kab/kota: Wonogiri

  • Kisah Tragis Dwi Hastuti di Wonogiri, Cinta Ditolak dan Jasadnya Dicor oleh Pria Beristri – Halaman all

    Kisah Tragis Dwi Hastuti di Wonogiri, Cinta Ditolak dan Jasadnya Dicor oleh Pria Beristri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi mengungkap temuan baru dalam kasus pembunuhan terhadap Dwi Hastuti (48), seorang wanita asal Batureno, Kabupaten Wonogiri.

    Diketahui, korban sempat hilang selama 2,5 bulan sejak 11 Februari 2025.

    Setelah pencarian panjang, jasad Dwi akhirnya ditemukan dalam keadaan mengenaskan.

    Korban terkubur di lubang yang telah dicor di belakang rumah orang tua pelaku, di Desa/Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, pada Kamis (1/5/2025) dini hari.

    Pelaku pembunuhan diketahui bernama Joko Nur Setiawan (34). 

    Kasatreskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sedewo, mengungkap detail bagaimana pelaku menghabisi nyawa korban.

    “Dari hasil visum et repretum, hasil sementara itu terdapat memar di wajah bagian pipi kanan kiri (korban), kemudian terdapat pendarahan di otak.

    Kemudian kita periksa, pemeriksaan tambahan terhadap tersangka.

    Tersangka mengakui setelah korban dicekik, korban jatuh kemudian korban dipukuli berulang kali sehingga korban meninggal dunia,” kata Agung kepada wartawan di Mapolres Wonogiri pada Sabtu (3/5/2025), dikutip dari TribunJateng.com.

    Agung mengatakan, korban sempat berteriak, namun tidak didengar oleh orang karena di daerah tersebut sangat sepi.

    Sedangkan ayah pelaku yang tinggal seorang diri di rumah itu sedang pergi.

    Pelaku terlebih dahulu menutup mulut korban agar tidak berteriak.

    Kemudian, ia mencekik leher korban hingga korban kehilangan kesadaran.

    Saat tubuh korban ambruk, kepalanya terbentur bagian fondasi rumah.

    Tanpa menggunakan alat, pelaku lalu memukul korban dengan tangan kosong.

    “Posisi korban (terlentang), diduduki kemudian dipukuli,” terang Agung.

    Agung menyampaikan, pelaku yang mengetahui korban meninggal dunia kemudian mengubur jenazah di pekarangan belakang rumah dekat kandang itik.

    Pelaku juga sempat keluar untuk membeli semen.

    “Setelah terjadi pembunuhan, dia (pelaku) sempat membeli semen untuk menutupi perbuatannya itu,” ungkapnya.

    Sebelumnya, polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan terhadap Dwi Hastuti (48).

    “1 Mei 2025 kita bisa mengungkap tabir hilangnya seorang berinisial DH. Telah meninggal dunia dikubur di belakang rumah orang tua kandung pelaku pembuhunan,” katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (2/5/2025).

    Dari hasil keterangan orang tua tersangka, terangnya, korban dikubur di belakang rumah dekat kandang itik.

    Polisi lantas melakukan pembongkaran selama 2,5 jam hingga 3 jam.

    Proses pembongkaran cukup lama karena liang tempat dikuburnya korban dicor.

    Polisi menemukan tas saat berhasil membongkar liang tersebut.

    Tas tersebut berisi KTP milik korban, kartu ATM dan kartu identitas lainnya.

    “Dikuburkan di liang, jadi yang atas cor-coran ditutupi papan. Jasad korban dibungkus plastik dan kain jarik. Kedalaman (liang) kurang lebih 1,5 meter,” terangnya.

    Sebelum dibunuh, korban dan pelaku sempat terlibat cekcok.

    Korban dan pelaku mendatangi rumah tersebut untuk membahas sebuah permintaan dari pihak korban.

    Korban yang berstatus sebagai janda meminta kepada tersangka agar dinikahi.

    Namun, permintaan tersebut membuat pelaku bingung dan tertekan, mengingat dirinya telah memiliki keluarga. 

    Situasi tersebut memicu cekcok antara korban dan pelaku, hingga akhirnya berujung pada aksi kekerasan yang menyebabkan kematian korban.

    Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, korban dan pelaku diketahui telah saling mengenal sejak Oktober 2024.

    “Motifnya asmara, korban meminta kepada tersangka insial J untuk dinkahi. Tersangka bingung karena tersangka sudah memiliki keluarga,” ungkapnya.

    Polisi telah memeriksa enam saksi atas kasus tersebut.

    Agung menambahkan, tidak menutup kemungkinan akan memeriksa saksi lain.

    Selain membekuk pelaku, polisi juga telah mengamankan beberapa barang bukti seperti tas, handphone, kartu ATM, KTP, pakaian korban, dan cangkul.

    Atas perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman penjara 15 tahun. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Pembunuhan Wanita yang Mayatnya Dicor di Wonogiri

    (Tribunnews.com/Falza) (TribunJateng.com/Agus Iswadi)

  • 9
                    
                        Warga Tolak Pabrik Semen di Wonogiri, Pemprov Jateng Minta Semua Pihak Klarifikasi
                        Regional

    9 Warga Tolak Pabrik Semen di Wonogiri, Pemprov Jateng Minta Semua Pihak Klarifikasi Regional

    Warga Tolak Pabrik Semen di Wonogiri, Pemprov Jateng Minta Semua Pihak Klarifikasi
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko merespons penolakan masyarakat Pracimantoro di
    Wonogiri
    terhadap pendirian
    pabrik semen
    milik PT Anugerah Andalan Asia (AAA).
    Warga selaku pemilik lahan yang tanahnya akan digunakan sebagai tapak lokasi pendirian pabrik semen, mereka tidak pernah dilibatkan oleh tim penyusun Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
    Tak hanya itu, warga juga dipaksa menjual tanahnya dengan harga murah, hanya Rp 50.000 per meter. Sementara nilai investasi pabrik mencapai Rp 6 triliun.
    Sujarwanto mengatakan, penolakan terhadap pembangunan merupakan hal yang lumrah terjadi. Namun hal itu perlu ditindaklanjuti dengan klarifikasi antara kedua pihak.
    “Ya, enggak apa-apa. Menolak, kontra itu kan bagus dalam pembangunan. Sehingga sehingga tinggal bagaimana kemudian penolakan itu memang terklarifikasi dengan baik,” tutur Sujarwanto usai membuka Central Java Youth Sustainability Forum 2025 di Legacy Hall, Semarang, Sabtu (3/5/2025).
    Ia mendorong agar pihak yang berkepentingan melakukan komunikasi dengan baik untuk saling memahami. Sehingga tidak ada informasi yang terlewat yang tidak diketahui masyarakat.
    “Ya, semua pokoknya memahami dulu. Ya, mungkin ada yang informasi terlewat, itu terlewat tapi prinsipnya semua proses pasti dilakukan dengan baik. Persepsi-persepsi yang dibangun itu harus diluruskan pada data dan ketentuan yang baik. Kita sangat senanglah perbedaan pemikiran itu,” lanjut dia.
    Menurutnya masyarakat berhak menuntut kejelasan dari tim penyusun Amdal pendirian pabrik semen dan tambang batu gamping yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah.
    “Makanya kalau yang belum jelas nanti semua orang yang pingin jelas harusnya kembali untuk memperjelas pada sumbernya. Ya, diskusi atau tidak diskusi ya tergantung. Mereka tinggal mencari tahu pada sumbernya. Kalau itu masalah Amdal, maka Dinas LHK yang akan memberikan penjelasan. Silakan datang ke sana,” tandas dia.
     
    Sebelumnya diberitakan, gelombang penolakan dari warga Pracimatoro terus mengguat terhadap rencana pembangunan pabrik semen milik PT Anugerah Andalan Asia (AAA).
    Industri itu digadang memiliki total investasi senilai Rp 6 triliun, sedangkan lahan warga ingin dibeli dengan harga Rp 50.000 per meter.
    Penolakan itu muncul karena pabrik seluas 123.315 hektare di Kecamatan Pracimantoro, tepatnya di Desa Watangrejo, Suci, dan Sambiroto itu mengancam lahan milik puluhan warga.
    Padahal selama ini mereka menggantungkan hidup pada hasil tani di sana.
    Kendati telah mengantongi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), rencana pendirian pabrik itu menjadi polemik lantaran banyaknya kejanggalan selama proses berlangsung.
     
    Utamanya, izin Amdal di lahan yang akan dijadikan lokasi pabrik tiba-tiba dikeluarkan pemerintah pada 2024 tanpa sepengetahuan warga pemilik lahan atau sosialisasi.
    Sedangkan 2022 -2023 banyak tim peneliti keluar masuk lahannya tanpa izin. Kabar yang beredar di kalangan warga, sekelompok orang tersebut hanya melakukan penelitian potensi pertanian.
    “Mereka itu membuat Amdal dengan tidak mensosialisasikan ke masyarakat secara jelas. Pada waktu tim mereka blusukan itu kan enggak jelas orang mau apa. Mereka enggak jujur ditanya. Tahun 2022-2023 itu cuma berspekulasi. Tiba-tiba 2024 AMDAL keluar,” ungkap Suryanto, Juru Bicara Warga Pracimantoro saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (24/4/2025).
    Berikutnya, ancaman perebutan lahan seluas 186,13 hektare juga menanti warga desa lainnya yang lahannya akan dijadikan lokasi atau tapak penambangan batu gamping yang akan digunakan untuk bahan baku semen milik PT Sewu Surya Sejati (SSS).
    Amdal yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah pada 4 Juli 2024 itu memberi izin lingkungan pabrik semen milik PT Anugerah Andalan Asia (AAA) dengan kapasitas maksimal 4,5 juta ton semen per tahun.
    Sedangkan, izin produksi pertambangan mineral bukan logam komoditas batu gamping untuk semen PT Sewu Surya Sejati (SSS) memiliki kapasitas usaha 4,2 juta ton gamping per tahun di lahan seluas 186,13 hektare dari permohonan 598,04 hektare.
    Cakupan lahan di Desa Watangrejo, Suci, Gambirmanis, Joho dan Petirsari.
    Warga mengaku baru mengetahui keluarnya Amdal sekitar Desember, setelah ramai dibicarakan para aktivis lingkungan. Seluruh pemilik lahan sama sekali tak pernah dihubungi perusahaan atau pemerintah terkait izin Amdal.
    “Peta Amdal yang mereka susun secara detail ini loh. Enggak melibatkan pemilik lahan sama sekali. Itu artinya enggak cuma enggak sah. Mereka itu melakukan perampasan kan. Membuat klaim atas tanah tanpa izin pemiliknya sama sekali,” tegas dia.
    Tak lama kemudian 97 warga pemilik lahan dipanggil kepala desa dan diminta menjual lahan kepada pemilik pabrik semen dengan harga Rp 50.000 per meter persegi. Lalu dijanjikan lapangan kerja oleh pabrik semen. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengakuan Pembunuh Wanita yang Jasadnya Dicor di Wonogiri, Cekik dan Pukul Korban hingga Tewas – Halaman all

    Pengakuan Pembunuh Wanita yang Jasadnya Dicor di Wonogiri, Cekik dan Pukul Korban hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dwi Hastuti, seorang perempuan berusia 48 tahun asal Baturetno, Kabupaten Wonogiri, menjadi korban pembunuhan.

    Jasadnya ditemukan terkubur di pekarangan belakang rumah orang tua pelaku, Joko Nur Setiawan (34), di Desa Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, pada Kamis, 1 Mei 2025.

    Sebelumnya, Dwi dilaporkan hilang selama 2,5 bulan, sejak 11 Februari 2025.

    Kasatreskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sedewo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan tambahan terhadap Joko.

    Dalam keterangannya, Joko mengaku bahwa ia mencekik Dwi hingga terjatuh, kemudian memukulnya berulang kali hingga korban meninggal dunia.

    “Dari hasil visum et repretum, hasil sementara itu terdapat memar di wajah bagian pipi kanan kiri (korban), kemudian terdapat pendarahan di otak,” ucap Agung, Sabtu (3/5/2025).

    “Kemudian kita periksa, pemeriksaan tambahan terhadap tersangka.”

    “Tersangka mengakui setelah korban dicekik, korban jatuh kemudian korban dipukuli berulang kali sehingga korban meninggal dunia,” imbuhnya.

    Agung menjelaskan lebih lanjut bahwa saat kejadian, bapak pelaku sedang tidak berada di rumah.

    Mulut korban dibekap oleh pelaku saat mencekik lehernya, dan saat terjatuh, kepalanya membentur pondasi rumah. 

    Setelah itu, pelaku memukuli korban yang dalam posisi telentang.

    Setelah menyadari bahwa Dwi telah meninggal, pelaku mengubur jasadnya di pekarangan belakang rumah dekat kandang itik.

     “Dia (pelaku) sempat keluar untuk membeli semen guna menutupi perbuatannya,” ungkap Agung.

    Polisi telah memeriksa enam saksi terkait kasus ini dan tidak menutup kemungkinan akan memanggil saksi lain.

    Barang bukti yang telah diamankan meliputi tas, handphone, kartu ATM, KTP, pakaian korban, dan cangkul.

    Pelaku kini dijerat dengan Pasal 338 KUHP, yang mengancamnya dengan hukuman penjara hingga 15 tahun.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Pembunuhan Wanita yang Mayatnya Dicor di Wonogiri.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kronologi Lengkap Pembunuhan Janda Hingga Mayat Dicor di Wonogiri, Dicekik Pacar Usai Minta Dinikahi – Halaman all

    Kronologi Lengkap Pembunuhan Janda Hingga Mayat Dicor di Wonogiri, Dicekik Pacar Usai Minta Dinikahi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Terungkap kronologis lengkap pembunuhan janda bernama Dwi Hastuti (48)  hingga mayatnya ditemukan dalam kondisi dicor di belakang rumah warga Dusun Brubuh Desa Ngadirojo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

    Awalnya polisi menerima laporan orang hilang atas nama Dwi Hastuti pada 14 Februari 2025.

    Setelah menerima laporan tersebut, kepolisian pun melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keluarga korban.

    Dari keterangan keluarga, didapatkan informasi, korban terlihat terakhir kali keluar rumah dengan pria bernama Joko Nur Setiawan alias J (34). 

    Kemudian, polisi pun melakukan pemeriksaan terhadap orang tua J, bernama Gimin.

    Dari keterangan Gimin tersebut, akhirnya pada Kamis (1/5/2025) terungkap asal usul di balik hilangnya wanita bernama Dwi Hastuti tersebut.

    Korban diketahui sudah meninggal dunia dan dikubur di belakang rumah orang tua J.

    “Telah meninggal dikubur di belakang rumah orang tua pelaku pembunuhan,” kata Kasatreskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sadewo kepada Tribunjateng.com, Jumat (2/5/2025).

    Menurut Agung, berdasarkan keterangan orang tua tersangka J, mayat korban dikubur di dekat kandang itik.

    Polisi pun lantas melakukan pembongkaran sekira 2,5 jam atau hingga pukul 03.00 pada Kamis (1/5/2025).

    Proses pembongkaran cukup lama karena liang tempat dikuburnya korban ditimpa cor.

    Polisi menemukan tas saat membongkar liang tersebut.

    Tas tersebut berisi KTP milik korban, kartu ATM, dan kartu identitas lainnya.

    “Dikuburkan di liang, jadi yang atas cor-coran ditutupi papan. Jasad korban dibungkus plastik dan kain jarik. Kedalaman (liang) sekira 1,5 meter,” terangnya.

    Detik-detik Pembunuhan Dwi Hastuti

    Saat ini, Joko Nur Setiawan, tersangka pembunuhan terhadap Dwi Hastuti sudah diamankan.

    Dari pengakuan pelaku, terungkap korban Dwi Hastuti dan tersangka Joko terlibat hubungan asmara.

    Korban dan pelaku diketahui telah saling kenal sejak Oktober 2024.

    Korban yang berstatus sebagai janda meminta kepada tersangka supaya dinikahi.

    “Motifnya asmara, korban meminta kepada tersangka inisial J untuk dinikahi. Tersangka bingung karena sudah memiliki keluarga,” kata Iptu Agung Sadewo.

    Di tengah kebingungan, pelaku pun mengajak korban untuk bertemu.

    Saat itu pelaku mengajak korban ke rumah orang tuanya dalam rangka membicarakan keinginan korban pada 11 Februari 2025.

    Pembicaraan keduanya pun tak menemukan titik temu hingga berujung cekcok.

    Pelaku lantas mencekik dan membekap korban saat cekcok tersebut.

    Kemudian korban jatuh dan kepala membentur pondasi di belakang rumah.

    Setelah itu, pelaku mengubur korban di belakang rumah lokasi kejadian.

    awalnya jasad korban dikubur dengan tanah.

    Kemudian pelaku mencornya agar tidak tercium bau.

    “Itu (korban dikubur) dilakukan pelaku sendiri,” ucapnya.

    Selain dikarenakan motif asmara, pelaku pun mengaku memiliki pinjaman sebesar Rp 15 juta.

    Polisi pun masih mendalami motif lain yang melatarbelakangi pembunuhan tersebut.

    Pasalnya, polisi menemukan mobil korban sempat digadaikan.

    “Mobil korban digadaikan betul, tapi pendorongnya apakah ada soal itu, kami masih belum menemukan terkait dorongan alasan itu untuk motif pembunuhan,” katanya.

    Saat ini mobil milik korban sudah diamankan.

    “Digadaikan ke seseorang, (nilainya) kami masih dalami,” ujarnya.

    Penyebab Kematian Korban Berdasar Hasil Autopsi

    Iptu Agung Sadewo menyampaikan berdasarkan hasil autopsi terungkap penyebab kematian korban.

    “Hasil autopsi menyebut jika penyebab kematian korban karena luka di bagian kepala. Kemudian karena dibekap itu mungkin yang bersangkutan mati lemas,” katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (2/5/2025) siang.

    Dia menerangkan, ada beberapa kemungkinan penyebab kematian korban sebelum akhirnya dikubur di lahan belakang rumah.

    Apakah itu lantaran kepala korban yang terbentur pondasi belakang rumah atau mati lemas karena dibekap pelaku saat cekcok.

    Saat ditanya adanya kabar bahwa korban dalam kondisi hamil, terang Iptu Agung, membantahnya alias tidak benar.

    Pasalnya, hasil autopsi tidak menyebutkan bahwa korban dalam kondisi hamil.

    Dia menambahkan, jenazah telah dimakamkan setelah proses autopsi selesai.

    Atas perbuatannya pelaku terancam Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.

    (Tribunjateng.com/ agus iswadi/ tribunnews.com) 

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pengakuan Orangtua Pelaku Jadi Awal Terungkapnya Jenazah Korban Dikubur dan Ditimpa Cor di Wonogiri, https://jateng.tribunnews.com/2025/05/02/pengakuan-orangtua-pelaku-jadi-awal-terungkapnya-jenazah-korban-dikubur-dan-ditimpa-cor-di-wonogiri?page=all#goog_rewarded

  • Pengakuan Pembunuh Wanita yang Jasadnya Dicor di Wonogiri, Cekik dan Pukul Korban hingga Tewas – Halaman all

    Wanita Tewas Dikubur dan Dicor di Wonogiri Ternyata Dibunuh Pacar, Motif Pelaku Ogah Nikahi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Teka-teki penemuan jasad wanita di pekarangan rumah warga di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah pada Kamis (1/5/2025) dini hari tadi, akhirnya terungkap.

    Ternyata, korban yang bernama Dwi Hastuti (48) tersebut merupakan korban pembunuhan.

    Dikutip dari Tribun Solo, pelaku pembunuhan terhadap Dwi adalah pacarnya berinisial J (34).

    “Betul. Saat ini kita masih pendalaman. Pembongkaran tadi juga dipimpin Pak Kapolres (AKBP Jarot Sungkowo),” kata Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo pada Kamis malam.

    Terpisah, Kasatreskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sedewo, menuturkan motif J tega membunuh Dwi lantaran dipaksa untuk menikahi.

    Namun, J enggan untuk menuruti keinginan Dwi lantaran sudah berkeluarga.

    “Tapi yang bersangkutan tidak mau karena merasa sudah punya keluarga,” kata dia.

    Dicekik dan Dibekap

    Agung menuturkan cara pelaku membunuh korban adalah dengan mencekik dan membekapnya pada 11 Februari 2025 lalu, atau sehari setelah Dwi meninggalkan rumah di Kecamatan Baturetno, Wonogiri.

    Namun, pelaku panik lantaran penganiayaan yang dilakukannya berujung tewasnya korban.

    Akhirnya, J pun mengubur korban dan dicor di belakang rumah warga yang ternyata milik ayah pelaku.

    “Pengakuan dari tersangka (dicekik dan dibekap). Kita masih tunggu hasil visum et repertum. Masih kita dalami,” jelasnya.

    Sebagai informasi, jasad Dwi pertama kali ditemukan pada Kamis dini hari sekira pukul 01.00 WIB.

    Ketua RT setempat, Sutino, mengaku syok atas penemuan jasad Dwi tersebut.

    Dia juga mengungkapkan warga sekitar tidak menyangkan bahwa lokasi penemuan jasad tersebut bersebelahan dengan kandang itik.

    Saat ditanya terkait kondisi jenazah saat dievakuasi, Sutino mengatakan dalam kondisi utuh.

    “Kondisi jenazahnya cenderung masih utuh. Tapi ya memang ada bau,” kata dia.

    Di sisi lain, Kepala Desa (Kades) Ngadirojo Lor, Mardimin mengungkapkan jenazah dievakuasi pada Kamis dini hari.

    “Iya ada evakuasi jenazah, saya datang pukul 04.00 sudah selesai,” katanya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Solo dengan judul “Polisi Tangkap Pelaku Pembunuh Wanita yang Jasadnya Dikubur dan Dicor di Wonogiri, Teman Pria Korban”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Solo/Erlangga Bima Sakti)

     

  • Pengakuan Pembunuh Wanita yang Jasadnya Dicor di Wonogiri, Cekik dan Pukul Korban hingga Tewas – Halaman all

    Wanita Ditemukan Tewas Terkubur dan Dicor di Wonogiri: Hilang sejak 2 Bulan Lalu, Diduga Dibunuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jasad berjenis kelamin wanita ditemukan tewas terkubur dan dalam kondisi dicor di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah pada Kamis (1/5/2025) sekira pukul 01.00 WIB.

    Dikutip dari Tribun Solo, beredar informasi bahwa identitas jasad wanita tersebut bernama Dwi Hastuti (48) yang merupakan warga Desa/Kecamatan Baturetno.

    Lalu, korban ternyata sudah dilaporkan hilang usai meninggalkan rumah pada dua bulan lalu atau 10 Februari 2025.

    Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo mengungkapkan jenazah Dwi ditemukan terkubur dan dicor di belakang rumah salah satu warga.

    Namun, hingga kini, Anom menuturkan pihaknya masih menyelidiki identitas korban secara lengkap.

    “Mengarah ke sana ada, tapi perlu pencocokan juga. Kita belum bisa memastikan, karena perlu bukti yang lainnya,” kata Anom.

    Dia juga menduga penyebab tewasnya Dwi diduga akibat dibunuh.

    “Jadi dibungkus plastik kemudian dikubur biasa, diberi papan kemudian diurug tanah. Setelah itu dicor kemudian diurug tanah lagi,” jelasnya.

    Ia menambahkan saat ini jasad korban dibawa ke RS Moewardi Solo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Sementara, Ketua RT setempat, Sutino, mengaku syok atas penemuan jasad Dwi tersebut.

    Dia juga mengungkapkan warga sekitar tidak menyangkan bahwa lokasi penemuan jasad tersebut bersebelahan dengan kandang itik.

    Saat ditanya terkait kondisi jenazah saat dievakuasi, Sutino mengatakan dalam kondisi utuh.

    “Kondisi jenazahnya cenderung masih utuh. Tapi ya memang ada bau,” kata dia.

    Di sisi lain, Kepala Desa (Kades) Ngadirojo Lor, Mardimin mengungkapkan jenazah dievakuasi pada Kamis dini hari.

    “Iya ada evakuasi jenazah, saya datang pukul 04.00 sudah selesai,” katanya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Solo dengan judul “BREAKING NEWS : Wanita Diduga Jadi Korban Pembunuhan di Wonogiri, Jasad Korban Dikubur, Ditimpa Cor”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Solo/Erlangga Bima Sakti)

  • Pria yang Setubuhi Siswi Kelas 6 SD di Wonogiri Terancam Penjara Belasan Tahun – Halaman all

    Pria yang Setubuhi Siswi Kelas 6 SD di Wonogiri Terancam Penjara Belasan Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial K (45) diringkus polisi karena menyetubuhi siswi kelas enam SD di Wonogiri, Jawa tengah.

    Pria yang kini telah ditetapkan jadi tersangka ini terancam penjara belasan tahun akibat perbuatannya.

    Demikian yang disampaikan AKBP Jarot Sungkowo, Kapolres Wonogiri.

    “Pidana paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun. Serta denda paling banyak Rp 5 miliar,” jelasnya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Smentara itu, Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo mengatakan pelaku melancarkan aksinya saat rumah korban tengah kosong di malam hari.

    “Betul saat rumah kosong. Rata-rata dilakukan di rumah korban saat kosong, misalnya ditinggal orang tua pengajian atau pas ditinggal kemana. Malam hari terus,” kata dia, Rabu (30/4/2025).

    Kapolres Wonogiri, AKBP Jarot Sungkowo menuturkan, pelaku melancarkan aksi bejatnya tak hanya sekali.

    K menyetubuhi korban pada 14 Maret hingga 17 April 2025 lalu dan semuanya dilakukan di rumah korban.

    Kasus ini terbongkar setelah orang tua korban membaca pesan di WhatsApp korban.

    “Pada tanggal 17 April 2025 malam hari, ibu korban tidak sengaja membuka handphone milik korban dan membaca persetubuhan korban dan pelaku,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Setelah dikonfirmasi ke korban, korban mengaku bahwa ia telah disetubuhi oleh pelaku.

    Pelaku pun diajak korban dan ia mengakui telah tujuh kali melakukan tindakan bejatnya terhadap korban.

    Ia juga menuturkan bahwa K membujuk korban akan bertanggung jawab apabila korban hamil.

    “Beberapa kali tersangka memberikan uang kepada korban. Serta dengan korban tersangka menjalin hubungan asmara,” ujarnya.

    Kasus Serupa

    Kasus pencabulan anak di bawah umur juga terjadi di Nias, Sumatera Utara.

    Seorang bocah 10 tahun jadi korban pencabulan oleh guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berinisial AZ (38).

    Kasi Humas POlres Nias, Aipda Motivasi Gea mengatakan, kasus ini terbongkar setelah keluarga korban mengetahui ada chat tak senonoh dari pelaku ke korban.

    “Keluarga menemukan chat dari tersangka yang tidak senonoh kepada korban,” ujarnya, Rabu (30/4/2025).

    Mengutip Tribun-Medan.com, korban pun langsung diinterogasi oleh keluarganya.

    Mulanya korban, tak mengaku hingga akhirnya terungkap bahwa korban telah disetubuhi pelaku pada Juli 2024 lalu.

    Akhirnya, keluarga korban melaporkan hal ini ke polisi.

    Tak lama, pelaku langsung dijadikan tersangka pada Kamis (3/4/2025).

    Meski telah jadi tersangka, namun pihak kepolisian tidak melakukan penahanan terhadap AZ.

    Pihak kepolisian mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman jadi salah satu alasan.

    Selain itu, pihak tersangka juga mengajukan permohonan atau jaminan dari istri tersangka sehingga AZ hanya wajib lapor.

    Saat ini Polisi masih terus memeriksa saksi lainnya dan rekaman suara.

    “Adanya permohonan dan jaminan dari istri tersangka untuk melaksanakan wajib lapor selama proses penyidikan,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Sudah Ditahan, Pria Paru Baya yang Setubuhi Siswi Kelas 6 SD Terancam Dibui Maksimal 15 Tahun dan di Tribun-Medan.com dengan judul Guru SMK di Nias Diduga Cabuli Anak Tetangganya yang Berusia 10 Tahun

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti)(Tribun-Medan.com, Fredy Santoso)

  • Menyelisik Urgensi Kota Solo Diusulkan jadi Daerah Istimewa

    Menyelisik Urgensi Kota Solo Diusulkan jadi Daerah Istimewa

    JAKARTA – Kota Solo sedang menjadi sorotan. Usulan menjadikan Solo sebagai daerah istimewa disebut berkaitan dengan kepentingan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Selain sebagai kota pensiunnya Jokowi yang membuat rumahnya sering dikunjungi masyarakat, bahkan belakangan sederet menteri juga datang menyambangi. Publik juga menyoroti karena kota ini masuk daftar daerah otonomi baru sebagai daerah istimewa.

    Menurut informasi, Kementerian Dalam Negeri mendapat usulan sejumlah daerah yang menginginkan adanya status keistimewaan. Ada enam daerah yang mengusulkan wilayahnya menjadi daerah istimewa.

    Sejauh ini daerah yang paling santer terdengar adalah Solo Raya, yang terdiri dari satu kota episentrum, Surakarta, dan enam kabupaten di sekitarnya: Boyolali, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, dan Wonogiri.

    Selain Solo di Jawa Tengah, ada enam provinsi yang menginginkan adanya status daerah istimewa, yaitu Jawa Barat, Sumatra Barat, Riau, dan dua usulan dari Sulawesi Tenggara.

    Suasana Keraton Surakarta Hadiningrat, Jalan Kamandungan, Baluwarti, Surakarta. (Unsplash/fala.syam)

    Usulan agar Kota Solo menjadi daerah istimewa dilontarkan Wakil Ketua Komisi II DPR Aria Bima. Menurut politikus PDIP tersebut, Kota Solo termasuk satu dari enam daerah yang meminta status istimewa.

    “Seperti daerah saya, Solo meminta pemekaran dari Jawa Tengah dan menjadi Daerah Istimewa Surakarta,” kata Bima usai rapat kerja komisi bidang pemerintahan DPR dengan Kementerian Dalam Negeri.

    Namun usulan agar Kota Solo menjadi daerah istimewa menuai polemik. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah bahkan menilai gagasan tersebut berkaitan erat dengan kepentingan Jokowi.

    Sudah Tidak Relevan

    Pasal 18B ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan, negara mengakui adanya satuan pemerintahan daerah yang berstatus istimewa dan khusus. Pasal tersebut menyebutkan, “Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan undang-undang.”

    Saat ini, Indonesia memiliki dua provinsi yang bersifat istimewa. Pertama, Daerah Istimewa Yogyakarta yang diatur melalui UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Di antara bentuk keistimewaan kota ini adalah terkait tata cara pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur. Berbeda dengan daerah lain yang gubernurnya dipilih lewat pemilihan kepala daerah, untuk Yogyakarta diusulkan kesultanan atau kadipaten.

    Yogyakarta juga memiliki keistimewaan dalam hal kewenangan kelembagaan, tata ruang, pertanahan, dan kebudayaan.

    Selain Yogyakarta, ada Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam yang memiliki status istimewa. Kekhususannya diatur melalui UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

    Jalan Jenderal Sudirman di kawasan Balai Kota Solo, Jawa Tengah, 5 Maret 2025. (ANTARA/Mohammad Ayudha)

    UU tersebut menyatakan Aceh bersifat istimewah dan memiliki kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Bentuk keistimewaan Aceh ada pada penyelenggaraan pemerintahan yang berpedoman pada asas keislaman atau Qanun Aceh.

    Direktur IPO Dedi Kurnia Syah memandang usulan agar Kota Solo menjadi daerah istimewa tidak relevan, karena sebagai negara kesatuan sudah waktunya Indonesia kembali pada konsep tunggal.

    Menurutnya, seharusnya daerah yang sekarang berstatus istimewa perlu dievaluasi. Karena secara politik yang dibutuhkan sekarang adalah otonomi daerah secara total atau desentralisasi.

    “Jika ada hal krusial seperti sejarah kultural, maka cukup budaya saja yang diistimewakan, bukan daerahnya secara politik dan pemerintah,” kata Dedi kepada VOI.

    Kegagalan Otonomi Daerah

    Dedi menambahkan, usulan status istimewa bagi Surakarta berlebihan dan potensial tidak produktif. Ia menganggap usulan ini hanya wacana kekuasaan, bukan soal pemerataan pembangunan.

    “Bahkan wacana semacam ini bisa menimbulkan sikap sparatisme di daerah lain atau wilayah bekas kerajaan di masa silam,” ujarnya.

    Patut dicurigai usulan ini demi kepentingan sedikit pihak, terlebih itu daerah keluarga Jokowi, bisa ditafsir sebagai bagian dari upaya peluang kekuasaan keluarga Jokowi secara politik,” Dedi menambahkan.

    Intinya, kata Dedi, usulan itu tidak diperlukan bagi negara ini, justru bisa menjadi beban dan ketimpangan sosial.

    Penari mengenakan kostum berhias daun pada Festival Solo Menari 2025 di Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah, Selasa (29/4/2025). (ANTARA/Mohammad Ayudha)

    Sementara itu, dosen hukum tata negara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yance Arizona memiliki pandangan lain. Gagasan pembentukan daerah istimewa baru, menurut Yance adalah akibat kegagalan otonomi daerah.

    Sekarang ini pemerintah pusat cenderung sentralistis, padahal semua daerah seharusnya memiliki keleluasaan mengatur diri sendiri.

    “Gagasan daerah istimewa muncul sebagai perlawanan terhadap sentralisasi pemerintah pusat karena regulasi yang ada tidak mampu memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur diri sendiri,” tuturnya.

    Menurut Yance, otonomi daerah belum mampu menampung kekhususan dan kekhasan setiap daerah sehingga sejumlah daerah mengajukan status istimewa.

    Karena dengan menjadi istimewa, wilayah tersebut punya payung hukum yang bisa mengakomodasi kekhasan daerahnya. Dengan demikian, mereka memiliki keleluasaan berbeda dari daerah lain.

    Keuntungan menjadi daerah istimewa dan khusus akan bergantung pada kebutuhan masing-masing. Contohnya, kata Yance, jika Bali berstatus istimewa ada kemungkinan muncul regulasi keimigrasian berbeda yang diterapkan di sana karena Bali memiliki banyak destinasi wisata yang dikunjungi turis mancanegara.

    “Jadi banyak argumen yang dibuat di daerah sesuai dengan kebutuhan, termasuk Solo nantinya,” kata Yance lagi.

  • Menginspirasi Lewat Aksi Sosial: Agus Sudibyo dan Peran Agen BRILink Bangun Toilet Desa – Halaman all

    Menginspirasi Lewat Aksi Sosial: Agus Sudibyo dan Peran Agen BRILink Bangun Toilet Desa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com. Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Di setiap desa, ada banyak kisah tentang orang-orang yang memberi tanpa pamrih, satu di antaranta adalah kisah Agus Sudibyo tentang pembangunan toilet umum di dekat pemakaman desa.

    Semua bermula dari sebuah kebutuhan sederhana yang seringkali terlupakan oleh banyak orang, sebuah toilet yang layak di kawasan pemakaman.

    Dalam kebanyakan acara desa, baik itu ziarah, pengajian, atau upacara lainnya, warga sering kesulitan menemukan tempat untuk buang air.

    Pemakaman yang terletak di ujung desa Gambiranom, Baturetno, Wonogiri, dulunya tak memiliki fasilitas apa pun untuk mengakomodasi kebutuhan ini.

    “Kebanyakan orang, kalau mau pergi ke pemakaman, mereka harus jauh-jauh pergi ke rumah tetangga. Kadang nggak enak, kan? Saya rasa itu perlu diperhatikan,” kenang Agus pada Selasa (15/4/2025).

    Agus, yang telah lama berkecimpung di dunia usaha melalui Toko Indra Prasta dan menjadi Agen BRILink, merasa bahwa ia bisa melakukan lebih dari sekadar transaksi sehari-hari.

    Keinginannya untuk berbuat lebih besar daripada sekadar mencari keuntungan pribadi mendorongnya untuk memulai langkah yang lebih besar yakni membangun toilet umum di sekitar pemakaman.

    “Awalnya, saya cuma pikir, kok kalau ada yang mau ziarah itu susah banget ya? Kalau tidak ada toilet, ya berarti orang harus menahan perasaan saat di pemakaman, kan? Jadi saya mulai mikir, kenapa saya nggak coba bantu buat itu?” ujar Agus dengan nada penuh tekad.

    Namun, tak semudah itu untuk mewujudkan ide tersebut.

    Agus tahu, untuk membangun sesuatu yang berguna bagi banyak orang, apalagi sebuah fasilitas umum, dibutuhkan lebih dari sekadar niat baik.

    Ia harus mencari dana, menggalang dukungan dari warga, dan tentu saja, mengatasi berbagai tantangan yang datang dari banyak sisi.

    Belum lagi, biaya untuk membangun sebuah toilet umum bukanlah angka yang kecil.

    Namun, Agus tak gentar. Setiap hari, setelah selesai dengan rutinitasnya sebagai agen BRILink, ia menyisihkan sebagian penghasilannya.

    Dengan tekad bulat, ia mulai mengumpulkan dana untuk membangun toilet tersebut.

    “Kalau kita mikir jumlahnya, ya nggak bakal cukup. Tapi saya percaya kalau niatnya baik, pasti ada jalan,” ucap Agus, merendah.

    Agus tidak hanya mengandalkan modal pribadi semata.

    Dari omzet yang ia peroleh sebagai agen BRILink dan dari penjualan barang di Toko Indra Prasta, ia menyisihkan sedikit demi sedikit.

    Setiap bulan, Agus memotong sebagian penghasilannya untuk disisihkan ke dalam dana khusus yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan toilet umum tersebut.

    “Dari setiap transaksi yang saya lakukan, saya kumpulkan sedikit-sedikit. Kadang dari hasil jualan barang di toko, kadang dari komisi agen BRILink. Yang penting, niatnya dulu saat itu,” ungkap Agus.

    Pada akhirnya, setelah beberapa bulan mengumpulkan dana yang cukup, Agus mulai melaksanakan proyek tersebut.

    Dengan dana yang terkumpul sekitar Rp 6 juta, ia memulai pembangunan toilet tersebut, dibantu oleh warga desa yang turut peduli dengan kebutuhan ini.

    Agus tak mengharapkan pujian atau balasan dari siapa pun, karena baginya, ini adalah bentuk kontribusinya kepada desa yang telah banyak memberinya peluang.

    Setelah beberapa bulan pengerjaan, toilet itu akhirnya selesai.

    Tentu saja, tidak mewah seperti fasilitas umum di kota besar, tetapi cukup layak untuk digunakan.

    “Tidak ada yang tahu betapa leganya warga saat pertama kali menggunakan toilet itu. Rasanya seperti melihat kebutuhan dasar yang sederhana bisa membawa perubahan,” cerita Agus mengenang momen pertama kali toilet itu digunakan oleh warga.

    Seperti yang diharapkan Agus, warga mulai merasa nyaman dan tidak lagi terbebani oleh ketidaknyamanan yang dulu mereka alami.

    Kehadiran toilet itu bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga tentang rasa peduli yang muncul dari seorang warga yang merasa bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain.

    “Saya hanya merasa, kalau kita bisa sedikit meringankan beban orang lain, itu sudah cukup. Bukan soal seberapa besar yang kita berikan, tapi seberapa tulus niat kita untuk membantu,” papar Agus.

    Kini, toilet yang dibangun Agus tidak hanya menjadi fasilitas umum, tetapi juga simbol dari kepedulian sosial dan rasa tanggung jawab terhadap komunitas.

    Warga desa merasa lebih nyaman saat mengadakan acara di sekitar pemakaman, dan yang lebih penting, mereka merasa ada seseorang yang peduli dengan kesejahteraan mereka, bahkan dalam hal-hal kecil yang sering terabaikan.

    Bagi Agus, membangun toilet di tempat pemakaman itu hanyalah permulaan.

    Ia masih memiliki banyak rencana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desanya, tak hanya melalui toko dan Agen BRILink, tetapi juga lewat inisiatif-inisiatif sosial lainnya.

    “Saya harap, ke depan, saya bisa terus membantu warga desa untuk berkembang dan menemukan jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi,” ungkap Agus dengan penuh harapan.

    Tokoh Inspiratif

    Agus Sudibyo menggema bukan hanya sebagai pengusaha, tapi sebagai sosok teladan yang menggerakkan perubahan.

    Lewat tangan dinginnya, Agus menjadi jembatan harapan, mengenalkan pinjaman ringan berbunga rendah demi membebaskan warga dari jerat utang rentenir yang mencekik.

    Tak jarang, ia diundang di berbagai acara desa seperti rapat RT, peringatan Hari Kemerdekaan, hingga pengajian untuk membagikan pengalamannya menjadi Agen BRILink yang menginspirasi.

    Toko Indra Pastra, toko agen BRILink milik Agus Sudibyo di Desa Gambiranom, Baturetno, Wonogiri (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Di hadapan para tetangga dan perangkat desa, Agus kerap berdiri membagikan kisah tentang pentingnya akses keuangan resmi, mematahkan ketergantungan pada hutang berbunga tinggi.

    “Saya cuma ingin warga tidak lagi terjebak pinjaman yang memberatkan,” jelasnya bangga.

    Berangkat dari niat sederhana untuk membantu, Agus tak sekadar membuka layanan transaksi, melainkan membangun literasi keuangan dari akar rumput.

    Toko Indra Prasta telah mengalami transformasi yang luar biasa sejak berdiri pada 2011.

    Awalnya, toko ini hanya berukuran 2 meter persegi dan hanya menyediakan layanan pulsa dan kuota, namun kini berkembang menjadi minimarket yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari serta memiliki layanan tambahan seperti transaksi pembayaran dan pinjaman.

    Agus Sudibyo, pemilik toko, mengungkapkan bahwa pada 2016 ia memutuskan untuk menjadi agen BRILink setelah ditawari oleh pihak bank.

    “Alhamdulilah saat ini luas toko 12 meter persegi, menjual aneka kebutuhan di minimarket. Juga sedia bensin di pom mini, menyediakan pinjaman modal ultra mikro (UMi) serta transaksi aneka pembayaran sebagai agen BRILink,” jelasnya.

    Meskipun awalnya menjadi agen BRILink tidak memberikan keuntungan yang signifikan, Agus tetap bertahan dan fokus pada pelayanan kebutuhan sehari-hari warga sekitar.

    “Mulanya jadi agen ditawari, banyak yang ga mau karena repot dan ribet, tapi saya coba dulu saja. Saat itu belum untung sampai sekitar setahun,” ujarnya mengenang awal perjuangannya.

    Setelah sekitar setahun, bisnisnya mulai berkembang seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat agen BRILink.

    “Masyarakat banyak yang belum tahu juga tentang agen BRILink, satu kecamatan saat itu cuman ada dua agen, makanya masyarakat masih awam,” tukasnya.

    Saat ini, Agus dapat memproses lebih dari 100 transaksi setiap bulan, dengan jenis transaksi yang paling sering dilakukan adalah pembayaran pulsa, listrik, angsuran pinjaman, serta transfer dan tarik tunai.

     “Jadi tergantung tanggalnya, kalau tanggal 1-5 biasanya tarik tunai karena gajian. Lalu tanggal 20’an setor tunai, transfer untuk angsuran dan tagihan,” kata Agus.

    Selain itu, Agus juga memanfaatkan peranannya sebagai agen BRILink untuk memperkenalkan produk pinjaman Ultra Mikro (UMi) BRI kepada masyarakat di desanya.

    “Petani butuh modal karena setelah panen mau tanam lagi itu kadang bingung modal, nah UMi bisa diajukan lewat agen BRILink, terlebih syaratnya mudah dan tanpa jaminan kalau kenal tidak perlu survey lagi,” jelasnya.

    Untuk memperkenalkan produk ini, Agus melakukan sosialisasi saat acara peringatan Hari Kemerdekaan di desanya, sehingga banyak warga yang akhirnya mendaftar dan mengajukan pinjaman UMi untuk modal pertanian mereka.

     “Saat itu ada kegiatan Agustus’an saya sisipi ikut sosialisasi di desa kan ramai orang pada kumpul, dari itu banyak yang tahu kemudian tanya-tanya lalu daftar ke saya dan mengumpulkan persyaratan,” tambah Agus.

    Agus juga menjelaskan bahwa produk pinjaman BRI lainnya, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), sangat membantu usaha kecil seperti toko miliknya.

     “Saya ajukan KUR dua tahun, itu satu tahun sudah saya lunasi untuk kebutuhan lain,” ujarnya.

    Pada 2018, Agus mengajukan pinjaman KUR sebesar Rp 15 juta yang digunakan sebagai dana cadangan untuk pengembangan usaha, dan ia berhasil melunasinya dalam waktu satu tahun.

    Keberhasilan Toko Indra Prasta tidak hanya terletak pada penjualannya, tetapi juga pada peranannya yang aktif dalam menyediakan layanan keuangan yang mempermudah masyarakat desa, sekaligus membantu mengurangi ketergantungan pada rentenir.

    “Rentenir bagi warga desa sangat memberatkan melalui tingginya bunga pinjaman. Bunga pinjaman rentenir bisa sampai 10 persen, berbanding 6 persen bunga yang disajikan oleh UMi BRI,” jelas Agus.

    Dengan bunga pinjaman yang lebih ringan, yakni 6 persen untuk UMi, dibandingkan dengan bunga tinggi yang ditawarkan oleh rentenir yang bisa mencapai 10%, Agus merasa produk perbankan BRI memberikan manfaat besar bagi warga desa.

    Toko Indra Prasta kini menjadi salah satu tempat yang sangat dibutuhkan di desa tersebut, tak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga sebagai sarana untuk mengakses layanan keuangan yang aman dan terpercaya.

    (*)

  • Merdeka dari Rentenir, Misi Nyata Agen BRILink Buka Akses Modal Ringan di Gambiranom – Halaman all

    Merdeka dari Rentenir, Misi Nyata Agen BRILink Buka Akses Modal Ringan di Gambiranom – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI – Di jalanan desa yang tenang, sebuah toko mungil berhasil mencuri perhatian setiap pejalan kaki yang melintas.

    Kilatan lampu dari papan running text yang menyala terang seolah-olah memanggil siapa saja untuk memperlambat langkah dan menoleh.

    Semakin sore, saat warna jingga mulai membalur langit barat, sinar dari papan elektronik itu tampak lebih mencolok di antara bangunan-bangunan sederhana di sekitarnya.

    Di balik kerlap-kerlip lampu itu, berdirilah Toko Indra Prasta, sebuah minimarket kecil yang beralamat di Gambiranom RT 01 RW 07, Baturetno, Wonogiri.

    Bagi warga sekitar, toko ini bukan sekadar tempat berbelanja, melainkan juga saksi perjalanan panjang seorang wirausahawan desa yang pantang menyerah.

    Saat pertama berdiri, bangunan toko itu hanya seukuran kios sederhana, tidak lebih luas dari dua meter persegi.

    Agus Sudibyo, sang pemilik, membuka usaha kecil tersebut hanya untuk melayani pembelian pulsa dan kuota internet.

    Namun, di balik kesederhanaan itu, tersimpan semangat besar untuk berkembang dan bermimpi lebih jauh.

    Waktu berjalan, dan perlahan-lahan Toko Indra Prasta mulai bertransformasi.

    Kini, toko tersebut sudah menjelma menjadi pusat layanan serba ada, bak sebuah bank mini di tengah kampung.

    “Alhamdulillah sekarang luasnya sudah 12 meter persegi, lengkap jual kebutuhan harian, bensin pom mini, layanan pinjaman ultra mikro, sampai transaksi BRILink,” ujar Agus kepada Tribunnews pada Selasa (15/4/2025).

    Perjalanan Agus di dunia usaha dimulai pada 2011, berbekal keberanian untuk membuka gerai pulsa kecil-kecilan.

    Tidak puas dengan itu, pada 2014 ia memberanikan diri memperluas usahanya menjadi toko kelontong yang melayani kebutuhan warga sekitar.

    Tahun 2016 menjadi titik balik penting dalam hidup Agus.

    Saat itu, seorang petugas bank menawarkan kesempatan menjadi agen BRILink, sebuah layanan perbankan berbasis komunitas yang saat itu masih terdengar asing.

    “Awalnya saya ditawari jadi agen, banyak yang menolak karena katanya repot dan ribet, tapi saya pikir, kenapa tidak dicoba dulu,” kenangnya.

    Agus pun menerima tawaran tersebut, meskipun hasilnya belum terasa dalam setahun pertama.

    Pada masa itu, edukasi mengenai agen BRILink masih minim, dan di satu kecamatan, agen serupa bisa dihitung dengan jari.

    “Belum banyak yang tahu manfaatnya, transaksi juga sepi, tapi saya sabar saja jualan kebutuhan harian sambil jalanin agen BRILink,” tambahnya.

    Kesabaran Agus akhirnya membuahkan hasil setelah satu tahun berjalan.

    Berkat inisiatif bank yang mewajibkan pegawainya untuk berbelanja di agen BRILink minimal Rp 25 ribu menggunakan kartu debit BRI, Toko Indra Prasta mulai ramai dikunjungi.

    Langkah tersebut efektif mengenalkan masyarakat terhadap konsep transaksi non-tunai yang lebih praktis dan aman.

    Kini, dalam sehari, Agus bisa mencatatkan sekitar 100 transaksi, dengan total lebih dari 3.000 transaksi per bulan.

    Jenis transaksi yang paling diminati pelanggan bervariasi, mulai dari pembelian pulsa, pembayaran listrik, angsuran pinjaman, transfer antar rekening, hingga tarik tunai.

    “Biasanya kalau awal bulan ramai tarik tunai karena orang gajian, menjelang tanggal 20 banyak yang setor buat bayar angsuran,” jelas bapak satu anak ini sambil tersenyum.

    Membuka Layanan Ultra Mikro

    Tidak berhenti pada transaksi keuangan biasa, Agus juga melebarkan sayapnya ke layanan pinjaman Ultra Mikro (UMi) dari BRI.

    Kesempatan untuk memperkenalkan UMi ia manfaatkan dalam momen-momen spesial desa, salah satunya saat perayaan Hari Kemerdekaan.

    “Waktu acara Agustusan, banyak orang kumpul, saya manfaatkan untuk sosialisasi soal UMi, sekalian berbagi informasi sambil ngobrol santai,” kisah Agus.

    Menurutnya, daya tarik utama dari program UMi adalah kemudahan akses dan tanpa perlu jaminan, sehingga masyarakat desa yang kesulitan modal bisa terbantu.

    Pinjaman ini menawarkan plafon hingga Rp 5 juta, cukup untuk memenuhi kebutuhan modal kecil, terutama bagi petani dan pelaku usaha mikro.

    “Biasanya petani setelah panen mau tanam lagi, butuh modal cepat, lewat UMi prosesnya gampang, tanpa survei panjang kalau sudah dikenal,” ungkapnya.

    Lebih dari sekadar membantu, UMi menjadi solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap rentenir.

    Selama ini, rentenir menjadi opsi cepat, namun dengan bunga yang mencekik, bisa mencapai 10 persen dari pinjaman.

    Sebaliknya, bunga UMi hanya sekitar 6 persen, membuat cicilan terasa jauh lebih ringan.

    “UMi ini seperti jalan keluar, supaya masyarakat nggak lagi terjebak utang ke rentenir,” tegas Agus.

    Tak hanya itu, Agus sendiri menjadi contoh nyata keberhasilan program perbankan BRI.

    Pada 2018, ia mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 15 juta untuk memperkuat modal usaha.

    Dana tersebut digunakannya sebagai cadangan untuk pengembangan toko dan kebutuhan lain yang mendukung usahanya.

    “Saya ajukan tenor dua tahun, tapi dalam satu tahun sudah bisa saya lunasi,” ujar Agus bangga.

    Dengan segala inovasi dan kegigihan itu, Toko Indra Prasta kini tidak lagi sekadar minimarket biasa.

    Ia menjelma menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat desa, jembatan layanan keuangan, dan bukti nyata bahwa tekad keras mampu mengubah segalanya.

    Capaian Agen BRILink

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berkomitmen dalam menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.

    BRI mengambil peran aktif sebagai pelopor inklusi keuangan, mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan nasional.

    Hingga akhir Desember 2024, BRI mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah Agen BRILink, yang meningkat dari 740 ribu agen pada Desember 2023 menjadi 1,06 juta agen di Desember 2024.

    Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023

    Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 324 ribu masyarakat bergabung untuk menjadi Agen BRILink.

    Dengan jaringan ini, BRI kini menjangkau lebih dari 85 wilayah di Indonesia dan melayani lebih dari 62 ribu desa.

    Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan,BRI turut berkontribusi mewujudkan dan mendukung Asta Cita.

    “Sebagai wujud kontribusi BRI, kami turut mendukung Asta Cita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah guna mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

    Ia juga menekankan bahwa upaya ini mendukung Asta Cita ketiga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

    Agen BRILink memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri.

    Sunarso dalam siaran persnya menyatakan, sebagai elemen strategi hybrid banking, BRI memadukan layanan digital dan fisik untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata.

    Agen BRILink menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, Agen BRILink tidak hanya bertugas memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, tetapi juga memastikan terjadinya sharing economy yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

    Dengan beragam layanan yang ditawarkan, mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan, Agen BRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi masyarakat.

    Selain itu, tersedia juga layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan, pinjaman, asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

    Semua kemudahan ini menjadikan Agen BRILink sebagai jembatan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan.

    Di sisi lain, Kementerian BUMN RI juga berupaya mempercepat program prioritas nasional melalui berbagai inisiasi.

    Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa untuk mewujudkan Asta Cita tersebut, diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara berbagai pihak.

    Erick menjelaskan bahwa inisiatif tersebut mencakup hilirisasi pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    “Kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks,” ungkap Erick Thohir.

    (*)