kab/kota: Wonosobo

  • Viral Suami Ceraikan Istri Usai Lulus PPPK, Apakah Akan Dipecat?

    Viral Suami Ceraikan Istri Usai Lulus PPPK, Apakah Akan Dipecat?

    GELORA.CO – Seorang suami viral usai ceraikan istrinya ketika lolos jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Apakah ia akan dipecat karena hal tersebut?

    Peristiwa perceraian ini disebut terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Perceraian ini menjadi viral usai sebuah video yang memperlihatkan sang istri tersebar di media sosial TikTok dan Facebook.

    Dalam video tersebut, terlihat sang istri yang tengah mengemas barang-barang miliknya untuk dibawa pulang. Terlihat beberapa tetangga mengantarkan kepergian sang istri ke rumah orang tuanya itu.

    Bermula dari unggahan akun Facebook Rita Sugiarti Ricentil, video yang memperlihatkan sang istri tengah mengemasi barang-barangnya itu setidaknya viral pada pada Senin (21/10/2025) dan Selasa (22/10).

    Sejumlah tagar terkait peristiwa itu lalu viral di Facebook, seperti #PPPKViral dan #IstriPejuangBajuKorpri.

    Viral PPPK Aceh Singkil Ceraikan Istri, Apakah Akan Dipecat?

    Dalam unggahan akun Instagram @tercyduck.aceh pada Senin, video yang viral tersebut dijelaskan merupakan momen ketika sang istri bernama Safitri hendak pulang ke rumah orang tuanya setelah diceraikan suaminya.

    Dalam narasi pada unggahan video tersebut, Safitri disebut diceraikan suaminya hanya dalam dua hari sebelum suaminya mendapatkan surat keputusan (SK) kepegawaian sebagai PPPK.

    Peristiwa perceraian itu sendiri disebut terjadi pada 15 Agustus 2025 lalu. Sementara suaminya, yang diduga merupakan PPPK Satpol-PP, mendapatkan SK kepegawaiannya pada 17 Agustus lalu.

    Pada unggahan video tersebut di Facebook, warganet ramai memberikan simpati atas apa yang menimpa safitri tersebut.

    “Sedih kali lihatnya, perempuan itu bahkan ngaku beli baju KORPRI suaminya pakai uang hasil dagang sendiri. Tapi malah ditinggalkan begitu saja,” tulis seorang warganet di Facebook.

    Setidaknya hingga artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil terkait peristiwa yang viral tersebut.

    Akan tetapi, Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, mendapat tekanan dari warganet terkait peristiwa ini. Dalam akun Instagram miliknya, @safriadioyon, warganet meramaikan kolom komentar akun bupati itu dengan seruan untuk memecat oknum PPPK tersebut.

    “Pak.. satpol PP daerah bapak ada yang menceraikan istrinya mentang” lulus PPPK …masih PPPK aja udah songong, apalagi jadi pejabat,” tulis seorang warganet di kolom komentar akun Instagram Bupati Aceh Singkil tersebut.

    Meskipun begitu, akun pribadi Safriadi Oyon tersebut belum memberikan respons terkait hal tersebut maupun komentar para warganet terkait kabar perceraian salah satu PPPK tersebut.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 1990, setiap pegawai negeri sipil (PNS) tidak dilarang untuk melakukan perceraian.

    Akan tetapi, berdasarkan PP tersebut, setiap pegawai yang akan bercerai wajib mengajukan izin terlebih dahulu dari pejabat terkait. Perceraian hanya boleh dilakukan jika izin telah diberikan.

    “Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin atau surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat,” bunyi diktum pertama PP tersebut.

    Ketika mengajukan izin cerai tersebut, pegawai juga diharuskan untuk memberitahukan alasan mengapa perceraian tersebut perlu dilakukan.

    Akan tetapi, berbeda dari PNS yang mengacu pada PP, sejumlah daerah memiliki ketentuan terkait perceraian PPPK sendiri.

    Salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Wonosobo, melalui Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 33 Tahun 2022 tentang Disiplin Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

    Dalam Pasal 9 Peraturan Bupati Wonosobo itu, PPPK diperbolehkan cerai selama mendapat izin dari Pejabat Pembina Kepegawaian.

    Dalam pasal 10, aturan itu mengatur bahwa PPPK yang melanggar ketentuan tersebut dapat dikenai sanksi berupa hukuman disiplin.

  • DAMRI Lampung-Wonosobo Resmi Meluncur, Tarif Promo Rp300.000 hingga Akhir November 2025

    DAMRI Lampung-Wonosobo Resmi Meluncur, Tarif Promo Rp300.000 hingga Akhir November 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — DAMRI resmi membuka rute baru Lampung–Wonosobo, yang menghubungkan gerbang Sumatra dan dataran tinggi Jawa Tengah. 

    Head of Corporate Communication DAMRI Septian Adri menyampaikan, layanan ini menjadi langkah strategis DAMRI dalam memperluas jaringan serta memperkuat konektivitas antardaerah, baik untuk mobilitas masyarakat, wisata, maupun aktivitas ekonomi.

    Rute ini menghubungkan dua wilayah dengan potensi besar, yakni Lampung sebagai gerbang Sumatra, dan Wonosobo sebagai destinasi wisata unggulan di dataran tinggi Dieng. 

    “Dengan hadirnya layanan ini, masyarakat kini memiliki alternatif perjalanan darat lintas pulau yang lebih nyaman, terjangkau, dan efisien, sekaligus menikmati keindahan lintasan sepanjang Pulau Jawa,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (19/10/2025). 

    Rute Lampung – Wonosobo dilayani setiap hari dengan keberangkatan dari Pringsewu pukul 14.00 WIB dan dari Stasiun DAMRI Rajabasa pukul 15.00 WIB. Dari arah sebaliknya berangkat dari Wonosobo pukul 12.00 WIB.

    DAMRI memberikan tarif promo mulai dari Rp300.000 yang berlaku hingga 30 November 2025. Harga tersebut termasuk fasilitas layanan kelas Bisnis, layanan makan, dan pengisi daya untuk kenyamanan selama perjalanan.

    Selain melayani angkutan penumpang, DAMRI juga menyediakan layanan pengiriman paket barang melalui rute tersebut untuk memperlancar distribusi logistik dan perdagangan masyarakat antara Sumatra dan Jawa.

    “Dengan hadirnya rute ini, DAMRI ingin memberikan pilihan perjalanan lintas pulau yang lebih mudah dijangkau dan terintegrasi bagi masyarakat untuk menjelajahi dua destinasi unggulan, mulai dari keindahan pantai di pesisir Lampung hingga pesona dataran tinggi Dieng,” ungkapnya. 

    Adapun rute ini hadir menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. DAMRI telah menyatakan kesiapan penuh dalam melayani mobilitas masyarakat antarkota dan antar provinsi menjelang momen tersebut. 

    Mengingat pada masa Nataru 2024/2025 lalu, DAMRI mencatat rata-rata okupansi mencapai 70% dengan 179.000 pelanggan AKAP terlayani selama periode 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.

    Tingginya animo tersebut menjadi sinyal positif bagi pergerakan transportasi publik pada akhir tahun ini.

    Perseroan pun mendorong masyarakat untuk merencanakan perjalanan lebih awal agar dapat menikmati pengalaman perjalanan yang lancar dan menyenangkan. 

    “Untuk tahun ini, Damri telah menyiapkan langkah-langkah peningkatan layanan, di antaranya penyesuaian jadwal keberangkatan, optimalisasi armada di jalur padat, serta penerapan sistem monitoring digital untuk memastikan keamanan dan ketepatan waktu perjalanan,” ujar Vice President Corporate Secretary Damri Chrystian R. M. Pohan, Rabu (8/10/2025).

  • Anggota DPR: Jaga sawah, jaga kedaulatan pangan nasional

    Anggota DPR: Jaga sawah, jaga kedaulatan pangan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi II DPR RI Azis Subekti menegaskan langkah Presiden Prabowo Subianto untuk memperketat larangan alih fungsi lahan sawah perlu mendapat dukungan penuh karena kedaulatan pangan bukan hanya slogan, melainkan fondasi ketahanan nasional

    “Saya percaya, menjaga sawah sama artinya dengan menjaga masa depan bangsa. Presiden telah memberi arah yang tegas. Tugas kami di legislatif dan pemerintah daerah adalah memastikan arah itu berjalan dengan disiplin dan konsisten. Lahan pertanian bukan sekadar bidang tanah, ia adalah sumber kehidupan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa,” kata Azis dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Aziz berharap langkah tegas Presiden Prabowo menjadi awal bagi kebangkitan pertanian yang berkeadilan dan berkelanjutan karena sejatinya kekuatan pangan Indonesia bertumpu pada tanahnya sendiri dan tangan para petaninya.

    Ia menambahkan pernyataan Presiden Prabowo bukan sekadar seruan moral, tetapi peringatan keras terhadap realitas lapangan bahwa lahan-lahan produktif terus menyusut akibat tekanan investasi dan urbanisasi yang tidak terkendali.

    Data Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) menunjukkan Indonesia saat ini memiliki sekitar 7,38 juta hektare lahan baku sawah, namun luasnya terancam terus berkurang.

    Pemerintah menargetkan agar 87 persen dari total lahan baku tersebut dapat dikunci menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan, yang artinya tidak boleh dialihfungsikan untuk kepentingan apa pun selain pertanian.

    Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa celah hukum dan lemahnya pengawasan sering kali membuat kebijakan ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.

    “Saya memandang bahwa akar masalah alih fungsi sawah tidak hanya soal izin, tetapi menyangkut sinkronisasi tata ruang dan integritas kebijakan daerah,” ujarnya

    Menurutnya, masih ada daerah yang belum menyelesaikan pembaruan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang sejalan dengan peta lahan sawah dilindungi (LSD) yang ditetapkan pemerintah pusat.

    Akibatnya, terjadi tumpang tindih antara peta nasional dan rencana daerah. Di celah inilah sering muncul praktik “alih fungsi terselubung”, yaknj izin diberikan atas nama investasi strategis tanpa memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap produksi pangan.

    Selain itu, mekanisme rekomendasi perubahan penggunaan tanah pada LSD sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 2 Tahun 2024 (Pasal 12) juga berpotensi membuka ruang penyalahgunaan.

    Instrumen hukum ini sejatinya dibuat untuk kondisi khusus, tetapi tanpa transparansi dan pengawasan publik, dapat menjadi pintu legal bagi konversi lahan yang seharusnya dilindungi.

    “Saya menilai ke depan, seluruh proses rekomendasi harus dibuka secara digital dan bisa diaudit oleh masyarakat. Keterbukaan adalah benteng utama pencegahan penyimpangan,” kata Azis.

    Semua pihak harus memahami bahwa setiap hektare sawah yang hilang bukan hanya kehilangan lahan, tetapi juga kehilangan produksi, lapangan kerja, dan stabilitas harga pangan.

    Indonesia tidak bisa bergantung pada impor beras selamanya. Jika lahan-lahan subur terus berkurang, maka krisis pangan bukan sekadar ancaman global, tetapi bisa menjadi krisis nasional yang nyata.

    Karena itu, kebijakan Presiden Prabowo merupakan langkah strategis untuk memastikan ketahanan pangan nasional berpijak di atas kedaulatan lahan sendiri.

    Dari perspektif legislasi, Komisi II DPR RI yang bermitra dengan Kementerian ATR/BPN memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa perlindungan LP2B dan LSD benar-benar terintegrasi ke dalam sistem perizinan digital, seperti OSS (Online Single Submission) dan KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang).

    Izin investasi harus tunduk pada peta ruang yang telah dilindungi secara hukum. Kami juga mendorong moratorium penerbitan izin baru di atas lahan yang masuk dalam peta LSD hingga seluruh daerah menyelesaikan sinkronisasi RTRW dan RDTR nya.

    Perlindungan lahan

    Namun, perlindungan lahan pertanian tidak cukup hanya dengan regulasi; ia harus diikuti penguatan infrastruktur pendukung pertanian.

    Di Purworejo, salah satu kunci ketahanan pangan adalah normalisasi Sungai Bogowonto yang selama ini menjadi sumber irigasi utama bagi ribuan hektare sawah.

    Pendangkalan dan kerusakan parapet di sejumlah titik membuat aliran air tak lagi optimal, bahkan mengancam banjir di musim hujan.

    Ia menilai perlu percepatan normalisasi segmen Purworejo – Bagelen – Ngombol oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu – Opak, agar irigasi dan pengendalian banjir bisa berjalan beriringan.

    Sementara itu, di Wonosobo, banyak saluran irigasi lama yang kini kering akibat sedimentasi dan keterbatasan anggaran. Tahun 2025, tidak ada alokasi DAK (Dana Alokasi Khusus) irigasi bagi Wonosobo, padahal jaringan ini vital untuk menghidupkan kembali sawah teknis di dataran tinggi.

    “Saya mendorong agar pemerintah daerah bersama BBWS menyiapkan rehabilitasi saluran lama dengan memanfaatkan Embung Dieng I dan II yang baru diserahkan pengelolaannya kepada DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Wonosobo pada September 2025. Embung tersebut dapat berfungsi sebagai suplesi air untuk jaringan sekunder dan tersier yang selama ini tidak lagi beroperasi,” tuturnya.

    Upaya seperti normalisasi Bogowonto dan reaktivasi irigasi lama di Wonosobo bukan hanya soal proyek fisik, melainkan bentuk nyata menjaga nadi pertanian rakyat. Ketika air kembali mengalir ke sawah, maka semangat petani pun akan hidup kembali. Inilah wujud konkret dari semangat Presiden Prabowo dalam membangun kedaulatan pangan yang berakar di desa.

    Bagi daerah-daerah pertanian seperti Wonosobo, Temanggung, Purworejo, Magelang, dan Kota Magelang, wilayah yang saya wakili di DPR RI, isu ini bukan sekadar wacana nasional, tetapi menyentuh langsung kehidupan petani. Sawah di dataran tinggi dan lereng-lereng subur itu adalah benteng ekonomi rakyat.

    “Karena itu, saya akan mendorong pemerintah daerah untuk segera memetakan ulang desa-desa yang memiliki sawah beririgasi teknis, menetapkannya dalam LP2B daerah, dan mengawasi agar tidak ada revisi tata ruang yang menggerus sawah produktif,” ujar Azis.

    Namun, pengendalian saja tidak cukup. Petani yang mempertahankan sawahnya perlu diberikan insentif nyata: pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), prioritas Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian, bantuan Alat dan mesin pertanian (alsintan), serta jaminan harga gabah yang stabil.

    Tanpa dukungan ekonomi, upaya mempertahankan sawah hanya akan membebani petani kecil. Kedaulatan pangan tidak mungkin dicapai tanpa keadilan bagi petani.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6
                    
                        Belatung di Makanan MBG Wonosobo, Dinkes: Tak Dikonsumsi Siswa, Hanya Jijik
                        Regional

    6 Belatung di Makanan MBG Wonosobo, Dinkes: Tak Dikonsumsi Siswa, Hanya Jijik Regional

    Belatung di Makanan MBG Wonosobo, Dinkes: Tak Dikonsumsi Siswa, Hanya Jijik
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kabupaten Wonosobo memastikan bahwa makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditemukan berbelatung belum sempat dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar.
    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan Sulat, menyatakan bahwa insiden ini terjadi di SD 2 Kalikarung, Kecamatan Kalibawang, dan langsung ditindaklanjuti setelah larva ditemukan dalam menu lauk tahu saat dilakukan uji organoleptik oleh tim keamanan pangan sekolah.
    “Makanan itu belum sempat dimakan anak-anak, hanya membuat mereka jijik melihatnya. Setelah diketahui ada larva, pihak sekolah langsung menarik dan mengembalikan makanan ke SPPG untuk diganti,” ujar Jaelan, Sabtu (18/10/2025).
    Jaelan menambahkan bahwa tidak ada siswa yang mengalami keracunan atau gangguan kesehatan akibat peristiwa tersebut.
    Ia menekankan bahwa reaksi yang muncul hanyalah karena rasa jijik setelah melihat isi lauk.
    “Kasus ini bukan karena konsumsi makanan terkontaminasi, melainkan karena jijik setelah melihat isi lauknya,” tambahnya.
    Sebelumnya, beredar video berdurasi 30 detik di media sosial yang menunjukkan tahu dalam menu MBG dipenuhi belatung.
    Video itu diunggah akun TikTok @yun e’r dan YouTube @dinodoni1, dan telah ditonton lebih dari 1,2 juta kali, dengan 13,1 ribu suka dan 8.700 kali dibagikan.
    Dalam caption video disebutkan bahwa kejadian terjadi di empat sekolah dasar di Kecamatan Kalibawang. Namun, Jaelan membantah hal tersebut.
    “Di SD 1 Kalikarung hasil uji organoleptik aman, tidak ditemukan apapun. Sedangkan di SD 2 Kalikarung memang ditemukan larva di satu jenis makanan,” jelasnya.
    Sejak berdirinya Sentra Pangan Program Gizi (SPPG) di Wonosobo pada 13 Januari 2025, Dinas Kesehatan telah menjalankan protokol ketat mitigasi keamanan pangan dalam pelaksanaan MBG.
    Langkah-langkah mitigasi tersebut mencakup:
    “Kami bahkan bentuk tim keamanan pangan di sekolah-sekolah. Mereka dilatih melakukan uji organoleptik — melihat, mencium, meraba, dan mencicipi makanan sebelum dibagikan,” ujar Jaelan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Rumah Warga di Tanggamus Lampung Jadi ‘Langganan’ Maling

    Cerita Rumah Warga di Tanggamus Lampung Jadi ‘Langganan’ Maling

    Liputan6.com, Jakarta Rumah milik Trimadyo (30) di Pekon Banyu Urip, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, tiga kali disatroni maling. Insiden terakhir terjadi pada Senin (6/10/2025) pagi, pelaku tak hanya merampok, tapi juga diduga berupaya memerkosa adik korban yang masih berusia belasan tahun.

    Para pelaku diduga menggunakan modus berbeda setiap kali beraksi, namun kali ini mereka berpura-pura menjadi sales berpenampilan rapi dengan kemeja putih dan celana hitam.

    Mereka datang berboncengan menggunakan sepeda motor, lalu masuk ke rumah korban melalui pintu samping.

    “Sudah tiga kali kejadian perampokan di rumah itu. Warga di sini sudah sangat resah,” ujar Sagiman (50), tetangga korban, Rabu (8/10/2025).

    Dia berharap aparat kepolisian segera menangkap para pelaku agar warga kembali merasa aman.

    Trimadyo menceritakan, sebelum kejadian, adiknya menerima pesan dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai keponakan dan memberitahu bahwa kakek mereka sedang sakit. Pesan itu menjadi pancingan agar Trimadyo keluar rumah bersama istrinya.

    “Begitu saya keluar sudah jauh dari rumah, tiga orang tak dikenal berpakaian rapi langsung masuk ke rumah. Mereka pura-pura jadi sales, tapi kemudian mencekik dan mengancam adik saya pakai senjata tajam,” ungkapnya.

    Korban sempat disekap dan rumahnya diacak-acak. Pelaku bahkan mencoba melecehkan korban, namun berhasil digagalkan karena korban melawan dengan berteriak dan menendang pelaku hingga mereka kabur.

    Akibat kejadian itu, sejumlah barang berharga milik korban, termasuk emas seberat lima gram dan uang tabungan, raib dibawa pelaku.

    Korban kemudian dibawa ke puskesmas dan kini mengalami trauma berat.

    “Adik saya sampai sekarang masih ketakutan. Setiap ditanya tentang kejadian itu, dia selalu menangis,” ungkapnya.

    Hingga kini pihak keluarga belum membuat laporan resmi ke polisi karena kondisi korban yang masih terguncang.

    Kasat Reskrim Polres Tanggamus, AKP Khairul Yassin Ariga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Iya sudah ke TKP, saat ini masih dalam tahap penyelidikan dan pendalaman. Tim dari Polsek Wonosobo kemarin sudah melakukan pendampingan ke keluarga korban dan berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Tanggamus,” jelas dia.

  • Komplotan Rampok Menyamar Jadi Sales Satroni Rumah Warga di Tanggamus, Korban Nyaris Diperkosa

    Komplotan Rampok Menyamar Jadi Sales Satroni Rumah Warga di Tanggamus, Korban Nyaris Diperkosa

    Liputan6.com, Lampung – Komplotan perampok berjumlah tiga orang menyatroni rumah warga di Pekon Banyu Urip, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Senin pagi (6/10/2025).

    Untuk mengelabui warga, para pelaku berpura-pura sebagai sales dengan mengenakan kemeja putih dan celana bahan hitam. Begitu tiba di lokasi, mereka langsung masuk ke rumah tanpa izin.

    Saat kejadian, rumah dalam keadaan sepi. Hanya ada seorang gadis belasan tahun yang berada di rumah karena anggota keluarga lainnya sedang pergi.

    Para pelaku perampokan kemudian menyekap korban dan melakukan kekerasan seksual terhadapnya. Dua pelaku memegangi tangan korban, sementara satu orang lainnya menggeledah rumah dan membawa kabur perhiasan emas seberat 5 gram serta uang tunai.

    Kakak korban, Trimadyo (30), mengatakan aksi itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu ia dan istrinya sedang menjenguk kakek mereka yang sakit di Pekon Sopoyono.

    “Mereka masuk lewat pintu samping rumah. Kondisi sedang sepi karena kami ke rumah kakek. Adik saya sendirian di rumah,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).

    Trimadyo menuturkan, para pelaku tidak hanya merampas harta benda, tetapi juga mencoba memperkosa adiknya dengan ancaman senjata tajam jenis badik.

    “Adik saya sempat melawan, menendang dan berteriak hingga pelaku kabur,” ungkapnya.

     

  • Kementerian PU selesai bangun dua embung di Dataran Tinggi Dieng

    Kementerian PU selesai bangun dua embung di Dataran Tinggi Dieng

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyelesaikan pembangunan dua embung sebagai infrastruktur tampungan air irigasi di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur air seperti bendungan, bendung, embung, dan waduk memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

    “Kementerian PU terus berkomitmen membangun dan menyelesaikan infrastruktur pengelolaan air seperti bendungan, bendung, embung, hingga waduk di berbagai daerah,” ujar Dody dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, kehadiran infrastruktur ini sangat penting untuk mendukung ketersediaan air irigasi pertanian, menjaga produktivitas lahan, serta memastikan pasokan pangan tetap terjaga meskipun menghadapi tantangan musim kemarau atau perubahan iklim.

    Kehadiran Embung Dieng 1 dan Embung Dieng 2 memberikan manfaat besar dalam memperkuat ketersediaan air irigasi, khususnya pertanian sayuran dataran tinggi yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Wonosobo.

    Embung Dieng 1 terletak di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, dengan volume tampung 3.284,7 m³ dan luas genangan 2.339,18 m². Embung ini mampu melayani irigasi pertanian seluas 58,10 hektare, mencakup wilayah Sikunang 1, Sikunang 2, serta layanan telaga.

    Selain untuk irigasi, embung ini juga berfungsi sebagai kolam retensi guna mengendalikan banjir dan menjaga keseimbangan ekosistem kawasan hulu Sungai Serayu.

    Sementara itu, Embung Dieng 2 memiliki volume tampung 4.064 m³ dan luas genangan 2.291,60 m², yang melayani irigasi seluas 5,35 hektar. Selain mendukung pertanian, embung ini juga dikembangkan sebagai destinasi wisata untuk menunjang daya tarik pariwisata Dataran Tinggi Dieng.

    Kedua embung ini mulai dibangun Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak sejak penandatanganan kontrak Mei 2024 dan sudah selesai konstruksi 100 persen. Kehadiran Embung Dieng telah membantu menjaga keberlanjutan air irigasi pertanian, khususnya pada musim kemarau.

    Kawasan Dieng yang dikenal dengan panorama pegunungan telah lama menjadi sentra produksi sayuran dataran tinggi seperti kentang, wortel, kubis, dan bawang putih.

    Bahkan, Kentang Dieng dikenal memiliki kualitas unggul yang menjadi identitas pertanian lokal. Selain itu, komoditas khas seperti carica, purwaceng, tembakau, dan kopi arabika juga tumbuh di kawasan ini.

    Dengan dukungan irigasi dari Embung Dieng, tanaman pertanian masyarakat dapat memperoleh pasokan air yang cukup sepanjang tahun, termasuk pada musim kemarau.

    Ketersediaan air yang terjamin tidak hanya membantu menjaga keberlanjutan produksi, tetapi juga meningkatkan hasil panen yang diharapkan dapat memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jalur Kereta Api Mati Mau Dihidupkan Lagi, Ini Daftarnya

    Jalur Kereta Api Mati Mau Dihidupkan Lagi, Ini Daftarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan mencatat masih ada ribuan kilometer jalur kereta api yang saat ini tidak beroperasi alias nonaktif. Pemerintah sendiri sudah memiliki rencana untuk menghidupkan kembali beberapa jalur tersebut, namun masih terkendala anggaran.

    “Total jalur non aktif sebanyak 2.233 Km,” ungkap Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA Kemenhub, Arif Anwar dalam media Briefing Kemenhub, dikutip Minggu (27/9/2025).

    Jalur-jalur yang tak lagi beroperasi tersebut sebenarnya sudah masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) hingga tahun 2030. Dalam dokumen perencanaan tersebut, ada sederet proyek reaktivasi yang disiapkan, termasuk di Pulau Jawa dan Sumatera.

    “Terhadap jalur-jalur yang non beroperasi ini kita mempunyai RIPNas, tadi di dalam RIPNas sampai dengan 2030 sebenarnya kita punya beberapa proyek, diantaranya adalah reaktivasi beberapa jalur-jalur yang tidak beroperasi. Nah itu ada detilnya di dalam RIPNas,” lanjut Arif.

    Revitalisasi jalur lama tetap menjadi bagian dari prioritas jangka panjang sektor perkeretaapian nasional. Beberapa jalur sudah menjadi target reaktivasi.

    Foto: Suasana aktivitas warga pada permukiman kumuh yang berdekatan dengan rel kereta di Jakarta, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
    Suasana aktivitas warga pada permukiman kumuh yang berdekatan dengan rel kereta di Jakarta, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

    “Di Jawa ada, Sumatera ada. Diantaranya ada Cianjur arah Padalarang, Bandung-Ciwidey, Tanjung Sari, itu di Jawa Barat ya,” ujarnya.

    Namun demikian, realisasi dari rencana-rencana tersebut akan sangat tergantung pada alokasi anggaran pemerintah di tahun-tahun mendatang.

    “Tetapi memang saat ini kita terkendala dengan anggaran, jadi saya rasa tergantung dari kebijakan anggaran yang disampaikan ya, jadi apakah nanti akan direaktivasi atau belum, tetapi di dalam RIPNas kita punya program untuk reaktivasi tersebut,” kata Arif.

    Rencana Reaktivasi di Pulau Jawa Sampai 2030:

    Sukabumi-Cianjur-Padalarang
    Cicalengka-Jatinangor-Tanjungsari
    Cirebon-Kadipaten
    Banjar-Cijulang
    Purwokerto-Wonosobo
    Semarang-Demak-Rembang
    Kedungjati-Ambarawa
    Jombang-Babat-Tuban
    Kalisat-Panarukan
    Semarang-Demak-Juana-Rembang
    Madiun-Slahung
    Sidoaro-Tulangan-Tarik
    Kamal-Sumenep

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ramai-ramai Warga di Wonosobo Bayar Pajak Pakai Sampah

    Ramai-ramai Warga di Wonosobo Bayar Pajak Pakai Sampah

    Liputan6.com, Jakarta Ratusan warga di Desa Talunombo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) menggunakan sampah plastik. Hal ini bukan sebagai bentuk protes, tetapi inovasi pengolahan sampah menjadi BBM.

    Dikutip dari video Liputan6 SCTV, sejumlah warga beramai-ramai membawa karung berisi sampah plastik saat membayar pajak.

    Karung-karung sampah tersebut kemudian ditimbang dan disesuaikan nilai rupiahnya untuk membayar PBB.

    “Inovasi pembayaran pajak menggunakan sampah ini karena di desa ini memilik alat pirolisis, mampu mengubah sampah plastik menjadi BBM,” kata Kepala Desa Talunombo, Minggu (21/09/2025).

    Sampah-sampah plastik dari warga itu kemudian dibawa ke tempat konversi. Terlihat alat pirolisis bekerja berlahan mengolah sampah plastik menjadi BBM.

    Tetesan bahan bakar cair itu keluar dari pipa kecil, ditampung pada sebuah wadah.

    “Ini jadi inisiatif untuk menambah kuota TPS di kami,” terangnya.

    BBM hasil pengolahan sampah itu dijual untuk pertanian, seperti bahan bakar penggerak mesin diesel dan traktor.

    Sejauh ini, dari total 2.300 wajib pajak di Desa Talunombo, sudah sekira 400 warga tergabung dalam program desa ini.

  • Agen Travel Minta Pemprov Jatim Bangun Jalur Penyelamatan di Gunung Bromo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 September 2025

    Agen Travel Minta Pemprov Jatim Bangun Jalur Penyelamatan di Gunung Bromo Surabaya 19 September 2025

    Agen Travel Minta Pemprov Jatim Bangun Jalur Penyelamatan di Gunung Bromo
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Astana Pariwisata Tapal Kuda (Asparta) mendukung usulan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenai pembuatan jalur penyelamatan menuju Bromo.
    Bagi banyak agen travel atau perjalanan terutama sopir-sopir bus pariwisata, jalur penyelamatan itu sangat dibutuhkan dalam keadaan darurat sehingga bisa mengantisipasi banyak korban kecelakaan.
    Ketua Asparta Ahmad Imron Rosyadi berharap Pemerintah Provinsi Jatim terus mengawal hal tersebut.
    Bila menjadi wewenang pemerintah pusat, tambahnya, gagasan itu diharapkan bisa segere terealisasi.
    “Jalur penyelamatan darurat di Bromo sangat dibutuhkan,” kata Imron usai melakukan tahlilan di rumahnya di Kelurahan Kebon Agung Kecamatan Kaliwates, Jember, Jumat (19/8/2025).
    Ahmad menyebut, Dieng di Wonosobo telah memiliki jalur alternatif tersebut.
    “Kenapa di Bromo tidak ada?,” tanyanya.
    Namun, pihaknya berharap tak hanya di jalur Bromo nantinya yang dibangun jalan alternatif untuk penyelamatan.
    Tapi juga jalur-jalur lain terutama daerah wisata yang sangat ekstrem dan curam.
    Seperti jalur Kawah Ijen di Bondowoso dan Banyuwangi, Piket Nol Lumajang, hingga Arak-arak Situbondo.
    Di Jember, tambahnya, destinasi wisata yang perlu dibangun jalur penyelamatan ialah Tanjung Papuma dan Rembangan.
    Menurutnya, jalur alternatif itu sangat membantu para pengguna jalan tak hanya bus pariwisata, tetapi juga truk dan mobil pribadi.
    “Kami hampir tahu persis di lapangan, ini sangat penting. Mohon pemerintah turun mewujudkan betul jalur alternatif,” tegasnya.
    Pemilik agen perjalanan di Jember itu menyampaikan duka cita mendalamnya atas kecelakaan bus di jalur Bromo yang menewaskan 9 orang pada Minggu (14/9/2025) lalu.
    Ahmad bersama belasan anggota Asparta menggelar tahlilan dan do’a bersama untuk para korban kecelakaan maut itu.
    “Kami sangat peduli sebagai sesama pelaku pariwisata, semoga korban yang meninggal diterima oleh Allah, yang sakit disembuhkan, serta keluarga yang ditinggalkan bersabar,” katanya.
    Acara tahlil itu diikuti oleh perwakilan agen perjalanan wisata, PO bus, dan tour leader dari Jember, Banyuwangi, hingga Bondowoso, Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.