kab/kota: Washington

  • Hakim Blokir Upaya Trump Kirim Pasukan ke Portland

    Hakim Blokir Upaya Trump Kirim Pasukan ke Portland

    Jakarta

    Pada Minggu malam (5/10), seorang hakim mengeluarkan perintah yang memblokir pengerahan pasukan ke kota Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS).

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan sekitar 200 anggota Garda Nasional California dari Los Angeles untuk dikirim ke Portland, menurut pengumuman Pentagon pada hari yang sama.

    Dalam pernyataannya, Departemen Pertahanan menjelaskan bahwa pasukan tersebut akan dikirim ke kota terbesar di Oregon “untuk mendukung Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) serta personel federal lainnya yang menjalankan tugas resmi, termasuk penegakan hukum federal dan perlindungan terhadap properti federal.”

    Gedung ICE federal di Portland belakangan ini menjadi lokasi protes malam hari yang oleh pejabat kota dan negara bagian disebut “kecil dan tenang.” Namun, Trump menggambarkan kota itu sebagai “wilayah perang.”

    Mengapa Trump ingin mengirim pasukan?

    Langkah untuk memindahkan pasukan dari California merupakan cara Trump untuk menghindari perintah hakim federal pada Sabtu (4/10), yang sempat melarangnya mengerahkan 200 anggota Garda Nasional Oregon ke Portland, kata Gubernur Oregon Tina Kotek.

    “Situasi di Oregon tidak berubah,” ujar Kotek dalam konferensi pers pada Minggu (5/10). “Tidak ada alasan untuk intervensi militer di sini. Tidak ada pemberontakan di Portland, tidak ada ancaman terhadap keamanan nasional. Oregon adalah rumah kami, bukan target militer.”

    Pada Sabtu (5/10), Hakim Distrik Karin Immergut, yang merupakan hakim yang ditunjuk oleh Trump, menolak klaim Gedung Putih bahwa Portland adalah “zona perang.” Ia menilai aparat penegak hukum lokal sudah mampu menangani bentrokan antara agen imigrasi federal dan para demonstran.

    Kemudian, pada Minggu (5/10), Immergut juga memblokir pengerahan 200 pasukan dari California ke Oregon setelah negara bagian California dan Oregon mengajukan gugatan bersama.

    Gubernur California dan Oregon membantah klaim Trump

    Gubernur California, Gavin Newsom, mengatakan pengerahan tersebut “menjijikkan” dan “tidak Amerika.”

    “Ini soal kekuasaan,” tulis Newsom di X. “Dia menggunakan militer kita sebagai pion politik untuk membangun egonya sendiri.”

    Newsom, seorang politisi Demokrat, sebelumnya pernah berselisih dengan Trump ketika presiden AS itu mengirim pasukan Garda Nasional dan Marinir AS untuk merespons protes imigrasi di Los Angeles tahun ini.

    Newsom mengatakan anggota Garda Nasional yang akan dipindahkan ke Portland sebelumnya telah ditempatkan di bawah kendali Trump selama kerusuhan di Los Angeles pada Juni lalu.

    Gubernur California itu berjanji akan melawan langkah tersebut di pengadilan, dan mendesak publik agar tidak “diam di hadapan tindakan yang begitu sembrono dan otoriter.”

    Trump juga kirim pasukan ke Chicago

    Setelah pengumuman bahwa pasukan akan dipindahkan ke Portland, Gubernur Demokrat Illinois, JB Pritzker, mengatakan pada Minggu malam bahwa Trump memerintahkan 400 anggota Garda Nasional Texas untuk dikerahkan ke Illinois, Oregon, “dan lokasi lainnya.”

    Pemerintahan Trump menggambarkan Chicago sebagai “kota paling berbahaya di dunia.”

    Meskipun kota terbesar di Illinois itu telah mengalami protes rutin terhadap operasi ICE federal, Pritzker menolak klaim Trump bahwa kejahatan di sana “tak terkendali.”

    “Kita harus mulai menyebut ini apa adanya: Invasi Trump,” tulis Pritzker di X pada Minggu malam, menambahkan bahwa hal itu dimulai dengan agen federal, kemudian melibatkan anggota Garda Nasional Illinois yang difederalisasi tanpa izin negara, dan kini melibatkan pasukan dari negara bagian lain.

    “Tidak ada alasan bagi seorang Presiden untuk mengirim pasukan militer ke negara bagian berdaulat tanpa sepengetahuan, persetujuan, atau kerja sama mereka,” kata Pritzker.

    Gubernur Texas, Greg Abbott, yang merupakan seorang Republik, mengatakan bahwa ia “sepenuhnya mengizinkan” pengerahan tersebut.

    “Anda bisa memilih: tegakkan perlindungan bagi pegawai federal sepenuhnya, atau minggir dan biarkan Garda Texas melakukannya,” kata Abbott di X.

    Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump juga telah mengirim Garda Nasional ke Washington DC, dengan alasan bahwa kejahatan di kota itu “tak terkendali,” meskipun pejabat kota menyatakan sebaliknya.

    Semua kota yang telah atau diancam akan dikirimi pasukan oleh Trump untuk memerangi kejahatan tinggi dikelola oleh para pejabat dari Partai Demokrat.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga Video: Donald Trump Sebut Akhiri Perang di Gaza Untungkan Israel

    (ita/ita)

  • Pemerintah AS Shutdown, Ribuan Pegawai NASA Dirumahkan

    Pemerintah AS Shutdown, Ribuan Pegawai NASA Dirumahkan

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengalami shutdown setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan terkait anggaran. Dampak dari penutupan pemerintah ini sudah terasa ke mana-mana, termasuk dirumahkannya ribuan pegawai NASA.

    Penghentian mendadak ini memaksa NASA dan lembaga lainnya untuk mengurangi hampir seluruh operasi harian mereka setelah anggota parlemen di Washington DC gagal meloloskan RUU pendanaan pemerintah sebelum batas waktu. Hanya sebagian kecil dari tenaga kerja NASA yang masih bertugas, ditugaskan untuk misi yang tidak dapat dihentikan tanpa membahayakan keselamatan astronaut, perangkat keras penting, atau prioritas tertinggi pemerintahan Trump.

    Karena sebagian besar program sains dan kegiatan yang berhubungan dengan publik dibekukan, penutupan ini membuat NASA menunggu hingga Kongres menyetujui pendanaan baru.

    Rencana penutupan terbaru NASA, yang dirilis 29 September , menguraikan bagaimana badan tersebut akan beroperasi selama berakhirnya pendanaan, dan mengonfirmasi skala cuti yang sedang berlangsung. Dari 18.218 pegawai negeri sipil NASA, 15.094 telah dirumahkan, sementara lebih dari 3.100 diklasifikasikan sebagai ‘dikecualikan’ dan tetap bekerja.

    Sebagai perbandingan, rencana keberlanjutan NASA untuk Agustus 2023 memproyeksikan 17.007 karyawan yang dirumahkan dan hanya 1.300 karyawan yang dikecualikan. Jumlah karyawan yang dirumahkan yang lebih sedikit tahun ini kemungkinan mencerminkan perluasan pengecualian untuk misi Artemis, yang kini mencakup seluruh program, bukan hanya operasi yang diperlukan untuk ‘keselamatan dan perlindungan jiwa dan harta benda.’

    Ketentuan tambahan tersebut mencerminkan dorongan NASA untuk meluncurkan misi Artemis 2 tepat waktu, yang saat ini dijadwalkan tidak melebihi 5 Februari 2026. Artemis 2 akan menerbangkan empat orang awak mengelilingi Bulan untuk pertama kalinya sejak misi Apollo NASA, dan menyiapkan panggung untuk Artemis 3, yang bertujuan untuk mendaratkan astronaut di permukaan Bulan.

    Upaya NASA untuk kembali ke Bulan ditantang oleh persaingan serupa dari China. Jika China kalah oleh AS dalam persaingan ke Bulan, diperkirakan akan terjadi gejolak geopolitik. Penundaan signifikan apa pun terhadap misi Artemis 2 kemungkinan akan menciptakan efek berantai bagi misi lanjutannya, yang semakin mempertegas tenggat waktu yang ketat yang menurut para ahli mungkin sudah terancam gagal mencapai tujuannya.

    Panduan shutdown ini mengonfirmasi prediksi yang dibuat oleh Wakil Administrator Sementara Sistem Eksplorasi NASA, Lakiesha Hawkins, dalam konferensi pers pada 23 September lalu. Ia mengatakan, “Kami mengantisipasi akan dapat meminta dan melanjutkan Artemis 2 jika terjadi penghentian.”

    Tambahan lain dalam panduan penutupan terbaru NASA mencakup arahan yang membatasi penggunaan dana sisa (sisa dari alokasi tahun lalu) untuk ‘prioritas presiden.’

    Para pakar kebijakan luar angkasa mengatakan bahwa bahasa tersebut tidak lazim dan dapat mencerminkan upaya yang lebih luas untuk memprioritaskan inisiatif Gedung Putih selama jeda pendanaan. Casey Dreier, Kepala Kebijakan Luar Angkasa Planetary Society, mengatakan bahwa meskipun masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti bagaimana pedoman tersebut akan diterapkan, susunan katanya menunjukkan bahwa sisa dana dari tahun fiskal sebelumnya dapat dialihkan dari alokasi awalnya.

    “Dana sisa bukan alokasi yang telah kedaluwarsa, sehingga dapat mendanai sejumlah kegiatan terbatas,” jelas Dreier seperti dikutip dari Space.com.

    “Ini secara fungsional dapat mengkonsolidasikan dana tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang diutamakan untuk melanjutkan berbagai fungsi yang ingin dijalankan Gedung Putih guna mengurangi dampak atau gangguan akibat penutupan pemerintah,” jelasnya.

    NASA memperkirakan akan memakan waktu sekitar setengah hari untuk mengamankan fasilitas dan menyelesaikan penghentian operasi yang tidak dikecualikan secara tertib. Untuk misi yang dianggap terlalu krusial untuk dihentikan, Stasiun Luar Angkasa Internasional tetap memiliki staf, dengan pengendali penerbangan dan teknisi bekerja sepanjang waktu untuk menjaga keselamatan astronaut dan menjalankan sistem.

    Satelit pengamat Bumi dan cuaca yang dianggap vital bagi keselamatan publik juga tetap beroperasi, memastikan ketersediaan data cuaca, bencana alam, dan puing-puing antariksa. Sebagian besar portofolio penelitian NASA, mulai dari hibah sains hingga pengembangan teknologi, telah ditangguhkan, menghambat kemajuan di berbagai proyek. Upaya pelibatan publik seperti pusat pengunjung, NASA TV, dan platform media sosial telah dihentikan, membatasi kemampuan badan tersebut untuk berkomunikasi dengan publik.

    Para kontraktor berada dalam posisi yang beragam. Sejumlah kecil dapat melanjutkan pekerjaan sementara jika pekerjaan mereka sudah didanai, tetapi bahkan program dengan sumber daya tersebut pun dapat terhenti tanpa kehadiran rekan-rekan mereka untuk memberikan pengawasan.

    Karyawan yang dirumahkan secara hukum dilarang melakukan pekerjaan NASA apa pun, bahkan secara sukarela, dan telah berkurang menjadi beberapa orang terpilih yang akan menghabiskan setengah hari pertama penutupan untuk memfasilitasi ‘penutupan secara tertib’ di pusat-pusat agensi di seluruh negeri.

    Hukum federal menjamin bahwa pegawai negeri pada akhirnya akan menerima gaji tertunggak, tetapi waktu pembayaran tersebut sepenuhnya bergantung pada berapa lama shutdown berlangsung dan seberapa cepat Kongres bertindak.

    (rns/rns)

  • Taiwan Tolak Mentah-mentah Usulan AS Produksi Chip ’50-50′

    Taiwan Tolak Mentah-mentah Usulan AS Produksi Chip ’50-50′

    Jakarta

    Taiwan tidak akan menerima usulan Amerika Serikat, untuk memproduksi separuh dari chip yang saat ini dipasoknya ke AS, di tanah AS. Cheng Li-chiun, Wakil Perdana Menteri Taiwan, mengatakan usulan pembagian “50-50” dalam produksi semikonduktor bahkan tidak dibahas dalam perundingan dagang di AS.

    Dikutip detikINET dari CNBC, Cheng menyebut perundingan difokuskan pada penurunan tarif di mana Taiwan saat ini menghadapi tarif timbal balik sebesar 20%.

    Menteri Perdaganga AS, Howard Lutnick, menilai pembagian 50-50 dalam produksi semikonduktor akan mengurangi ketergantungan Amerika pada Taiwan. Saat ini, 95% permintaan di AS dipenuhi melalui chip yang diproduksi di Taiwan.

    “Tujuan saya, dan tujuan pemerintahan ini, adalah untuk memindahkan produksi chip secara signifikan ke dalam negeri, kita perlu memproduksi chip kita sendiri. Ide yang saya ajukan ke Taiwan adalah, mari kita capai 50-50. Kita memproduksi setengahnya, dan Anda memproduksi setengahnya lagi,” sebut Lutnick.

    Usulan Lutnick dikecam oleh para politisi Taiwan. Eric Chu, ketua partai oposisi utama di pulau itu, Kuomintang, menyebutnya tindakan eksploitasi dan penjarahan.

    “Tidak ada yang bisa mengkhianati Taiwan atau TSMC, dan tidak ada yang bisa merusak perisai silikon Taiwan,” kata Chu, merujuk pada perusahaan TSMC, pemimpin dunia dalam manufaktur cip canggih.

    Posisi penting Taiwan dalam produksi chip global diyakini telah menjamin pertahanan negara kepulauan itu terhadap aksi militer langsung dari China, yang sering disebut sebagai teori “Perisai Silikon”.

    Lutnick sendiri meremehkan Perisai Silikon, dengan alasan Taiwan akan lebih aman dengan produksi chip yang lebih seimbang antara Washington dan Taipei. Beijing memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya dan berjanji untuk merebutnya kembali dengan paksa jika perlu, sementara Taipei menolak klaim tersebut.

    Ketua Partai Rakyat Taiwan, Huang Kuo-chang, dilaporkan menyebut proposal Lutnick sebagai upaya untuk merusak fondasi sektor teknologi Taiwan.

    (fyk/fyk)

  • Shutdown Belum Berakhir, Pemerintah AS Lumpuh Hingga Hari Keempat

    Shutdown Belum Berakhir, Pemerintah AS Lumpuh Hingga Hari Keempat

    Foto News

    Rengga Sancaya – detikFinance

    Minggu, 05 Okt 2025 16:00 WIB

    Washington DC – Penutupan sebagian pemerintah Amerika Serikat (AS) terus berlanjut hingga hari keempat, setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran baru.

  • 99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

    99 Persen Kasus Serangan Jantung Diawali dengan Tanda Peringatan Ini

    Jakarta

    Sebelum serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya terjadi, hampir selalu ada tanda-tanda peringatan. Begitulah temuan dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology.

    Peringatan tersebut di antaranya tekanan darah tinggi, kadar gula darah, kolesterol, hingga kebiasaan merokok.

    Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis data dari dua kelompok besar, lebih dari 600 ribu kasus penyakit kardiovaskular di Korea Selatan dan sekitar 1.000 kasus di Amerika Serikat.

    Para peneliti mencatat lebih dari 99 persen kasus penyakit jantung, gagal jantung, atau stroke didahului oleh setidaknya satu faktor risiko klasik.

    “Bahkan peningkatan ringan dari keempat faktor ini perlu segera ditangani dengan perubahan gaya hidup atau pengobatan,” kata Philip Greenland, salah satu penulis utama studi sekaligus profesor kedokteran pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, dikutip dari CNN.

    Temuan ini dinilai penting karena menunjukkan dokter dan pasien sebenarnya memiliki kendali besar untuk mencegah sebagian besar kasus penyakit jantung, demikian wanti-wanti Susan Cheng, profesor sekaligus wakil ketua bidang riset Departemen Kardiologi di Smidt Heart Institute, Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.

    Beberapa penelitian sebelumnya sempat menunjukkan semakin banyak kasus penyakit jantung terjadi tanpa faktor risiko tradisional.

    Hal itu menimbulkan dugaan bahwa mungkin ada penyebab lain yang belum sepenuhnya dipahami oleh dunia medis. Namun, studi terbaru ini berbeda. Para peneliti tidak hanya melihat diagnosis formal seperti hipertensi atau diabetes, tetapi menelusuri data medis lengkap pasien.

    Dengan pendekatan ini, mereka menemukan hampir semua kasus memang sudah memiliki faktor risiko yang dapat dimodifikasi sebelum penyakit berkembang.

    “Jadi, jika dokter dan pasien ingin benar-benar menurunkan risiko penyakit jantung, langkah terbaik adalah terus mengelola tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan berhenti merokok,” ujar Cheng.

    Bukan Melawan Penuaan, Tapi Memperpanjang Umur Sehat

    Menurut Dr Karen Joynt Maddox, profesor kedokteran kardiologi di Washington University Medical School, ilmu kedokteran sudah banyak memahami tentang penyakit jantung dalam satu abad terakhir. Namun, penerapan pengetahuan itu di kehidupan nyata masih menjadi tantangan.

    Salah satu kendala, katanya, adalah sifat risiko penyakit jantung yang terasa abstrak.

    “Ketika seseorang sudah sakit, lebih mudah baginya untuk termotivasi melakukan perubahan. Tapi sulit menjelaskan pentingnya pencegahan untuk sesuatu yang belum terjadi,” jelas Joynt Maddox.

    Sementara itu, Dr. Ahmed Tawakol, ahli jantung di Massachusetts General Hospital dan profesor di Harvard Medical School, menilai bahwa banyak orang mengaitkan pengobatan atau pencegahan penyakit jantung dengan proses menua sesuatu yang menakutkan bagi sebagian pasien.

    Padahal, katanya, mengelola tekanan darah, gula darah, dan kolesterol bukan berarti kehilangan masa muda, melainkan langkah untuk memperpanjang usia dan menjaga kualitas hidup.

    “Ini bukan soal melawan penuaan, tapi memperpanjang masa hidup yang sehat, memberi Anda lebih banyak waktu untuk merasa muda dan melakukan hal yang bermakna,” ujarnya.

    Jaga Tekanan Darah, Tidur Cukup, dan Kelola Stres

    Meski faktor risiko penyakit jantung tidak banyak berubah, teknologi dan cara mengelolanya terus berkembang.

    Langkah sederhana bisa dimulai dari memantau tekanan darah di rumah, lalu bekerja sama dengan dokter untuk memantau kondisi dan membuat rencana pengelolaan kesehatan.

    Selain faktor medis, gaya hidup sehat juga berperan besar. Menurut Tawakol, tidur cukup, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, makan bergizi, dan mengelola stres adalah kunci utama menurunkan risiko penyakit jantung.

    “Stres dan depresi bisa menjadi faktor risiko sekuat merokok atau diabetes,” ujarnya.

    “Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa mengatasi semua faktor ini secara bersamaan dapat membantu orang menikmati hidup yang lebih panjang dan sehat.”

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Serangan AS Tewaskan 4 ‘Teroris Narkotika’ di Lepas Pantai Venezuela

    Serangan AS Tewaskan 4 ‘Teroris Narkotika’ di Lepas Pantai Venezuela

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth mengatakan bahwa militer AS menewaskan empat “teroris narkotika” dalam sebuah serangan yang mematikan di lepas pantai Venezuela.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/10/2025), dalam sebuah unggahan di media sosial X, Hegseth mengatakan serangan itu ditujukan terhadap sebuah organisasi teroris yang telah ditetapkan, tetapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

    Tidak ada pasukan AS yang terluka dalam operasi pada Jumat (3/10) waktu setempat tersebut. Hegseth mengatakan serangan itu ditujukan terhadap sebuah kapal yang “mengangkut narkotika dalam jumlah besar – menuju Amerika untuk meracuni rakyat kami.”

    Hegseth menambahkan: “Intelijen kami, tanpa ragu, mengonfirmasi bahwa kapal ini menyelundupkan narkotika, orang-orang di dalamnya adalah teroris narkotika, dan mereka beroperasi di rute transit penyelundupan narkotika yang telah diketahui. Serangan ini akan terus berlanjut hingga serangan terhadap rakyat Amerika berakhir!!!!”

    Sebelumnya pada hari Kamis waktu setempat, Presiden Donald Trump menyatakan AS ‘konflik bersenjata’ dengan kartel narkoba. Trump juga telah mengerahkan kapal militer ke laut Karibia untuk menangkap penyelundup narkoba.

    “Presiden menetapkan kartel-kartel ini sebagai kelompok bersenjata non-negara, menetapkan mereka sebagai organisasi teroris, dan menetapkan bahwa tindakan mereka merupakan serangan bersenjata terhadap Amerika Serikat,” demikian bunyi pemberitahuan dari Pentagon sebagaimana dilansir AFP, Jumat (3/10/2025).

    Pernyataan Trump ini dikeluarkan melalui surat pemberitahuan kepada Kongres setelah serangan baru-baru ini terhadap kapal-kapal di lepas pantai Venezuela. Surat tersebut dirancang sebagai pembenaran hukum untuk tiga serangan baru di perairan internasional yang menewaskan sedikitnya 14 orang.

    Serangan AS baru-baru ini menargetkan kapal-kapal yang diduga memuat narkoba di lepas pantai Venezuela, tetapi para ahli hukum telah meragukan legalitas tindakan Washington.

    “Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, presiden bertindak sesuai dengan hukum konflik bersenjata untuk melindungi negara kita dari mereka yang mencoba membawa racun mematikan ke pantai kita,” kata juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, kepada AFP.

    “Dia menepati janjinya untuk memberantas kartel dan menghilangkan ancaman keamanan nasional ini dengan membunuh lebih banyak warga Amerika,” imbuhnya.

    Lihat juga Video ‘Petugas ICE Banting Wanita di Kantor Imigrasi AS’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Syarat Putin Terkait Rencana Damai Gaza yang Diusulkan Trump

    Syarat Putin Terkait Rencana Damai Gaza yang Diusulkan Trump

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin merespons rencana damai di Gaza yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Putin mendukung, tapi dengan beberapa syarat.

    Seperti diketahui, Presiden Trump mengusulkan 20 poin terkait perdamaian di Gaza, Palestina. Ke-20 poin itu mencakup seruan gencatan senjata, pembebasan semua sandera oleh Hamas dalam waktu 72 jam usai gencatan disepakati, pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, perlucutan senjata Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza.

    Beberapa poin penting lainnya mencakup pengerahan “pasukan stabilisasi internasional sementara”, dan pembentukan otoritas transisi bernama “Board of Peace” atau Dewan Perdamaian yang dipimpin oleh Trump sendiri, dengan anggota beberapa tokoh lainnya termasuk mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair.

    Selain itu, ada tuntutan reformasi terhadap Otoritas Palestina, dan janji dari Israel untuk tidak melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Qatar, yang telah berusaha berperan sebagai mediator dalam konflik tersebut.

    Dilansir DW, Selasa (30/9), poin lainnya mencakup rencana ekonomi untuk pertumbuhan Gaza, jaminan keamanan untuk Gaza yang dijaga oleh AS dan negara-negara kawasan, kesempatan bagi warga yang telah meninggalkan Gaza untuk kembali, tanpa ada pemaksaan bagi siapa pun yang masih tinggal di sana untuk pergi.

    Gaza nantinya akan dikelola oleh pemerintahan transisi. Mantan anggota Hamas bisa memilih untuk tetap tinggal dan ikut serta dalam rencana baru ini, atau diberi jalan aman untuk pindah ke negara lain yang tidak disebutkan.

    Selain itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus segera menghentikan semua operasinya setelah kesepakatan dan menyerahkan wilayah yang telah direbut. Israel juga harus berjanji tidak akan menduduki atau mencaplok wilayah Gaza. Komisi Penyelidikan di bawah Dewan HAM PBB baru-baru ini menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina.

    Rencana ini juga mencakup jaminan bahwa bantuan dari lembaga internasional bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan dari kedua pihak, meskipun tidak disebutkan soal Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung oleh Israel dan AS.

    Putin Minta Pembentukan Negara Palestina

    Putin lantas bereaksi atas usulan Trump tersebut. Ia mendukung asalkan rencana tersebut mengarah pada pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel.

    Putin juga menyatakan optimismenya yang hati-hati terhadap 20 poin usulan Trump untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Presiden Rusia tersebut bahkan memuji usulan yang digagas oleh sang Presiden AS itu sebagai “cahaya di ujung terowongan”.

    Pernyataan tersebut disampaikan Putin saat berbicara dalam Klub Diskusi Valdai, yang merupakan forum para pakar Rusia, seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Jumat (3/10/2025). Forum diskusi tersebut digelar di kota Sochi, Rusia, pada Kamis (2/10) waktu setempat.

    Dalam forum tersebut, salah satu isu yang dibahas oleh Putin adalah rencana perdamaian untuk Jalur Gaza yang diusulkan Trump, yang telah mendapat dukungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan negara-negara Arab, Muslim hingga Eropa. Kelompok Hamas sejauh ini masih mendiskusikan respons untuk usulan Trump tersebut.

    “Secara umum, Rusia siap mendukungnya. Tentu saja, asalkan mengarah pada tujuan akhir yang selalu kita bahas. Rusia selalu … menyokong pembentukan dua negara — baik Israel dan negara Palestina. Dan hal ini, menurut saya, adalah kunci solusi akhir bagi konflik Palestina-Israel,” tegas Putin.

    Namun Putin juga memperingatkan bahwa diplomasi unilateral Barat secara tradisional, yang seringkali “mengabaikan sejarah, tradisi, identitas, dan budaya masyarakat yang tinggal di sana”, tidak akan membawa perdamaian ke kawasan tersebut.

    Putin juga mengingatkan bahwa pandangan Palestina, negara-negara regional, dan Hamas harus menjadi pertimbangan dalam perjanjian apa pun.

    “Penting bagi kami bahwa Hamas juga mendukungnya, bahwa pemerintahan Palestina mendukungnya,” tegas Putin seperti dilansir TASS.

    Trump Beri Waktu Sampai Minggu

    Tak berhenti sampai di situ, Trump ternyata juga sudah mendesak agar rakyat Palestina dan Hamas menyetujui usulannya. Trump memberi mereka waktu hingga hari Minggu (5/10) mendatang.

    “Militan Palestina memiliki waktu hingga Minggu Malam pukul 18.00 waktu Washington, D.C,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir AFP, Jumat (3/10/2025).

    Trump mengancam akan memberi neraka total kepada Hamas jika menolak usulannya. “Jika kesepakatan KESEMPATAN TERAKHIR ini tidak tercapai, NERAKA total, yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan melanda Hamas,” imbuhnya.

    Trump memastikan pihaknya akan memburu dan membunuh pasukan Hamas jika kesepakatan tidak juga dijawab. Ia mengaku hanya tinggal memberikan perintah untuk melakukan itu.

    “Sebagian besar pejuang Hamas terkepung dan terperangkan secara milier, hanya menunggu saya memberi perintah, ‘pergi,’ agar nyawa mereka segera dihabisi. Sedangkan sisanya, kami tahu di mana dan siapa Anda, dan Anda akan diburu, dan dibunuh,” kata Trump.

    Dalam unggahannya, Trump juga mengatakan warga Palestina yang tidak bersalah harus mengungsi dari area yang tidak ditentukan untuk mengantisipasi potensi serangan terhadap pasukan Hamas yang tersisa.

    “Saya meminta agar semua warga Palestina yang tidak bersalah segera meninggalkan daerah yang berpotensi menjadi tempat kematian besar di masa depan ini dan menuju wilayah Gaza yang lebih aman. Semua orang akan dirawat dengan baik oleh mereka yang siap membantu. Untungnya bagi Hamas, mereka akan diberi satu kesempatan terakhir!” tutur Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (maa/lir)

  • PM Canada Akan Bertemu Trump di Washington Bahas Tarif AS

    PM Canada Akan Bertemu Trump di Washington Bahas Tarif AS

    Ottawa

    Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington Selasa pekan depan. Pertemuan itu akan membahas tarif hingga perang dagang yang menghantam perekonomian Kanada.

    Dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), Kanada belum mencapai kesepakatan perdagangan yang luas dengan pemerintahan Trump, tidak seperti mitra dagang utama AS lainnya, termasuk Uni Eropa.

    Sejauh ini, Trump telah mempertahankan pembebasan tarif untuk semua barang yang sesuai dengan pakta yang ada, yakni Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), yang disepakati selama periode pertama Trump sebagai Presiden AS.

    Kantor Carney menegaskan kembali pada hari Jumat bahwa dipertahankannya kesepakatan tersebut berarti Kanada “memiliki tarif rata-rata terendah dibandingkan mitra dagang Amerika mana pun, dengan 85 persen perdagangan Kanada dengan AS bebas tarif.”

    Namun, tarif global yang diberlakukan untuk sektor-sektor tertentu-terutama yang menargetkan otomotif, baja, dan aluminium-telah menghantam Kanada dengan keras.

    Perundingan revisi USMCA dijadwalkan tahun depan, dan Carney mengatakan timnya berfokus untuk mempertahankan kesepakatan yang baik bagi Kanada, yang juga menguntungkan Amerika Serikat dan Meksiko.

    Kantor Perdama Menteri mengatakan Carney akan terbang ke Washington pada hari Senin menjelang pertemuan dengan Trump pada hari Selasa. Kantor PM Kanada mengatakan pembicaraan akan berfokus “pada prioritas bersama dalam hubungan ekonomi dan keamanan baru antara Kanada dan AS.”

    Ia berhasil berkampanye dengan argumen bahwa pengalamannya yang mendalam dalam manajemen ekonomi global menjadikannya kandidat ideal untuk membela Kanada dari proteksionisme Trump.

    Namun, partai-partai oposisi meningkatkan tekanan atas apa yang mereka sebut kurangnya hasil.

    “Kami telah tertipu habis-habisan tentang negosiator brilian ini,” kata pemimpin Partai Konservatif Pierre Poilievre minggu ini.

    “Di mana dia? Tunjukkan satu kemenangan,” katanya.

    (lir/lir)

  • Trump Ultimatum Hamas Sampai Minggu Sepakati Damai, Ancam Neraka Total

    Trump Ultimatum Hamas Sampai Minggu Sepakati Damai, Ancam Neraka Total

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan Hamas waktu hingga Minggu (5/10) untuk menyetujui 20 poin rencana perdamaian di Gaza, Palestina. Ia mengancam akan memberikan ‘Neraka’ jika Hamas tidak setuju sampai batas waktu tersebut.

    Dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), Trump memastikan Hamas akan menerima ‘Neraka total’, jika tidak memberikan jawaban sampai waktu yang ditentukan.

    “Militan Palestina memiliki waktu hingga Minggu Malam pukul 18.00 waktu Washington, D.C,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

    “Jika kesepakatan KESEMPATAN TERAKHIR ini tidak tercapai, NERAKA total, yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan melanda Hamas,” lanjutnya.

    Trump memastikan pihaknya akan memburu dan membunuh pasukan Hamas jika kesepakatan tidak juga dijawab. Ia mengaku hanya tinggal memberikan perintah untuk melakukan itu.

    “Sebagian besar pejuang Hamas terkepung dan terperangkan secara milier, hanya menunggu saya memberi perintah, ‘pergi,’ agar nyawa mereka segera dihabisi. Sedangkan sisanya, kami tahu di mana dan siapa Anda, dan Anda akan diburu, dan dibunuh,” kata Trump.

    Dalam unggahannya, Trump juga mengatakan warga Palestina yang tidak bersalah harus mengungsi dari area yang tidak ditentukan untuk mengantisipasi potensi serangan terhadap pasukan Hamas yang tersisa.

    “Saya meminta agar semua warga Palestina yang tidak bersalah segera meninggalkan daerah yang berpotensi menjadi tempat kematian besar di masa depan ini dan menuju wilayah Gaza yang lebih aman. Semua orang akan dirawat dengan baik oleh mereka yang siap membantu. Untungnya bagi Hamas, mereka akan diberi satu kesempatan terakhir!” tutur Trump.

    Seperti diketahui, Trump mengeluarkan 20 poin rencana untuk mengakhiri perang di Gaza. Poin-poin tersebut menguraikan masa depan wilayah Palestina.

    Rencana perdamaian yang disampaikan Trump ini juga menuntut penggulingan Hamas, serta komitmen dari Hamas untuk melucuti senjatanya.

    Selain itu, ada tuntutan reformasi terhadap Otoritas Palestina, dan janji dari Israel untuk tidak melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Qatar, yang telah berusaha berperan sebagai mediator dalam konflik tersebut.

    Dilansir DW, Selasa (30/9/2025), poin lainnya mencakup rencana ekonomi untuk pertumbuhan Gaza, jaminan keamanan untuk Gaza yang dijaga oleh AS dan negara-negara kawasan, kesempatan bagi warga yang telah meninggalkan Gaza untuk kembali, tanpa ada pemaksaan bagi siapa pun yang masih tinggal di sana untuk pergi.

    Gaza nantinya akan dikelola oleh pemerintahan transisi. Mantan anggota Hamas bisa memilih untuk tetap tinggal dan ikut serta dalam rencana baru ini, atau diberi jalan aman untuk pindah ke negara lain yang tidak disebutkan.

    Selain itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) harus segera menghentikan semua operasinya setelah kesepakatan dan menyerahkan wilayah yang telah direbut. Israel juga harus berjanji tidak akan menduduki atau mencaplok wilayah Gaza. Komisi Penyelidikan di bawah Dewan HAM PBB baru-baru ini menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina.

    Rencana ini juga mencakup jaminan bahwa bantuan dari lembaga internasional bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan dari kedua pihak, meskipun tidak disebutkan soal Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung oleh Israel dan AS.

    Lihat Video ‘Menteri Israel Kata-katai Aktivis Flotilla Teroris & Pendukung Pembunuh’:

    Halaman 2 dari 2

    (maa/idn)

  • Cari Kerja Kantoran Susah, Tukang Ledeng Bisa Dapat Gaji Rp 1,6 Miliar

    Cari Kerja Kantoran Susah, Tukang Ledeng Bisa Dapat Gaji Rp 1,6 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gen Z tengah dihadapi oleh krisis lapangan kerja di berbagai belahan dunia, seiring masifnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan ketidakpastian ekonomi yang menyebabkan gelombang PHK terus berlanjut.

    Kendati demikian, CEO Nvidia Jensen Huang yang memiliki peran kunci dalam perkembangan AI mengatakan sebenarnya ada ribuan pekerjaan tersedia untuk generasi muda. Hanya saja, peluang pekerjaan itu bukan di depan laptop.

    “Jika Anda adalah tukang listrik, tukang ledeng, atau tukang kayu, akan dibutuhkan ratusan ribu tenaga untuk membangun pabrik,” kata Huang kepada Channel 4 News.

    Huang tercatat memiliki kekayaan US$164 miliar (Rp2.715 triliun) menurut laporan Forbes. Kekayaannya melesat pasca popularitas AI membuat kebutuhan chip AI kian tinggi. Ia menjadi orang terkaya ke-8 di dunia saat ini.

    Menurut Huang, pengembangan AI membutuhkan fasilitas data center raksasa di mana-mana. Untuk itu, dibutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar dalam membangun data center tersebut.

    “Segmen kerajinan terampil di setiap perekonomian akan mengalami lonjakan. Pertumbuhannya harus berlipat ganda, berlipat ganda, dan berlipat ganda setiap tahunnya,” ia menuturkan, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (3/10/2025).

    Pekan lalu, Nvidia baru mengumumkan investasi senilai US$100 miliar ke OpenAI untuk membiayai pengembangan data center berbasis prosesor AI Nvidia. Secara industri, pengeluaran belanja modal untuk data center diproyeksikan mencapai US$7 triliun pada 2030 mendatang, menurut McKinsey.

    Satu fasilitas data center seluas 250.000 kaki persegi digadang-gadang bisa memperkerjakan 1.500 tenaga konstruksi selama pembangunannya. Mayoritas bisa mendapatkan gaji US$100.000 (Rp1,6 miliar), belum termasuk uang lembur.

    Pekerjaan konstruksi ini tidak membutuhkan gelar sarjana. Setelah pembangunan selesai, ada 50 pekerja penuh yang dibutuhkan untuk merawat fasilitas tersebut.

    Masing-masing pekerjaan tersebut memacu 3,5 lapangan pekerjaan lain di perekonomian sekitarnya.

    Seruan Huang untuk lebih banyak teknisi listrik dan tukang ledeng sejalan dengan pandangannya yang lebih luas bahwa gelombang peluang berikutnya terletak pada sisi fisik teknologi, alih-alih software.

    Ketika ditanya awal tahun ini apa yang akan ia pelajari jika berusia 20 tahun lagi, Huang mengakui bahwa ia akan condong ke disiplin ilmu yang berakar pada ilmu fisika.

    “Untuk Jensen muda berusia 20 tahun yang sudah lulus sekarang, ia mungkin akan memilih… lebih banyak ilmu fisika daripada ilmu software,” ujarnya.

    Huang bukan satu-satunya yang memiliki pemikiran ini. Pada awal 2025, CEO BlackRock Larry Fink mengungkapkan kekhawatirannya kepada Gedung Putih soal deportasi pekerja imigran, ditambah kurangnya ketertarikan kaum muda AS di sektor konstruksi data center.

    “Saya bahkan mengatakan kepada tim Presiden Donald Trump bahwa kita akan kehabisan teknisi listrik yang dibutuhkan untuk membangun data center AI,” kata Fink.

    Pada pekan ini, CEO Ford Jim Farley juga mengemukakan kecemasan serupa. Ia menyorot ketimpangan antara ambisi manufaktur Washington dan tenaga kerja di lapangan.

    “Saya rasa niatnya ada, tapi tidak ada yang bisa menggantikan ambisi itu. Bagaimana kita bisa memindahkan semua ini ke tempat lain jika kita tidak punya orang untuk bekerja di sana?” ujar Farley.

    Menurut unggahan Farley di LinkedIn pada Juni 2025, AS sudah kehilangan 600.000 pekerja pabrik dan 500.000 pekerja konstruksi.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]