kab/kota: Wonogiri

  • Saya Sebagai Orang Baru Oke Lah

    Saya Sebagai Orang Baru Oke Lah

    Jakarta

    Sudah hampir 100 hari Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berjalan. Menjelang 100 hari, sejumlah kementerian melakukan evaluasi atas pekerjaan dan program yang telah dijalankan.

    Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, pihaknya belum melakukan evaluasi secara mendetail jelang 100 hari kerja. Ia menilai, kinerja Kementerian PU di bawah kepemimpinannya yang merupakan orang baru terbilang cukup baik.

    “(Saya) sebagai orang baru ada di dunia ini, ya oke lah. Surviving lah,” ujar Dody di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2025).

    Dody mengatakan, ada sejumlah pekerjaan yang masih menjadi (PR) untuk segera dituntaskannya yang merupakan arahan Prabowo di awal pelantikan, seperti integrasi bendungan pada lahan-lahan sawah.

    “Misalnya bendungan itu yang memang dari awal disiapkan untuk sawah dicek, apakah kemudian irigasi primernya sudah tersambung atau belum. Kan saya kemarin ketemu satu di Wonogiri, Pidekso, yang belum nyambung, ya kita sambungin,” katanya.

    Di samping itu, Dody juga belum mendapat arahan lanjutan spesifik dari Prabowo menjelang 100 hari pemerintahan. Namun ia menegaskan, Kementerian PU akan berfokus untuk menyelesaikan proyek-proyek yang belum rampung.

    “Arahan spesifik nggak ada, tinggal meneruskan yang kemarin ada. Ada beberapa yang belum selesai kita selesaikan. Ada yang sudah selesai, masih kurang-kurang dikit ya kita beres-beresin. Yang belum terkonektivitas, kita konektifkan,” kata dia.

    (shc/ara)

  • Warga Gagalkan Upaya Wanita asal Eromoko Wonogiri yang akan Melompat ke Sungai Bengawan Solo – Halaman all

    Warga Gagalkan Upaya Wanita asal Eromoko Wonogiri yang akan Melompat ke Sungai Bengawan Solo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO –  Masyarakat yang berada di sekitar Jembatan Pondok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dikejutkan percobaan bunuh diri seorang wanita, Rabu (22/1/2025).

    Pelaku berinisial IS (28), warga Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah berusaha melompat ke Sungai Bengawan Solo karena terjerat utang dan memiliki masalah dengan suaminya.

    Aksi tersebut berhasil digagalkan oleh warga yang kebetulan melintas di jembatan.

    Camat Grogol, Herdis Kurnia Wijaya mengatakan, percobaan bunuh diri yang dilakukan IS berakar dari masalah pribadi yakni terjerat utang. 

    “IS mengalami tekanan berat yang membuatnya berencana untuk mengakhiri hidup,” kata Herdis.

    Herdis menyebutkan bahwa IS tidak mau terbuka mengenai jumlah utangnya. 

    “Kalau utang berapa saya tidak tahu, IS tidak menjawab,” ungkap Herdis.

    Ketika warga menyadari ada seorang wanita yang mencoba melompat, mereka langsung mengambil tindakan.

    Mereka menarik IS dari pinggir jembatan dan membawanya ke Balai Desa Pondok untuk menenangkannya.

    Catatan Redaksi:

    Apabila Anda saat ini mengalami depresi atau keinginan bunuh diri, jangan putus asa. 

    Depresi dan gangguan kejiwaan dapat pulih dengan bantuan profesional kesehatan mental.

    Temukan informasi mengenai bagaimana menjaga kesehatan mental dan menghubungi layanan profesional di laman Pencegahan Bunuh Diri Into The Light Indonesia di www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri.

     

     

  • Beda 41 Tahun, Pria Nikahi Nenek Umur 70 Putuskan Tinggal di Dalam Hutan, Jatuh Cinta Sama Mak Iin

    Beda 41 Tahun, Pria Nikahi Nenek Umur 70 Putuskan Tinggal di Dalam Hutan, Jatuh Cinta Sama Mak Iin

    TRIBUNJATIM.COM – Belakangan kisah cinta pria bernama Abeh dan nenek berusia 70 tahun di Bandung, viral di media sosial (medsos).

    Kisah mereka viral setelah dibagikan seorang YouTuber Aziz Nurahman.

    Kemudian dibagikan ulang oleh akun Instagram @sekitarbandungcom.

    Dalam video di YouTube, terlihat kondisi kehidupan pasangan suami istri atau pasutri yang terpaut usia beda jauh tersebut.

    Menariknya, mereka tinggal di dalam hutan di sebuah rumah sederhana dan jauh dari perkotaan.

    Untuk sampai ke rumah pasutri beda usia ini, harus melalui perkebunan teh hingga memasuki hutan.

    Selain itu, akses jalan menuju rumah Abeh dan istri lansianya itu pun cukup terjal.

    Tak ada jalan aspal menuju rumahnya, melainkan hanya jalan tanah liat.

    Meski begitu, kehidupan Abeh dan nenek 70 tahun tersebut tampak cukup tentram.

    Abeh sudah sembilan tahun mengarungi bahtera rumah tangga dengan istrinya.

    Artinya, Abeh menikahi nenek berusia 70 tahun tersebut saat usianya masih 20 tahun.

    Diketahui, saat ini Abeh berusia 29 tahun.

    Sedangkan istrinya bernama Mak Iin berusia 70 tahun.

    Artinya mereka terpaut usia 41 tahun.

    Kisah cinta Abeh (kiri) dan Mak Iin (kanan) nenek 70 tahun di Bandung, pasutri terpaut usia 41 tahun, tinggal di dalam hutan (YouTube/Aziz Nurahman)

    Abeh menceritakan awal mulanya kisah cintanya.

    Rupanya kisah cinta berawal saat ia bekerja sebagai karyawan Mak Iin yang kini jadi istrinya.

    “Dulu ceritanya kerja jadi karyawan si Emak, udah lama terus kita ada perasaan, ya seperti anak muda.”

    “Jadi sekarang berjodoh, menikah sampai sekarang,” kata Abeh.

    Abeh menuturkan bahwa kini mereka sudah menjalani rumah tangga selama sembilan tahun.

    Meski terpaut usia 41 tahun, Abeh mencintai Mak Iin karena berawal dari kebaikan, kejujuran, hingga kasih sayangnya.

    Begitu juga dengan Mak Iin, mengaku cinta kepada Abeh karena kasih sayang dan perhatian kepadanya.

    “Nyaaheun ieu (Abeh) gek ka Emak, kitu bela ka Emak siang na weungi na, matak Emak ka Abeh teh nyaah,” kata Mak Iin.

    Lanjut Abeh menegaskan bahwa cintanya tak memandang usia.

    Ia mengaku cintanya tulus, sehingga bisa menjalani rumah tangganya dengan Mak Iin dengan rasa syukur.

    “Susah senang bersama,” ucap Abeh.

    Begitulah kisah cinta mereka, tak memandang usia.

    Abeh tampak nyaman mengarungi rumah tangga dengan Mak Iin.

    Bahkan Abeh mengaku merasa bersyukur bertahan hidup di rumah sederhana di pedesaan di dalam hutan di Bandung.

    Keduanya bertahan hidup di pedesaan terpencil tersebut dengan berkebun.

    Setiap hari, aktivitas Abeh dan Mak Iin bekerja berkebun dan bertani.

    Kegiatannya berkebun dan bertani itu pun menjadi alasan Abeh nyaman tinggal dengan Mak Iin sebagai mata pencahariannya.

    “Kalau tinggal di kampung susah kerja, kalau di hutan masih bisa berkebun, bertani, kuli ke orang lain, mata pencaharian,” ujar Abeh.

    Mak Iin dan Abeh, pasangan suami istri terpaut usia 41 tahun di Bandung, tinggal di dalam hutan di rumah sederhana (YouTube)

    Kini kisah cinta Abeh dan Mak Iin yang terpaut usia 41 tahun dan tinggal di hutan tersebut viral dan menarik perhatian netizen.

    Sejumlah netizen memberikan beragam reaksi dan komentar.

    fatimah_senja “Ga papa2 sama nene juga…yang penting bda lwan jenis.. zaman sekarang mah astaghfirullah”

    ones_gunawan_alawie_mc “Akang barakallah… Emak sehat trs.. Sampai Jannah Allah”

    wynds.studio “Ya Alloh lelaki ga mandang materi iyaa ini lelaki tulus jarang ada”

    hello_riana69 “Masyaa Allah tabarakallah ..samawa sampai maut memisahkan”

    info.ciumbuleuit “Definisi menikah bersama ahlaknya”

    evaje.sika “Sakinah mawadah warahmah ya kang”

    Sebelumnya, pernikahan lansia antara seorang pria berusia 64 tahun dengan wanita 89 tahun, juga viral di media sosial.

    Mereka adalah Mbah Ngatimin dan Mbah Satinem yang memiliki kisah percintaan yang cukup panjang.

    Ngatimin dan Satinem telah melakukan ijab kabul di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Giritontro, Wonogiri, pada Selasa, 31 Januari 2024.

    Kisah asmara mereka bermula saat mencari rumput di sawah.

    Mereka pertama kali bertemu sekitar dua tahun lalu.

    Tepatnya saat Ngatimin bekerja di ladang milik orang lain yang berlokasi dekat rumah Satinem.

    Ngatimin yang merupakan warga Jatirejo, Kecamatan Eromoko, sering melihat Satinem mencari rumput untuk pakan kambing.

    Satinem sendiri merupakan warga Dusun Sawit Lor, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro.

    Saat bekerja di sawah, Ngatimin mengaku kerap melihat Satinem mencari rumput.

    Ngatimin kemudian merasa kasihan dengan kondisi atau cara berjalan Satinem saat membawa rumput.

    “Saben dinten deyak-deyek pados pakan (Setiap hari mencari rumput gendongi pakan kambing). Pikiran kula boten tekan (pikiran saya kasihan)” tuturnya.

    Selama berkenalan, Ngatimin sering membantunya mencari pakan kambing yang ia pelihara.

    Setelah saling mengenal selama dua tahun, keduanya akhirnya memutuskan untuk menikah.

    “Angsal kulo kenal (saya kenal) sudah dua tahun,” katanya.

    Ngatimin mengaku tidak memiliki rencana khusus setelah menikah.

    “Malam pertama menikah cuma jagongan (ngobrol) biasa,” jelasnya.

    Satinem, yang hidup sebatang kara, merasa kesepian di usia tuanya.

    “Sakit malam-malam mboten enten tiang (kalau sakit tidak ada orang yang mengurus). Sareng ngoten (oleh karena begitu), saya nikah,” ujar Satinem.

    Video pernikahan lansia yang viral di Wonogiri, Jawa Tengah (INSTAGRAM/repostwonogiri – ISTIMEWA)

    Meskipun keduanya saling mencintai, Satinem sempat bingung dengan biaya pernikahan.

    Ia terpaksa meminjam uang dari tetangga untuk mencukupi kebutuhan pernikahan.

    Namun, setelah menikah, Satinem merasa lebih tenang karena kini sudah memiliki suami.

    “Raos kulo (rasa saya setelah menikah) pun enten kanca (sudah ada teman). Pikiran sudah lumayan,” ungkap Satinem.

    Kini video Mbah Ngatimin ketika menikahi Satinem pun viral di media sosial TikTok dan Instagram setelah diunggah akun @repostwonogiri, beberapa hari lalu.

    Ngatimin mantap menikahi sang kekasih, Satinem, dengan maskawin cincin dan uang tunai Rp500 ribu.

    Sejumlah netizen pun membanjiri unggahan tersebut.

    Mereka turut mengucapkan selamat atas pernikahan Ngatimin dan Satinem.

    Ketua RW setempat, Sito, mengungkapkan fakta di balik video viral tersebut.

    Menurut dia, pernikahan tersebut berlangsung pada Selasa (3/12/2024) lalu.

    Acara ijab kabul dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Giritontro.

    “Mbah Satinem asli sini (Giritontro), kalau Mbah Ngatimin dari Kecamatan Eromoko. Kemarin ijab kabul di KUA,” jelasnya, Sabtu (7/12/2024).

    Sito menyebut jika Satinem telah menjanda sekitar 45 tahun.

    Selama ini, Satinem hanya tinggal sebatang kara.

    Satinem sudah tidak mempunyai anak, saudara, dan orang tua.

    “Dulu sudah menikah, suaminya meninggal dunia. Punya anak tiga, tapi saat kecil sudah meninggal,” jelasnya.

    Sementara itu, sang pengantin pria Ngatimin sudah menduda kurang lebih 25 tahun.

    Ngatimin sebelumnya sudah menikah dua kali.

    Acara pernikahan Satinem-Ngatimin tak hanya dilakukan di kantor KUA, melainkan juga menggelar hajatan di rumah Satinem.

    “Senin (2/12/2024) itu hajatan, sudah menerima tamu undangan. Rumah juga dikasih tenda,” ungkap Sito.

    Dia menyebut, tamu yang hadir dalam acara pernikahan Satinem-Ngatimin sekitar 200 orang.

    Sementara itu saat resepsi dari pihak laki-laki membawa 100 orang.

    Menurut dia, yang berinisiatif menggelar pesta pernikahan tersebut adalah pengantin perempuan yakni Satinem.

    Selama ini, kata dia, Satinem juga membantu tetangga yang punya hajat.

    “Yang inisiatif menggelar acara itu ya Mbah Satinem. Karena selama ini sudah rukun tetangga saat punya hajat, sekarang gantian.”

    “Acaranya masih pakai adat Jawa. Cari hari pernikahan dan jam grubyukan (besanan) juga,” kata Sito.

    Adapun sebelum melaksanakan ijab kabul, kedua mempelai juga melakukan prosesi tunangan dan saling tukar cincin emas masing-masing dua gram.

    “Kalau pas menikah maharnya uang Rp500.000,” pungkasnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Putus Penularan Penyakit Mulut dan Kuku dari Wonogiri, Bantul Tutup Pasar Ternak

    Putus Penularan Penyakit Mulut dan Kuku dari Wonogiri, Bantul Tutup Pasar Ternak

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda di saat acara Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan keputusan penutupan pasar hewan merupakan kewenangan kepala daerah. “Ini sesuai surat edaran Menteri Pertanian pada 3 Januari 2025. Dimana kepala daerah diminta meningkatkan pengawasan lalu lintas ternaknya untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas dan dibarengi dengan melakukan desinfektan untuk memutus rantai virus,” katanya.

    Menghadapi penyebaran wabah PMK yang mulai meningkat cepat pada minggu ketiga Desember 2024, Kementan telah menyiapkan sebanyak empat juta vaksin yang nanti dibagikan ke semua provinsi sesuai dengan pengajuan kebutuhan. Distribusi vaksin dilakukan secara bertahap, di mana pada Januari ini ditargetkan 400 ribu dosis vaksin terdistribusikan. Kemudian pada Februari 1,2 juta vaksin PMK dan pada Maret sebanyak 400 ribu dosis terdistribusikan. “Sedangkan alokasi dua juta dosis lagi direncanakan untuk vaksinasi periode kedua pada Juli hingga September 2025,” papar Agung.

    Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti mengatakan telah mengajukan permohonan vaksin sebanyak 100 ribu ke Kementan. “Pendistribusian vaksin akan diprioritaskan untuk empat kabupaten, Gunungkidul, Bantul, Sleman dan Kulon Progo. Kota Yogyakarta tidak menjadi prioritas karena masih nol kasus PMK,” tutupnya.

  • Dinsos Jateng Catat 3,7 Juta Warga Miskin di Jateng Per Januari 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    Dinsos Jateng Catat 3,7 Juta Warga Miskin di Jateng Per Januari 2025 Regional 17 Januari 2025

    Dinsos Jateng Catat 3,7 Juta Warga Miskin di Jateng Per Januari 2025
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan bahwa masih terdapat 3,7 juta warga miskin di wilayahnya, yang terbagi dalam tiga kategori. Yaitu:
    Kepala Dinsos Jateng, Imam Maskur, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 439 warga yang tergolong miskin ekstrem, 166.346 warga sangat miskin, dan 3.570.433 warga miskin.
    “Per satu Januari 2025, total warga miskin di Jateng menurut Data Terpadu (DT) Jateng adalah 3.737.218,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis (16/1/2024).
    Dia mengatakan, angka DT Jateng merupakan data mikro yang didapatkan secara rinci
    by name dan by address
    .
    Sementara
    angka kemiskinan
    yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) ialah hasil survei data makro.
    Kendati demikian, angka kemiskinan dari keduanya tidak jauh berbeda.


    BPS meliris penurunan kemiskinan di Jateng cukup tinggi yakni 0,89 persen atau setara 307,99 ribu orang.
    Sehingga pada September 2024 warga miskin Jateng turun satu digit menjadi 9,58 persen menjadi 3,396 juta orang.
    “Ini yang sudah tidak ada kemiskinan ekstrem Wonogiri, Kudus, Kota Tegal. Yang masih ada di Surakarta. P2 hampir semua daerah ada,” ucap dia.
    Maskur menyampaikan terdapat puluhan indikasi yang membuat seorang warga tergolong dalam kategori miskin. Termasuk kemampuan dalam memehuni kebutuhan dasar mulai dari rumah, jamban, hingga pendidikan.
    “Kemiskinan ekstrem yang satu keluarga yang per orangnya pendapatannya kurang dari 2 dollar. Misalkan satu keluarga ada tiga orang, pendapatannya hanya sehari tidak sampai Rp 100.000. Padahal kebutuhan per orang itu 2 dollar, berati tiga orang butuh 6 dollar dikalikan Rp 16.000,” beber dia.
    Sementara untuk invervensi pengentasan kemiskinan, Dinsos Jateng melakukan pemberdayaan dengan pelatihan keterampilan kepada anggota keluarga usia produktif yang belum bekerja. Sehingga bisa terserap sebagai tenaga kerja.
    “Kalau yang P3 diberi modal ringan, perlindungan jaminan sosial seperti Kartu Jateng Sejahtera (KJS), Program Keluarga Harapan (PKH), dan ada makan dua kali dari pusat,” ucap dia.
    Untuk terus menekan
    angka kemiskinan di Jateng
    , Dinsos akan menyalurkan lebih dari Rp 200 miliar untuk berbagai program intervensi kemiskinan sepanjang 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gregoria Mulus Lewati 32 Besar India Open 2025, Pelatih Baru Datang Bawa Semangat Baru

    Gregoria Mulus Lewati 32 Besar India Open 2025, Pelatih Baru Datang Bawa Semangat Baru

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, berhasil memulai start manis di India Open 2025.

    Atlet berusia 25 tahun itu berhasil mengalahkan wakil dari Denmark, Line Christophersen, di babak 32 besar, Selasa (14/1/2025).

    Tampil di Indira Gandhi Sports Complex, Gregoria menang dengan skor akhir 25-27, 21-12, dan 21-11, dalam waktu 55 menit.

    “Di gim awal saya cukup kesulitan untuk menyesuaikan keadaan karena cuaca cukup dingin di sini.” ungkap Gregoria dalam keterangan dari PBSI, Selasa (14/1/2025).

    “Pemanasan sudah ekstra tapi belum konsisten permainannya.”

    “Bersyukur di gim kedua dan ketiga bisa lebih tenang dan menguasai permainan,” sambung pebulutangkis yang akrab disapa Jorji itu.

    Hasil ini pun menjadi catatan manis Gregoria yang dikawal oleh pelatih barunya di Pelatnas PBSI, Imam Tohari.

    Gregoria pun menyebut jika Imam merupakan sosok yang tenang, tidak jauh berbeda dengan pelatih sebelumnya, Herli Djaenudin.

    Jeje mantan penerjemah Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, marah besar setelah mengetahui sang pelatih disindir oleh Bung Towel. Jeje menyinggung etika yang tak pantas dari Bung Towel.

    Kendati demikian, atlet asal Wonogiri itu mengaku tetap membutuhkan waktu untuk penyesuaian dengan Imam Tohari.

    Ia pun menyadari hadirnya pelatih baru membuat semangatnya kembali membara dalam bertanding di level internasional.

    “Hari ini pertama kali mas Imam (Tohari) berada di kursi pelatih mendampingi saya,” ujarnya.

    “Kami merasa kami masih dalam penyesuaian tapi kurang lebih mas Imam mirip dengan kak Herli (Djaenudin), dengan pembawaan yang tenang,” ungkap Gregoria.

    Lebih lanjut, Gregoria pun berjanji akan tampil lebih baik di babak 16 besar India Open 2025.

    Pada babak 16 besar, unggulan nomor 4 itu akan menghadapi pemenang duel antara Natsuki Nidaira (Jepang) dan Sin Yan Happy LO (Hongkong).

    “Babak 16 besar lusa saya ingin tampil lebih baik,” janji peraih medali perunggu Olimpiade 2024 Paris itu.

    (TribunJakarta/Tribunnews, Alfarizy)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pria Asal Wonogiri Pukul Teman Pakai Batu di Bus, Langsung Kabur setelah Beraksi – Halaman all

    Pria Asal Wonogiri Pukul Teman Pakai Batu di Bus, Langsung Kabur setelah Beraksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial SR (46) warga Wonokarto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ditangkap setelah diduga melakukan penganiayaan terhadap temannya sendiri, Sukino (53), pada Selasa (3/1/2025) lalu.

    Kasus ini terjadi di sebuah SPBU di Sukoharjo, saat keduanya dalam perjalanan pulang dari Jakarta.

    Pelaku SR menaiki bus dari Jakarta menuju Wonogiri, di mana Sukino berperan sebagai salah satu kru bus.

    Saat bus berhenti di SPBU di Sukoharjo untuk mengisi bahan bakar, SR mempersiapkan batu yang akan digunakan untuk menyerang Sukino.

    Setelah bus melanjutkan perjalanan dan tiba di Jalan Raya Sukoharjo-Wonogiri, tepatnya di Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, SR memukul kepala Sukino dengan batu yang telah disiapkan.

    Akibat penganiayaan tersebut, Sukino mengalami luka di bagian kepala.

    “Pelaku diduga memukul kepala korban dengan menggunakan batu. Usai melakukan aksinya, pelaku langsung pergi meninggalkan korban,” katanya, Minggu (12/1/2025).

    Ia kemudian melaporkan kejadian ini ke Polres Wonogiri untuk diproses secara hukum.

    Pelaku SR berhasil ditangkap oleh Tim Resmob Polres Wonogiri pada Jumat (10/1/2025), ketika ia pulang ke rumahnya di Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri.

    “Ada kesalahpahaman dan terjadilah penganiaayaan tersebut. Diduga ada kecemburuan, keduanya antara pelaku dan korban sudah saling mengenal,” jelasnya.

    Adapun motif dibalik penganiayaan ini diduga lantaran pelaku cemburu gegara korban sekaligus temannya warga Kecamatan Purwantoro, memiliki hubungan dengan istrinya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Data Gempa M 4,9 Pacitan: Apa yang Perlu Diketahui? – Halaman all

    Data Gempa M 4,9 Pacitan: Apa yang Perlu Diketahui? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu, 11 Januari 2025, gempa bumi mengguncang Pacitan, Jawa Timur.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan analisis mengenai kejadian ini dan dampaknya yang dirasakan hingga Surakarta.

    Berikut ini informasi lebih dalam mengenai gempa yang terjadi tersebut.

    Kapan dan Di Mana Gempa Terjadi?

    Gempa bumi terjadi pada pukul 14:25:10 WIB dengan magnitudo 4,9.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 8,88 derajat LS dan 110,97 derajat BT.

    “Gempa ini berpusat di laut, tepatnya pada jarak 79 km arah barat daya Pacitan dengan kedalaman 29 km,” ungkapnya, Sabtu.

    Mengapa Gempa Ini Terjadi?

    Daryono menyebutkan bahwa gempa di Pacitan merupakan jenis gempa tektonik.

    Dengan mempertimbangkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini dikategorikan sebagai gempabumi dangkal.

    Penyebab utama dari kejadian ini adalah aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust, yang merupakan daerah rawan gempa.

    Dampak Gempa Bumi

    Dampak dari gempa bumi ini terasa di beberapa daerah, mulai dari Pacitan, Yogyakarta, hingga sebagian Jawa Tengah.

    BMKG mencatat tingkat guncangan yang dirasakan, antara lain:

    Skala II-III MMI (Misalnya di Klaten, Yogyakarta, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Wonogiri, Sukoharjo, dan Surakarta):

    Pada skala ini, getaran dirasakan seperti truk yang melintas.

    Skala II MMI (Seperti di Karangkates, Malang):

    Pada skala ini, getaran dirasakan sedikit oleh orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

    Hingga saat ini, Daryono menginformasikan bahwa belum ada laporan tentang kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini.

    Apakah Ada Gempa Susulan?

    Sejak gempa utama, hingga pukul 14:45 WIB, BMKG mencatat adanya satu kali gempabumi susulan atau aftershock.

    Ini menambah perhatian masyarakat terkait aktivitas seismik yang terjadi di zona tersebut.

    Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi dari BMKG atau pihak berwenang lainnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Penyebab Gempa Magnitudo 4,9 di Pacitan, Terasa hingga Yogyakarta

    Penyebab Gempa Magnitudo 4,9 di Pacitan, Terasa hingga Yogyakarta

    Bisnis.com,  JAKARTA – Hari Sabtu, 11 Januari 2025 pukul 14.25.10 WIB wilayah Pacitan, JATIM dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M4,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8.88° LS; 110.97° BT tepatnya di laut pada jarak 79 km arah Barat Daya Pacitan, JATIM dengan kedalaman 29 Km.

    Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust.

    Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Klaten, Yogyakarta, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta II-III MMI (Getaran dirasakan seperti truk yang melintas), di Karangkates-Malang II MMI *(Getaran dirasakan sedikit orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)*. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

    Hingga hari Sabtu, 11 Januari 2025 pukul 14.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 (satu) kali gempabumi susulan (aftershock)

  • Gempa M4,9 Guncang Pacitan, Lokasinya di Zona Megathrust

    Gempa M4,9 Guncang Pacitan, Lokasinya di Zona Megathrust

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa bumi tektonik berkekuatan M4,9 mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur pada hari Sabtu (11/1/2025) pukul 14.25.10 WIB.

    Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M4,9. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.88° LS; 110.97° BT tepatnya di laut pada jarak 79 km arah Barat Daya Pacitan, Jawa Timur dengan kedalaman 29 Km.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust,” katanya dalam keterangan resmi.

    “Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Klaten, Yogyakarta, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta II-III MMI (Getaran dirasakan seperti truk yang melintas), di Karangkates-Malang II MMI (Getaran dirasakan sedikit orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut,” jelas Daryono. 

    Disebutkan, hingga pukul 14.45 WIB (Selasa 11/1/2025), hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 kali gempa bumi susulan (aftershock).

    Foto: (Dok. BMKG)
    (Dok. BMKG)

    (dce/dce)