kab/kota: Washington

  • Apa Artinya Mengakui Negara Palestina? Mengapa Dilakukan Sekarang?

    Apa Artinya Mengakui Negara Palestina? Mengapa Dilakukan Sekarang?

    Jakarta

    Palestina adalah negara yang “ada dan tidak ada”. Di satu sisi, Palestina diakui oleh banyak negara, memiliki misi diplomatik di luar negeri, bahkan memiliki tim yang bertanding di ajang olahraga internasional seperti Olimpiade.

    Namun, di sisi lain, karena perselisihan berkepanjangan dengan Israel, Palestina tidak memiliki batas wilayah yang diakui secara internasional, ibu kota yang disepakati, maupun tentara.

    Akibat pendudukan militer Israel di Tepi Barat, Otoritas Palestina, dibentuk setelah perjanjian damai pada 1990-an, tidak sepenuhnya memiliki kendali atas tanah dan rakyatnya.

    Sementara di Gaza, wilayah yang diduduki oleh Israel, sedang terjadi perang yang menimbulkan kehancuran besar.

    Mengingat statusnya semacam negara semu, pengakuan terhadap Palestina mau tidak mau bersifat simbolis.

    Pengakuan ini akan mewakili pernyataan moral dan politik yang kuat, tetapi tidak banyak berpengaruh di lapangan.

    Betapapun, simbolisme dari pengakuan ini kuat. Sebagaimana ditegaskan mantan Menteri Luar Negeri Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), David Lammy, dalam pidatonya di PBB pada bulan Juli.

    “UK memikul beban tanggung jawab khusus untuk mendukung solusi dua negara.”

    Dia mengutip Deklarasi Balfour 1917ditandatangani menteri luar negeri pendahulunya, Arthur Balfour yang pertama kali menyatakan dukungan UK untuk “pembentukan tanah air nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina”.

    Bettmann via Getty ImagesSeorang marinir menurunkan Bendera UK yang secara resmi mengakhiri kekuasaan UK di Palestina pada 1948.

    Britania Raya (Inggris) mulai terlibat secara mendalam di Palestina setelah Perang Dunia Pertama.

    Keterlibatan ini terjadi ketika Inggris diberi mandat oleh Liga Bangsa-Bangsa untuk mengendalikan wilayah tersebut antara 1922 hingga 1948.

    Berdasarkan mandat ini, suatu negara diizinkan secara hukum untuk mengelola wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Jerman dan Ottoman, yaitu pihak yang kalah dalam perang.

    Namun, Inggris saat itu mencoba melakukan tindakan yang sangat rumitbahkan ada yang menyebutnya mustahil.

    Di satu sisi, Inggris berjanji untuk mendukung “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi,” sebagaimana yang tercantum dalam deklarasi tersebut.

    Namun Inggris juga berjanji untuk melindungi hak-hak mayoritas Arab yang tinggal di sana.

    Janji-janji yang saling bertentangan ini, dikombinasikan dengan meningkatnya ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab, menyebabkan kerusuhan selama beberapa dekade.

    Ketika Inggris meninggalkan wilayah itu pada 1948, dan setelah negara Israel dideklarasikan, perang dan pengungsian banyak warga Palestina pun terjadi.

    Sejumlah sejarawan melihat perilaku Inggris saat itu telah membentuk konflik Israel-Palestina modern dan penyelesaian wilayah yang sebelumnya dikenal sebagai Palestina sebagai urusan internasional yang belum selesai.

    Pendukung Israel, di sisi lain, sering menunjukkan bahwa Lord Balfour tidak merujuk secara eksplisit kepada Palestina atau mengatakan apa pun tentang hak-hak nasional mereka.

    Seperti yang dikatakan Lammy, politisi “sudah terbiasa mengucapkan kata-kata ‘solusi dua negara’”.

    Frasa tersebut merujuk pada pembentukan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, secara umum mengikuti garis-garis yang ada sebelum perang Arab-Israel 1967, dengan Yerusalem Timur diduduki oleh Israel sejak perang tersebut sebagai ibu kotanya.

    Namun, upaya internasional untuk mewujudkan solusi dua negara tidak membuahkan hasil.

    Kolonisasi yang dilakukan Israel di sebagian besar wilayah Tepi Barattindakan yang ilegal menurut hukum internasionaltelah mengubah konsep solusi dua negara menjadi slogan yang sebagian besar kosong.

    Guy Smallman/Getty ImagesPara aktivis berkumpul di halaman Parlemen untuk memperingati Hari Aksi Nasional untuk Palestina pada 14 Desember 2024 di London, Inggris.

    Siapa yang mengakui Palestina sebagai negara?

    Palestina saat ini diakui oleh sekitar 75% dari 193 negara anggota PBB.

    Di PBB, ia berstatus “negara pengamat tetap”, yang mengizinkan partisipasi tetapi tidak memiliki hak suara.

    Dengan Inggris dan Prancis di antara negara-negara yang menjanjikan pengakuan selama pertemuan Majelis Umum PBB (kelompok tersebut juga mencakup Kanada, Australia, Belgia, dan Malta), Palestina akan segera menikmati dukungan dari empat dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

    China dan Rusia sama-sama mengakui Palestina pada 1988.

    Ini akan menjadikan AS, sekutu terkuat Israel sejauh ini, sebagai minoritas satu-satunya.

    Washington telah mengakui Otoritas Palestina, yang saat ini dipimpin oleh Mahmoud Abbas, sejak pembentukannya pada pertengahan 1990-an.

    Sejak itu, beberapa presiden telah menyatakan dukungan mereka terhadap pembentukan negara Palestina. Namun, Presiden AS Donald Trump bukan salah satunya.

    Di bawah dua pemerintahannya, kebijakan AS sangat berpihak pada Israel.

    Mengapa UK dan negara lain melakukannya sekarang?

    Pemerintahan UK berulang kali berbicara tentang pengakuan negara Palestina, tetapi hanya sebagai bagian dari proses perdamaian, idealnya “pada saat dampaknya maksimal”.

    Mereka meyakini melakukannya hanya sebagai isyarat atau simbolis adalah sebuah kesalahan.

    Tindakan itu mungkin membuat orang merasa berbuat semestinya, tetapi tidak akan benar-benar membawa perubahan nyata di lapangan.

    Namun, kejadian-kejadian tersebut jelas telah memaksa beberapa pemerintah untuk bertindak.

    Kelaparan di Gaza, meningkatnya kemarahan atas operasi militer Israel, dan perubahan besar dalam opini publiksemuanya berperan dalam membawa kita ke titik ini.

    ReutersPara ahli keamanan pangan global yang didukung PBB memperingatkan “skenario terburuk kelaparan saat ini sedang terjadi” di Jalur Gaza.

    Beberapa orang memilih untuk membuat janji tersebut bersyarat.

    Bagi Kanada, pengakuan didasarkan pada komitmen Otoritas Palestina untuk mereformasi diri, menyelenggarakan pemilihan umum pada 2026, dan mendemiliterisasi negara Palestina.

    Ketika pemerintah UK mengumumkan keputusannya, ia meletakkan beban pada pihak lain, dengan mengatakan bahwa mereka akan mengakui Palestina pada sidang Majelis Umum PBB, kecuali pemerintah Israel mengambil langkah tegas untuk mengakhiri penderitaan di Gaza, mencapai gencatan senjata, menahan diri dari mencaplok wilayah di Tepi Barat, dan berkomitmen pada proses perdamaian yang menghasilkan solusi dua negara.

    Tindakan tersebut menimbulkan kebingungan, dengan beberapa kritikus berpendapat, pengakuan sama sekali tidak boleh bersyarat, khususnya pada tindakan Israel.

    Dengan mengoordinasikan tindakan mereka, negara-negara yang mengusulkan untuk mengakui Negara Palestina berharap dapat membuat dampak yang lebih besar, membantu menggalang pendapat tentang cara mengakhiri perang di Gaza dan proses politik seperti apa yang harus diikuti.

    Mengapa beberapa negara masih belum mengakui Palestina sebagai negara?

    Negara-negara yang tidak mengakui Palestina sebagai negara pada umumnya karena tidak ada negosiasi yang harus diselesaikan dengan Israel.

    “Meskipun hanya sebatas janji-janji belaka tentang perlunya mendirikan negara Palestina, AS bersikeras pada negosiasi langsung antara Israel dan Palestina, yang secara efektif berarti memberi Israel hak veto atas aspirasi Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” kata Profesor Fawaz Gerges, pakar hubungan internasional dan politik Timur Tengah di London School of Economics.

    Perundingan damai dimulai pada 1990-an dan kemudian menetapkan tujuan solusi dua negara, ketika warga Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan di negara terpisah.

    Namun, proses perdamaian mulai mengendur secara perlahan sejak awal 2000-an, bahkan sebelum 2014, ketika perundingan antara Israel dan Palestina di Washington gagal.

    Masalah yang paling pelik masih belum terselesaikan, termasuk batas wilayah dan negara Palestina di masa depan, status Yerusalem, dan nasib pengungsi Palestina dari perang 1948-1949 yang terjadi setelah deklarasi pembentukan Israel.

    Israel menentang keras tawaran keanggotaan Palestina di PBB.

    Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, seperti dikutip dari kantor berita AFP pada April 2024, mengatakan fakta bahwa diskusi tersebut berlangsung “sudah merupakan kemenangan bagi teror genosida”.

    Negara-negara yang bermaksud memelihara hubungan baik dengan Israel akan menyadari bahwa mengakui negara Palestina akan membuat sekutu mereka marah.

    Beberapa pihak, termasuk pendukung Israel, berpendapat bahwa Palestina tidak memenuhi kriteria utama untuk kenegaraan yang ditetapkan dalam Konvensi Montevideo 1933penduduk tetap, wilayah yang ditentukan, pemerintahan, dan kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara lain.

    Tetapi yang lain menerima definisi yang lebih fleksibel, dengan lebih menekankan pada pengakuan oleh negara lain.

    Apa kata AS?

    Pemerintahan Presiden AS Donald Trump tidak pernah merahasiakan penentangannya terhadap pengakuan negara Palestina tersebut.

    Trump sendiri mengakui bahwa ia memiliki “perbedaan pendapat dengan Perdana Menteri [UK] mengenai hal tersebut” dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri UK, Kier Starmer pada 18 September lalu.

    Bahkan, jelas bahwa posisi AS telah mengeras menjadi penentangan langsung terhadap konsep kemerdekaan Palestina.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, bilang Hamas akan “merasa lebih berani” oleh dorongan internasional untuk mengakui Palestina.

    Rubio juga mengatakan AS telah memperingatkan mereka yang mendukung pengakuan bahwa hal itu kemungkinan akan memprovokasi Israel untuk mencaplok Tepi Barat.

    Apa arti semua ini bagi Palestina di PBB?

    Palestina memegang status negara pengamat non-anggota, seperti halnya Takhta Suci.

    Pada 2011, Palestina mengajukan permohonan untuk menjadi negara anggota penuh PBB, tetapi gagal karena kurangnya dukungan di Dewan Keamanan PBB dan tidak pernah sampai pada pemungutan suara.

    Namun, pada 2012, Majelis Umum PBB memutuskan untuk meningkatkan status Palestina menjadi “negara pengamat non-anggota,” yang memungkinkan mereka untuk ikut serta dalam perdebatan di Majelis, meskipun mereka tidak dapat memberikan suara pada resolusi.

    Keputusan PBB pada 2012 iniyang disambut baik di Tepi Barat dan Jalur Gaza, tetapi dikritik oleh AS dan Israeljuga memungkinkan Palestina untuk bergabung dengan organisasi internasional lainnya, termasuk pengadilan tertinggi PBB, Mahkamah Kriminal Internasional, yang mereka lakukan pada 2015.

    SHAHZAIB AKBER/EPA-EFE/REX/ShutterstockSejumlah negara mengakui negara Palestina.

    Pada Mei 2024, Majelis Umum PBB meningkatkan hak-hak Palestina dalam organisasi tersebut dan mendesak agar diterima sebagai anggota, setelah perdebatan sengit.

    Resolusi tersebut memperbolehkan Palestina untuk mengambil bagian penuh dalam perdebatan, mengusulkan agenda penting, dan memilih perwakilannya dalam komite, tetapi tidak memberikan hak suara.

    Keanggotaan hanya dapat diberikan oleh Dewan Keamanan PBB.

    Pada April tahun itu, Amerika Serikat, sebagai salah satu dari lima anggota tetap, memveto penerimaan Palestina sebagai sebuah negara, dan menyebut langkah itu “prematur”.

    Resolusi Dewan Keamanan mengikat secara hukum, sedangkan resolusi Majelis Umum tidak.

    “Menjadi anggota penuh PBB akan memberi Palestina lebih banyak pengaruh diplomatik, termasuk kemampuan untuk mensponsori resolusi secara langsung, hak suara di Majelis Umum (sebagai negara ‘non-anggota’, saat ini tidak mereka miliki), dan kemungkinan kursi/suara di Dewan Keamanan,” kata Khaled Elgindy, direktur program Palestina dan urusan Palestina-Israel di lembaga pemikir Middle East Institute di Washington.

    “Namun, semua ini tidak akan menghasilkan solusi dua negarayang hanya dapat terwujud dengan mengakhiri pendudukan Israel,” tambahnya.

    Namun, Gilbert Achcar, profesor studi pembangunan dan hubungan internasional di Sekolah Studi Oriental dan Afrika di London, meyakini “Otoritas Palestina tidak akan mencapai lebih banyak lagi” dengan keanggotaan penuh PBB.

    “Ini akan tetap menjadi kemenangan simbolis: pengakuan ‘Negara Palestina’ fiktif versus realitas ‘Otoritas Palestina’ yang tak berdaya di sebagian kecil wilayah yang diduduki pada 1967 dan sepenuhnya bergantung pada Israel,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa “itu masih jauh dari ‘negara Palestina yang merdeka dan berdaulat’”.

    Laporan tambahan oleh BBC Global Journalism

    (ita/ita)

  • Resmi! Prancis Akui Negara Palestina, Sekutu Israel “Berguguran”

    Resmi! Prancis Akui Negara Palestina, Sekutu Israel “Berguguran”

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengakui negara Palestina, langkah bersejarah yang segera memicu gelombang dukungan serupa dari sejumlah negara Barat.

    Dalam pidatonya dalam KTT soal solusi dunia negara untuk Palestina di PBB, Macron menyerukan diakhirinya perang yang telah menimbulkan penderitaan besar.

    “Waktu untuk perdamaian telah tiba, ketika kita hanya berjarak beberapa saat dari kehilangan kesempatan itu selamanya,” kata Macron, Senin (22/9/2025) waktu setempat.

    “Waktu telah tiba untuk membebaskan 48 sandera yang ditahan Hamas. Waktu telah tiba untuk menghentikan perang, pemboman di Gaza, pembantaian, dan pengusiran,” imbuhnya.

    Meski demikian, Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan membuka kedutaan besar untuk negara Palestina sampai syarat gencatan senjata di Gaza dan pembebasan seluruh sandera terpenuhi.

    Walaupun masih bersyarat, langkah Prancis tersebut disambut meriah oleh Otoritas Palestina. Delegasi Palestina menyebutnya sebagai keputusan “bersejarah dan penuh keberanian”.

    Tidak hanya Prancis, pengakuan terhadap Palestina juga diumumkan pada hari yang sama oleh Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal. Sebelumnya, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia sudah menyatakan pengakuan pada Mei lalu, sementara Swedia melakukannya sejak 2014.

    Macron menyebut bahwa Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta, Monako, dan San Marino juga bergabung dalam daftar negara yang kini mengakui Palestina.

    Namun, langkah tersebut mendapat tentangan keras dari Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji tidak akan mengizinkan terbentuknya negara Palestina. Bahkan, sejumlah anggota kabinet garis kerasnya mengancam untuk mencaplok Tepi Barat demi menutup jalan menuju negara Palestina.

    Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan, “Israel akan mengambil tindakan. Mereka tidak sedang mempromosikan perdamaian. Mereka mendukung terorisme.”

    Dari Washington, Gedung Putih juga menyatakan ketidaksetujuan. Juru bicara Presiden Donald Trump, Karoline Leavitt, mengatakan, “Presiden percaya bahwa pengakuan (negara Palestina) adalah hadiah untuk Hamas.”

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam wawancara dengan AFP sebelum dimulainya pertemuan menyampaikan agar dunia tidak gentar terhadap ancaman balasan. “Kita tidak boleh merasa terintimidasi oleh risiko retaliasi,” ujarnya.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Akankah Dembele dan Yamal Masih Favorit?

    Akankah Dembele dan Yamal Masih Favorit?

    JAKARTA – Penghargaan Ballon d’Or (Bola Emas), yang diselenggarakan bersama oleh Majalah France Football dan UEFA, merupakan salah satu penghargaan individu paling bergengsi di dunia sepak bola.

    Dimulai pada 1956, penghargaan ini diputuskan oleh para jurnalis untuk memilih pemain terbaik Eropa tahun sebelumnya.

    Pada 1995, penghargaan diperluas mencakup semua pemain yang bermain di Eropa. Akhirnya pada 2007 diperluas lagi untuk semua pemain di seluruh dunia.

    Selama enam tahun antara 2010-2015, penghargaan ini diberikan bersama FIFA, sebelum kemitraan tersebut berakhir. FIFA kemudian kembali ke penghargaan tahunan mereka yang terpisah.

    Versi Ballon d’Or saat ini memberikan penghargaan untuk pencapaian selama satu musim sepak bola dan bukan satu tahun kalender, dengan pemungutan suara dilakukan oleh juri jurnalis internasional (satu per negara).

    Lionel Messi telah memenangi Ballon d’Or terbanyak dengan delapan trofi, diikuti oleh Cristiano Ronaldo (lima).

    Edisi 2025 akan menjadi edisi ke-69 penghargaan ini dan akan memberikan pengakuan atas pencapaian para pemain dari 1 Agustus 2024 hingga 13 Juli 2025 (yang merupakan final Piala Dunia Antarklub 2025) untuk kategori putra serta 1 Agustus 2024 hingga 2 Agustus 2025 (yang merupakan final Copa America Femenina 2025) untuk kategori putri.

    Malam penghargaan akan dihelat di Theatre du Chatelet, Paris, Perancis, pada Senin, 22 September 2025, pukul 20.00 waktu setempat atau 02.00 WIB.

    Ballon d’Or 2025 Pria

    Ousmane Dembele (PSG dan Perancis)

    Gianluigi Donnarumma (PSG dan Italia)

    Jude Bellingham (Real Madrid dan Inggris)

    Desire Doue (PSG dan Prancis)

    Denzel Dumfries (Inter Milan dan Belanda)

    Serhou Guirassy (Borussia Dortmund dan Guinea)

    Erling Haaland (Manchester City dan Norwegia)

    Viktor Gyokeres (Arsenal dan Swedia)

    Achraf Hakimi (PSG dan Maroko)

    Harry Kane (Bayern Minchen dan Inggris)

    Khvicha Kvaratskhelia (Napoli, PSG, dan Georgia)

    Robert Lewandowski (Barcelona dan Polandia)

    Alexis Mac Allister (Liverpool dan Argentina)

    Lautaro Martinez (Inter Milan dan Argentina)

    Scott McTominay (Napoli dan Skotlandia)

    Kylian Mbappe (Real Madrid dan Perancis)

    Nuno Mendes (PSG dan Portugal)

    Joao Neves (PSG dan Portugal)

    Pedri (Barcelona dan Spanyol)

    Cole Palmer (Chelsea dan Inggris)

    Michael Olise (Bayern München dan Prancis)

    Raphinha (Barcelona dan Brasil)

    Declan Rice (Arsenal dan Inggris)

    Fabian Ruiz (PSG dan Spanyol)

    Lamine Yamal (Barcelona dan Spanyol)

    Florian Wirtz (Liverpool dan Jerman)

    Vitinha (PSG dan Portugal)

    Vinicius Junior (Real Madrid dan Brasil)

    Virgil van Dijk (Liverpool dan Belanda)

    Mohamed Salah (Liverpool dan Mesir)

    Ballon d’Or Wanita 2025

    Lucy Bronze (Chelsea dan Inggris)

    Barbra Banda (Orlando Pride dan Zambia)

    Aitana Bonmati (Barcelona dan Spanyol)

    Sandy Baltimore (Chelsea dan Perancis)

    Mariona Caldentey (Arsenal dan Spanyol)

    Klara Buhl (Bayern Munchen dan Jerman)

    Sofia Cantore (Washington Spirit dan Italia)

    Steph Catley (Arsenal dan Australia)

    Melchie Daelle Dumornay (OL Lyonnes dan Haiti)

    Temwa Chawinga (Kansas City Current dan Malawi)

    Emily Fox (Arsenal dan Amerika Serikat)

    Cristiana Girelli (Juventus dan Italia)

    Esther Gonzalez (Gotham FC dan Spanyol)

    Caroline Graham Hansen (FC Barcelona dan Norwegia)

    Patri Guijarro (FC Barcelona dan Spanyol)

    Amanda Gutierres (Palmeiras dan Brasil)

    Hannah Hampton (Chelsea dan Inggris)

    Pernille Harder (Bayern Munchen dan Denmark)

    Lindsey Heaps (OL Lyon dan Amerika Serikat)

    Chloe Kelly (Manchester City, Arsenal, dan Inggris)

    Marta (Orlando Pride dan Brasil)

    Frida Leonhardsen Maanum (Arsenal dan Norwegia)

    Ewa Pajor (FC Barcelona dan Polandia)

    Clara Mateo (Paris FC dan Perancis)

    Alessia Russo (Arsenal dan Inggris)

    Claudia Pina (FC Barcelona dan Spanyol)

    Alexia Putellas (FC Barcelona dan Spanyol)

    Johanna Rytting Kaneryd (Chelsea dan Swedia)

    Caroline Weir (Real Madrid dan Skotlandia)

    Leah Williamson (Arsenal dan Inggris)

    Penghargaan Lain

    Kopa Tropihes Pria dan Wanita

    Dinamai berdasarkan pemain sepak bola Perancis, Raymond Kopa, diberikan kepada pemain muda terbaik (U-21).

    Putra

    Pau Cubarsi (Barcelona dan Spanyol)

    Ayyoub Bouaddi (Lille dan Perancis)

    Desire Doue (PSG dan Perancis)

    Estevao (Palmeiras, Chelsea, dan Brasil)

    Dean Huijsen (Bournemouth, Real Madrid, dan Spanyol)

    Myles Lewis-Skelly (Arsenal dan Inggris)

    Rodrigo Mora (Porto dan Portugal)

    Joao Neves (PSG dan Portugal)

    Lamine Yamal (Barcelona dan Spanyol)

    Kenan Yildiz (Juventus dan Turki)

    Putri

    Michelle Agyemang (Brighton & Hove Albion dan Inggris)

    Linda Caicedo (Real Madrid dan Kolombia)

    Wieke Kaptein (Chelsea dan Belanda)

    Claudia Martinez (Club Olimpia dan Paraguay)

    Vicky Lopez (Barcelona dan Spanyol)

    Yashin Trophies Pria dan Wanita

    Dinamai berdasarkan kiper Uni Soviet, Lev Yashin, diberikan kepada kiper terbaik.

    Pria

    Alisson Becker (Liverpool dan Brasil)

    Yassine Bounou (Al Hilal dan Maroko)

    Lucas Chevalier (Lille, PSG dan Perancis)

    Thibaut Courtois (Real Madrid dan Spanyol)

    Gianluigi Donnarumma (PSG, Manchester City, dan Italia)

    Emiliano Martinez (Aston Villa dan Argentina)

    Jan Oblak (Atletico Madrid dan Slovenia)

    David Raya (Arsenal dan Spanyol)

    Matz Sels (Nottingham Forest dan Belgia)

    Yann Sommer (Inter Milan dan Swiss)

    Putri

    Ann-Katrin Berger (Gotham FC dan Jerman)

    Cata Coll (Barcelona dan Spanyol)

    Hannah Hampton (Chelsea dan Inggris)

    Chiamaka Nnadozie (Paris FC, Brighton, dan Nigeria)

    Daphne van Domselaar (Arsenal dan Belanda)

    Dinamai berdasarkan nama penyerang Jerman, Gerd Muller, diberikan kepada pencetak gol terbanyak dari musim sebelumnya.

    Dinamai berdasarkan nama pesepakbola Brasil, Dr. Socrates, diberikan atas karya kemanusiaan terbaik yang dilakukan oleh seorang pesepak bola. Penghargaan ini dipersembahkan atas kerja sama dengan ‘Peace and Sport’.

    Klub Pria dan Wanita Terbaik Tahun Ini

    Pria

    Barcelona

    Botafogo

    Chelsea

    Liverpool

    Paris Saint-Germain

    Wanita

    Arsenal

    Barcelona

    Chelsea

    OL Lyonnes

    Orlando Pride

    Pelatih Pria dan Wanita Terbaik Tahun Ini

    Pria

    Antonio Conte

    Luis Enrique

    Hansi Flick

    Enzo Maresca

    Arne Slot

    Wanita

    Sonia Bompastor

    Arthur Elias

    Justine Madugu

    Renee Slegers

    Sarina Wiegman

  • Korsel Warning Bisa Jatuh dalam Krisis Bak 1997, Ada Apa?

    Korsel Warning Bisa Jatuh dalam Krisis Bak 1997, Ada Apa?

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung menyatakan bahwa ekonomi negaranya bisa jatuh ke dalam krisis yang menyaingi krisis 1997. Ini jika pemerintah menerima tuntutan Amerika Serikat (AS) dalam perundingan perdagangan yang kini macet, tanpa adanya perlindungan pada dalam negeri.

    Hal ini disampaikan dalam wawancara dengan Reuters, Senin (22/9/2025). Seoul dan Washington secara lisan telah menyepakati perjanjian perdagangan pada bulan Juli, di mana AS akan menurunkan tarif Presiden Donald Trump atas barang-barang Korsel sebagai imbalan atas investasi senilai US$ 350 miliar (sekitar Rp 5.811 triliun) dari Negeri Ginseng.

    Namun, Lee mengatakan bahwa kedua negara belum menuangkan kesepakatan itu ke dalam dokumen resmi yang mengikat. Karena adanya perselisihan tentang bagaimana investasi tersebut akan ditangani.

    “Tanpa currency swap (pertukaran mata uang), jika kita harus menarik US$ 350 miliar seperti yang diminta AS dan menginvestasikan semuanya dalam bentuk tunai di AS, Korsel akan menghadapi situasi seperti yang terjadi pada krisis keuangan 1997,” katanya melalui seorang penerjemah.

    Dalam sebuah wawancara di kantornya pada hari Jumat, Lee juga berbicara tentang penggerebekan imigrasi besar-besaran AS yang menahan ratusan warga Korea. Termasuk hubungan Seoul dengan Korea Utara (Korut), China, dan Rusia.

    Perundingan perdagangan dan pertahanan dengan AS, sekutu militer dan mitra ekonomi utama Korsel, membayangi kunjungan Lee hari ini ke New York. Di mana ia akan berpidato di Majelis Umum PBB dan menjadi Presiden Korsel pertama yang memimpin pertemuan Dewan Keamanan.

    Skandal Hyundai

    Bulan ini, pemerintahan Trump mengguncang Korsel dengan penangkapan lebih dari 300 pekerja warga negaranya di sebuah pabrik baterai Hyundai Motor di Georgia, AS. Pejabat federal AS menuduh mereka melakukan pelanggaran imigrasi.

    Lee mengatakan bahwa warga Korsel secara alami marah dengan perlakuan “kasar” terhadap para pekerja, di mana pemerintahan Trump mempublikasikan foto mereka dalam belenggu. Korsel telah memperingatkan bahwa hal itu dapat membuat perusahaan khawatir untuk berinvestasi di Amerika Serikat.

    Namun, dia mengatakan penggerebekan itu tidak akan merusak aliansi bilateral, memuji Trump karena menawarkan untuk membiarkan para pekerja tinggal. Lee mengatakan dia tidak percaya itu diarahkan oleh Trump, melainkan akibat dari penegakan hukum yang terlalu bersemangat.

    “Saya tidak percaya ini disengaja, dan AS telah meminta maaf atas insiden ini, dan kami telah sepakat untuk mencari langkah-langkah yang masuk akal dalam hal ini dan kami sedang mengerjakannya,” katanya.

    Sementara itu di New York, Kantor Lee mengatakan tidak ada rencana baginya untuk bertemu Trump. Bahwa perundingan perdagangan tidak ada dalam agenda kunjungan tersebut.

    Kata AS

    Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan Korsel harus mengikuti kesepakatan Jepang dengan AS. Dia mengatakan Seoul harus menerima kesepakatan itu atau membayar tarif, menggunakan penggambaran pemerintahan Trump tentang pemerintah asing yang membayar pungutan, padahal pungutan tersebut justru dibayar oleh importir AS.

    Lee, ketika ditanya apakah dia akan mundur dari kesepakatan itu, mengatakan bahwa dia yakin antara sekutu dekat, kedua negara akan dapat mempertahankan rasionalitas minimum. Korsel sendiri memang telah mengusulkan jalur currency swap dengan AS untuk mengurangi guncangan investasi terhadap pasar lokal untuk mata uang won. 

    “Korea Selatan berbeda dari Jepang, yang mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS pada bulan Juli. Tokyo memiliki cadangan devisa lebih dari dua kali lipat dari Korea Selatan yang sebesar US$ 410 miliar (sekitar Rp 6.814 triliun), mata uang internasional yen dan jalur swap dengan Amerika Serikat,” kata Lee.

    Seoul dan Washington telah menyatakan secara tertulis bahwa setiap proyek investasi harus layak secara komersial. Tetapi menyusun rinciannya terbukti sulit.

    “Mencapai kesepakatan terperinci yang menjamin kelayakan komersial kini menjadi tugas utama-namun juga tetap menjadi hambatan terbesar,” tutur Lee.

    “Proposal selama perundingan tingkat kerja tidak memberikan jaminan kelayakan komersial, sehingga sulit untuk menjembatani kesenjangan,”tambahnya.

    Trump mengatakan bahwa investasi akan “dipilih” olehnya dan dikendalikan oleh AS. Ini berarti Washington akan memiliki kebijaksanaan atas di mana uang itu akan diinvestasikan.

    Namun, penasihat kebijakan Lee, Kim Yong Beom, mengatakan pada bulan Juli bahwa Korsel telah menambahkan mekanisme pengaman untuk mengurangi risiko pembiayaan. Termasuk mendukung proyek-proyek yang layak secara komersial daripada memberikan dukungan keuangan tanpa syarat.

    Lee mengatakan Korsel dan AS tidak setuju untuk meningkatkan kontribusi Seoul terhadap pertahanannya sendiri, yang didukung oleh 28.500 tentara AS di semenanjung Korea. Tetapi Washington ingin menjaga perundingan keamanan dan perdagangan tetap terpisah.

    “Kita harus mengakhiri situasi tidak stabil ini sesegera mungkin,” katanya, ketika ditanya apakah perundingan bisa berlanjut hingga tahun depan.

    Krisis Korea 1997

    Sebelumnya di 1991, mata uang Korea Won, terdepresiasi secara signifikan dan anjlok ke titik terendah sepanjang masa, yaitu 1.995 won terhadap dolar AS. Lonjakan produk domestik bruto (PDB) per kapita dari hanya US$94 pada tahun 1961 menjadi lebih dari US$10.000 pada pertengahan 1990-an, terhenti mendadak pada tahun 1997.

    Resesi besar muncul dipicu oleh jatuhnya mata uang Thailand bath terhadap dolar AS. Korsel menghadapi pukulan finansial yang parah akibat hilangnya kredibilitas karena investor asing menarik uang mereka dari Korea.

    Di antara segudang faktor yang berkontribusi, penyebab utama gejolak keuangan nasional adalah meningkatnya defisit transaksi berjalan, kebijakan nilai tukar pemerintah, konglomerat Korea yang terlilit utang, dan bank-bank yang bergantung pada pinjaman luar negeri jangka pendek. Bisnis dan lembaga pemberi pinjaman yang terlalu percaya diri, termahjakan oleh pinjaman jangka pendek dari kreditor asing, terpapar risiko nilai tukar mata uang asing.

    Kebijakan suku bunga tetap pemerintah, yang seharusnya menjaga nilai tukar won Korea terhadap dolar dalam kisaran tertentu untuk menghindari volatilitas ekstrem, gagal menahan arus keluar modal secara tiba-tiba akibat hilangnya kepercayaan investor asing. Runtuhnya patokan won Korea terhadap dolar mengakibatkan depresiasi nilai mata uang lokal yang signifikan.

    Situasi ini pada gilirannya berarti pembayaran yang lebih besar dari pihak perusahaan dan perusahaan pinjaman yang terbebani dengan pinjaman luar negeri yang besar. Cadangan devisa pemerintah menyusut, turun dari sekitar US$30 miliar menjadi sekitar US$4 miliar pada Desember 1997, sementara utang luar negeri mencapai US$153 miliar.

    Krisis keuangan ini berdampak luas di seluruh masyarakat Korea, menyebabkan gelombang kebangkrutan di antara perusahaan-perusahaan Korea dari berbagai skala. Bahkan raksasa industri seperti Samsung dan Hyundai terpaksa menerapkan langkah-langkah penghematan, termasuk pengurangan investasi dan PHK yang signifikan, dalam upaya memulihkan perekonomian mereka yang sedang terpuruk.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Paman Sam Singgung Keamanan Israel Usai Inggris Dkk Akui Palestina

    Paman Sam Singgung Keamanan Israel Usai Inggris Dkk Akui Palestina

    Jakarta

    Frustasi atas perang Gaza yang terus berkecamuk membuat sejumlah negara kompak mengakui negara Palestina. Sejumlah negara itu yakni Inggris, Kanada, Australia dan Portugal.

    Keempat negara itu diketahui merupakan sekutu Israel. Amerika Serikat (AS) yang juga sekutu Israel merespons keputusan sejumlah negara sekutu utamanya itu.

    Inggris, Kanada, Australia dan Portugal mengakui negara Palestina pada Minggu (21/9) waktu setempat. Keputusan keempat negara yang juga sekutu Israel itu menyusul lebih dari 140 negara lainnya yang terlebih dahulu mendukung aspirasi Palestina untuk membentuk negara sendiri yang merdeka dari pendudukan Tel Aviv.

    Washington menyebut langkah tersebut hanyalah gestur “performatif”. AS kemudian menyinggung keamanan Israel.

    “Fokus kami tetap pada diplomasi yang serius, bukan gestur performatif,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Senin (22/9/2025).

    “Prioritas kami jelas: pembebasan para sandera, keamanan Israel, dan perdamaian serta kemakmuran bagi seluruh kawasan yang hanya mungkin terjadi jika terbebas dari Hamas,” tegas juru bicara tersebut.

    AS sejauh ini belum memberikan tanggapan resmi atas keputusan negara-negara Barat tersebut. Namun, Presiden Donald Trump sebelumnya telah memperjelas bahwa dirinya menentang langkah semacam itu.

    Sejumlah Negara Akui Palestina

    Seperti diketahui, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dalam pengumumannya saat mengakui negara Palestina, menyebut “krisis kemanusiaan buatan manusia di Gaza telah mencapai titik terendah”. Dia juga menyebut kelaparan dan kehancuran di Gaza “benar-benar tidak tertahankam”.

    “Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui negara Palestina,” tegasnya.

    PM Kanada Mark Carney, dalam pernyataan terpisah, mengatakan pengakuan resmi untuk negara Palestina yang diberikan negaranya akan memberdayakan mereka yang menginginkan koeksistensi damai dan mengakhiri Hamas.

    “Ini sama sekali tidak melegitimasi terorisme, juga bukan imbalan untuk itu,” tegasnya.

    Sementara, PM Australia Anthony Albanese mengumumkan bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Penny Wong bahwa negaranya resmi mengakui negara Palestina.

    “Dengan demikian, Australia mengakui aspirasi sah dan lama rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri,” ujar Albanese, seperti dilansir CNN.

    Pengakuan resmi oleh Portugal disampaikan melalui Menlu Paulo Rangel di markas besar misi tetap Portugal untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Rangel menegaskan bahwa pengakuan untuk negara Palestina menjadi “garis fundamental kebijakan luar negeri Portugal”.

    Selain keempat negara tersebut, Prancis juga akan memberikan pengakuan serupa kepada negara Palestina pekan ini dalam forum Sidang Majelis Umum PBB.

    Halaman 2 dari 2

    (dek/lir)

  • Bantah Dirinya Pengedar Narkoba, Presiden Venezuela Ajak Trump Dialog

    Bantah Dirinya Pengedar Narkoba, Presiden Venezuela Ajak Trump Dialog

    Caracas

    Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak tuduhan Amerika Serikat (AS) yang menyebut dirinya seorang pengedar narkoba. Maduro pun meminta Presiden Donald Trump untuk berdialog dengannya, saat ketegangan antara kedua negara semakin meningkat.

    Permintaan dialog itu, seperti dilansir AFP, Senin (22/9/2025), disampaikan dalam surat yang dikirimkan oleh Maduro kepada Trump tertanggal 6 September lalu, namun isinya baru dirilis ke publik oleh Caracas pada Minggu (21/9) waktu setempat.

    Surat itu dikirimkan beberapa hari setelah AS mengerahkan sejumlah kapal perang ke lepas pantai Venezuela dan melancarkan serangan pertama dari serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang bermarkas di Venezuela, yang dituduh oleh Washington mengangkut narkoba.

    Serangan pertama AS itu menewaskan sedikitnya 11 orang, dan diikuti oleh dua serangan serupa lainnya, meskipun Maduro telah mengirimkan surat permohonan perdamaian ke Washington.

    Dalam suratnya, Maduro menolak tuduhan AS soal dirinya memimpin kartel narkoba. Dia menyebut tuduhan itu “sepenuhnya salah”.

    “Ini adalah berita palsu terburuk yang telah diluncurkan terhadap negara kami dalam eskalasi politik bersenjata yang akan menyebabkan kerusakan besar di seluruh dunia,” demikian bunyi penggalan surat Maduro untuk Trump.

    Maduro, dalam suratnya, mendesak Trump untuk “menjaga perdamaian melalui dialog dan pemahaman di seluruh belahan Bumi”.

    Sejak surat itu dikirimkan, pasukan AS di kawasan Karibia telah menyerang dua kapal lainnya, yang diklaim oleh Washington mengangkut narkoba. Satu kapal diserang di lepas pantai Venezuela, sedangkan satu kapal lainnya di perairan sebelah utara, di lepas pantai Republik Dominika.

    Pengerahan militer AS ke kawasan Karibia menuai kecaman oleh negara-negara Amerika Latin. Pengerahan itu menuai kekhawatiran bahwa Washington berencana untuk menyerang Caracas.

    Setidaknya ada delapan kapal perang dan sebuah kapal selam bertenaga nuklir yang telah dikerahkan AS ke Karibia bagian selatan, tepatnya di lepas pantai Venezuela. Sebanyak 10 jet tempur juga dikirimkan Washington ke Puerto Rico, bagian wilayah AS yang terletak di sebelah utara Venezuela.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kim Jong Un Bersedia Dialog dengan Trump, Ungkit Kenangan Indah

    Kim Jong Un Bersedia Dialog dengan Trump, Ungkit Kenangan Indah

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengatakan dirinya terbuka untuk perundingan di masa mendatang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, jika Washington membatalkan tuntutan agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya.

    Kim Jong Un, seperti dilansir AFP, Senin (22/9/2025), juga mengatakan dirinya memiliki “kenangan indah” dengan Trump, yang telah dia temui sebanyak tiga kali dalam pertemuan puncak tingkat tinggi selama masa jabatan pertama Trump.

    Namun, perundingan yang digelar di Hanoi, Vietnam, pada tahun 2019 lalu gagal mencapai konsesi mengenai apa yang bersedia diserahkan oleh Korut.

    “Jika Amerika Serikat membuang obsesi delusifnya terhadap denuklirisasi dan, berdasarkan pengakuan realitas, sungguh-sungguh menginginkan koeksistensi damai dengan kami, maka tidak ada alasan kami tidak dapat memenuhinya,” kata Kim Jong Un seperti dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA).

    Tuntutan agar Kim Jong Un menyerahkan persenjataan nuklirnya telah lama menjadi titik perdebatan antara kedua negara, dengan Pyongyang dikenai serangkaian sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara berturut-turut atas program senjata terlarangnya.

    Kim Jong Un mengatakan bahwa sanksi-sanksi tersebut justru telah membantu Korut untuk “tumbuh lebih kuat, membangun ketahanan dan perlawanan yang tidak tergoyahkan oleh tekanan apa pun”.

    “Saya secara pribadi masih mengingat kenangan indah dengan Presiden AS saat ini, Trump,” ucapnya, saat berpidato di hadapan parlemen Korut.

    Sejak pertemuan tahun 2019 yang gagal, Korut berulang kali menegaskan tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklirnya dan mendeklarasikan diri negara sebagai negara nuklir yang “tidak dapat diubah”.

    Kim Jong Un kembali menegaskan bahwa denuklirisasi bukanlah suatu pilihan. “Dunia sudah tahu betul apa yang dilakukan Amerika Serikat setelah memaksa suatu negara untuk menyerahkan senjata nuklir mereka dan melucuti senjata,” sebutnya.

    “Kami tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklir kami,” tegas Kim Jong Un.

    Lebih lanjut, mengenai prospek dialog dengan Korea Selatan (Korsel), Kim Jong Un mengatakan bahwa dirinya “tidak memiliki alasan untuk duduk bersama Korea Selatan”. Hal ini disampaikan setelah Presiden Korsel Lee Jae Myung berupaya meredakan ketegangan dengan Korut.

    “Kami telah memperjelas bahwa kami tidak akan berurusan dengan mereka dalam bentuk apa pun,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Tegaskan Prioritas Keamanan Israel Usai Inggris Akui Negara Palestina

    AS Tegaskan Prioritas Keamanan Israel Usai Inggris Akui Negara Palestina

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) merespons keputusan sejumlah negara sekutu utamanya, termasuk Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal untuk memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina. Washington menyebut langkah tersebut hanyalah gestur “performatif”.

    “Fokus kami tetap pada diplomasi yang serius, bukan gestur performatif,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Senin (22/9/2025).

    “Prioritas kami jelas: pembebasan para sandera, keamanan Israel, dan perdamaian serta kemakmuran bagi seluruh kawasan yang hanya mungkin terjadi jika terbebas dari Hamas,” tegas juru bicara tersebut.

    Sebagai sekutu dekat Israel, AS sejauh ini belum memberikan tanggapan resmi atas keputusan negara-negara Barat tersebut. Namun, Presiden Donald Trump sebelumnya telah memperjelas bahwa dirinya menentang langkah semacam itu.

    Inggris, Kanada, Australia dan Portugal kompak mengakui negara Palestina pada Minggu (21/9) waktu setempat. Langkah tersebut didasari oleh rasa frustrasi atas perang Gaza yang terus berkecamuk dan dimaksudkan untuk mendorong solusi dua negara.

    Keputusan keempat negara itu, yang secara tradisional biasanya bersekutu dengan Israel, seperti dilansir Reuters, menyusul lebih dari 140 negara lainnya yang terlebih dahulu mendukung aspirasi Palestina untuk membentuk negara sendiri yang merdeka dari pendudukan Tel Aviv.

    Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dalam pengumumannya saat mengakui negara Palestina, menyebut “krisis kemanusiaan buatan manusia di Gaza telah mencapai titik terendah”. Dia juga menyebut kelaparan dan kehancuran di Gaza “benar-benar tidak tertahankam”.

    “Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui negara Palestina,” tegasnya.

    PM Kanada Mark Carney, dalam pernyataan terpisah, mengatakan pengakuan resmi untuk negara Palestina yang diberikan negaranya akan memberdayakan mereka yang menginginkan koeksistensi damai dan mengakhiri Hamas.

    “Ini sama sekali tidak melegitimasi terorisme, juga bukan imbalan untuk itu,” tegasnya.

    Dalam pernyataannya, PM Australia Anthony Albanese mengumumkan bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Penny Wong bahwa negaranya resmi mengakui negara Palestina.

    “Dengan demikian, Australia mengakui aspirasi sah dan lama rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri,” ujar Albanese, seperti dilansir CNN.

    Pengakuan resmi oleh Portugal disampaikan melalui Menlu Paulo Rangel di markas besar misi tetap Portugal untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Rangel menegaskan bahwa pengakuan untuk negara Palestina menjadi “garis fundamental kebijakan luar negeri Portugal”.

    Selain keempat negara tersebut, Prancis juga akan memberikan pengakuan serupa kepada negara Palestina pekan ini dalam forum Sidang Majelis Umum PBB.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Inggris Cs Resmi Akui Negara Palestina, Israel-AS Bilang Gini

    Inggris Cs Resmi Akui Negara Palestina, Israel-AS Bilang Gini

    Jakarta

    Perdana Menteri Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), Sir Keir Starmer, mengumumkan sikap UK yang mengakui negara Palestina, pada Minggu (21/09) sore waktu setempat.

    “Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian dan solusi dua negara, saya menyatakan dengan tegas sebagai perdana menteri negara besar ini, bahwa Kerajaan Bersatu secara resmi mengakui negara Palestina,” ucap Starmer dalam sebuah pernyataan video.

    “Hari ini kami bergabung dengan lebih dari 150 negara yang mengakui negara Palestina,” lanjut Starmer seraya mengatakan bahwa langkah ini merupakan “janji kepada rakyat Palestina dan Israel bahwa akan ada masa depan yang lebih baik”.

    “Saya tahu betapa kuatnya perasaan yang ditimbulkan oleh konflik ini,” tambah Starmer.

    “Kita telah menyaksikannya di jalan-jalan, di sekolah-sekolah, dan dalam percakapan kita dengan teman dan keluarga. Hal ini telah menciptakan perpecahan, beberapa orang telah menggunakannya untuk memicu kebencian dan ketakutan, tetapi itu tidak menyelesaikan apa pun.

    “Kita tidak hanya harus menolak kebencian, kita harus melipatgandakan upaya kita untuk memerangi kebencian dalam segala bentuknya.”

    Starmer melanjutkan dengan mengatakan bahwa krisis buatan manusia di Gaza telah mencapai titik terendah.

    “Kelaparan dan kehancuran ini benar-benar tak tertahankan.”

    Puluhan ribu orang telah tewas, katanya, termasuk orang-orang yang sedang mengumpulkan makanan dan air.

    “Kematian dan kehancuran ini membuat kita semua ngeri,” katanya.

    Beberapa anak yang sakit dan terluka telah dievakuasi, ujarnya. UK juga telah meningkatkan dukungan bantuan kemanusiaantetapi “bantuan yang sampai masih jauh dari cukup”.

    Starmer menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mencabut pembatasan di perbatasan.

    “Hentikan taktik kejam ini dan biarkan bantuan mengalir deras,” cetusnya.

    Israel sebelumnya membantah adanya pembatasan bantuan.

    Soal Hamas, Starmer menolak anggapan bahwa sikap UK mengakui negara Palestina memberikan keuntungan bagi organisasi tersebut.

    “Seruan kami untuk solusi dua negara yang sejati adalah kebalikan dari visi [Hamas] yang penuh kebencian,” tambahnya.

    “Solusi ini bukanlah hadiah bagi Hamas,” tambahnya.

    Karena itu, menurut Starmer, berarti Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Palestina dan tidak akan memiliki peran dalam keamanan Palestina.

    Langkah UK mengakui negara Palestina ditempuh pula oleh Kanada, Australia, dan Portugal, serta diikuti pula oleh Prancis.

    Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan “Kanada mengakui negara Palestina dan menawarkan kerja sama dalam membangun harapan perdamaian di masa depan bagi negara Palestina dan negara Israel.”

    Hal senada diutarakan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese.

    “Australia mengakui legitimasi dan aspirasi rakyat Palestina sejak lama dalam membentuk negara mereka sendiri,” sebut Albanese dalam keterangan tertulis.

    ReutersSebuah keluarga Palestina mengungsi dari Kota Gaza akibat operasi militer Israel, pada Minggu (21/09).

    Keputusan ini menuai kritik keras dari pemerintah Israel, keluarga sandera yang ditawan di Gaza, dan beberapa anggota partai konservatif.

    Menanggapi hal ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/09), mengatakan negara Palestina “tidak akan terwujud”.

    Dia berujar bahwa dia memiliki “pesan yang jelas” kepada para pemimpin yang telah menyatakan pengakuan.

    “Kalian memberikan hadiah yang sangat besar kepada terorisme”.

    Sebaliknya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik keputusan itu.

    Hal itu telah dikonfirmasi oleh Starmer dalam suratnya kepada Abbas, dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut akan membantu membuka jalan bagi “negara Palestina untuk hidup berdampingan dengan negara Israel dalam keamanan, perdamaian, dan hubungan bertetangga yang baik”.

    Pada Juli lalu, Starmer menyatakan pemerintah UK akan mengakui negara Palestina pada September kalau Israel tidak mengambil “langkah-langkah substantif untuk mengakhiri situasi yang memprihatinkan di Gaza.”

    Starmer mengatakan Israel harus memenuhi sejumlah persyaratan, termasuk menyetujui gencatan senjata, berkomitmen pada perdamaian berkelanjutan jangka panjang yang menghasilkan solusi dua negara, dan mengizinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memulai kembali pasokan bantuan.

    Jika Israel tidak melaksanakan persyaratan-persyaratan tersebut, menurut PM Starmer, UK akan mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB bulan September.

    Pemerintah UK sebelumnya mengatakan pengakuan negara Palestina harus diputuskan ketika langkah tersebut bisa memberikan dampak maksimal sebagai bagian dari proses perdamaian.

    Pengakuan terhadap negara Palestina sudah lama diperjuangkan oleh banyak anggota Partai Buruh di UK.

    Perdana Menteri Starmer berada di bawah tekanan yang makin besar untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel, terutama dari kelompok sayap kiri partainya.

    Sesaat sebelum berpidato pada Juli lalu, lebih dari separuh anggota parlemen Partai Buruh menandatangani surat yang menyerukan agar pemerintah UK segera mengakui negara Palestina.

    Apa maknanya pengakuan negara Palestina?

    Paul Adams, Koresponden diplomatik BBC

    Palestina adalah negara yang ada dan tidak ada.

    Palestina mendapat pengakuan dari berbagai negara, perwakilan diplomatik di luar negeri, dan tim atlet yang bersaing dalam sejumlah kompetisi olahraga, termasuk Olimpiade.

    Namun, karena pertikaian yang berkepanjangan dengan Israel, ada beberapa hal yang tidak dimiliki Palestina:

    Tidak ada batas wilayah yang disepakati secara internasional

    Tidak ada ibu kota

    Tidak ada tentara resmi

    Akibat pendudukan militer Israel di Tepi Barat, Otoritas Palestina yang dibentuk setelah perjanjian damai pada tahun 1990-an, tidak sepenuhnya mengendalikan tanah atau rakyatnya.

    Gaza, yang sekarang diduduki Israel kekuatan pendudukan, dilanda serangan Israel.

    Mengingat status Palestina sebagai semacam negara semu, pengakuan terhadap negara Palestina bersifat simbolis.

    Pengakuan tersebut mewakili pernyataan moral dan politik yang kuat, tetapi secara konkret hanya sedikit perubahan di lapangan.

    Namun, simbolismenya kuat.

    Sebagaimana yang ditunjukkan oleh mantan Menteri Luar Negeri UK, David Lammy, dalam pidatonya di PBB Juli lalu, “Britania memikul beban tanggung jawab khusus untuk mendukung solusi dua negara”.

    Respons Israel dan AS

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menanggapi pengumuman UK dengan menulis di media sosial: “Sebuah negara jihadis di perbatasan Israel HARI INI akan mengancam Britania BESOK.”

    “Pemberian konsesi terhadap teroris jihadis selalu gagal. Itu juga akan membuat Anda gagal. Itu tidak akan terjadi.”

    Pemerintah Israel saat ini menentang langkah-langkah menuju solusi dua negara.

    Di Washington DC, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan dirinya dan Starmer “tidak pernah membahasnya” selama pertemuan di Skotlandia pada Senin (28/07).

    Ketika ditanya apakah ia tahu pernyataan PM Starmer akan keluar, Trump mengatakan: “Anda bisa berargumen… bahwa Anda memberi penghargaan kepada Hamas jika Anda melakukan itu. Dan saya rasa mereka [Hamas] tidak seharusnya diberi penghargaan.”

    AS dan sejumlah negara Eropa telah menegaskan hanya akan mengakui negara Palestina sebagai bagian dari langkah-langkah menuju resolusi jangka panjang untuk menyelesaikan konflik.

    Negara mana saja yang sudah mengakui negara Palestina?

    Sekitar 139 negara telah secara resmi mengakui negara Palestina, termasuk Indonesia.

    Bahkan, Indonesia termasuk salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina pada 15 November 1988.

    Irlandia, Norwegia, dan Spanyol sudah menempuh langkah tersebut secara resmi mulai 28 Mei 2024 guna memberikan tekanan diplomatik untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.

    Perwakilan Palestina saat ini memiliki hak terbatas untuk berpartisipasi dalam kegiatan PBB, dan wilayah tersebut juga diakui oleh berbagai organisasi internasional, termasuk Liga Arab.

    Sejumlah kalangan yang skeptis berpendapat bahwa pengakuan tersebut hanya akan menjadi isyarat simbolis jika kepemimpinan dan luasnya negara Palestina tidak dibahas terlebih dahulu.

    (ita/ita)

  • Modi Minta Warga India Singkirkan Produk Asing

    Modi Minta Warga India Singkirkan Produk Asing

    Jakarta

    Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyerukan warga untuk berhenti menggunakan produk asing dan beralih ke barang lokal. Ajakan ini disampaikan dalam pidato publik pada Minggu, di tengah memburuknya hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS).

    Ketegangan meningkat setelah Presiden AS, Donald Trump, memberlakukan tarif 50% atas produk impor asal India. Sebagai respons, Modi semakin gencar mengampanyekan penggunaan produk Swadeshi, yakni barang buatan dalam negeri.

    Para pendukung Modi bahkan memulai kampanye boikot terhadap sejumlah merek Amerika seperti McDonald’s, Pepsi, dan Apple, yang selama ini populer di India.

    “Banyak produk yang kita gunakan sehari-hari ternyata buatan luar negeri. Meski sering tidak sadar, kita harus menyingkirkannya,” kata Modi, dikutip dari Reuters, Senin (22/9/2025).

    Meski tidak menyebut negara secara spesifik, Modi menyoroti ketergantungan India pada barang impor. Dengan populasi 1,4 miliar jiwa, India merupakan pasar besar bagi produk konsumsi asal AS, yang banyak dibeli lewat platform daring seperti Amazon.

    Selama bertahun-tahun, jangkauan merek-merek Amerika telah merambah hingga kota-kota kecil. Modi juga mendorong para pedagang agar lebih fokus menjual produk lokal, demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dalam beberapa pekan terakhir, banyak perusahaan meningkatkan promosi produk dalam negeri. Sementara itu, Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, dijadwalkan berkunjung ke Washington untuk membahas isu perdagangan-lawatan yang dilakukan di tengah upaya meredakan ketegangan bilateral.

    Tonton juga video “Peluncuran iPhone 17 Disambut Antrean Panjang di India” di sini:

    (ily/rrd)