kab/kota: Yerusalem

  • Hamas: Jika Kami Akan Lenyap, Biarlah dalam Pertempuran Terhormat, Bukan dalam Pengasingan – Halaman all

    Hamas: Jika Kami Akan Lenyap, Biarlah dalam Pertempuran Terhormat, Bukan dalam Pengasingan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas kini disebut menghadapi dilema di tengah berlanjutnya serangan Israel di Jalur Gaza.

    Gerakan perlawanan Palestina itu menghadapi tekanan internal dan eksternal agar menyerah saja. Namun, Hamas menegaskan kata menyerah tidak pernah terpikirkan.

    Dikutip dari The Cradle, narasumber dari internal Hamas mengatakan beberapa kelompok persaudaraan muslim bahkan sudah mendesak Hamas untuk menyerah saja, mengingat besarnya kehancuran di Gaza.

    Disebutkan bahwa penolakan Hamas untuk menyerah bukan karena persoalan bertahan hidup atau keberlanjutan politik, melainkan karena persoalan menjaga setiap ide dan aksi perlawanan.

    Menerima pengasingan tidak hanya berarti bahwa Hamas telah berakhir, tetapi juga hancurnya perjuangan bersenjata rakyat Palestina di seluruh faksi.

    Di samping itu, menyerah tidak akan mencegah pengusiran massal warga Palestina dari Gaza, bahkan malah akan mempercepatnya.

    Menurut koresponden Palestina, menyerahnya Hamas akan mengguncang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sehingga menandai perjuangan terakhir rakyat Palestina.

    “Jika kami akan lenyap, biarlah itu terjadi dalam pertempuran terhormat, bukan dalam pengasingan,” kata narasumber dari Hamas.

    Hamas menyinggung peristiwa pembantaian di kamp pengungsian Sabra dan Shatila di Lebanon. Para pengungsi di kamp itu dibunuh segera setelah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) meninggalkan Lebanon, 

    Adapun perbedaan saat ini ialah Hamas berada di wilayahnya sendiri dan di tengah-tengah rakyat Palestina.

    Kini taktik Hamas juga sudah bergeser. Keberadaan pasukan Israel di Gaza telah mengikis medan tempur sehingga mengurangi ruang untuk bermanuver.

    Sekarang Brigade AL Qassam Hamas mengandalkan taktik penyergapan dengan cara menunggu pasukan Israel masuk ke area perkotaan. Al Qassam nantinya akan menembakkan roket untuk memberikan tekanan psikologis terhadap Israel.

    HARI QUDS INTERNASIONAL – Foto dari akun Telegram resmi Brigade Al-Qassam pada 1 Februari 2025, memperlihatkan proses pembebasan tahanan Israel gelombang keempat. Hamas menyerukan mobilisasi global pada Hari Quds, yang jatuh di hari Jumat terakhir pada bulan Ramadhan. (Telegram/qassambrigades)

    Hamas: Israel halangi usul gencatan senjata

    Hamas menuding Israel menghalangi usul gencatan senjata yang disodorkan oleh negara-negara yang menjadi juru penengah.

    Dua pejabat Hamas menyebut kelompok itu sebenarnya sudah menyepakati usul yang dirancang oleh Qatar dan Mesir guna melanjutkan gencatan senjata. Kini Hamas meminta dunia mendesak Israel agar menyetujuinya juga.

    Di sisi lain, Israel justru menyodorkan usul tandingan yang langsung ditolak oleh Hamas.

    “Hamas memutuskan untuk tidak menindaklanjuti usul terbaru Israel yang disampikan melalui juru penengah,” kata seorang pejabat Hamas dikutip dari The New Arab.

    Perang di Gaza kembali berlanjut setelah bulan kemarin Israel kembali menyerang Gaza. Israel menolak tahap kedua gencatan senjata dan mengklaim sandera di Gaza hanya bisa dibebaskan lewat aksi militer.

    Sementara itu, Mesir, Qatar, dan AS berupaya mewujudkan gencatan senjata baru dan mengamankan pembebasan warga Israel yang disandera Hamas.

    TAWARAN HAMAS DITOLAK – Hamas mengatakan pada Jumat (14/3/2025) bahwa pihaknya telah menerima usulan dari para mediator untuk membebaskan tawanan Amerika-Israel terakhir yang masih hidup dan jenazah empat tawanan berkewarganegaraan ganda. Akan tetapi, Israel telah menolak tawaran Hamas untuk membebaskan seorang warga negara ganda Amerika-Israel. (Telegram Quds News Network)

    Menurut salah satu pejabat Hamas, usul Mesir dan Qatar itu meliputi gencatan senjata 50 hari. Hamas nantinya akan membebaskan lima tentara Israel, salah satunya juga berkewarganegaraan AS.

    Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 250 warga Palestina yang dipenjara, termasuk 150 orang yang menjalani hukuman seumur hidup.

    Di samping itu, Israel juga akan membebaskan 2.000 warga Palestina yang ditangkap tentara Israel sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

    Israel mengatakan masih ada 58 warga Israel yang disandera Hamas. Sebanyak 34 di antaranya sudah meninggal.

  • Polisi Zionis vs Warga Israel: Bentrokan di Yerusalem – Halaman all

    Polisi Zionis vs Warga Israel: Bentrokan di Yerusalem – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yerusalem menjadi saksi aksi unjuk rasa besar-besaran pada Senin (3/33/202).

    Ribuan warga Israel turun ke jalan menentang kebijakan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi terjadi ketika massa berusaha menerobos penghalang keamanan di dekat Knesset, Parlemen Israel.

    Penangkapan dan Kekerasan

    Akibat bentrokan tersebut, pihak kepolisian menangkap 12 orang.

    Harian Israel Hayom melaporkan bahwa protes ini merupakan respons terhadap keputusan pemerintah yang memecat kepala Shin Bet, Ronen Bar, serta menarik kepercayaan dari Jaksa Agung, Gali Baharav.

    Menurut laporan dari Times of Israel, aksi protes ini terjadi di tengah perkembangan politik yang signifikan, termasuk pemanggilan Netanyahu oleh polisi untuk diinterogasi selama sekitar dua jam terkait skandal yang melibatkan hubungan para asistennya dengan Qatar.

    Dua dari asistennya juga telah ditahan.

    Isu Sandera dan Tahanan

    Para pengunjuk rasa tidak hanya mengkritik pemerintah Netanyahu, tetapi juga menyoroti situasi para tawanan yang ditahan oleh Perlawanan Palestina di Gaza.

    “Bagaimana dengan para sandera?” tulis salah satu spanduk yang dibentangkan oleh pengunjuk rasa.

    Dalam aksi protes di Lapangan Agranat, petugas polisi dilaporkan melakukan kekerasan terhadap anggota Knesset, Naama Lazimi.

    Dalam sebuah pernyataan video setelah insiden tersebut, Lazimi menyatakan, “Kekerasan ini tidak membuat kami takut. Kami harus berjuang untuk menyelamatkan sandera Israel dan menggulingkan pemerintahan Netanyahu yang korup.” Ia juga menyoroti bahwa Netanyahu dicurigai terlibat dalam kejahatan dan skandal keamanan yang serius.

    Bentrokan di Yerusalem mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat dalam politik Israel, di mana kebijakan pemerintah Netanyahu menuai protes luas dari masyarakat.

    Aksi ini tidak hanya menyoroti ketidakpuasan terhadap pemerintahan, tetapi juga isu-isu kemanusiaan yang mendesak.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Polisi Zionis vs Warga Israel: Bentrokan di Yerusalem – Halaman all

    Bentrokan di Yerusalem: Polisi Zionis Vs Warga Israel yang ‘Marah’ akibat Kebijakan Netanyahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aksi unjuk rasa terjadi di Yerusalem, Senin (31/3/2025), massa aksi menentang kebijakan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

    Bentrokan terjadi antara polisi dan ribuan pengunjuk rasa.

    Akibat bentrokan itu, 12 orang ditangkap.

    Harian Israel Hayom melaporkan, bentrokan meletus saat para pengunjuk rasa berusaha menerobos penghalang keamanan di dekat Knesset (Parlemen Israel).

    Laporan itu mencatat, protes tersebut diadakan sebagai respons terhadap keputusan pemerintah yang memecat kepala Shin Bet, Ronen Bar, dan menarik kepercayaan dari Jaksa Agung Gali Baharav-Miara.

    Times of Israel melaporkan, protes tersebut diadakan di tengah perkembangan politik yang kuat, termasuk Benjamin Netanyahu yang telah dipanggil oleh polisi untuk diinterogasi selama sekitar dua jam dalam skandal yang melibatkan hubungan para asistennya dengan Qatar.

    Sementara, dua dari para asistennya tersebut ditahan.

    Hal ini juga terjadi ketika undang-undang utama diajukan yang bertujuan untuk “merombak secara radikal” sistem peradilan, serta perkembangan terkait Bar dan Baharav-Mia.

    Para pengunjuk rasa memblokir jalan raya di Yerusalem.

    Selain mengkritik pemerintahan Netnyahu, massa aksi juga menyoroti situasi para tawanan yang ditahan oleh Perlawanan Palestina di Gaza. 

     “Bagaimana dengan para sandera?” tulis salah satu spanduk yang dibentangkan oleh pengunjuk rasa.

    Pada sebuah aksi protes di Lapangan Agranat, petugas polisi dilaporkan melakukan kekerasan terhadap seorang anggota Knesset, Naama Lazimi.

    “Kekerasan ini tidak membuat kami takut,” kata Lazimi dalam sebuah pernyataan video setelah insiden tersebut.

    Dirinya menambahkan, mereka harus berjuang untuk menyelamatkan sandera Israel, dan harus berjuang untuk menggulingkan pemerintahan Netanyahu yang korup.

    Dia juga menyoroti, Netanyahu dicurigai melakukan kejahatan dan skandal keamanan yang serius.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Manuver Netanyahu Pilih Kepala Shin Bet Eli Sharvit, Lawan Putusan Mahkamah Agung, Gegara Bisikan AS – Halaman all

    Manuver Netanyahu Pilih Kepala Shin Bet Eli Sharvit, Lawan Putusan Mahkamah Agung, Gegara Bisikan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa (1/4/2025) telah membatalkan keputusan untuk menunjuk seorang mantan komandan angkatan laut sebagai kepala badan keamanan menyusul kritik, termasuk dari seorang senator penting AS.

    Netanyahu pada hari Senin mengumumkan pilihannya terhadap Eli Sharvit untuk memimpin badan keamanan internal Shin Bet.

    Demikian sekaligus menolak keputusan mahkamah agung yang membekukan langkah pemerintahnya untuk memecat direktur petahana Ronen Bar.

    Belakangan diketahui bahwa Sharvit secara terbuka menentang kebijakan utama pemerintah Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump, pendukung penting pemimpin Israel tersebut.

    “Perdana Menteri mengucapkan terima kasih kepada Wakil Laksamana Sharvit atas kesediaannya untuk bertugas, tetapi memberitahunya bahwa, setelah pertimbangan lebih lanjut, ia bermaksud untuk memeriksa kandidat lain,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The New Arab.

    Perubahan sikap yang tiba-tiba oleh perdana menteri mengenai penunjukan keamanan utama menuai kecaman dari pihak oposisi.

    “Kepala Shin Bet bukan sekadar pengangkatan biasa. Ini bukan pekerjaan yang bisa Anda umumkan lalu sesali setelah 24 jam hanya karena beberapa teriakan,” kata pemimpin oposisi Yair Lapid.

    “Ini adalah tempat yang paling suci, ini pelanggaran keamanan negara,” katanya di media sosial.

    Mantan menteri pertahanan Benny Gantz mengatakan bahwa Netanyahu sekali lagi “membuktikan” bahwa “baginya, tekanan politik lebih penting daripada kebaikan negara dan keamanannya”.

    Perdana menteri mengumumkan pemecatan Bar pada tanggal 21 Maret, dengan alasan “kurangnya kepercayaan yang berkelanjutan”, tetapi mahkamah agung dengan cepat menangguhkan keputusan tersebut hingga 8 April.

    Langkah untuk memecatnya telah memicu protes massa setiap hari di Yerusalem.

    Pada hari Senin, beberapa jam setelah pengangkatan Sharvit diumumkan, laporan mulai bermunculan bahwa ia termasuk di antara puluhan ribu warga Israel yang turun ke jalan pada tahun 2023 untuk menentang upaya pemerintah Netanyahu untuk mereformasi peradilan.

    Laporan media Israel juga mengingat bahwa Sharvit – yang bertugas di militer selama 36 tahun, lima tahun di antaranya sebagai kepala angkatan laut – telah mendukung perjanjian 2022 tentang perbatasan laut dengan Lebanon yang ditentang Netanyahu.

    Krisis Konstitusional

    Terungkap pula bahwa Sharvit telah menulis opini yang mengkritik kebijakan presiden AS terkait perubahan iklim, yang mendorong sekutu setia Trump , Senator Lindsey Graham, mengkritik pencalonannya dalam sebuah unggahan di X.

    “Penunjukan Eli Sharvit sebagai pemimpin baru Shin Bet benar-benar bermasalah,” tulis Graham pada hari Senin.

    “Tidak pernah ada pendukung yang lebih baik bagi Negara Israel daripada Presiden Trump. Pernyataan yang dibuat oleh Eli Sharvit tentang Presiden Trump dan kebijakannya akan menciptakan tekanan yang tidak perlu di saat kritis. Saran saya kepada teman-teman Israel saya adalah ubahlah arah dan lakukan pemeriksaan yang lebih baik.”

    Kritik Sharvit terhadap presiden AS dipublikasikan oleh surat kabar keuangan Israel Calcalist pada tanggal 23 Januari dengan judul: “Bukan sekadar kesalahan politik: Trump mendorong Bumi ke jurang.”

    Para ahli hukum mengatakan kepada AFP pada hari Senin bahwa Netanyahu sejauh ini tidak melanggar hukum apa pun dalam upayanya mencari pengganti Bar.

    Tetapi Gantz telah mengatakan bahwa tidak ada keputusan yang harus diambil mengenai kepemimpinan badan Shin Bet sampai setelah keputusan akhir mahkamah agung, untuk mencegah krisis konstitusional.

    Hubungan Bar dengan pemerintahan Netanyahu memburuk setelah dia menyalahkan eksekutif tersebut atas kegagalan yang menyebabkan serangan Hamas pada Oktober 2023, dan menyusul penyelidikan Shin Bet atas dugaan pembayaran rahasia dari Qatar kepada beberapa ajudan Netanyahu.

    Polisi Israel pada hari Senin mengumumkan penangkapan dua ajudan Netanyahu, Yonatan Urich dan Eli Feldstein, atas dugaan keterlibatan mereka dalam kasus yang oleh media lokal dijuluki “Qatargate”.

    Netanyahu memberikan kesaksian dalam penyelidikan tersebut, dan pada hari Senin mengecamnya sebagai “perburuan politik” yang bertujuan untuk “mencegah pemecatan” Bar.

    Pengadilan Israel pada hari Selasa memperpanjang penahanan kedua tersangka selama tiga hari tambahan, hingga hari Kamis.

  • Houthi dan AS Terlibat Konfrontasi, hingga Rudal Kelompok Pembela Palestina Itu Serang Israel – Halaman all

    Houthi dan AS Terlibat Konfrontasi, hingga Rudal Kelompok Pembela Palestina Itu Serang Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Houthi Yaman, yang juga dikenal sebagai Ansarallah, meluncurkan rudal balistik ke arah Israel pada Minggu (30/3/2025).

    Selain itu, Houthi juga terlibat dalam bentrokan dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut, di tengah meningkatnya serangan udara oleh pesawat AS di Yaman.

    Menurut laporan dari tentara Israel, sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat rudal yang diluncurkan oleh Houthi sebelum memasuki wilayah udara Israel.

    Sirene serangan udara terdengar di beberapa lokasi, termasuk Yerusalem dan Tel Aviv, akibat peluncuran rudal dari Yaman.

    Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa dua orang mengalami luka ringan saat mencari perlindungan.

    Juru bicara militer Ansarallah, Yahya Saree, mengonfirmasi bahwa rudal balistik tersebut ditujukan ke Bandara Ben Gurion sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina.

    Saree menegaskan bahwa operasi yang menargetkan pendudukan Israel akan terus berlanjut, dan serangan AS terhadap Yaman tidak akan mempengaruhi komitmen mereka untuk mendukung Palestina.

    Konfrontasi dengan Angkatan Laut AS

    Sementara itu, bentrokan antara Houthi dan Angkatan Laut AS juga dilaporkan terjadi.

    Media Israel sebelumnya mengabarkan bahwa sistem THAAD milik AS telah mencegat beberapa rudal yang diluncurkan oleh Ansarallah.

    Houthi melanjutkan serangan rudal ke Israel dan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, setelah konflik di Jalur Gaza kembali meningkat pada 18 Maret 2025.

    Dengan situasi yang semakin memanas, keberlanjutan serangan dan konfrontasi ini menandakan ketegangan yang terus berlanjut di kawasan tersebut.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Suasana Lebaran Lebih Dulu di Berbagai Penjuru Dunia

    Suasana Lebaran Lebih Dulu di Berbagai Penjuru Dunia

    Jakarta

    Lebaran di Indonesia akan jatuh pada 31 Maret besok. Hari ini sejumlah negara di belahan dunia lain telah merayakan Lebaran dengan suasana penuh khusyuk.

    Beberapa negara yang telah menggelar salat Id hari ini mulai dari Arab Saudi hingga warga Palestina. Momen salat di hari kemenangan berlangsung secara khidmat dan tentram.

    Salat Id di Masjidil Haram

    Arab Saudi telah merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Salat Idul Fitri pun digelar di berbagai masjid di Saudi, termasuk Masjidil Haram di Makkah.

    Dilansir dari Saudi Press Agency, Minggu (30/3/2025), salat Idul Fitri di Masjidil Haram dilaksanakan secara khusyuk. Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syekh Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais memimpin salat Idul Fitri kali ini.

    “Allah SWT telah memberkahi kalian dengan mencapai hari bahagia ini, maka bergembiralah di hari raya Idul Fitri kalian dan berbahagialah, karena bergembira di hari raya Idul Fitri merupakan tradisi umat Islam dan ritual dari ritual keagamaan,” ujarnya dalam khotbah salat Idul Fitri.

    Dia juga mengajak umat Islam untuk tidak mengurangi ketaatan setelah Ramadan. Dia mengajak umat Islam menghindari kemalasan dan terus tekun beribadah.

    “Segala puji bagi Allah, dan semoga Allah membalas Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota yang setia dengan pahala yang terbaik dan terlengkap atas upaya besar mereka dalam melayani Dua Masjid Suci dan para pengunjungnya, dan mendukung tujuan-tujuan Islam dan kaum Muslim, yang terutama adalah tujuan Palestina dan Al-Aqsa, dan berjuang untuk membangun keamanan internasional dan perdamaian dunia,” ujarnya.

    Salat Idul Fitri juga digelar di Masjid Nabawi, Madinah. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, melaksanakan salat Idul Fitri di Istana Al-Salam, Jeddah.

    Penjaga Dua Masjid Suci itu didampingi oleh keluarga kerajaan Saudi. Usai salat, Raja Salman menerima ucapan selamat dan berkah dari keluarga kerajaan lain.

    Arab Saudi dan sejumlah negara lain telah merayakan Idul Fitri hari ini. Perayaan Idul Fitri digelar setelah hilal terlihat di Saudi.

    Warga Palestina Salat Id di Masjid Al Aqsa

    Foto: Salat Id di Al Aqsa (Mostafa Alkharouf/Anadolu via Getty Images)

    Umat muslim di Palestina juga merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, pun dipenuhi umat Islam yang mengikuti salat id.

    Dilansir AFP dan WAFA, Minggu (30/3/2025), Grand Mufti Yerusalem dan Palestina, Syekh Mohammad Hussein, telah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada 30 Maret 2025. Pengumuman itu menjadi penanda berakhirnya bulan suci Ramadan.

    Umat muslim di Palestina pun mengikuti salat id di Masjid Al Aqsa. Mereka pergi bersama keluarga, termasuk anak-anak untuk merayakan Idul Fitri meski konflik dengan Israel masih memanas.

    Sejumlah anak terlihat membawa balon dan bermain di area Al Aqsa usai salat id digelar. Idul Fitri di Yerusalem, Palestina, dirayakan dengan penuh sukacita.

    Momen Khusyuk Salat Id di Afghanistan dan Yaman

    Foto: Salat Id (Mostafa Alkharouf/Anadolu via Getty Images)

    Afghanistan dan Yaman turut merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Umat muslim di kedua negara tersebut pun mengikuti salat id dengan khusyuk.

    Dilansir AFP, Minggu (30/3/2025), salat id di Kabul, Afghanistan, salah satunya digelar di Masjid Shah-Do Shamshira. Salat id di masjid ini dijaga dengan ketat oleh pasukan keamanan Taliban.

    Jemaah yang hendak salat id terlihat harus melewati pemeriksaan ketat oleh petugas. Petugas keamanan Taliban juga terlihat membawa senjata laras panjang dan berdiri di atas mobil serta di sudut jalan untuk memantau situasi.

    Selain itu, umat muslim di Yaman juga mengikuti salat id dengan khusyuk. Yaman sendiri sedang digoncang serangan udara oleh pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang berdalih menargetkan Houthi.

    Warga di Yaman terlihat berkumpul di lapangan hingga jalanan untuk salat id. Orang tua terlihat membawa anak-anak mereka untuk melaksanakan salat id.

    Sebagai informasi, Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah telah merayakan Idul Fitri hari ini. Perayaan Idul Fitri digelar setelah hilal terlihat di Saudi.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Prabowo Halal Bihalal di Istana – Suasana Salat ID Al Aqsa

    Video: Prabowo Halal Bihalal di Istana – Suasana Salat ID Al Aqsa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto menggelar open house pada Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah besok. Prabowo juga mengundang para Presiden dan Wapres terdahulu.

    Sementara itu, umat muslim di Palestina merayakan Idul Fitri 1446 H / atau Lebaran 2025 hari ini 30 Maret 2025. Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, pun dipenuhi umat Islam yang mengikuti Salat ID

    Selengkapnya saksikan di Program Exploring Mudik CNBC Indonesia, Minggu (30/03/2025).

    #exploringmudik

    #exploringmudik2025

    #exploringjalurmudik2025

    #exploringspbuspklu2025

     

  • Unjuk Rasa Besar-besaran di Israel: Warga Tuntut Sandera di Gaza Dibebaskan – Halaman all

    Unjuk Rasa Besar-besaran di Israel: Warga Tuntut Sandera di Gaza Dibebaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu malam, 29 Maret 2025, diperkirakan puluhan ribu orang menggelar unjuk rasa di seluruh Israel.

    Aksi ini bertujuan untuk menuntut pembebasan warga Israel yang masih disandera oleh Hamas di Jalur Gaza dan menolak perombakan yudisial.

    Unjuk rasa utama akan dimulai pukul 18:30 waktu setempat di Lapangan Habima, Kota Tel Aviv.

    Para pengunjuk rasa direncanakan akan bergerak menuju Jalan Benin untuk bergabung dengan keluarga sandera yang juga melakukan demonstrasi di sana.

    Di Lapangan Sandera, akan ada pidato dari Iair Horn, seorang sandera yang telah dibebaskan, serta dari pensiunan jenderal Yom-Tov Samia dan aktor Michael Rapaport.

    Lokasi lain yang akan menjadi tempat unjuk rasa meliputi Yerusalem, Carmei Gat, dan Persimpangan Shaar HaNegev.

    Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengimbau semua warga Israel untuk berpartisipasi dalam aksi tersebut, tanpa memandang latar belakang politik.

    Mayoritas Warga Israel Ingin Perang Diakhiri

    Menurut survei yang dirilis oleh Channel 12 pada hari Jumat, sebanyak 69 persen warga Israel mendukung penghentian perang di Gaza untuk mencapai kesepakatan pembebasan sandera.

    Hanya 21 persen yang menolak usulan tersebut.

    Di kalangan pendukung koalisi pemerintahan Israel, 54 persen menginginkan perang diakhiri, sementara 32 persen menolak.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, hingga kini tetap menolak untuk mengakhiri perang demi memastikan pembebasan 59 sandera yang masih berada di Gaza.

    Netanyahu menyatakan bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas dilenyapkan sebagai ancaman bagi Israel.

    Dari 59 sandera tersebut, 24 di antaranya diyakini masih hidup.

    Netanyahu juga menolak untuk merundingkan tahap kedua dari gencatan senjata.

    Ia lebih memilih untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata agar lebih banyak sandera dapat dibebaskan, sambil tetap melanjutkan operasi militer.

    Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah

    Pengkritik Netanyahu berargumen bahwa peningkatan operasi militer justru dapat membahayakan nyawa sandera yang masih hidup.

    Mereka juga mempertanyakan efektivitas serangan terbaru Israel dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

    Selama gencatan senjata antara Januari hingga Maret, Hamas telah membebaskan 30 sandera, yang terdiri dari 20 warga sipil Israel, 5 tentara, dan 5 warga negara Israel, serta menyerahkan jasad delapan warga Israel yang meninggal.

     

  • Rayakan Lebaran Hari Ini, Umat Muslim Palestina Salat Id di Masjid Al Aqsa

    Rayakan Lebaran Hari Ini, Umat Muslim Palestina Salat Id di Masjid Al Aqsa

    Yerusalem

    Umat muslim di Palestina juga merayakan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025 hari ini. Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, pun dipenuhi umat Islam yang mengikuti salat id.

    Dilansir AFP dan WAFA, Minggu (30/3/2025), Grand Mufti Yerusalem dan Palestina, Syekh Mohammad Hussein, telah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada 30 Maret 2025. Pengumuman itu menjadi penanda berakhirnya bulan suci Ramadan.

    Umat muslim di Palestina pun mengikuti salat id di Masjid Al Aqsa. Mereka pergi bersama keluarga, termasuk anak-anak untuk merayakan Idul Fitri meski konflik dengan Israel masih memanas.

    Sejumlah anak terlihat membawa balon dan bermain di area Al Aqsa usai salat id digelar. Idul Fitri di Yerusalem, Palestina, dirayakan dengan penuh sukacita.

    Sebagai informasi, Arab Saudi dan sejumlah negara lain telah merayakan Idul Fitri hari ini. Perayaan Idul Fitri digelar setelah hilal terlihat di Saudi.

    Salat id juga telah digelar di Masjidil Haram, Makkah. Masjid suci tersebut dipenuhi jemaah yang sudah berada di dalam masjid sejak dini hari.

    “Segala puji bagi Allah, dan semoga Allah membalas Penjaga Dua Masjid Suci dan Putra Mahkota yang setia dengan pahala yang terbaik dan terlengkap atas upaya besar mereka dalam melayani Dua Masjid Suci dan para pengunjungnya, dan mendukung tujuan-tujuan Islam dan kaum Muslim, yang terutama adalah tujuan Palestina dan Al-Aqsa, dan berjuang untuk membangun keamanan internasional dan perdamaian dunia,” ujar Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syekh Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Bombardir Gaza di Hari Raya Idul Fitri

    Israel Bombardir Gaza di Hari Raya Idul Fitri

    Gaza

    Mufti Besar Yerusalem dan Palestina, Sheikh Mohammed Hussein, telah resmi mengumumkan hari raya Idul Fitri atau Lebaran jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025. Namun, warga di Gaza, Palestina, harus merayakan Idul Fitri di tengah serangan Israel.

    Dilansir dari laporan langsung Al-Jazeera, Minggu (30/3/2025), Israel melakukan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Serangan yang dilakukan menjelang subuh itu antara lain terjadi di barat daya Khan Younis dan menewaskan empat orang.

    Serangan berikutnya terjadi di Kota Gaza dan Jabalia yang terletak di sisi utara. Di Kota Gaza, Israel melakukan serangan menggunakan drone dan menewaskan seorang warga serta melukai beberapa orang.

    Serangan berikutnya terjadi di Jabalia dan menewaskan dua orang. Israel kemudian melancarkan serangan kedua di Khan Younis dan menewaskan seorang bocah perempuan.

    Israel telah meluncurkan serangan besar-besaran ke Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan itu diklaim Israel untuk membalas serangan Hamas ke wilayah mereka yang menewaskan 1.200 orang.

    Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 50 ribu warga Gaza. Ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang telah mengungsi akibat perang.

    Hamas telah menolak untuk memperpanjang masa gencatan senjata tahap pertama. Hamas mendesak Israel untuk memulai gencatan senjata tahap kedua yang dinilai akan membuat gencatan senjata permanen semakin dekat.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini