kab/kota: Wonosobo

  • Pembatalan Aturan Bungkus Rokok Disambut Positif Daerah Penghasil Tembakau

    Pembatalan Aturan Bungkus Rokok Disambut Positif Daerah Penghasil Tembakau

    Jakarta

    Wacana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek (plain packaging) dan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 mendapat sorotan dari sejumlah kepala daerah sentra tembakau. Mereka menilai kebijakan tersebut berpotensi mengancam keberlangsungan industri hasil tembakau (IHT) nasional serta menggerus kontribusinya terhadap perekonomian daerah.

    Lebih dari itu, sejumlah kepala daerah menilai bahwa kebijakan dalam PP 28/2024 dan aturan turunannya sarat dengan pengaruh eksternal yang tidak sejalan dengan semangat kedaulatan nasional. Hal ini bertolak belakang dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang konsisten menegaskan pentingnya Indonesia berdiri di atas kepentingan sendiri, tanpa tunduk pada tekanan asing.

    Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki kendali penuh atas kebijakan strategisnya. Pemerintah pun mengumumkan pembatalan rencana plain packaging beberapa waktu lalu. Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza, sebelumnya menegaskan pemerintah tidak akan melanjutkan wacana tersebut dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yang merupakan aturan turunan dari PP 28/2024.

    Salah satu dukungan datang dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak pasal-pasal tembakau dalam PP 28/2024 terhadap perekonomian daerah. “Jawa Timur menjadi tulang punggung penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) nasional. Kebijakan yang memengaruhi industri ini harus dipertimbangkan dengan cermat,” tuturnya.

    Khofifah sebelumnya juga menandatangani dokumen Komitmen Bersama dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang mendukung revisi pasal-pasal terkait tembakau dalam PP 28/2024 dan menolak rencana kenaikan CHT pada 2026.

    Sementara itu, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo turut menyebut pembatalan plain packaging sebagai langkah strategis bagi daerah penghasil tembakau. “Pembatalan penyeragaman bungkus rokok adalah langkah positif, terutama bagi daerah penghasil tembakau seperti Situbondo. Industri ini menyumbang penerimaan negara yang besar dan mendukung perekonomian daerah,” katanya.

    Ia menyoroti bahwa pembatasan terhadap IHT dapat berdampak langsung pada pendapatan daerah. Situbondo, misalnya, menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp59 miliar pada 2024, dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp73 miliar pada 2025. Selain itu, Rio memperingatkan bahwa plain packaging justru dapat memperbesar celah peredaran rokok ilegal karena menyulitkan konsumen membedakan produk legal dan ilegal.

    “Fokus pemerintah seharusnya pada pengendalian rokok ilegal, bukan pembatasan yang justru melemahkan industri legal,” tegasnya.

    Senada, Bupati Temanggung, Agus Setyawan menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek kesehatan dan keberlanjutan ekonomi. Temanggung sebagai salah satu lumbung tembakau nasional sangat rentan terhadap kebijakan yang menekan sektor ini.

    “Kami berharap ada keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan ekonomi. Indonesia bukan Singapura atau Australia. Industri rokok kita melibatkan banyak pihak, dari hulu ke hilir,” imbuhnya.

    Agus menyoroti bahwa kebijakan seperti kenaikan cukai tahunan dan plain packaging dapat menurunkan daya serap industri terhadap hasil pertanian tembakau, yang pada akhirnya memukul petani dan buruh IHT. “Perputaran uang di Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya saat musim panen tembakau bisa mencapai Rp1,6 hingga Rp1,8 triliun,” ungkapnya.

    (shc/fdl)

  • Jual Anak di Bawah Umur Jadi PSK di Media Sosial, 2 Orang Ditangkap Polres Madiun Kota
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 Juni 2025

    Jual Anak di Bawah Umur Jadi PSK di Media Sosial, 2 Orang Ditangkap Polres Madiun Kota Surabaya 10 Juni 2025

    Jual Anak di Bawah Umur Jadi PSK di Media Sosial, 2 Orang Ditangkap Polres Madiun Kota
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Madiun Kota menangkap dua orang terdiri seorang pria dan seorang perempuan di Hotel Mataram Baru, Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.
    Dua orang berinisial ARZ dan SFH ditangkap lantaran nekat menjual
    anak di bawah umur
    menjadi pekerja seks komersial (PSK) melalui media sosial.
    Kasi Humas Polres Madiun Kota, Iptu Ahmad Ubaidillah yang dikonfirmasi Selasa (10/6/2025) menyatakan kedua tersangka berinisial ARZ dan SFH ditangkap tim Satreskrim Polres Madiun Kota, Jumat (6/6/2025).
    “Tersangka kami tangkap setelah ada laporan masyarakat terkait dugaan praktik
    prostitusi online
    .”
    “Setelah kami selidiki, informasi yang disampaikan masyarakat benar dan akhirnya berhasil menangkap dua orang tersangka bersama barang bukti,” ujar Ahmad.
    Dari hasil penyidikan, kata Ahmad, seorang anak di bawah umur berinisial IM (17) direkrut tersangka kemudian dijual sebagai PSK di media sosial. Tak hanya itu, korban lain seorang perempuan dewasa berinisial RKW (20).
    Modus para tersangka, lanjut Ahmad, korban dijanjikan mendapatkan pekerjaan. Namun keduanya malah menjadi korban eksploitasi seksuai.
    “Jadi modusnya, tersangka menjanjikan pekerjaan kepada korban. Tapi kenyataannya korban malah jadi korban perdagangan orang dengan mengeksploitasi para korban secara seksual,” tambah Ahmad.
    Dari kasus itu, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa telepon genggam berbagai merek, buku tamu hotel, kunci kamar, kain sprei, serta uang tunai.
    Selain itu dari tangan tersangka SFH, polisi mengamankan alat kontrasepsi bekas pakai, kartu ATM, dan uang tunai sejumlah Rp 400.000.
    Sedangkan dari tersangka ARZ polisi menyita ponsel dan SIM atas nama tersangka ARZ.
    Atas kejadian itu, tersangka ARZ yang berasal dari Kabupaten Wonosobo dan SFH warga Kota Semarang itu dijerat Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Pasal 88 juncto Pasal 76I Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
    “Sesuai pasal itu para tersangka diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda maksimal Rp 600 juta,” ujar Ahmad.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 39 Peserta Meriahkan Festival Balon Udara di Tulungagung

    39 Peserta Meriahkan Festival Balon Udara di Tulungagung

    Tulungagung (beritajatim.com) – Puluhan balon udara menghiasi langit Desa Notorejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Balon tersebut merupakan milik peserta Festival Balon Udara, yang digelar oleh Polres Tulungagung.

    Total terdapat 39 peserta yang mengikuti festival ini. Tingginya animo masyarakat yang melihhat festival ini membuat Pemkab setempat berencana menggelar lagi pada bulan November mendatang.

    Salah seorang peserta, Bustanul Abidin (22) mengatakan proses persiapan untuk mengikuti festival ini dilakukan sejak 2 bulan terakhir. Mereka mulai merancang desain balon udara. Setelah itu proses pengerjaan merangkai desain dengan menggunakan kertas minyak.

    Proses penerbangannya juga cukup sederhana. Mereka membakar api di bagian bawah untuk memasukkan asap ke dalam balon. Setelah itu mereka mengikat balon tersebut agar tidak lepas. Biaya pembuatan balon udara ini menghabiskan Rp 5 juta.

    “Kesulitannya dalam membuat desainnya, kalo menerbangkannya relatif mudah tergantung cuaca, karena ini terbuat dari kertas kalau kena hujan bisa langsung rusak,” ujarnya, Minggu (08/06/2025).

    Kapolres Tulungagung, AKBP Taat Resdi mengatakan festival ini digelar untuk memeriahkan peringatan HUT Bhayangkara ke 79. Terdapat 39 peserta yang mengikuti festival ini. Dari jumlah tersebut 19 peserta berasal dari lokal dan sisanya dari Wonosobo, Jawa Tengah.

    Festival ini juga bertujuan untuk merubah tradisi masyarakat yang biasa menerbangkan balon udara saat perayaan hari besar keagamaan. Balon udara tersebut diterbangka dan banyak menimbulkan sejumlah bahaya seperti kebakaran.

    Selain itu mayoritas balon udara ini juga dipasang petasan. “Sudah banyak kejadian membahayakan yang disebabkan balon udara selama ini,” tuturnya.

    Melalui festival ini Polisi ingin memfasilitasi kreasi masyarakat yang senang dengan balon udara. Festival ini juga bisa menjadi ikon baru wisatawan di Tulungagung. Tingginya animo masyarakat yang menyaksikan festival balon udara ini membuat Pemkab setempat berencana menggelar festival serupa di bulan November mendatang.

    “Tadi pak Bupati juga menyampaikan keinginan membuat festival seperti ini di bulan November, yang jelas ini bisa menjadi ikon di Tulungagung,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Wakil Ketua DPRD Ngawi Meninggal Usai Kecelakaan di Tol Sragen

    Wakil Ketua DPRD Ngawi Meninggal Usai Kecelakaan di Tol Sragen

    Ngawi (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Ngawi, Waluyo Jati Sasono (61) menjadi korban meninggal dalam kecelakaan maut di ruas Tol Sragen pada Jumat (6/6/2025), sekitar pukul 03.10 WIB. Peristiwa tragis ini terjadi di KM 547+900 jalur A, diduga kuat, pengemudi kendaraan Toyota Fortuner yang ditumpanginya mengantuk sehingga kehilangan kendali dan menabrak truk tronton bermuatan kayu di depannya.

    Dalam kronologi kejadian, diketahui kendaraan Toyota Fortuner dengan nomor polisi AE-1240-JP melaju dari arah barat ke timur di lajur satu. Saat tiba di lokasi kejadian, pengemudi diduga mengantuk sehingga menabrak truk tronton Nissan AA-8469-BP yang sedang melaju normal di jalurnya. Posisi akhir kendaraan Fortuner berhenti di lajur satu, sementara truk tronton berhenti di bahu luar jalan, keduanya masih menghadap ke arah timur.

    Identitas pengemudi Fortuner diketahui bernama Bintang Akmal Fajri H (19) warga Kedunggalar, Ngawi. Dia mengalami luka robek di bagian kepala sepanjang 4-5 cm dan langsung dilarikan ke RSUD Sragen. Penumpang lain di kendaraan tersebut, Ummu Bayyinah (53) warga Kelurahan Margomulyo Ngawi juga mengalami luka berat akibat dugaan fraktur paha kiri.

    Dua penumpang lainnya, Waluyo Jati Sasono (61) dan Talitha Salsabila (19) warga Kelurahan Margomulyo Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi, meninggal dunia di tempat kejadian. Seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Sragen oleh petugas medis di lapangan.

    Diketahui, kendaraan truk tronton dikemudikan oleh Zian Alfa Krisnajati (27), warga Wonosobo yang sedang dalam perjalanan menuju Lumajang. Tidak ada laporan korban atau kerusakan pada pihak truk. Kerugian materi yang ditanggung operator tol PT. JSN dilaporkan nihil.

    Jenazah bakal dimakamkan di Desa Kedunggalar Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. [fiq/suf]

  • Kemensos dorong warga Wonosobo ekspor produksi anyaman

    Kemensos dorong warga Wonosobo ekspor produksi anyaman

    Mensos Gus Ipul usai meninjau pelatihan kerajinan anyaman berbahan enceng gondok di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (1/6/2025). Foto: Kemensos RI

    Kemensos dorong warga Wonosobo ekspor produksi anyaman
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Senin, 02 Juni 2025 – 13:48 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperkuat upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat melalui kolaborasi dengan sektor swasta. Salah satunya, yakni berbasis kerajinan tangan, dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ramah lingkungan, seperti enceng gondok dan pelepah pisang.

    Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta, Senin 92/6/2025) dijelaskan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan program ini memberikan kesempatan kepada warga mendapatkan keterampilan dalam produksi kerajinan yang bahan baku dan akses pemasarannya telah disiapkan oleh mitra perusahaan.

    Nantinya, produk yang dihasilkan tidak hanya dijual untuk pasar dalam negeri saja, tetapi juga ekspor ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. “Salah satu produk yang dikembangkan adalah anyaman dari enceng gondok, yang dapat digunakan untuk tempat sampah dan keperluan ekspor lainnya. Seluruh hasil produksi telah memiliki pasar tersendiri,” kata Gus Ipul usai meninjau pelatihan kerajinan anyaman berbahan enceng gondok di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (1/6/2025).

    Gus Ipul menjelaskan, warga setempat bakal mendapatkan pelatihan keterampilan dari tim profesional, dengan target dalam 1–2 bulan ke depan hingga mereka dianggap mampu memproduksi kerajinan dengan standar internasional. Proses produksinya pun bisa dilakukan secara fleksibel di rumah masing-masing atau secara berkelompok di balai desa dan lokasi yang telah ditentukan.

    “Kalau maksimal mereka menghasilkan satu kelompok Rp750 ribu. Nah, kalau misalnya Rp100 ribu sehari itu sudah agak lumayan-lumayan. Karena produk berapapun sudah ada pembelinya. Berapapun produksinya itu insya Allah sudah ada yang mengambil untuk membelinya,” jelas Gus Ipul.

    Program pemberdayaan ini pun telah diujicoba di sejumlah daerah, seperti di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Gus Ipul menyebut, keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh kualitas pendampingan di lapangan, termasuk sinergi dengan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). “Ya ini nanti tergantung dampingannya. Semangatnya, dampingannya. Nanti bisa kerja sama dengan pendamping-pendamping PKH. Mereka nanti yang mendorong, memotivasi,” ujar Gus Ipul.

    “Setelah itu nanti kita akan kerja sama dengan Pak Bupati. Kita integrasikan dengan programnya Pak Bupati. Jadi nanti rintisannya dari Dirjen Pemberdayaan Kementerian Sosial, nanti diperkuat oleh programnya Pak Bupati. Insya Allah nanti kemudian akan memperkuat akhirnya kelompok-kelompok,” lanjutnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Operasional PT Out of Asia, Arung Lusika. Dia mengungkapkan, program pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan anyaman enceng gondok di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas saat ini sudah meningkat dengan cepat.

    Arung menyebut, hal itu tercapai berkat kolaborasi para pendamping PKH dengan berbagai pihak. “Belajar dari Kalisalak, ketika pelatihan pertama, ketika pelatihan kedua, pendamping berinisiatif setiap Sabtu, para ketua kelompok, para koordinator, beserta dengan pendamping, datang ke RPM, di tempatnya Pak Joko, untuk pemantapan pelatihan dan memahami bagaimana standar ekspor,” ungkap dia.

    “Dan ini terbukti, bulan Mei ini sudah, ya, sementara yang dihitung kemarin 700, 785 (unit tempat sampah anyaman enceng gondok) yang lolos QC (quality control atau pengecekan kualitas) dari seribu sekian produksi. Ini sudah bagus sekali dan sudah menghasilkan sekitar Rp 9, sekian juta sampai Rp 10 juta selama satu bulan yang dikerjakan oleh 80 sekian orang ya,” tambah Arung menjelaskan.

    Arung pun berharap agar para pendamping PKH di Kabupaten Wonosobo dapat berperan aktif dalam membantu masyarakat memproduksi keterampilan anyaman ini. Sehingga warga juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

    “Bapak dan Ibu kemarin saya sampaikan bahwa produk ini sudah dipesan oleh customer dari Amerika. Jadi kita patut berbangga, nanti dari Kalimiro, dari Leksono, dari Pesodongan, dari desa di sini (Wonosobo) sampai ke Amerika. Jadi mohon, ini kesempatan baik, ini kesempatan emas, bahwa tidak usah keluar dari rumah, tidak perlu meninggalkan dari rumah, kita bisa bekerja dan memperoleh income,” ujar Arung.

    Sebagai informasi, puluhan warga turut hadir dalam pelatihan keterampilan anyaman yang dilaksanakan di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah. Mayoritas merupakan wanita, baik muda maupun tua. Mereka duduk secara berkelompok yang terdiri dari sekitar 5-6 orang.

    Salah satu peserta, yakni Tri Utami. Warga Dusun Mentasari ini mengatakan, ia sudah dua hari mengikuti pelatihan anyaman enceng gondok. Ia berharap, program tersebut dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarganya.

    “Harapannya dengan pelatihan ini, semoga ekonomi di desa kami meningkat, terus buat ART seperti saya bisa menambah penghasilan,” kata Tri.

    Penulis: Suwiryo/Ter

     

     

     

     

     

     

     

     

    Sumber : Radio Elshinta

  • Pemberdayaan Kemensos: Warga Wonosobo Dilatih Produksi Anyaman Pasar Ekspor – Page 3

    Pemberdayaan Kemensos: Warga Wonosobo Dilatih Produksi Anyaman Pasar Ekspor – Page 3

    Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Operasional PT Out of Asia, Arung Lusika. Dia mengungkapkan, program pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan anyaman enceng gondok di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas saat ini sudah meningkat dengan cepat.

    Arung menyebut, hal itu tercapai berkat kolaborasi para pendamping PKH dengan berbagai pihak. “Belajar dari Kalisalak, ketika pelatihan pertama, ketika pelatihan kedua, pendamping berinisiatif setiap Sabtu, para ketua kelompok, para koordinator, beserta dengan pendamping, datang ke RPM, di tempatnya Pak Joko, untuk pemantapan pelatihan dan memahami bagaimana standar ekspor,” ungkap dia.

    “Dan ini terbukti, bulan Mei ini sudah, ya, sementara yang dihitung kemarin 700, 785 (unit tempat sampah anyaman enceng gondok) yang lolos QC (quality control atau pengecekan kualitas) dari seribu sekian produksi. Ini sudah bagus sekali dan sudah menghasilkan sekitar Rp 9, sekian juta sampai Rp 10 juta selama satu bulan yang dikerjakan oleh 80 sekian orang ya,” tambah Arung menjelaskan.

    Arung pun berharap agar para pendamping PKH di Kabupaten Wonosobo dapat berperan aktif dalam membantu masyarakat memproduksi keterampilan anyaman ini. Sehingga warga juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

    “Bapak dan Ibu kemarin saya sampaikan bahwa produk ini sudah dipesan oleh customer dari Amerika. Jadi kita patut berbangga, nanti dari Kalimiro, dari Leksono, dari Pesodongan, dari desa di sini (Wonosobo) sampai ke Amerika. Jadi mohon, ini kesempatan baik, ini kesempatan emas, bahwa tidak usah keluar dari rumah, tidak perlu meninggalkan dari rumah, kita bisa bekerja dan memperoleh income,” ujar Arung.

    Sebagai informasi, puluhan warga turut hadir dalam pelatihan keterampilan anyaman yang dilaksanakan di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah. Mayoritas merupakan wanita, baik muda maupun tua. Mereka duduk secara berkelompok yang terdiri dari sekitar 5-6 orang.

    Salah satu peserta, yakni Tri Utami. Warga Dusun Mentasari ini mengatakan, ia sudah dua hari mengikuti pelatihan anyaman enceng gondok. Ia berharap, program tersebut dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarganya.

    “Harapannya dengan pelatihan ini, semoga ekonomi di desa kami meningkat, terus buat ART seperti saya bisa menambah penghasilan,” kata Tri.

     

  • Mensos Menemui Orang Tua Calon Siswa Sekolah Rakyat di Wonosobo

    Mensos Menemui Orang Tua Calon Siswa Sekolah Rakyat di Wonosobo

    Wonosobo, Beritasatu.com – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf melakukan pertemuan dengan orang tua calon siswa sekolah rakyat di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (1/6/2025). Selain memastikan kesiapan bangunan sekolah, kunjungan ini bertujuan memastikan program sekolah rakyat untuk masyarakat miskin dan miskin ekstrem tepat sasaran.

    Hal itu disampaikan Mensos Saifullah Yusuf usai berdialog dengan puluhan orang tua calon siswa sekolah rakyat. Dalam kunjungan tersebut, ia menemukan sejumlah keluarga calon siswa  memang termasuk kategori kurang mampu.

    “Kita tadi mendalami profil dari orang tua calon siswa. Dalam kesempatan itu kita temukan memang ada keluarga yang butuh bantuan negara,” kata Mensos Saifullah, Minggu (1/6/2025).

    “Ini merupakan salah satu langkah pemerintah untuk membantu atau meningkatkan kualitas hidup kepada masyarakat yang tidak terbawa dalam proses pembangunan,” tambahnya.

    Pelaksanaan sekolah rakyat di Wonosobo, sementara menempati gedung balai latihan kerja (BLK) sambil menunggu pembangunan gedung permanen yang kini masih dalam proses. Khusus di Wonosobo, program ini berlaku untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan empat rombongan belajar yang terdiri atas 100 siswa, anak-anak dari keluarga kurang mampu.

    “Ada orang tua yang penghasilannya per bulan kurang dari Rp 1 juta bahkan hanya sekitar Rp 400.000 hingga Rp 500.000, yang bekerja sebagai buruh serabutan. Jika tidak ada pekerjaan, mereka mencari rumput atau melakukan aktivitas lain yang menghasilkan sekitar Rp 50.000 per hari,” jelas Mensos Saifullah lagi.

  • Tanah Bergerak di Wonosobo Berdampak pada 3 Rumah, Penghuni Dievakuasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    Tanah Bergerak di Wonosobo Berdampak pada 3 Rumah, Penghuni Dievakuasi Regional 31 Mei 2025

    Tanah Bergerak di Wonosobo Berdampak pada 3 Rumah, Penghuni Dievakuasi
    Tim Redaksi

    WONOSOBO, KOMPAS.com 
    – Tanah bergerak terjadi di Dukuh Duluran, Dusun Bojongan, Desa Tegeswetan, Kecamatan Kepil, Kabupaten
    Wonosobo
    , pada Minggu (25/5/2025).
    Peristiwa ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama.
    Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, namun tanah bergerak tersebut menyebabkan kerusakan pada gardu pos ronda dan mengancam tiga rumah warga.
    Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo, mengatakan bahwa kondisi tanah di lokasi kejadian masih terus bergerak. Penghuni tiga rumah yang terancam sudah dievakuasi.
    “Tiga rumah milik warga, yakni milik Nasir, Samingan, dan Bapak Ruwanto, dikhawatirkan terkena longsor jika tanah bergerak terus. Beruntung, seluruh penghuni rumah sudah berhasil dievakuasi ke rumah saudara mereka,” ujar Dudi dalam keterangan resminya, Sabtu (31/5/2025).
    Total terdapat sembilan orang dari ketiga keluarga tersebut yang terdampak dan telah diungsikan.
    Sementara itu, kerugian material akibat kerusakan gardu pos ronda ditaksir mencapai Rp15 juta.
    Pemerintah desa bersama unsur kecamatan, Polsek, Koramil, dan Relawan Penanggulangan Bencana (RPB) telah melakukan evakuasi serta penanganan awal di lokasi kejadian.
    “Kami juga telah mengecek lokasi kejadian dan melakukan assessment untuk langkah penanganan lebih lanjut,” tambah Dudi.
    BPBD Kabupaten Wonosobo dan tim gabungan masih memantau pergerakan tanah untuk mengantisipasi longsor susulan.
    “Kami mengimbau warga tetap waspada, terutama yang tinggal di area rawan bencana,” tutup Dudi.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9 Kambing di Wonosobo Hangus Terbakar Jelang Idul Adha, Pemilik Rugi Puluhan Juta
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    9 Kambing di Wonosobo Hangus Terbakar Jelang Idul Adha, Pemilik Rugi Puluhan Juta Regional 31 Mei 2025

    9 Kambing di Wonosobo Hangus Terbakar Jelang Idul Adha, Pemilik Rugi Puluhan Juta
    Tim Redaksi

    WONOSOBO, KOMPAS.com
    – Nasib nahas menimpa seorang peternak di Kabupaten
    Wonosobo
    , Jawa Tengah, menjelang perayaan Idul Adha.
    Momen yang seharusnya menjadi kesempatan meraup keuntungan justru berujung kerugian besar.
    Peternak bernama Rama (26) mengalami kerugian puluhan juta rupiah setelah sembilan ekor kambing miliknya hangus terbakar dalam insiden kebakaran kandang.
    Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (30/5/2025) siang di Dusun Mekarsari, Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, dan sempat menggegerkan warga sekitar.
    Menurut laporan dari BPBD Kabupaten Wonosobo, kebakaran terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Saat kejadian, Rama tengah menghadiri sebuah acara di daerah Singkir.
    Sepulang dari kondangan dan setelah menunaikan salat Jumat, Rama mendapat kabar dari istrinya bahwa kandang kambing mereka terbakar.
    “Api diduga berasal dari rumput gajah di sekitar kandang yang terbakar. Informasi awal menunjukkan adanya aktivitas pembakaran rumput yang ditinggalkan saat salat Jumat,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo dalam keterangan resminya, Sabtu (31/5/2025).
    Tim pemadam kebakaran
    BPBD Wonosobo
    menerima laporan pukul 12.06 WIB dan tiba di lokasi pada pukul 12.35 WIB.
    Operasi pemadaman dimulai satu menit kemudian dan api berhasil dikendalikan pada pukul 13.45 WIB.
    “Kami langsung melakukan operasi pemadaman, pendinginan, serta memberikan sosialisasi dan koordinasi kepada warga. Beruntung, tidak ada kendala dalam operasi ini,” jelas Dudi Wardoyo.
    Akibat insiden ini, satu kandang kambing ludes dilalap api beserta sembilan ekor kambing di dalamnya. Meski kerugian cukup besar, situasi telah dinyatakan kondusif.
    Menanggapi kejadian tersebut, Dudi Wardoyo mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan aktivitas yang berisiko menimbulkan kebakaran, terutama saat menyambut Idul Adha.
    “Perlu kewaspadaan ekstra, terutama menjelang Idul Adha, karena banyak warga yang mempersiapkan hewan kurban. Pastikan aktivitas pembakaran dilakukan dengan aman dan tidak ditinggalkan begitu saja,” imbau Dudi.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kompor Pemanas Jadi Awal Petaka 5.000 Ekor Ayam Mati Terpanggang di Wonosobo

    Kompor Pemanas Jadi Awal Petaka 5.000 Ekor Ayam Mati Terpanggang di Wonosobo