kab/kota: Yerusalem

  • Gazafikasi, Agresi Militer Israel di Jenin Masuk Bulan Kedua: Pengungsian Massal di Tepi Barat – Halaman all

    Gazafikasi, Agresi Militer Israel di Jenin Masuk Bulan Kedua: Pengungsian Massal di Tepi Barat – Halaman all

    Gazafikasi, Agresi Militer Israel di Jenin Masuk Bulan Kedua: Pengungsian Massal di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel terus melancarkan serangan militer besar-besaran di kota Jenin, Tepi Barat utara yang diduduki, dan kamp pengungsiannya, yang memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

    Media Israel, Haaretz menamai agresi Israel dalam operasi militer bertajuk ‘Operasi Tembok Besi’ ini sebagai Gazafikasi, proses mengubah daerah-daerah operasi di Tepi Barat menjadi mirip Gaza baik dalam prosedur operasional serangan militer maupun kehancuran yang dihasilkan.

    Hari Rabu (19/2/2025) menandai 30 hari sejak pasukan Israel memulai serangan mereka di Jenin yang kemudian menyebar ke bagian lain Tepi Barat utara, termasuk Tulkarem dan kamp pengungsi Nour Shams.

    Setidaknya 26 warga Palestina telah tewas di Jenin sejak 21 Januari.

    Militer Israel juga mengerahkan ratusan personel IDF dan buldoser yang menghancurkan rumah-rumah dan merusak infrastruktur penting di kamp yang penuh sesak itu, sehingga memaksa hampir seluruh penghuninya mengungsi.

    “Kami tidak tahu apa yang terjadi di kamp, ​​tetapi pembongkaran terus berlanjut dan jalan-jalan digali,” kata Mohammed al-Sabbagh, kepala komite layanan kamp Jenin.

    Berbicara kepada wartawan pada Selasa, Wali Kota Jenin Mohammed Jarrar mengatakan tentara Israel “menggunakan pola penghancuran acak” di kamp tersebut dan sekitarnya untuk membuat kamp tersebut “tidak dapat dihuni”.

    EVAKUASI PAKSA – Pasukan Israel mengevakuasi warga Palestina dari lingkungan di Kamp Pengungsi Jenin, memaksa mereka meninggalkan daerah tersebut karena serangan dan kekerasan terus berlanjut setelah gencatan senjata di Gaza, pada tanggal 23 Januari 2025 di Jenin, Tepi Barat. (Anadolu Agency/Issam Rimawi)

    Pengungsian Massal

    Pemindahan massal warga Palestina dari berbagai bagian Tepi Barat dalam beberapa minggu terakhir menandai operasi pemindahan terbesar dalam beberapa dekade.

    Kamp-kamp tersebut, yang dibangun untuk keturunan pengungsi Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka pada Nakba 1948 sekitar pembentukan Israel, telah lama menjadi pusat utama bagi kelompok perlawanan yang melawan pendudukan Israel.

    Mereka telah diserbu berulang kali oleh militer Israel tetapi operasi saat ini, yang dimulai saat gencatan senjata disepakati di Jalur Gaza yang terkepung dan dibombardir, telah dilakukan dalam skala yang luar biasa besar.

    Menurut data dari Otoritas Palestina, sekitar 17.000 orang kini telah dipaksa keluar dari kamp pengungsi Jenin, sehingga hampir kosong.

    Di Nour Shams, 6.000 orang, atau sekitar dua pertiga dari populasinya, telah dipaksa keluar, dengan 10.000 lainnya meninggalkan kamp Tulkarem.

    “Mereka yang tertinggal terjebak,” kata Nihad al-Shawish, kepala komite layanan kamp Nur Shams.

    “Pertahanan Sipil, Bulan Sabit Merah, dan pasukan keamanan Palestina membawakan mereka sejumlah makanan kemarin, tetapi tentara Israel masih menghancurkan kamp dengan buldozer.”

    PENGHANCURAN – Pasukan pendudukan Israel melakukan penghancuran infrastruktur jalan dan vandalisme serta perusakan properti warga Palestina di Tepi Barat. (khaberni)

    Serangan Israel telah menghancurkan puluhan rumah dan merusak sebagian besar jalan raya serta memutus aliran air dan listrik.

    Pejabat kemanusiaan mengatakan mereka belum pernah melihat pengungsian seperti itu di Tepi Barat sejak perang Timur Tengah 1967, ketika Israel merebut wilayah sebelah barat Sungai Yordan, bersama dengan Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

    “Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Jika ditambah dengan kerusakan infrastruktur, kita sudah mencapai titik di mana kamp-kamp menjadi tidak layak huni,” kata Roland Friedrich, direktur urusan Tepi Barat untuk UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

    Pasukan Israel juga terus melakukan penangkapan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

    Pada hari Rabu, empat orang, termasuk dua anak-anak, ditahan dari Jenin.

    Juga pada hari Rabu, seorang wanita tua ditembak di dada dekat pintu masuk kamp pengungsi Jenin.

    Kantor berita Palestina, Wafa mengatakan pasukan Israel telah menutup pintu masuk kamp dan tentara Israel yang ditempatkan di pintu masuk utama telah menembaki orang-orang yang mencoba mendekatinya.

    Di tempat lain di Tepi Barat, pasukan Israel menyerbu dan menghancurkan sebuah rumah di Hebron, sementara buldoser militer meratakan lahan pertanian.

     

    (oln/aja/*)

     

     

  • Netanyahu Tunjuk Orang Kepercayaannya Pimpin Negosiasi Tahap 2 Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    Netanyahu Tunjuk Orang Kepercayaannya Pimpin Negosiasi Tahap 2 Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat Israel mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menunjuk orang kepercayaannya untuk memimpin negosiasi tahap kedua gencatan senjata dengan Hamas.

    Orang kepercayaan Benjamin Netanyahu itu merupakan Ron Dermer yang lahir di Amerika Serikat (AS).

    Ron Dermer adalah menteri kabinet yang secara luas dipandang sebagai penasihat terdekat Netanyahu.

    Ron Dermer pernah menjabat sebagai duta besar Israel untuk AS.

    Ia juga merupakan mantan aktivis Republik yang memiliki hubungan kuat dengan Presiden AS Donald Trump.

    Diberitakan Arab News, Israel dan Hamas belum menegosiasikan fase kedua gencatan senjata perang Gaza.

    Adapun fase pertama akan berakhir pada awal Maret 2025.

    Pemimpin Mesir Tegaskan Penolakannya Terhadap Rencana Trump

    Sementara itu, Pemimpin Mesir telah menegaskan kembali penentangannya terhadap pemindahan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, seperti yang disarankan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Pada Rabu (19/2/2025), Presiden Abdel Fattah el-Sissi meminta masyarakat internasional untuk mendukung rencana rekonstruksi yang akan memungkinkan warga Palestina untuk tetap tinggal di Tanah Air mereka.

    Ia mengatakan rekonstruksi Gaza harus dilaksanakan “tanpa pemindahan warga Palestina dari tanah yang mereka jajah.”

    Dilansir AP News, Mesir dan Yordania telah menolak saran Trump agar mereka menerima pengungsi Palestina dalam jumlah besar.

    El-Sissi berbicara di Madrid dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, yang juga mengecam usulan Trump, dengan mengatakan usulan tersebut akan “tidak bermoral dan bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” serta akan berdampak tidak stabil terhadap kawasan.

    Kedua pemimpin juga menyerukan dihidupkannya kembali proses perdamaian yang mengarah pada solusi dua negara untuk konflik tersebut.

    Dikutip dari Al Jazeera, setidaknya tiga warga Palestina tewas dan 11 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.

    Sebelumnya, Hamas mengusulkan pertukaran semua tawanan Israel dan tahanan Palestina sekaligus selama fase kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza, dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel.

    Kelompok Palestina tersebut juga mengonfirmasi  bahwa mereka akan membebaskan enam tawanan hidup lainnya, yang akan dibebaskan pada tahap pertama, pada hari Sabtu, sementara Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan negosiasi untuk tahap kedua  kesepakatan tersebut “akan terjadi minggu ini”.

    Di Lebanon, tim penyelamat telah menemukan jasad 23 orang setelah pasukan Israel mundur sebagian dari desa-desa dan kota-kota di selatan karena batas waktu penarikan penuh telah berakhir.

    Tentara Israel menyerbu wilayah al-Issawiya dan Silwan di Yerusalem Timur yang diduduki, mendirikan pos pemeriksaan militer di Silwan dan mengenakan denda pada kendaraan.

    SITUASI GAZA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Rabu (19/2/2025) menunjukkan situasi di Gaza pada Rabu (19/2/2025) setelah gencatan senjata dimulai sejak 19 Januari 2025. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Pasukan Israel juga menangkap dua saudara lelaki Palestina dan seorang anak selama penggerebekan di kota Hebron dan kota Beit Ummar.

    Pasukan Israel menyerbu kota Nilin, sebelah barat Ramallah, dan menyerbu sejumlah rumah, termasuk rumah mantan tahanan.

    Buldoser tentara Israel menghancurkan bangunan Palestina di kota Hizma, timur laut Yerusalem Timur yang diduduki.

    Kementerian Kesehatan Gaza telah mengonfirmasi 48.297 kematian warga Palestina dalam perang Israel di Gaza, sementara 111.733 orang terluka.

    Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sebanyak 61.709 orang, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Sebanyak 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Sesumbar Netanyahu Buka Gerbang Neraka Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera

    Sesumbar Netanyahu Buka Gerbang Neraka Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba-tiba sesumbar memperingatkan Hamas. Dia mengatakan akan membuka gerbang neraka jika Hamas tidak membebaskan semua sandera yang tersisa.

    Peringatan ini disampaikan Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio. Pernyataan itu disampaikan Netanyahu kepada Marco yang sedang berkunjung ke Yerusalem pada Minggu (16/2/2025) waktu setempat.

    Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, mengklaim Israel dan AS, sekutu dekatnya, memiliki strategi gabungan untuk menghadapi Hamas dan militan lainnya di Jalur Gaza.

    “Kami memiliki strategi yang sama, dan kami tidak selalu bisa membagikan rincian strategi ini kepada publik, termasuk kapan gerbang neraka akan dibuka, karena itu pasti akan terjadi jika semua sandera kami tidak dibebaskan hingga yang paling terakhir,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya.

    “Kami akan memusnahkan kemampuan militer Hamas dan kekuasaan politiknya di Gaza,” cetusnya.

    Netanyahu Akan Pulangkan Sandera

    Foto: Netanyahu (AFP/JIM WATSON).

    Netanyahu berjanji akan memulangkan para sandera. Dia mengatakan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    “Kami akan memulangkan semua sandera kami, dan kami akan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ucap Netanyahu.

    Dia menambahkan bahwa AS selalu mendukung Israel terkait isu Gaza. “Dukungan tegas Amerika Serikat soal Gaza akan membantu kami dalam mencapai tujuan ini lebih cepat dan mengarahkan kami menuju masa depan yang berbeda,” sebutnya.

    Netanyahu juga mengatakan bahwa dirinya membahas dengan Rubio soal “visi berani masa depan Gaza” yang dicetuskan Presiden AS Donald Trump, dan menegaskan “akan berupaya memastikan visi tersebut menjadi kenyataan”.

    Trump baru-baru ini mencetuskan agar AS mengambil alih Jalur Gaza dan mengubah wilayah Palestina itu menjadi “Riviera-nya Timur Tengah”, setelah merelokasi lebih dari dua juta penduduk Gaza ke negara-negara lainnya, seperti Mesir dan Yordania.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Netanyahu Yakin Gagalkan Ambisi Nuklir Iran, Teheran Bilang Gini

    Netanyahu Yakin Gagalkan Ambisi Nuklir Iran, Teheran Bilang Gini

    Teheran

    Pemerintah Iran mengecam pernyataan terbaru Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang meyakini akan “menuntaskan pekerjaan” dalam melawan Teheran. Otoritas Iran menilai pernyataan Netanyahu itu sebagai “ancaman” dan menyebutnya telah melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    “Mengancam pihak lain merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Senin (17/2/2025).

    Baqaei menyebut Tel Aviv “tidak dapat melakukan apa pun” terhadap Teheran.

    Pernyataan Iran itu dirilis menanggapi komentar terbaru Netanyahu dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio di Yerusalem pada Minggu (16/2) waktu setempat.

    Netanyahu mengatakan dengan dukungan AS, Israel akan mampu menggagalkan ambisi nuklir Iran dan mengakhiri “agresi” Teheran di kawasan Timur Tengah.

    “Israel dan Amerika bahu-membahu dalam melawan ancaman Iran,” ucap Netanyahu dalam konferensi pers bersama Rubio. “Kami sepakat bahwa para ayatollah tidak boleh memiliki senjata nuklir dan juga sepakat bahwa agresi Iran di kawasan harus dihentikan,” ujarnya.

    Netanyahu menyebut Israel telah memberikan “pukulan hebat kepada poros teror Iran” sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Dia juga mengatakan bahwa dengan dukungan Presiden AS Donald Trump, Israel akan mampu “menuntaskan pekerjaan” dalam melawan Iran.

    “Saya tidak meragukan bahwa kita bisa dan akan menuntaskan pekerjaan ini,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya.

    Permusuhan Israel dan Iran berlangsung selama beberapa dekade melintasi sejarah perang diam-diam dan diwarnai serangan darat, laut, udara, bahkan dunia maya.

    Teheran yang mengklaim pihaknya memperkaya uranium untuk tujuan damai, juga mendukung kelompok-kelompok di Timur Tengah yang menggambarkan diri mereka sebagai “Poros Perlawanan” terhadap pengaruh Israel dan AS di kawasan tersebut.

    Poros Perlawanan itu tidak hanya mencakup Hamas yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, namun juga kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Houthi di Yaman dan berbagai milisi bersenjata Syiah di wilayah Irak dan Suriah.

    Selama 16 bulan perang berkecamuk di Jalur Gaza yang juga diwarnai konflik dengan Hizbullah dan Houthi, Israel telah menewaskan para pemimpin tertinggi Hamas dan Hizbullah. Tel Aviv dan Teheran juga terlibat aksi saling serang beberapa waktu terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Didukung AS, Netanyahu Yakin Israel Mampu Gagalkan Ambisi Nuklir Iran

    Didukung AS, Netanyahu Yakin Israel Mampu Gagalkan Ambisi Nuklir Iran

    Yerusalem

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meyakini negaranya, dengan dukungan sekutu dekatnya Amerika Serikat (AS), akan mampu menggagalkan ambisi nuklir Iran dan mengakhiri “agresi” Teheran di kawasan Timur Tengah.

    Berbicara setelah bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio di Yerusalem, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (17/2/2025), Netanyahu mengungkapkan keduanya menjalani “pembicaraan yang sangat produktif” mengenai sejumlah isu, di mana “tidak ada yang lebih penting dari Iran”.

    “Israel dan Amerika bahu-membahu dalam melawan ancaman Iran,” ucap Netanyahu dalam konferensi pers bersama Rubio.

    “Kami sepakat bahwa para ayatollah tidak boleh memiliki senjata nuklir dan juga sepakat bahwa agresi Iran di kawasan harus dihentikan,” ujarnya.

    Rubio menambahkan bahwa Iran selalu berada di balik kelompok, aksi kekerasan dan aktivitas yang mengganggu stabilitas Timur Tengah.

    “Di balik setiap kelompok teroris, di balik setiap tindak kekerasan, di balik setiap aktivitas yang mengganggu stabilitas, di balik segala sesuatu yang mengancam perdamaian dan stabilitas bagi jutaan orang, yang menyebut kawasan ini sebagai rumahnya, adalah Iran,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Netanyahu menyebut Israel telah memberikan “pukulan hebat” kepada Iran sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

    Dia juga mengatakan bahwa dengan dukungan Presiden AS Donald Trump, Israel akan mampu menuntaskan “pekerjaan” dalam melawan Iran.

    “Saya tidak meragukan bahwa kita bisa dan akan menuntaskan pekerjaan ini,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya.

    Permusuhan Israel dan Iran berlangsung selama beberapa dekade melintasi sejarah perang diam-diam dan diwarnai serangan darat, laut, udara, bahkan dunia maya.

    Teheran yang mengklaim pihaknya memperkaya uranium untuk tujuan damai, juga mendukung kelompok-kelompok di Timur Tengah yang menggambarkan diri mereka sebagai “Poros Perlawanan” terhadap pengaruh Israel dan AS di kawasan tersebut.

    Poros Perlawanan itu tidak hanya mencakup Hamas yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, namun juga kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Houthi di Yaman dan berbagai milisi bersenjata Syiah di wilayah Irak dan Suriah.

    Selama 16 bulan perang berkecamuk di Jalur Gaza, Israel telah menewaskan para pemimpin tertinggi Hamas dan Hizbullah. Tel Aviv dan Teheran juga terlibat aksi saling serang beberapa waktu terakhir.

    Berterima kasih kepada Rubio untuk “dukungan tegas” AS bagi kebijakan Israel di Jalur Gaza, Netanyahu menyebut Israel dan AS di bawah pemimpinan Trump memiliki strategi yang sama di Jalur Gaza.

    “Saya ingin meyakinkan semua orang yang kini mendengarkan kami, Presiden Trump dan saya sedang bekerja dengan kerja sama dan koordinasi penuh di antara kami,” kata Netanyahu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Vonis Bocah Palestina 18 Tahun Bui Atas Serangan di Tepi Barat

    Israel Vonis Bocah Palestina 18 Tahun Bui Atas Serangan di Tepi Barat

    Tel Aviv

    Pengadilan Israel menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara terhadap seorang bocah Palestina yang baru berusia 15 tahun. Bocah laki-laki ini dituduh terlibat dalam serangan yang menewaskan seorang tentara Israel di wilayah Tepi Barat beberapa tahun lalu.

    Bocah laki-laki Palestina bernama Mohammed Basel Zalbani ini, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (17/2/2025), juga diperintahkan oleh pengadilan Israel untuk membayar kompensasi sebesar 300.000 Shekel atau setara Rp 1,3 miliar.

    Kelompok yang mengurusi tahanan Palestina, Masyarakat Tahanan Palestina, menyebut Zalbani berasal dari kamp pengungsi Shu’fat, yang terletak di sebelah timur Yerusalem Timur.

    Disebutkan oleh Masyarakat Tahanan Palestina bahwa Zalbani ditangkap oleh otoritas Tel Aviv sejak 13 Februari 2023 lalu atas tuduhan menentang pendudukan Israel.

    Rumah keluarga Zalbani juga telah dihancurkan oleh pasukan Israel, sebagai imbas atas tuduhan itu.

    Menurut Kantor Informasi Tahanan Palestina, yang dikelola Hamas, Zalbani dituduh terlibat dalam serangan yang menewaskan seorang tentara Israel di sebuah pos pemeriksaan di area kamp Shu’fat pada tahun 2023 lalu.

    Data yang dirilis oleh Masyarakat Tahanan Palestina menyebut sedikitnya 14.500 warga Palestina saat ini mendekam di penjara-penjara Israel. Dari angka tersebut, terdapat sebanyak 1.115 anak-anak di antaranya.

    Ketegangan turut meningkat di wilayah Tepi Barat sejak perang antara Hamas dan Israel berkecamuk di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Rentetan serangan melanda warga Palestina di Tepi Barat, yang dilakukan oleh pasukan Israel juga para pemukim Yahudi ekstremis yang tinggal di area itu.

    Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 915 warga Palestina tewas dan hampir 7.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan di Tepi Barat sejak Oktober dua tahun lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Netanyahu: Gerbang Neraka Akan Terbuka Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera

    Netanyahu: Gerbang Neraka Akan Terbuka Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa “gerbang neraka akan terbuka” di Gaza jika kelompok Hamas tidak membebaskan semua sandera yang tersisa.

    Peringatan ini disampaikan Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio yang sedang berkunjung ke Yerusalem pada Minggu (16/2) waktu setempat.

    Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (17/2/2025), mengklaim Israel dan AS, sekutu dekatnya, memiliki strategi gabungan untuk menghadapi Hamas dan militan lainnya di Jalur Gaza.

    “Kami memiliki strategi yang sama, dan kami tidak selalu bisa membagikan rincian strategi ini kepada publik, termasuk kapan gerbang neraka akan dibuka, karena itu pasti akan terjadi jika semua sandera kami tidak dibebaskan hingga yang paling terakhir,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya.

    “Kami akan memusnahkan kemampuan militer Hamas dan kekuasaan politiknya di Gaza,” cetusnya.

    “Kami akan memulangkan semua sandera kami, dan kami akan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ucap Netanyahu.

    Dia menambahkan bahwa AS selalu mendukung Israel terkait isu Gaza. “Dukungan tegas Amerika Serikat soal Gaza akan membantu kami dalam mencapai tujuan ini lebih cepat dan mengarahkan kami menuju masa depan yang berbeda,” sebutnya.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Netanyahu juga mengatakan bahwa dirinya membahas dengan Rubio soal “visi berani masa depan Gaza” yang dicetuskan Presiden AS Donald Trump, dan menegaskan “akan berupaya memastikan visi tersebut menjadi kenyataan”.

    Trump baru-baru ini mencetuskan agar AS mengambil alih Jalur Gaza dan mengubah wilayah Palestina itu menjadi “Riviera-nya Timur Tengah”, setelah merelokasi lebih dari dua juta penduduk Gaza ke negara-negara lainnya, seperti Mesir dan Yordania.

    Gagasan itu menuai penolakan dan kritikan global.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Suriah menerima pengiriman uang kertas baru dari Rusia di tengah kelangkaan uang tunai di negara tersebut.

    Sementara itu, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan keras kepada Israel dan Amerika selama pertukaran sandera.

    Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Rusia Cetak Uang Tunai Baru untuk Suriah, Barat Masih Ragu-Ragu Cabut Sanksi

    EKONOMI SURIAH – Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan laporan berita mengenai nilai pound Suriah yang naik seminggu setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Rusia kirimkan uang kertas baru ke Suriah karena ekonomi Suriah yang masih sulit dan Barat belum mencabut seluruh sanksinya terhadap negara tersebut. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)

    Bank sentral Suriah menerima pengiriman uang kertas pound/lira Suriah baru dari Rusia untuk mengatasi kekurangan uang tunai yang telah memperparah kondisi ekonomi negara tersebut.

    Mengutip Financial Times, Bank Sentral Suriah mengumumkan pada Jumat (14/2/2025) bahwa uang lira Suriah telah tiba dari Rusia melalui Bandara Internasional Damaskus.

    Namun, pihak bank tidak mengonfirmasi jumlah pastinya.

    Para bankir dan pelaku bisnis sebelumnya menyatakan bahwa kelangkaan uang tunai sangat menghambat perekonomian Suriah.

    Pengiriman ini menjadi bukti bahwa Suriah masih bergantung pada Rusia, tempat di mana lira Suriah telah dicetak selama bertahun-tahun.

    Seorang produsen dan pengecer tekstil, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa kelangkaan uang tunai telah mencapai titik kritis.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera: Tidak Ada Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

    Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan tegas saat pertukaran sandera pada hari Sabtu (15/2/2025).

    Brigade Al-Qassam mengibarkan spanduk dengan pesan tegas yang menolak rencana Amerika Serikat tentang pemindahan warga Palestina dari Gaza dalam upacara serah terima sandera.

    Rencana tersebut, yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, bertujuan untuk mengambil alih Gaza serta memindahkan warganya ke negara-negara tetangga.

    Salah satu spanduk yang dipamerkan memuat tulisan, “Kami adalah prajurit, wahai Yerusalem, jadilah saksi,” dalam tiga bahasa: Arab, Inggris, dan Ibrani, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Spanduk tersebut juga menampilkan bendera negara-negara Arab, termasuk Palestina, Mesir, Yordania, Lebanon, Aljazair, dan Arab Saudi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pertemuan tertutup hari Rabu, menolak tawaran pemerintahan Trump untuk melepaskan setengah dari sumber daya mineral negara itu dengan imbalan dukungan AS.

    Kesepakatan yang tidak biasa itu akan memberikan Amerika Serikat 50 persen saham di semua sumber daya mineral Ukraina, termasuk grafit, lithium, dan uranium, sebagai kompensasi atas dukungan masa lalu dan masa depan dalam upaya perang Kyiv melawan Rusia, menurut dua pejabat Eropa.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang proposal tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump juga mengupayakan sumber daya energi Ukraina.

    Negosiasi terus berlanjut, menurut pejabat Ukraina lainnya, yang, seperti pejabat lainnya, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti disebutkan Miami Herald.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Ramai-ramai Jaksa AS Mundur, Ogah Patuhi Perintah Trump untuk Setop Skandal Korupsi Walikota New York

    Enam jaksa Amerika Serikat (AS) di New York dan Washington DC, memilih mengundurkan diri.

    Pengunduran diri massal ini merupakan bentuk penolakan mereka untuk mematuhi perintah Presiden Donald Trump.

    Pasalnya, mereka diminta untuk membatalkan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Sejak awal menjabat, Trump memecat jaksa-jaksa yang menangani kasus hukum yang menyeret dirinya.

    Selain itu, ia juga menuntut informasi mengenai ribuan agen FBI yang terlibat dalam penyelidikan serangan 6 Januari di Gedung Capitol AS.

    Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Danielle Sassoon, mengundurkan diri melalui surat sepanjang delapan halaman.

    Dalam suratnya, Sassoon menjelaskan pengacara Adams “berulang kali menyiratkan adanya quid pro quo” atau pertukaran, menawarkan bantuan kepada Trump dalam isu imigrasi jika kasus ini dihentikan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Penghinaan, Israel Bebaskan Pejuang Palestina dengan Seragam Berlogo Bintang Daud

    Penghinaan, Israel Bebaskan Pejuang Palestina dengan Seragam Berlogo Bintang Daud

    GELORA.CO – Sebanyak 369 tahanan keamanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel dengan imbalan sandera Sagui Dekel Chen, Alexander Sasha Troufanov, dan Iair Horn pada Sabtu. Pembebasan ini masuk dalam gelombang keenam dari fase pertama kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas.

    Di antara 369 orang tersebut terdapat tokoh pejuang Palestina  dan menjalani hukuman seumur hidup. Secara keseluruhan, 36 tahanan yang dibebaskan menjalani hukuman seumur hidup. Demikian menurut radio militer Israel.

    Semua tahanan diberi dan dipaksa mengenakan kaus oleh Dinas Penjara Israel (IPS) yang bertuliskan pesan dalam bahasa Arab, “Kami tidak akan melupakan atau memaafkan,” ditambah simbol Bintang Daud.

    Seorang sumber yang terlibat dalam masalah ini mengkritik IPS karena meminta mereka mengenakan kaus tersebut. Eselon politik disebut tidak diberitahu tentang keputusan tersebut.

    Sumber tersebut mengatakan bahwa mendandani narapidana dengan kaus tersebut bermasalah, karena Israel mencoba mengeksploitasi cara Hamas menangani pembebasan sandera.

    “Setelah foto-foto tersebut disebarkan, IPS mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat oleh Komisaris IPS Kobi Yaakovi,” KAN melaporkan dilansir Jerusalem Post.

    Hamas mengutuk keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa pesan-pesan tersebut adalah ‘slogan-slogan rasis di punggung tahanan heroik Palestina’.

    Hamas menyebut Israel telah memperlakukan mereka dengan kekejaman dan kekerasan. Israel dinilai telah melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan norma-norma kemanusiaan dalam memperlakukan tahanan musuh.

    Siapa saja yang dibebaskan?

    Salah satu tahanan adalah Ahmed Barghouti, ajudan dekat dan sepupu terpidana Marwan Barghouti. Ia dijatuhi hukuman 13 hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah terlibat langsung dalam serangkaian serangan yang menewaskan 12 warga Israel.

    Pejuang lain yang akan dibebaskan adalah Fatah Mazen al-Qadi, yang dihukum karena membantu melakukan serangan teror di restoran pasar makanan laut di Tel Aviv pada tahun 2002 yang menewaskan 3 warga Israel.

    Ia menjalani tiga hukuman seumur hidup dan 20 tahun penjara atas perannya dalam serangan tersebut. Ia juga dituding Israel memiliki hubungan dengan lima sipir penjara wanita wajib militer di Penjara Ramon pada 2023.

    Pejuang Fatah lain yang dipenjara selama Intifada Kedua yang akan dibebaskan adalah Mantzur Sharim. Berasal dari Tulkarm, ia bertanggung jawab atas serangkaian serangan yang menewaskan banyak warga Israel, termasuk penembakan massal di gedung perjamuan di Hadera yang menewaskan 6 warga Israel dan melukai 26 orang.

    Ia juga dituduh bertanggung jawab atas pembunuhan seorang tentara dan seorang warga sipil pada tahun 2001. Ia dijatuhi hukuman 14 hukuman seumur hidup dan tambahan 50 tahun penjara.

    Selain anggota Fatah, pejuang Hamas juga termasuk di antara 369 orang yang akan dibebaskan, termasuk Nael Obeid, yang terlibat dalam pengeboman di Cafe Hillel di Yerusalem pada 2003, yang menewaskan tujuh warga Israel dan melukai 57 orang.

    Kemudian Muhammad Mezlah, yang terlibat dalam hukuman gantung massal di Ramallah tahun 2000 yang menewaskan dua tentara cadangan IDF.

    Selanjutnya ada pejabat senior dari Brigade Syuhada Al-Aqsa, termasuk Ahmed Abu Hader, Muhammad Naifa, dan Wadah al-Bazara.  Hader merencanakan serangan di Pusat Medis Sheba dan dijatuhi 11 hukuman seumur hidup dan tambahan 50 tahun penjara.

    Komandan Brigade Al-Aqsa Abd al-Karim Awis dan Amjad Takatka, juga akan dibebaskan. Keduanya dipenjara karena terkait dengan serangan di pasar Mahane Yehuda di Yerusalem pada 2002. Enam warga sipil dilaporkan terbunuh.

  • Pesan-pesan Perlawanan Hamas ke Israel dan Donald Trump di Spanduk Panggung Pembebasan Sandera – Halaman all

    Pesan-pesan Perlawanan Hamas ke Israel dan Donald Trump di Spanduk Panggung Pembebasan Sandera – Halaman all

    Hamas Kirim Pesan Perlawanan ke Israel dan Donald Trump di Spanduk Panggung Pembebasan Sandera

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan pembebasan Palestina, Hamas, kembali menjadikan prosesi pembebasan sandera Israel sebagai media penyampaian pesan perlawanan terhadap negara pendudukan.

    Hamas, yang kerap menyampaikan pesan secara simbolik -termasuk soal pemilihan lokasi pembebasan sandera- kali mengirimkan pesan terbuka saat membebaskan 3 sandera Israel di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/3/2025).

    Diketahui, ketiga sandera Israel yang telah dibebaskan Hamas itu termasuk warga Amerika Serikat (AS)-Israel, Sagui Dekel-Chen, warga Rusia-Israel Alexandre Sasha Troufanov, dan Yair Horn.

    Berlatar belakang area yang cenderung rata tahan dan kehancuran bangunan, Hamas mendirikan panggung kecil berhias Bendera Palestina dan panji-panji gerakan tersebut.

    Khan Yunis adalah satu di antara lokasi bombardemen buta gila-gilaan pasukan Israel selama 15 bulan agresi di Jalur Gaza. 

    Di lokasi serah terima, Hamas juga memajang spanduk bertuliskan pesan-pesan perlawanan, kali ini bukan cuma ke Israel, namun juga ke Presiden AS, Donald Trump.

    Laporan media lokal melansir, pesan-pesan itu antara lain adalah “Tidak ada migrasi kecuali ke Al-Quds,”.

    Al-Quds dalam tulisan itu merujuk pada Yerusalem, kota yang ditetapkan milisi perjuangan Palestina sebagai ibu kota jika kelak negara itu secara resmi berdiri.

    PESAN PERLAWANAN – Pesan-pesan yang dipajang Gerakan Hamas di panggung lokasi pembebasan sandera Israel di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/3/2025). Pesan Hamas menampilkan beberapa pesan dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab pada hari Sabtu saat pembebasan para sandera Israel.

    Pesan itu juga sebagai respons  atas seruan Presiden AS Donald Trump seputar pengusiran warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.

    Trump berdalih, warga Gaza harus direlokasi -secara paksa- ke wilayah dan negara lain agar daerah kantung Palestina itu bisa dibangun.

    Spanduk lainnya yang dipajang Hamas bertuliskan “Wahai Al-Quds, bersaksilah: Kami adalah tentaramu!”.

    Sejumlah ulasan menulis, pesan ini merujuk pada komitmen milisi pembebasan Palestina itu untuk tetap menjaga Masjid Al-Aqsa dari penistaan yang kerap dilakukan pemukim Yahudi Israel.

    Satu tulisan lain di panggung pembebasan sandera Israel di Khan Yunis adalah ‘We Crossed Over Swiftly’, secara lengkap pesan itu ditulis dalam sejumlah bahasa, termasuk dalam bahasa Ibrani yang berarti “Kami menyeberang [dengan cepat] seperti seberkas sinar matahari.”

    Pesan ini merujuk pada serangan lintas batas Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023 di mana Hamas melakukan serangan terkoordinasi ke wilayah pendudukan Israel.

    Sejumlah tafsiran lain menyebut, “We crossed over swiftly” juga merujuk pada penarikan mundur Pasukan Israel dari Koridor Netzarim, yang bagi militer Israel (IDF) dianggap sebagai kemunduran fatal dari kerja keras mereka selama 15 bulan agresi.

    KORIDOR NETZARIM – Situasi di pangkalan operasi IDF di Koridor Netzarim, Gaza tengah, 26 Desember 2024. Seorang kontraktor Kementerian Pertahanan Israel tewas ditembak tentara Israel saat akan bekerja di Koridor Netzarim hari Selasa, (28/1/2025). (The Times of Israel/Emanuel Fabian)

    Kehilangan Titik Strategis

    Soal Koridor Netzarim, Noam Amir, analis urusan militer untuk Channel 14 Israel, mengatakan kalau penarikan pasukan IDF dari poros Netzarim berarti bahwa Hamas akan sekali lagi mengendalikan Jalur Gaza utara.

    Hal itu juga berarti kalau Tel Aviv akan ‘kehilangan pencapaian’ perang genosida yang mereka lancarkan selama 15 bulan di Gaza, untuk selamanya.

    Amir mengatakan bahwa poros ini sebenarnya merupakan “zona penyangga antara utara dan selatan Jalur Gaza, dan merupakan titik strategis yang sangat penting dalam perang” melawan faksi-faksi milisi perlawanan Palestina di Gaza.

    Ia mengatakan kalau menyerahkan poros tersebut kepada Hamas akan memberikan kebebasan bergerak bagi elemen-elemen gerakan perlawanan tersebut di Jalur Gaza utara.

    “Menarik diri dari poros Netzarim berarti “mengembalikan kendali Gaza kepada Hamas,” kata Naom dikutip dari Khaberni, Sabtu.

    Ia menegaskan kalau penarikan mundur pasukan IDF dari Poros Netzarim ini berarti “kekalahan terakhir dari pencapaian perang dalam membersihkan Jalur Gaza utara,”.

    “Penarikan mundur pasukan IDF memungkinkan Hamas kembali bebas bergerak dengan cara apa pun yang dipilihnya,” menurut analis tersebut.

    LARAS TANK MERKAVA – Foto tangkap layar Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan pasukan Israel (IDF) menjejerkan posisi laras meriam tank Merkava dalam agresi militer di Gaza. Pasukan Israel dijegal krisis keuangan saat mereka berniat melanjutkan perang di Gaza karena potensi berakhirnya gencatan senjata dengan Hamas. (khaberni/tangkap layar)

    Langkah IDF Setelah Mundur dari Netzarim: Pengepungan

    Menurut analis Israel ini, tentara IDF akan mengepung Jalur Gaza setelah mundur dari Netzarim.

    Pengepungan dilakukan dari titik angkatan laut Tel al-Sultan di perbatasan Mesir ke penyeberangan Rafah, dan dari penyeberangan Rafah di sepanjang perimeter wilayah yang berdekatan dengan Gaza ke titik angkatan laut kedua dekat Ashkelon.

    Naom menambahkan bahwa “angkatan laut Israel juga akan memberikan semacam blokade laut.”

    Pada Minggu pekan lalu, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan kalau tentara IDF telah sepenuhnya ditarik dari poros Netzarim pada Sabtu/Minggu malam sebagai bagian dari pelaksanaan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

    Saluran swasta Israel 13 mengatakan bahwa setelah penarikan diri dari Netzarim, tentara Israel akan tetap berada di Koridor Philadelphia (diharapkan akan ditarik dari sana pada hari ke-50 perjanjian) di perbatasan antara Gaza dan Mesir dan zona penyangga (dibuat di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza) hingga akhir tahap pertama kesepakatan.

    Pada tanggal 25 Januari, pendudukan menghentikan penarikan pasukan dari poros Netzarim setelah perlawanan Palestina tidak membebaskan tahanan Arbel Yehud karena “kesulitan teknis di Gaza,” dalam krisis yang akhirnya terselesaikan dan dia dibebaskan pada tanggal 30 bulan yang sama.

    Pada tanggal 27 Januari, proses pengembalian warga Palestina ke Jalur Gaza utara dimulai dengan berjalan kaki melalui jalan pantai dan dengan kendaraan di Jalan Salah al-Din, sementara tiga perusahaan keamanan Amerika dan Mesir mengambil alih proses penggeledahan kendaraan yang kembali, menurut media Israel.

    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak perang genosida Israel dimulai, pada Senin 27 Januari 2025. (tangkap layar/Presstv)

    Perjanjian gencatan senjata di Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan antara perlawanan Palestina dan pendudukan Israel mulai berlaku pada 19 Januari, dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

    Perjanjian itu terdiri dari 3 tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan dimulai untuk memulai tahap kedua dan ketiga, yang mengarah pada berakhirnya perang genosida.

    Dengan dukungan Amerika, pasukan pendudukan melakukan genosida di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan 19 Januari 2025, menyebabkan lebih dari 158.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka – kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita – dan lebih dari 14.000 orang hilang.

     

    (oln/et/khbrn/*)