kab/kota: Washington

  • FBI Rilis Foto Terduga Penembak Influencer Charlie Kirk, Ini Penampakannya

    FBI Rilis Foto Terduga Penembak Influencer Charlie Kirk, Ini Penampakannya

    Washington DC

    Biro Investigasi Federal (FBI) merilis foto pria yang diduga sebagai penembak mati influencer pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Charlie Kirk. Pelaku terlihat mengenakan baju hitam.

    Dilansir AFP, Kamis (11/8/2025), FBI merilis foto terduga pelaku melalui akun X-nya. Foto menunjukkan seorang pria bertopi baseball, berkacamata hitam, dan berpakaian kasual.

    Ada dua foto yang dirilis FBI. Salah satu foto menunjukkan pria itu tampak sedang menaiki tangga. Foto lainnya terlihat pria sedang berjalan dengan sudut kamera yang lebih dekat.

    “Kami memohon bantuan publik untuk mengidentifikasi orang yang dicurigai ini sehubungan dengan penembakan fatal tersebut,” demikian cuitan FBI di X.

    FBI sebelumnya telah menemukan senjata yang diduga digunakan pelaku untuk menembak Kirk. Foto-foto pelaku juga telah dikantongi FBI.

    “Kami telah menemukan apa yang kami yakini sebagai senjata yang digunakan dalam penembakan kemarin. Itu adalah senapan bolt-action berkekuatan tinggi,” kata agen FBI Robert Bohls dalam jumpa pers, seperti dilansir AFP.

    Charlie Kirk tewas ditembak saat menjadi pembicara di Universitas Utah Valley. Insiden penembakan terhadap Kirk terjadi pada Rabu (10/9) siang waktu setempat. Dari video yang beredar, Kirk tampak sedang berada di suatu acara di bawah tenda besar.

    Kemudian tiba-tiba terdengar suara tembakan dan Kirk tampak tersungkur. Orang-orang berteriak dan berlarian menyaksikan insiden tersebut. Rekaman video menunjukkan Kirk terkena setidaknya satu peluru saat berpidato. Ia dilarikan ke rumah sakit terdekat.

    Pihak Universitas Valley membenarkan ada penembakan di kampusnya sekitar pukul 12.10 waktu setempat.

    “Sebuah tembakan dilepaskan dari gedung terdekat dan kami telah menahan seorang tersangka,” kata seorang juru bicara universitas kepada Reuters sebelum kemudian mengatakan bahwa penyerang tersebut masih buron. Namun, Direktur FBI Kash Patel mengatakan pada Rabu malam waktu setempat bahwa tersangka “sekarang ditahan.”

    (lir/rfs)

  • Israel Bombardir Doha, Qatar Gelar Pertemuan Darurat Arab-Islam

    Israel Bombardir Doha, Qatar Gelar Pertemuan Darurat Arab-Islam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di kawasan Teluk meningkat tajam setelah Qatar mengumumkan akan menjadi tuan rumah KTT Darurat Arab-Islam pada 14-15 September mendatang untuk membahas serangan udara Israel yang menargetkan pimpinan Hamas di Doha.

    Pengumuman ini disampaikan Kamis (11/9/2025), melalui kantor berita resmi QNA, menyusul serangan militer Israel yang disebut Doha sebagai “tindakan pengecut” dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

    Pada Selasa, jet tempur Israel melancarkan serangan udara ke arah kompleks yang diduga menjadi markas Hamas di Doha. Hamas mengonfirmasi bahwa enam anggotanya tewas, sementara pimpinan utamanya selamat.

    “Musuh gagal membunuh saudara-saudara kami dari delegasi perunding,” kata pernyataan Hamas.

    Qatar mengecam keras langkah Israel, memperingatkan tidak akan menoleransi “perilaku sembrono” tersebut.

    Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menilai serangan itu telah menghancurkan harapan untuk penyelesaian isu sandera di Gaza.

    “Apa yang dilakukan Netanyahu kemarin, dia baru saja membunuh segala harapan bagi para sandera itu,” ujarnya dalam wawancara dengan CNN.

    Sheikh Mohammed menambahkan bahwa Doha kini sedang “meninjau ulang segalanya” terkait peran mereka dalam perundingan gencatan senjata Gaza. Ia menegaskan pihaknya tengah berdiskusi dengan Washington mengenai langkah selanjutnya setelah insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah kaya energi tersebut.

    Adapun serangan Israel di jantung Qatar-sekutu dekat Amerika Serikat-mengejutkan kawasan yang selama ini relatif terlindungi dari konflik langsung. Insiden itu juga menimbulkan keraguan besar terhadap upaya Qatar sebagai mediator utama gencatan senjata Gaza bersama Mesir dan AS.

    Situasi makin pelik karena hanya tiga bulan sebelumnya Iran meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Qatar, menandakan rapuhnya jaminan keamanan di kawasan Teluk.

    Israel, melalui Menteri Pertahanan Israel Katz, menegaskan akan “bertindak melawan musuh di manapun mereka berada.”

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan mendesak Qatar mengusir pejabat Hamas atau menindak mereka. “Karena jika kalian tidak melakukannya, kami yang akan melakukannya,” kata Netanyahu.

    Adapun Qatar sendiri sejak 2012 menjadi tuan rumah biro politik Hamas dengan restu Washington, dan berperan penting dalam negosiasi terkait Gaza.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Secuil Plot Serangan Gagal Israel, Petinggi Hamas Selamat karena Tinggalkan Ruang Rapat untuk Shalat

    Secuil Plot Serangan Gagal Israel, Petinggi Hamas Selamat karena Tinggalkan Ruang Rapat untuk Shalat

    GELORA.CO – Hingga Rabu (10/9/2025) malam, para pejabat Israel tak memberikan informasi jelas atas hasil serangan udara mereka ke Doha, Qatar sehari sebelumnya yang menargetkan pimpinan Hamas. Pada jam-jam pertama setelah serangan dilancarkan, media-media Israel memberitakan dengan nada optimistis bahwa serangan berujung sukses dengan terbunuhnya para petinggi Hamas.

    Namun, pada Rabu dini hari pukul 1:00 waktu setempat, pesimisme di kalangan Israel mulai menyeruak tatkala media-media Arab khususnya Al Jazeera berani mengonfirmasi, para petinggi Hamas berhasil selamat dari upaya pembunuhan. Mereka yang terbunuh dan mengalami luka-luka berasal dari kalangan pengawal pribadi dan staf Hamas.

    Pada Rabu malam, beberapa media Arab yang kemudian dilansir Jerusalem Post mengungkap cerita, bahwa para pemimpin Hamas selamat karena mereka secara bersama-sama meninggalkan telepon seluler di dalam suatu ruangan untuk melaksanakan ibadah shalat. Jika merujuk pada waktu serangan yakni pukul 15:46 waktu Doha, para petinggi Hamas itu menunaikan ibadah shalat Ashar.

    Media-media Israel memunculkan spekulasi bahwa, serangan udara di Doha pada Selasa menggunakan munisi spesifik ketimbang bom yang lebih besar sehingga, para petinggi Hamas berhasil selamat. Penggunaan rudal-rudal dengan eksplosivitas lebih kecil digunakan dengan tujuan untuk menghindari korban jatuh dari kalangan masyarakat sipil Qatar.

    Pada Rabu, bocor informasi di kalangan media Israel, bahwa Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir menentang operasi serangan udara ke Qatar, namun akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk tetap menjalankan operasi setelah keputusan diambil oleh kabinet. Berbeda dengan Zamir, Pelaksana tugas Badan Keamanan Israel, Shin Bet berinisial S setuju dengan keputusan kabinet Netanyahu.

    Direktur Mossad David Barnea juga dilaporkan sebagai pihak yang menentang operasi serangan udara ke Doha. Barnea dilaporkan, secara konsisten lebih menginginkan jalur negosiasi untuk membebaskan sandera tersisa Israel ketimbang melancarkan operasi pembunuhan terhadap negosiator Hamas.

    Apalagi, menurut Barnea, Mossad memandang Qatar sejauh ini sebagai pihak yang memiliki dampak positif terhadap proses negosiasi antara Israel dan Hamas. Pandangan itu berdasarkan dua kali fase pembebasan sandera hasil dari proses negosiasi: pertama pada November 2023 dan kedua pada Januari 2025.

    Bantuan Turki dan Qatar

    Berhasil selamatnya petinggi Hamas dari serangan udara Israel disebut-sebut juga atas andil bantuan informasi intelijen dari Turki dan Mesir seperti laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Selasa (8/9/2025). Dua negara itu sudah memberikan peringatan kepada pimpinan Hamas agar memperketat pengamanan pertemuan mereka di Doha menimbang pergerakan militer Israel beberapa waktu terakhir.

    Menurut laporan WSJ, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan otorisasi serangan setelah menerima laporan dari pemimpin militer bahwa mereka memiliki kesempatan menarget pejabat senior Hamas. Sedikitnya 10 pesawat jet melepaskan munisi jarak jauh dari luar ruang udara Qatar, lalu menghantam gedung tempat di mana para pemimpin Hamas menggelar rapat.

    Mengutip beberapa pejabat Israel dan Arab, pertemuan itu digelar guna membahas proposal gencatan senjata Gaza yang disodorkan oleh Amerika Serikat (AS) lewat utusan, Steve Witkoff. Pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya dan Zaher Jabarin di antara yang hadir, dan selamat dari upaya pembunuhan.

    Menurut WSJ, Gedung Putih diinformasikan oleh Israel terkait rencana serangan hanya beberapa menit setelah jet-jet tempur dikirim menuju ke Doha, namun tidak diberi tahu titik targetnya. Gedung Putih pun, menurut laporan WSJ, baru diberi tahu setelah rudal-rudal ditembakkan, dan Presiden Donald Trump kemudian mengekspresikan “ketidaksenangannya” atas serangan dan lokasi serangan.

    Trump frustrasi

    Donald Trump dilaporkan WSJ, mengadakan panggilan telepon yang emosional dengan Benjamin Netanyahu pada Selasa (9/9/2025), menyampaikan rasa frustrasi dan terkejut atas serangan Israel terhadap pimpinan Hamas di Qatar. Pejabat senior AS mengungkapkan, Trump menilai, keputusan Netanyahu untuk menyerang para pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina itu adalah tidak bijaksana.

    Trump dilaporkan, “sangat marah bahwa seolah-olah serangan dilancarkan dari pangkalan militer AS, bukan dari Israel, dan rudal tersebut menyerang wilayah sekutu AS lainnya yang sedang memediasi negosiasi untuk mengakhiri perang Gaza.”

    Netanyahu menanggapi dengan mengatakan bahwa ia memiliki waktu singkat untuk melancarkan serangan dan memanfaatkan kesempatan itu. Namun pada panggilan telepon kedua yang berlangsung hangat, kata para pejabat, Trump bertanya kepada Netanyahu apakah serangan itu berhasil, yang tidak dapat dijawab Netanyahu dengan pasti.

    Meskipun Trump dikenal sebagai pendukung setia Israel, ia semakin frustrasi dengan Netanyahu, yang terus-menerus membatasinya dengan langkah-langkah agresif yang diambil tanpa masukan AS yang bertentangan dengan tujuan Timur Tengah Trump sendiri, menurut WSJ.

    Qatar dilaporkan tengah mengevaluasi kemitraan keamanan mereka dengan AS usai serangan Israel ke Doha yang menargetkan pimpinan Hamas pada Selasa (9/9/2025). Hal itu berdasarkan laporan Axios, Kamis (11/9/2025), yang menyebut bahwa Perdana Menteri Qatar Mohammad bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani menginformasikan kepada Washington bahwa serangan Israel sebagai “aksi pengkhianatan” oleh Washington.

    Lebih jauh, Al-Thani dilaporkan berkara kepada Utusan Spesial AS, Steve Witkoff bahwa, Qatar akan menggelar “sebuah evaluasi mendalam atas kemitraan keamanan mereka” dengan AS, “dan mungkin akan mencari mitra-mitra lain,” menurut laporan Axios dilansir Jerusalem Post.

    Al-Thani, pada Rabu, mengatakan bahwa respon regional kolektif sedang dipersiapkan untuk melawan serangan Israel di Doha. Ia menekankan bahwa konsultasi sedang berlangsung dengan mitra Arab dan Islam.

    “Akan ada respon dari kawasan ini. Respon ini saat ini sedang dikonsultasikan dan didiskusikan dengan mitra lain di kawasan ini,” ujar Al Thani kepada CNN dilansir Anadolu.

    Dia mengonfirmasi bahwa Doha akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab-Islam dalam beberapa hari mendatang untuk memutuskan langkah-langkah terhadap serangan Israel tersebut.

    Perdana Menteri menyuarakan kemarahannya atas serangan tersebut, dengan menyatakan: “Saya tidak dapat mengungkapkan betapa marahnya kami atas tindakan seperti itu, ini adalah teror negara,” katanya. “Kami dikhianati.”

    Dia juga menuduh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menghancurkan harapan bagi para sandera di Jalur Gaza yang ditahan oleh Hamas, dan menghalangi upaya gencatan senjata.

    Netanyahu “telah menghancurkan harapan bagi para sandera itu … Dia harus diadili … Dia melanggar setiap hukum – dia melanggar setiap hukum internasional,” ujarnya.

  • FBI Temukan Senjata yang Dipakai Penembak Influencer Charlie Kirk

    FBI Temukan Senjata yang Dipakai Penembak Influencer Charlie Kirk

    Washington DC

    Biro Investigasi Federal (FBI) masih melacak pelaku penembakan influencer Amerika Serikat (AS) Charlie Kirk. Terbaru, FBI telah menemukan senjata yang diduga digunakan pelaku.

    “Kami telah menemukan apa yang kami yakini sebagai senjata yang digunakan dalam penembakan kemarin. Itu adalah senapan bolt-action berkekuatan tinggi,” kata agen FBI Robert Bohls dalam jumpa pers, seperti dilansir AFP, Kamis (11/9/2025).

    Penyedik juga telah memiliki foto-foto pelaku. FBI masih memburu pembunuh pendukung Presiden AS Donald Trump tersebut.

    “Kami memiliki foto-foto tersangka. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menemukannya, dan kami belum yakin sejauh mana dia telah pergi, tetapi kami akan… kami akan melakukan yang terbaik,” kata agen tersebut.

    Charlie Kirk tewas ditembak saat menjadi pembicara di Universitas Utah Valley. Insiden penembakan terhadap Kirk terjadi pada Rabu (10/9) siang waktu setempat. Dari video yang beredar, Kirk tampak sedang berada di suatu acara di bawah tenda besar.

    Kemudian tiba-tiba terdengar suara tembakan dan Kirk tampak tersungkur. Orang-orang berteriak dan berlarian menyaksikan insiden tersebut. Rekaman video menunjukkan Kirk terkena setidaknya satu peluru saat berpidato. Ia dilarikan ke rumah sakit terdekat.

    Pihak Universitas Valley membenarkan ada penembakan di kampusnya sekitar pukul 12.10 waktu setempat.

    “Sebuah tembakan dilepaskan dari gedung terdekat dan kami telah menahan seorang tersangka,” kata seorang juru bicara universitas kepada Reuters sebelum kemudian mengatakan bahwa penyerang tersebut masih buron. Namun, Direktur FBI Kash Patel mengatakan pada Rabu malam waktu setempat bahwa tersangka “sekarang ditahan.”

    Tonton juga Video: AS Kibarkan Bendera Setengah Tiang Usai Charlie Kirk Tewas Ditembak

    (lir/fas)

  • Penggerebekan Pabrik Hyundai Guncang Hubungan Dagang AS-Korsel

    Penggerebekan Pabrik Hyundai Guncang Hubungan Dagang AS-Korsel

    Jakarta

    Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, pada hari Kamis (11/0) mengatakan bahwa penggerebekan imigrasi yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat ( AS) di sebuah pabrik Hyundai adalah tindakan yang “membingungkan” dan dapat berdampak buruk terhadap investasi Korea Selatan di Amerika Serikat di masa depan.

    Penggerebekan tersebut merupakan operasi antiimigrasi terbesar di satu lokasi sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat pada bulan Januari dan memperketat kebijakan imigrasi sebagai prioritas politik utamanya.

    Mau investasi di AS jadi ragu

    Dalam sebuah konferensi pers, Lee mengatakan bahwa penggerebekan ini kemungkinan akan membuat perusahaan-perusahaan Korea Selatan menjadi “ragu-ragu” untuk berinvestasi di Amerika Serikat.

    Pekan lalu, penahanan sekitar 300 pekerja Korea Selatan dalam sebuah penggerebekan besar di lokasi pabrik baterai Hyundai-LG di negara bagian Georgia menimbulkan kekhawatiran terhadap kelayakan berbisnis di AS.

    Ia menyampaikan bahwa para pekerja yang ditahan akan keluar dari pusat penahanan pada pukul 15.00 sore waktu Korsel pada hari Kamis (11/09) dan akan segera diterbangkan kembali ke Korea Selatan.

    Setelah insiden penahanan tersebut, perusahaan-perusahaan Korea Selatan “tidak bisa tidak mempertanyakan apakah membangun pabrik di AS sepadan dengan potensi risikonya,” ujar Lee.

    “Hal ini dapat berdampak besar pada keputusan investasi di masa depan, terutama saat mengevaluasi kelayakan operasional langsung di AS,” tambahnya.

    Insiden ini memicu kemarahan di Korea Selatan, terlebih karena terjadi tak lama setelah perjanjian dagang besar antara kedua negara yang dirancang untuk mencegah tarif besar-besaran yang diancamkan Trump.

    Seoul mencari solusi untuk meredakan ketegangan

    Setelah penggerebekan itu, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Hyun, terbang ke Washington untuk menyelesaikan masalah yang telah menjadi kekacauan diplomatik ini.

    Lee mengatakan bahwa Seoul sedang berdialog dengan Washington “untuk memastikan bahwa penerbitan visa untuk keperluan investasi dapat berjalan normal.”

    Langkah ini bisa mencakup “penambahan kuota visa” atau bahkan menciptakan kategori visa baru, ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia percaya “pihak AS akan menemukan solusinya.”

    “Tetapi dalam situasi saat ini, perusahaan-perusahaan Korea Selatan akan ragu-ragu dalam melakukan investasi langsung di AS,” tambahnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Rizki Nugraha

    Lihat juga Video Trump soal Pabrik Hyundai Digerebek: Hubungan AS-Korsel Sangat Baik

    (ita/ita)

  • Siapa Charlie Kirk? Politisi AS Mati Ditembak di Leher-Anak Emas Trump

    Siapa Charlie Kirk? Politisi AS Mati Ditembak di Leher-Anak Emas Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Charlie Kirk, politisi muda Amerika Serikat (AS) yang baru berumur 31 tahun, tewas tertembak di sebuah universitas di Utah, Rabu waktu setempat. Peluru tiba-tiba menembus lehernya saat tengah berpidato di depan massa, di sebuah lapangan kampus.

    Kematiannya menjadi kasus penembakan baru di AS. Paman Sam cukup sering menjadi lokasi penembakan karena bebasnya kepemilikan senjata di sana.

    Lalu siapa Charlie Kirk? Benarkah dirinya terkait Presiden AS Donald Trump?

    Foto: Aktivis dan komentator sayap kanan AS Charlie Kirk melempar topi ke kerumunan sesaat sebelum ia ditembak di acara pidato Universitas Utah Valley di Orem, Utah, AS, 10 September 2025. (via REUTERS/Trent Nelson/The Salt Lake Tribu)

    Merujuk AFP, Kirk adalah juru bicara andalan untuk generasi muda gerakan Republik. Ia juga sosok pemuda dengan banyak massa di kelompok sayap kanan partai itu.

    Pria itu memiliki jutaan pengikut di media sosial. Ia kerap memberikan pernyataan cerdas dan provokatif terutama bagi pengkritik dan penantang ideologisnya.

    Ideologi konservatif Kirk sangat erat kaitannya dengan Presiden AS Donald Trump. Ia menjadi “anak emas” Trump yang mendukung klaim palsu tentang kecurangan pemilu ketika pebisnis asal New York itu kalah dalam pemilihan presiden 2020 dan menggunakan pengaruhnya yang kuat untuk menyerang kaum migran dan transgender.

    Dalam acara-acara pidato di universitas-universitas Amerika, ia mengundang para mahasiswa untuk berdebat dengannya dalam pertukaran cepat yang seringkali menjadi viral di dunia maya, terutama dengan kaum progresif yang menentang pandangannya. Peristiwa yang menyebabkan kematiannya di Utah menjadi bagian dari itu.

    Pengumuman kematian Kirk juga diumumkan langsung oleh Trump. Ia sendiri mengatakan bahwa Kirk meninggal dunia akibat luka-lukanya.

    “Charlie Kirk yang hebat, dan bahkan legendaris, telah meninggal dunia,” tulis Trump di Truth Social.

    “Tidak ada yang memahami atau memiliki hati anak muda di Amerika Serikat lebih baik daripada Charlie,” tambahnya.

    Foto: Seorang petugas polisi berjalan di depan tenda bertuliskan slogan ‘The American Comeback Tour’, yang ditutup setelah aktivis sayap kanan AS, komentator, Charlie Kirk, sekutu Presiden AS Donald Trump, ditembak mati selama acara di Utah Valley University, di Orem, Utah, AS, 10 September 2025. (REUTERS/Jim Urquhart)

    Sementara itu bagi sebagian orang Kirk adalah seorang dengan pemikiran Trumpisme. Ia pun dianggap memiliki ide-ide ekstremis.

    “Charlie Kirk adalah seorang nasionalis Kristen yang karismatik, yang pada dasarnya bertindak sebagai juru bicara Trumpisme dan ide-ide ekstremis,” kata Kyle Spencer, penulis buku yang mengkaji kelahiran Turning Point USA, sebuah gerakan pemuda yang didirikan Kirk ketika ia baru berusia 18 tahun.

    Turning Point USA sendiri dalam waktu kurang dari satu dekade, gerakan ini menjadi kelompok konservatif muda terbesar di AS. Gerakan diklaim banyak membina sekelompok aktivis, di mana sebagian menjadi dalang kerusuhan di Washington pada 6 Januari 2021 saat Trump kalah di Pemilu Presiden dari kandidat Demokrat Joe Biden.

    Selain Turning Point USA, Kirk juga mengelola Turning Point Action. Ini adalah salah satu organisasi utama yang dipercayakan Trump untuk melakukan kampanye dari pintu ke pintu pada tahun 2024.

    Kirk sendiri berasal dari pinggiran kota Chicago. Ia tidak lulus universitas tetapi mulai mendedikasikan dirinya untuk aktivisme sejak remaja.

    Kekuatannya segera menjadikannya tokoh penting di kalangan Partai Republik. Pada tahun 2016 ia menjabat sebagai asisten pribadi putra Trump, Donald Trump Jr.

    Imigran Makan Kucing-Anjing?

    Perlu diketahui Kirk pernah membuat kontroversi saat ia tampil di Fox News dan kemudian memimpin “The Charlie Kirk Show”. Ini menjadi salah satu podcast terpopuler di AS.

    Foto: Anggota militer berjaga di Universitas Utah Valley, tempat aktivis sayap kanan AS, komentator, Charlie Kirk, sekutu Presiden AS Donald Trump, ditembak selama sebuah acara, di Orem, Utah, AS, 10 September 2025. (REUTERS/Jim Urquhart)

    Di sana, ia kerap menyajikan fakta yang mendukung Trump. Mulai dari narasi ada “pencurian pemilu” saat Trump kalah di 2021 hingga mengkritisi teori Covid-19.

    Pernyataan kontroversialnya terkadang sulit dikendalikan. Misalnya, pada bulan September 2024, Kirk termasuk orang pertama yang mengungkapkan tuduhan bahwa imigran Haiti memakan kucing dan anjing di Ohio, AS.

    Beberapa hari kemudian, Trump mengulangi klaim tersebut dalam debat presidensialnya yang disiarkan televisi dengan kandidat Demokrat Kamala Harris. Padahal klaim itu merujuk data, tidak benar.

    Dalam wawancara dengan AFP tahun lalu, Kirk menepis bahwa pernyataannya salah. “Saya katakan, kami menyebarkan kebenaran,” ujarnya.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Tekan Putin, Trump Desak Eropa Kenakan Tarif 100% ke China-India

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar Uni Eropa (UE) menjatuhkan tarif hingga 100% ke China dan India. Hal ini sebagai upaya untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang dengan Ukraina.

    China dan India merupakan pembeli utama minyak Rusia. Oleh karena itu, kedua negara itu dinilai mempunyai peran penting dalam menjaga perekonomian Rusia di tengah invasi yang terus dilakukan ke Ukraina sejak 2022 lalu.

    Menurut pejabat yang mengetahui persoalan ini, Trump menyampaikan permintaan ini saat mengikuti rapat virtual pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat bersama pejabat senior AS dan UE di Washington. Pertemuan tersebut membahas upaya untuk meningkatkan beban ekonomi Moskow.

    Diplomat Uni Eropa mengatakan AS siap mengikuti tarif yang serupa dilakukan UE ke India dan China. Hal ini semakin membuat bea impor dari kedua negara itu semakin melonjak ke AS.

    “Mereka berkata, ‘Kami akan melakukan ini tetapi Anda harus melakukannya bersama kami,” kata diplomat itu, dikutip dari Reuters, Rabu (10/9/2024).

    Upaya ini diumumkan setelah Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri KTT pekan lalu. Dilaporkan Financial Times, Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi ke China dan India karena masih membeli minyak dari Rusia.

    Trump telah mengenakan tambahan tarif ke India 25% karena masih terus membeli minyak Rusia. Namun, China belum secara khusus menjadi target kenaikan tarif akibat pembelian minyak Rusia.

    (acd/acd)

  • Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington

    Trump Diteriaki ‘Hitler’ Saat Makan di Restoran Washington

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diteriaki “Hitler zaman kita” saat sedang makan di sebuah restoran di area Washington DC pada Selasa (9/9) waktu setempat. Momen ini terekam video yang menjadi viral di media sosial.

    Teriakan cemoohan untuk Trump itu, seperti dilansir AFP, Rabu (10/9/2025), dilontarkan oleh sejumlah orang yang ada di dalam restoran yang sama, yang menjadi tempat Trump dan sejumlah menterinya makan malam bersama.

    AFP menyebut orang-orang yang meneriaki Trump itu sebagai demonstran, sedangkan media NBC News menyebut mereka sebagai para aktivis. Tidak diketahui secara jelas bagaimana mereka bisa masuk ke dalam restoran yang menjadi tempat sang Presiden AS bersantap.

    Beberapa video yang viral di media sosial menunjukkan momen para demonstran itu mencemooh Trump dengan meneriakkan: “Bebaskan DC! Bebaskan Palestina! Trump adalah Hitler zaman kita!”.

    Salah satu video menunjukkan para demonstran itu membentangkan bendera dan syal Palestina sembari meneriaki Trump di dalam restoran.

    Sang Presiden AS yang berusia 79 tahun ini, seperti terlihat dalam video yang viral, tampak mendekati para demonstran yang berteriak. Dia berhenti dalam jarak hanya beberapa langkah dari mereka, menganggukkan kepala, dan tersenyum tenang tanpa memberikan respons apa pun untuk cemoohan tersebut.

    Beberapa detik kemudian, Trump memberi isyarat agar area tersebut dikosongkan, sambil berkata “Ayo, kita pergi”.

    Para agen Secret Service kemudian membubarkan para demonstran itu, dan meminta mereka untuk segera keluar dari restoran. Namun teriakan para demonstran itu tidak berhenti dan terus berlanjut di luar restoran, seperti terlihat dalam video yang beredar di media sosial.

    Para demonstran yang meneriaki Trump diminta keluar dari restoran oleh agen Secret Service Foto: AFP

    Saat momen itu terjadi, beberapa orang lainnya yang ada di dalam restoran terdengar mencemooh balik para demonstran dan meneriakkan “U-S-A! U-S-A!”.

    Belum ada pernyataan resmi dari Secret Service maupun dari Kepolisian Metropolitan DC terkait insiden tersebut.

    Makan malam di depan umum tergolong hal yang langka bagi Trump. Namun Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa sang Presiden AS dan timnya menikmati makan malam di sebuah restoran yang hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih.

    Trump didampingi oleh Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Heghseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Wakil Kepala Staf Stephen Miller, Leavitt, dan beberapa stafnya yang lainnya. Dalam salah satu video yang beredar, Vance tampak menjabat tangan para pengunjung restoran dan meminta mereka untuk menikmati hidangan.

    Tonton juga video “Gedung Putih Sebut Trump Prihatin Israel Serang Qatar” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamas Bilang 6 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Qatar

    Hamas Bilang 6 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Qatar

    Doha

    Kelompok Hamas mengatakan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan udara Israel di ibu kota Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) waktu setempat. Salah satu korban tewas merupakan anak dari negosiator utama Hamas.

    Hamas, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/9/2025), menambahkan bahwa para pemimpin senior mereka yang ada di Doha berhasil selamat dari serangan Israel tersebut.

    Otoritas Qatar mengutuk keras serangan Israel terhadap wilayahnya, yang disebutnya menargetkan rumah sejumlah anggota biro politik Hamas yang tinggal di negara tersebut, yang juga menjadi markas kepemimpinan kelompok tersebut.

    Dalam pernyataannya, Hamas menyebut tiga pengawal dan seorang ajudan untuk negosiator utama mereka Khalil al-Hayya tewas dalam serangan tersebut. Anak laki-laki Al-Hayya juga tewas dalam serangan Israel itu.

    Hamas, dalam pernyataannya, menegaskan “kegagalan musuh untuk membunuh saudara-saudara kita dari delegasi negosiasi”.

    Kementerian Dalam Negeri Qatar, dalam pernyataan terpisah, menyebut satu anggota pasukan keamanan internalnya tewas dalam serangan Israel, dan beberapa personel keamanan lainnya mengalami luka-luka.

    Serangan Israel itu menuai kritikan langka dari Amerika Serikat (AS), sekutu dekatnya, dengan Presiden Donald Trump mengatakan dirinya “tidak senang dengan seluruh situasi ini”, meskipun Tel Aviv telah mengabari Washington terlebih dahulu sebelum membombardir Doha.

    Gedung Putih mengatakan bahwa Trump tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer di wilayah sekutu AS tersebut, dan telah memberikan peringatan dini untuk Qatar soal serangan yang akan datang.

    Namun Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang besar, mengakui belum menerima peringatan apa pun dari AS hingga serangan Israel berlangsung di wilayahnya.

    Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mengatakan kepada Trump saat keduanya berbicara via telepon bahwa Doha akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan dan menjaga kedaulatannya.

    Tonton juga video “Hamas: Para Pemimpin Senior Selamat dari Serangan Israel ke Doha” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Putra Mahkota Arab Saudi Kutuk Serangan Israel di Qatar: Aksi Kriminal!

    Putra Mahkota Arab Saudi Kutuk Serangan Israel di Qatar: Aksi Kriminal!

    Riyadh

    Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), mengutuk keras serangan Israel terhadap Qatar. MBS menyebut serangan tersebut sebagai “aksi kriminal”.

    Kecaman itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/9/2025), disampaikan MBS saat berbicara via telepon dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pada Selasa (9/9) waktu setempat.

    Militer Israel mengatakan telah melancarkan serangan udara yang menargetkan para pemimpin senior kelompok Hamas yang ada di Doha, ibu kota Qatar, pada Selasa (9/9).

    “Yang Mulia Putra Mahkota menegaskan solidaritas penuh Kerajaan (Saudi) dengan … Qatar dan menegaskan kecaman atas serangan secara terang-terangan oleh Israel terhadap negara Qatar, yang merupakan aksi kriminal dan pelanggaran berat terhadap hukum dan norma internasional,” demikian bunyi pernyataan yang dirilis kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).

    MBS, menurut SPA, juga menekankan bahwa “Kerajaan (Saudi) mengerahkan seluruh kemampuannya” untuk mendukung Qatar dan langkah-langkah yang diambilnya untuk menjaga keamanan dan kedaulatannya.

    Kementerian Luar Negeri Saudi, secara terpisah, juga menyatakan kecaman untuk serangan Israel terhadap Qatar.

    Otoritas Qatar sebelumnya mengatakan bahwa Israel melancarkan serangan udara terhadap wilayahnya, terutama menargetkan gedung-gedung permukiman yang menjadi tempat tinggal sejumlah anggota biro politik Hamas di ibu kota Doha.

    Belum ada pernyataan resmi dari otoritas Qatar mengenai korban jiwa akibat serangan itu, dan seberapa besar dampak kerusakan yang terjadi.

    Meskipun seorang pejabat senior Hamas, Suhail al-Hindi, menyebut putra dan ajudan negosiator utama Hamas, Khalil al-Hayya, tewas akibat serangan Israel tersebut. Suhail memastikan para pemimpin senior Hamas selamat.

    Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya, menegaskan serangan tersebut sebagai operasi independen dan mengatakan bahwa Israel akan bertanggung jawab penuh.

    “Tindakan hari ini terhadap para pemimpin Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah unggahan media sosial, dilansir Al Jazeera.

    “Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh,” lanjut Netanyahu.

    Serangan Israel itu menuai kritikan negara Barat, termasuk Inggris dan Prancis. Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya “tidak senang dengan seluruh situasi ini”, meskipun Tel Aviv dilaporkan telah mengabari Washington terlebih dahulu sebelum membombardir Doha.

    Tonton juga video “Inggris dan Prancis Kompak Mengecam Serangan Israel ke Qatar” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)