kab/kota: Wonosobo

  • AHY Ingin Tingkatkan Akses dan Konektivitas Kawasan Dataran Tinggi Dieng

    AHY Ingin Tingkatkan Akses dan Konektivitas Kawasan Dataran Tinggi Dieng

    JAKARTA – Konektivitas jadi hal yang difokuskan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam mengembangkan Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Dengan potensi yang dimiliki, peningkatan akses menuju daerah tersebut diharap dapat mendongkrak pertumbuhan pariwisatanya.

    “Konektivitas ini penting, karena jika berbicara pariwisata, hal pertama yang ditanyakan adalah aksesnya. Kalau aksesnya baik, jalannya cukup lebar dan nyaman, saya rasa itu akan menjadi daya tarik tersendiri,” kata Menteri AHY usai menghadiri ritual cukur rambut gimbal yang menjadi puncak acara Dieng Culture Festival (DCF) XV Tahun 2025 di Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, mengutip ANTARA pada Minggu, 24 Agustus.

    Dari pengalamannya menuju Dieng dari arah Kabupaten Wonosobo, AHY melihat kondisi jalan yang dilalui masih sempit dan berpotensi macet. Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian teknis untuk memastikan dukungan infrastruktur, termasuk jalan, dapat diperkuat secara bertahap.

    “Pembangunan infrastruktur di kawasan ini diharapkan tidak hanya memajukan pariwisata, juga menghidupkan sektor UMKM dan ekonomi kreatif, serta membuka lapangan pekerjaan,” kata Menteri AHY.

    Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, pembangunan infrastruktur di Jateng, termasuk Dieng, telah menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.

    “Kita akan bangun infrastruktur yang mengoneksikan ekonomi wilayah, baik antarprovinsi maupun antarkabupaten, kota, dan desa,” katanya.

    Ia mengatakan, Dieng merupakan bagian dari aglomerasi pariwisata Jawa Tengah. Karena itu, pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, bertujuan untuk menghubungkan Dieng dengan destinasi wisata lain.

    “Dieng tidak bisa berdiri sendiri tanpa kita koneksikan dengan aglomerasi wisata-wisata yang lain. Anggaran untuk program ini telah disiapkan,” kata Gubernur.

  • Menko AHY Akan Perbaiki Infrastruktur Dataran Tinggi Dieng
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Agustus 2025

    Menko AHY Akan Perbaiki Infrastruktur Dataran Tinggi Dieng Regional 24 Agustus 2025

    Menko AHY Akan Perbaiki Infrastruktur Dataran Tinggi Dieng
    Tim Redaksi
    BANJARNEGARA, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur di kawasan dataran tinggi Dieng.
    Sebab, akses jalan menuju kawasan wisata tersebut cukup sulit dan sempit, baik dari arah Wonosobo di sisi selatan maupun Batang di sisi utara.
    “Memang saya menyusuri kemarin, jalannya cukup terbatas lebarnya, tentunya secara bertahap kami ingin terus memperkuat rute-rute jalan,” kata AHY saat menghadiri rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) 2025 di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2025).
    AHY mengatakan, konektivitas antarwilayah diperlukan untuk memajukan pariwisata.
    “Konektivitas ini penting karena kalau berbicara pariwisata selalu yang ditanyakan pertama adalah aksesnya bagaimana. Kalau aksesnya baik, jalannya cukup lebar, tidak rusak, saya rasa akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” ujar AHY.
    Menurut AHY, apabila pariwisata suatu daerah maju, akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
    “Kalau pariwisatanya maju pasti akan menghidupkan UMKM, pelaku ekonomi kreatif, membuka lapangan pekerjaan dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap dia. 
    Di tempat yang sama, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan, pembangunan infrastruktur telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.
    “Dieng merupakan bagian dari aglomerasi pariwisata Jawa Tengah, dan perlu dihubungkan dengan destinasi wisata lain agar potensinya semakin maksimal,” kata Luthfi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Senyum Anak Disabilitas di Runway 1,8 Km Jember Fashion Carnaval
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 Agustus 2025

    Senyum Anak Disabilitas di Runway 1,8 Km Jember Fashion Carnaval Surabaya 9 Agustus 2025

    Senyum Anak Disabilitas di Runway 1,8 Km Jember Fashion Carnaval
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Dengan wajah berseri dan didampingi oleh gurunya, seorang anak laki-laki penyandang disabilitas dengan percaya diri melenggang di atas runway Jember Fashion Carnaval (JFC) 2025 bertema Evoluxion.
    Selain itu, anak-anak dengan kostum ala karnaval juga memukau dalam gelaran World Kids Carnival (WKC) JFC di Alun-alun Jember, Jumat (8/8/2025).
    Ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa panggung mode akbar ini adalah milik semua orang, tanpa terkecuali.
    Panjang runway yang dilalui para talent WKC 1,8 kilometer atau dari Alun-alun Jember sampai depan Lippo Plaza.
    Presiden JFC Budi Setiawan menjelaskan, para penyandang disabilitas memang dilibatkan, termasuk JFC yang diciptakan inklusif.
    “Semua bisa menjadi bagian partisipasi dalam menunjukkan karya mereka,” katanya.
    JFC masih berlangsung sampai hari ini (9/8/2025) di Alun-alun Jember dengan rangkaian Wonderful Archipelago Indonesia (WACI) dan Artwear.
    WACI diikuti perwakilan 9 daerah, di antaranya Kabupaten Cirebon, Sumenep, Nganjuk, Wonosobo, Lombok Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Akhir Pelarian Penipu Jual Beli Vespa Fiktif di Bekasi yang Rugikan Korban Rp 1,5 Miliar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Akhir Pelarian Penipu Jual Beli Vespa Fiktif di Bekasi yang Rugikan Korban Rp 1,5 Miliar Megapolitan 5 Agustus 2025

    Akhir Pelarian Penipu Jual Beli Vespa Fiktif di Bekasi yang Rugikan Korban Rp 1,5 Miliar
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Pelarian AWP, pemilik bengkel Vespa ternama di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi, berakhir.
    AWP yang dilaporkan atas dugaan kasus jual beli Vespa fiktif ditangkap petugas di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada Senin (4/8/2025) sore.
    “Pelaku AWP sudah kita tangkap sore ini di daerah Cikarang,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Hatorangan Sianturi saat dikonfirmasi.
    Saat ini, pelaku sudah dibawa ke Polres Metro Bekasi Kota untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
    “Kita bawa ke kantor untuk pemeriksaan lebih lanjut,” imbuh dia.
    Penangkapan AWP berangkat dari laporan seorang warga bernama Andree Noviar Pradana terkait penipuan jual beli Vespa pada 17 Juli 2025.
    Laporan tersebut teregistrasi bernomor: LP/B/1.722/VII/2025/SPKT.SAT RESKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/PMJ.
    Andree mengaku turut menjadi korban penipuan saat pelaku menawarkannya kerja sama jual beli Vespa dengan pihak ketiga senilai Rp 26 juta pada Januari 2025.
    Tawaran tersebut membuat Andree kaget karena pelaku memiliki relasi luas di kalangan komunitas Vespa, tetapi justru memilih dirinya sebagai rekan dalam jual beli unit Vespa.
    Karena hal ini, akhirnya korban kepincut. Ia kemudian mengirim uang sebesar Rp 25,5 juta ke nomor rekening pelaku.
    Namun, setelah uang diserahkan, korban tak kunjung mendapatkan kepastian mengenai unit Vespa tersebut.
    Andree lantas berupaya mencari keberadaan pelaku. Namun, ia kehilangan jejak setelah pelaku diduga kabur ke Jawa Tengah.
    “Dia bilangnya pergi ke luar kota, ke Jawa Tengah,” ucap dia.
    Andree semakin kesulitan mencari persembunyian pelaku setelah bengkel Vespa miliknya tiba-tiba tutup mendadak pada Maret 2025.
    Kondisi ini membuat Andree curiga. Akhirnya, ia mencari informasi mengenai sosok pelaku ke sesama komunitas Vespa.
    Dari pendalaman ini, terungkap fakta bahwa pelaku juga menipu puluhan orang lain dengan berbagai modus.
    Modus tersebut mulai dari jual beli Vespa, servis, restorasi, hingga jual beli
    spare part
    atau aksesori Vespa.
    Bahkan, beberapa unit Vespa milik konsumen diduga dijual pelaku.
    “Jadi modusnya itu, ada jual beli, servis, restorasi, sama investasi
    spare part
    ,” tutur warga Jatibening, Pondok Gede itu.
    Total terdapat 63 orang yang menjadi korban. Seluruh korban berasal dari berbagai daerah di Tanah Air dengan total kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
    “Korbannya ada dari Jakarta, Bogor, Palembang, Riau, Karawang, Cikarang, Subang, Wonosobo, Makassar, dengan kerugian Rp 1,5 miliar,” ungkap Andree.
    Setelah berbulan-bulan mencari, Andree akhirnya mendapatkan alamat persembunyian pelaku, yakni di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
    Andree lantas menemui pelaku pada 29 Juni 2025.
    Dalam pertemuan ini, pelaku berdalih belum bisa mengembalikan uang lantaran tengah menghadapi permasalahan ekonomi.
    Pelaku juga disebut mengakui kesalahannya yang membuat puluhan korban menelan kerugian miliaran rupiah.
    “Dia mengaku salah, bahkan dia ngaku siap dipenjara,” ucap Andree.
    Tak puas dengan jawaban tersebut, ia pun mempertanyakan bentuk pertanggungjawaban pelaku.
    Saat itu, menurut Andree, pelaku mengaku hendak menjual ruko bengkel berlantai dua miliknya senilai Rp 1,7 miliar.
    Setelah ditelusuri, ternyata sertifikat hak milik (SHM) bengkelnya telah dijaminkan ke sebuah bank senilai Rp 1,2 miliar.
    Merasa penjualan ruko tak bisa menutupi seluruh kerugian, Andree dan belasan korban lainnya akhirnya melaporkan pelaku ke Polres Metro Bekasi Kota.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Jual Beli Vespa Fiktif di Bekasi Akan Diperiksa Polisi Malam Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Agustus 2025

    Korban Jual Beli Vespa Fiktif di Bekasi Akan Diperiksa Polisi Malam Ini Megapolitan 1 Agustus 2025

    Korban Jual Beli Vespa Fiktif di Bekasi Akan Diperiksa Polisi Malam Ini
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Penyidik Polres Metro
    Bekasi
    Kota dijadwalkan memeriksa sejumlah korban dugaan penipuan
    jual beli Vespa fiktif
    pada Jumat (1/8/2025) malam.
    Pemeriksaan dilakukan menyusul laporan yang diajukan oleh para korban terhadap AWP, pemilik bengkel Vespa ternama yang berlokasi di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi.
    “Iya nanti malam saya diperiksa sekitar jam 20.00 WIB–21.00 WIB,” kata salah satu korban, Andree Noviar Pradana (32), kepada
    Kompas.com.
    Andree menyebutkan, dirinya akan mendatangi
    Polres Metro Bekasi
    Kota bersama tujuh korban lainnya yang berasal dari Bogor dan Jakarta.
    “Iya sekitar tujuh orang, mereka dari Bogor dan Jakarta, yang Bekasi paling dua orang,” ujar dia.
    Ia berharap pemeriksaan ini dapat menjadi langkah awal pengungkapan kasus dugaan penipuan yang diduga dilakukan oleh AWP.
    “Harapannya ini menjadi titik terang, menjadi pintu awal agar pelaku ditangkap dan dimintai pertanggungjawabannya,” imbuh Andree.
    Kompas.com
    telah menghubungi pihak kepolisian untuk mengonfirmasi jadwal pemeriksaan tersebut, namun hingga berita ini ditulis belum mendapat respons.
    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 63 orang menjadi korban dugaan penipuan jual beli Vespa oleh AWP, pemilik bengkel di Jalan Cipendawa, Rawalumbu.
    Modus yang digunakan beragam, mulai dari jual beli Vespa, jasa servis dan restorasi, hingga penjualan suku cadang dan aksesori Vespa.
    Korban berasal dari berbagai daerah, seperti Kota Bekasi, Jakarta, Bogor, Palembang, Riau, Karawang, Cikarang, Subang, Wonosobo, hingga Makassar.
    Para korban melaporkan kasus ini ke Polres Metro Bekasi Kota pada 17 Juli 2025, yang teregistrasi dengan nomor laporan: LP/B/1.722/VII/2025/SPKT.SAT RESKRIM/
    POLRES METRO BEKASI
    KOTA/PMJ.
    Kompas.com
    juga telah mencoba mengonfirmasi laporan tersebut kepada Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, namun belum mendapatkan tanggapan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bengkel Vespa yang Jadi Modus Penipuan Ternyata Sudah Digadaikan ke Bank Rp 1,2 Miliar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Juli 2025

    Bengkel Vespa yang Jadi Modus Penipuan Ternyata Sudah Digadaikan ke Bank Rp 1,2 Miliar Megapolitan 31 Juli 2025

    Bengkel Vespa yang Jadi Modus Penipuan Ternyata Sudah Digadaikan ke Bank Rp 1,2 Miliar
    Editor
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Bengkel Vespa milik AWP di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota
    Bekasi
    , yang digunakan sebagai kedok dalam
    penipuan
    jual beli Vespa, ternyata telah digadaikan ke sebuah bank senilai Rp 1,2 miliar.
    Fakta ini terungkap setelah salah satu korban, Andree Noviar Pradana (32), menelusuri aset pelaku yang dijanjikan akan dijual untuk mengganti kerugian korban.
    Andree mengatakan, AWP sempat berjanji akan menjual bangunan bengkel dua lantai tersebut senilai Rp 1,7 miliar guna menutup kerugian para korban.
    Namun, setelah ditelusuri, sertifikat hak milik (SHM) bengkel tersebut telah dijaminkan ke bank.
    “Setelah ditelusuri, ternyata sertifikat hak milik bengkelnya telah dijaminkan ke sebuah bank senilai Rp 1,2 miliar,” kata Andree saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/7/2025).
    Andree merupakan satu dari 63 orang yang diduga menjadi
    korban penipuan
    oleh AWP, dengan total kerugian yang ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar.
    Korban berasal dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, Palembang, Riau, Karawang, Cikarang, Subang, hingga Wonosobo.
    Andree sendiri tertipu saat AWP menawarinya bisnis jual beli Vespa senilai puluhan juta rupiah pada Januari 2025.
    “Korbannya ada dari Jakarta, Bogor, Palembang, Riau, Karawang, Cikarang, Subang, Wonosobo, dengan kerugian Rp 1,5 miliar,” ujarnya.
    Setelah mentransfer dana sebesar Rp 25,5 juta ke rekening AWP, Andree tidak pernah mendapatkan kejelasan soal unit Vespa yang dijanjikan.
    Pelaku diduga kabur ke Jawa Tengah dan menutup bengkel miliknya secara mendadak pada Maret 2025.
    Dari penelusuran lebih lanjut di kalangan komunitas Vespa, diketahui bahwa AWP juga diduga menipu puluhan orang lainnya.
    Modus yang digunakan pelaku bervariasi, mulai dari jual beli Vespa, servis, restorasi, hingga investasi spare part dan aksesori.
    Bahkan, beberapa unit Vespa milik konsumen diduga telah dijual tanpa sepengetahuan pemiliknya.
    “Jadi modusnya itu, ada jual beli, servis, restorasi, sama investasi spare part,” ujar Andree yang merupakan warga Jatibening, Pondok Gede.
    Setelah mencari keberadaan pelaku selama berbulan-bulan, Andree berhasil menemui AWP di Gunung Putri, Kabupaten Bogor pada 29 Juni 2025.
    Dalam pertemuan itu, pelaku mengakui perbuatannya namun berdalih tidak bisa mengembalikan uang karena sedang mengalami masalah ekonomi.
    “Dia mengaku salah, bahkan dia ngaku siap dipenjara,” ungkap Andree.
    Namun, karena aset utama pelaku telah dijaminkan, Andree dan belasan korban lainnya merasa tidak akan bisa mendapatkan pengembalian dana secara utuh.
    Mereka pun melaporkan kasus ini ke Polres Metro Bekasi Kota pada 17 Juli 2025. Laporan tersebut telah teregistrasi dengan nomor: LP/B/1.722/VII/2025/SPKT.SAT RESKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/PMJ.
    “Kami berharap laporan diproses dan pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya,” kata Andree.
    Kompas.com telah mencoba mengonfirmasi laporan tersebut kepada Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, namun hingga kini belum mendapatkan respons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bengkel Vespa yang Jadi Modus Penipuan Ternyata Sudah Digadaikan ke Bank Rp 1,2 Miliar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Juli 2025

    3 Bengkel Vespa di Bekasi yang Tipu Korban Miliar Rupiah Tutup Megapolitan

    Bengkel Vespa di Bekasi yang Tipu Korban Miliar Rupiah Tutup
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebuah bengkel Vespa ternama di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota
    Bekasi
    , tengah menjadi sorotan usai sang pemilik berinisial AWP diduga menipu puluhan orang hingga merugi miliaran rupiah.
    Bengkel ini semula menjadi “primadona” para pecinta Vespa untuk meremajakan unitnya.
    Hasil peremajaannya yang tak mengecewakan membuat nama bengkel ini melambung.
    Ketenarannya bahkan sampai ke telinga pecinta Vespa dari berbagai daerah, mulai dari Sumatera hingga Sulawesi.
    Namun kesohorannya perlahan memudar seiring mencuatnya kasus dugaan
    penipuan
    dengan berbagai modus oleh sang pemilik.
    Menurunnya pamor tersebut bahkan membuat bengkel akhirnya tutup sejak Maret 2025. Penutupan terjadi seiring semakin santernya kasus yang menyeret sang pemilik.
    Kompas.com di lokasi Rabu (30/7/2025), kondisi pelataran bengkel tampak berantakan. 
    Sampah, debu, hingga puing pepohonan berserakan di halaman bengkel.
    Kondisi yang sama juga terjadi di sudut-sudut tembok bangunan bengkel.
    Tampak sawang atau sarang laba-laba berwarna pekat menempel di tembok bangunan.
    Sementara pada bagian rolling door dan tembok bangunan terpasang sebuah stiker “segera dijual/dilelang”.
    Diketahui, bangunan bengkel berlantai dua ini telah diagunkan oleh pemilik ke salah satu bank dengan nilai Rp 1,2 miliar.
    Salah satu korban, Andree Noviar Pradana (32) mendatangi lokasi bengkel milik pelaku pada Rabu hari ini.
    Dari lokasi ini, Andree menaruh harapan besar pelaku segera ditangkap polisi agar tak ada lagi korban lain.
    Pasalnya, hingga kini pelaku diduga masih melancarkan penipuan yang menyasar pecinta Vespa.
    “Kami berharap segera ditangkap agar pelaku berhenti menipu, karena pelaku masih menipu. Jadi korban akan terus ada kalau polisi tidak memproses,” ucap Andree kepada Kompas.com di lokasi.
    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 63 orang diduga tertipu jual beli Vespa oleh seorang pemilik bengkel berinisial AWP di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota Bekasi.
    Pelaku diduga menipu korban dengan modus seperti jual beli Vespa, servis, restorasi, hingga jual beli spare part atau aksesori Vespa.
    Puluhan korban tersebut berasal dari berbagai daerah, mulai dari Kota Bekasi, Jakarta, Bogor, Palembang, Riau, Karawang, Cikarang, Subang, Wonosobo, hingga Makassar.
    Para korban kemudian melaporkan pelaku ke Polres Metro Bekasi Kota pada 17 Juli.
    Laporan tersebut teregistrasi bernomor: LP/B/1.722/VII/2025/SPKT.SAT RESKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/PMJ.
    Kompas.com telah mengonfirmasi terkait laporan korban ke Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, namun hingga kini belum direspons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puluhan Korban Penipuan Vespa di Bekasi, Ada yang dari Bogor hingga Riau
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Juli 2025

    Puluhan Korban Penipuan Vespa di Bekasi, Ada yang dari Bogor hingga Riau Megapolitan 30 Juli 2025

    Puluhan Korban Penipuan Vespa di Bekasi, Ada yang dari Bogor hingga Riau
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebanyak 63 orang diduga tertipu jual beli Vespa oleh seorang pemilik bengkel ternama berinisial AWP di Jalan Cipendawa, Rawalumbu, Kota
    Bekasi
    .
    Korban berasal dari berbagai daerah di Tanah Air dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar.
    “Korbannya ada dari Jakarta, Bogor, Palembang, Riau, Karawang, Cikarang, Subang, Wonosobo, dengan kerugian Rp 1,5 miliar,” ujar salah satu korban, Andree Noviar Pradana (32), kepada
    Kompas.com,
    Rabu (30/7/2025).
    Andree mengaku turut menjadi
    korban penipuan
    saat pelaku menawarkannya bisnis jual beli Vespa dengan pihak ketiga senilai puluhan juta pada Januari 2025.
    Tawaran tersebut membuat Andree kaget karena pelaku memiliki relasi luas di kalangan komunitas Vespa, tetapi justru memilih dirinya sebagai rekan dalam jual beli unit Vespa.
    Karena hal ini, akhirnya korban kepincut. Ia kemudian mengirim uang sebesar Rp 25,5 juta ke nomor rekening pelaku.
    Namun, setelah uang diserahkan, korban tak kunjung mendapatkan kepastian mengenai unit Vespa tersebut. Andree lantas berupaya mencari keberadaan pelaku.
    Andree kemudian kehilangan jejak setelah pelaku diduga kabur ke Jawa Tengah. Andree semakin kesulitan mencari persembunyian pelaku setelah bengkel Vespa miliknya tiba-tiba tutup mendadak pada Maret 2025.
    Kondisi ini membuat Andree curiga. Akhirnya, ia mencari informasi mengenai sosok pelaku ke sesama komunitas Vespa.
    Dari pendalaman ini terungkap fakta bahwa pelaku juga menipu puluhan orang lainnya dengan berbagai modus.
    Modus tersebut mulai dari jual beli Vespa, servis, restorasi, hingga jual beli spare part atau aksesori Vespa. Bahkan, beberapa unit Vespa milik konsumen diduga dijual pelaku.
    “Jadi modusnya itu, ada jual beli, servis, restorasi, sama investasi spare part,” tutur warga Jatibening, Pondok Gede itu.
    Setelah berbulan-bulan mencari keberadaan pelaku, Andree akhirnya mendapatkan alamat persembunyiannya di kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
    Andree lantas menemui pelaku pada 29 Juni 2025. Dalam pertemuan ini, pelaku berdalih belum bisa mengembalikan uang lantaran tengah menghadapi permasalahan ekonomi.
    Pelaku juga disebut mengakui kesalahannya yang membuat puluhan korban menelan kerugian miliaran rupiah.
    “Dia mengaku salah, bahkan dia ngaku siap dipenjara,” ucap Andree.
    Tak puas dengan jawaban tersebut, ia pun mempertanyakan bentuk pertanggungjawaban pelaku.
    Saat itu, menurut Andree, pelaku mengaku hendak menjual ruko bengkel berlantai dua miliknya senilai Rp 1,7 miliar.
    Setelah ditelusuri, ternyata sertifikat hak milik (SHM) bengkelnya telah dijaminkan ke sebuah bank senilai Rp 1,2 miliar.
    Merasa penjualan ruko tak bisa menutupi seluruh kerugian, Andree dan belasan korban lainnya akhirnya melaporkan pelaku ke Polres Metro Bekasi Kota pada 17 Juli.
    Laporan tersebut teregistrasi bernomor: LP/B/1.722/VII/2025/SPKT.SAT RESKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/PMJ.
    “Kami berharap laporan diproses dan pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya,” imbuh dia.
    Kompas.com
    telah mengonfirmasi terkait laporan korban ke Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, namun hingga kini belum direspons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nafa Urbach Minta BPOM Aktif Beri Edukasi Soal Keamanan Pangan

    Nafa Urbach Minta BPOM Aktif Beri Edukasi Soal Keamanan Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com- Anggota DPR sekaligus artis, Nafa Urbach menyoroti pentingnya keamanan pangan. Maka dari itu ia meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya keamanan pangan.

    “Kita minta BPOM terus gencar melakukan sosialisasi seperti yang dilakukan di Wonosobo ini untuk memberikan edukasi masyarakat soal pentingnya keamanan pangan,” ungkap Nafa, dikutip dari akun @nafaurbach, Sabtu (26/7/2025).

    Menurut Nafa, edukasi  dari BPOM  penting agar masyarakat awam lebih cerdas dalam memilih produk pangan, termasuk memahami label kemasan, tanggal kedaluwarsa, dan izin edar produk pangan yang dijual.

    “Biar masyarakat makin cerdas memilih produk,” imbuhnya. 
     

    Selain untuk masyarakat, Nafa berharap sosialisasi yang dilakukan BPOM dapat mendorong para pelaku usaha lokal untuk mematuhi standar keamanan dan kehalalan produk yang diproduksi dan dijual kepada publik.

    “Ini sebagai upaya mewujudkan Wonosobo dan pangan Indonesia yang sehat, serta Indonesia mandiri secara pangan,” tandas Nafa singkat. 

  • Satu dari 9 Korban Bentrok saat Acara Habib Rizieq di Pemalang Terluka Parah di Kepala

    Satu dari 9 Korban Bentrok saat Acara Habib Rizieq di Pemalang Terluka Parah di Kepala

    GELORA.CO –  Satu dari 9 korban bentrok massa Front Pembela Islam (FPI) dengan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) di Pemalang mengalami luka parah.

    Korban berinisial S (43), warga Wonosobo.

    Direktur RSI Siaga Medika Pemalang, dr Ofi Dwiantoro mengatakan dari hasil pemeriksaan, korban mengalami luka di sembilan titik pada bagian kepala.

    Korban mengalami penurunan kesadaran.

    “Tidak ada luka di tubuh bagian lain, seluruh luka ada di kepala. Diduga akibat hantaman benda tumpul,” kata dr Ofi  saat ditemui di rumah sakit, Kamis.

    Saat ini, kondisi korban masih belum stabil dan gelisah. 

    Pihak rumah sakit terus memantau sambil melakukan penanganan medis lanjutan.

    Sementara itu delapan korban lainnya telah mendapat perawatan medis.

    Delapan orang mengalami luka ringan akibat benturan benda tumpul dan hanya perlu menjalani rawat jalan.

    Mayoritas mereka mengalami luka di bagian kepala dan tangan.

    Sementara, satu pasien masih menjalani observasi intensif akibat cedera berat di bagian kepala.

    “Sebagian besar luka akibat lemparan batu, bukan senjata tajam.”

    “Yang dirawat jalan didominasi luka ringan di kepala dan lengan,” ungkap dr Ofi.

    Bentrokan terjadi saat acara ceramah Habib Muhammad Rizieq Shihab dalam acara peringatan bulan Muharam di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (22/7/2015) malam.

    Bentrokan itu melibatkan dua ormas, Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah atau PWI‑LS dan Front Persatuan Islam (FPI).

    Sebelumnya korban disebut 5 orang. Mereka terkena sabetan senjata tajam.

    Belakangan korban bertambah menjadi 9 orang, termasuk polisi.

    Kronologis Kejadian

    Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar menjelaskan kronologis kejadian sebelum bentrokan terjadi. 

    Mulanya rombongan IB HRS mau masuk lokasi Tabligh Akbar di Petarukan –  Pemalang Jateng pada Rabu (23/7/2025) pukul 22.00 WIB lewat Depan Panggung.

    “Rombongan sempat dihadang Brigade Polisi dan diarahkan agar lewat jalur belakang panggung tapi Komandan Tim Pengawalan IB HRS menolak & sempat bedebat dengan Polisi ” ucap Aziz saat dikonfirmasi Kamis (24/7/2025).

    Argumen Tim Pengawalan IB HRS adalah bahwa jalur depan panggung sudah disterilkan oleh panitia dan warga. 

    Akhirnya IB HRS lewat depan panggung dan aman, lalu mengisi ceramah dengan sukses & berkah. Alhamdulillaah.

    Ternyata jalur belakang panggung sudah dikuasai PWI LS yang sedang menunggu untuk hadang IB-HRS.

    Akhirnya panitia dan warga yg ada di jalur belakang panggung bentrok dengan PWI LS.

    Disebutnya kemudian PWI LS dipukul mundur dari jalur tersebut.

    “Namun alhamdulillah setelah itu Polisi melindungi warga dan panitia meski sebelumnya telah terjadi bentrok dan membuat pihak warga dan panitia serta PWI LS luka-luka karena bentrok,” imbuhnya.

    Sedikitnya, lima orang terluka akibat kejadian ini, sejumlah saksi mengatakan bahwa bentrokan pecah pada malam hari itu.

    Dikutip dari TribunBanyumas, warga, Ahmad (50) mengatakan, insiden berlangsung singkat, tetapi intens. 

    “Banyak FPI mungkin ya, bajunya putih‑putih mengejar orang‑orang yang baju hitam katanya kubu PWI, kejadiannya sekitar 15 menitan,” ucap Ahmad.

    Ratusan anggota PWI-LS yang berkumpul di masjid sekitar lokasi berusaha masuk ke area ceramah untuk membubarkan acara menyambut kedatangan Rizieq Shihab.

    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satu dari 9 Korban Bentrok saat Acara Rizieq Shihab di Pemalang Terluka Parah di Kepala, https://www.tribunnews.com/regional/2025/07/24/satu-dari-9-korban-bentrok-saat-acara-rizieq-shihab-di-pemalang-terluka-parah-di-kepala?page=2.