kab/kota: Wonogiri

  • Sopir Bank di Wonogiri Bawa Kabur Rp10 Miliar, Sempat Curhat Gaji Tak Cukup Beli Susu Anak

    Sopir Bank di Wonogiri Bawa Kabur Rp10 Miliar, Sempat Curhat Gaji Tak Cukup Beli Susu Anak

    Liputan6.com, Solo – Hilangnya uang Rp10 miliar milik salah satu bank daerah di Wonogiri masih jadi sorotan. Dana tersebut dibawa kabur sopir bank menggunakan mobil operasional saat pengambilan di Solo, Senin (1/9/2025).

    Kasat Reskrim Polresta Surakarta, AKP Prastiyo Triwibowo menjelaskan kronologi awal kasus pencurian uang bank ini. Menurutnya, pegawai bank mengambil Rp6 miliar dari Kantor Perwakilan BI Cabang Solo. Sementara Rp4 miliar lainnya diambil dari Bank Jateng Cabang Solo kawasan Gladag.

    Semua proses dilakukan dengan mobil penumpang yang difungsikan sebagai kendaraan operasional bank.

    “Dari Rp4 miliar yang diambil, sudah dimasukkan ke dalam boks sesuai SOP. Namun masih ada kekurangan Rp1 miliar yang rencananya akan menyusul. Pada saat teller menunggu tambahan dana tersebut, sopir bersama mobil tiba-tiba tidak ada di lokasi,” kata Prastiyo.

    Rekaman CCTV menunjukkan mobil keluar area sekitar pukul 12.20 WIB. Ketika dihubungi, sopir yang membawa kendaraan itu tidak memberi respons. Sampai sekarang, belum ada titik terang mengenai keberadaan mobil maupun pelaku.

    “Ini menjadi fokus pencarian kami. Sampai detik ini, baik mobil maupun terduga pelaku masih belum ditemukan. Anggota di lapangan terus melakukan pengejaran dan penelusuran,” katanya.

    Polisi pun telah memeriksa beberapa saksi, termasuk pegawai bank dan orang-orang yang sempat berada di sekitar lokasi kejadian. Keterangan para saksi ini penting untuk mengurai lebih detail jalannya peristiwa.

    Selain itu, penyidik juga menelusuri soal prosedur keamanan dana. Termasuk alasan mengapa mobil penumpang digunakan sebagai kendaraan operasional untuk membawa uang dalam jumlah besar.

    “Kami pastikan akan terus mendalami informasi yang ada. Proses pemanggilan saksi-saksi tambahan juga berjalan sesuai SOP. Mohon dukungan doa agar mobil dan pelaku segera bisa ditemukan,” ucapnya.

  • 5
                    
                        Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Sopir Bank Jateng Sempat Mengeluh Gaji Tak Cukup untuk Susu Anak
                        Regional

    5 Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Sopir Bank Jateng Sempat Mengeluh Gaji Tak Cukup untuk Susu Anak Regional

    Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Sopir Bank Jateng Sempat Mengeluh Gaji Tak Cukup untuk Susu Anak
    Editor
    WONOGIRI, JAWA TENGAH –
    Anggun, sopir operasional Bank Jateng yang membawa kabur uang hampir Rp 10 miliar, dikenal sebagai sosok yang aktif bersosialisasi di lingkungannya.
    Namun, di balik itu, ia sempat mengeluhkan gaji Rp3 juta yang disebutnya pusing untuk memenuhi kebutuhan susu anak dan lainnya.
    Seorang tetangga Anggun di Kelurahan Giriwono, Wonogiri, bernama Wahyu, memberikan gambaran mengenai kehidupan sehari-hari pelaku.
    Menurutnya, Anggun merupakan warga yang mudah bergaul dan peduli dengan kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya.
    “Kalau berinteraksi di masyarakat ya seperti pada umumnya. Lumrahnya masyarakat, sering bersosialisasi,” ujar Wahyu, dikutip
    Tribun Jateng
    Jumat (5/9/2025).
    Wahyu menuturkan, kepedulian Anggun terhadap lingkungan terlihat saat ia ikut berdiskusi mengenai kegiatan peringatan HUT ke-80 RI.
    Saat itu, kondisi nasional sedang memanas akibat demonstrasi, dan Anggun menanyakan detail perizinan acara.
    “Tanya juga apa kegiatannya diizinkan karena sedang ramai demo itu. Diskusinya sampai sedetail itu, dia ada kepedulian dengan kegiatannya,” ungkap Wahyu.
    Meskipun aktif secara sosial, Anggun ternyata pernah mengungkapkan keresahan finansialnya.
    Dalam sebuah obrolan santai bersama warga lain, pelaku sempat menyinggung soal gajinya yang dirasa pas-pasan untuk menopang hidup keluarga.
    “Ada cerita soal gaji di kalangan bapak-bapak itu, dia sempat cerita gaji Rp 3 juta tapi juga pusing untuk kebutuhan, susu anak dan yang lainnya,” imbuh Wahyu.
    Anggun diketahui telah menikah dua kali dan memiliki total tiga orang anak.
    Dari pernikahan pertama, ia memiliki satu anak dan pernikahan kedua memiliki dua anak.
    “Kalau di rumah yang di sini ditempati sudah sekitar 5 tahun,” ucapnya.
    Untuk menopang ekonomi keluarga, istrinya bekerja sebagai pengemudi ojek online sekaligus berjualan pakaian secara daring.
    Wahyu mengaku telah mendengar apa yang dilakukan oleh Anggun. Awalnya ia tak percaya dengan hal itu.
    Sampai akhirnya mencari kebenaran informasi tersebut karena di lingkungan setempat juga ramai diperbincangkan.
     
    Wahyu mengaku sangat terkejut saat pertama kali mendengar kabar kenekatan Anggun. Awalnya ia tidak percaya hingga harus memastikan informasi tersebut ke beberapa temannya.
    “Saya dapat informasi sore, saat itu belum percaya. Sampai saya memastikan telepon ke teman-teman. Saya kaget, karena nekat juga,” ujarnya.
    Setelah kejadian itu, Wahyu menyebut suasana di sekitar rumah Anggun menjadi berbeda karena kerap didatangi orang-orang yang tidak dikenal.
    “Entah siapa, bahasanya nyanggong di sana,” imbuhnya.
    Aksi nekat Anggun terjadi pada Senin (1/9/2025) di area parkir Bank Jateng cabang Solo. Saat itu, ia sedang bertugas mengantar pegawai bank untuk mengambil uang dalam jumlah besar.
    Setelah uang berada di dalam mobil operasional, Anggun memanfaatkan kelengahan petugas keamanan yang sedang pergi ke toilet.
    Ia kemudian beralasan kepada pegawai bank lainnya bahwa ia ingin memindahkan posisi parkir mobil.
    Bukannya kembali, Anggun justru langsung tancap gas membawa kabur mobil beserta uang senilai hampir Rp 10 miliar di dalamnya.
    Rekaman CCTV menunjukkan mobil tersebut meninggalkan area bank sekitar pukul 12.20 WIB. Pihak kepolisian kini telah mengantongi identitasnya dan melakukan pengejaran intensif.
    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Sopir Bank Jateng Wonogiri yang Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak
                        Regional

    9 Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak Regional

    Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak
    Editor
    WONOGIRI, KOMPAS.com
    – Inilah sosok Anggun, sopir Bank Jateng Wonogiri yang menggondol uang Rp 10 miliar saat bertugas.
    Anggun tinggal di sebuah rumah tingkat di Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri Kota, Jawa Tengah.
    Keseharian pria itu diungkap seorang tetangganya bernama Wahyu.
    Sebagaimana warga pada umumnya, tak ada yang aneh pada keseharian Anggun.
    Ia memiliki istri yang berkerja sebagai ojek online (ojol) dan berjualan online.
    “Istrinya itu nyambi ojek, ojol itu. Selain itu juga berjualan baju online,” jelasnya, Jumat (5/9/2025).
    Selain itu menurutnya Anggun sudah menikah 2 kali.
    Dari pernikahan pertama memiliki satu anak dan pernihakan kedua memiliki dua anak.
    “Kalau di rumah yang disini ditempati sudah sekitar 5 tahun,” katanya.
    Ia menerangkan sosok Anggun dikenal sering bersosialisasi dan termasuk warga yang aktif di lingkungan.
    “Kalau berinteraksi di masyarakat ya seperti pada umumnya. Lumrahnya masyarakat, sering bersosialisasi,” katanya.
    Menurutnya Anggun tinggal bersama istri dan anaknya di rumah itu.
    Ia menyebut belum lama ini juga bertemu dengan Anggun, tepatnya sekira sepekan lalu
    Anggun saat itu menanyakan soal kegiatan peringatan HUT ke-80 RI di lingkungan tempat tinggalnya, sebab saat itu situasi nasional sedang memanas.
    “Tanya juga apa kegiatannya diizikan karena sedang ramai demo itu. Diskusinya sampai sedetail itu, dia ada kepedulian dengan kegiatannya,” paparnya.
    Saat itu, Anggun dan beberapa warga lain yang berkumpul juga sempat membicarakan masalah gaji.
    Ada obrolan soal gaji dalam tongkrongan bapak-bapak di lingkungan.
    “Ada cerita soal gaji di kalangan bapak-bapak itu, dia sempat cerita gaji Rp 3 juta tapi juga pusing untuk kebutuhan, susu anak dan yang lainnya,” imbuhnya.
    Ia sendiri mengaku sudah mendengar apa yang dilakukan Anggun pada Senin (1/9/2025).
    Awalnya ia tak percaya tetangganya berbuat hal tersebut.
    Hingga akhirnya ia mencari-cari kebenaran informasi itu, pasalnya di lingkungan setempat juga sempat ramai menjadi perbincangan.
    “Saya dapat informasi sore, saat itu belum percaya. Sampai saya memastikan telepon ke teman-teman. Saya kaget, karena nekat juga,” ujar dia.
    Usai kejadian itu, berdasar informasi warga yang tinggal di sekitar rumah Anggun, banyak orang asing yang berdatangan.
    “Entah siapa, bahasanya nyanggong disana,” imbuhnya.
    Sebelumnya, Seorang sopir bank daerah di Kabupaten Wonogiri nekat membawa kabur uang hampir Rp 10 miliar dengan alasan hendak memindahkan letak parkir mobil, Senin (1/9/2025) lalu.
    Aksi nekat tersebut ia lakukan ketika sedang bertugas mengantar pegawai bank mengambil uang di area parkir Bank Jateng Cabang Solo, Jalan Slamet Riyadi, Gladag.
    Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul
    Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Pernah Curhat Soal Gaji, Istri Kerja Ojol
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar saat Satu-Satunya Polisi Pengawal ke Toilet
                        Regional

    8 Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar saat Satu-Satunya Polisi Pengawal ke Toilet Regional

    Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar saat Satu-Satunya Polisi Pengawal ke Toilet
    Editor
     
    SOLO, KOMPAS.com
    – Seorang sopir Bank Jateng nekat membawa kabur uang sekitar Rp 10 miliar saat pengambilan dana di Cabang Solo untuk dibawa ke Wonogiri.
    Aksi itu terjadi ketika satu-satunya polisi pengawal yang disiapkan pihak bank sedang ke toilet.
    Kasatreskrim Polresta Solo AKP Prastiyo Triwibowo mengatakan, insiden terjadi pada Senin (1/9/2025).
    Saat itu, Bank Jateng Cabang Wonogiri hanya meminta satu anggota polisi untuk mengawal pengambilan uang hampir Rp10 miliar ke Cabang Solo.
    “Pengamanan dilakukan sesuai SOP dan permintaan. Kalau memang permintaan pengamanannya satu, ya dilaksanakan sesuai. Tolak ukurnya pihak yang membutuhkan pengamanan,” kata Prastiyo, Rabu (3/9/2025), dilansir dari Tribun Solo.
    Dalam mobil, terdapat tiga orang: seorang teller, sopir, dan satu anggota polisi.
    Saat teller masih di dalam bank mengambil dana tambahan Rp 1 miliar, polisi yang mengawal sempat ke toilet.
    Saat itulah sopir beralasan hendak memindahkan mobil di area parkir.
    Namun, dari rekaman CCTV, mobil justru keluar meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.20 WIB.
    “Setelah dikabari, dikira hanya bergeser parkir. Tapi saat dihubungi sudah tidak ada jawaban, tidak ada respons,” ujar Prastiyo.
    Hingga kini, sopir yang identitasnya sudah diketahui masih dalam pengejaran polisi.
    “Pelaku jelas, identitas jelas. Kita sudah lakukan pemantauan. PR kita sekarang adalah keberadaan pelaku,” tegas Prastiyo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polres Mojokerto Tangkap Komplotan Pencuri Motor di Masjid Al Hidayah Pungging

    Polres Mojokerto Tangkap Komplotan Pencuri Motor di Masjid Al Hidayah Pungging

    Mojokerto (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Mojokerto berhasil membongkar komplotan pencuri sepeda motor yang sempat membuat geger warga. Kawanan ini beraksi di halaman Masjid Besar Al Hidayah, Dusun Wonogiri, Desa Tunggalpager, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (23/8/2025) dini hari. Aksi tersebut viral lantaran lokasi masjid berada tepat di depan Mapolsek Pungging.

    Dalam peristiwa itu, dua unit motor milik jemaah yang sedang melaksanakan salat Subuh raib. Berdasarkan rekaman CCTV, empat orang terekam terlibat dalam pencurian sekitar pukul 04.34 WIB. Dua pelaku tampak mengenakan sarung dan peci, sementara dua lainnya memakai celana jeans. Mereka berhasil membawa kabur Honda PCX nopol S 2958 NBW dan Honda BeAT nopol S 5781 NCA.

    Tim gabungan Jatanras Satreskrim Polres Mojokerto bersama Unit Reskrim Polsek Pungging bergerak cepat. Pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 03.30 WIB, keberadaan komplotan terdeteksi di wilayah Sidoarjo dan Surabaya. Dari empat pelaku, tiga berhasil ditangkap.

    Ketiganya yakni Malik (25) di kontrakan Desa Prambon, Kecamatan Prambon; Anto (30) di rumah kos Desa Tambak Kemerakan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo; serta Junaidi (28) di kontrakan kawasan Tambak Wesi, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya.

    “Setelah serangkaian penyelidikan dan analisa rekaman CCTV, diperoleh bukti permulaan yang cukup untuk melakukan penangkapan. Tiga pelaku dari empat pelaku berhasil diamankan di rumah kontrakan masing-masing,” ungkap Humas Polres Mojokerto, Iptu Suyanto, Sabtu (30/8/2025).

    Satu pelaku bernama Faeruz berhasil melarikan diri saat pengejaran di wilayah Bangkalan, Madura. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, di antaranya Honda BeAT nopol S 5781 NCA hasil curian di Masjid Al Hidayah, Honda Scoopy nopol L 6559 RL hasil curian di Krian, serta satu unit Honda PCX merah yang dipakai sebagai sarana kejahatan.

    “Modus mereka, mencari sasaran motor di area masjid saat jemaah salat Subuh. Setelah menemukan target, para pelaku merusak kunci kontak lalu mendorong motor keluar dari lokasi. Kasus ini masih terus dikembangkan dan memburu satu pelaku lain yang kabur serta menelusuri kemungkinan adanya TKP lain yang menjadi sasaran komplotan tersebut,” tegasnya.

    Kasus pencurian ini menjadi perhatian publik karena terjadi di tempat ibadah yang lokasinya persis di depan kantor polisi. Rekaman CCTV yang menampilkan para pelaku dengan tenang mengeksekusi motor dalam hitungan menit menambah sorotan tajam masyarakat terhadap keamanan lingkungan. [tin/suf]

  • Gadis Bawah Umur di Pacitan Dirudapaksa Teman Medsos Sampai Melahirkan

    Gadis Bawah Umur di Pacitan Dirudapaksa Teman Medsos Sampai Melahirkan

    Pacitan (beritajatim.com) – Kasus memprihatinkan kembali terjadi di Kabupaten Pacitan. Seorang anak perempuan di bawah umur di Kecamatan Nawangan melahirkan di RSUD dr. Darsono Pacitan pada 27 Agustus 2025.

    Belakangan terungkap, kehamilan korban merupakan akibat rudapaksa seorang pria berinisial PTR, yang juga berasal dari Kecamatan Nawangan.

    Wakapolres Pacitan, Kompol Dwi Jatmiko, menjelaskan kasus ini terungkap ketika korban mengeluhkan sakit pada bagian pinggang. Ibunya kemudian membawa korban memeriksakan diri ke bidan di wilayah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa korban dalam kondisi hamil.

    “Dari situ kasus ini mulai terbongkar. Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku berhasil diidentifikasi,” ujar Dwi Jatmiko Jum’at (29/8/2025).

    Menurut keterangan polisi, pelaku sebelumnya berkenalan dengan korban melalui media sosial. Hubungan keduanya berlanjut hingga muncul niat pelaku untuk melakukan hubungan intim.

    “Pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu belakang. Saat keluarga korban tidak ada di rumah, pelaku melakukan persetubuhan di ruang keluarga dan ruang televisi,” jelasnya.

    Akibat perbuatannya, PTR kini ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan Pasal 81 Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. [tri/beq]

  • Pengukuhan Ratusan Guru Agama Buddha, Dirjen Ingatkan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas

    Pengukuhan Ratusan Guru Agama Buddha, Dirjen Ingatkan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas

    Jakarta: Kementerian Agama mengukuhkan 492 Guru Pendidikan Agama Buddha (PAB) sebagai guru profesional. Mereka bukan hanya menjadi guru kurikulum, tetapi juga berkewajiban memelihara, menjaga dan merawat para siswa.

    Mereka dikukuhkan setelah menuntaskan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) 2025.

    Pelaksanaan PPG ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama telah rampung di dua lokasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK): STABN Sriwijaya di Tangerang yang meluluskan 235 peserta, dan STABN Raden Wijaya di Wonogiri, Jawa Tengah, dengan 136 peserta. Sementara itu, tahap kedua direncanakan akan berlangsung pada September 2025 dengan 121 guru lainnya.

    Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama sebagai upaya nyata untuk meningkatkan kualitas pendidik, dengan fokus pada nilai-nilai luhur ajaran Buddha.

    Pada upacara pengukuhan di STABN Sriwijaya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi, menekankan bahwa peran guru agama tidak hanya terbatas di ruang kelas.

    “Tugas guru bukan hanya di bawah atap satu gedung semata, tapi juga berkewajiban untuk memelihara, menjaga, merawat para siswa kita di manapun berada,” ujarnya.

    Menurut Supriyadi, guru profesional adalah mereka yang menunaikan ikrar dengan sepenuh hati, menjaga integritas, dan menunjukkan keteladanan.

    Ia juga menjelaskan bahwa Kementerian Agama melalui program Asta Protas berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agama dengan pendekatan deep learning dan kurikulum berbasis cinta. “Hal itu sesuai dengan ajaran Buddha yakni cinta kasih,” katanya.

    Ketua STABN Sriwijaya, Edi Ramawijaya Putra, menyampaikan apresiasinya atas kelulusan 100% peserta PPG di kampusnya. Ia mengingatkan para guru bahwa sertifikat profesi adalah amanah yang harus diiringi dengan kinerja nyata.

    “Tugas kita sebagai guru agama tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga menyentuh aspek spiritualitas siswa,” kata Edi.

    Dengan pengukuhan ini, diharapkan para guru agama Buddha mampu menjalankan perannya sebagai pendidik profesional yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur cinta kasih, kedamaian, dan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

    Jakarta: Kementerian Agama mengukuhkan 492 Guru Pendidikan Agama Buddha (PAB) sebagai guru profesional. Mereka bukan hanya menjadi guru kurikulum, tetapi juga berkewajiban memelihara, menjaga dan merawat para siswa.
     
    Mereka dikukuhkan setelah menuntaskan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) 2025.
     
    Pelaksanaan PPG ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama telah rampung di dua lokasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK): STABN Sriwijaya di Tangerang yang meluluskan 235 peserta, dan STABN Raden Wijaya di Wonogiri, Jawa Tengah, dengan 136 peserta. Sementara itu, tahap kedua direncanakan akan berlangsung pada September 2025 dengan 121 guru lainnya.

    Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama sebagai upaya nyata untuk meningkatkan kualitas pendidik, dengan fokus pada nilai-nilai luhur ajaran Buddha.
     
    Pada upacara pengukuhan di STABN Sriwijaya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi, menekankan bahwa peran guru agama tidak hanya terbatas di ruang kelas.
     
    “Tugas guru bukan hanya di bawah atap satu gedung semata, tapi juga berkewajiban untuk memelihara, menjaga, merawat para siswa kita di manapun berada,” ujarnya.
     
    Menurut Supriyadi, guru profesional adalah mereka yang menunaikan ikrar dengan sepenuh hati, menjaga integritas, dan menunjukkan keteladanan.
     
    Ia juga menjelaskan bahwa Kementerian Agama melalui program Asta Protas berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agama dengan pendekatan deep learning dan kurikulum berbasis cinta. “Hal itu sesuai dengan ajaran Buddha yakni cinta kasih,” katanya.
     
    Ketua STABN Sriwijaya, Edi Ramawijaya Putra, menyampaikan apresiasinya atas kelulusan 100% peserta PPG di kampusnya. Ia mengingatkan para guru bahwa sertifikat profesi adalah amanah yang harus diiringi dengan kinerja nyata.
     
    “Tugas kita sebagai guru agama tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga menyentuh aspek spiritualitas siswa,” kata Edi.
     
    Dengan pengukuhan ini, diharapkan para guru agama Buddha mampu menjalankan perannya sebagai pendidik profesional yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur cinta kasih, kedamaian, dan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan beragama.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (FZN)

  • Sederet Mobil Mewah Bupati Pati Sudewo yang Punya Harta Rp 31 Miliar

    Sederet Mobil Mewah Bupati Pati Sudewo yang Punya Harta Rp 31 Miliar

    Jakarta

    Ada deretan mobil mewah di garasi Bupati Pati Sudewo. Berikut ini isi garasi Bupati Pati Sudewo yang tercantum dalam LHKPN untuk periode 2024.

    Bupati Pati Sudewo diketahui memiliki harta kekayaan sebesar Rp 31.519.711.746. Harta kekayaan itu dilaporkan Sudewo untuk jabatan sebagai Bupati pada 11 April 2025 pada awal masa menjabat. Dalam LHKPN tersebut, Sudewo diketahui memiliki sejumlah aset mulai dari tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, harta bergerak lainnya, surat berharga, serta kas dan setara kas.

    Aset paling besar berupa tanah dan bangunan. Nilainya mencapai Rp 17.030.885.000 (Rp 17 miliaran) dan terdiri dari 31 tanah dan bangunan yang tersebar di Surakarta, Pati, Yogyakarta, Bogor, Wonogiri, Pacitan, hingga Depok. Aset terbesar kedua berupa alat transportasi dan mesin yang berisikan enam mobil dan dua motor. Khusus roda empat, ada sejumlah mobil mewah yang dilaporkan sebagai aset milik Sudewo. Misalnya ada Toyota Harrier, BMW X5, Pajero Sport, Toyota Alphard, dan juga Toyota Land Cruiser.

    Isi Garasi Bupati Pati Sudewo

    Nilainya pun cukup fantastis yakni mencapai Rp 6.336.050.000 (Rp 6 miliaran). Keseluruhannya berstatus hasil sendiri. Rincian kendaraannya sebagai berikut:

    1. Mobil Toyota Innova tahun 2013, hasil sendiri senilai Rp 120 juta
    2. Mobil Toyota Harrier tahun 2014, hasil sendiri senilai Rp 400 juta
    3. Motor Honda BeAT tahun 2017, hasil sendiri senilai Rp 4 juta
    4. Motor Suzuki TS125 tahun 2004, hasil sendiri senilai Rp 25 juta
    5. Mobil Mitsubishi Pajero Sport tahun 2019, hasil sendiri senilai Rp 287,05 juta
    6. Mobil BMW X5 tahun 2023, hasil sendiri senilai Rp 1,9 miliar
    7. Mobil Toyota Alphard tahun 2024, hasil sendiri senilai Rp 1,7 miliar
    8. Mobil Toyota Land Cruiser tahun 2019, hasil sendiri senilai Rp 1,9 miliar

    Aset terbesar ketiga berupa surat berharga yang punya nilai Rp 5.397.500.000 (5 miliaran). Kemudian ada kas dan setara kas yang nilainya Rp 1.960.276.746 serta harta bergerak lainnya Rp 795 juta.

    Di luar harta kekayaan, nama Sudewo memang tengah menjadi sorotan. Dikutip detikJateng, gelombang protes besar-besaran tengah terjadi di Kabupaten Pati buntut dari kebijakan Sudewo yang dinilai kontroversial. Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen menjadi pemicu utama ketegangan.

    Selain itu, sejumlah kebijakan lain seperti pemutusan hubungan kerja massal tenaga honorer RSUD dan regrouping sekolah semakin memperkeruh suasana. Berbagai kelompok masyarakat pun bersatu untuk menyuarakan penolakan dan menuntut perubahan.

    Simak Video ‘Demo Akbar Pati, Massa Coba Masuk ke Kantor Bupati’:

    (dry/rgr)

  • Fadli Zon Tinjau Monumen-Museum Reog Ponorogo, Yakin Semakin Mengglobal

    Fadli Zon Tinjau Monumen-Museum Reog Ponorogo, Yakin Semakin Mengglobal

    Jakarta

    Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mengunjungi Monumen Reog dan Museum Ponorogo (MRMP) untuk menyaksikan prosesi pemasangan panel kepala burung merak pada monumen ini. Dalam upaya pelestarian ini Fadli menekankan pentingnya kreativitas dan sinergi.

    “Memang harus ada kreativitas kita di dalam membangun kerja sama gotong royong, sinergi dari berbagai pihak, dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pihak swasta, korporasi, untuk memajukan ini bersama-sama,” ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Selasa (12/8/2025).

    Upaya ini merupakan tindak lanjut dari penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO. Fadli berpesan agar penetapan Reog Ponorogo ini harus ditindaklanjuti dengan tindakan nyata, bukan seremonial semata.

    Pasca pengakuan dunia terhadap Reog Ponorogo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo berkeinginan untuk menjadikan Monumen Reog setinggi 126 meter menjadi salah satu destinasi pariwisata budaya yang akan menjadi andalan di Jatim.

    Pemkab Ponorogo bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim resmi memulai pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo pada 11 Maret 2023 lalu. Groundbreaking pembangunan tersebut dilaksanakan pada lokasi bekas area tambang kapur Desa Sampung.

    Bangunan ini dirancang menggunakan pendekatan vernacular Jawa yang mengedepankan ventilasi silang, pencahayaan alami, dan struktur yang harmonis dengan lingkungan.

    Fadli menegaskan Reog Ponorogo merupakan bagian dari megadiversity budaya Indonesia dan perlu menjadi fondasi identitas bangsa di era global. Ia berharap budaya Reog semakin maju secara global.

    “Karena itulah kita harus menyosialisasikan, mengembangkan dengan berbagai macam cara dan platform yang ada-media sosial, kegiatan-kegiatan festival yang selama ini sudah dijalankan-yang tentu saja sangat besar, berkesinambungan,” kata Fadli.

    Fadli turut menyampaikan pembangunan monumen ini merupakan satu terobosan yang luar biasa dan berharap nantinya akan tumbuh menjadi ekosistem yang baik, sehingga akan mendukung berkembangnya ekonomi budaya di Ponorogo.

    “Kementerian Kebudayaan sangat mengapresiasi atas keberhasilan ini, dan mudah-mudahan bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk berani melakukan terobosan-terobosan dalam pemajuan kebudayaan,” ucap Fadli.

    Senada, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan bahwa pembangunan monumen dilakukan bersama-sama.

    “Saya sudah membuka museum transit yang ada di depan pringgitan untuk mengoleksi artefak-artefak yang mulai kami narasikan, mulai kami digitalisasikan, agar anak-anak muda, generasi penerus yang akan datang kelak, mengetahui sejatinya leluhurnya bagaimana-tidak dari cerita orang, tidak dari legenda, tapi dari museum yang sangat literasi,” jelas Sugiri.

    MRMP dibangun pada lokasi terpilih di ketinggian, sehingga dapat terlihat dari berbagai penjuru. Progres pembangunannya yang sudah mencapai 94% ini menunggu tahap penyelesaian.

    Kehadiran monumen dan museum ini diharapkan akan menjadi simbol kebanggaan budaya Ponorogo yang mendunia.

    Sebagai infomasi, kegiatan Pemasangan Panel Kepala Merak Monumen Reog Ponorogo turut dihadiri oleh Sesmenko Perekonomian RI Susiyono Mugyarso; Bupati Magetan, Bupati Karanganyar bersama Wakil Bupati Karanganyar, Bupati Wonogiri, Bupati Madiun, Forkopimda Kabupaten Ponorogo, serta Ketua Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana. Dari lingkungan Kementerian Kebudayaan turut hadir Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya Basuki Teguh Yuwono; Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Syamsul Hadi; dan kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Endah Budi Heryani.

    (hnu/ega)

  • Cerita Tukang Bakso Jauh-Jauh Temui Bupati, Usul Bakso Jadi Warisan Budaya Takbenda dari Wonogiri

    Cerita Tukang Bakso Jauh-Jauh Temui Bupati, Usul Bakso Jadi Warisan Budaya Takbenda dari Wonogiri

    Liputan6.com, Wonogiri – Sebanyak 30 tukang bakso yang tergabung dalam Bakso Wonogiri Mendunia mendatangi kantor Bupati Wonogiri, di Jalan Kabupaten Nomor 4, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah pada 25 Juli 2025.

    Kedatangan puluhan juragan bakso ini untuk berdiskusi soal Bakso Wonogiri Mendunia kepada Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno.

    Ketua Umum Bakso Wonogiri Mendunia, Maryanto mengatakan, populasi pedagang mi ayam dan bakso dari Wonogiri sangat banyak. Jumlahnya, kata dia, 80 persen lebih warga Wonogiri yang merantau ke seluruh wilayah Indonesia merupakan pedagang mi ayam dan bakso.

    “Populasi ini menjadi potensi untuk memajukan Wonogiri,” cerita Maryanto di depan Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno.

    Selain memajukan ekonomi, populasi pedagang ini bisa menjadikan bakso semakin dikenal luas, termasuk di dunia internasional. Salah satu caranya dengan mendaftarkan bakso Wonogiri sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

    Bakso yang semakin dikenal luas ini dapat berdampak pada perekonomian Wonogiri. Apalagi, Wonogiri masuk dalam daftar teratas daerah sebagai penghasil daging ternak sapi terbanyak di Jawa Tengah.

    “Daging sapi jika kita kelola dengan baik tentunya akan menambah pendapatan penduduk Wonogiri. Suplai daging sapi itu cukup banyak,” tutur Maryanto.

    Bertumbuhnya usaha bakso dan mie ayam juga berperan dalam menyerap tenaga kerja. Hal semacam ini justru bisa meningkatkan penghasilan warga lokal.

    “Tukang bakso di seluruh indinesia, serapan tenaga kerja ini banyak. Kami tidak perlu syarat khusus dan segala macam, anda mau kerja dan jujur, kami terima,” tambah pria yang dikenal sebagai Ketua Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Kota Bekasi.