kab/kota: Yerusalem

  • Menlu: 97 WNI dari Iran dan 26 WNI dari Yerusalem sudah dievakuasi

    Menlu: 97 WNI dari Iran dan 26 WNI dari Yerusalem sudah dievakuasi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengungkapkan sebanyak 97 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Iran dan 26 WNI dari wilayah Tel Aviv, Yerusalem, dan Arabah sudah berhasil dievakuasi.

    Dia mengungkapkan proses evakuasi via Azerbaijan itu dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran, Iran, dan KBRI Amman, Yordania.

    “Dan rencana evakuasi bagi warga negara yang ada di wilayah ini akan kami lanjutkan,” kata Sugiono di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, jumlah WNI yang tercatat berada di Iran sebanyak 386 orang.

    Selain yang sudah dievakuasi, kata dia, sejumlah WNI di Iran memilih untuk tetap tinggal di negara itu.

    Kemudian, dia mengatakan bahwa jumlah WNI yang berada di kawasan Tel Aviv, Yerussalem, dan sekitarnya sebanyak 167 orang.

    “Ada yang memilih untuk tetap berada di sana dan belum menyatakan kesediaannya untuk pindah, namun ini juga terus kita pantau keadaannya,” kata dia.

    Dengan gencatan senjata yang berlangsung saat ini, dia berharap WNI yang masih berada di daerah konflik itu dalam kondisi yang baik-baik saja.

    Dia pun memastikan bahwa proses evakuasi akan terus berlanjut.

    *Kami juga telah membentuk suatu gugus tugas yang disebut crisis response team, jika sewaktu-waktu perkembangan situasi memburuk memaksa kita mengevakuasi warga negara di negara-negara tersebut,” kata dia.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sidang Korupsi Benjamin Netanyahu Minggu Ini Ditunda

    Sidang Korupsi Benjamin Netanyahu Minggu Ini Ditunda

    Tel Aviv

    Pengadilan Israel menunda sidang kasus korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sidang ini ditunda seiring dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tak menoleransi penuntutan terhadap Benjamin Netanyahu.

    “Setelah penjelasan yang diberikan… kami menerima sebagian permintaan tersebut dan membatalkan pada tahap ini sidang Tuan Netanyahu yang dijadwalkan untuk minggu ini,” pernyataan pengadilan distrik Yerusalem dilansir dari AFP, Senin (30/6/2025).

    Keputusan ini dipublikasi secara daring oleh Partai Likud milik Netanyahu. Pengacara Netanyahu telah meminta pengadilan untuk membebaskannya dari memberikan kesaksian selama dua minggu ke depan.

    Hal ini agar Netanyahu dapat fokus pada masalah keamanan setelah gencatan senjata dengan Iran. Pihak Netanyahu telah menyerahkan jadwal Netanyahu ke pengadilan untuk menunjukkan “kebutuhan nasional bagi perdana menteri untuk mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk masalah politik, nasional, dan keamanan yang sedang dihadapi”.

    Pengadilan awalnya menolak permintaan pengacara tersebut. Tapi keputusan itu berubah setelah mendengar argumen dari Netanyahu, kepala intelijen militer, dan kepala badan mata-mata Mossad.

    Sebelumnya, Trump marah terkait tuduhan korupsi terhadap Netanyahu. Trump menyebut AS telah mengeluarkan miliaran dolar untuk militer Israel per tahun.

    “Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar setahun, jauh lebih banyak daripada negara lain mana pun, untuk melindungi dan mendukung Israel. Kami tidak akan menoleransi ini,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir AFP.

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tentara Israel ‘Diperintahkan’ Tembaki Pencari Bantuan Tak Bersenjata di Gaza, Terkuak Pengakuan Mengejutkan

    Tentara Israel ‘Diperintahkan’ Tembaki Pencari Bantuan Tak Bersenjata di Gaza, Terkuak Pengakuan Mengejutkan

    PIKIRAN RAKYAT – Laporan terbaru dari surat kabar Haaretz memicu kemarahan internasional setelah mengungkap kesaksian bahwa tentara Israel penjajah diduga mendapat perintah langsung untuk menembaki warga Palestina tidak bersenjata yang sedang mengantre bantuan pangan di Gaza.

    Temuan ini memperkuat tuduhan bahwa aksi militer di lokasi distribusi bantuan bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang.

    Pengakuan Tentara: “Kami Menembakkan Senapan Mesin dan Melempar Granat”

    Dalam laporan Haaretz yang terbit Jumat 21 Juni 2025, beberapa tentara Israel penjajah yang identitasnya disamarkan mengaku bahwa mereka diinstruksikan menembak kerumunan warga Palestina, meski tahu para pencari bantuan tersebut tidak membawa senjata dan tak menimbulkan ancaman.

    “Kami menembakkan senapan mesin dari tank dan melemparkan granat,” kata seorang tentara kepada Haaretz.

    “Ada satu insiden di mana sekelompok warga sipil terkena serangan saat maju di bawah penutup kabut,” tuturnya menambahkan.

    Pengakuan serupa datang dari tentara lain yang menyebut bahwa di titik penempatan mereka di Gaza, antara satu hingga lima orang tewas setiap hari.

    “Ini adalah ladang pembunuhan,” ucapnya tegas.

    Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, hingga Kamis 20 Juni 2025, sedikitnya 549 warga Palestina tewas dan 4.066 lainnya terluka di lokasi distribusi bantuan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel penjajah dan Amerika Serikat.

    Ironisnya, GHF yang didirikan Mei lalu justru menuai kritik tajam karena menjadi magnet penembakan massal di area distribusi. Beberapa pusat distribusi, menurut Al Jazeera, kini disebut warga Gaza sebagai “jebakan maut”.

    Israel Membantah, Namun Buka Penyelidikan

    Militer Israel penjajah menepis laporan tersebut. Dalam pernyataan resminya di Telegram, Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menegaskan tuduhan itu tidak sesuai fakta lapangan.

    “Setiap tuduhan pelanggaran hukum atau perintah militer akan diperiksa secara menyeluruh, dan tindakan lebih lanjut akan diambil sesuai kebutuhan. Tuduhan api sengaja yang diarahkan kepada sipil tidak diakui di lapangan,” tutur pernyataan IDF.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel penjajah Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengecam laporan Haaretz sebagai “fitnah darah”.

    “IDF beroperasi dalam kondisi sulit melawan musuh teroris yang bersembunyi di balik populasi sipil,” kata Netanyahu dalam pernyataan dikutip The Times of Israel.

    Bagian dari Metode ‘Kontrol Kerumunan’?

    Nir Hasson, jurnalis Haaretz yang terlibat dalam investigasi, menjelaskan bahwa perintah menembak warga sipil ini bukan kebetulan.

    “Sebenarnya ini praktik untuk mengendalikan kerumunan dengan api. Jika Anda ingin kerumunan pergi dari suatu tempat, Anda tembakkan kepada mereka meskipun Anda tahu mereka tidak bersenjata,” kata Hasson dari Yerusalem Barat.

    Meski demikian, nama komandan yang diduga memberi perintah tembak tidak diungkapkan. Namun Hasson menduga orang tersebut memiliki jabatan tinggi di militer.

    Kecaman Dunia: “Pembantaian yang Menyamar Sebagai Bantuan”

    Temuan ini segera memicu gelombang kecaman dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang menegaskan pentingnya akuntabilitas.

    “Kami tidak perlu laporan semacam itu untuk mengakui bahwa telah terjadi pelanggaran besar terhadap hukum internasional (di Gaza),” ujar Guterres dalam konferensi pers di New York.

    “Dan ketika ada pelanggaran hukum internasional, harus ada pertanggungjawaban,” ucapnya menambahkan.

    Organisasi medis internasional Doctors Without Borders (MSF) menyebut pusat distribusi bantuan GHF sebagai “pembantaian yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan.”

    Jebakan Maut di Tengah Kelaparan

    Banyak warga Gaza terjebak dalam pilihan tragis: menunggu makanan dengan risiko ditembak, atau mati perlahan karena kelaparan. Wartawan Al Jazeera, Hamdah Salhut, melaporkan dari Amman, Yordania.

    “Orang-orang di Gaza mengatakan pusat distribusi ini sekarang menjadi jebakan maut bagi warga Palestina. Mereka tidak punya pilihan: mati kelaparan atau mati mencari makanan yang sedikit,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

    Saat ini, GHF mengoperasikan empat titik distribusi: satu di Gaza Tengah dan tiga di Gaza Selatan. Namun, penembakan di area distribusi justru semakin sering terjadi sejak blokade Israel penjajah mencabut sebagian pembatasan per Mei lalu.

    Korban Terus Bertambah

    Sejak Israel penjajah memulai serangan ke Gaza pada Oktober 2023, data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat setidaknya 56.331 orang tewas dan 132.632 orang terluka. Insiden penembakan di lokasi bantuan menambah panjang daftar korban sipil.***

  • Total 60 WNI dari Iran Sudah Kembali ke Tanah Air

    Total 60 WNI dari Iran Sudah Kembali ke Tanah Air

    JAKARTA – Kementerian Luar Negeri mencatat sebanyak 60 orang warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran telah kembali ke tanah air.

    Kepulangan puluhan WNI ini, melalui proses penerbangan Turkish Airlines (TK 56) dengan jumlah 11 orang dilakukan pada Selasa (24/6), dan 49 orang diterbangkan lewat Doha, Qatar-Jakarta Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten.

    Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha mengatakan, dari 49 orang WNI yang dipulangkan saat ini atau gelombang kedua tahapan evakuasi dari 97 orang dari Iran akibat konflik antara Iran dan Israel.

    “Setelah kedatangan 11 WNI di Jakarta yang dievakuasi dari Iran pada tanggal 24 Juni 2025, hari ini akan kembali tiba 48 WNI dan 1 WNA evacuees,” ujarnya dilansir ANTARA, Rabu, 25 Juni.

    Mereka telah melewati proses evakuasi dari Iran lewat jalur darat menuju Baku, Azerbaijan. Kemudian, melakukan penerbangan dan transit terlebih dahulu di Istanbul dan Doha sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

     

    Kemlu juga telah mengevakuasi lima WNI lainnya dari dua wilayah berbeda yakni Oman dan Yordania yang saat ini menghadapi situasi keamanan tidak stabil.

    “Selain 49 evacuees, Kemlu dan KBRI Muscat juga mengevakuasi 3 WNI dari Yaman Utara, wilayah yang dikuasai Houthi. Kemlu dan KBRI Amman juga memfasilitasi evakuasi 2 WNI yang menetap di Tel Aviv dan Yerusalem. Kelima evacuees tersebut juga akan tiba pada hari ini,” kata dia.

     

  • Israel Serang Fordow Iran, Universitas Shahid Beheshti, dan Gedung Bulan Sabit Merah

    Israel Serang Fordow Iran, Universitas Shahid Beheshti, dan Gedung Bulan Sabit Merah

    GELORA.CO – – Israel melakukan serangan terhadap situs nuklir Fordow milik Iran pada hari Senin (23/6/2025).

    Selain itu, Israel juga meluncurkan serangan ke Universitas Shahid Beheshti di Teheran utara, mengebom pintu masuk Penjara Evin dan menyerang sebuah gedung Bulan Sabit Merah.

    Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Morteza Heydari, seorang juru bicara markas besar Manajemen Krisis Provinsi Qom.

    Serangan Israel tersebut terjadi hanya sehari setelah AS melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow.

    Pejabat itu mengatakan tidak ada bahaya bagi penduduk di daerah tersebut, kantor berita Tasnim melaporkan.

    Sementara itu, serangan udara besar-besaran Israel menargetkan Teheran dan Karaj di dekatnya sekitar tengah hari waktu setempat, dengan gumpalan besar asap terlihat di daerah-daerah di seluruh ibu kota.

    Siaran langsung televisi pemerintah terputus selama beberapa menit, dan dipastikan bahwa sebuah gedung teknis yang mendukung siaran langsung untuk beberapa saluran terkena serangan. 

    Sebelumnya, AS melakukan Operasi Midnight Hammer dengan mengebom tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow pada hari Minggu (22/6/2025).

    Media AS, Axios, melaporkan AS mengerahkan tujuh pesawat pengebom siluman B-2 dan puluhan pesawat pengisi bahan bakar yang melakukan penerbangan non-stop dari Missouri ke Iran.

    AS kemudian menggunakan 14 bom penembus bunker GBU-57 MOP terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, yaitu 2duabom di Isfahan, dua bom di Natanz, dan 12 bom di fasilitas Fordow yang berada di dalam gunung di Qom.

    Dengan serangas tersebut, AS memasuki perang untuk membantu sekutunya, Israel, yang tidak memiliki sarana untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran.

    Donald Trump yang sebelumnya mengatakan AS tidak terlibat secara militer kini telah mengubah kenyataan di lapangan.

    Sebelumnya, Israel dikabarkan meyakinkan AS untuk memasuki perang karena AS satu-satunya yang memiliki bom penembus bunker GBU-57 MOP seberat 30.000 pon.

    Selain itu, hanya AS yang memiliki pesawat yang dalam meluncurkan amunisi tersebut dari udara untuk menembus target di dalam tanah.

    Sebelumnya, Israel memulai serangan terhadap Iran dengan meluncurkan rudal ke kota Teheran pada 13 Juni 2025.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk melenyapkan program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman bagi Israel.

    Segera setelah Israel memulai serangannya terhadap Iran, AS mengerahkan aset militernya yang ada di Timur Tengah untuk membantu pertahanan Israel dan mengantisipasi meningkatnya serangan balasan Iran.

    Kurang dari 24 jam Iran melakukan serangan balasan dengan menargetkan target di Tel Aviv, Haifa, hingga Yerusalem yang diduduki.

    Iran mengatakan lebih dari 400 orang tewas dan sedikitnya 3.056 lainnya terluka sejak Israel melancarkan serangan pada 13 Juni. 

    Sementara itu, di Israel, sedikitnya 24 orang tewas dalam serangan Iran, seperti diberitakan Al Jazeera

  • Kesepian hingga Akhir Hayatnya, Ini Penyebab Kenapa Wajah Raja Baldwin Rusak

    Kesepian hingga Akhir Hayatnya, Ini Penyebab Kenapa Wajah Raja Baldwin Rusak

    GELORA.CO –  Ini penyebab kenapa wajah Raja Baldwin rusak yang tak banyak orang ketahui. Raja Baldwin IV memerintah Yerusalem pada tahun 1174 dan wafat pada tahun 1185.

    Ia hidup dalam kesepian selama memerintah kerajaan hingga akhir hayatnya. Anggota kerajaan mengecilkan Raja Baldwin IV karena penyakit yang ia derita.

    Raja Baldwin IV harus kehilangan wajahnya akibat penyakit itu. Karena dunia pengobatan masih terbatas, masyarakat berspekulasi bahwa raja mereka terkena kutukan.

    Lantas apa penyebab wajah Raja Baldwin IV rusak? Berikut ini penyebab kenapa wajah dikarenakan mendapatkan julukan “Raja Kusta” dari Yerusalem.

    Ia merupakan anak kedua dari Pangeran Amalric yang lahir pada tahun 1161. Pangeran Amalric mendapat tekanan untuk menceraikan istirnya ketika naik tahta sebagai Raja Yerusalem.

    Baldwin dan kakaknya Sibylla tinggal bersama di istana. Sang ayah akhirnya menikah lagi dengan Putri Bizantium Maria Comnena pada tahun 1167.

    Ditahun yang sama, William sebagai tenaga pengajar kerajaan mendiaknosis pengakit kusta pada Baldwin. Penyakit tersebut bermula ketika Baldwin tidak dapat merasakan rasa sakit pada tangan kanannya.

    Pihak kerajaan menganggap itu adalah penyakit kulit biasa. Tapi ternyata, kusta Baldwin semakin parah. Ia kerap merasakan sakit dan nyeri luar biasa akibat kusta pada kulitnya mulai terinfeksi.

    Bakteri kusta menggerogoti hampir seluruh bagian tubuh Baldwin. Bagian tubuh seperti wajah, lapisan kulit, hingga anggota gerak Baldwin rusak akibat bakteri kusta. Bagian kulit yang berlendir seperti hidung mengalami kerusakan lebih parah.

    Pada usia 13 tahun, Baldwin naik tahta menjadi raja menggantikan ayahnya. Raja Amalric meninggal pada tahun 1174 karena penyakit disentri parah setelah pulang dari perjalanan kampanye melawan Nur ad-Din, Sultan Damaskus.

    Selama menduduki tahta Raja Baldwin IV hanya menjadi bayang-bayang kerjaaan. Sementara itu, musuh Kerajaan Yerusalem semakin kuat. Saladin membunuh Wazir di Kairo dan berusahan untuk masuk ke Yerusalem.

    Raja Baldwin IV memimpin sendiri pertempuran melawan Saladin. Karena penyakitnya, Raja Baldwin IV tidak dapat melanjutkan perangan dan kembali ke Yerusalem.

    Demikian penyebab kenapa wajah Raja Baldwin rusak. Semoga dapat menambah wawasan dan khazanah keilmuan.

  • Kala Wali Kota di Israel Minta Perang dengan Iran Diakhiri

    Kala Wali Kota di Israel Minta Perang dengan Iran Diakhiri

    Jakarta

    Wali Kota Haifa, Yona Yahav, meminta perang Israel dan Iran segera diakhiri. Meski tak ada warga di Haifa yang tewas dalam delapan hari terakhir setelah konflik pecah, namun Yahav menegaskan dia tak suka peperangan.

    “Saya tidak suka perang,” kata Yahav dilansir CNN, Jumat (20/6/2025).

    Meski tak ada warga yang tewas, namun Kota Haifa di Israel menjadi salah satu lokasi yang disasar rudal-rudal Iran. Total ada 21 orang terluka di Haifa, tiga di antaranya luka parah.

    Yahav mengaku telah 10 kali mengalami perang selama hidupnya. Dia mendesak perdamaian segera disepakati antara Israel dan Iran.

    “Tujuan utama permainan ini adalah perdamaian,” katanya.

    Tenggat Waktu untuk AS Tentukan Sikap Terlalu Lama

    Foto: Petugas darurat berjaga di lokasi yang dihantam serangan rudal Iran di Haifa, Israel, Jumat (20/6/2025). (Reuters)

    Dia menyebut banyak warga Israel membutuhkan jaminan keamanan saat ini. Walkot Haifa juga berpendapat tenggat waktu yang diminta Amerika Serikat untuk menentukan posisi pada perang ini terlalu lama.

    Diketahui Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal peluang bergabungnya Amerika Serikat dalam perang Israel dan Iran. “Saya tidak bisa mendapatkan jawaban dari Trump dan ini mengganggu saya,” katanya.

    Yahav menuturkan dirinya lebih mementingkan stabilitas keamanan di kotanya. Dia menegaskan warga di Haifa perlu jaminan keamanan.

    “Karena saya suka stabilitas dan saya pikir dia harus memberi saya stabilitas ini,” sambung Yahav.

    Untuk diktehaui perang Israel dan Iran berlangsung sejak 13 Juni silam. Kota-kota di Israel seperti Tel Aviv, Yerusalem, hingga Haifa menjadi sasaran kiriman rudal dari Iran.

    Hari ini militer Iran juga meluncurkan serangan rudal terbaru ke wilayah Israel. Sebanyak 17 orang dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (aud/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    PIKIRAN RAKYAT – Proses evakuasi warga negara Indonesia tengah berjalan menyusul pecahnya konflik Iran-Israel.

    Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha menyatakan, evakuasi itu memakai jalur darat.

    “Sebelumnya, para WNI berkumpul dan menginap semalam di safe house KBRI Teheran,” kata Judha dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/6/2025). Ia pun meminta doa agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar dan aman. Namun, Judha tak menjelaskan berapa WNI yang tengah dievakuasi itu.

    Pemerintah Indonesia telah menetapkan status Siaga I bagi wilayah Iran. Kedutaan Besar RI di Teheran pun melakukan tindakan evakuasi bagi WNI yang bersedia. Berdasarkan data, sebanyak 386 WNI berada di Iran dan 194 WNI berada di Israel. Dari 386 WNI di Iran, mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa di Kota Qom. Sementara dari 194 WNI di Israel, mayoritas peserta magang bidang pertanian di Kota Arava, Israel.

    Beberapa WNI yang melakukan perjalanan singkat juga mengalami stranded atau tertahan perjalanan karena tutupnya wilayah udara dan berhentinya penerbangan. Mereka antara lain 42 peziarah di Israel, 8 jemaah haji di Jordan dan 2 WNI peziarah di Teheran. Mereka telah mendapat bantuan dari KBRI Amman dan KBRI Teheran. Sebanyak 42 WNI yang stranded di Yerusalem itu sudah kembali ke Indonesia. Demikian pula dengan 8 jamaah haji di Amman dan 2 peziarah di Teheran sudah keluar.

    KBRI Teheran juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI agar meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri serta menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI Teheran. WNI yang mengalami situasi kedaruratan bisa menghubungi hotline KBRI Teheran di nomor +989024668889.

    Imbauan ditujukan pula bagi WNI‎ yang berencana melakukan perjalanan ke Iran dan Israel. Mereka diimbau agar menunda perjalanan. “Bagi WNI yang memiliki rencana penerbangan melalui wilayah Timur Tengah agar mengantisipasi gangguan jadwal penerbangan,” ucap Judha beberapa waktu lalu. Dalam situasi darurat, WNI dapat menghubungi hotline Perwakilan RI terdekat atau melalui aplikasi Safe Travel Kemlu.

    KBRI Teheran meminta para WNI yang tinggal di Iran untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga keselamatan diri dan keluarganya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Para WNI diimbau pula menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI. WNI juga diminta menghindari kerumunan massa, daerah rawan dan membatasi pergerakan seminimal mungkin. Selain itu, WNI diimbau menyimpan barang dan dokumen berharga di tempat yang aman serta memastikan sudah memproses lapor diri kepada KBRI Teheran.***

  • Rudal-rudal Iran Menghunjam Kotanya, Walkot Haifa Minta Perang Diakhiri

    Rudal-rudal Iran Menghunjam Kotanya, Walkot Haifa Minta Perang Diakhiri

    Jakarta

    Kota Haifa di Israel menjadi salah satu lokasi yang disasar rudal-rudal Iran. Wali Kota Haifa, Yona Yahav, meminta perang Israel dan Iran segera diakhiri.

    Yahav mengatakan tidak ada warga di Haifa yang tewas setelah aksi saling serang Israel dan Iran dalam delapan hari terakhir. Total ada 21 orang terluka di Haifa, tiga di antaranya luka parah.

    “Saya tidak suka perang,” kata Yahav dilansir CNN, Jumat (20/6/2025).

    Yahav mengaku telah 10 kali mengalami perang selama hidupnya. Dia mendesak perdamaian segera disepakati antara Israel dan Iran.

    “Tujuan utama permainan ini adalah perdamaian,” katanya.

    Walkot Haifa ini juga ditanya terkait peluang bergabungnya Amerika Serikat dalam sengkarut perang Israel dan Iran. Presiden Donald Trump diketahui akan memberikan keputusan dalam dua pekan ke depan tentang posisi Amerika dalam perang tersebut.

    Menurut Haifa, tenggat waktu yang dibutuhkan Trump itu sangat lama. Dia menyebut banyak warga Israel membutuhkan jaminan keamanan saat ini.

    “Karena saya suka stabilitas dan saya piker dia harus memberi saya stabilitas ini,” sambung Yahav.

    Perang Israel dan Iran telah berlangsung sejak 13 Juni silam. Kota-kota di Israel seperti Tel Aviv, Yerusalem, hingga Haifa menjadi sasaran kiriman rudal dari Iran.

    Hari ini militer Iran juga meluncurkan serangan rudal terbaru ke wilayah Israel. Sebanyak 17 orang dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

    (ygs/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Fakta di Balik Ucapan Prabowo Diviralkan Prediksi Serangan ke Iran

    Fakta di Balik Ucapan Prabowo Diviralkan Prediksi Serangan ke Iran

    Jakarta

    Pada bulan April lalu, Presiden Prabowo Subianto sempat berbicara tentang potensi penyerangan ke Iran dan bisa pemicu perang dunia III. Pernyataan Prabowo itu kini viral usai Iran dan Israel saling berbalas serangan.

    Dilihat pada Jumat (20/6/2025), dalam potongan video itu, Prabowo menyebut serangan terhadap Iran bakal memicu reaksi dari Rusia. Prabowo menyebut situasi ini sangat berbahaya.

    “Yang sangat berbahaya yang bisa memicu orang dunia ketiga. Ini tidak main-main, benar-benar. Saya pelajari tiap malam, saya lihat, this is very dangerous time, very dangerous time. Amerika siap mau nyerang Iran, Rusia mengatakan, jangan menyerang Iran. Kalau menyerang Iran, berhadapan dengan saya, Rusia. What is that mean? Masalah Iran nanti perang dunia ketiga. Dan kita sudah non-blok, kita sudah benar,” kata Prabowo.

    Potongan video Prabowo itu adalah wawancara Prabowo bersama bersama 7 pemimpin redaksi di kediamannya, Hambalang, Jawa Barat, Minggu, 6 April 2025, atau 2 bulan lalu sebelum Israel memulai serangan terhadap Iran.

    Berikut ini pernyataannya pada April lalu soal serangan terhadap Iran yang bisa memicu perang dunia ketiga:

    Saya lihat dan saya yakini dalam 5, 6, 8 bulan ke depan kita akan membuat langkah-langkah fundamental, terobosan yang akan memperkokoh ekonomi Indonesia di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Perang, persaingan hegemoni.

    Yang sangat berbahaya yang bisa memicu orang dunia ketiga. Ini tidak main-main, benar-benar. Saya pelajari tiap malam, saya lihat, this is very dangerous time, very dangerous time. Amerika siap mau nyerang Iran, Rusia mengatakan, jangan menyerang Iran. Kalau menyerang Iran, berhadapan dengan saya, Rusia.

    What is that mean? Masalah Iran nanti perang dunia ketiga. Dan kita sudah non-blok, kita sudah benar.

    Tapi kalau terjadi perang nuklir, kita non-blok saja, kita akan kena. Mungkin yang negara-negara yang punya nuklir, ya, dia matinya lebih cepat. Kita mungkin mati juga, tapi lama kita matinya, ya, kan.

    Jadi, dangerous time. Kita harus hati-hati. Dan untuk itulah, saya selalu mengajak, mari kita rukun, mari kita mengatasi persoalan ini bersama.

    Israel dan Iran Berbalas Serangan

    Serangan rudal Iran menghantam wilayah Ramat Gan, Israel, Kamis (19/6). Tim penyelamat bekerja cepat menangani kerusakan dan korban terdampak. (Foto: REUTERS/Ammar Awad)

    Perang Israel dan Iran dimulai sejak akhir pekan lalu. Pada Jumat (16/6) Israel melancarkan serangan rudal ke Ibu Kota Teheran dan wilayah Iran lainnya.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kemudian mengonfirmasi penyerangan terhadap Iran. Netanyahu mengatakan serangan terhadap Iran akan terus berlanjut.

    “Operasi ini akan terus berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman ini,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, yang diberi nama operasi ‘Rising Lion’ sebagaimana dilansir AFP, Jumat (13/6).

    Netanyahu mengatakan serangan militernya menghantam pembuatan nuklir Iran. Tak hanya itu, tempat rudal Iran juga diserangnya.

    “Kami menyerang jantung program pengayaan nuklir Iran. Kami menargetkan fasilitas pengayaan utama Iran di Natanz… Kami juga menyerang jantung program rudal balistik Iran,” katanya.

    Iran kemudian merespons, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan serangan balasan kepada Israel usai sejumlah fasilitas nuklir dan militernya diserang. Khamenei mewanti-wanti Israel akan menghadapi nasib yang menyakitkan.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (13/6), kantor berita resmi Iran atau IRNA, telah menerbitkan pernyataan dari Khamenei. Israel diperingatkan kana menerima hukuman berat.

    “Rezim Zionis, pada dini hari ini, membuka tangannya yang kotor dan berdarah untuk melakukan kejahatan di negara kita tercinta dan memperlihatkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang pusat-pusat permukiman,” kata Khamenei.

    Angkatan Iran, kata Khamenei, tidak akan tinggal diam dengan serangan Israel. Sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran tewas dalam serangan Israel.

    “Dengan kejahatan ini, rezim Zionis mempersiapkan diri untuk dirinya sendiri nasib yang pahit dan menyakitkan, dan itu pasti akan menerimanya,” ujarnya.

    Iran pada malam Jumat malam harinya membalas serangan Israel. Rudal diluncurkan ke Tel Aviv hingga Yerusalem. Serangan terus berlanjut hingga hari ini.

    Hingga Jumat (20/6), menurut Kementerian Kesehatan Iran, lebih dari 220 orang tewas akibat serangan Israel. Sementara itu, Israel mengatakan serangan Iran telah menewaskan 24 orang.

    Serangan Israel ke Iran ini, telah menewaskan beberapa petinggi militer Iran, termasuk Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami.

    Ada pula beberapa ilmuwan nuklir Iran yang tewas, termasuk mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Fereydoon Abbasi.

    Iran mengatakan warga sipil, termasuk anak-anak, berada di antara korban tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini