan Israel yang menghasut dan bertujuan untuk menyangkal hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat seperti pada perjanjian tanggal 4 Juni 1967, dengan Yerusalem yang diduduki sebagai ibu kotanya.

    “Dijelaskan, para pejabat Yordania menekankan kalau tuduhan dan ilusi yang diadopsi dan dipromosikan oleh para ekstremis di pemerintahan Israel, yang mendorong berlanjutnya siklus kekerasan dan konflik, merupakan pelanggaran mencolok terhadap norma dan hukum internasional, sehingga memerlukan posisi internasional yang jelas untuk mengutuk dan memperingatkan mereka. dampak buruknya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan,” tulis pernyataan Yordania dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025). 

    Emblem Seragam Tentara IDF

    Kontroversi soal ‘Israel Raya’ bukan kali ini saja menjadi sorotan di media sosial.

    Beberapa waktu lalu, seorang tentara Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dilaporkan difoto mengenakan seragam beremblem di lengan yang menggambarkan peta “Israel Raya” selama operasi militer mereka di Gaza.

    Peta tersebut, yang terlihat jelas di lengan prajurit tersebut, tidak hanya mencakup Israel tetapi juga wilayah yang luas dari negara-negara tetangga, termasuk Yordania, Palestina, Lebanon, sebagian Suriah, Irak, Arab Saudi, dan Mesir.

    Gambar tentara dengan tambalan kontroversial tersebut muncul di media sosial, dan dengan cepat memicu badai reaksi.

    Emblem seragam tentara IDF yang menggambarkan peta Israel Raya yang mencakup teritorial negara tetangga mereka mulai dari Yordania, Arab Saudi, hingga Mesir. (RN)

    Senada Lebensraum Nazi Jerman

    RNTV melaporkan kalau para kritikus berpendapat kalau peta tersebut mencerminkan agenda ekspansionis yang mengingatkan pada ambisi kekaisaran dalam sejarah, sehingga membandingkannya dengan konsep “Lebensraum” atau ruang hidup yang diusung Nazi Jerman.

    Konsep “Israel Raya” berakar pada penafsiran tertentu terhadap ideologi Zionis, yang menyatakan kalau tanah perjanjian terbentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak.

    Penafsiran ini telah menjadi bahan perdebatan sejak berdirinya Negara Pendudukan Israel.

    Oleh para pendukungnya, konsep ini dipandang sebagai pemenuhan nubuatan agama.

    Sedangkan dan para kritikus dan penentang konsep tersebut mengutuknya sebagai pembenaran untuk perluasan wilayah dengan mengorbankan kedaulatan negara-negara tetangga.

    Penulis Israel, Avi Lipkin memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi. (tangkap layar twitter)

    Perbatasan Israel Meluas Jadi Sebuah Gurun Besar

    Pada Januari 2024 silam, sebuah klip video yang beredar di media sosial dilaporkan menunjukkan pernyataan penulis Israel, Avi Lipkin yang memperkirakan kalau perbatasan Israel akan terbentang dari Lebanon hingga Arab Saudi.

    Penulis zionis itu menggambarkannya sebagai “Gurun Besar” yang membentang dari Mediterania hingga Efrat.

    Video Klip yang menggambarkan wilayah yang dicita-citakan Zionis bertajuk “Israel Raya” itu telah memicu kemarahan publik secara luas.

    “Dan siapa yang ada di seberang Sungai Eufrat?” tanya Lipkin dalam video tersebut.

    “Kurdi. Dan Kurdi adalah teman. Jadi, kita punya Mediterania di belakang kita dan Kurdi di depan kita… Lebanon, yang benar-benar membutuhkan payung perlindungan Israel, dan kemudian kita akan mengambil alih, saya yakin kita akan mengambil Mekkah, Madinah, dan Gunung Sinai, dan sucikan tempat-tempat itu,” kata Avi Lipkin.

    Video klip itu langsung menjadi perbincangan dan memancing kemarahan publik luas.

    Salah satu komentar di X (dulu twitter), menyebut kalau ‘Israel Raya’ memang telah menjadi tujuan politik Zionisme sejak awal.

    “Setelah Gaza dan Hizbullah, tidak akan sulit bagi Israel. Arab Saudi, Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania tidak akan menimbulkan kesulitan karena Israel dapat dengan mudah menggulingkan rezim di negara-negara tersebut, dan menguasai tanah mereka akan mudah setelah menyebarkan budaya normalisasi dan penerimaan terhadap Israel. Tidak ada yang akan melawan Israel seperti Gaza dan Hizbullah yang menolaknya,” tulis komentar lain di X seperti dilansir Memo dikutip Kamis (11/1/2024).

    Istilah “Israel Raya” mengacu pada perluasan wilayah dan kedaulatan Israel untuk mencakup apa yang oleh banyak orang Israel digambarkan sebagai tanah bersejarah mereka dalam kitab suci mereka.

    Bagi mereka, ini termasuk wilayah Palestina yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki, serta wilayah yang digambarkan oleh Lipkin.

    Rencana Zionis untuk Timur Tengah, kata jurnalis Israel Oded Yinon, didasarkan pada visi pendiri Zionisme yang atheis, Theodor Herzl, yaitu Israel akan mencaplok sebagian besar wilayah Lebanon, Suriah, Yordania, Irak, Mesir, dan Arab Saudi.

    “Israel akan membentuk sejumlah negara proksi untuk memastikan dominasinya di kawasan,” tulis ulasan tersebut.

    (oln/khbrn/rntv/memo/*)

     

  • Doa untuk Gaza Iringi Natal Ortodoks Timur di Bethlehem

    Doa untuk Gaza Iringi Natal Ortodoks Timur di Bethlehem

    Jakarta, CNN Indonesia

    Patriarkh Ortodoks Yunani Yerusalem, Theophilos III, memimpin perayaan Natal Ortodoks Timur di Gereja Kelahiran Yesus di Bethlehem pada Senin (6/1).

    Tahun ini, para pemimpin gereja memutuskan untuk membatasi kegiatan Natal hanya pada ritual keagamaan dan menghindari perayaan besar, mengingat konflik yang masih berlangsung di Gaza.

    Umat Kristen Ortodoks juga menyampaikan doa untuk situasi yang lebih baik di Palestina.

    Serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023 telah membunuh hampir 46 ribu warga Palestina.

  • Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza – Halaman all

    Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza – Halaman all

    Houthi Minta Pemukim Israel Pindah ke Siprus Kalau Mau Aman: Kami Tak Akan Tinggalkan Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota tingkat tinggi gerakan Ansarullah (Houthi) Yaman menyarankan para pemukim ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki untuk meninggalkan wilayah tersebut dan kembali ke tempat asal mereka kalau mau aman.

    Hal itu lantaran, kelompok Yaman tidak akan menghentikan operasi balasan ke wilayah pendudukan Israel.

    Hizam al-Assad, anggota Biro Politik Ansarullah, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah posting di X pada Senin.

    “Siapa pun yang ingin tidur dengan nyaman harus pergi ke Siprus atau negaranya sendiri,” katanya.

    Pejabat itu menegaskan, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi Houthi akan mempertahankan serangan pro-Palestina selama rezim Israel terus melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.

    Houthi, kata dia, juga akan terus menyerang jika Israel tidak menghentikan serangan yang telah dilancarkannya terhadap Yaman untuk mencoba menghentikan operasi negara Jazirah Arab itu.

    “Kami tidak akan meninggalkan Gaza sendirian,” katanya.

    Pejabat Houthi itu menggarisbawahi kalau Israel akan terus menghadapi serangan militer mendadak dari pihak pasukan Yaman selama rezim tersebut mempertahankan pendekatan agresifnya terhadap negaranya.

    Kelompok Ansarallah Houthi Yaman mengklaim rudal hipersonik Palestine 2 yang mereka luncurkan ke Israel menghantam pangkalan udara Nevatim, Negev, wilayah pendudukan Israel pada Sabtu (29/12/2024). (Anews/File)

    “Operasi militer kami akan terus menargetkan jantung wilayah pendudukan,” ujarnya.

    “Kejutan-kejutan ini akan berlangsung hingga rezim menghentikan agresi dan pengepungannya terhadap Gaza,” Assad mencatat, mengacu pada blokade yang dilakukan Tel Aviv terhadap wilayah pesisir itu.

    Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel pada Oktober 2023 untuk mendukung Jalur Gaza dan Lebanon, yang masing-masing berada di bawah perang genosida dan peningkatan serangan mematikan oleh rezim Israel.

    Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.

    Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Rudal Hipersonik Hantam Pembangkit Listrik Haifa

    Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi gerakan Ansarallah (Houthi) Yaman, Yahya Saree, mengumumkan, pasukan rudal YAF melakukan operasi militer yang menargetkan pembangkit listrik Orot Rabin Israel di wilayah selatan Haifa yang diduduki Israel.

    Operasi tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal balistik hipersonik Palestine-2 dan berhasil mencapai tujuannya, kata Brigadir Jenderal Yahya Saree mengumumkan pada Minggu (5/1/2025), Al Mayadeen melaporkan.

    Angkatan Bersenjata Yaman mengklaim menembakkan rudal ke arah bagian utara wilayah Palestina yang diduduki Israel di mana rudal itu mengenai sasaran yang dituju secara akurat.

    Kantor Media Pemerintah negara itu mengumumkan pelaksanaan operasi serangan ini pada Minggu pagi.

    Laporan media tersebut juga menegaskan kalau rudal Houthi itu melewati semua sistem pertahanan udara (sistem intersepsi rudal) Israel.

    “Meskipun rezim pendudukan Israel mengklaim telah mencegat rudal Yaman di luar langit Palestina yang diduduki, proyektil tersebut terbang melewati semua sistem rudal rezim Zionis,” kantor tersebut mencatat, menurut Press TV.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Sirene Meraung di Berbagai Kota Israel

    Sebelumnya, militer Israel mengklaim telah mengenai rudal tersebut sebelum memasuki wilayah udara wilayah pendudukan.

    Namun, diakui bahwa serangan Houthi itu memicu suara alarm di wilayah Talmei Elazar.

    Pemukim Yahudi di bagian tengah wilayah Palestina yang diduduki Israel juga melaporkan mendengar ledakan, kata militer Israel (IDF), mengklaim bahwa ledakan itu terjadi sebagai akibat dari intersepsi.

    Alarm juga berbunyi di kota suci al-Quds yang diduduki (Yerusalem) serta kota Tel Mond dan pemukiman ilegal Rishon Lezion, Kfar Saba, Ganei Tikva, Petah Tikva, Hod Hasharon, Kokhav Yair, Lod, Tayibe, dan pemukiman ilegal Sal’it di Tepi Barat yang diduduki, katanya.

    Pada Sabtu, pasukan Yaman menembakkan rudal balistik hipersonik dan pesawat tak berawak ke arah kota Yaffa dekat Tel Aviv, dan juga menyerang target yang dituju secara akurat.

    Gambar yang dilansir IRNA, mengabarkan kalau satu rudal yang ditembakkan Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi Houthi, menyasar pangkalan militer Israel (IDF) di Ramallah, Jumat (3/1/2025). (Irna/Tangkap Layar)

    YAF dan Houthi menggambarkan operasi tersebut sebagai perwujudan dari “kemenangan bagi rakyat Palestina dan para Mujahidin mereka, dan sebagai respons terhadap pembantaian terhadap rakyat kami di Gaza, dan sebagai bagian dari fase kelima dari tahapan-tahapan pendukung dalam pertempuran Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci (Perjuangan) dan sebagai balasan atas agresi terhadap negara kami.”

    Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel Oktober lalu untuk mendukung Jalur Gaza dan Lebanon, yang masing-masing telah menjadi sasaran perang genosida dan peningkatan serangan mematikan oleh rezim Israel.

    Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.

    Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.

    Mereka telah bersumpah untuk meneruskan operasi mereka selama rezim tersebut melanjutkan agresinya dan pengepungan yang dilancarkannya terhadap Gaza.

    Media Yaman melaporkan serangan udara baru oleh AS dan Inggris di negara tersebut. Saluran TV Al Masirah Yaman mengatakan pada Minggu (5/1/2025) pagi bahwa serangan udara terbaru menargetkan provinsi utara Sa’ada, Yaman Utara. (mna/tangkap layar)

    AS dan Inggris Kembali Lancarkan Serangan udara di Yaman Utara

    Pada laporan lain, media Yaman melaporkan serangan udara baru oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris di negara Arab tersebut.

    Saluran TV Al Masirah Yaman mengatakan pada Minggu (5/1/2025) pagi bahwa serangan udara terbaru menargetkan provinsi utara Sa’ada.

    Dikatakan bahwa jet tempur AS dan Inggris mengebom provinsi tersebut tiga kali, tanpa memberikan rincian tentang kemungkinan korban atau kerusakan.

    Kedua negara Barat tersebut telah mengebom berbagai wilayah di Yaman, terutama kota pelabuhan utama di bagian barat, Hodeidah, sejak pertengahan Januari 2024.

    AS mengklaim bahwa serangan udara tersebut bertujuan untuk melindungi pelayaran internasional pasca operasi Yaman terhadap kapal-kapal yang menuju Israel.

    Yaman memulai operasi tersebut pada 19 November 2024, dalam upaya untuk menekan rezim Israel agar mengakhiri perangnya di Gaza.

    Yaman telah berjanji akan melanjutkan operasi pro-Gaza meskipun ada agresi udara AS-Inggris yang menurut Sana’a ditujukan untuk mendukung rezim Israel. 

     

    (oln/MNA/*)

     

  • Roket-Roket dari Gaza Utara Sasar Pemukiman Yahudi Israel di Sderot, Satu Rumah Kena Hantam 3 Kali – Halaman all

    Roket-Roket dari Gaza Utara Sasar Pemukiman Yahudi Israel di Sderot, Satu Rumah Kena Hantam 3 Kali – Halaman all

    Roket-Roket dari Gaza Utara Sasar Pemukiman Yahudi Israel di Sderot, Satu Rumah Kena Hantam Tiga Kali

    TRIBUNNEWS.COM – Militer rezim Israel (IDF) mengonfirmasi adanya penembakan tiga roket dari Jalur Gaza yang terkepung pada Senin (6/1/2025).

    IDF mengatakan kalau satu roket menghantam pemukiman Yahudi Israel di Sderot.

    “Tiga roket diluncurkan dari Jalur Gaza utara di Sderot, di selatan Israel,” kata militer Israel pada hari Senin.

    IDF mengklaim, salah satu roket berhasil dicegat, sementara roket lainnya menghantam kota, menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah, klaim militer dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, menurut Times of Israel.

    Roket ketiga tampaknya menghantam area terbuka, tanpa menyebabkan kerusakan besar, tambah laporan itu.

    Ledakan besar terdengar di wilayah selatan Israel akibat peluncuran roket dan upaya untuk mencegatnya.

    Petugas layanan darurat dan petugas keamanan di rumah Sderot, Israel yang terkena roket yang ditembakkan dari Gaza pada 6 Januari 2025.

    Kena Hantam Lagi

    Lokasi serangan roket, menurut laporan, cenderung menghantam lokasi yang sama.

    Sebuah rumah yang dilaporkan media Israel pada Senin pagi, juga terkena pada dua serangan roket sebelumnya.

    “Rumah yang terkena serangan roket dari Gaza pagi ini telah rusak oleh proyektil roket pada dua serangan sebelumnya,” demikian dilaporkan situs berita Ynet.

    Pemilik rumah mengatakan kepada situs tersebut bahwa mereka belum selesai memperbaiki kerusakan akibat hantaman terakhir.

    Serangan hari ini menyebabkan kerusakan ringan pada properti di kota yang dekat dengan perbatasan Gaza.

    Roket lainnya berhasil dicegat sementara roket ketiga menghantam tanah terbuka.

    Serangan roket dari wilayah Gaza ke wilayah pendudukan Israel di Yerusalem. (khaberni/tangkap layar)

    Serangan 8 Hari Beruntun

    Kelompok perlawanan Palestina di Gaza melancarkan sejumlah serangan rudal dan roket terhadap pasukan dan pemukiman Israel pada tanggal 3 Januari, yang memicu alarm di komunitas Yahudi terdekat untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun.

    Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, mengumumkan peluncuran rudal permukaan-ke-udara (SAM) yang sukses terhadap helikopter Apache Israel di sebelah timur kamp Al-Bureij di Gaza tengah bekerja sama dengan para pejuang Brigade Al-Nasser Salah al-Din – sayap militer Komite Perlawanan Rakyat (PRC).

    Serangan Palestina mengaktifkan sirene serangan udara di Kibbutz Beeri , sebuah pemukiman yang dikuasai oleh pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menjadi lokasi pembantaian besar-besaran oleh Israel terhadap rakyatnya.

    “Terakhir kali ada sirene di Beeri setelah tembakan roket dari Gaza adalah pada bulan Maret, hampir 10 bulan yang lalu. Sejak itu, alarm hanya berbunyi satu kali di kibbutz yang dievakuasi, selama serangan Iran pada awal Oktober,” harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan pada hari Jumat.

    ILUSTRASI Sebuah roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke kawasan pemukiman Israel di sekitaran Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Beberapa jam kemudian, dua roket diluncurkan dari Gaza utara, menargetkan kota Sderot di Israel.

    “Satu proyektil jatuh di dekat komunitas Nir Am, dan proyektil kedua jatuh di area terbuka,” demikian pengumuman militer Israel.

    Operasi tersebut menandai hari kedelapan berturut-turut serangan Palestina yang menargetkan permukiman Israel di dekatnya. Operasi tersebut juga dilakukan saat kampanye pembersihan etnis yang disponsori AS di Gaza memasuki bulan ke-15.

    Operasi perlawanan yang menargetkan pasukan penyerang juga terus berlanjut di dalam wilayah kantong tersebut, termasuk wilayah utara yang hancur. Pada Jumat malam, Brigade Qassam melaporkan penghancuran beberapa tank Merkava Israel di Jabalia.

    Sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP), Pasukan Martir Omar al-Qassem, juga melancarkan serangan mortir terhadap pasukan Israel yang berkumpul di lokasi Administrasi Sipil di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia.

    Laporan di media Israel telah mengonfirmasi bahwa perlawanan Palestina di Gaza “sedang bangkit kembali secara substansial ” dengan merekrut pasukan baru setelah lebih dari setahun genosida.

    Lebih dari 70 orang telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza sejak fajar pada hari Jumat ketika pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus maju tanpa gentar dengan rencana pemusnahannya .

    “Pendudukan Israel melakukan delapan pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza, yang mengakibatkan 77 orang mati syahid dan 145 orang terluka yang dirawat di rumah sakit selama 24 jam terakhir,” demikian pengumuman Kementerian Kesehatan Gaza.

    Selain menjatuhkan lebih dari 85.000 ton bahan peledak di daerah kantong itu, Tel Aviv juga memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan dan secara sistematis menargetkan sistem perawatan kesehatan Gaza yang sedang runtuh.

    “Penghancuran sistem perawatan kesehatan di Gaza, dan tingkat pembunuhan pasien, staf, dan warga sipil lainnya dalam serangan ini, merupakan konsekuensi langsung dari pengabaian hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional,” demikian pernyataan laporan PBB yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember.

    Saat pembantaian terus berlanjut, Hamas mengumumkan pada Jumat malam bahwa negosiasi tidak langsung mengenai gencatan senjata di Gaza “akan dilanjutkan hari ini di Doha.”

    “Keseriusan dan upaya kami untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin, yang mewujudkan aspirasi dan tujuan rakyat kami, yang terpenting adalah menghentikan agresi,” kata kelompok itu.

    Setelah lebih dari setahun genosida, kelompok perlawanan Palestina di Gaza kembali memperkuat barisan dan terus memberikan pukulan berat kepada tentara penjajah.

  • Hampir 1.000 Masjid di Jalur Gaza Hancur Imbas Agresi Brutal Israel

    Hampir 1.000 Masjid di Jalur Gaza Hancur Imbas Agresi Brutal Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu telah menghancurkan dan merusak hampir 1.000 masjid.

    Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Awqaf dan Urusan Agama menyebutkan bahwa 815 masjid hancur total, sementara 151 lainnya mengalami kerusakan sebagian.

    Dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kementerian juga melaporkan bahwa 19 pemakaman dan tiga gereja turut hancur dalam perang genosida Israel di Gaza pada tahun 2024.

    Di Tepi Barat yang diduduki, kementerian mencatat 256 kali serangan oleh pemukim ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama tahun lalu.

    Menurut kementerian, sekitar 2.567 pemukim ilegal memaksa masuk ke kompleks masjid untuk merayakan perayaan Hanukkah, yang berlangsung dari 25 Desember hingga 2 Januari.

    Kementerian juga mendokumentasikan serangan Israel terhadap 20 masjid di Tepi Barat yang diduduki.

    Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah Palestina yang diduduki akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza. Sejauh ini, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 45.800 orang.

    Sebagian besar korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

    Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Keadilan Internasional (ICJ) atas perang mematikan di Gaza tersebut.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Adu Rudal Yaman-Israel Kian Sengit, Houthi Balas IDF Ledakkan Pangkalan Militer Modiin di Ramallah – Halaman all

    Adu Rudal Yaman-Israel Kian Sengit, Houthi Balas IDF Ledakkan Pangkalan Militer Modiin di Ramallah – Halaman all

    Adu Rudal Yaman-Israel, Houthi Balas IDF Ledakkan Pangkalan Militer Modiin di Ramallah

    TRIBUNNEWS.COM – Konfrontasi lewat serangan udara antara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) terafiliasi gerakan Ansarallah (Houthi) dan Israel berlangsung kian sengit.

    YAF, Jumat (3/1/2025) dilaporkan membalas serangan besar Israel di Yaman dengan menargetkan fasilitas militer Israel (IDF) di Ramallah, pusat Tepi Barat.

    IRNA, mengutip media Israel, mengabarkan kalau sebuah rudal Yaman menghantam pangkalan militer IDF di Ramallah, wilayah Palestina yang diduduki, 

    Media Israel melaporkan pada Jumat bahwa sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman menghantam pangkalan militer Modiin yang terletak di kota barat Ramallah.

    “Tentara Israel mengakui kegagalannya untuk mencegat rudal Yaman, mengungkap bahwa satu rudal memasuki wilayah udara Israel, dan menyatakan bahwa upaya telah dilakukan untuk melawan ancaman tersebut, dan hasil dari upaya tersebut saat ini sedang ditinjau,” kata laporan itu, Jumat.

    Selain itu, televisi Israel melaporkan bahwa 12 pemukim terluka saat mencari perlindungan, dan sembilan lainnya dibawa ke pusat medis karena ketakutan dan panik.

    Setelah serangan rudal, sirene diaktifkan di wilayah selatan al-Quds (Yerusalem) yang diduduki Israel dan ibu kota Israel, Tel Aviv.

    Laporan juga menunjukkan bahwa penerbangan di Bandara Ben Gurion telah ditangguhkan.

    YAF telah menembakkan sejumlah rudal jarak jauh dan pesawat tak berawak ke sasaran-sasaran Israel dalam beberapa hari terakhir, sebagai kelanjutan dukungannya kepada rakyat Palestina dan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap negara tersebut.

    Hal ini terjadi saat rakyat Yaman terus menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perjuangan Palestina, mendukung YAF, dan bertekad untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza dalam demonstrasi mingguan.

    Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan pembangkit listrik di ibu kota Yaman, Sana’a, pada 19 Desember 2024. (AFP)

    Bombardemen Israel di Yaman

    Setidaknya tujuh ledakan besar terdengar di selatan Aleppo, Suriah, lapor Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), Kamis (2/1/2025).

    Observatorium mengatakan ledakan itu merupakan “serangan udara Israel terhadap fasilitas pertahanan di selatan Aleppo.”

    Tidak ada informasi langsung mengenai apakah ada korban jiwa buntut serangan tersebut.

    Televisi pemerintah Suriah juga melaporkan tentang serangan Israel di Aleppo, tetapi tidak memberikan rincian, dilansir Arab News.

    Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya menyebut Israel menyerang lima fasilitas pertahanan sekaligus.

    “Serangan itu sangat kuat. Membuat tanah berguncang, pintu dan jendela terbuka.”

    “Serangan terkuat yang pernah saya dengar. Rasanya bisa mengubah malam menjadi siang,” kara dia.

    Diketahui, sejak pasukan oposisi menggulingkan Bashar al-Assad pada awal Desember, Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap aset militer Suriah.

    Israel berdalih serangan itu ditujukan untuk mencegah senjata militer jatuh ke tangan musuh.

    11 Orang Tewas Buntut Serangan Drone Israel

    Sebelumnya, sebanyak 11 orang tewas dalam serangan udara Israel di dekat Damaskus, Suriah, tepatnya di Kota Adra, pinggiran ibu kota, Minggu (29/12/2024).

    Laporan media Arab melaporkan serangan drone Israel itu menghancurkan gudang senjata rezim Bashar al-Assad.

    Drone itu dikatakan telah menembakkan dua rudal ke gudang yang terletak di area komersial.

    Laporan media awal mengatakan sedikitnya dua orang tewas.

    Tapi, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan 11 orang tewas, sebagian besar merupakan warga sipil, dilansir The Times of Israel.

    SOHR mengungkapkan terjadi ledakan di depot senjata milik bekas rezim Assad.

    Ledakan itu, lanjut organisasi tersebut, “disebabkan oleh serangan Israel.”

    Menurut SOHR, warga sipil Suriah di daerah yang terdapat gudang senjata, terkadang mengatur agar isinya diledakkan untuk mencegah serangan udara Israel yang bisa menewaskan orang-orang di sekitar kawasan itu.

    SOHR kerap dituding para analis perang Suriah melakukan pelaporan palsu dan membesar-besarkan jumlah korban.

    Sementara itu, belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai serangan tersebut.

    Di tengah serangan Israel yang masih berlanjut, pemerintah baru Suriah mengatakan pihaknya tak punya masalah dengan Tel Aviv.

    Dalam wawancara bersama NPR, Kamis (26/12/2024), Gubernur Baru Damaskus, Maher Marwan, menyebut Israel “mungkin merasa takut terhadap faksi tertentu” saat pemerintahan baru Suriah resmi mengambil alih kekuasaan.

    Hal itulah yang dikatakan Marwan, mendasari serangan Israel ke Suriah.

    “Jadi mereka maju sedikit demi sedikit, mengebom, dan seterusnya,” ujarnya, dilansir Al Mayadeen.

    “Kami tidak takut terhadap Israel, dan masalah kami bukan dengan Israel,” tegasnya.

    Marwan menambahkan, pemerintah baru Suriah tidak ingin “mencampuri apapun yang akan mengancam keamanan Israel maupun negara lainnya.”

    Marwan kemudian meminta Amerika Serikat (AS) untuk menengahi hubungan yang lebih baik antara pemerintah baru Suriah dengan Israel.

    “Kami menginginkan perdamaian, dan kami tidak bisa menjadi lawan Israel atau siapa pun,” pungkas dia.

    (oln/irna/*)