kab/kota: Yerusalem

  • Prancis Siap Akui Negara Palestina pada Juni, Macron: Kita Perlu Membuat Pengakuan

    Prancis Siap Akui Negara Palestina pada Juni, Macron: Kita Perlu Membuat Pengakuan

    GELORA.CO – Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu (9/4/2025) mengatakan negaranya kemungkinan akan mengakui Palestina sebagai negara ketika konferensi internasional digelar di Arab Saudi pada Juni. Saat ini, 140 lebih negara dari 193 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui negara Palestina.

    “Kita perlu membuat pengakuan… Tujuan kita adalah menjadi ketua bersama dalam sebuah konferensi dengan Arab Saudi pada Juni, di mana kita bisa menyelesaikan pengakuan ini,” kata Macron kepada stasiun televisi France 5.

    Majelis Umum PBB pada 1947 melakukan pemungutan suara untuk membagi wilayah Palestina negara Arab dan negara Yahudi, sedangkan Yerusalem berada di bawah pengelolaan internasional khusus. Pembagian wilayah itu rencananya dilaksanakan pada Mei 1948, ketika mandat Inggris atas Palestina berakhir, tetapi yang terbentuk hanya negara Yahudi bernama Israel. (*)

  • Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza yang Terluka ke Indonesia, Didukung DPR, Ditentang MUI
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        10 April 2025

    Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza yang Terluka ke Indonesia, Didukung DPR, Ditentang MUI Nasional 10 April 2025

    Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza yang Terluka ke Indonesia, Didukung DPR, Ditentang MUI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    berencana mengevakuasi warga Gaza, Palestina, yang terluka akibat serangan brutal tentara Israel di wilayah tersebut.
    Mereka rencananya dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis di Indonesia, yang fasilitasnya lebih representatif dibandingkan rumah sakit darurat yang sekarang banyak berdiri di Gaza.
    “Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut bagaimana pelaksanaannya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka,” kata Prabowo, Rabu (9/4/2025).
    Dia mengatakan, ada 1.000 warga Gaza yang akan dijemput pada gelombang pertama, disediakan pesawat untuk melakukan penjemputan.
    Namun, evakuasi tersebut memiliki banyak syarat.
    Pertama, semua pihak, termasuk dari Palestina, setuju rencana evakuasi.
    Kedua, evakuasi bersifat sementara.
    Setelah kembali pulih dan situasi Gaza kondusif, warga Palestina yang dievakuasi akan kembali ke negeri mereka.
    “Mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali. Dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah asal mereka. Saya kira itu sikap pemerintah Indonesia,” beber Prabowo.
    Untuk itu, kata Prabowo, dirinya akan berkonsultasi dahulu dengan para pemimpin negara-negara Timur Tengah.
    Rencana ini jauh berbeda dengan apa yang pernah diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta.
    Presiden Partai Gelora ini pernah menyebut warga Gaza tidak akan direlokasi ke Indonesia.
    Indonesia justru akan membuat perkampungan, rumah sakit, dan sekolah di tempat tersebut sehingga warga Gaza bisa beraktivitas dengan leluasa dan pengobatan bisa dilakukan di negeri mereka sendiri.
    “Kalau pemindahan itu sih tidak akan terjadi, ada program ini (Kampung Indonesia) atau enggak, itu tidak akan terjadi,” kata Anis saat ditemui di Kantor
    Majelis Ulama Indonesia
    (MUI), Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2025).
    Anis mengatakan, Kementerian Luar Negeri bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), MUI, dan organisasi relawan lainnya sedang merencanakan rekonstruksi Gaza pascakonflik.
    Selain itu, Kemenlu RI juga pernah membantah isu adanya kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Israel terkait pemindahan warga Gaza ke Indonesia.
    Juru Bicara Kemenlu RI, Rolliansyah Soemirat, menyebut Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas apalagi menyepakati isu tersebut.
    “Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas dengan pihak mana pun ataupun mendengar informasi tentang rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia yang disebut oleh beberapa media asing,” ujar pria yang akrab disapa Roy tersebut melalui keterangan pers, Kamis (27/3/2025).
    Roy menegaskan, saat ini Indonesia berfokus pada desakan gencatan senjata tahap kedua sehingga
    bantuan kemanusiaan
    bisa segera disalurkan kepada warga Palestina di Gaza.
    “Saat ini, Indonesia lebih memfokuskan dan mendorong terwujudnya gencatan senjata tahap II dan masuknya bantuan kemanusiaan, serta memastikan dimulainya rekonstruksi di Gaza,” ujar dia.
     
    Terlepas dari perbedaan pernyataan yang keluar dari pemerintah, lembaga legislatif mendukung upaya evakuasi yang direncanakan Presiden Prabowo tersebut.
    Wakil Ketua DPR RI Dave Laksono menilai, ide Prabowo tersebut adalah hal yang mulia, tetapi harus dibarengi dengan perencanaan yang matang agar ide tersebut berhasil dan sesuai harapan.
    “Tentu ini adalah rencana mulia dari Presiden Prabowo, dengan alasan kemanusiaan. Hanya saja, harus disertai dengan rancangan dan rencana yang jelas agar upaya ini dapat berhasil serta menghasilkan apa yang kita harapkan,” ujar Dave.
    Politikus Partai Golkar ini juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu menyiapkan fasilitas dan pelayanan yang layak bagi para warga Palestina walaupun mereka hanya tinggal sementara di Indonesia.
    Menurut dia, hal tersebut harus menjadi perhatian pemerintah agar nantinya tidak ada warga Palestina yang justru telantar setelah dievakuasi.
    “Tentunya, mereka di sini tinggal di mana, pelayanan apa yang kita dapat berikan kepada mereka. Bagi anak-anaknya, apakah disiapkan sekolah khusus, adakah pelatihan kerja untuk yang dewasa,” kata Dave.
    “Lalu berapa lama mereka tinggal di sini. Hal-hal tersebut adalah bagian kecil dari yang harus disiapkan oleh pemerintah sebagai tuan rumah akan tamu-tamu kita itu,” imbuh dia.
    Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sedang mengusahakan berdirinya Kampung Indonesia di Gaza menentang rencana Prabowo tersebut.
    Wakil Ketua MUI Anwar Abbas menuturkan, rencana pengosongan Gaza dengan dalih relokasi diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai proposal perdamaian di Timur Tengah.
     
    Namun, rencana tersebut ditentang sejumlah pihak karena dinilai sebagai bagian dari tipu muslihat pendudukan Israel di Gaza.
    “Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?” kata Anwar.
    Anwar Abbas juga mengingatkan Yerusalem yang dulunya adalah wilayah Palestina kini menjadi ibu kota Israel.
    Hal ini bisa terjadi karena dukungan dari Donald Trump juga.
    “Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gaza Jadi Medan Pembunuhan, Israel Penjajah Perketat Rezim Militer di Tepi Barat

    Gaza Jadi Medan Pembunuhan, Israel Penjajah Perketat Rezim Militer di Tepi Barat

    PIKIRAN RAKYAT – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan kecaman keras terhadap agresi militer Israel penjajah di Jalur Gaza yang terus berlanjut tanpa jeda.

    Dia menyebut Gaza telah berubah menjadi “medan pembunuhan” akibat serangan brutal Israel penjajah yang menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina.

    “Gaza adalah medan pembunuhan – dan warga sipil berada dalam lingkaran kematian yang tak ada habisnya,” kata Antonio Guterres dalam konferensi pers di New York, Selasa 8 April 2025.

    Gaza Tanpa Bantuan, Situasi Kemanusiaan Memburuk

    Guterres menyoroti kondisi kemanusiaan yang semakin mengkhawatirkan di Gaza. Selama lebih dari sebulan, tidak ada bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke wilayah itu.

    “Lebih dari sebulan penuh telah berlalu tanpa setetes bantuan ke Gaza. Tidak ada makanan. Tidak ada bahan bakar. Tidak ada obat. Tidak ada pasokan komersial,” ucapnya.

    Antonio Guterres juga menolak keras mekanisme baru yang diusulkan Israel penjajah untuk mengontrol masuknya bantuan, menyebutnya bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan internasional.

    “Kami tidak akan berpartisipasi dalam pengaturan apa pun yang tidak sepenuhnya menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan: kemanusiaan, ketidakberpihakan, kemandirian dan netralitas,” tuturnya.

    Agresi Terus Berlanjut: Serangan Udara Tewaskan Anak-anak

    Serangan udara Israel penjajah pada Selasa 8 April 2025 malam menewaskan enam warga sipil, termasuk tiga anak-anak, di daerah pengungsian al-Mawasi, sebelah barat Khan Younes, Jalur Gaza bagian selatan. Jet-jet tempur dilaporkan menargetkan tenda pengungsi dan beberapa titik di lingkungan Zeitoun, Gaza.

    Menurut sumber medis, hanya dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 58 jenazah warga Palestina ditemukan, dan 213 orang terluka di berbagai wilayah Gaza.

    Sejak Israel penjajah kembali melanjutkan serangan udara besar-besaran pada 18 Maret 2025, usai mengakhiri secara sepihak gencatan senjata, lebih dari 1.449 orang tewas dan 3.647 terluka dalam waktu kurang dari sebulan.

    Secara keseluruhan, sejak awal agresi Oktober 2023, Israel penjajah telah menewaskan 50.810 warga Palestina dan melukai 115.688 lainnya, mayoritas adalah wanita dan anak-anak. Selain itu, sekitar 10.000 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tewas tertimbun di bawah reruntuhan.

    Tepi Barat: Pengetatan Militer dan Penutupan Sekolah UNRWA

    Sementara itu, Israel penjajah juga terus memperketat kontrol di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Pada Selasa malam, tentara Israel penjajah meningkatkan pembatasan di pos pemeriksaan Beit Furik, timur kota Nablus.

    Warga dilaporkan dipaksa turun dari kendaraan dengan tangan terangkat, mengalami kekerasan fisik, dan ditahan dalam waktu lama hingga menyebabkan kemacetan parah.

    Sejak dimulainya gencatan senjata awal tahun ini, militer Israel penjajah justru memperluas blokade dan membangun penghalang baru. Setidaknya 898 titik penghalang kini mengisolasi wilayah Tepi Barat, termasuk 18 gerbang militer baru yang dibangun sejak awal 2025.

    Pengetatan ini bertepatan dengan penutupan enam sekolah yang berafiliasi dengan UNRWA di Yerusalem Timur. Penutupan dilakukan oleh aparat Israel penjajah dengan dalih keamanan, meski dikecam luas sebagai bentuk pembungkaman hak pendidikan warga Palestina.

    Pengusiran Sistematis dan Serangan terhadap Komunitas Badui

    Di wilayah Jericho, komunitas Arab al-Mlaihat menjadi sasaran serangan brutal kolonis Israel penjajah. Penjajah bersenjata dan bertopeng dilaporkan menyerbu pemukiman Badui, menggeledah lumbung ternak, dan mencoba menabrak seorang guru perempuan.

    “Serangan ini adalah bagian dari upaya sistematis pendudukan untuk menggusur komunitas Badui dan mencuri tanah mereka demi perluasan permukiman ilegal,” kata Hasan Mlaihat, pengawas dari Organisasi al-Baidar.

    Sekitar satu juta warga Israel penjajah saat ini tinggal di permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang menurut hukum internasional merupakan bentuk pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa.

    Guterres: Pemindahan Paksa adalah Kejahatan

    Menanggapi usulan dari mantan Presiden AS Donald Trump untuk “memindahkan warga Palestina ke negara-negara lain”, Guterres dengan tegas menolaknya.

    “Palestina memiliki hak untuk tinggal di Palestina, di negara Palestina, berdampingan dengan negara Israel. Dipaksa untuk dipindahkan bertentangan dengan hukum internasional,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari WAFA News.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gaza Dikepung ‘Balas Dendam’: Roket Qassam Hujani Israel, Tel Aviv Balas dengan Bom Bertubi-tubi – Halaman all

    Gaza Dikepung ‘Balas Dendam’: Roket Qassam Hujani Israel, Tel Aviv Balas dengan Bom Bertubi-tubi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gaza dikepung balas dendam, roket Al-Qassam hujani Israel, Tel Aviv membalas dengan meluncurkan bom bertubi-tubi.

    Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, meluncurkan serangan roket bergelombang ke kota-kota di selatan Israel pada Minggu (6/4/2025) malam.

    Penyerbuan kemarin menandai eskalasi baru dalam konflik yang terus membara di kawasan tersebut.

    Media Israel melaporkan sirene peringatan serangan udara meraung-raung di berbagai wilayah selatan negara itu dan menyebabkan kalangan warga panik luar biasa.

    Dalam pernyataan resminya, Brigade Al-Qassam menyebut serangan ini sebagai respons terhadap aksi militer Israel di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem.

    “Neraka Brigade Qassam telah dimulai,” kata mereka.

    Al-Qassam menyatakan rudal-rudal yang mereka lancarkan adalah bentuk perlawanan atas penindasan yang terus terjadi, termasuk terhadap Masjid Al-Aqsa.

    Militer Israel mengonfirmasi ada sekitar 10 roket ditembakkan, sebagian besar berhasil dicegat.

    Namun, pecahan peluru tetap melukai sejumlah warga dan menyebabkan kerusakan di beberapa area, dikutip dari Arab News dan layanan darurat setempat.

    Tak lama setelah serangan roket, militer Israel memerintahkan evakuasi warga dari beberapa distrik di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah.

    “Ini adalah peringatan terakhir sebelum serangan,” demikian bunyi pengumuman resmi militer, dikutip dari Arab News.

    Israel kemudian melancarkan serangan udara balasan yang diklaim menyasar peluncur roket Hamas.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang saat itu dalam perjalanan ke Washington, langsung memerintahkan tanggapan militer yang “kuat”, menurut pernyataan kantornya.

    Stasiun televisi Channel 12 Israel menyebutkan bahwa 12 orang mengalami luka ringan akibat serangan roket Hamas, mengutip pernyataan rumah sakit Bazilai di Ashkelon.

    Di sisi lain, otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa serangan balasan Israel pada hari yang sama telah menewaskan sedikitnya 39 warga Palestina.

    Puluhan lainnya luka-luka akibat rentetan bom yang menghantam area permukiman.

    Konflik ini tidak hanya memakan korban jiwa dari warga sipil, tetapi juga berdampak tragis bagi jurnalis.

    Laporan lembaga pemikir Watson Institute for International and Public Affairs yang berbasis di AS menyatakan perang di Gaza telah menjadi konflik paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah modern.

    Sejak Oktober 2023, sebanyak 232 jurnalis telah tewas, termasuk dalam serangan terbaru Israel terhadap kamp media di sekitar dua rumah sakit besar di Gaza.

    Dalam serangan itu, seorang jurnalis, Ahmed Mansour, dilaporkan terbakar hidup-hidup akibat serangan rudal, dikutip dari Al Arabiya.

    Serangan tersebut juga menewaskan dua orang lainnya dan melukai enam jurnalis lainnya.

    Militer Israel mengklaim serangan tersebut ditujukan kepada militan Hamas dan menegaskan mereka berupaya menghindari korban sipil.

    Tudingan bahwa Hamas menggunakan fasilitas sipil untuk tujuan militer terus dibantah oleh staf rumah sakit dan organisasi kemanusiaan.

    Kondisi kemanusiaan di Gaza kian memburuk.

    Menurut data pejabat Palestina, lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel meluncurkan serangan balasan pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 lainnya sebagai sandera.

    Upaya perdamaian pun belum membuahkan hasil.

    Gencatan senjata yang sempat disepakati pada Januari 2025 kini tak lagi efektif, seiring saling tuding antara Israel dan Hamas atas kebuntuan dalam perundingan damai.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Remaja Palestina-AS Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat – Halaman all

    Remaja Palestina-AS Ditembak Mati Pasukan Israel di Tepi Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Beberapa pejabat Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel telah menembak mati seorang remaja Palestina berkewarganegaraan AS di kota Turmus Aya, Tepi Barat pada hari Minggu (6/4/2025).

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh wali kota Turmus Aya, Adeeb Lafi.

    Lafi mengatakan pada hari sebelumnya bahwa remaja tersebut adalah Omar Mohammad Rabea.

    Saat itu, remaja berusia 14 tahun itu bersama kedua temannya.

    Kemudian pemukim Israel menembak ketiga remaja ini saat berada di pintu masuk Turmus Aya.

    Tentara Israel mengonfirmasi bahwa satu dari 3 remaja tersebut meninggal dunia.

    Sehari setelahnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memberikan pernyataan.

    Dalam pernyataan tersebut, IDF mengklaim bahwa mereka menembak seseorang yang melempar batu dan dianggap membahayakan warga sipil.

    “Selama kegiatan kontraterorisme di wilayah Turmus Aya, tentara Israel mengidentifikasi tiga orang yang melemparkan batu ke arah jalan raya, sehingga membahayakan warga sipil yang mengemudi,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The New Arab.

    “Tentara melepaskan tembakan ke arah seseorang yang membahayakan warga sipil, menewaskan satu orang dan mengenai dua orang lainnya,” tambahnya.

    Mengetahui insiden ini, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk hal tersebut.

    Menurut Kemenlu Palestina, insiden ini telah melanggar hukum.

    Tidak hanya itu, Kemenlu Palestina juga mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan hasil dari ‘kekebalan hukum’ Israel yang terus berlanjut.

    “Kekebalan hukum Israel yang terus berlanjut sebagai kekuatan pendudukan ilegal mendorongnya melakukan kejahatan lebih lanjut,” demikian peringatannya, dikutip dari BBC.

    Ini adalah insiden terbaru di Tepi Barat di tengah konfrontasi dan kekerasan yang terjadi hampir setiap hari.

    Kekerasan pemukim dan bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina terus berlanjut di Tepi Barat.

    Kamis lalu, kepala hak asasi manusia PBB mengatakan situasi di Tepi Barat ‘sangat mengkhawatirkan’.

    Mogok Kerja Massal di Tepi Barat

    Mogok kerja massal melanda kota-kota besar, kecil, dan kamp-kamp pengungsi di seluruh Tepi Barat yang diduduki pada hari Senin (7/4/2025).

    Aksi ini  sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan untuk menekan diakhirinya genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Toko-toko, sekolah, dan sebagian besar kantor administrasi publik ditutup di seluruh Tepi Barat.

    Pasukan nasional dan Islam Palestina mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu yang menyerukan “serangan menyeluruh di semua bidang kehidupan di semua wilayah Palestina yang diduduki dan diaspora, bergabung dengan seruan solidaritas global untuk pemogokan umum di seluruh dunia pada hari Senin, dalam solidaritas dengan Gaza, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Salah seorang pemilik toko souvenir di Kota Tua Yerusalem mengatakan bahwa hari ini ia menutup tokonya sebagai aksi solidaritas.

    “Hari ini kami tutup untuk keluarga kami di Gaza, anak-anak kami di Gaza,” kata Imad Salman, 68 tahun, yang memiliki toko suvenir di Kota Tua Yerusalem, dikutip dari Arab News.

    “Di Yerusalem, di Tepi Barat, kami tidak bisa berbuat lebih dari apa yang kami lakukan di sini sekarang,” katanya kepada AFP.

    Di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel, jalan Salaheddin yang biasanya ramai tampak kosong.

    Menurut seorang warga yang bernama Ahmed, mogok kerja ini sebagai aksi protes terhadap Trump dan Netanyahu.

    “Mogok kerja ini sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza dan apa yang terjadi di sana, dan perang yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina, baik oleh (Presiden AS Donald) Trump, (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, pemerintah Israel, atau pemerintah Amerika,” kata Ahmed.

    Menurutnya, agresi ini harus segera dihentikan.

    “Perang ini harus dihentikan, pembunuhan dan penghancuran harus dihentikan, dan hanya perdamaian yang harus menang, perdamaian, dan tidak ada yang lain selain perdamaian,” katanya.

    Sejak dimulainya perang Gaza, kekerasan telah melonjak di Tepi Barat.

    Kekerasan di Tepi Barat telah menewaskan  909 warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

    Dari jumlah tersebut, termasuk 191 anak-anak dan lima orang penyandang disabilitas. 

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Tepi Barat dan Konflik Palestina vs Israel

  • Eks Agen CIA Klaim Tahu Lokasi Tabut Perjanjian yang Disebutkan dalam Alkitab

    Eks Agen CIA Klaim Tahu Lokasi Tabut Perjanjian yang Disebutkan dalam Alkitab

    GELORA.CO – Seorang mantan agen Dinas Intelijen Pusat Federal Amerika Serikat (CIA) telah mengklaim bahwa ia tahu persis di mana Ark of Covenant atau Tabut Perjanjian, yang disebutkan dalam Allkitab itu sebenarnya berada.

    Tabut Perjanjian adalah kotak kayu berhias emas yang konon merupakan peti penyimpanan dan relik keagamaan yang dianggap sebagai objek paling suci oleh orang Bani Israil. Dalam Kitab Keluaran disebutkan bahwa Tuhan memerintahkan Nabi Musa untuk membuat peti ini selama 40 hari tinggal di Gunung Sinai.

    Mayor Ed Dames bekerja untuk CIA sebagai mata-mata sepanjang 1980-an dan mengatakan bahwa ia tahu di mana Tabut Perjanjian itu sebenarnya berada.

    Dames bahkan mengklaim bahwa ia tidak hanya tahu di mana lokasinya, tetapi juga bahwa ia adalah bagian dari program rahasia Angkatan Darat AS yang menggunakan orang-orang yang dikenal sebagai ‘pemantau jarak jauh’ untuk mengungkap informasi tentang objek atau orang dari masa lalu.

    Berbicara kepada MailOnline, Dames membagikan dokumen yang menyatakan bahwa dia terlibat dalam proyek Stargate, yang berlangsung dari 1977 hingga 1995, saat proyek itu dihentikan. Dia diduga sebagai salah satu ‘pengamat jarak jauh’, dan ia membantu melacak lokasi Tabut itu di dunia.

    Ia mengklaim bahwa benda itu berada di dalam Gua Leluhur, yang terletak di Hebron, Tepi Barat.

    Menurut kepercayaan Kristen, Yahudi, dan Islam, di sinilah beberapa tokoh yang disebutkan dalam kitab suci seperti Nabi Ibrahim, Ishak, dan Yakub dimakamkan.

    Disebutkan dalam Alkitab bahwa Tabut Perjanjian yang dibangun Bani Israil berbentuk peti sebagai peti emas. Tabut ini dibuat tak lama setelah orang-orang Bani israil melarikan diri dari Mesir pada abad ke-13 SM.

    Lebih lanjut diyakini bahwa Nabi Musa meletakkan Sepuluh Perintah di peti tersebut, yang menurut para sejarawan disimpan di Ruang Mahakudus, ruang terdalam di Kuil kuno Yerusalem, tetapi saat Yerusalem dijarah Babilonia pada 586 SM, Tabut tersebut menghilang.

    Penglihatan Jarak Jauh

    Dames mengklaim bahwa kekuatan pikirannya, yang katanya ia ajarkan kepada orang lain untuk digunakan juga, membimbingnya ke ‘sejenis terowongan batu’. Ia mengatakan bahwa ia masih mengajarkan orang lain ‘penglihatan jarak jauh’, karena ia menggunakan ‘kemampuannya’ terutama untuk mencari anak-anak yang hilang.

    “Saya berada di dalam tempat yang gelap, dan saya merasa sangat tidak aman karena ada perasaan yang tidak dapat saya gambarkan. Tidak pernah merasakannya sebelumnya, dan itu membuat saya takut,” katanya berbicara tentang pencarian Tabut yang hilang itu kepada Mail Online.

    “Saya berada di dalam semacam terowongan batu, dan ada sebuah objek, dan objek itu berbentuk kotak dan berat serta padat,” jelasnya.

    “Gelap, saya masih sedikit gelisah, tetapi saya masih dapat mengendalikan alam bawah sadar saya.

    “Ide-ide konkret yang terkait dengan target adalah struktur kotak,” kata mantan agen CIA tersebut.

    Ia kemudian merasakan sebuah ‘relik suci’ dan akan menyelidiki detail tentang bagaimana benda itu muncul, mencatat bahwa itu adalah ‘alkitabiah’.

    Menurutnya, sesi penglihatan jarak jauh kedua membuatnya mengklaim bahwa benda itu berada di Gua Leluhur. Dames berkata bahwa ketika menjadi bagian dari program Stargate, ia ditugaskan menjadikan Tabut itu sebagai target selama pelatihan.

    Tak Ada Bukti Konkret

    Sebuah dokumen CIA yang tampaknya muncul kembali mengungkapkan apa yang ditemukan dalam latihan pada tahun 1988, yang menyatakan bahwa pelatihan itu berlokasi di Timur Tengah.

    Dames mengklaim bahwa ia memasuki ‘kondisi kesadaran yang berubah’ untuk menemukan targetnya, menggunakan kelima indranya.

    Pada tahun 90-an, LA Times melaporkan bahwa ‘paranormal’ dapat menjadi berharga bagi mereka, menghabiskan jutaan dolar untuk mendatangkan mereka.

    Saat ini tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa Tabut itu pernah ada, dan meskipun Dames mengklaim bahwa itu nyata dan berada di Tepi Barat, tidak seorang pun diizinkan memasuki gua-gua kuno ini, yang berarti lokasinya mungkin tidak akan pernah dapat diverifikasi.

  • Kota-Kota Israel Hujan Roket, Sayap Militer Hamas: Neraka Brigade Qassam Telah Dimulai – Halaman all

    Kota-Kota Israel Hujan Roket, Sayap Militer Hamas: Neraka Brigade Qassam Telah Dimulai – Halaman all

    Kota-Kota Israel Hujan Roket, Sayap Militer Hamas: Neraka Brigade Qassam Telah Dimulai

    TRIBUNNEWS.COM – Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas, mengeluarkan pernyataan pada Minggu (6/4/2025) malam setelah melancarkan serangan roket bergelombang ke kota-kota di Israel Selatan.

    Laporan media-media Israel menyatakan, serangan tersebut menghasilkan kepanikan luar biasa bagi pemukim di mana sirene peringatan serangan udara meraung-raung di berbagai wilayah.

    Dalam pernyataannya, Brigade Al Qassam menyinggung kata-kata yang kerap digemakan Amerika Serikat (AS) dan Israel soal akan terciptanya gerbang neraka di Gaza.

    Dari rentetan serangan rudal yang mereka luncurkan, Brigade Al Qassam menyebut kalau neraka dari mereka buat Israel sudah dimulai.

    Berikut pernyataan lengkap Brigade Al Qassam atas serangan roket yang mereka luncurkan ke sejumlah kota Israel tersebut:

    Atas nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 

    “Dan bukan kamu yang melempar pada waktu kamu melempar, melainkan Allah yang melempar.”

    Wahai seluruh rakyat yang tengah berjuang, wahai rakyat kami yang sabar dan tabah… Kami umumkan, dengan pertolongan Allah SWT dan tekad para mujahidin yang gagah berani, bahwa neraka Brigade Qassam telah dimulai.

    Dan inilah rudal-rudal kita yang diberkahi menghujani pemukiman musuh, mengguncang entitas yang runtuh dan menebarkan teror ke dalam hati para prajurit dan pemukimnya.

    Kami, Brigade Al-Qassam, menegaskan bahwa serangan yang diberkahi ini dilakukan sebagai respons terhadap kejahatan pendudukan Israel yang terus berlanjut terhadap rakyat kami di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem, dan sebagai respons terhadap penargetan rakyat kami dan Masjid Al-Aqsa kami yang diberkahi. 

    Kami berjanji kepada Anda bahwa masa depan lebih baik, dan api banjir tidak akan padam sampai penjajah diusir dari tanah kami, Insya Allah. 

    Kami menyerukan kepada bangsa dan rakyat kami yang heroik untuk mendukung dan membantu para pejuang mereka, karena pertempuran ini adalah pertempuran setiap orang yang merdeka, dan mendukung perlawanan adalah kewajiban setiap orang yang setia. 

    Itu adalah jihad… kemenangan atau kesyahidan.

    Brigade Izz ad-Din al-Qassam

    Jumat | 6 Syawal 1446 H bertepatan dengan 06/04/2025 M

    DIGUYUR ROKET – Tim pemadam kebakaran dan unit reaksi cepat Israel memadamkan api yang membakar sebuah mobil yang terkena roket serangan di Ashkelon, Israel, Minggu (6/4/2025). Sirene serangan udara diaktifkan di banyak kota Israel di malam itu saat serangan roket dari Gaza Tengah mengguyur kota. (Kredit Foto: Layanan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel)

    Puing Berserakan di Israel

    Hamas menembakkan rentetan roket ke kota-kota di selatan Israel pada Minggu (6/4/2025).

    Serangan Hamas ini sebagai tanggapan atas “pembantaian” warga sipil oleh Israel di Gaza.

    Militer Israel mengatakan sekitar 10 proyektil ditembakkan, tetapi sebagian besar berhasil dicegat.

    Layanan darurat Israel mengatakan mereka merawat satu orang yang terluka akibat pecahan peluru.

    Kaca mobil yang pecah dan puing-puing berserakan di jalan kota, seperti yang ditunjukkan dalam video yang disebarkan oleh layanan darurat Israel.

    Sementara itu, otoritas kesehatan lokal Gaza mengatakan serangan militer Israel menewaskan sebanyak 39 orang di seluruh Jalur Gaza pada hari Minggu.

    Tak lama setelah penembakan roket, militer Israel memposting perintah evakuasi baru di X, yang menginstruksikan penduduk beberapa distrik di Kota Deir Al-Balah di Jalur Gaza bagian tengah untuk meninggalkan daerah mereka, dengan alasan penembakan roket sebelumnya.

    “Ini adalah peringatan terakhir sebelum serangan,” kata pernyataan peringatan militer tersebut, seperti diberitakan Arab News.

    Kemudian, disebutkan bahwa roket itu mengenai peluncur roket yang sebelumnya digunakan untuk meluncurkan proyektil dari Jalur Gaza.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang dalam penerbangan ke Washington untuk bertemu Presiden AS Donald Trump, diberi pengarahan tentang serangan roket tersebut oleh Menteri Pertahanannya, Israel Katz.

    Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya mengatakan bahwa Netanyahu menginstruksikan agar tanggapan yang “kuat” dilakukan dan menyetujui kelanjutan aktivitas intensif oleh militer Israel terhadap Hamas.

    Televisi Channel 12 Israel mengatakan 12 orang yang terluka ringan telah dirawat akibat tembakan roket dari Gaza, mengutip pernyataan pejabat di Rumah Sakit Bazilai di Ashkelon.

    Perang Israel di Gaza Paling Mematikan bagi Jurnalis

    Sementara itu, perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih banyak jurnalis daripada gabungan kedua perang dunia, Perang Vietnam, Perang Saudara Amerika, perang di Yugoslavia, dan perang AS di Afghanistan, menurut laporan lembaga pemikir berbasis di AS yang diterbitkan pada 1 April 2025.

    Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik mengatakan perang di Gaza adalah yang paling mematikan bagi pekerja media yang pernah tercatat.

    Agresi dan serangan Israel telah menewaskan 232 jurnalis sejak Oktober 2023.

    Hal itu membuat jumlahnya menjadi rata-rata 13 wartawan yang terbunuh per minggu.

    Israel menyerang tenda-tenda media di luar dua rumah sakit besar di Jalur Gaza pada malam hari (Rumah Sakit Al Nassr di Khan Younis dan Rumah Sakit Martir Al Aqsa di kota pusat Deir al-Balah) menewaskan dua orang, termasuk Yousef al-Faqawi, dan melukai sembilan lainnya, termasuk enam wartawan, kata petugas medis pada Senin (7/4/2025).

    Dalam rekaman yang mengganggu dari serangan Israel terhadap rumah sakit Al Nassr yang beredar luas di internet, seorang jurnalis untuk Palestine Today yang melaporkan identitasnya sebagai Ahmed Mansour, terlihat dibakar hidup-hidup, sementara warga Palestina dan petugas penyelamat berusaha mati-matian untuk menyelamatkannya.

    “Rekan saya Ahmed Mansour terbakar oleh rudal (Israel) dan masih dalam perawatan intensif, menderita luka bakar serius akibat penargetan tenda tempat dia duduk di kamp jurnalis di Rumah Sakit Nasser,” kata Wael Abo Omar, jurnalis Palestina di Jalur Gaza, Senin, dilansir Al Arabiya.

    Lima belas orang lainnya tewas dalam serangan terpisah di wilayah tersebut, menurut rumah sakit.

    BOLA API – Bombardemen udara Israel ke wilayah Khan Yunis, Gaza Selatan, Senin (24/3/2025) dini hari. Israel dilaporkan melakukan lebih dari 900 pelanggaran gencatan senjata di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Israel telah menyerbu rumah sakit beberapa kali, menuduh Hamas menggunakannya untuk tujuan militer, tuduhan yang dibantah oleh staf rumah sakit.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang seorang militan Hamas, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.

    Militer mengklaim bahwa mereka mencoba untuk menghindari melukai warga sipil dan menyalahkan Hamas atas kematian mereka dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut sangat kuat di daerah permukiman.

    Menurut lembaga pemikir tersebut, sebagian besar wartawan yang terluka atau terbunuh, seperti yang terjadi di Gaza, adalah wartawan lokal.

    Lembaga tersebut memperingatkan bahwa pembunuhan terhadap wartawan akan “merusak liputan berita” dan memfasilitasi terciptanya apa yang disebutnya sebagai “kuburan berita.”

    “Reporter lokal tidak hanya menghadapi risiko besar, berdiri sendiri menghadapi kekerasan luar biasa; hal ini juga merusak liputan berita dan sebagai hasilnya, ekosistem informasi di seluruh dunia,” kata Watson Institute for International and Public Affairs.

    Sebagai informasi, tahap pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025 setelah 15 bulan perang dan melibatkan penghentian pertempuran, pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, dan pembebasan beberapa tahanan Palestina.

    Namun, Israel mengatakan pada 19 Maret bahwa pasukannya melanjutkan operasi darat di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan.

    Kedua pihak saling menyalahkan atas kebuntuan dalam pembicaraan gencatan senjata.

    Lebih dari 50.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza, kata pejabat Palestina.

    Israel memulai serangannya setelah ribuan orang bersenjata pimpinan Hamas menyerang masyarakat di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.

     
     

  • Klaim Mampu Tembus Pertahanan Udara Israel, Komandan IRGC: Iran Siap untuk Perang Apa Pun – Halaman all

    Klaim Mampu Tembus Pertahanan Udara Israel, Komandan IRGC: Iran Siap untuk Perang Apa Pun – Halaman all

    Klaim Sukses Tembus Pertahanan Udara Israel, Komandan IRGC: Iran Siap untuk Perang Apa Pun

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Iran menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan negara asing dan siap menanggapi segala bentuk agresi.

    Hal itu diungkapkan Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).

    Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan komandan senior IRGC pada Sabtu (5/4/2025), Salami mengatakan kalau Iran “sama sekali tidak khawatir tentang perang. Kami tidak akan memulai perang tetapi siap untuk perang apa pun.”

    Ia menambahkan bahwa Iran telah mengembangkan strategi untuk mengatasi musuh mana pun dan untuk menangkal operasi psikologis dan serangan militer langsung.

    “Namun, kami tidak akan mengambil satu langkah pun untuk menghadapi musuh,” tegas Salami.

    Komandan IRGC Hossein Salami. (Masrawy)

    Klaim Mampu Tembus Pertahanan Udara Israel

    Salami mengklaim kalau serangan Israel terhadap konsulat Teheran di Suriah pada bulan April 2024, yang menewaskan beberapa perwira militer senior Iran, menandai dimulainya “konfrontasi global” di Timur Tengah.

    Menurut Salami, saat itu serangan balasan Iran yang melibatkan ratusan rudal dan pesawat nirawak berhasil mengatasi apa yang disebutnya sebagai “wilayah udara paling dijaga ketat dalam sejarah.”  

    “Rudal kami menembus ilusi keamanan mereka,” kata jenderal itu, merujuk pada gaung Israel yang mengatakan kalau sistem pertahanan udara Tel Aviv tak bisa ditembus..

    Namun, Yerusalem mengatakan pada saat itu bahwa serangan itu hanya mengakibatkan kerusakan kecil pada beberapa instalasi militernya.

    Salami mencatat bahwa Israel masih rentan terhadap kemampuan militer Iran.

    “Kami telah memperoleh pengetahuan dan formula untuk mengatasi musuh ini dan telah memasukkannya ke dalam semua elemen persenjataan dan peralatan kami,” katanya.

    Komentar sang jenderal muncul saat konflik di Gaza terus berkecamuk dan di tengah berlanjutnya pertikaian antara AS dan Iran.

    Pada akhir Maret, Menteri Luar Negeri Marco Rubio memperingatkan bahwa Washington dapat “mengambil tindakan” untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

    “Kami memiliki kemampuan untuk melakukan itu dan melangkah lebih jauh, bahkan mungkin mengancam rezim tersebut,” katanya.

    Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut. (Atta Kenare/AFP)

    Trump Ancam Bom Iran

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat serta Israel telah meningkat, dengan Presiden AS Donald Trump minggu lalu mengancam Iran dengan “pemboman yang belum pernah terlihat sebelumnya” dan sanksi tambahan jika Teheran gagal mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.

    AS mendesak Iran untuk memperbarui perundingan mengenai pemulihan kesepakatan nuklir 2015 yang secara sepihak ditarik Washington tiga tahun kemudian. 

    Trump mengklaim dalam pemerintahan pertamanya bahwa hal itu tidak banyak menghalangi Teheran untuk mendapatkan senjata nuklir.

    Trump, yang telah membuktikan dirinya sebagai pendukung setia Israel sejak menjabat, memperingatkan bahwa jika “Iran tidak menyetujui perundingan yang ditawarkan, negaranya akan melancarkan serangan udara yang belum pernah terlihat sebelumnya.”

    Ancaman terbaru Trump – yang lebih eksplisit dan keras daripada pernyataan sebelumnya – muncul setelah ia mengirim surat ke Iran, yang isinya belum diungkapkan, yang menawarkan negosiasi mengenai program nuklir negara itu.

    Adapun Iran, mereka mengklaim bahwa program nuklirnya tidak mengancam pihak mana pun karena program tersebut ditujukan untuk menghasilkan listrik dan bukan untuk mengembangkan senjata nuklir.

     

    (oln/rt/*)

  • Netanyahu Akan Temui Trump Besok Bahas Tarif Dagang hingga Ancaman Iran

    Netanyahu Akan Temui Trump Besok Bahas Tarif Dagang hingga Ancaman Iran

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akan melakukan perjalanan ke Washington, Amerika Serikat (AS). Trump akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump membahas sejumlah isu termasuk tarif dagang hingga sandera Israel.

    Dilansir AFP, Minggu (6/4/2025), pertemuan tersebut akan berlangsung pada Senin (5/4), kata seorang pejabat Gedung Putih yang tidak mau disebutkan namanya.

    Kedua negara tengah berhadapan dengan serangkaian isu yang sangat pelik, termasuk penerapan tarif dagang sebesar 17% yang mengejutkan oleh Trump atas impor Israel, upaya gencatan senjata yang sulit dicapai di Gaza, dan meningkatnya kekhawatiran atas program nuklir Iran.

    Netanyahu akan bertemu Trump untuk “membahas tarif, upaya untuk membawa kembali sandera Israel (dari Gaza), hubungan Israel-Turki, ancaman Iran, dan perang melawan Pengadilan Kriminal Internasional,” yang telah menuduh pemimpin Israel tersebut melakukan kejahatan perang, kata kantor Netanyahu di Yerusalem dalam sebuah pernyataan.

    Pembicaraan tarif akan menjadikan Netanyahu sebagai pemimpin asing pertama yang melakukan perjalanan ke Washington dalam upaya untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan Trump.

    Israel telah berupaya menghindari tarif yang dikenakan pada hampir setiap negara dengan bergerak lebih dulu–sehari sebelum pengumuman tarif global besar Trump–untuk mencabut semua bea yang tersisa pada satu persen barang Amerika yang masih terkena tarif tersebut.

    Trump telah mengatakan bahwa ia mengharapkan kunjungan segera dari Netanyahu–“bahkan mungkin minggu depan”–meskipun situs web Axios mengatakan pejabat Israel dan bahkan beberapa orang di pemerintahan Trump terkejut.

    Agenda lainnya adalah upaya yang terhenti untuk mencapai kesepakatan baru mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pengembalian sandera yang tersisa oleh militan Hamas. Israel memperbarui operasi militer di sana bulan lalu, yang mengakhiri gencatan senjata yang berumur pendek.

    Kunjungan Netanyahu ke AS, yang awalnya diharapkan akan berlangsung akhir bulan ini, tampaknya telah dimajukan menyusul pengumuman tarif dagang, Axios melaporkan.

    Trump dan Netanyahu telah berbicara melalui telepon beberapa hari lalu tentang keputusan Hungaria untuk menarik diri dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), dan kemungkinan kunjungan ke Washington tampaknya muncul pada saat itu.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Apa Itu Penyelidikan ‘Qatar-gate’ dan Pengaruhnya bagi Masa Depan Netanyahu?

    Apa Itu Penyelidikan ‘Qatar-gate’ dan Pengaruhnya bagi Masa Depan Netanyahu?

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang diawasi ketat setelah dua rekan dekatnya ditahan sambil menunggu hasil penyelidikan tentang kemungkinan keterkaitan mereka dengan Qatar.

    Pengadilan Israel memperpanjang penahanan penasihat Netanyahu, Yonatan Urich, dan mantan juru bicara Netanyahu, Eli Feldstein, pada Selasa (01/04).

    Keduanya berkukuh membantah melakukan pelanggaran.

    Netanyahu, yang memberikan kesaksian kepada polisi sehubungan dengan penyelidikan berjuluk “Qatar-gate”, menuduh polisi menahan dua mantan asistennya itu sebagai “sandera”.

    Seorang pejabat Qatar menyebut penyelidikan itu sebagai “kampanye kotor”.

    Netanyahu, perdana menteri Israel yang menjabat paling lama, saat ini juga tengah diadili atas tuduhan korupsi, yang berulang kali dia bantah.

    Dia juga menghadapi aksi demonstrasi di Israel atas beberapa kebijakannya.

    Apa yang kita ketahui tentang penyelidikan Qatar?

    Penyelidikan atas kasus ini telah dimulai lebih dari dua bulan lalu, namun baru menjadi sorotan setelah polisi Israel mengumumkan bahwa dua tersangka telah ditahan yang kemudian diidentifikasi sebagai Urich dan Feldsteinpada Senin (31/03) silam.

    Mereka dituding melakukan kontak dengan agen asing, pencucian uang, penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, menurut laporan media Israel.

    Pada Selasa (01/04), hakim di Pengadilan Magistrat Rishon LeZion memperpanjang penahanan terhadap Urich dan Feldstein selama tiga hari. Hakim beralasan ada “kecurigaan yang wajar” sehingga memerlukan penyelidikan menyeluruh.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Adapun kepolisian Israel telah meminta waktu tambahan sembilan hari untuk melakukan penyelidikan tersebut.

    Hakim Menahem Mizrahi mengatakan bahwa penyidik mencurigai kedua mantan asisten Netanyahu tersebut “mempromosikan Qatar dalam pandangan positif” dan “menyebarkan pesan negatif tentang Mesir”.

    Ada pula kecurigaan terhadap peran mereka sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata dengan Hamas.

    Seorang perwakilan polisi mengatakan kepada Hakim Mizrahi bahwa Urich juga dicurigai menyampaikan pesan-pesan kepada wartawan dari sumber yang terkait dengan Qatar, yang disajikan seolah-olah berasal dari pejabat politik atau keamanan senior Israel.

    EPASeorang pria berpakaian tradisional Arab sambil membawa bendera Qatar saat turut dalam demonstrasi di Yerusalem menentang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 19 Maret silam

    Untuk tujuan ini, kata hakim, sebuah “hubungan bisnis dan ekonomi” diciptakan antara sebuah perusahaan lobi AS yang bekerja untuk Qatar “melalui mediasi [Urich]”. Imbalan “berupa uang kemudian diteruskan ke [Feldstein] melalui seorang pengusaha Israel”.

    Pekan lalu, media Israel menerbitkan rekaman yang menunjukkan pengusaha tersebut terdengar mengatakan ia telah mentransfer dana ke Feldstein atas nama pelobi AS yang bekerja untuk Qatar.

    Pengacara Feldstein berdalih pembayaran tersebut “untuk layanan strategis dan komunikasi yang diberikan Feldstein kepada kantor perdana menteri, bukan untuk Qatar”.

    Mereka juga mengatakan Feldstein tidak mengetahui adanya hubungan antara pengusaha tersebut dan pihak lain, termasuk Qatar.

    Adapun pengacara Ulrich mengatakan kliennya membantah terlibat.

    Apa artinya penyelidikan ini bagi Netanyahu?

    Netanyahu belum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, namun dia diadili secara terpisah atas tuduhan korupsi dan pelanggaran kepercayaan.

    Dia membantah keras melakukan pelanggaran. Namun, hubungan dekatnya dengan dua terdakwa dapat merugikan posisinya.

    Setelah memberikan kesaksian yang direkam kepada polisi pada Senin (31/03), Netanyahu mengutuk penyelidikan tersebut sebagai “investigasi politik”.

    Partai Likud yang dipimpin Netanyahu juga mengatakan bahwa penyelidikan dan penangkapan tersebut merupakan upaya untuk menghentikan pemecatan mantan kepala badan keamanan Shin Bet, Ronen Bar.

    Baca juga:

    Hingga kini Bar masih menjabat sambil menunggu putusan Mahkamah Agung atas gugatan hukum terkait pemecatannyadan untuk “menggulingkan perdana menteri sayap kanan”.

    Pemerintah Israel memecat Bar pada 21 Maret, dengan mengatakan pemerintah telah kehilangan kepercayaan padanya atas kegagalan mencegah serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangan ke Gaza.

    Partai Likud mengeluarkan pernyataan yang menuduh kantor jaksa agung dan kepala Shin Bet “memalsukan” kasus tersebut.

    Partai itu juga menuduh keduanya mencoba “meneror Yonatan Urich untuk mendapatkan kesaksian palsu terhadap perdana menteri melalui pemerasan”.

    Baca juga:

    Yossi Kuperwasser, seorang pakar militer dan intelijen Israel, menggambarkan situasi yang terjadi saat ini sebagai “tidak jelas dan samar” tanpa “bukti konklusif”.

    Pihak lain di Israel seperti Ravit Hecht, yang menulis di surat kabar Hareetz, mengatakan bahwa setiap dugaan hubungan finansial dengan Qatar yang punya hubungan dekat dengan para pemimpin Hamas khususnya setelah 7 Oktober 2023 adalah “mengejutkan” dan mungkin “puncak kekesalan” bagi Netanyahu yang saat ini sudah berada di bawah tekanan politik yang cukup besar.

    Hal ini juga dapat semakin memicu ketidakpuasan publik di kalangan warga Israel yang menentang Netanyahu, dan berkukuh dia harus turun dari kekuasaan.

    Getty ImagesSelama perang Israel-Gaza, Qatar memainkan peran sebagai mediator dalam pembicaraan gencatan senjata

    Bagaimana reaksi Qatar?

    Negara Teluk itu telah memainkan peran kunci sebagai mediator antara Israel dan Hamas. Qatar mengatakan akan terus melakukannya, meskipun ada penyelidikan “Qatar-gate” iniyang dibantah negara itu.

    Selama serangan Israel-Gaza, Qatar telah membantu menengahi berbagai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera bersama sejumlah negara lain seperti AS dan Mesir.

    Di sisi lain, Qatar telah lama memperjuangkan kepentingan Palestina dan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik Hamas, yang dikategorikan sebagai organisasi teroris dan dilarang oleh Israel, Inggris, AS dan negara-negara lain.

    Kendati begitu, Qatar tidak didefinisikan oleh Israel sebagai negara musuh.

    Seorang pejabat Qatar mengatakan kepada Financial Times di London: “Ini bukan pertama kalinya kami menjadi sasaran kampanye kotor oleh mereka yang tidak ingin melihat berakhirnya konflik ini [perang Gaza] atau para sandera yang tersisa kembali ke keluarga mereka.”

    Sebelumnya, negara tersebut pernah menghadapi tuduhan serupa di negara lain yang juga telah dibantahnya.

    Lihat juga Video: Hamas, Mesir, dan Qatar Bahas Gencatan Senjata Gaza Tahap II

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini