kab/kota: Wonosobo

  • Modus Pelarian Endang Pristiwati, Koruptor Rp2 Miliar: Ganti Identitas 4 Kali Selama 8 Tahun

    Modus Pelarian Endang Pristiwati, Koruptor Rp2 Miliar: Ganti Identitas 4 Kali Selama 8 Tahun

    Liputan6.com, Lampung – Setelah delapan tahun buron, mantan teller bank pelat merah, Endang Pristiwati (56), akhirnya ditangkap oleh tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Tengah. Endang merupakan terpidana kasus korupsi senilai Rp2 miliar yang selama ini dikenal lihai menghindari kejaran hukum.

    Kepala Seksi Intelijen Kejari Lampung Tengah, Alfa Dera, menyebutkan bahwa Endang berpindah-pindah lokasi persembunyian dan telah mengganti identitasnya sebanyak empat kali selama dalam pelarian.

    “Alhamdulillah, setelah pemantauan intensif dan kerja sama lintas seksi, kami berhasil mengamankan yang bersangkutan,” ujar Alfa, Kamis (8/5/2025).

    Endang sempat divonis bersalah secara in absentia oleh pengadilan pada tahun 2017. Namun, sejak proses penyidikan hingga putusan tersebut, ia terus menghindar dari kejaran aparat dengan tinggal di berbagai daerah di Pulau Jawa dan kembali lagi ke Lampung.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Endang sempat mengganti identitas menjadi “Widyastuti” saat berada di Magelang, Jawa Tengah, dibantu oleh beberapa orang yang kini turut dalam penyelidikan. Setelah itu, dia berpindah ke Wonosobo, lalu ke Pesawaran, dan terakhir ditangkap di Bandar Lampung.

    “Dia mengaku menggunakan nama yang sama, tapi beda alamat di setiap daerah. Ini jadi bagian strateginya mengelabui petugas,” ungkapnya.

  • Fakultas Teknologi Pertanian USM Gelar Lokakarya Kurikulum OBE, Libatkan Akademisi dan Industri

    Fakultas Teknologi Pertanian USM Gelar Lokakarya Kurikulum OBE, Libatkan Akademisi dan Industri

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Semarang (USM) menggelar Lokakarya Peninjauan Kurikulum 2021 Menuju Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) secara hybrid di Ruang Teleconference Lantai 8 Gedung USM pada Rabu, 7 Mei 2025.

    Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan FTP USM, Prof Dr Ir Haslina MSi dan dihadiri oleh Perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, BBPOM Semarang dan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri.

    Peserta lainnya berasal dari kalangan dunia pendidikan, seperti Kaprodi dari sejumlah Universitas, pimpinan SMK serta dari industri, seperti PT Perkebunan Teh Tambi Wonosobo, Yuasafood Wonosobo, Mie Ongklok Instan dan Sriboga Flour Mill Semarang.

    Dan dihadiri pula Ketua Badan Penjaminan Mutu USM beserta tim, Ketua Gugus Kendali Mutu FTP USM, dosen, tenaga kependidikan, alumni, dan perwakilan mahasiswa. Dan juga dihadiri peserta dari berbagai instansi, mitra industri, serta akademisi.

    Lokakarya ini menghadirkan dua narasumber dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Feri Kusnandar MSc dan Prof Dr Eko Hari Purnomo STP MSc, yang dipandu oleh Antonia Nani C MSi.

    Dalam sambutannya, Prof Haslina menjelaskan bahwa narasumber dari IPB dihadirkan untuk memberikan masukan konstruktif terhadap draft kurikulum OBE FTP USM.

    “Lokakarya ini sangat penting untuk mengevaluasi dan menyamakan persepsi dan makana dalam menyusun kurikulum berbasis OBE, agar selaras dengan kebutuhan industri dan menjadi acuan utama dalam akreditasi. Insya Allah, implementasi kurikulum OBE pada FTP USM akan mulai dilaksanakan pada semester gasal 2024/2025,” ungkapnya.

    Prof. Haslina berharap bahwa hasil dari kegiatan ini dapat menghasilkan kurikulum yang lebih baik, relevan, dan adaptif terhadap dinamika dunia kerja.

    Dalam wawancaranya Prof Feri Kusnandar menilai bahwa diskusi dalam lokakarya yang diselenggarakan FTP USM sangat menarik karena melibatkan berbagai pihak, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, hingga mitra industri.

    “Diskusi tentang bagaimana kurikulum dikembangkan, bagaimana proses pembelajaran harus dilakukan dan bagaimana prosesnya.

    Sangat menarik dan semua aktif, baik dari dosen maupun mahasiswa, lulusan, dan mitra. Semua aktif memberikan masukan, dan tentu saja masukan ini akan sangat penting bagi program studi untuk meningkatkan kualitas kurikulum dan proses penyelenggaraan pendidikan,” ujar Prof Feri.

    Prof Feri berharap bahwa Fakultas Teknologi Pertanian USM terus maju, dan saya berharap teman-teman dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa semakin bersemangat untuk menjadikan Prodi THP unggul dan kompetitif.

  • Pakar: Perlu kajian terkait usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan

    Pakar: Perlu kajian terkait usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan

    Purwokerto (ANTARA) – Pakar kebijakan publik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Slamet Rosyadi menilai perlu adanya kajian, terkait dengan usulan pembentukan provinsi baru di wilayah Jawa Tengah bagian selatan (Jasela), yang sempat diusulkan dengan sebutan Jateng Selatan atau Jawa Selatan.

    “Usulan pembentukan provinsi daerah khusus penyangga pangan di wilayah Jasela itu ide yang menarik, tapi itu perlu kajian,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

    Ia mengatakan kajian tersebut untuk mengetahui apakah betul wilayah Jasela layak untuk dijadikan sebagai provinsi daerah khusus penyangga pangan.

    Menurut dia, usulan tersebut harus mempunyai logika yang kuat, bukan sekadar bahasa politis yang disampaikan oleh seorang politikus ataupun tokoh daerah.

    “Karena tentu ini akan berimplikasi banyak kalau misalkan dilakukan pembentukan provinsi baru. Tapi paling tidak ini akan memberikan beban berat dalam hal pendanaan (pada pemerintah provinsi induk sebelum daerah otonomi baru itu bisa mandiri),” katanya.

    Ia mengatakan alangkah baiknya jika berbagai potensi yang ada di wilayah Jasela itu dioptimalkan dengan pengembangan kawasan tanpa harus membentuk daerah otonomi baru.

    Dalam hal ini, kata dia, kawasan tersebut dikembangkan di salah satu wilayah provinsi itu, misalnya sebagai penyangga pangan.

    “Mungkin itu sifatnya pada fungsinya saja ya, ada penguatan dari pusat. Misalkan di salah satu kabupaten di wilayah Jateng Selatan itu diberikan perhatian yang besar untuk bisa menjadi daerah penyangga pangan, saya kira itu yang rasional,” katanya menjelaskan.

    Lebih lanjut, dia mengatakan pengembangan kawasan sebenarnya merupakan kewenangan gubernur agar tidak ada ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan Jateng.

    Menurut dia, Gubernur Jateng seharusnya berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan di wilayah Jateng Selatan agar tidak tertinggal dari wilayah utara.

    “Gubernur harus diingatkan bahwa daerah-daerah yang tertinggal harus mendapatkan perhatian agar tidak ada ketimpangan dengan daerah lain,” kata Slamet.

    Usulan pembentukan provinsi baru di wilayah Jasela sebagai daerah khusus penyangga pangan itu disampaikan oleh anggota DPD RI Abdul Kholik yang selama ini menyuarakan pemerataan pembangunan agar tidak ada ketimpangan antara Jateng bagian utara dan Jateng bagian selatan.

    Dalam sebuah diskusi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (3/5) sore, Abdul Kholik mengatakan dari hasil kerja pengawasan terhadap pembangunan Jawa Tengah selama lima tahun sebagai senator periode 2019-2024, diketahui bahwa provinsi tersebut membutuhkan akselerasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penanganan kemiskinan, pengembangan potensi daerah, dan permasalahan regional.

    Oleh karena itu, kata dia, opsi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa pengembangan simpul kawasan utara, selatan, dan timur secara lebih merata.

    “Khusus untuk selatan ini, saya menyebutnya adalah Jasela, Jateng Selatan atau Jawa Selatan, ini membutuhkan skema khusus untuk dikembangkan. Idealnya memang harus menjadi provinsi, tapi jalurnya adalah dengan jalur menjadi daerah khusus penyangga pangan nasional,” kata Ketua Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI itu.

    Menurut dia, hal itu disebabkan wilayah Jasela yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo (Barlingmascakebpurwo) memiliki kekuatan berupa sektor pertanian dan maritim yang bisa menjadi penyangga pangan nasional.

    Dia mengatakan jika melihat berbagai keterangan pemerintah terutama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, tidak ada moratorium untuk pembentukan provinsi dengan jalur khusus, baik berupa daerah istimewa maupun daerah khusus.

    Oleh karena itu, kata dia, skema pengembangan wilayah Jasela tersebut diharapkan bisa sebagai daerah khusus penyangga pangan.

    “Ini tentu masih akan kami komunikasikan dengan pemerintah. Mudah-mudahan akselerasi ini, terobosan yang tadi saya konstruksikan dari semua fakta ini akan sangat menguntungkan untuk daerah, regional, bahkan nasional, mudah-mudahan ini bisa dipahami dan mungkin mudah-mudahan ke depan bisa diwujudkan,” kata Kholik.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Viral Pemoge Emosi Usai Tabrakan dengan Pikap di Banjarnegara

    Viral Pemoge Emosi Usai Tabrakan dengan Pikap di Banjarnegara

    Jakarta

    Viral di media sosial, sopir pikap menjadi sasaran kemarahan seorang pengguna motor gede. Sejumlah pakar mewanti-wanti, perilaku road rage bisa merugikan banyak pihak.

    Dalam video berdurasi 14 detik yang menyebar di media sosial Facebook, terlihat mobil pikap yang ringsek bagian depannya. Di sisi lain, seorang pria berjaket hitam sedang emosi kepada sopir pikap tersebut.

    Dikutip dari detikJateng, Kanit Gakkum Polres Banjarnegara Iptu Dani Ariyanto menyebut kecelakaan itu terjadi pada Sabtu (3/5) sore. Kecelakaan lalu-lintas itu diketahui terjadi di depan Pasar Ikan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.

    Kecelakaan ini melibatkan 1 kendaraan pikap dan 2 motor gede. Kejadian ini bermula saat pikap melaju dari arah timur ke barat. Sementara dari arah berlawanan melintas rombongan motor gede.

    “Iya betul ada kecelakaan lalu lintas melibatkan 3 kendaraan pada Sabtu (3/5) sore. 1 mobil pikap dan dua motor gede,” ujarnya saat ditemui di unit Laka Polres Banjarnegara, Senin (5/5/2025).

    Untuk kronologi kejadian, rombongan motor gede melaju dari arah barat sedangkan mobil pikap dari arah timur. Berdasarkan keterangan sopir pikap, kendaraan motor gede baris ketiga menyenggol bodi mobil pikap dan kendaraan motor gede yang di belakangnya tidak sempat menghindar.

    “Ada rombongan motor gede dari arah barat sedang konvoi. Nah setiba di lokasi kejadian, ada mobil pikap dari Wonosobo mau ke Mandiraja, Banjarnegara. Ada salah satu motor gede yang bersenggolan dengan mobil dan motor gede yang di belakangnya sudah tidak sempat menghindar,” jelasnya.

    Akibat dari kejadian ini, dua pengendara motor gede mengalami luka-luka. Satu korban dirawat di rumah sakit di Yogyakarta, sedangkan satu orang lagi di rumah sakit di Jakarta.

    “Ada dua korban, satunya di Jogja, tetapi yang di Jogja ini sudah sembuh. Sedangkan yang di Jakarta masih dirawat. Informasinya patah tulang kaki sebelah kanan,” terangnya.

    Di sisi lain road rage merupakan bentuk impulsif, perilaku spontan tanpa pertimbangan yang matang. Efeknya justru bisa merugikan banyak pihak.

    “Situasi di jalan raya itu bisa saja memancing seseorang berperilaku impulsif. Perilaku impulsif itu bisa timbul karena stres bawaan sebelum kejadian misalnya stres karena pekerjaan, ataupun stres yang baru berlangsung akibat situasi jalan raya tersebut, misalnya karena kemacetan atau karena perilaku pengguna jalan lain,” kata Pakar keselamatan berkendara yang juga instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.

    Selanjutnya menurut Praktisi Keselamatan Berkendara, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, perilaku road rage selalu muncul di jalan lantaran pengendara tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

    “Road Rage ini selalu ada di jalan raya dan tidak pernah hilang karena itu bagian dari ketidakmampuan sebagian dari mereka dalam me-manage emosi dan egonya,” jelas Sony.

    (riar/din)

  • Anggota DPD usulkan Jateng selatan jadi daerah khusus penyangga pangan

    Anggota DPD usulkan Jateng selatan jadi daerah khusus penyangga pangan

    opsi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa pengembangan simpul kawasan utara, selatan, dan timur secara lebih merata

    Purwokerto (ANTARA) – Anggota DPD RI Abdul Kholik mengusulkan kawasan Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan dikembangkan menjadi daerah khusus penyangga pangan nasional karena wilayah tersebut memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan maritim.

    Dalam sebuah diskusi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu sore, Abdul Kholik mengatakan dari hasil kerja mengawasi pembangunan Jawa Tengah selama lima tahun sebagai senator periode 2019-2024 diketahui bahwa provinsi tersebut membutuhkan akselerasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penanganan kemiskinan, pengembangan potensi daerah, dan permasalahan regional.

    Oleh karena itu, kata dia, opsi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa pengembangan simpul kawasan utara, selatan, dan timur secara lebih merata.

    “Khusus untuk selatan ini, saya menyebutnya adalah Jasela, Jateng Selatan atau Jawa Selatan, ini membutuhkan skema khusus untuk dikembangkan. Idealnya memang harus menjadi provinsi, tapi jalurnya adalah dengan jalur menjadi daerah khusus penyangga pangan nasional,” kata Ketua Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI itu.

    Menurut dia, hal itu disebabkan wilayah Jasela yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo (Barlingmascakebpurwo) memiliki kekuatan berupa sektor pertanian dan maritim yang bisa menjadi penyangga pangan nasional.

    Dalam hal ini, dia mencontohkan Kabupaten Cilacap selain memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Tengah dengan potensi perikanan tangkap yang cukup melimpah, juga dikenal sebagai lumbung padi Jateng.

    Sementara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo juga memiliki potensi pertanian hortikultura yang cukup besar, antara lain kentang dan cabai.

    Bahkan, di wilayah Jasela juga terdapat pelabuhan terbesar di pesisir selatan Pulau Jawa, yakni Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, juga terdapat dua bandar udara (bandara) yang terdiri atas Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga dan Bandara Tunggul Wulung Cilacap.

    Ia mengharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat bisa memahami konteks kebutuhan tersebut dan pada akhirnya akan menjawab banyak hal, antara lain pengentasan kemiskinan bisa lebih cepat dan potensi daerah bisa berkembang.

    Bahkan, dia meyakini jika potensi pangan di Jasela dikonsolidasi dengan benar dan diperlakukan dengan baik, ekspor pangan dapat dilakukan dari wilayah Jasela.

    “Makanya kami berharap para kepala daerah di selatan ini juga bisa bersama-sama untuk mau mendiskusikan dan membangun kesepahaman, kemudian provinsi juga memberi ruang untuk ini, dan juga pusat memberi afirmasi untuk pengembangan Jasela sebagai daerah khusus penyangga pangan,” katanya.

    Dia mengatakan jika melihat berbagai keterangan pemerintah terutama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, tidak ada moratorium untuk pembentukan provinsi dengan jalur khusus, baik berupa daerah istimewa maupun daerah khusus.

    Oleh karena itu, kata dia, skema pengembangan wilayah Jasela tersebut diharapkan bisa sebagai daerah khusus penyangga pangan.

    “Ini tentu masih akan kami komunikasikan dengan pemerintah. Mudah-mudahan akselerasi ini, terobosan yang tadi saya konstruksikan dari semua fakta ini akan sangat menguntungkan untuk daerah, regional, bahkan nasional, mudah-mudahan ini bisa dipahami dan mungkin mudah-mudahan ke depan bisa diwujudkan,” kata Kholik.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ini Dia Tempat Jual Beli Batu Akik Termahal di Indonesia, Cek Lokasinya

    Ini Dia Tempat Jual Beli Batu Akik Termahal di Indonesia, Cek Lokasinya

    JABAR EKSPRES – Tren batu akik di Indonesia pernah mencapai puncaknya beberapa tahun lalu. Dari Sabang sampai Merauke, batu akik menjadi simbol status sosial, spiritualitas, sekaligus gaya hidup. Meski gaungnya tidak sekuat dulu, pesona batu akik belum benar-benar pudar.

    Galeri-galeri eksklusif masih berdiri megah, menampilkan koleksi batu mulia dengan harga yang bisa membuat mata terbelalak bahkan ada yang lebih mahal dari kendaraan roda dua.

    Jika Anda adalah kolektor sejati atau hanya ingin tahu lebih banyak tentang dunia batu akik premium, berikut adalah daftar galeri batu akik paling prestisius di Indonesia yang wajib Anda kunjungi.

    Pasar Rawa Bening – Jakarta Timur

    Dikenal sebagai pusat batu akik terbesar di Jakarta, Pasar Rawa Bening di kawasan Jatinegara menjadi surga bagi para kolektor dari berbagai penjuru negeri. Koleksi yang ditawarkan sangat beragam—mulai dari batu akik kelas menengah hingga batu langka berharga ratusan juta rupiah.

    Baca juga: Selain Uang Kuno, Ini Dia 25 Daftar Barang Antik yang paling Diburu Kolektor di Tahun 2025

    Jenis-jenis batu seperti Bacan, Kalimaya, hingga Giok Aceh bisa ditemukan di sini. Banyak galeri dalam pasar ini yang menyediakan batu dengan sertifikat keaslian, menjadikannya pilihan ideal bagi pembeli yang serius. Jangan terkejut jika satu batu di galeri ini memiliki harga setara motor baru!

    Galeri Batu Akik Martapura – Kalimantan Selatan

    Martapura bukan hanya terkenal sebagai “Kota Intan”, tetapi juga sebagai pusat batu akik berkualitas tinggi. Di sini Anda bisa menemukan batu seperti Intan Banjar, Amethyst lokal, dan berbagai jenis batu mulia lain yang sudah dipoles dengan teknik luar biasa presisi oleh para pengrajin lokal.

    Tak jarang, batu akik di galeri Martapura dihargai hingga ratusan juta rupiah, terutama bila memiliki corak, kejernihan, dan warna yang istimewa. Nilai seni dan teknik pemolesannya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para kolektor elit.

    Pasar Batu Akik Wonosobo – Jawa Tengah

    Wonosobo bukan hanya kaya akan keindahan alam, tapi juga menyimpan kekayaan batu akik yang tak kalah memesona. Galeri di daerah ini banyak menawarkan Batu Pancawarna, batu khas Wonosobo yang dikenal karena memiliki perpaduan warna unik dalam satu batu.

  • Next Level! Setelah Patung, Rejo Arianto Gelar Aksi Melukis On The Spot di Monumen Biawak

    Next Level! Setelah Patung, Rejo Arianto Gelar Aksi Melukis On The Spot di Monumen Biawak

    Jakarta: Seniman, Rejo Arianto yang viral dengan karyanya Monumen Biawak di perbatasan Wonosobo- Banjarnegara kembali membuat kejutan. Setelah membuat patung biawak setinggi 7 meter kini ia menunjukkan keterampilannya dalam melukis.

    Sosok seniman multitalenta ini melukis on the spot di Monumen Biawak pada Minggu, 27 April 2025. Momen itu ia bagikan melalui akun Instagramnya @studiorejoarianto.

    “Melukis kemarin live di monumen,” tulis Rejo Arianto.

    Lukisan yang ia buat secara langsung dan yang mencuri perhatian warga itu mengangkat tema biawak, sama seperti karya yang sebelumnya membuatnya viral. Aksi ini sekaligus mengenalkan sosoknya yang memiliki latar belakang sebagai pelukis.

    Sebagai informasi Rejo Arianto merupakan jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dengan latar belakang disiplin seni rupa murni, khususnya seni lukis. Meski begitu, ia memiliki ketertarikan kuat pada seni tiga dimensi. Saat ini sudah ada tiga karya patung yang ia buat termasuk Monumen Biawak.

    Lukisan bertema biawak ini akan dilelang. Hasil lelang sebagian akan disumbangkan untuk mendukung proyek seni di daerah Wonosobo.
     

     

    Patung Biawak Viral
    Sebelumnya karya Rejo Arianto berupa patung biawak setinggi 7 meter ini viral di media sosial. Patung tersebut ramai menjadi perbincangan karena desainnya yang sangat realistis dan mirip dengan biawak asli. 

    Patung ini diketahui dibangun dengan anggaran hanya sekitar Rp 50 juta, yang berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Pemerintah Kabupaten Wonosobo, bukan dari Dana Desa. Pembangunannya juga melibatkan gotong royong masyarakat dan Karang Taruna setempat.

    Kini patung patung yang diberi nama resmi “Tugu Monumental Krasak Menyawak” resmi mendapatkan perlindungan hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui Kantor Wilayah Jawa Tengah. Patung ini tercatat dalam database Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan akan dilindungi selama masa hidup penciptanya ditambah 70 tahun setelah wafat.

    Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Heni Susila Wardoyo, menyerahkan langsung sertifikat tersebut kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dan seniman pembuat tugu biawak, Rejo Arianto.

    Jakarta: Seniman, Rejo Arianto yang viral dengan karyanya Monumen Biawak di perbatasan Wonosobo- Banjarnegara kembali membuat kejutan. Setelah membuat patung biawak setinggi 7 meter kini ia menunjukkan keterampilannya dalam melukis.
     
    Sosok seniman multitalenta ini melukis on the spot di Monumen Biawak pada Minggu, 27 April 2025. Momen itu ia bagikan melalui akun Instagramnya @studiorejoarianto.
     
    “Melukis kemarin live di monumen,” tulis Rejo Arianto.

    Lukisan yang ia buat secara langsung dan yang mencuri perhatian warga itu mengangkat tema biawak, sama seperti karya yang sebelumnya membuatnya viral. Aksi ini sekaligus mengenalkan sosoknya yang memiliki latar belakang sebagai pelukis.
     
    Sebagai informasi Rejo Arianto merupakan jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dengan latar belakang disiplin seni rupa murni, khususnya seni lukis. Meski begitu, ia memiliki ketertarikan kuat pada seni tiga dimensi. Saat ini sudah ada tiga karya patung yang ia buat termasuk Monumen Biawak.
     
    Lukisan bertema biawak ini akan dilelang. Hasil lelang sebagian akan disumbangkan untuk mendukung proyek seni di daerah Wonosobo.
     

     

    Patung Biawak Viral
    Sebelumnya karya Rejo Arianto berupa patung biawak setinggi 7 meter ini viral di media sosial. Patung tersebut ramai menjadi perbincangan karena desainnya yang sangat realistis dan mirip dengan biawak asli. 
     
    Patung ini diketahui dibangun dengan anggaran hanya sekitar Rp 50 juta, yang berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Pemerintah Kabupaten Wonosobo, bukan dari Dana Desa. Pembangunannya juga melibatkan gotong royong masyarakat dan Karang Taruna setempat.
     
    Kini patung patung yang diberi nama resmi “Tugu Monumental Krasak Menyawak” resmi mendapatkan perlindungan hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui Kantor Wilayah Jawa Tengah. Patung ini tercatat dalam database Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan akan dilindungi selama masa hidup penciptanya ditambah 70 tahun setelah wafat.
     
    Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Heni Susila Wardoyo, menyerahkan langsung sertifikat tersebut kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dan seniman pembuat tugu biawak, Rejo Arianto.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Sosok Irjen Ibnu Suhendra, Jenderal Bintang 2 yang Dilantik Bahlil jadi Pengawas Internal SKK Migas – Halaman all

    Sosok Irjen Ibnu Suhendra, Jenderal Bintang 2 yang Dilantik Bahlil jadi Pengawas Internal SKK Migas – Halaman all

    Berikut rangkuman tentang sosok Irjen Ibnu Suhendra yang kini dilantik menjadi Pengawas Internal pada SKK Migas, ternyata lulusan Akpol 1993

    Tayang: Selasa, 29 April 2025 09:28 WIB

    Capture YouTube Kompas TV via Tribun Wow

    Ibnu Suhendra saat masih menjadi Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror dengan pangkat Brigjen Pol ketika mengungkap fakta tentang terduga teroris di Makassar yang berencana melakukan aksi bunuh diri, dalam konferensi pers Kamis (7/1/2021). 

    TRIBUNNEWS.COM – Nama Irjen Ibnu Suhendra saat ini sedang menjadi perhatian.

    Hal ini lantaran Irjen Ibnu Suhendra ditunjuk sebagai Pengawas Internal pada SKK Migas.

    Irjen Ibnu Suhendra resmi dilantik oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Irjen Ibnu Suhendra dilakukan di Jakarta, Senin (28/4/2025), dilansir dari web resmi ESDM.

    Lantas siapa Irjen Ibnu Suhendra sebenarnya ?

    Berikut Tribunnews rangkum terkait sosok Irjen Ibnu Suhendra, Jenderal Bintang Dua yang dilantik Bahlil Lahadalia sebagai Pengawas Internal pada SKK Migas :

    Ibnu Suhendra memiliki nama dan gelar lengkap Irjen. Pol. Ibnu Suhendra, S.I.K. 

    Irjen Ibnu Suhendra adalah perwira tinggi (Pati) Polri yang menyandang gelar Jenderal Bintang Dua.

    Irjen Ibnu Suhendra merupakan alumni Akademi Polisi atau Akpol 1993.

    Ia dikenal berpengalaman di Bidang Reserse.

    Ibnu Suhendra saat ini ditunjuk menjadi Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

    Irjen Ibnu Suhendra dilantik sebagai Pengawas Internal pada SKK Migas.

    Sebelumnya, Irjen Ibnu Suhendra adalah Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI).

    Selain itu, Ibnu Suhendra juga diketahui pernah mengisi posisi Analis Kebijakan Utama Bidang Intelijen Densus 88 AT Polri.

    Sepak Terjang

    Irjen Ibnu Suhendra memiliki pengalaman yang mumpuni dalam menangani beberapa kasus besar.

    Namanya pernah muncul dalam penanganan kasus Bom Bali II.

    Ia juga terlibat dalam Operasi Penegakan Hukum di Poso sampai dengan Operasi Penegakan Hukum Bom Gereja di Surabaya di tahun 2018.

    Simak inilah daftar kasus yang pernah ditangani oleh Irjen Ibnu Suhendra dilansir Wikipedia :

    Bom Bali II (2005)
    Operasi Penegakan Hukum di Poso (2006 – 2007)
    Operasi Penegakan Hukum Dr. Azhari Batu Malang (2005)
    Operasi Penegakan Hukum di Wonosobo (2005)
    Operasi Penegakan Hukum Nurdin M. Top (2009)
    Operasi Penegakan Hukum Pelatihan Militer Teroris di Jantho Aceh (2010)
    Operasi Penegakan Hukum di Medan, Perampokan Bank Cimb (2010)
    Operasi Penegakan Hukum di Poso (2010)
    Operasi Penegakan Hukum di Ambon (2011)
    Operasi Penegakan Hukum Sigit Qordowi (2011)
    Operasi Penegakan Hukum di Bali (2011)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri di Polres Cirebon (2011)
    Operasi Penegakan Hukum di Poso (2012)
    Operasi Comodo 2012, Menangkap Pengedar 1,5 Juta Butir Ekstasi, Fredy Budiman di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta (2012)
    Operasi Penegakan Hukum Aman Maleo Ii Di Poso (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Abu Roban di Batang Dan Kebumen (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri di Polres Poso (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Jaringan Teroris Nurulhaq, Pembunuhan Polisi di Jakarta, Bom Vihara Ekayana, Bom Polsek Raja Polah (2013)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Thamrin Dan Penembak Jalanan, Jakarta (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Rencana Penembakan Dan Pengeboman Mal, Surabaya (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri Polres Solo (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Rencana Bom Istana Negara (2016)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Cicendo di Bandung (2017)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Bunuh Diri Kp. Melayu di Jakarta (2017)
    Operasi Penegakan Hukum Rencana Bom Radioaktif di Bandung (2017)
    Operasi Penegakan Hukum Bom Gereja di Surabaya (2018)

    (Tribunnews/Ika Wahyuningsih)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kakanwil Kemenkum Jateng Serahkan Perlindungan Hak Cipta Tugu “Viral” Biawak Kepada Bupati Wonosobo

    Kakanwil Kemenkum Jateng Serahkan Perlindungan Hak Cipta Tugu “Viral” Biawak Kepada Bupati Wonosobo

    TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO – Viralnya patung biawak Wonosobo di media sosial mendorong Kantor Wilayah Kementerian Hukum Jawa Tengah untuk memfasilitasi pendaftaran hak cipta patung tersebut.

    Sabtu (26/4/2025), Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Jawa Tengah, Heni Susila Wardoyo berkesempatan menyerahkan sertifikat hak cipta seni patung viral tersebut secara langsung kepada Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat yang didampingi pembuat patung, Arianto di Pendopo Kantor Bupati Wonosobo.

    Dengan demikian, patung yang terletak di Desa Krasak Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo ini sekarang telah tercatat di database Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dengan nama “Tugu Monumental Krasak Menyawak.”

    Menyampaikan apresiasinya, Afif berterima kasih atas tercatatnya Patung Menyawak tersebut sebagai Kekayaan Intelektual Wonosobo.

    “Terima kasih saya sampaikan kepada Kementerian Hukum.”

    “Karya patung dari seniman kami ini bisa terdaftar secara legal.”

    “Mudah-mudahan ini berdampak positif bagi kemajuan Wonosobo, utamanya pada sektor pariwisata,” terang Afif.

    Bupati Wonosobo juga menceritakan bahwa pembangunan patung tersebut merupakan hasil gotong royong masyarakat serta Karang Taruna Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

    Menanggapi hal tersebut, Heni menyampaikan pentingnya mendaftarkan hak cipta atas hasil karya seni patung ini.

    “Kami melihat karya seni ini memiliki potensi yang luar biasa pak dan kami tergerak untuk mendaftarkan hak ciptanya.”

    “Semoga dengan telah terdaftarnya Tugu Monumental Krasak Menyawak ini, Wonosobo menjadi semakin tenar,” tutur Kakanwil.

    “Kebetulan juga kami memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Tahun 2025 dan prosesi penyerahan sertifikat hak cipta ini saya rasa menjadi momentum yang sangat tepat,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Heni Susila menyampaikan komitmen Jajarannya dalam rangka mendorong daerah-daerah di Jawa Tengah untuk melegalkan potensi kekayaan intelektualnya agar mendapatkan perlindungan hukum serta upaya memelihara kearifan lokal dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    Sementara itu, Arianto, seniman pencipta patung viral ini juga menyampaikan rasa bangga terhadap hasil karyanya yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.

    “Saya bangga pak, karya patung saya memperoleh Sertifikat Hak Cipta, dan ini menjadi pemicu semangat saya untuk menciptakan karya-karya lain agar dapat dinikmati masyarakat Wonosobo maupun masyarakat luar,” ujar Arianto 

    “Impian saya bisa menciptakan Kabupaten Wonosobo yang ngangeni, welcome, dan asik,” imbuhnya.

    Turut mendampingi dalam kunjungan Kakanwil Kemenkum Jateng kali ini, Kabid Pelayanan Kekayaan Intelektual Agustinus Yosi Setyawan. (*)

     

  • 5 Fakta Tugu Biawak di Wonosobo yang Viral: Mirip Asli hingga Anggaran Minim Rp 50 Juta

    5 Fakta Tugu Biawak di Wonosobo yang Viral: Mirip Asli hingga Anggaran Minim Rp 50 Juta

    5 Fakta Tugu Biawak di Wonosobo yang Viral: Mirip Asli hingga Anggaran Minim Rp 50 Juta

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini 5 fakta Tugu Biawak Wonosobo yang viral.

    Tugu Biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, sedang ramai dibicarakan.

    Patung biawak ini viral di media sosial karena bentuknya yang mirip biawak sungguhan.

    Bahkan pada malam hari, Tugu Biawak tetap terlihat detail berkat pencahayaan yang dipasang di sekitarnya.

    Lampu-lampu itu membuat patung terlihat semakin nyata.

    Tugu ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp 50 juta dari program CSR beberapa BUMD di Wonosobo.

    Ide pembangunan datang dari Karang Taruna Desa Krasak.

    Rejo Arianto, seniman lokal lulusan ISI Surakarta, dipercaya membuat patung ini.

    Ia dibantu oleh enam orang selama proses pengerjaan.

    Pembangunan tugu memakan waktu sekitar 1,5 bulan.

    Dukungan penuh juga datang dari Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat.

    Kini, Tugu Biawak menjadi ikon baru Desa Krasak dan menarik banyak wisatawan untuk berhenti dan berfoto.

    Berikut 5 fakta Tugu Biawak Wonosobo:

    1. Dibangun dengan Anggaran Rp 50 Juta

    Tugu Biawak dibangun dengan dana sekitar Rp 50 juta.

    Dana ini berasal dari program Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Wonosobo.

    “Untuk tenaga pengerjaan, kalau buat saya Rp 50 juta cukup,” kata Rejo Arianto, seniman pembuat patung ini.

    2. Digarap oleh Seniman Lokal

    Rejo Arianto adalah sosok di balik Tugu Biawak.

    Ia adalah lulusan Fakultas Seni Rupa ISI Surakarta.

    Setelah lulus, Rejo kembali ke Wonosobo dan aktif sebagai pelukis.

    “Semua lukisan di Pemkab Wonosobo adalah karya Mas Ari,” kata Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat.

    3. Proses Pembuatan 1,5 Bulan

    Pembuatan patung biawak ini berlangsung sekitar 1,5 bulan.

    Rejo dibantu oleh enam orang dalam proses pengerjaannya.

    “Awal pembuatannya sebelum puasa dan selesai sekitar H-5 Lebaran,” kata Rejo.

    4. Terinspirasi dari Hewan Endemik Desa Krasak

    Pemilihan biawak sebagai objek patung bukan tanpa alasan.

    Biawak merupakan hewan endemik di Desa Krasak.

    “Awal gagasan dari teman-teman karang taruna, kenapa dipilih biawak, karena biawak adalah hewan endemik lokal daerah tersebut yang perlu dilestarikan,” kata Rejo.

    5. Jadi Spot Foto Baru

    Setelah selesai, Tugu Biawak langsung menarik perhatian banyak orang.

    Banyak pengendara sengaja berhenti untuk berfoto di depan patung ini.

    Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, Gunawan, mengungkap warga sangat antusias.

    “Warga sangat antusias. Sekarang banyak yang berhenti di sini hanya untuk berfoto. Ini membanggakan karena tugu ini bisa menjadi ikon baru bagi Desa Krasak.” (*)