kab/kota: Yerusalem

  • Kemampuan Netanyahu Diragukan, Peneliti Senior Sebut Tak Ada Kemenangan Total dalam Perang Gaza – Halaman all

    Kemampuan Netanyahu Diragukan, Peneliti Senior Sebut Tak Ada Kemenangan Total dalam Perang Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sempat berjanji Israel akan meraih “kemenangan total” dalam perang di Gaza.

    Benjamin Netanyahu pun mengklaim akan membasmi Hamas dan membebaskan semua sandera.

    Namun, setelah gencatan senjata dengan kelompok militan itu, banyak warga Israel yang ragu.

    Peneliti senior di Institute for National Security Studies, lembaga pemikir di Tel Aviv, Ofer Shelah, menegaskan Hamas tidak hanya masih utuh, tetapi juga tidak ada jaminan semua sandera akan dibebaskan.

    Namun, kata Ofer Shelah, yang benar-benar menimbulkan keraguan tentang kemampuan Netanyahu untuk memenuhi janjinya adalah pemulangan ratusan ribu warga Palestina minggu ini ke rumah mereka di Gaza utara.

    Menurutnya, hal itu membuat Israel sulit untuk melancarkan kembali perangnya melawan Hamas jika kedua belah pihak gagal memperpanjang gencatan senjata melampaui fase awal enam minggu.

    “Tidak akan ada perang lagi,” kata Ofer Shelah, Kamis (30/1/2025), dikutip dari AP News.

    “Apa yang akan kita lakukan sekarang? Memindahkan penduduk ke selatan lagi?”

    “Tidak ada kemenangan total dalam perang ini,” tegasnya.

    Israel Akan Bebaskan 110 Tahanan Palestina

    Sementara itu, sebuah kelompok advokasi tahanan Palestina mengatakan otoritas Israel akan membebaskan 110 tahanan, termasuk 30 anak di bawah umur, pada hari Kamis.

    Pembebasan ini sebagai bagian dari pertukaran di bawah kesepakatan gencatan senjata Gaza yang disepakati dengan Hamas.

    “Besok (hari ini), 110 tahanan Palestina akan dibebaskan,” kata Klub Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan, mengacu pada pertukaran sandera dan tahanan ketiga di bawah gencatan senjata, yang dimulai pada 19 Januari, dilansir Arab News.

    Kelompok itu mengatakan, para tahanan diharapkan tiba di “daerah Radana Ramallah sekitar tengah hari.”

    Kelompok tersebut juga mengatakan, 30 tahanan berusia di bawah 18 tahun, 32 orang telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan 48 lainnya menjalani hukuman penjara dengan durasi yang bervariasi.

    Mereka menambahkan, 20 tahanan yang akan dibebaskan akan dikirim ke pengasingan.

    Dalam dua pertukaran sebelumnya, tujuh sandera Israel dibebaskan oleh militan dengan imbalan 290 tahanan — hampir semuanya warga Palestina, kecuali satu warga Yordania.

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Diberitakan Al Jazeera, serangan udara Israel menewaskan sebanyak 10 warga Palestina di kota Tammun, Tepi Barat yang diduduki, saat militer Israel mengintensifkan operasi di wilayah yang diduduki.

    Lebih dari 500.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara di mana mereka menunggu Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki wilayah kantong itu.

    Larangan Israel terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur yang diduduki, Gaza dan Tepi Barat yang diduduki akan dimulai hari ini.

    Pertukaran tawanan ketiga dengan tahanan Palestina akan dilakukan hari ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    SAPA PENDUDUK GAZA – Personel Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menyapa penduduk Gaza yang kembali ke rumah mereka di Gaza Utara per Minggu (26/1/2025). Otoritas Israel akan membebaskan 110 tahanan, termasuk 30 anak di bawah umur. (khaberni/tangkap layar)

    Delapan tawanan yang ditahan di Gaza – tiga warga Israel dan lima warga Thailand – akan dibebaskan oleh Hamas, sementara 110 tahanan Palestina – 30 di antaranya berusia di bawah 18 tahun – akan dibebaskan oleh Israel.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan tentara Israel akan tetap berada di kamp pengungsi Jenin, yang telah menjadi sasaran operasi militer selama berminggu-minggu oleh pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina, dan berjanji “tidak akan kembali seperti semula”.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan delapan orang terluka dalam serangan Israel pada hari Rabu, meskipun ada perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

    Serangan udara Israel telah menewaskan tiga warga negara Turki yang berusaha menyeberang secara ilegal dari Lebanon ke Israel, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan sebanyak 47.417 warga Palestina dan melukai 111.571 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Hamas Kecam PA Gara-gara Dituduh Ikut Diskusi untuk Bentuk Negara Mini-Palestina – Halaman all

    Hamas Kecam PA Gara-gara Dituduh Ikut Diskusi untuk Bentuk Negara Mini-Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) membantah tuduhan Otoritas Palestina (PA) yang mengatakan Hamas terlibat dalam pembicaraan rahasia untuk membentuk negara mini-Palestina.

    “Kami menyesalkan kepresidenan Otoritas Palestina yang melibatkan nama gerakan tersebut dalam pertemuan mencurigakan untuk membahas gagasan mengenai negara mini-Palestina,” kata juru bicara Hamas, Hazem Qassem, Selasa (28/1/2025) malam.

    “Kami menyerukan kepada pihak berwenang untuk menghentikan kampanye misinformasi dan memberikan prioritas pada kepentingan yang lebih tinggi dan untuk menanggapi seruan kami untuk menertibkan internal dengan cara yang dapat membantu upaya bantuan rakyat kami dan menghilangkan dampak agresi, dan untuk berdiri bersama untuk melindungi rakyat kita dan hak-hak nasional dan sejarah mereka,” lanjutnya.

    Ia juga menekankan tesis ini hanyalah imajinasi beberapa orang berpengaruh yang berkuasa untuk mendistorsi citra Hamas yang berhasil memaksa Zionis Israel untuk menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

    Sebelumnya media PA, WAFA, menanggapi laporan media luar yang menuduh Hamas terlibat dalam pembicaraan rahasia bersama sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), dan negara lain tentang pembentukan negara mini-Palestina dan pertukaran tanah yang luas dengan Israel.

    “Presidensi Palestina mengeluarkan peringatan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proyek-proyek yang meragukan tersebut, khususnya Hamas, dan mendesak mereka untuk tidak terus terlibat dengan rencana ini,” bunyi laporan WAFA, pada Senin (27/1/2025).

    “Presidensi menegaskan bahwa skema semacam itu merupakan pengkhianatan terhadap darah dan pengorbanan rakyat Palestina, yang telah berjuang selama satu abad untuk mendirikan negara merdeka di seluruh tanah nasional mereka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” lanjutnya.

    Hamas dan Israel mencapai kesepakatan perjanjian gencatan senjata setelah beberapa bulan perundingan intensif di Kota Kairo, Mesir dan di Kota Doha, Qatar dengan partisipasi mediator dari Mesir, Qatar, dan sekutu Israel, AS.

    Implementasi perjanjian gencatan senjata tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu atau 42 hari.

    Selama pelaksanaan tahap pertama, Israel dan Hamas akan melakukan pertukaran 33 tahanan Israel dengan imbalan ribuan tahanan Palestina.

    Selain itu, warga Palestina di Jalur Gaza juga diperbolehkan untuk kembali ke Gaza utara.

    Hamas dan Israel memulai implementasi perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza pada 19 Januari 2025, yang diawali dengan pertukaran 3 tahanan Israel dan 90 tahanan Palestina.

    Pertukaran kedua dilakukan pada 25 Januari 2025 dengan menukar empat tentara wanita Israel dan 200 tahanan Palestina, dengan 70 di antaranya dideportasi ke Kairo, Mesir.

    Saat ini, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 47.306 jiwa dan 111.483 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (26/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sementara itu pencarian korban yang tertimbun reruntuhan masih berlanjut, menurut laporan Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) memulai Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Dunia Kecam Ide Trump Relokasi Penduduk Gaza, Niat Busuk Singkirkan Warga Palestina dari Tanah Air Mereka

    Dunia Kecam Ide Trump Relokasi Penduduk Gaza, Niat Busuk Singkirkan Warga Palestina dari Tanah Air Mereka

    PIKIRAN RAKYAT – Pengamat Hak Asasi Manusia Euro-Med menyatakan keprihatinan mendalam atas proposal Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi kembali warga Gaza di Yordania dan Mesir.

    Donald Trump menggambarkan Gaza sebagai “situs pembongkaran”, dan mengatakan bahwa semua pihak harus membersihkan kantong Palestina serta merelokasi kembali warga Palestina di Yordania dan Mesir.

    Kelompok yang berbasis di Jenewa itu mengatakan bahwa pernyataan ini melanggar hukum internasional dengan melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.

    “Sangat memprihatinkan,” ucap Euro-Med dalam sebuah pernyataan.

    “Orang-orang Palestina, yang sudah menderita akibat dampak buruk dari upaya Israel untuk memusnahkan mereka, seharusnya tidak harus membayar harga lebih lanjut untuk genosida ini dengan dipindahkan secara paksa ke luar tanah air mereka,” katanya menambahkan.

    Mereka mengatakan bahwa Israel penjajah sebagai kekuatan pendudukan, adalah satu-satunya entitas yang harus bertanggung jawab moral dan hukum atas kejahatan yang telah dilakukannya di Jalur Gaza.

    “Membayar ganti rugi kepada Palestina, dan membangun kembali Jalur Gaza secepat mungkin,” ujar Euro-Med.

    Memperhatikan bahwa Konvensi Jenewa Keempat secara tegas melarang pemindahan paksa penduduk di bawah pendudukan, kelompok itu menekankan bahwa setiap rencana untuk melakukannya akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian ini.

    “Fasilitasi rencana ini juga akan melanggar hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut untuk tinggal di tanah mereka dan di tanah air mereka, hak yang dilindungi oleh hukum internasional, dan akan menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang,” tutur Euro-Med.

    Mereka menekankan bahwa sikap regional dan global yang menentang proposal Donald Trump untuk mendeportasi penduduk Jalur Gaza “mutlak diperlukan”, dan mendesak masyarakat internasional untuk sepenuhnya menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional dan mengadopsi solusi yang menghormati hak-hak Palestina.

    Indonesia Tegas Menolak

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membantah isu mengenai pemindahan warga Gaza dengan menyatakan pemerintah Republik Indonesia tidak pernah memiliki rencana untuk merelokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Indonesia.

    “Pemerintah RI tidak pernah memperoleh informasi apapun, dari siapapun, maupun rencana apapun terkait relokasi sebagian dari dua juta penduduk Gaza ke Indonesia sebagai salah satu bagian dari upaya rekonstruksi pasca konflik,” kata Kementerian Luar Negeri melalui keterangan resmi di Jakarta.

    Kemlu menegaskan bahwa pemerintah menghindari berspekulasi tentang isu tersebut tanpa adanya informasi yang lebih jelas.

    “Indonesia tetap tegas dengan posisi segala upaya untuk memindahkan warga Gaza tidak dapat diterima,” ucapnya.

    Senada, Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) juga dengan tegas menolak wacana dari tim Presiden Amerika Serikat Donald Trump, untuk merelokasi dua juta penduduk Gaza ke Indonesia. Hal itu dikatakan Sekretaris Umum (Sekum) PP Persis Ustaz Haris Muslim di Jakarta, Jumat, 24 Januari 2025.

    Ustaz Haris menilai, relokasi tersebut merupakan modus Donald Trump yang ingin mengusir warga Gaza. Merelokasi warga Gaza ke Indonesia merupakan modus Amerika yang seolah-olah sebagai pahlawan dan penyelamat warga Gaza.

    “Padahal semua itu intinya adalah modus, agar warga Palsetina dan Gaza keluar dari tanah-tanah kelahiran mereka,” ujarnya.

    Sekum Persis pun mempertanyakan, kalau warga Gaza direlokasi ke Indonesia, lantas Gaza mau dipakai oleh siapa. Ketika warga Gaza diusir dengan dalih relokasi, maka Gaza tidak lagi ada orang, sehingga menjadi kesempatan bagi Israel untuk melakukan okupasi pendudukan dan penguasaan di wilayah Gaza.

    Dia menegaskan, PP Persis sangat tegak lurus mendukung kemerdekaan rakyat Palestina serta mendukung agar warga Palestina bisa kembali ke tanah-tanah mereka.

    “Persis sangat istiqomah mendukung kemerdekaan rakyat Palestina,” katanya.

    Penentangan Liga Arab

    Liga Arab mengatakan bahwa upaya untuk mencabut rakyat Palestina dari tanah mereka, baik melalui pemukiman kembali, aneksasi atau perluasan permukiman.

    “Hal itu telah terbukti gagal di masa lalu,” ucap Liga Arab dalam sebuah pernyataan, Minggu 26 Januari 2025.

    “Menghindari prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan dan komitmen jangka panjang ini, yang telah mengumpulkan konsensus Arab dan internasional, hanya akan memperpanjang konflik dan membuat perdamaian semakin tidak dapat dicapai,” tuturnya.

    Liga Arab menegaskan bahwa upaya semacam itu ditolak, dan melanggar hukum internasional.

    “Memindahkan orang secara paksa dari tanah mereka hanya dapat digambarkan sebagai pembersihan etnis,” ujarnya.

    Liga Arab menekankan, fase saat ini membutuhkan upaya berkelanjutan dari semua pihak untuk memperkuat dan mempertahankan gencatan senjata sebagai pendahulu untuk segera memulai rekonstruksi Gaza dan mengatasi luka-luka rakyatnya, yang telah mengalami pembantaian brutal selama 15 bulan berturut-turut.

    “Infrastruktur Jalur Gaza telah mengalami kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang modern,” katanya.

    Liga Arab pun menyerukan semua negara yang percaya pada solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian untuk bekerja dengan rajin dan segera untuk memulai proses yang kredibel untuk mencapai solusi ini dan menerapkannya di lapangan sesegera mungkin.

    “Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan perdamaian bagi Palestina, Israel, dan semua orang di kawasan dan dunia,” ucapnya.

    Penolakan Yordania

    Yordania memperbarui penolakannya terhadap pemukiman kembali Palestina, setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan untuk “membersihkan” Jalur Gaza.

    “Semua berbicara tentang tanah air alternatif… tidak dapat diterima. Kami tidak menerimanya, kami belum menerimanya, dan kami akan terus menghadapinya dengan semua kemampuan kami,” tutur Menteri Luar Negeri, Ayman Safadi.

    “Yordania adalah untuk Yordania, Palestina adalah untuk Palestina, dan solusi untuk masalah Palestina ada di tanah Palestina,” katanya menambahkan, mengutip pernyataan Raja Abdullah II.

    Kritik dari Munich

    Kepala Konferensi Keamanan Munich juga mengkritik proposal Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza, mencirikan rencana itu sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Proposal yang dibuat oleh Trump ini telah ditolak oleh semua orang di wilayah ini, jadi saya tidak melihat bagaimana ini bisa terbang jika Yordania dan Mesir menentangnya,” ujar Duta Besar Christoph Heusgen kepada sekelompok jurnalis internasional di Berlin.

    “Mereka mengatakan Gaza adalah rumah Palestina, dan mereka ingin tinggal di sana, dan mereka memiliki hak untuk tinggal di sana, karena ini sesuai dengan hukum internasional,” ucapnya menambahkan.

    Christoph Heusgen menunjukkan bahwa Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan, melalui penyelesaian diplomatik.

    “Di sinilah perbatasan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, dan saya pikir ini adalah sesuatu yang harus ditekankan dalam hal apa pun,” katanya.

    Slovenia Tak Terima

    Menteri Luar Negeri Slovenia mengkritik proposal Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza, menggambarkan rencana itu sebagai “tidak dapat diterima.”

    “Posisi Slovenia benar-benar jelas, kami tidak setuju untuk pengusiran paksa,” ucap Tanja Fajon dalam pidatonya, Senin 27 Januari 2025.

    Menggarisbawahi bahwa Slovenia mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat dan merdeka, dia mengatakan bahwa Palestina “memiliki hak” untuk berada di tanah mereka sendiri.

    “Segala jenis pemukiman paksa di Yordania atau Mesir, seperti yang telah berulang kali ditunjukkan kedua negara di masa lalu, sama sekali tidak dapat diterima,” kata Tanja Fajon.

    “Ini juga merupakan kasus pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan saya pikir kita harus mengambil sikap yang sangat kuat terhadap hal ini di Uni Eropa,” tuturnya menambahkan.

    Spanyol: Warga Gaza Harus Tetap Berada di Gaza

    Menteri Luar Negeri Spanyol turut menolak gagasan Donald Trump untuk “membersihkan” Gaza dan merelokasi penduduknya ke negara-negara Arab lainnya.

    “Posisi kami jelas: warga Gaza harus tetap berada di Gaza. Gaza adalah bagian dari negara Palestina masa depan, yang perlu dikendalikan oleh satu pemerintah,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares.

    “Sesegera mungkin, Gaza dan Tepi Barat harus diperintah oleh otoritas nasional Palestina tunggal,” ucapnya menambahkan.

    Inggris Tolak Usulan Kontroversial Trump

    Inggris menolak proposal kontroversial Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga.

    “Warga sipil Palestina harus dapat kembali dan membangun kembali rumah dan kehidupan mereka,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

    “Seperti yang dikatakan menteri luar negeri, bagi orang-orang Gaza, begitu banyak dari mereka telah kehilangan nyawa, rumah atau orang yang mereka cintai, 14 bulan terakhir konflik telah menjadi mimpi buruk yang hidup. Itulah mengapa Inggris terus ditekan untuk resolusi konflik di Gaza,” tuturnya menambahkan.

    Jerman: Penduduk Palestina Tak Bisa Diusir dari Gaza

    Jerman pada hari Senin menolak proposal Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara terdekat – Mesir dan Yordania.

    Berbicara pada konferensi pers di Berlin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Christian Wagner mengatakan bahwa Jerman mempertahankan komitmennya terhadap konsensus internasional mengenai status Gaza.

    “Ada posisi bersama yang dibagikan oleh Uni Eropa, mitra Arab kami dan PBB, yang sangat jelas: Penduduk Palestina tidak dapat diusir dari Gaza, dan Gaza tidak boleh diduduki atau dimukimkan kembali secara permanen oleh Israel,” katanya.

    Christian Wagner menambahkan bahwa kelompok G7 dari ekonomi terkemuka dunia, termasuk AS, sejauh ini secara konsisten mendukung posisi ini dalam beberapa pernyataan bersama.

    “Pengusiran dari Gaza, dan mendirikan permukiman baru di sini tidak mungkin. Ini juga sesuatu yang kami jelaskan selama Pertemuan Menteri Luar Negeri G7 di Tokyo pada tahun 2023. Dalam hal ini, saya pikir posisi kami lebih dari jelas,” ujarnya.

    Christian Wagner  mencatat bahwa gagasan Donald Trump sudah ditolak oleh negara-negara di kawasan itu, dan menggarisbawahi bahwa fokus internasional tidak boleh tergelincir dari upaya berkelanjutan untuk gencatan senjata yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

    “Anda mungkin juga telah mencatat komentar yang dibuat oleh menteri luar negeri Mesir dan Yordania. Dalam hal ini, saya ingin menunjukkan bahwa bagi kami yang penting saat ini adalah implementasi perjanjian gencatan senjata,” tuturnya.

    Mesir: Palestina Tak Cuma Kelompok, tapi Bangsa!

    Parlemen Mesir menegaskan kembali penolakan atas rencana apa pun yang bertujuan untuk merelokasi rakyat Palestina dari tanah mereka, memperingatkan bahwa tindakan semacam itu menimbulkan “ancaman serius” bagi keamanan dan stabilitas regional.

    “Kami tidak dapat mengabaikan bahaya signifikan yang ditimbulkan oleh proposal yang diedarkan mengenai relokasi warga Palestina dari tanah mereka,” ucap Ketua Parlemen Hanafi Gebali.

    “Ide-ide ini sama sekali mengabaikan fakta yang mapan bahwa perjuangan Palestina bukan hanya masalah kependudukan atau perselisihan geografis, tetapi penyebab rakyat yang berjuang untuk hak-hak sah dan historis mereka,” ujarnya.

    “Semua orang harus menyadari bahwa rakyat Palestina bukan hanya kelompok yang mencari perlindungan. Mereka adalah bangsa dengan sejarah yang kaya, tanah suci, dan hak yang tidak dapat dicabut yang tidak dapat dihapus seiring waktu. Mereka tidak akan pernah melepaskan hak-hak ini, begitu pula bangsa Arab di hadapan mereka,” tutur Hanafi Gebali menambahkan.

    Ketua parlemen Mesir memperingatkan bahwa setiap proposal yang melewati hak-hak Palestina menimbulkan ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas regional.

    “Satu-satunya solusi untuk mencapai perdamaian abadi adalah menerapkan solusi dua negara, yang memastikan rakyat Palestina dapat mendirikan negara merdeka mereka di sepanjang perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sambil juga memastikan keamanan dan stabilitas seluruh wilayah,” kata Hanafi Gebali.

    “Mesir, yang telah menabur benih perdamaian di kawasan itu selama bertahun-tahun, menegaskan kembali hari ini bahwa mereka akan terus membela hak-hak rakyat Palestina dan dengan tegas menolak setiap upaya untuk melikuidasi perjuangan Palestina atau melanggar hak-hak rakyat besar ini,” ujarnya menambahkan.

    Warga Palestina: Tak Ada yang Bisa Paksa Kami Keluar dari Tanah Air!

    Kepresidenan Palestina juga menolak rencana yang bertujuan menciptakan “tanah air alternatif” bagi warga Palestina.

    “Proyek pemukiman kembali dan tanah air alternatif tidak dapat diterima dan hanya berfungsi untuk memperkuat ketidakstabilan dan kekacauan di wilayah tersebut,” ujar juru bicara kepresidenan Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan, Senin 27 Januari 2025.

    “Alternatifnya (opsi) adalah mencapai perdamaian yang adil berdasarkan legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab,” ucapnya menambahkan.

    Abu Rudeineh mengatakan bahwa kembalinya pengungsi Palestina ke Gaza utara mencerminkan keteguhan Palestina di tanah mereka.

    “Tidak ada yang bisa memaksa Palestina keluar dari tanah air mereka,” katanya.

    Nabil Abu Rudeineh pun menyerukan kepada pemerintah AS untuk mendukung solusi yang mengarah pada perdamaian dan stabilitas abadi bagi kawasan dan dunia.

    Senator AS: Trump Berniat Lakukan Pembersihan Etnis

    Senator AS Bernie Sanders pada hari Senin mengecam proposal Presiden Donald Trump untuk “membersihkan” Gaza dengan merelokasi jutaan warga Palestina, menyebutnya “pembersihan etnis” dan kejahatan perang, mendesak semua orang Amerika untuk mengutuknya.

    “Ada nama untuk ini, pembersihan etnis, dan itu adalah kejahatan perang. Gagasan keterlaluan ini harus dikutuk oleh setiap orang Amerika,” katanya.

    PBB: Kami Menentang!

    PBB pada hari Senin mengatakan bahwa mereka menentang proposal Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina di luar Gaza.

    “Kami akan menentang rencana apa pun yang akan mengarah pada pengungsian paksa orang, atau akan mengarah pada segala jenis pembersihan etnis,” ucap juru bicara PBB Stephane Dujarric.

    Menanggapi pertanyaan tentang Tepi Barat yang diduduki menjadi Gaza baru di tengah meningkatnya serangan tentara Israel, dia mengaku prihatin.

    “Kami sangat prihatin dengan situasi yang memburuk di Tepi Barat. Kegiatan kekerasan yang tidak terkendali dari pemukim Israel terhadap penduduk sipil, penduduk Palestina di Tepi Barat,” kata Stephane Dujarric.

    Lebih lanjut, dia pun mendesak semua pihak untuk tidak “kehilangan fokus pada bagian lain” karena Gaza tetap menjadi fokus utama oleh semua pihak.

    Mengenai situasi terbaru di Tepi Barat yang diduduki, Stephane Dujarric menyampaikan peringatan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) atas memburuknya di Jenin dan kamp pengungsinya ketika operasi Israel penjajah yang sedang berlangsung oleh pasukan Israel penjajah memasuki hari ketujuh, yang mengakibatkan korban lebih lanjut dan penghancuran jalan dan infrastruktur.

    Dia mengingat pembunuhan seorang balita oleh Israel penjajah selama akhir pekan.

    “Sejak operasi di Jenin dimulai pada 21 Januari, 16 kematian telah dilaporkan,” kata Stephane Dujarric.

    “Sementara itu, hari ini, di kamp pengungsi Tulkarm, serangan udara dilaporkan menewaskan dua warga Palestina, meningkatkan kekhawatiran atas penggunaan kekuatan yang melebihi standar penegakan hukum,” tuturnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu.

    Stephane Dujarric juga mengingatkan bhawa Rumah sakit bukan target, dan harus dilindungi setiap saat. Pernyataan itu disampaikan ketika Israel penjajah mengepung Rumah Sakit Pemerintah Tulkarm.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Serangan Israel Tewaskan 2 Anggota Hamas di Tepi Barat

    Serangan Israel Tewaskan 2 Anggota Hamas di Tepi Barat

    Jakarta

    Militer Israel dan Hamas mengatakan bahwa serangan udara menewaskan dua anggota gerakan Islam Palestina di kota Tulkarem, Tepi Barat, yang diduduki Israel. Kekerasan meningkat di seluruh Tepi Barat sejak perang antara Hamas dan Israel pecah di Gaza, Oktober 2023.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (28/1/2025), dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan bahwa “dalam operasi gabungan oleh tentara Israel dan Shin Bet (badan keamanan internal), sebuah pesawat angkatan udara melancarkan serangan” di daerah Tulkarem.

    Kantor berita resmi Palestina Wafa mengidentifikasi kedua orang yang tewas sebagai Ramez Damiri dan Ihab Abu Atwi, keduanya penduduk kamp pengungsi Nur Shams di daerah Tukaram.

    Menurut militer Israel, Abu Atwi adalah “kepala Hamas di Tulkarem”, yang bertanggung jawab atas “banyak serangan bersenjata”.

    Hamas mengatakan dua anggota sayap bersenjatanya, Brigade Ezzedine al-Qassam, tewas “setelah musuh meledakkan kendaraan yang mereka tumpangi” di kamp pengungsi Nur Shams. Hamas tidak mengatakan apakah Abu Atwi adalah pemimpinnya di Tulkarem.

    Kementerian kesehatan Palestina mengatakan sebelumnya bahwa dua orang tewas dan tiga orang terluka tiba di Rumah Sakit Pemerintah Tulkarem “setelah pendudukan menargetkan sebuah kendaraan di kamp pengungsi Nur Shams”.

    Kementerian kesehatan juga mengumumkan kematian seorang pemuda yang dibunuh pada Minggu (26/1) malam oleh pasukan Israel di kamp pengungsi Qalandia, utara Yerusalem. Kementerian melaporkan satu orang tewas dan dua orang terluka “oleh peluru (Israel) di dekat kamp Qalandia”.

    Pasukan atau pemukim Israel telah menewaskan sedikitnya 861 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang Gaza, menurut kementerian kesehatan.

    Setidaknya 29 warga Israel telah tewas dalam serangan Palestina atau selama serangan militer Israel di wilayah tersebut selama periode yang sama, menurut angka resmi Israel. Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hamas: Seruan AS Sejalan Rencana Israel, Terima Kasih Yordania-Mesir yang Tolak Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Hamas: Seruan AS Sejalan Rencana Israel, Terima Kasih Yordania-Mesir yang Tolak Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Hamas: Terima Kasih Yordania-Mesir yang Berani Tolak Saran AS untuk Tampung Warga Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas mengapresiasi posisi Yordania dan Mesir yang berani menolak permintaan Amerika Serikat (AS) terkait pengungsi Gaza yang terusir akibat agresi militer Israel.

    Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump menyatakan kalau dia telah berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania mengenai pemindahan orang-orang dari Jalur Gaza yang hancur ke negara-negara tetangga.

    Trump mengindikasikan kalau dia juga akan berbicara dengan Presiden Mesir mengenai hal tersebut.

    Yordania dan Mesir belakangan dilaporkan menolak permintaan Trump ini.

    “Mesir dan Yordania menolak menggusur warga Palestina atau mendorong pemindahan mereka dari tanah mereka, setelah perjanjian gencatan senjata yang berlangsung selama lebih dari 15 bulan,” tulis laporan Khaberni, Senin (27/1/2025).

    Terkait sikap dua negara tetangga Palestina tersebut, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan yang berbunyi:

    “Kami menghargai posisi sebenarnya dari Republik Arab Mesir dan Kerajaan Hashemite Yordania, yang menolak pengungsian rakyat Palestina atau mendorong pemindahan atau pencabutan tanah mereka dengan dalih atau pembenaran apa pun.”

    Hamas menambahkan, “Pada saat kami menegaskan kepatuhan rakyat Palestina terhadap tanah mereka dan penolakan mereka terhadap pengungsian dan deportasi, kami menyerukan kepada Liga Negara-negara Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk menegaskan penolakan mereka terhadap segala bentuk pemindahan warga Palestina, rakyat Palestina kami, dan untuk mendukung hak nasional mereka untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”

    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak perang genosida Israel dimulai, pada Senin 27 Januari 2025. (tangkap layar/Presstv)

    Seruan AS Sejalan Rencana Israel

    Juru bicara Hamas Hazem Qassem, terkait usulan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke Yordania dan Mesir, menyebut itu sebagai hal provokatif dan berbahaya.

    Seruan Trump ini, menurutnya, sejalan dengan rencana pihak Israel, khususnya, kelompok kanan ekstremis yang ingin menguasai tanah Palestina sepenuhnya menjadi pendudukan Israel.

    “Pernyataan Trump berbahaya dan sejalan dengan posisi kelompok ekstrem kanan Israel,” kata dia.

    Ia melanjutkan, “Usulan Trump tidak akan disetujui dan tidak akan diterima oleh warga Palestina mana pun.”

    Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri pada Minggu juga mengomentari usulan Presiden AS Donald Trump untuk “memindahkan penduduk Gaza ke negara-negara tetangga,” dengan mengatakan, “Rakyat Gaza menanggung kematian sehingga mereka tidak akan meninggalkan tanah air mereka.”

    Abu Zuhri mengatakan dalam konferensi pers: “Rakyat Gaza menanggung kematian agar tidak meninggalkan tanah air mereka, dan mereka tidak akan meninggalkannya karena alasan lain, jadi tidak perlu membuang waktu untuk proyek-proyek yang dicoba oleh Biden dan yang menyebabkan perang akan berkepanjangan.”

    Dia menambahkan: “Menerapkan perjanjian tersebut sudah cukup untuk menyelesaikan semua masalah di Jalur Gaza, dan upaya untuk menghindari perjanjian tersebut tidak ada gunanya.”

    Ratusan ribu warga Gaza yang terusir dan mengungsi karena agresi militer Israel, kembali ke rumah-rumah mereka ke wilayah Gaza Utara, Senin (27/1/2025). (RNTV/TangkapLayar)

    Yordania: Palestina untuk Palestina

    Sikap tegas Yordania atas seruan AS soal pengungsi Gaza ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.

    Safadi menegaskan kembali sikap mengenai perjuangan Palestina itu, dengan mengatakan kalau “Yordania adalah untuk Yordania, dan Palestina untuk Palestina”.

    Dalam konferensi pers dengan Koordinator Kemanusiaan dan Rekonstruksi Senior PBB untuk Gaza Sigrid Kaag, Safadi mengatakan, “Yordania bangga dengan perannya, di bawah kepemimpinan Raja Yang Mulia Abdullah, dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza.”

    “Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah AS yang baru dan mendukung upaya perdamaian di kawasan ini,” kata Safadi.

    Dia menambahkan kalau Yordania tetap terlibat dengan semua pihak untuk mencapai perdamaian.

     “Soal Palestina harus diselesaikan dengan negara Palestina; di mana Yordania adalah untuk Yordania, dan Palestina untuk Palestina.

    “Posisi kami jelas – dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian, dan penolakan kami terhadap perpindahan tidak tergoyahkan,” tegasnya.

    Sementara itu, Sigrid Kaag memuji peran penting Yordania dalam memberikan dan memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza.

    “Ada kesempatan untuk mencapai solusi dua negara dan memberdayakan kedua belah pihak untuk mencapainya,” kata Koordinator Kemanusiaan dan Rekonstruksi Senior PBB, menambahkan bahwa mereka “berharap untuk melanjutkan kemitraan kemanusiaan kami dengan Yordania.”

     

    (oln/khbrn/anews/rntv/*)

     
     

  • Warga Palestina Tolak Keras Trump yang Ingin Bersihkan Gaza

    Warga Palestina Tolak Keras Trump yang Ingin Bersihkan Gaza

    Warga Palestina mengutuk keras usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bertujuan agar mereka diusir dari Jalur Gaza dan dikirim ke Mesir dan Yordania. Usulan tersebut dinilai menimbulkan kekhawatiran akan adanya pembersihan etnis.

    Dilansir Al Jazeera, Senin (27/1) sebelumnya, pada Sabtu (25/1) Trump mengatakan kepada wartawan bahwa sudah waktunya untuk “membersihkan” Jalur Gaza yang terkepung dan mendesak para pemimpin Yordania dan Mesir untuk menerima warga Palestina dari Gaza, baik untuk sementara ataupun permanen.

    Keesokan harinya, Minggu (26/1) rencana tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh para warga Palestina. Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA) yang bermarkas di Ramallah, Tepi Barat mengatakan proposal itu melanggar “garis merah”, ketika warga Gaza bersikeras bahwa mereka bakal tetap berada di wilayah pesisir tersebut.

    “Tak mungkin bagi orang untuk menerima hal ini,” kata warga Palestina Nafiz Halawa kepada Al Jazeera dari Nuseirat di Gaza tengah.

    “Yang lemah mungkin akan meninggalkan negaranya karena penderitaan yang mereka alami, tapi gagasan untuk meninggalkan negara kita itu benar-benar mustahil,” dia menambahkan.

    Warga Gaza lainnya, Elham Al-Shabli pun menolak gagasan tersebut. “Jika kami ingin pergi, kami telah melakukannya sejak lama. Perang genosida yang mereka lakukan tidak bakal menghasilkan apa-apa terhadap Palestina dan kami akan tetap bertahan apapun yang terjadi,” ungkap dia.

    Otoritas Palestina: Rencana Trump adalah pelanggaran terhadap “garis merah”

    Donald Trump (instagram.com/realdonaldtrump)

    Kemudian dalam sebuah pernyataan, Otoritas Palestina menyebut rencana Trump itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap “garis merah” yang sudah mereka peringatkan secara konsisten.

    “Kami menekankan bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah meninggalkan tanah atau tempat suci mereka, dan kami tidak akan membiarkan terulangnya bencana (Nakba) tahun 1948 dan 1967. Rakyat kami akan tetap tabah dan tidak akan meninggalkan Tanah Air mereka,” kata Otoritas Palestina.

    Selain itu, mereka mendesak Trump untuk mempertahankan perjanjian gencatan senjata di Gaza, memastikan penarikan penuh pasukan Israel, menetapkan Otoritas Palestina sebagai badan pemerintahan di wilayah tersebut, dan memajukan upaya menuju pembentukan negara Palestina yang berdaulat.

    Senada dengan Otoritas Palestina, kelompok Palestina yang menguasai Gaza, Hamas mengatakan bahwa Pemerintah AS harus meninggalkan proposal yang sejalan dengan skema Israel dan bertentangan dengan hak-hak rakyat Palestina. Di mana telah menentang tindakan genosida paling keji dan pengungsian sejak Israel melancarkan perangnya di Gaza pada Oktober 2023.

    Adapun kelompok militan yang telah berjuang bersama Hamas di Gaza selama lebih dari 15 bulan, Jihad Islam Palestina (The Palestinian Islamic Jihad/PIJ), menyebut pernyataan Trump merupakan dorongan kejahatan perang.

    Yordania dan Mesir tolak usulan Trump

    ilustrasi Mesir (pexels.com/David McEachan)

    Pernyataan Trump juga tampaknya menarik perhatian dari Senator Senior AS Partai Republik, Lindsey Graham yang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN bahwa dia tidak menganggap gagasan tersebut terlalu praktis dan percaya bahwa negara-negara Arab di kawasan bakal menolaknya.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan bahwa prinsip-prinsip pihaknya tetap jelas dan mendukung warga Palestina untuk tetap tinggal di tanah mereka adalah posisi nasional yang tegas dan tidak berubah. Dia menambahkan, penolakan Yordania terhadap usulan Trump merupakan hal yang tegas dan penting untuk mencapai stabilitas serta perdamaian yang diinginkan semua orang.

    Dia pun menegaskan kembali bahwa penyelesaian masalah Palestina berada di tangan Palestina.

    “Yordania adalah untuk rakyat Yordania, dan Palestina adalah untuk rakyat Palestina,” kata Ayman dalam pernyataan persnya, Minggu (26/1) dikutip dari Middle East Monitor.

    Lanjut dia, mengikuti arahan kerajaan, Yordania bakal melanjutkan upayanya untuk memberikan bantuan sebanyak mungkin ke Gaza. Ayman pun menegaskan terdapat cita-cita Yordania untuk bekerja sama dengan Pemerintah AS untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut.

    Selain Yordania, Mesir juga menolak seruan Trump untuk memukimkan kembali warga Palestina di luar wilayah mereka.

    “Dukungan berkelanjutan Mesir terhadap ketahanan rakyat Palestina di Tanah Air mereka dan komitmen mereka terhadap hak-hak sah mereka di Tanah Air mereka, sesuai dengan hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” tegas Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataannya, dikutip Anadolu, Senin (27/1).

    Kemudian, pernyataan Trump juga dianggap Mesir sebagai ancaman terhadap stabilitas, peringatan akan meluasnya konflik regional, dan penghalang terhadap peluang perdamaian serta hidup berdampingan di antara masyarakat di kawasan.

    Mesir mendesak komunitas internasional untuk mengupayakan implementasi nyata dari solusi dua negara, meliputi pembentukan negara Palestina di seluruh wilayah nasionalnya dalam konteks persatuan Gaza dan Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur. Hal itu sesuai dengan resolusi legitimasi internasional dan perbatasan tanggal 4 Juni 1967 silam.

    “Mesir tidak dapat menjadi bagian dari solusi apa pun yang melibatkan pemindahan warga Palestina ke Sinai,” kata Kedutaan Besar (Kedubes) Mesir di Washington, mengutip opini yang diterbitkan oleh Duta Besar Mesir untuk AS Motaz Zahran di situs AS The Hill pada Oktober 2023 lalu.

    Israel cegah pengungsi Palestina kembali ke Gaza Utara

    ilustrasi israel (unsplash.com/Taylor Brandon)

    Untuk diketahui, pernyataan Trump soal rencana pemindahan paksa warga Palestina itu muncul sepekan sesudah mulai berlakunya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, dengan dua putaran pertukaran tawanan telah usai. Namun, ribuan warga Palestina menunggu di penghalang jalan pada Minggu (26/1) untuk kembali ke rumah mereka masing-masing di Gaza utara.

    Hal itu terjadi karena Israel menolak membuka titik persimpangan setelah menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata. Israel menyebut akan membuka titik penyeberangan setelah PIJ membebaskan sandera warga sipil Israel bernama Arbel Yehud. Menurut Israel, berdasarkan perjanjian gencatan senjata, tawanan sipil harus dibebaskan sebelum tentara.

    Di sisi lain, PIJ mengatakan kepada Al Jazeera pada Minggu (26/1) bahwa Yehud bakal dibebaskan sebelum Sabtu (1/2) dengan imbalan 30 sandera Palestina dari Israel. Wakil Sekretaris Jenderal PIJ Mohammed Al-Hindi juga mengatakan kelompoknya menunggu tanggapan praktis dari para mediator soal bagaimana warga Palestina bakal diizinkan kembali ke rumah mereka di Gaza Utara.

    Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari titik persimpangan di Jalan Al-Rasheed di Gaza dengan mengatakan bahwa tak ada tenda untuk menyediakan perlindungan bagi para pengungsi Palestina. “Tidak ada tempat bagi mereka di sini, tidak ada tenda,” ungkap dia.

    “Kebanyakan orang tinggal di sini karena mereka membongkar tendanya, mereka mengira setelah empat tawanan Israel dibebaskan, mereka akan bisa menyeberang ke bagian utara Jalur Gaza, sesuai kesepakatan. Tapi sepertinya mereka harus tidur di sini lagi malam ini,” tutur Mahmoud.

  • Kecaman Keras Palestina soal Rencana Trump Relokasi Warga Gaza

    Kecaman Keras Palestina soal Rencana Trump Relokasi Warga Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan untuk merelokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania. Hal ini mendapat kecaman dari Presiden Palestina Mahmud Abbas.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (27/1/2025), tanpa menyebut nama pemimpin AS tersebut, Abbas “menyatakan penolakan dan kecaman keras terhadap proyek apa pun yang bertujuan untuk menggusur warga kami dari Jalur Gaza”. Warga Palestina pun “tidak akan meninggalkan tanah dan tempat-tempat suci mereka”.

    Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kepresidenan Palestina, Abbas mengatakan: “Kami tidak akan membiarkan terulangnya bencana yang menimpa rakyat kami pada tahun 1948 dan 1967”. Bencana yang dimaksud dikenal warga Palestina sebagai Nakba atau “malapetaka”, ketika ratusan ribu orang mengungsi selama perang yang bertepatan dengan berdirinya Israel.

    Perang Arab-Israel tahun 1967, di mana Israel menaklukkan Gaza dan Tepi Barat, dikenal sebagai Naksa, atau “kemunduran”, dan menyebabkan beberapa ratus ribu orang lainnya mengungsi dari wilayah tersebut.

    Ilustrasi warga Gaza (Foto: REUTERS/Ammar Awad)

    Selain itu, Abbas juga menolak apa yang disebutnya “setiap kebijakan yang merusak persatuan tanah Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur”.

    Baca berita di halaman selanjutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 50 Link Twibbon Isra Miraj 1446 H/2025, Lengkap dengan Cara Mudah Mengunggahnya di Sosial Media – Halaman all

    50 Link Twibbon Isra Miraj 1446 H/2025, Lengkap dengan Cara Mudah Mengunggahnya di Sosial Media – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Simak Berikut ini 50 link twibbon atau bingkai foto digital tentang peringatan Isra Miraj 1446 Hijriah tahun 2025.

    Diketahui, Isra Miraj merupakan tanda mukjizat Isra terjadi dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.

    Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Rajab.

    Isra Miraj adalah dua perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam pada 621.

    Isra Miraj digambarkan sebagai perjalanan fisik dan spiritual (rohani) yang bersumber dari kitab suci umat Islam Al-Quran surat Al Isra dan hadis Nabi Muhammad SAW.

    Mengutip Huffpost, Isra Miraj adalah perjalanan malam Nabi Muhammad dari Mekah ke masjid terjauh, yaitu Masjidil Aqsa di Yerusalem, lalu naik ke surga, dimurnikan, dan diberi perintah bagi umat Islam untuk salat lima kali sehari.

    Pada kalender Islam, Isra Miraj secara umum diperingati pada hari ke-27 bulan Rajab.

    Isra Miraj terdiri dari dua bagian perjalanan utama, yaitu perjalanan ke masjid terjauh (Isra) dan ke surga (Miraj).

    Lantas berikut 50 link twibbon Isra Miraj 1446 Hijriah tahun 2025, dikutip dari Twibbonize:

    1. https://www.twibbonize.com/reviewsteknologikutech-miraj05

    2. https://www.twibbonize.com/haribesarbersamanida

    3. https://www.twibbonize.com/reviewsteknologikutech-miraj07

    4. https://www.twibbonize.com/reviewsteknologikutech-miraj09

    5. https://www.twibbonize.com/reviewsteknologikutech-miraj06

    6. https://www.twibbonize.com/pesertalombaisramiraj2025

    7. https://www.twibbonize.com/isramiraj20251446h

    8. https://www.twibbonize.com/isramiraj2025m

    9. https://www.twibbonize.com/reviewsteknologikutech-miraj02

    10. https://www.twibbonize.com/isramirajslbpbg2025

    11. https://www.twibbonize.com/bentulisramiraj

    12. https://www.twibbonize.com/reviewsteknologikutech-miraj08

    13. https://www.twibbonize.com/isramiraj2025

    14. https://www.twibbonize.com/isra-miraj-1446-hijriah

    15. https://www.twibbonize.com/isramiraj25mibr

    16. https://www.twibbonize.com/rajabalmumin25

    17. https://www.twibbonize.com/paimerjosari2nikenisromiraj

    18. https://www.twibbonize.com/isramirajbarengsempoasipfeed

    19. https://www.twibbonize.com/hariisramiraj2025

    20. https://www.twibbonize.com/selamaisramiraj1446h

    21. https://www.twibbonize.com/isramirajnabimuhammadsawraaut

    22. https://www.twibbonize.com/isramirajasb2025

    23. https://www.twibbonize.com/isramira

    24. https://www.twibbonize.com/isramiraj1025

    25. https://www.twibbonize.com/isramirajpami2025

    26. https://www.twibbonize.com/maalfatichisramiraj

    27. https://www.twibbonize.com/isramirajkidemang

    28. https://www.twibbonize.com/isramirajbeiplayschool

    29. https://www.twibbonize.com/isramiraj2025-sdnbener01

    30. https://www.twibbonize.com/twibbonisramiraj2o25

    31. https://www.twibbonize.com/man123-isramiraj2025

    32. https://www.twibbonize.com/isramirajsmkngudo2025

    33. https://www.twibbonize.com/isramirajcjr2025

    34. https://www.twibbonize.com/smknuruliman-isramiraj2025

    35. https://www.twibbonize.com/isramiraj46h-tktaufiqurrohman

    36. https://www.twibbonize.com/cmitwibonisramiraj446h2025m

    37. https://www.twibbonize.com/arinanurfadhilaaa72

    38. https://www.twibbonize.com/zs6slq1cvn

    39. https://www.twibbonize.com/twibboncmiisramiraj1446h2025m

    40. https://www.twibbonize.com/tb02backisramiraj25

    41. https://www.twibbonize.com/newmodernisramiraj2025

    42. https://www.twibbonize.com/nbp-isra-miraj-2025

    43. https://www.twibbonize.com/maxieisramiraj2025

    44. https://www.twibbonize.com/isramirajwk62025

    45. https://www.twibbonize.com/isramirajtpqallathif

    46. https://www.twibbonize.com/isramirajsiswasmantura2025

    47. https://www.twibbonize.com/isramirajsdn1malebo

    48. https://www.twibbonize.com/isramirajkemenkumsumsel

    49. https://www.twibbonize.com/isramirajbhj25

    50. https://www.twibbonize.com/isramiraj2025fl

    Cara Membuat Twibbon Tahun Baru 2025

    Contoh Twibbon Isra Miraj 2025. (Tangkap layar www.twibbonize.com)

    1. Buka link https://twibbonize.com/

    2. Lalu di halaman utama akan muncul desain-desain twibbon terkini yang dapat dicoba.

    3. Jika twibbon yang muncul di halaman utama tidak sesuai dengan twibbon yang Anda inginkan, Anda bisa mencari twibbon yang Anda inginkan di kolom pencarian, misalnya masukan kata Isra Miraj 2025.

    4. Lalu akan muncul berbagai pilihan twibbon dan pilih yang Anda paling sukai.

    5. Setelah itu klik tombol ‘Browse Image’ untuk memilih foto yang akan dimasukkan di twibbon.

    6. Kemudian pilih foto yang ingin dimasukkan kedalam twibbon setelah itu klik ‘Ok’.

    7. Lalu atur posisi dan ukuran foto yang dimasukkan di twibbon.

    8. Jika sudah sesuai maka klik ‘Upload Image’.

    9.Anda juga bisa mengunduh foto pada twibbon dengan meng-klik tombol Download yang ada di pojok kiri foto.

    10. Jika ingin membagikan foto pada twibbon ke seluruh media sosial, dengan menekan tombol ‘Share/Bagikan’.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Yohanes Liestyo Poerwoto) 

  • Slogan ‘Gaza Jadi Kuburan Penjahat Zionis’, Foto-Foto Pemimpin Israel Diinjak Hamas di Gaza – Halaman all

    Slogan ‘Gaza Jadi Kuburan Penjahat Zionis’, Foto-Foto Pemimpin Israel Diinjak Hamas di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Slogan-slogan anti-Israel bermunculan saat tahap kedua pembebasan warga Israel yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

    Pembebasan itu digelar hari Sabtu pagi, (25/1/2025), di jantung Kota Gaza, tepatnya di Lapangan Palestina.

    Terdapat empat sandera yang dibebaskan: Liri Albag (19), Karina Ariev (20), Daniella Gilboa (20), dan Naama Levy (20). Keempatnya diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah dan kemudian diserahkan kepada tentara Israel.

    Momen pembebasan itu diwarnai dengan seremoni besar. Banyak pejuang Hamas yang berbaris di sekeliling lapangan itu. Mereka mengenakan seragam militer, kain hitam penutup wajah, dan ikatan kepala berwarna hijau.

    Warga Palestina tampak menaiki puing-puing bangunan dan kendaraan yang hancur guna melihat pembebasan itu. Mereka melambaikan bendera Palestina dan Hamas.

    Dikutip dari Palestine Chronicle, pembatas dibuat agar warga sipil tetap berada di jarak yang aman dari kendaraan Palang Merah.

    Pembebasan itu mendapat sorotan besar. Keempat sandera yang dibebaskan dibawa naik ke atas panggung.

    Dengan didampingi sejumlah pejuang Hamas, para sandera tampak senang sekali. Mereka melambaikan tangan dan memamerkan jempol mereka.

    Empat sandera Israel dibebaskan Hamas di Lapangan Palestina, Kota Gaza, Sabtu, (25/1/2025).

    Jumlah pejuang Hamas yang datang lebih banyak daripada saat pembebasan sebelumnya. Banyak di antara mereka yang datang dengan sepeda motor dan kendaraan lain.

    Seorang wanita Palestina melemparkan bunga di panggung sebagai simbol hubungan tak terputuskan antara rakyat Gaza dan Hamas.

    Panggung itu memiliki backdrop atau latar belakang yang bertuliskan slogan-slogan anti-Israel dan anti-Zionisme.

    Slogan-slogan itu sebagai berikut.

    “PALESTINA – KEMENANGAN RAKYAT TERTINDAS MELAWAN ZIONISME NAZI”

    “Gaza JADI KUBURAN PARA PENJAHAT ZIONIS”

    “PEJUANG PEMBEBASAN PALESTINA AKAN SELALU MENANG”

    Di atas panggung para pejuang Hamas memamerkan senapan Tavor yang diduga dirampas dari tentara Israel.

    Para pejuang Hamas juga menginjak foto-foto para pemimpin Israel di lapangan itu. Foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi salah satunya.

    Lalu, terdapat tulisan dalam bahasa Ibrani yang berbunyi “Zionisme tidak akan pernah menang”

    Sementara itu, media Israel Walla menyebut pembebasan itu “mengejutkan” karena para sandera naik ke panggung dan melambaikan tangan kepada kerumunan orang.

    200 warga Palestina dibebaskan

    Sebagai ganti atas pembebasan empat sandera itu, Israel membebaskan 200 warga Palestina dari penjara.

    Dikutip dari NPR, Dinas Penjara Israel menyatakan para tahanan itu dibebaskan secara berkelompok. Ada yang dibebaskan di Tepi dan ada yang dibebaskan di perlintasan Keren Shalom.

    Abdulla Zaghri, Ketua Klub Tahanan Palestina, menyebutkan lebih dari setengah tahanan yang dibebaskan itu telah dibawa ke Tepi Barat. Ada sejumlah kecil tahanan yang dibawa ke tempat-tempat di Israel.

    Adapun Hamas mengatakan sebanyak 120 dari jumlah tahanan itu pernah dijatuhi vonis hukuman penjara seumur hidup.

    Sebanyak 70 tahanan akan dikirim Mesir. Mereka bakal diasingkan di negara-negara Arab.

    Menurut perjanjian, para tahanan yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena kasus pembunuhan dan kasus berat lainnya harus dibuang ke luar negeri.

    Salah satu tahanan itu adalah Wael Qasem. Israel menyebut Qasem sebagai anggota Hamas yang terlibat dalam serangkaian bom bunuh diri, termasuk yang di Universitas Ibrani Yerusalem tahun 2002 silam.

    Muhammad Al Tous menjadi tahanan lainnya. Dia menjadi tahanan yang paling lama meringkuk di penjara. Tous ditangkap tahun 1985 dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena menyerang Israel.

    Dalam kesepakatan pertukaran tahanan, Israel akan membebaskan sekitar 1.900 warga Palestina. Sebagian dari mereka ditahan tanpa didakwa.

    (*)

  • Bebaskan 4 Sandera Israel, Hamas: Hari Ini Kami Paksa Penjajah Buka Sel Mereka untuk Tahanan Heroik – Halaman all

    Bebaskan 4 Sandera Israel, Hamas: Hari Ini Kami Paksa Penjajah Buka Sel Mereka untuk Tahanan Heroik – Halaman all

    Bebaskan 4 Sandera Israel, Hamas: Hari ini Kami Paksa Penjajah Buka Sel Mereka untuk Tahanan Heroik

    TRIBUNNEWS.COM – Hari ini, Sabtu (25/1/2025), Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, menyerahkan 4 tahanan wanita Israel kepada Palang Merah Internasional di Kota Gaza.

    Pembebasan empat sandera Israel ini sebagai bagian dari pertukaran tahanan gelombang kedua dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata dengan Israel.

    Sementara itu, Israel juga bersiap melepas sebanyak 200 tahanan Palestina sebagai imbalan pembebasan 4 sandera perempuan ini.

    Proses serah terima berlangsung di alun-alun Kota Gaza yang dikenal sebagai Palestine Square -Lapangan Palestina- di Gaza tengah.

    Prosesi pembebasan sandera Israel ini berlansung dengan kehadiran dan pengerahan sejumlah besar pejuang dari dua kelompok milisi, Brigade Al-Qassam dari Hamas dan Brigade Al-Quds dari Palestine Islamic Jihad (PIJ).

    Para sandera Israel, bestatus tentara perempuan, tersebut muncul bersama anggota perlawanan di sebuah panggung yang didirikan di alun-alun Gaza.

    Mereka tampak ceria dan bahkan menyapa warga Palestina saat menyaksikan penandatanganan perjanjian serah terima antara perwakilan Al-Qassam dan perwakilan Palang Merah Internasional.

    Koresponden Al Jazeera, Anas Al-Sharif mengatakan 4 kendaraan Palang Merah tiba di lapangan, dan masing-masing kendaraan akan mengangkut seorang tentara wanita.

    Ia mencatat, ribuan warga Palestina berkumpul di Palestine Square untuk menghadiri proses serah terima tersebut.

    Keempat rekrutan perempuan tersebut adalah Karina Arief, Danielle Gilboa, Naama Levy, dan Liri Elbag, berdasarkan daftar yang diterbitkan Brigade Al-Qassam kemarin, Jumat.

    Empat sandera Israel yang dibebaskan Hamas dalam gelombang kedua pertukaran sandera dan tahanan tahap pertama, di alun-alun Gaza, Sabtu (25/1/2025).

    Sandera Diangkut Helikopter

    Di pihak lain, Tentara Israel (IDF) hari ini mengumumkan selesainya persiapan untuk menerima sandera perempuan mereka yang dibebaskan Hamas.

    IDF menyatakan kalau helikopter Angkatan Udara Israel siap untuk proses pengangkutan perempuan yang dibebaskan ke Israel.

    Channel 12 Israel melaporkan kalau kru Palang Merah menerima perintah untuk mengarahkan kendaraannya ke titik penyerahan tahanan wanita di Gaza.

    Laporan menambahkan bahwa keluarga para tahanan perempuan Israel diberitahu bahwa mereka diperkirakan akan dibebaskan dari Gaza sekitar pukul 1 siang waktu setempat.

    Radio Tentara Israel juga melaporkan bahwa keluarga dari empat tahanan wanita menuju ke daerah Ra’im di Jalur Gaza untuk persiapan pertemuan mereka.

    Prosedurnya, setelah dibebaskan Hamas, para sandera perempuan Israel ini dibawa Palang Merah Internasional ke titik lokasi pasukan Israel.

    Sandera-sandera ini kemudian akan diangkut menggunakan helikopter ke wilayah pendudukan Israel untuk menjalani pemeriksaan medis dan bertemu keluarga mereka di Israel.

    Suasana meriah di alun-alun Kota Gaza, Sabtu (25/1/2025) yang menjadi lokasi pembebasan empat sandera perempuan Israel. (RNTV/TangkapLayar)

    Pernyataan Hamas: Kami Paksa Penjajah Buka Sel Mereka

    Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengeluarkan pernyataan

    Setelah kesepakatan pertukaran tahanan tahap kedua dengan pembebasan empat sandera perempuan Israel tersebut, Hamas lalu mengeluarkan pernyataan.

    Hamas menyatakan,  telah merawat para sandera secara baik sesuai perintah agama dalam etika perang.

    Gerakan Palestina itu juga menekankan keberhasilannya memaksa Israel untuk membuka jeruji besinya dan membebaskan orang-orang Palestina yang selama ini mereka tahan.

    Hamas menyebut, orang-orang Palestina yang ditahan di penjara Israel sebagai sosok-sosok heroik yang berjuang demi negara mereka yang bebas dan merdeka dari pendudukan dan penjajahan Israel. 

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dikerahkan ke alun-alun Kota Gaza yang dikenal dengan nama Palestine Square, di Gaza Tengah, dalam proses pembebasan empat sandera perempuan Israel berstatus tentara, Sabtu (25/1/2025). (khaberni/tangkap layar)

    Berikut pernyataan lengkap Hamas tersebut:

    “Kelompok baru tahanan heroik kita (Palestina) di penjara pendudukan (Israel), yang menjalani hukuman seumur hidup dan hukuman berat, hari ini melihat titik terang sebagai hasil dari perjuangan Banjir Al-Aqsa (yang berujung kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan) .

    Hari ini kami memaksa penjajah kriminal untuk membuka pintu selnya bagi para tahanan heroik kami.

    Dan ini adalah janji kami kepada mereka (Rakyat Palestina) akan kebebasan, dan kepada rakyat kami untuk terus berjalan bersama di jalur kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri.

    Terlepas dari agresi brutal dan belum pernah terjadi sebelumnya yang secara brutal menargetkan setiap inci Gaza, kami melindungi tahanan musuh, dengan mematuhi moral dan adat istiadat kami, pada saat musuh kriminal berusaha menyingkirkan mereka dan mengejar mereka dengan penargetan dan pemboman.

    Ini adalah salah satu hari abadi rakyat Palestina, di mana mereka mewujudkan jalan dan pilihan mereka, dan menegaskan kesatuan mereka dalam perlawanan, dan desakan mereka untuk terus berada di jalur kebanggaan dan martabat, dan mencapai tujuan sah kebebasan dan kemerdekaan, mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”

     

     

    (oln/khbrn/*)