kab/kota: Yerusalem

  • Puluhan Ribu Orang Berdemo di Israel,  Mayoritas Warga Israel Ingin Perang Gaza Disudahi – Halaman all

    Puluhan Ribu Orang Berdemo di Israel,  Mayoritas Warga Israel Ingin Perang Gaza Disudahi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan ribu orang diperkirakan akan berunjuk rasa di seluruh Israel pada Sabtu malam, (29/3/2025), waktu setempat.

    Mereka menuntut pembebasan warga Israel yang masih disandera Hamas di Jalur Gaza. Selain itu, mereka menolak perombakan yudisial.

    The Times of Israel melaporkan unjuk rasa utama akan dimulai pukul 18.30 di Lapangan Habima, Kota Tel Aviv.

    Selepas itu, para pengunjuk rasa akan turun menuju ke Jalan Benin untuk bergabung dengan keluarga sandera yang juga sudah berdemo di jalan itu.

    Unjuk rasa turut digelar di Lapangan Sandera. Di sana nantinya akan ada pidato dari Iair Horn, seorang sandera yang telah dibebaskan.

    Akan ada pula pidato dari seorang pensiunan jenderal bernama Yom-Tov Samia dan aktor Michael Rapaport.

    Tempat lain yang menjadi lokasi unjuk rasa adalah Yerusalem, Carmei Gat, dan Persimpangan Sha’ar HaNegev.

    Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengimbau semua warga Israel ikut serta dalam unjuk rasa besar-besaran itu, terlepas dari apa pun latar belakang politiknya.

    Demonstrasi itu digelar di tengah momen disahkannya undang-undang reformasi pengadilan, mandeknya negosiasi sandera, dan pemecatan Ronen Barat, kepala Shin Bet atau dinas keamanan Israel.

    Mayoritas warga Israel ingin perang diakhiri

    Menurut survei, sebanyak 69 persen warga Israel mendukung perang di Gaza diakhiri agar kesepakatan pembebasan sandera bisa tercapai. Adapun jumlah yang menolak mencapai 21 persen.

    Survei itu dirilis oleh Channel 12 pada hari Jumat kemarin.

    Pada kalangan pendukung koalisi pemerintahan Israel, ada 54 persen yang menginginkan perang diakhiri. Yang menolak ada 32 persen.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga kini menolak mengakhiri perang demi mengamankan pembebasan 59 sandera yang masih berada di Gaza. Dia mengatakan perang baru bisa berakhir jika Hamas telah dilenyapkan dan tak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    Dari 59 sandera itu, sebanyak 24 di antaranya diyakini masih hidup.

    Netanyahu juga menolak merundingkan tahap kedua gencatan senjata. Jika tahap kedua terwujud, semua sandera akan dibebaskan, lalu perang diakhiri dan Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.

    Namun, Netanyahu lebih memilih untuk membebaskan lebih banyak sandera dengan cara memperpanjang tahap pertama gencatan. Hal ini akan memungkinkan Israel untuk melanjutkan perang.

    Menurut pemerintahan Netanyahu, mengakhiri perang sebagai imbalan atas pembebasan sandera akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.

    Per 18 Maret kemarin, Israel mulai kembali melancarkan serangan ke Gaza.

    Para pengkritik Netanyahu mengatakan penambahan operasi militer justru akan membahayakan nyawa sandera yang masih hidup. Di samping itu, serangan-serangan terbaru Israel juga disebut tidak akan bisa membuat Israel mencapai tujuannya.

    Selama gencatan senjata Januari hingga Maret, Hamas telah membebaskan 30 sandera. Rinciannya adalah 20 warga sipil Israel, 5 tentara, dan 5 warga negara Israel.

    Hamas juga menyerahkan jasad delapan warga Israel yang meninggal.

  • Pimpinan Otoritas Iran Ngamuk Buntut Trump Ancam Hal Buruk,  Qalibaf: AS dan Sekutu Tak Akan Aman – Halaman all

    Pimpinan Otoritas Iran Ngamuk Buntut Trump Ancam Hal Buruk,  Qalibaf: AS dan Sekutu Tak Akan Aman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran dengan keras, mengancam konsekuensi berat jika Teheran tidak mencapai kesepakatan nuklir dengan Washington.

    Trump menyebut hal buruk akan terjadi pada Iran jika mereka menolak kesepakatan.

    “Preferensi terbesar saya adalah kita menyelesaikan masalah ini dengan Iran. Namun, jika kita tidak menyelesaikannya, hal-hal buruk akan terjadi pada Iran,” kata Trump diberitakan Shafaq.

    Peringatan ini merupakan bagian dari strategi Washington yang lebih luas untuk memulai kembali negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya.

    Awal bulan, Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei , yang menyampaikan kesepakatan nuklir baru dan menekankan bahwa kegagalan menerimanya, ditambah dengan kegiatan nuklir yang berkelanjutan, akan membawa konsekuensi yang parah.

    Trump juga menekankan bahwa ia tidak tertarik pada “negosiasi terbuka” dan menetapkan batas waktu dua bulan untuk mencapai kesepakatan.

    Teheran mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa pihaknya telah mengirim balasan surat Trump melalui Oman.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan kembali posisi lama negara itu, dengan menyatakan, “Kebijakan kami tetap tidak terlibat dalam negosiasi langsung di bawah tekanan maksimum dan ancaman militer. Namun, negosiasi tidak langsung, seperti yang terjadi di masa lalu, dapat terus berlanjut.”

    Sementara itu, juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, menanggapi pernyataan Trump selama demonstrasi Hari Quds di Teheran.

    Ia menuduh AS menggunakan perundingan nuklir untuk menekan Iran agar menyerahkan kemampuan pertahanannya

    “AS bermaksud perlucutan senjata ketika mengatakan negosiasi,” jelas Ghalibaf.

    Pejabat senior Iran lainnya menyuarakan pendapat yang sama dengan Ghalibaf, memperkuat perlawanan Teheran terhadap apa yang mereka anggap sebagai paksaan AS.

    Penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Larijani, juga angkat bicara, menekankan pentingnya kesepakatan yang berimbang. “Kami akan mencapai suatu hasil, dan kami optimis. Kesepakatan itu harus dapat diterima oleh kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak,” kata Larijani.

    Kecam Pemimpin Iran

    Sebelumnya Abbas Araqchi mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa Teheran telah mengirimkan tanggapannya kepada Trump, dengan mengatakan bahwa “pandangan Republik Islam mengenai status quo dan surat Tuan Trump telah dipaparkan secara lengkap dan disampaikan kepada pihak lain.”

    Araqchi menegaskan kembali penentangan Iran terhadap perundingan langsung dengan AS di tengah “kampanye tekanan maksimum” Trump.

    “Kebijakan Iran adalah terlibat dalam negosiasi tidak langsung selama Republik Islam tersebut menghadapi tekanan dan ancaman militer yang maksimal,” katanya. “Namun, negosiasi tidak langsung dapat terus berlanjut, sebagaimana yang pernah terjadi di masa lalu.”

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam apa yang disebutnya “taktik intimidasi” setelah ancaman Trump.

    “Kegigihan beberapa negara adidaya untuk mengadakan perundingan dengan Iran tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah, tetapi justru bertujuan untuk menegaskan dan memaksakan harapan mereka sendiri,” kata Khamenei. “Jelas, Republik Islam tidak akan menerima harapan mereka.”

    Pada tahun 2018, Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang ditengahi antara kekuatan dunia dan Iran yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.

    Meskipun mematuhi perjanjian nuklir selama lebih dari setahun setelah penarikan diri AS, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya, dengan alasan kegagalan para penandatangan kesepakatan yang tersisa untuk melindungi kepentingannya.

    Incar Pangkalan AS

    Teheran akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di kawasan itu jika Washington menindaklanjuti peringatannya mengenai konsekuensi militer bagi Iran jika tidak ada kesepakatan nuklir baru , kata juru bicara parlemen Iran pada hari Jumat.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan awal bulan ini bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dengan peringatan bahwa “ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan.”

    “Jika Amerika menyerang kesucian Iran, seluruh kawasan akan meledak seperti percikan api di tempat penyimpanan amunisi,” kata Ketua Parlemen Mohammad Qalibaf.

    “Pangkalan mereka dan sekutu mereka tidak akan aman,” kata Qalibaf dalam pidato langsung pada Hari Al-Quds tahunan, atau Hari Yerusalem, yang menandai Jumat terakhir bulan suci Ramadan.

    Khamenei menyebut pesan Trump itu menyesatkan, dan Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi mengatakan pada hari Kamis bahwa perundingan tidak mungkin dilakukan kecuali Washington mengubah kebijakan “tekanan maksimumnya”.

    Iran telah memeriksa surat Trump secara menyeluruh dan telah mengirim “tanggapan yang tepat” melalui Oman, kata Araqchi.

    Pada hari Jumat, Araqchi dilaporkan oleh media pemerintah mengatakan bahwa meskipun surat Trump berisi ancaman, surat itu juga membuka peluang bagi diplomasi. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.

    Dalam masa jabatan pertamanya 2017-21, Trump menarik AS dari kesepakatan 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang menerapkan batasan ketat terhadap aktivitas nuklir Teheran yang disengketakan dengan imbalan keringanan sanksi.

    Iran kemudian melanggar kesepakatan dengan melampaui batas dalam pengayaan uraniumnya, terutama setelah Trump menerapkan kembali sanksi besar-besaran AS.

    Negara-negara Barat menuduh Iran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir. Teheran mengatakan programnya sepenuhnya untuk keperluan energi sipil. 

    (Tribunnews.co/ Chrysnha)

  • Israel Cegat 2 Rudal dari Yaman, Houthi Klaim Luncurkan Rudal Hipersonik

    Israel Cegat 2 Rudal dari Yaman, Houthi Klaim Luncurkan Rudal Hipersonik

    Tel Aviv

    Militer Israel kembali mencegat dua rudal yang diluncurkan dari Yaman, yang merupakan markas kelompok Houthi. Serangan rudal dari Yaman itu sempat memicu suara sirene peringatan serangan udara di beberapa area di Israel.

    Houthi, yang didukung Iran, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (28/3/2025), mengklaim telah meluncurkan rudal terhadap target-target di wilayah Israel.

    Kelompok Houthi telah melancarkan rentetan serangan rudal dan drone terhadap Israel, yang diklaim sebagai dukungan untuk petempur Hamas yang berperang melawan militer Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Amerika Serikat (AS), sekutu dekat Israel, menggencarkan serangan udara terhadap posisi-posisi Houthi di Yaman sejak 15 Maret lalu. Presiden Donald Trump juga bersumpah untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas setiap serangan yang dilancarkan Houthi, sekutunya.

    Militer Tel Aviv, dalam pernyataan pada Kamis (27/3) waktu setempat, mengatakan dua rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat sebelum memasuki wilayah Israel. Sirene peringatan udara berbunyi di beberapa area di Israel dan di Yerusalem saat serangan rudal itu terdeteksi.

    “Menyusul sirene yang berbunyi beberapa saat lalu di beberapa wilayah di Israel, dua rudal yang diluncurkan dari Yaman telah dicegat sebelum melintasi wilayah Israel,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataan terpisah, Houthi mengklaim pasukannya meluncurkan dua rudal, yang salah satunya disebut sebagai rudal hipersonik, ke wilayah Israel pada Kamis (27/3) waktu setempat.

    Lihat juga Video: Houthi Luncurkan Serangan ke Israel, Targetkan Bandara di Tel Aviv

    Disebutkan oleh Houthi bahwa rudal-rudal itu diluncurkan ke arah Bandara Ben Gurion, yang merupakan gerbang udara utama Israel, dan ke target militer yang tidak disebutkan di area Tel Aviv.

    Houthi juga mengklaim telah meluncurkan sejumlah rudal dan drone terhadap kapal-kapal perang yang ada di perairan Laut Merah, termasuk kapal induk AS USS Harry S Truman.

    Imbas dari serangan rudal tersebut, maskapai penerbangan Italia, ITA Airways, terpaksa mengalihkan salah satu penerbangan mereka. ITA Airways kemudian mengatakan penerbangan itu telah mendarat dengan selamat di Tel Aviv.

    Houthi merupakan kelompok bersenjata yang menguasai area-area Yaman yang paling padat penduduknya.

    Kelompok itu merupakan bagian dari apa yang disebut oleh Iran sebagai “Poros Perlawanan”, jaringan milisi regional yang anti-Israel dan anti-Barat yang juga mencakup kelompok Hamas dan Hizbullah, yang kemampuannya telah dikurangi secara signifikan oleh Israel dalam operasi udara dan operasi darat tahun lalu.

    Lihat juga Video: Houthi Luncurkan Serangan ke Israel, Targetkan Bandara di Tel Aviv

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Protes Besar-Besaran Guncang Israel, Laut Manusia ‘Goyang’ Netanyahu

    Protes Besar-Besaran Guncang Israel, Laut Manusia ‘Goyang’ Netanyahu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Protes besar-besaran mengguncang Israel, Kamis malam waktu setempat. Ribuan orang memenuhi jalan-jalan setelah parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang memperluas kekuasaan politisi atas pengangkatan hakim yang didorong oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Persetujuan ini datang ketika koalisi Netanyahu, yang berhaluan ekstrem kanan, mengumumkan pemberhentian Jaksa Agung dan Kepala Badan Keamanan Internal. Para pengunjung rasa menyebut undang-undang itu “bencana” dan “paku di peti mati demokrasi Israel”.

    “Pemerintah ingin kita melupakan para sandera (di Gaza), ingin memecat kepala Shin Bet … tetapi mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya jika kita bersatu seperti tembok,” kata pensiunan mayor jenderal Noam Tibon dalam pidatonya di sebuah protes di Tel Aviv, dikutip AFP, Jumat (28/3/2025).

    UU itu sendiri telah disetujui di parlemen Israel, Knesste, dengan 67 suara mendukung dan satu menentang. Sementara pihak oposisi memboikot pemungutan suara dini hari.

    “Alih-alih memfokuskan semua upaya pada pemulangan mereka (sandera Israel di Gaza) dan penyembuhan perpecahan di dalam masyarakat, pemerintah ini kembali ke undang-undang yang sama persis yang memecah belah masyarakat sebelum 7 Oktober,” kata Yair Lapid, pemimpin partai Yesh Atid yang berhaluan kanan-tengah, oposisi Netanyahu.

    “Mereka ingin mengambil alih kekuasaan yang sebenarnya. Netanyahu berpikir bahwa mahkamah agung menghalanginya menjalankan negara dengan caranya sendiri,” kata seorang pakar hukum publik di Universitas Ibrani Yerusalem, Claude Klein.

    Reformasi peradilan Israel memicu salah satu gerakan protes terbesar dalam sejarah Israel pada tahun 2023 dan mengancam melengserkan Netanyahu. Tapi perang di Gaza membuat isu ini tak tergubris.

    Netanyahu selalu mengeskalasi peperangan jika pembahasan UU dilakukan. UU ini diyakini terkait dengan persidangan korupsi Netanyahu yang sedang berlangsung saat ini, yang berpotensi menjauhkannya dari hukuman.

    “Mungkin Anda bisa berhenti menghalangi kinerja pemerintah di tengah perang. Mungkin Anda bisa berhenti mengobarkan hasutan, kebencian, dan anarki di jalanan,” klaim Netanyahu kepada pengkritiknya.

    (sef/sef)

  • 2 Juta Penduduk Israel Ketakutan, Cari Perlindungan usai Dibombardir Rudal Houthi Yaman – Halaman all

    2 Juta Penduduk Israel Ketakutan, Cari Perlindungan usai Dibombardir Rudal Houthi Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – 2 juta lebih penduduk Israel Tengah ketakutan usai Houthi Yaman mekakukan serangan Kamis (27/3/2025).

    Sirene roket terdengar, termasuk di Tel Aviv dan Yerusalem.

    Menurut laporan, serangan Houthi Yaman mendorong jutaan orang Israel mencari perlindungan.

    Komando Front Dalam Negeri Israel mengonfirmasi bahwa sirene serangan udara diaktifkan di 255 lokasi.

    Media Israel melaporkan ledakan di Yerusalem, sementara militer pendudukan Israel mengumumkan intersepsi dua rudal yang diluncurkan dari Yaman. 

    Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, laporan awal menunjukkan bahwa pecahan rudal jatuh di daerah Mevo Horon.

    Lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion dihentikan sementara, dengan semua lepas landas dan pendaratan ditangguhkan, dan penerbangan yang masuk diinstruksikan untuk tetap dalam pola penahanan.

    Kantor berita Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa jutaan warga Israel berlindung pada siang hari setelah peluncuran rudal dari Yaman.

    Sementara Rabu (26/3/2025), pemimpin Ansarallah Abdul-Malik al-Houthi menegaskan kembali komitmen kelompoknya untuk mendukung Palestina, dengan menyatakan bahwa kelompok itu tidak akan goyah meskipun agresi Amerika Serikat (AS) sedang berlangsung terhadap Yaman. 

    Ia menekankan bahwa sikap Ansarallah berakar pada keimanan, prinsip kemanusiaan, dan kewajiban moral, dan akan terus mendukung rakyat Palestina dengan segala cara yang tersedia.

    Al-Houthi juga mencatat bahwa Israel, dengan dukungan penuh AS, sedang menjalankan strategi yang bertujuan melikuidasi perjuangan Palestina dan secara paksa mengusir warga Palestina dari tanah mereka. 

    Ia menyoroti mobilisasi Yaman untuk mendukung Palestina, termasuk penargetan lokasi-lokasi Israel dengan rudal balistik, pesawat nirawak, dan senjata hipersonik.

    Sejak November 2023, Ansarallah atau kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal kargo yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah dan sekitarnya sebagai respons atas genosida Israel di Gaza. 

    Kelompok tersebut menghentikan operasinya setelah gencatan senjata pada 19 Januari 2025 antara Israel dan perlawanan Palestina.

    Namun kembali melanjutkan serangan setelah Israel menghidupkan kembali kampanye militernya pada 18 Maret 2025.

    Sementara itu, AS melancarkan 17 serangan udara di Kegubernuran Saada Yaman pada hari Rabu, yang menargetkan wilayah di dalam dan sekitar kota tersebut. 

    Ini menandai putaran terakhir serangan AS, yang menurut Washington ditujukan untuk Ansarallah. 

    Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk “melenyapkan” kelompok Houthi Yaman.

    Diketahui dengan dukungan penuh AS, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan dan melukai lebih dari 164.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sementara lebih dari 14.000 orang masih hilang.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Konferensi Anti-Semitisme di Yerusalem Picu Kritik dari Dalam-Luar Negeri

    Konferensi Anti-Semitisme di Yerusalem Picu Kritik dari Dalam-Luar Negeri

    Jakarta

    Kementerian Israel untuk Urusan Diaspora dan Pemberantasan Antisemitisme menggelar konferensi anti semitisme di Yerusalem dari tanggal 26 hingga 27 Maret 2025. Tapi daftar tamu yang diundang ke konferensi ini memicu kritik luas dari dalam dan luar negeri.

    Daftar tamu dari Eropa kebanyakan para tokoh populisme dan radikal kanan anti orang asing dan anti Islam. Antara lain pemimpin partai populis kanan perancis Rassemblement National (RN) Jordan Bardella, wakil dari partai populis Fidesz pimpinan Victor Orban di Hungaria, Presiden Republika Srpska, Milorad Dodik, yang dekat dengan Putin. Juga akan hadir Presiden Argentina Javier Milei. Tampaknya mereka diundang juga karena sikap anti Muslim mereka.

    Program konferensi memperjelas bahwa topik yang diangkat terutama adalah tentang antisemitisme Islam, misalnya topik: “Bagaimana Islam radikal memicu antisemitisme Barat.” Para tamu konferensi diterima oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Urusan Diaspora, Amichai Chikli.

    Pemerintah Israel bergerak ke arah yang sangat kanan

    Namun konferensi di Yerusalem tidak membahas hubungan antara kelompok radikal kanan dan antisemitisme. Peneliti antisemitisme dan organisasi Yahudi telah memperingatkan selama bertahun-tahun tentang kebangkitan berbahaya dari kelompok radikal kanan sebagai ancaman terhadap kehidupan Yahudi di Eropa dan seluruh dunia.

    “Siapa pun yang mengadakan konferensi menentang anti-Semitisme tidak dapat pada saat yang sama mengundang kaum anti-Semit yang menyebarkan racun prasangka dan kebencian,” kata jurnalis dan pengacara Jerman Michel Friedman dalam sebuah wawancara dengan DW. Friedman adalah presiden Kongres Yahudi Eropa dan anggota presidium Dewan Pusat Yahudi Jerman.

    “Pemerintah Netanyahu semakin tidak terkendali dan mencari koalisi yang tidak dapat ditoleransi. Diketahui bahwa hubungannya dengan Viktor Orban di Hungaria juga penting baginya. Pemerintah ini semakin bergerak ke arah yang sangat kanan. Ini sangat berbahaya bagi Israel,” kata Friedman.

    Banyak pembatalan karena peserta populis kanan

    Kritik keras bermunculan di dalam dan luar negeri dan banyak undangan yang membatalkan kehadirannya. Ketua organisasi Anti-Defamation League dari AS, Jonathan Greenblatt, menarik komitmennya untuk hadir. Filsuf Prancis Bernard-Henri Levy juga membatalkan kehadirannya, begitu juga tiga tamu tingkat tinggi dari Jerman.

    Presiden organisasi Masyarakat Jerman-Israel, Volker Beck, juga menolak untuk berpartisipasi. Dalam pernyataannya kepada DW, ia menulis: “Saya terkejut melihat bahwa hampir secara eksklusif anggota parlemen dari kubu radikal kanan yang diundang ke konferensi tersebut. Banyak dari partai-partai ini tidak menghormati agama Yahudi di negara mereka sendiri.”

    Konferensi itu juga menimbulkan kritik di Israel. Dalam sidang di hadapan Komisi Imigrasi dan Integrasi parlemen Israel Knesset, perwakilan diaspora Yahudi mengkritik pemerintah Israel karena tidak berkoordinasi dengan mereka dalam mengundang politisi populis kanan. Tapi Kementerian Urusan Diaspora mengatakan bahwa pihaknya telah mengundang perwakilan dari berbagai aliran politik.

    Ketika ditanya oleh DW, juru bicara Kementerian Urusan Diaspora, Gilad Zwik, membela pemilihan peserta. “Acara ini mengundang tamu dari berbagai negara dan dengan latar belakang politik yang berbeda. Mereka semua memiliki tujuan yang sama: perjuangan tanpa kompromi melawan anti-semitisme dan delegitimasi Israel,” katanya. Dia juga membantah ada undangan yang membatalkan kehadirannya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman

    Lihat juga video: AS Kutuk Serangan Israel ke Jurnalis Palestina saat Pawai Hari Yerusalem

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Media Israel: 100 Warga Palestina Pindah dari Gaza ke Indonesia! – Halaman all

    Media Israel: 100 Warga Palestina Pindah dari Gaza ke Indonesia! – Halaman all

    Media Israel: 100 Warga Palestina Pindah dari Gaza ke Indonesia!

    TRIBUNNEWS.COM – Media Channel 12 Israel, Rabu (26/3/2025) mengungkapkan kalau “sebuah proyek percontohan, sedang dilaksanakan untuk secara sukarela mengirim warga Palestina untuk bekerja di Indonesia di sektor konstruksi.”

    Media tersebut menjelaskan, proyek percontohan ini merupakan yang pertama dari jenisnya, sejak Israel secara resmi membentuk sebuah direktorat yang mengurus kepindahan ‘sukarela’ warga Gaza dari Palestina ke negara ketiga.

    Direktorat Israel itu merupakan tindaklanjut atas usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga.

    Media Israel melaporkan, sebagai proyek percontohan, sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia.

    Laporan itu mencatat kalau “Koordinator Operasi di Wilayah tersebut bertanggung jawab atas proyek percontohan ini”.

    “Dan jika berhasil, proyek ini akan diambil alih oleh Departemen Imigrasi Israel, yang dibentuk oleh Menteri Yisrael Katz di Kementerian Pertahanan, dengan tujuan untuk membuktikan bahwa imigrasi sukarela ini berhasil dan mendorong ribuan warga Gaza untuk pindah bekerja di sektor konstruksi di Indonesia,” tulis laporan tersebut dilansir Khaberni, Rabu.

    Berdasarkan hukum internasional, siapa pun yang meninggalkan Jalur Gaza untuk bekerja akan diizinkan kembali.

    “Tetapi gagasan umumnya adalah untuk mendorong imigrasi dan tempat tinggal jangka panjang di sana. Ini (tinggal dan menetap) bergantung pada pemerintah di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia,” tulis ulasan Khaberni.

    Laporan menambahkan, proyek percontohan tersebut didahului dengan pembicaraan dengan pemerintah Indonesia, yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel.

    “Perlu dibangun saluran komunikasi antara kedua negara,” kata laporan itu.

    Belum ada tanggapan resmi baik dari Pemerintah Israel maupun Pemerintah Indonesia atas kabar pelaksanaan proyek percontohan pemindahan sukarela warga Gaza ke Indonesia ini.

    Sebagai informasi, Israel membentuk Direktorat Pengurusan Pemindahan Sukarela Warga Gaza untuk menangani upaya evakuasi sukarela penduduk Gaza ke luar negeri dan membantu menciptakan peluang kerja guna mendorong emigrasi dari Jalur Gaza. 

    “Dengan berjalannya proyek percontohan, Menteri Pertahanan Israel harus memutuskan dalam beberapa hari mendatang siapa yang akan mengepalai direktorat tersebut,” tambah laporan tersebut. 

    Sejumlah laporan media Israel menyebut, tampaknya kandidat yang baru-baru ini diajukan untuk posisi tersebut adalah Brigadir Jenderal (Purn.) Ofer Winter.

    PENGUNGSI GAZA – Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. Pemerintah Israel menindaklanjuti usulan Amerika Serikat yang mengusulkan pemindahan warga Gaza ke negara ketiga dengan membentuk Direktorat Urusan Pemindahan Sukarela warga Palestina yang ingin ke luar dari Gaza. Media Israel melaporkan, sebagai proyek percontohan, sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia.

    Proyek Menjijikkan

    Sebelum laporan proyek uji coba pemindahan warga Gaza ke Indonesia ini, telah juga muncul sejumlah laporan kalau negara-negara di Afrika juga menjadi opsi lokasi tujuan pemindahan.

    Profesor madya di Institut Studi Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout mengecam usulan pemindahan paksa warga Palestina ke Afrika sebagai “garis merah yang tidak boleh dilampaui.”

    Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Qarmout menyatakan pemerintah dunia memiliki tanggung jawab untuk menghentikanusulan yang “menjijikkan” dan tidak boleh terlibat dalam skenario tersebut, terutama jika melibatkan pemindahan warga Palestina ke negara-negara Afrika yang masih berjuang melawan warisan kolonial.

    “Sudan dan Somalia masih dilanda perang akibat warisan kolonial,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

    “Mereka (pemerintah Israel) harus diekspos dan dimasukkan ke dalam daftar orang-orang yang harus dipermalukan,” ujar Qarmout.

    Menurut laporan, Amerika Serikat dan Israel dilaporkan melakukan pembicaraan diam-diam dengan beberapa negara Afrika Timur, termasuk Somaliland, mengenai kemungkinan penerimaan warga Palestina yang dipindahkan.

    Sebagai imbalannya, berbagai insentif – finansial, diplomatik, dan keamanan – diperkirakan akan ditawarkan kepada pemerintah tersebut.

    Seorang pejabat AS yang terlibat dalam upaya ini mengonfirmasi kepada Associated Press AS telah melakukan pembicaraan dengan Somaliland mengenai bidang-bidang tertentu yang bisa mereka bantu, dengan imbalan pengakuan internasional untuk wilayah yang memisahkan diri tersebut.

    Namun, pejabat Somaliland, Abdirahman Dahir Adan, Menteri Luar Negeri Somaliland, membantah bahwa pihaknya telah menerima atau membahas usulan tersebut.

    “Saya belum menerima usulan seperti itu, dan tidak ada pembicaraan dengan siapa pun terkait Palestina,” katanya kepada Reuters.

    Qarmout menilai usulan pemindahan paksa ini sebagai tindakan yang “keterlaluan” dan mendesak masyarakat internasional untuk menentangnya.

    Ia menegaskan bahwa negara-negara seperti Sudan dan Somalia, yang masih menghadapi tantangan besar akibat warisan kolonial, seharusnya tidak dilibatkan dalam rencana ini.

    AS-Israel Lirik Afrika untuk Pindahkan Warga Gaza

    Amerika Serikat (AS) dan Israel telah menghubungi pejabat dari tiga negara di Afrika Timur untuk mendiskusikan kemungkinan penggunaan wilayah mereka sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina dari Gaza.

    Laporan ini muncul dari Associated Press pada Jumat (14/3/2025), yang mengutip sumber dari pejabat AS dan Israel.

    Namun, Sudan menolak tawaran tersebut, sementara Somalia dan Somaliland menyatakan ketidaktahuan mengenai usulan itu.

    Pejabat Sudan secara tegas menolak tawaran untuk menampung warga Gaza.

    Sementara itu, Somalia dan Somaliland mengaku tidak menerima informasi terkait tawaran tersebut.

    Hal ini menunjukkan ketidakpastian dan penolakan dari negara-negara yang diharapkan dapat menampung pengungsi.

    Langkah AS dan Israel ini berlawanan dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump sebelumnya.

    Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis (13/2/2025), Trump menegaskan, “Tidak ada yang akan diusir dari Gaza.”

    Pernyataan ini disampaikan ketika ia bertemu dengan Perdana Menteri Irlandia, Michel Martin.

    Rencana Kontroversial AS

    Pada Februari 2025, Trump mengusulkan rencana yang kontroversial untuk mengambil alih Gaza, merelokasi penduduk Palestina, dan mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah.”

    Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Yordania dan Mesir tidak akan menolak permintaannya untuk menyambut pengungsi Gaza.

    Baik Yordania maupun Mesir menolak usulan tersebut, dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah sepakat bahwa Gaza harus dibangun kembali tanpa mengusir warga Palestina.

    Mesir bahkan mengusulkan rencana rekonstruksi senilai $53 miliar untuk Gaza, yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan layanan penting, tanpa melibatkan Hamas dalam kepemimpinan masa depan.

    Israel dan AS menolak rencana Mesir karena dianggap tidak menawarkan solusi yang jelas untuk mengeluarkan Hamas dari kekuasaan dan tidak mengatasi masalah keamanan serta pemerintahan jangka panjang.

    Dengan situasi yang terus berkembang, langkah AS dan Israel untuk mencari tempat penampungan di Afrika menambah kompleksitas dalam upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel.

    Pasukan Israel Tangkap 8 Warga Palestina dalam Penggerebekan di Tepi Barat

    Pasukan Israel menangkap delapan warga Palestina dalam serangkaian penggerebekan yang terjadi di berbagai kota di Tepi Barat, menurut laporan terbaru dari kantor berita Wafa.

    Lima pemuda dari keluarga Al-Zalbani ditangkap selama penyerbuan di kota Anata, timur laut Yerusalem.

    Sebelumnya pada malam itu, seorang pemuda terluka setelah ditembak di perut dengan peluru tajam dalam bentrokan dengan tentara Israel di kota yang sama.

    Selain itu, pasukan Israel menangkap tiga warga Palestina dari kota Silwad, timur Ramallah, menurut sumber keamanan setempat.

    Pasukan Israel juga melakukan serangan di kota Anabta dan Bal’a, timur Tulkarem, serta kota Yerikho.

    Serangkaian penangkapan dan penggerebekan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut.

     

    (oln/khbrn/tribunnews/*)

     
     

  • 9 Update Perang Arab, Korban Tewas Makin Bertambah

    9 Update Perang Arab, Korban Tewas Makin Bertambah

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel terus membombardir Gaza selama delapan hari berturut-turut. Sedikitnya 23 orang, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam serangan sebelum fajar.

    Seorang pejabat PBB mengatakan serangan Israel yang tak terbendung terhadap Gaza saat ini adalah “noda berdarah pada kesadaran kolektif kita”. Ia mencatat “seruan kita agar kegilaan ini dihentikan tidak dihiraukan” oleh dunia.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Selasa (25/3/2025).

    Lebih dari 50.000 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel

    Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak perang Israel dengan Hamas dimulai. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 792 orang tewas dan 1.663 orang terluka dalam seminggu sejak Israel melanjutkan perangnya di Jalur Gaza.

    Foto: Seorang pria Palestina melihat lokasi di mana serangan Israel menewaskan pemimpin politik Hamas Salah al-Bardaweel dan istrinya di tenda perlindungan mereka, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 23 Maret 2025. (REUTERS/Hatem Khaled)

    Jumlah korban tewas total sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 50.144, sementara 113.704 orang terluka.

    Pihak berwenang di Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang Hamas saat melaporkan angka korban, tetapi kementerian kesehatan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan mayoritas kematian adalah wanita dan anak-anak.

    Menurut mereka, jumlah korban sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, dengan ribuan orang diyakini masih berada di bawah reruntuhan.

    Pada Senin, kementerian menerbitkan daftar nama 15.613 anak di bawah usia 18 tahun yang dikatakan telah tewas dalam operasi militer Israel di Gaza. Di antara mereka, 890 anak berusia di bawah 1 tahun, dan 274 lahir dan meninggal selama perang. Hampir seperempatnya, 26%, berusia di bawah 5 tahun.

    270 Anak di Gaza Tewas dalam Seminggu Serangan Israel di Gaza

    Foto: Para pelayat berkumpul di dekat jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di sebuah rumah sakit di Kota Gaza, 18 Maret 2025. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

    Save the Children mengatakan lebih dari 270 anak telah tewas dalam seminggu sejak Israel melanjutkan perangnya di Gaza, menandai beberapa “hari paling mematikan bagi anak-anak sejak perang dimulai”.

    “Bom berjatuhan, rumah sakit hancur, anak-anak tewas [dan] dunia terdiam,” kata Rachael Cummings, direktur kemanusiaan Save the Children di Gaza. “Tidak ada bantuan, tidak ada keamanan, tidak ada masa depan.”

    Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dimulainya kembali perang adalah “hukuman mati bagi anak-anak Gaza”. Lebih dari 17.900 anak telah tewas sejak perang dimulai pada Oktober 2023, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.

    “Anak-anak dibunuh saat tidur di tenda-tenda, mereka dibiarkan kelaparan dan diserang. Satu-satunya cara untuk memastikan anak-anak dan keluarga terlindungi adalah melalui gencatan senjata yang definitif,” kata Save the Children.

    Tentara Israel Mengungsikan Puluhan Ribu Orang di Gaza Utara

    Militer Israel kini telah memperluas perintah evakuasi kepada puluhan ribu penduduk di seluruh wilayah kantong yang dilanda perang itu.

    Pada Selasa, tentara Israel memberi tahu penduduk di semua kota perbatasan utara untuk mengungsi, dengan mengatakan roket Palestina ditembakkan ke Israel dari daerah itu. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi secara paksa beberapa kali selama hampir 18 bulan perang.

    Militer Israel melanjutkan kampanyenya melawan Hamas di Gaza seminggu yang lalu, yang menghancurkan gencatan senjata selama dua bulan. Sejak itu, lebih dari 730 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas.

    Warga Palestina menghadapi kekurangan makanan, air minum, dan obat-obatan yang semakin parah setelah Israel memblokir pengiriman bantuan pada tanggal 2 Maret.

    AS Serang Yaman

    Foto: REUTERS/Khaled Abdullah
    People look at the site of a U.S. strike in Sanaa, Yemen March 24, 2025. REUTERS/Khaled Abdullah

    Situasi Arab makin genting. Kekerasan terus terjadi di wilayah itu. Terbaru, The Guardian melaporkan bagaimana Komando Pusat Amerika Serikat (Centcom) tampaknya telah mengonfirmasi serangan baru di Yaman.

    Sebuah video yang diunggah ke X memperlihatkan bagaimana jet tempur lepas landas disertai dengan keterangan “Beri Mereka Neraka, Harry!!!” merujuk kapal induk AS, USS Harry S Truman yang kini berada di Laut Arab.

    Unggahan ini muncul setelah laporan serangan baru AS di provinsi utara Saada. Hal itu melukai sedikitnya dua orang dan menghancurkan sebuah rumah sakit kanker.

    Serangan AS ke Yaman dilakukan untuk menggempur Houthi, sebuah gerakan bersenjata yang telah menguasai sebagian besar Yaman selama dekade terakhir. Houthi sendiri telah mengatakan bahwa mereka menargetkan pelayaran internasional sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina atas serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza.

    AS Tak Sengaja Bocorkan Rencana Menyerang Houthi

    Sebuah kesalahan besar dalam komunikasi internal pemerintahan Trump telah mengungkap rencana serangan militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman.

    Rencana tersebut secara tidak sengaja dibagikan dalam sebuah grup pesan yang ternyata juga diikuti oleh seorang jurnalis. Kesalahan ini pertama kali dilaporkan oleh The Atlantic dan langsung memicu kritik tajam dari para anggota parlemen Demokrat.

    Kesalahan fatal ini dinilai sebagai pelanggaran serius terhadap keamanan nasional AS dan kemungkinan juga terhadap hukum federal yang mengatur pengelolaan informasi rahasia. Para anggota Kongres dari Partai Demokrat dengan cepat menyerukan investigasi mendalam untuk mengetahui sejauh mana kebocoran informasi ini terjadi dan siapa saja yang bertanggung jawab.

    Ketika ditanya oleh wartawan mengenai kebocoran tersebut, Presiden Donald Trump mengklaim tidak mengetahui insiden itu.

    “Saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Saya bukan penggemar The Atlantic,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025).

    Namun, seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengonfirmasi bahwa penyelidikan telah dilakukan dan Trump telah diberi penjelasan mengenai kejadian tersebut.

    Dalam pernyataan resminya, Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) yang diwakili oleh seorang pejabat bernama Hughes mengatakan informasi yang bocor tersebut kemungkinan besar memang asli.

    “Saat ini, rantai pesan yang dilaporkan tampaknya autentik, dan kami sedang meninjau bagaimana nomor yang tidak seharusnya bisa masuk ke dalam percakapan tersebut.”

    Militer Israel Sebut Komandan Hizbullah Tewas di Lebanon

    Foto: Sebuah tank milik militer israel bermanuver di Jalur Gaza, Rabu (19/3/2025). (REUTERS/Amir Cohen)

    Militer Israel mengatakan telah menewaskan seorang komandan unit antitank Hizbullah dalam serangan hari Senin di wilayah Nabatieh, Lebanon selatan.

    Hassan Kamal Halawi “bertanggung jawab atas sejumlah serangan teror terhadap negara Israel”, katanya dalam sebuah pernyataan.

    “Ia memfasilitasi pergerakan para operator dan pasokan senjata ke Lebanon selatan. Dalam beberapa bulan terakhir, Halawi terus terlibat dalam aktivitas teroris terhadap warga sipil Israel.”

    Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan publik. Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan pada Senin malam bahwa satu orang tewas akibat serangan pesawat nirawak Israel terhadap sebuah kendaraan di wilayah Qaqaiyat al-Jisr.

    Demonstran Blokir Pintu Masuk Knesset

    Di Israel, demonstran dilaporkan telah memblokir pintu masuk Knesset Israel dalam upaya untuk menggagalkan pemungutan suara anggaran negara sebelum polisi membubarkan massa secara paksa.

    Ratusan demonstran berpartisipasi dalam unjuk rasa di Yerusalem Barat untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai “anggaran penjarahan”, media Israel melaporkan.

    Pemimpin oposisi Benny Gantz mengatakan anggaran 2025 adalah “simbol pemutusan hubungan dan ketidakberdayaan” pemerintahan Netanyahu karena mengekspresikan “prioritas yang korup dan sektoral”.

    Netanyahu membutuhkan dukungan dari Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir – yang mengundurkan diri pada Januari, marah atas gencatan senjata Gaza – untuk memastikan pengesahan anggaran. Jika anggaran tidak disahkan pada tanggal 31 Maret, pemilihan umum dadakan akan diadakan.

    Shin Bet Yakin akan Pembentukan Negara Palestina

    Menteri warisan Israel mengatakan Ronen Bar, kepala badan intelijen yang dipecat oleh Netanyahu, “percaya pada konsep yang menyimpang tentang pembentukan negara Palestina dan membahayakan Israel”.

    Dalam komentarnya kepada surat kabar Israel Maariv, Amichai Eliyahu mengatakan Bar akan dituntut “jika ditemukan bahwa ia memang berkonspirasi melawan Netanyahu dan kepemimpinan terpilih”.

    Menteri tersebut meminta penyelidikan untuk memastikan apakah Bar “merusak demokrasi” dan apakah ia “tahu bahwa sesuatu akan terjadi pada 7 Oktober dan tidak memberi tahu Netanyahu”.

    Mahkamah Agung telah menangguhkan keputusan pemerintah untuk memecat kepala Shin Bet. Pemecatan Bar telah memicu protes antipemerintah massal dengan banyak kritikus Netanyahu yang menyatakan pemecatan Bar dimotivasi oleh keinginan untuk menghentikan penyelidikan atas peristiwa yang mengarah pada serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    Sutradara Palestina Hamdan Ballal Ditangkap Israel

    Foto: Jordan Strauss/Invision/AP/Jordan Strauss
    Basel Adra, from left, Rachel Szor, Hamdan Ballal, and Yuval Abraham, winners of the award for best documentary feature film for “No Other Land,” pose in the press room at the Oscars on Sunday, March 2, 2025, at the Dolby Theatre in Los Angeles. (Photo by Jordan Strauss/Invision/AP)

    Sutradara asal Palestina Hamdan Ballal yang menggarap film dokumenter pemenang Oscar, No Other Land, ditangkap oleh tentara Israel setelah rumahnya diserang oleh pria bertopeng.

    Ballal ditangkap oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Menurut rekan sutradaranya Yuval Abraham di akun media sosial X, Balla juga dipukuli.

    “Sekelompok orang baru saja menyerang Hamdan Ballal, salah satu sutradara film kami No Other Land. Mereka memukuli Ballal dan ia mengalami luka di kepala dan perutnya,” kata Abraham dalam postingan tersebut.

    “Tentara menyerbu ambulans yang sedang membawanya. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sejak itu,” tambahnya.

    Insiden itu terjadi di Desa Susya, Tepi Barat selatan, menurut LSM anti-pendudukan Center for Jewish Nonviolence. Anggota LSM tersebut mengatakan bahwa dia merekam peristiwa itu secara langsung.

    No Other Land, sebuah kolaborasi antara pembuat film Israel dan Palestina, mengikuti kisah aktivis Basel Adra saat dia menghadapi risiko penangkapan dan kekerasan untuk mendokumentasikan kampung halamannya yang dihancurkan oleh militer Israel.

    Film ini berhasil memenangkan sejumlah penghargaan internasional, dimulai dari Festival Film Internasional Berlin pada 2024.

    Kendati demikian, film ini juga menuai kemarahan di Israel dan luar negeri. Termasuk saat Miami Beach mengusulkan untuk mengakhiri sewa gedung bioskop yang menayangkan film dokumenter tersebut.

     

    (hsy/hsy)

  • Ledakan Saat Sistem Arrow IDF Cegat Rudal Balistik Houthi Yaman, Sirene Meraung di 200 Kota Israel – Halaman all

    Ledakan Saat Sistem Arrow IDF Cegat Rudal Balistik Houthi Yaman, Sirene Meraung di 200 Kota Israel – Halaman all

    Ledakan Saat Sistem Arrow IDF Cegat Rudal Balistik Houthi Yaman, Sirene Meraung di 200 Kota Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Komando Front Dalam Negeri Israel, Selasa (25/3/2025) mengumumkan kalau sirene serangan udara berbunyi di Yerusalem dan pinggirannya, serta di lebih dari 200 kota di Israel tengah.

    Dibunyikannya sirene peringatan serangan udara ini sebagai akibat dari rudal yang ditembakkan dari Yaman oleh gerakan Houthi, Khaberni melaporkan.

    “Tentara Israel mengatakan pihaknya mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman menggunakan Sistem Arrow sebelum memasuki wilayah udara Israel,” kata laporan tersebut.

    Lansiran Al Jazeera, mengutip sumber-sumber informasi, mengatakan kalau Arrow, bagian dari sistem pertahanan udara Israel, menembakkan rudal pencegat ke wilayah Israel tengah setelah sebuah rudal ditembakkan dari Yaman.

    Sumber melaporkan mendengar ledakan di Tel Aviv, Yerusalem, dan wilayah pesisir selatan Tel Aviv setelah peluncuran rudal dari Yaman.

    Pada Minggu, kelompok Houthi Yaman mengumumkan kalau mereka telah menargetkan Bandara Ben Gurion Israel dengan rudal balistik hipersonik “Palestine 2”, serangan keempat yang diumumkan oleh kelompok tersebut dalam tiga hari.

    Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kalau dia telah memerintahkan militer negaranya untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok Houthi di Yaman, sebelum mengancam akan “memusnahkan sepenuhnya kelompok Houthi.”

    Perlu dicatat bahwa sejak November 2023, Houthi telah menargetkan wilayah Israel dan setiap kapal kargo yang dimiliki atau terkait dengan mereka di Laut Merah atau tempat lain dalam jangkauan mereka dengan rudal dan drone, sebagai bagian dari solidaritas mereka dengan Jalur Gaza, yang menjadi sasaran agresi Israel yang sedang berlangsung.

    Bentrokan Berjam-jam di Laut Merah

    Adapun Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman yang berpusat di Sanaa terafiliasi gerakan Houthi, Yahya Saree, Minggu (23/3/2025) mengumumkan kalau pihaknya melancarkan serangan dengan menargetkan kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Harry Truman dan barisan kapal perang pengawalnya di Laut Merah.

    Dalam pidato yang disiarkan di saluran satelit Al Masirah, Yahya Saree mengatakan kalau pertempuran dengan kapal induk Truman dan kapal perang AS lainnya dilakukan dengan rudal dan drone dan berlangsung selama berjam-jam.

    “Ini adalah kelima kalinya kelompok Houthi mengumumkan penargetan kapal induk Truman sejak dimulainya serangan udara intensif AS di Yaman lebih dari seminggu yang lalu,” tulis laporan Khaberni, Minggu.

    Yahya Saree juga mengumumkan kalau Bandara Ben Gurion di Jaffa yang diduduki Israel telah menjadi sasaran rudal balistik hipersonik “Palestine 2”.

    Juru bicara militer Houthi mengatakan operasi itu mencapai tujuannya, karena lalu lintas udara di bandara dihentikan selama setengah jam.

    Militer Israel mengatakan sebelumnya hari ini bahwa angkatan udara mereka mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman sebelum memasuki wilayah udara Israel.

    SERANGAN RUDAL – Sirene peringatan roket berbunyi di seluruh Israel bagian tengah, Minggu (23/3/2025). Houthi melanjutkan serangan jarak jauh mereka ke Israel di tengah berlangsungnya serangan udara AS ke Yaman dan agresi militer Israel di Jalur Gaza. (Foto: Kumta/Ynet)

    Tentara Israel menambahkan bahwa sirene serangan udara berbunyi di beberapa wilayah Israel setelah peluncuran rudal tersebut.

    Channel 12 Israel juga melaporkan kalau lalu lintas udara dihentikan sementara di Bandara Ben Gurion di sebelah timur Tel Aviv sementara sirene serangan udara berbunyi.

    Yahya Saree menegaskan bahwa Houthi akan terus mendukung rakyat Palestina dan mencegah navigasi Israel di wilayah operasi sampai agresi berhenti dan pengepungan di Gaza dicabut.

    RUDAL HOUTHI YAMAN – Foto ini diambil dari Telegram Houthi pada Kamis (20/3/2025), memperlihatkan dua rudal hipersonik Palestine 2 diluncurkan ke dua target militer musuh Zionis di Jaffa yang diduduki pada 19 Desember 2024. Pada Selasa (19/3/2025), Houthi kembali meluncurkan rudal balistik Palestine 2 ke Jaffa. (Telegram Houthi)

    AS Bombardir Hodeidah

    Sementara itu, media yang berafiliasi dengan kelompok Ansarallah Houthi melaporkan kalau serangan udara AS menargetkan pelabuhan Al-Salif, barat laut Hodeidah, distrik Majzar di provinsi Ma’rib, dan distrik Sahar dan Kitaf di Sa’ada tadi malam .

    Sumber yang sama juga melaporkan bahwa jet tempur AS melancarkan dua gelombang serangan udara yang menargetkan Bandara Internasional Al Hudaydah.

    Dalam konteks terkait, Menteri Energi Israel Eli Cohen mengatakan ada koordinasi penuh dengan Amerika Serikat mengenai serangan di Yaman.

    Sementara itu, situs web Inggris, Declassified melaporkan bahwa pemerintah Inggris membantu serangan AS di Yaman Sabtu dan Minggu lalu.

    Sabtu lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kalau dia telah memerintahkan militer negaranya untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok Houthi di Yaman, sebelum mengancam akan melenyapkan kelompok Houthi sepenuhnya.

    KOBARAN API – Tangkap layar kobaran api dari ledakan yang terjadi di Al-Jaffar, Sanaa, Yaman, Sabtu (15/3/2025) seusai dibom serangan udara Amerika Serikat. Kelompok Houthi Yaman bersumpah akan membalas serangan ini. (RNTV/TangkapLayar) (RNTV/TangkapLayar)

    Kelompok Houthi menanggapi bahwa ancaman Trump tidak akan menghalangi mereka untuk melanjutkan dukungan mereka terhadap Gaza.

    Mereka telah melanjutkan penembakan di dalam wilayah Israel dan mengirim kapal-kapal ke Laut Merah menuju wilayah tersebut selama berhari-hari, bertepatan dengan dimulainya kembali perang pemusnahan oleh Tel Aviv terhadap Jalur Gaza sejak fajar Selasa lalu.

    Hingga Kamis malam, puluhan serangan udara AS telah dipantau di Yaman, menewaskan 79 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, menurut pernyataan Houthi.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     
     
     

  • Israel Halangi Pencarian 9 Staf Bulan Sabit Merah Palestina yang Hilang di Gaza – Halaman all

    Israel Halangi Pencarian 9 Staf Bulan Sabit Merah Palestina yang Hilang di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sembilan anggota Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) hilang selama tiga hari berturut-turut setelah gagal kembali dari misi penyelamatan di Rafah, Gaza Selatan.

    Dilansir dari Al Jazeera, petugas tanggap darurat pertama dikirim ke daerah al-Hashaashin pada Minggu setelah laporan adanya korban.

    Akan tetapi, mereka “dikepung” oleh pasukan Israel dan nasib mereka hingga kini masih belum diketahui.

    PRCS menyatakan bahwa pihak berwenang Israel menolak bekerja sama dalam upaya pencarian melalui organisasi internasional.

    “Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan keprihatinan mendalamnya terhadap keselamatan timnya dan menganggap otoritas pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib mereka,” tulis PRCS di X.

    PBB Kurangi Operasi di Gaza Setelah Serangan Israel

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada Senin (24/3/2025) mereka akan mengurangi operasinya di Gaza setelah serangan tank Israel menghantam salah satu kompleksnya pekan lalu.

    Serangan tersebut menewaskan seorang staf asal Bulgaria dan melukai lima karyawan lainnya.

    Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, menyatakan bahwa sekitar sepertiga dari 100 staf internasional PBB di Gaza akan dipindahkan sementara.

    Dujarric juga menegaskan ledakan di wisma tamu PBB pada 19 Maret disebabkan oleh tank Israel, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini.

    Militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

    Serangan Israel di Gaza Tewaskan Puluhan Warga Palestina

    Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 60 warga Palestina di berbagai wilayah Gaza, menurut Kementerian Kesehatan setempat, dikutip dari Kron4.

    Kementerian juga merilis daftar nama lebih dari 15.000 anak di bawah usia 17 tahun yang tewas akibat operasi militer Israel sejak lebih dari 17 bulan lalu.

    Sebanyak hampir 5.000 di antaranya adalah anak-anak di bawah enam tahun, termasuk 876 bayi yang belum genap berusia satu tahun.

    Israel menyatakan bahwa serangan ini dilakukan untuk menekan Hamas agar menerima syarat baru untuk gencatan senjata dan membebaskan lebih banyak sandera.

    Serangan Rudal dari Yaman dan Gaza Picu Sirene di Israel

    Militer Israel melaporkan bahwa serangan rudal dari Yaman dan Gaza memicu sirene serangan udara di Yerusalem, Tel Aviv, dan wilayah tengah Israel pada Senin malam.

    Israel mengklaim telah berhasil mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman.

    Dua roket dari Jalur Gaza juga dicegat setelah memasuki wilayah Israel.

    Brigade Al-Quds, sayap militer kelompok Jihad Islam Palestina, mengaku bertanggung jawab atas serangan dari Gaza.

    Tenaga Medis dan Bantuan Kemanusiaan di Gaza Jadi Sasaran

    Pekerja kemanusiaan dan tenaga medis di Gaza terus menjadi target serangan.

    Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa kantornya di Rafah rusak akibat proyektil peledak pada Senin.

    Meskipun tidak ada staf yang terluka, kerusakan ini berdampak langsung pada operasi mereka.

    Pada hari yang sama, Israel menyerang bangsal bedah di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya.

    Salah satu korban tewas adalah seorang remaja yang sedang dalam pemulihan pascaoperasi.

    Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan pejabat Hamas, Ismail Barhoum, yang menurut mereka mengelola keuangan kelompok itu.

    Namun, Hamas menyatakan bahwa Barhoum sedang menjalani perawatan medis saat serangan terjadi.

    Dampak Pengurangan Operasi PBB di Gaza

    Keputusan PBB untuk mengurangi kehadiran mereka di Gaza menambah tantangan bagi bantuan kemanusiaan.

    Olga Cherevko, juru bicara kantor kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan bahwa sejumlah kegiatan, termasuk pendidikan, perlindungan, serta layanan air dan sanitasi, telah ditangguhkan.

    Alasan utama adalah masalah keselamatan serta dampak dari perintah evakuasi Israel.

    Pergerakan truk bantuan, termasuk distribusi air, juga terdampak.

    Sejak gencatan senjata runtuh, hanya 29 dari 237 tempat belajar sementara di Gaza yang masih beroperasi.

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 113.000 orang terluka sejak Israel melancarkan operasinya.

    Hampir 90 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza kini telah mengungsi dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)