kab/kota: Washington

  • Serangan Hacker China ke Industri Chip Taiwan Meningkat, Akibat Pembatasan AS

    Serangan Hacker China ke Industri Chip Taiwan Meningkat, Akibat Pembatasan AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Para peneliti dari perusahaan keamanan siber, Proofpoint, pada Rabu (16/07/25) telah menemukan adanya peningkatan kampanye peretasan berkelanjutan yang menargetkan industri semikonduktor dan analis investasi di Taiwan.

    Berdasarkan analisis, pelaku kampanye peretasan berupa spionase siber itu diperkirakan berafiliasi dengan China.

    “Kami telah melihat entitas yang sebelumnya tidak pernah kami lihat menjadi target,” Kata peneliti ancaman dari Proofpoint, Mark Kelly terkait kasus peretasan yang berafiliasi dengan China, dikutip Reuters (17/07/25).

    Kampanye peretasan yang sebelumnya tidak dilaporkan ini dilakukan oleh setidaknya tiga kelompok berbeda yang berafiliasi dengan China, diperkirakan dilakukan pada Maret dan Juni, dan kini masih berlangsung.

    Peretasan tersebut terjadi di tengah meningkatnya pembatasan ekspor chip rancangan Amerika Serikat (AS) ke China yang seringkali diproduksi di Taiwan. Industri chip China berupaya mengganti pasokan chip AS yang semakin menipis, terutama yang digunakan untuk AI.

    Terkait hal tersebut juga, sekitar 15 hingga 20 organisasi mulai dari bisnis kecil, analis yang bekerja di setidaknya satu bank internasional yang berkantor pusat di AS, hingga perusahaan global menghadapi serangan.

    Perusahaan semikonduktor besar Taiwan yang dimaksud termasuk Taiwan Semiconductor Manufacturing, MediaTek, United Microelectronics, Nanya Technology, dan RealTek Semiconductor.

    Aktivitas peretasan berkisar dari satu atau dua email yang dikirim, berfokus pada orang-orang tertentu. 

    Salah satu kelompok peretas menargetkan organisasi semikonduktor dengan menyamar sebagai pencari kerja menggunakan akun email universitas Taiwan yang telah mereka bobol. Lewat email itu, mereka mengirimkan malware melalui PDF dengan URL yang mengarah pada file berbahaya, atau arsip yang dilindungi kata sandi.

    Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar China di Washington, AS mengatakan lewat email, bahwa serangan siber semacam itu merupakan ancaman bersama yang dihadapi semua negara, bahkan China itu sendiri.

    Kedutaan Besar China juga mengatakan, mereka dengan tegas menentang dan memerangi segala bentuk serangan siber.

    Di lain sisi, seorang perwakilan firma keamanan siber yang berbasis di Taiwan, TeamT5, malah mengatakan bahwa mereka memandang peningkatan email berbahaya yang menargetkan industri semikonduktor yang terkait peretas China bukanlah fenomena ytang luas atau umum.

    Dia mengatakan, penargetan semikonduktor dan rantai pasokan di sekitarnya merupakan ancaman persisten yang telah ada sejak lama, dan merupakan kepentingan berkelanjutan bagi operator peretasan yang berafiliasi China.

    Kelompok-kelompok tersebut sering menargetkan pemasok periferal atau industri terkait, seperti pada Juni ketika kelompok peretas yang diidentifikasi sebagai “Amoeba” meluncurkan kampanye phising terhadap perusahaan kimia, yang juga memainkan peran penting dalam rantai pasokan semikonduktor. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Alaska, Picu Peringatan Tsunami

    Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Alaska, Picu Peringatan Tsunami

    GELORA.CO -Sebuah gempa bumi kuat dengan 7,3 magnitudo mengguncang wilayah pesisir selatan Alaska, Amerika Serikat pada Rabu siang waktu setempat, 16 Juli 2025 

    Gempa tersebut memicu peringatan tsunami yang membuat warga di sepanjang garis pantai sejauh 1.127 km bergegas mencari tempat lebih tinggi.

    Meski begitu, peringatan tsunami tersebut kemudian diturunkan statusnya dan akhirnya dibatalkan. Tidak ada laporan mengenai kerusakan signifikan akibat gempa ini.

    Gempa terjadi pada pukul 12.37 siang di lepas pantai selatan Sand Point, sebuah komunitas kecil di Pulau Popof, bagian dari gugus Kepulauan Aleut. Guncangan dirasakan hingga Anchorage, kota besar yang berjarak hampir 966 kilometer dari pusat gempa.

    Gempa terjadi pada pukul 12.37 siang di lepas pantai selatan Sand Point, sebuah komunitas kecil di Pulau Popof, bagian dari gugus Kepulauan Aleut. Guncangan dirasakan hingga Anchorage, kota besar yang berjarak hampir 966 kilometer dari pusat gempa.

    “Kami telah melihat gempa bumi lain di daerah tersebut yang tidak menimbulkan gelombang tsunami yang signifikan, tetapi kami menanganinya dengan serius dan menjalankan prosedur kami,” ujar Jeremy Zidek, juru bicara Divisi Manajemen Darurat Alaska, seperti dimuat Associated Press.

    “Kami pastikan masyarakat diberitahu sehingga mereka dapat mengaktifkan prosedur evakuasi mereka,” tambahnya. 

    Pusat Peringatan Tsunami Nasional awalnya mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah dari barat daya Homer hingga Unimak Pass. Komunitas besar seperti Kodiak, dengan penduduk lebih dari 5.000 orang, juga masuk dalam wilayah terdampak. 

    Namun, sekitar satu jam kemudian, statusnya diturunkan menjadi waspada, dan akhirnya dibatalkan menjelang pukul 14.45.

    Tsunami kecil tercatat di Sand Point dengan ketinggian air tidak lebih dari 6,3 cm di atas permukaan pasang. 

    “Tidak ada kerusakan di bandara, tampaknya tidak ada kerusakan di pelabuhan, sungguh tidak ada kerusakan yang berarti,” kata Kepala Polisi Sand Point, Benjamin Allen.

    Namun, beberapa kerusakan kecil terjadi di toko kelontong Alaska Commercial. Vickey McDonald, manajer toko tersebut, mengatakan bahwa sekitar separuh dari rak minuman beralkohol runtuh dan botol-botolnya pecah. 

    “Saya punya asap cair, saus barbekyu, dan acar pecah di lantai. Baunya sangat menyengat di sini,” ujarnya.

    Di beberapa komunitas seperti Unalaska dan King Cove, pejabat setempat segera memerintahkan warga di zona rawan banjir untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau menjauh ke pedalaman. 

    Di Seward, Jodie Stevens, seorang turis, bersama suaminya sedang mengamati burung puffin ketika mereka mendengar seruan untuk mengungsi.

    “Kami berjalan beberapa blok menanjak di tengah hujan. Seseorang dari pusat menyuruh semua orang segera pindah ke dataran tinggi,” kata dia.

    Mereka baru setengah jalan menuju titik evakuasi ketika sirene berbunyi menandakan bahwa situasi telah aman.

    Sementara itu, Badan Meteorologi Nasional (NWS) menyatakan tidak ada ancaman tsunami untuk wilayah pesisir Pasifik lainnya di Amerika Serikat dan Kanada, seperti Washington, Oregon, dan California

  • Ekonomi China Tumbuh 5,2% di Tengah Tekanan Tarif AS

    Ekonomi China Tumbuh 5,2% di Tengah Tekanan Tarif AS

    Jakarta

    Ekonomi Cina tercatat mengalami pertumbuhan 5,2% di pada kuartal kedua 2025 (April-Juni 2025), seperti yang dikutip Reuters dari data Badan Statistik Nasional negara tersebut (NBS). Pertumbuhan ini digadang menunjukkan ketahanan Cina di tengah tekanan tarif dagang Amerika Serikat.

    Meski pertumbuhan kuartal kedua sedikit di bawah prosentase 5,4% pada kuartal pertama, tetapi memenuhi target pertumbuhan ekonomi pemerintah dengan capaian 5% di tahun 2025. Lebih tinggi dari perkiraan pasar yaitu sebesar 5.1%.

    Capaian positif di semester pertama ini didukung stimulus ekonomi negara melalui stimulus fiskal, obligasi khusus, moneter, hingga stimulus properti dan sosial.

    Selain itu jeda dalam eskalasi perang dagang AS-Cina turut mendukung pertumbuhan ini. Jeda ini memungkinkan para eksportir untuk mempercepat pengiriman barang jelang kenaikan tarif.

    “Cina mencapai pertumbuhan di atas target resmi 5% di kuartal kedua tahun ini sebagian karena ekspor yang meningkat,” kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

    Di balik pertumbuhan yang stabil

    Namun, para analis mengkhawatirkan bahwa pertumbuhan ini mungkin tidak berkelanjutan. Kepercayaan konsumen yang melemah, penurunan harga, dan krisis properti membuat angka permintaan menurun.

    Terdapat penundaan pembayaran terutama di sektor otomotif dan elektronik, bahkan perusahaan utilitas milik pemerintah terbelit hutang untuk menopang jalannya produksi.

    Para ekonom menyarankan agar Beijing mengalihkan fokus kebijakan dari sektor ekspor ke sektor domestik, seperti pendidikan, kesehatan, serta memperkuat jaminan sosial agar konsumsi domestik bisa meningkat.

    Max Zenglein, ekonom senior Asia-Pasifik dari Conference Board of Asia, menyebut ekonomi China sebagai “ekonomi kecepatan ganda”, di mana industri tetap kuat namun konsumsi lemah. Menurutnya, kedua hal ini saling mempengaruhi.

    “Banyak tantangan ekonomi saat ini, seperti lemahnya keuntungan dan tekanan deflasi, dipicu oleh ekspansi kapasitas berkelanjutan di sektor manufaktur dan teknologi,” kata Zenglein. “Perang dagang dengan AS kini kembali berdampak ke dalam negeri.”

    Sementara itu, para investor bersiap-siap untuk menghadapi semester kedua yang lebih lemah bahkan ketika stimulus tambahan sedang direncanakan dalam pertemuan Politbiro yang akan datang di bulan Juli.

    Menurut perusahaan riset dan konsultasi ekonomi Prognos Institute, perusahaan-perusahaan Cina kini menyumbang 16% dari ekspor global, dua kali lipat lebih besar daripada Jerman, meningkatkan kompetisi perdagangan global.

    Bagaimana kelanjutan perang tarif Cina dan AS?

    Isu Taiwan, teknologi baru, serta perdagangan membuat ketegangan Washington dan Beijing kian meningkat.

    Pada bulan April Presiden AS mengumumkan tarif 145% untuk barang-barang dari Cina. Namun, negosiasi antara kedua negara ini pada bulan Mei menyepakati penurunan tarif AS menjadi 30% selama 90 hari untuk memfasilitasi perundingan lanjutan. Cina turut merespon dengan mengurangi tarif atas barang-barang AS dari 125% menjadi 10%.

    Jika perang dagang antara kedua negara bereskalasi Cina mencoba menyasar pasar Uni Eropa untuk menyerap kelebihan kapasitas produksinya. Namun hal ini tentu akan berdampak pada hubungan dagang UE-AS.

    Sementara itu, ketika AS memperketat pembatasan perdagangan dengan beberapa negara Amerika Latin, Cina memperluas pengaruhnya di Amerika Selatan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizky Nugraha

    Lihat juga Keputusan Trump Terhadap Pasar Global Hingga Perlambatan Ekonomi China

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Trump umumkan kesepakatan dagang Amerika dengan Indonesia

    Presiden Trump umumkan kesepakatan dagang Amerika dengan Indonesia

    Rabu, 16 Juli 2025 10:43 WIB

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan kepada wartawan di halaman Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (15/7/2025) waktu setempat. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/Xinhua/Hu Yousong/bar

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjalan untuk memberikan keterangan kepada wartawan di halaman Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (15/7/2025) waktu setempat. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/Xinhua/Hu Yousong/bar

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan kepada wartawan di halaman Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (15/7/2025) waktu setempat. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/Xinhua/Hu Yousong/bar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ketum Hipmi: Upaya Pemerintah maksimal buat tarif Trump jadi 19 persen

    Ketum Hipmi: Upaya Pemerintah maksimal buat tarif Trump jadi 19 persen

    Saya baru berbincang dengan Bang Bahlil. Beliau bercerita, ternyata ancaman itu didengar pihak Amerika. Sehingga mereka melunak, dan menurunkan tarifnya jadi 19 persen,

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari menilai negosiasi pemerintah telah maksimal membuat finalisasi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap produk asal Indonesia sebesar 19 persen.

    “Upaya Pemerintah sudah maksimal sehingga menurunkan tarif dari semula 32 persen menjadi 19 persen,” kata Akbar dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Akbar mengatakan, sejak April, Pemerintah telah berupaya maksimal agar tarif resiprokal yang dipatok Presiden AS Donald Trump tidak terlalu tinggi. Negosiasi pun dilakukan, sambil melancarkan upaya lain.

    Menurut dia, hampir semua menteri terkait berjibaku dalam orkestasi Presiden Prabowo Subianto. Misalnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang menjadi nakhoda negosiator dengan pihak Washington.

    Namum, siapa sangka gebrakan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bisa menyempurnakan puzzle kerja keras ini. Di hadapan DPR, Bahlil akan membatalkan rencana impor minyak dan gas dari Amerika jika tarif tidak turun.

    “Saya baru berbincang dengan Bang Bahlil. Beliau bercerita, ternyata ancaman itu didengar pihak Amerika. Sehingga mereka melunak, dan menurunkan tarifnya jadi 19 persen,” tutur Akbar.

    Memang jika dilihat angkanya, lanjut Akbar, tarif itu masih relatif tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia lebih kecil. Laos 40 persen, Thailand 36 persen, Malaysia 25 persen, dan Vietnam 20 persen.

    Kata Akbar, defisit perdagangan Amerika dengan Indonesia hanya 19 miliar dolar AS. Sementara, Pemerintah akan mengimpor energi dan produk agrikultur dari Amerika Serikat (AS) senilai 34 miliar dollar AS. Langkah itu menjadi bagian dari negosiasi tarif resiprokal dengan AS.

    “Seharusnya, itu sudah membalikkan neraca perdagangan Amerika, yang sebelumnya defisit akan menjadi surplus,” ungkapnya.

    Dia berharap, tarif masih bisa diturunkan. Sebab, tarif yang tinggi akan menekan industri padat karya. Terlebih pada tekstil, alas kaki, dan perikanan yang cenderung bergantung pada pasar Amerika.

    Ia menyebut ekspor pakaian ke Amerika dengan persentase tembus 60 persen, furniture 59 persen, produk olahan ikan 56 persen, dan alas kaki 33 persen.

    “Bila tarif tinggi tetap diberlakukan, risiko penurunan permintaan akan mengguncang kinerja ekspor dan kelangsungan usaha,” ucap Akbar.

    Lebih lanjut dia mengatakan, ketidakpastian global masih terjadi, begitu juga dengan indeks manufaktur (PMI). Data terbaru menunjukkan PMI Manufaktur Indonesia turun ke 46,9 pada Juni 2025 dari 47,4 pada Mei 2025.

    Hal itu menandakan kontraksi tiga bulan beruntun, melanjutkan kontraksi bulan April 2025 yang merupakan kontraksi paling tajam sejak Agustus 2021.

    Selain itu, beban biaya produksi meningkat, mulai dari harga energi, bahan baku impor yang masih rentan fluktuasi nilai tukar, hingga kenaikan upah minimum yang belum diimbangi dengan perbaikan productivity gains.

    “Hal ini membuat pelaku usaha wait and see, dan lebih kepada efisiensi,” kata Akbar.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sukses Turunkan Tarif hingga 19 Persen, Kapasitas Diplomasi Ekonomi Era Prabowo Teruji

    Sukses Turunkan Tarif hingga 19 Persen, Kapasitas Diplomasi Ekonomi Era Prabowo Teruji

    “Ini adalah sinyal kuat adanya ‘diplomatic trust’ antara Jakarta dan Washington. Kepercayaan seperti ini tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari pendekatan pragmatic engagement yang konsisten, memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra dagang dan mitra geopolitik di kawasan Indo-Pasifik,” lanjutnya.

    Meski begitu, Umam menilai bahwa pencapaian ini tidak boleh membuat pemerintah terlena. Ia mengingatkan bahwa diplomasi ekonomi ke depan justru harus diperkuat dengan strategi yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

    Salah satunya adalah dengan memperluas pasar ekspor Indonesia ke wilayah-wilayah nontradisional seperti Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. “Kita tidak bisa terus bergantung pada pasar yang sama. Dunia sedang berubah, dan kita harus lebih berani masuk ke pasar-pasar baru,” ujarnya.

    Ia juga mendorong agar ekspor Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan bahan mentah. Menurutnya, peningkatan nilai tambah melalui industrialisasi dan pengembangan produk teknologi tinggi harus menjadi agenda utama. “Kalau kita ingin punya daya tawar yang lebih kuat di dunia internasional, maka ekspor kita juga harus naik kelas,” tegas Umam.

    Dalam konteks kelembagaan, Umam mengusulkan pembentukan gugus tugas diplomasi ekonomi lintas kementerian yang dapat merespons cepat dinamika perdagangan global. “Perwakilan kita di luar negeri harus diberi mandat dan sumber daya yang cukup untuk menjadi ujung tombak promosi sekaligus perlindungan kepentingan ekonomi nasional,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Umam juga menekankan pentingnya membangun ekosistem industri nasional yang tangguh. Ia menilai bahwa ketahanan ekonomi tidak hanya dibentuk dari luar, tetapi juga dari dalam negeri.

  • Trump Klaim Punya Akses Penuh ke Indonesia, Incar Tembaga RI

    Trump Klaim Punya Akses Penuh ke Indonesia, Incar Tembaga RI

    GELORA.CO -Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengklaim telah memiliki akses penuh terhadap seluruh sumber daya Indonesia, termasuk komoditas strategis seperti tembaga.

    Pernyataan itu disampaikan Trump usai mengumumkan pemangkasan tarif menjadi 19 persen untuk Indonesia dan melakukan pembicaraan dengan Presiden Prabowo Subianto.

    “Kami menyepakati perjanjian, kami mendapatkan akses penuh ke Indonesia, segalanya. Seperti yang Anda tahu, Indonesia sangat kuat dalam hal tembaga, dan sekarang kami punya akses penuh ke semua itu,” ujar Trump dikutip dari Reuters, Rabu 16 Juli 2025.

    Dalam kesepakatan tersebut, AS diklaim tidak akan membayar tarif apapun atas akses ke sumber daya Indonesia. 

    Sebaliknya, produk ekspor dari Indonesia akan dikenakan tarif impor sebesar 19 persen saat masuk ke pasar AS. Tarif ini lebih rendah dibandingkan beban 32 persen yang sebelumnya diberlakukan oleh Washington.

    “Kami tidak akan membayar tarif apa pun, mereka memberi kami akses yang sebelumnya tidak pernah kami miliki. Itu mungkin bagian terpenting dari kesepakatan ini,” katanya. 

    “Bagian lainnya, mereka akan membayar 19 persen, sementara kami tidak membayar apa pun. Saya rasa ini kesepakatan yang bagus untuk kedua belah pihak. Tapi yang jelas, kami mendapatkan akses penuh ke Indonesia,” lanjut Trump.

    Trump juga menyoroti posisi strategis Indonesia sebagai produsen tembaga berkualitas tinggi. Ia menilai kesepakatan ini akan membuka keran ekspor tembaga dari Indonesia ke AS dengan tarif rendah, atau bahkan tanpa tarif sama sekali.

    Meski tidak merinci isi perjanjian secara lengkap, Trump menyebut kesepakatan ini juga mencakup komitmen Indonesia untuk membeli produk-produk asal AS. 

    Komitmen tersebut antara lain mencakup pembelian energi senilai 15 miliar Dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian senilai 4,5 miliar Dolar AS (Rp73 triliun), serta 50 pesawat Boeing, mencakup seri Boeing 777.

  • Produk AS Bebas Bea Usai Trump Beri Tarif 19% untuk RI

    Produk AS Bebas Bea Usai Trump Beri Tarif 19% untuk RI

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (15/7) menyatakan bahwa AS akan mengenakan tarif sebesar 19 persen atas barang-barang asal Indonesia dalam kesepakatan baru antara kedua negara. Trump juga menyebut akan ada lebih banyak perjanjian menyusul, sembari mengumumkan rencana tarif untuk produk farmasi yang diimpor ke AS.

    Kesepakatan dengan Indonesia diumumkan ketika Trump terus berupaya menekan mitra dagang untuk mencapai kesepakatan yang menurutnya lebih menguntungkan, sambil menekan defisit perdagangan besar AS. Ia menambahkan bahwa surat penetapan tarif untuk puluhan negara kecil lainnya juga akan segera dikirim.

    Perjanjian ini termasuk dalam deretan kesepakatan yang telah dicapai pemerintahan Trump menjelang tenggat 1 Agustus, saat tarif terhadap sebagian besar impor AS dijadwalkan akan kembali meningkat. Kesepakatan tersebut muncul saat Uni Eropa, mitra dagang utama AS, tengah menyiapkan langkah balasan jika pembicaraan dengan Washington gagal.

    Negosiasi juga masih berlangsung dengan sejumlah negara lain yang ingin menghindari kenaikan tarif tambahan di atas tarif dasar 10 persen yang telah diterapkan sejak April.

    Namun, implementasi kebijakan tarif Trump kerap berlangsung secara tidak konsisten. Kebijakan ini telah membatalkan upaya puluhan tahun dalam menurunkan hambatan perdagangan global, mengguncang pasar keuangan internasional, dan memicu kekhawatiran akan kenaikan inflasi yang baru.

    Namun, kebijakan tarif Trump sering diterapkan secara tidak konsisten. Kebijakan ini menghapus upaya puluhan tahun untuk menurunkan hambatan perdagangan global, mengguncang pasar keuangan dunia, dan menimbulkan kekhawatiran baru soal potensi lonjakan inflasi.

    Menurut Yale Budget Lab, sebuah pusat riset kebijakan fiskal yang berbasis di Yale University, tarif rata-rata efektif di AS diperkirakan naik menjadi 20,6 persen dari sebelumnya 2 hingga 3 persen sebelum Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu. Jika terjadi perubahan pola konsumsi, angka itu bisa turun ke 19,7 persen, meski tetap tertinggi sejak 1933.

    Tarif untuk RI mirip dengan Vietnam

    “Mereka akan membayar tarif 19%, sementara kita tidak membayar apa pun. Kita akan mendapat akses penuh ke Indonesia, dan kita punya beberapa perjanjian lain yang akan segera diumumkan,” ujar Trump di luar Kantor Oval. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menambahkan bahwa Indonesia setuju membeli produk energi AS senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian sebesar 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73 triliun), dan 50 pesawat Boeing, meskipun tidak dijelaskan jangka waktunya.

    Saat berbicara kepada wartawan, Trump juga menyebut kesepakatan dengan Vietnam “sudah hampir selesai,” tetapi ia tidak merasa perlu membeberkan rinciannya.

    Ancaman tarif massal dan negosiasi yang belum tuntas

    Total perdagangan Indonesia dan AS pada 2024 tercatat kurang dari 40 miliar dolar AS (sekitar Rp652 triliun), dan belum termasuk dalam 15 mitra dagang terbesar AS. Namun, volumenya terus meningkat. Ekspor AS ke Indonesia naik 3,7 persen tahun lalu, sementara impor dari Indonesia tumbuh 4,8 persen, sehingga defisit perdagangan barang AS terhadap Indonesia mencapai hampir 18 miliar dolar AS (sekitar Rp293 triliun).

    Berdasarkan data Biro Sensus AS yang diolah melalui TradeMap milik International Trade Centre, kategori impor utama dari Indonesia ke AS mencakup minyak kelapa sawit, peralatan elektronik seperti router (alat pengatur koneksi internet) dan switch (alat penghubung antar komputer dalam jaringan), alas kaki, ban kendaraan, karet alam, dan udang beku.

    Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan kepada Reuters melalui pesan teks, “Kami sedang menyiapkan pernyataan bersama antara AS dan Indonesia yang akan menjelaskan besaran tarif timbal balik bagi Indonesia, termasuk pengaturan tarif, non-tarif, dan komersial. Kami akan sampaikan segera kepada publik.”

    Trump sebelumnya telah mengancam akan mengenakan tarif sebesar 32 persen kepada Indonesia mulai 1 Agustus, sebagaimana tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada Presiden RI pekan lalu. Surat serupa juga dikirim kepada sekitar puluhan negara lain, termasuk Kanada, Jepang, dan Brasil. Tarif yang disebutkan dalam surat-surat tersebut berkisar antara 20 persen hingga 50 persen, ditambah tarif 50 persen khusus untuk tembaga.

    Berbicara di Pittsburgh, Trump mengungkap bahwa ia lebih menyukai skema tarif menyeluruh dibandingkan negosiasi rumit, meskipun Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick terus mendorong tercapainya lebih banyak perjanjian dagang bilateral.

    Setibanya kembali di Washington, Trump menyampaikan kepada wartawan bahwa surat tarif tambahan kepada banyak negara kecil akan segera dikirim. Menurutnya, negara-negara itu akan menghadapi tarif “sedikit di atas 10 persen.”

    Trump juga menyatakan bahwa pemerintahannya akan segera mengumumkan tarif untuk produk farmasi yang diimpor ke AS, kemungkinan pada akhir bulan ini. Ia mengatakan tarif awal akan dibuat rendah agar perusahaan farmasi memiliki waktu untuk memindahkan proses produksi ke dalam negeri, sebelum akhirnya diberlakukan tarif tinggi sekitar satu tahun ke depan.

    Tenggat 1 Agustus menjadi batas waktu bagi negara-negara yang ditargetkan agar bisa merundingkan penurunan tarif. Sejumlah ekonom mencatat bahwa Trump kerap melunak dari ancaman tarif yang sebelumnya ia lontarkan.

    Sejak menerapkan kebijakan tarif ini, Trump baru menandatangani sedikit kesepakatan dalam bentuk “kerangka kerja,” jauh dari janji awalnya untuk menghasilkan “90 kesepakatan dalam 90 hari.”

    Sejauh ini, kesepakatan serupa telah dicapai dengan Inggris dan Vietnam. Sementara itu, dengan Cina, kesepakatan sementara berhasil diraih untuk menunda penerapan tarif tertinggi sambil menunggu kelanjutan negosiasi antara kedua negara.

    Trump menambahkan bahwa pembicaraan dengan India juga sedang berjalan “dengan pola serupa,” dan bahwa kesepakatan tersebut nantinya akan membuka akses bagi perusahaan-perusahaan AS ke pasar domestik India yang sangat besar.

    Uni Eropa bersiap membalas

    Kesepakatan dengan Indonesia muncul bersamaan dengan langkah Komisi Eropa, yang mengurus kebijakan perdagangan bagi Uni Eropa, dalam menyiapkan tarif balasan terhadap produk AS senilai 72 miliar euro (sekitar Rp1.174 triliun). Produk-produk yang masuk daftar tersebut antara lain pesawat Boeing, wiski bourbon, mobil, dan berbagai komoditas lainnya, sebagai respons jika perundingan perdagangan dengan Washington gagal.

    Trump sebelumnya telah mengancam akan mengenakan tarif sebesar 30 persen terhadap produk dari Uni Eropa mulai 1 Agustus. Pejabat-pejabat Eropa menyatakan bahwa tarif di level tersebut tidak dapat diterima dan akan menghentikan hubungan dagang normal antara dua pasar terbesar dunia.

    Daftar produk yang dikenakan tarif balasan, yang telah dikirimkan ke negara-negara anggota Uni Eropa dan dilihat Reuters pada Selasa (15/7), disusun sebelum Trump mengambil langkah baru untuk meningkatkan tekanan terhadap blok beranggotakan 27 negara itu akhir pekan lalu. Kebijakan ini sebagai respons atas tarif AS terhadap mobil dan suku cadangnya, serta tarif dasar sebesar 10 persen.

    Paket tarif balasan itu juga mencakup bahan kimia, alat kesehatan, peralatan listrik dan presisi, serta produk pertanian dan pangan seperti buah-buahan, sayuran, anggur, bir, dan minuman beralkohol lainnya, dengan nilai total 6,35 miliar euro (sekitar Rp103 triliun).

    rvs/pkp (reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump incar tembaga RI, BKPM upayakan produk dijual dari hilirisasi

    Trump incar tembaga RI, BKPM upayakan produk dijual dari hilirisasi

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama lembaga terkait mengupayakan agar produk tembaga yang dijual ke Amerika Serikat (AS) merupakan hasil peningkatan nilai tambah atau hilirisasi yang dilakukan di tanah air.

    Hal tersebut disampaikan Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rizwan Aryadi Ramdhan di Jakarta, Rabu, merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki tembaga dengan kualitas tinggi ketika mengumumkan penurunan tarif balasan atau resiprokal dari semula 32 persen menjadi 19 persen.

    “Secara bersama-sama itu kita menyusun kebijakan yang pro hilirisasi. Jadi, tidak ekspor dalam keadaan mentah,” kata Rizwan.

    Menurut dia, saat ini ekspor konsentrat tembaga sudah dilarang oleh pemerintah, sehingga pihaknya mendorong untuk melakukan proses hilirisasi di dalam negeri.

    “Kalau kami mendukung untuk fasilitas proses produksinya di dalam negeri,” katanya lagi.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Indonesia akan membayar tarif 19 persen kepada Amerika Serikat untuk semua barang impor dari mereka ke negara kita,” ucap Trump terkait kesepakatan yang dicapai dengan RI dalam hal tarif impor, seperti dipantau dari media sosial Truth Social di Jakarta, Rabu.

    Berdasarkan pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS dan Kepala USTR di Washington DC pada 9 Juli 2025, disepakati penundaan pemberlakuan tarif untuk memberi waktu tiga pekan bagi penyelesaian perundingan lanjutan.

    Selain soal tarif, negosiasi juga mencakup hambatan nontarif, ekonomi digital, dan kerja sama mineral kritis seperti nikel dan tembaga.

    AS disebut tertarik memperkuat kemitraan strategis di sektor tersebut.

    “Indonesia memiliki beberapa produk yang bagus dan mereka memiliki beberapa komoditas mineral berharga, salah satunya tembaga berkualitas tinggi,” kata Trump.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Pangkas Tarif Impor RI Jadi 19%, Produk AS Tak Dikenai Tarif

    Trump Pangkas Tarif Impor RI Jadi 19%, Produk AS Tak Dikenai Tarif

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan tarif impor sebesar 19% untuk Indonesia, pada Selasa (15/07) waktu setempat. Besaran tarif itu disebut Trump sebagai kesepakatan perdagangan yang telah dicapai antara pemerintah AS dengan Indonesia.

    Di sisi lain, menurut Presiden Trump, produk-produk asal AS tidak akan dikenakan tarif apapun atau nol persen saat masuk ke Indonesia.

    “Mereka (Indonesia) akan membayar 19% dan kami (AS) tidak akan membayar apa pun,” ujar Trump sebagaimana dilansir kantor berita Reuters, Rabu (16/07).

    “Kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia, dan kami memiliki beberapa kesepakatan yang akan diumumkan,” lanjutnya.

    Sementara itu, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyampaikan, Indonesia akan membayar tarif untuk produk-produknya yang masuk ke Amerika.

    Akan tetapi untuk barang dari AS yang masuk ke Indonesia tidak dikenai tarif.

    “Tidak ada tarif di sana. Mereka membayar tarif di sini, mengubah asimetri ke arah kita. Mari kita bangkitkan kembali industri, dan itu akan membebaskan petani, peternak, nelayan, dan industri kita,” kata Lutnick.

    Indonesia, menurut Trump, akan membeli produk energi AS senilai US$15 miliar atau sekitar Rp244 triliun, sebagaimana dilansir CNN Business.

    Lalu, Indonesia harus membeli produk pertanian AS bernilai US$4,5 miliar atau sekitar Rp73 triliun.

    Selain itu, Trump mengatakan Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing, terutama Boeing 777.

    Trump berkata Indonesia “terkenal memiliki tembaga berkualitas tinggi, yang akan kita gunakan”.

    Sejauh ini pemerintah Indonesia belum merilis komentar apapun terkait kesepakatan dengan AS.

    Penjelasan Trump soal besaran tarif impor kepada Indonesia ini disampaikan beberapa jam setelah ia mengumumkan bahwa pemerintah AS dan Indonesia sudah menyepakati ketentuan tarif impor baru.

    Pengumuman itu disampaikan lewat unggahan di akun media sosial Truth Social miliknya pada Selasa waktu setempat.

    Trump mengatakan, kesepakatan dengan Indonesia merupakan capaian yang hebat.

    Kesepakatan itu hanya dibuat dengan Indonesia.

    Trump bahkan menyebut peran Presiden Indonesia dalam kesepakatan itu.

    Meski demikian, Trump tidak menyebut nama Prabowo Subianto secara langsung.

    “Kesepakatan hebat, untuk semua orang, hanya dibuat dengan Indonesia. Saya berhubungan langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati. DETAILNYA AKAN DISAMPAIKAN SELANJUTNYA!!!”

    Pada Senin (07/07) lalu, Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor untuk 14 negara, termasuk Indonesia.

    Tarif yang dikenakan untuk Indonesia sebesar 32%, yang berarti sama dengan ketetapan sebelumnya pada 2 April 2025.

    Menurut Presiden Trump, tarif impor yang diumumkan pada 7 Juli itu bakal berlaku mulai 1 Agustus 2025.

    Setelah pengumuman tersebut, Presiden Prabowo mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, ke Washington DC untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah AS.

    Artikel ini akan diperbarui secara berkala

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini