kab/kota: Washington

  • Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

    Trump Bilang Israel Bisa Lanjutkan Serangan Jika Hamas Tak Patuhi Gencatan

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya akan mempertimbangkan untuk mengizinkan Israel melanjutkan kembali operasi militer di Jalur Gaza, jika kelompok Hamas gagal menerapkan ketentuan yang diatur dalam kesepakatan gencatan senjata.

    Hal tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency dan Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan Trump dalam wawancara via telepon dengan media terkemuka AS, CNN, pada Rabu (15/10) waktu setempat.

    Ketika ditanya oleh CNN soal apa yang akan terjadi jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menjawab: “Saya akan memikirkannya.”

    Kemudian dia menambahkan: “Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakan demikian. Jika Israel bisa masuk dan menghajar mereka habis-habisan, mereka akan melakukannya.”

    Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dirinya “harus menahan mereka”, merujuk pada militer Israel dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    “Saya sudah bersitegang dengan Bibi,” ucapnya, menggunakan nama panggilan akrab untuk Netanyahu.

    Dalam apa yang digambarkan oleh CNN sebagai wawancara singkat via telepon, Trump dikutip mengatakan: “Apa yang terjadi dengan Hamas — itu akan segera diselesaikan.”

    Lebih lanjut, Trump menegaskan bahwa pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup merupakan hal “yang paling penting”, namun Hamas sekarang harus memenuhi komitmennya untuk menyerahkan jenazah-jenazah para sandera yang tewas di Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka.

    Jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump sebelumnya menegaskan: “Kita yang akan melucuti senjata mereka.”

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak Jumat (10/10) lalu, Hamas harus menyerahkan total 48 sandera yang diyakini masih berada di Jalur Gaza. Jumlah itu terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah tewas.

    Hamas telah menyerahkan semua 20 sandera yang masih hidup kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Senin (13/10) waktu setempat. Sebagai imbalan, Israel membebaskan sebanyak 1.968 tahanan Palestina dari penjara-penjara mereka pada hari yang sama.

    Namun dari 28 jenazah sandera yang masih ada di Jalur Gaza, Hamas sejauh ini baru menyerahkan sembilan jenazah sandera kepada Israel, melalui ICRC. Satu jenazah di antaranya yang diserahkan Hamas telah dipastikan oleh Tel Aviv, bukanlah jenazah sandera.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengancam akan melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza, jika Hamas tidak menghormati kesepakatan gencatan senjata. Ancaman ini dilontarkan setelah Hamas menyerahkan dua jenazah sandera lainnya pada Rabu (15/10) tengah malam.

    “Jika Hamas menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut, Israel, berkoordinasi dengan Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran dan bertindak untuk mewujudkan kekalahan total Hamas, mengubah realitas di Gaza, dan mencapai semua tujuan perang,” tegas Katz dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pesawat Menhan AS Mendarat Darurat di Inggris Gegara Jendela Retak

    Pesawat Menhan AS Mendarat Darurat di Inggris Gegara Jendela Retak

    Washington DC

    Sebuah pesawat yang membawa Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth terpaksa melakukan pendaratan darurat di Inggris pada Rabu (15/10) waktu setempat. Pendaratan darurat itu dilakukan karena ada retakan pada kaca jendela kokpit pesawat.

    Insiden tersebut, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (16/10/2025), terjadi ketika Hegseth sedang dalam penerbangan pulang ke AS, setelah menghadiri pertemuan para Menhan negara-negara NATO di Brussels, Belgia.

    Pesawat yang membawa Hegseth melakukan pendaratan darurat di sebuah bandara yang tidak disebutkan namanya di wilayah Inggris.

    Departemen Pertahanan AS atau Pentagon memastikan semua orang di dalam pesawat, termasuk Hegseth, dalam kondisi baik-baik saja usai pendaratan darurat tersebut.

    “Pesawat mendarat sesuai prosedur standar dan semua orang di dalamnya, termasuk Menteri Hegseth, dalam kondisi selamat,” kata juru bicara Pentagon, Sean Parnell, dalam pernyataan via media sosial X.

    “Semuanya baik-baik saja. Syukurlah. Lanjutkan misi!” tulis Hegseth membalas postingan juru bicara Pentagon tersebut.

    Dalam pertemuan NATO tersebut, Hegseth meminta negara-negara anggota untuk memberikan lebih banyak bantuan militer kepada Ukraina yang masih berperang melawan invasi Rusia.

    Insiden tersebut bukan merupakan insiden pertama ketika pesawat militer AS yang membawa pejabat senior negara tersebut mengalami masalah mekanis.

    Awal tahun ini, pesawat Angkatan Udara AS yang membawa Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio ke Munich, Jerman, terpaksa terbang kembali ke Washington setelah mengalami masalah mesin.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Jenderal Militer AS Serukan Hamas Lucuti Senjata Tanpa Penundaan

    Washington DC

    Jenderal militer top Amerika Serikat (AS), Laksamana Brad Cooper, menyerukan kelompok Hamas untuk “sepenuhnya” mundur dari Jalur Gaza dan melucuti persenjataan mereka “tanpa penundaan”. Cooper juga menyerukan Hamas untuk berhenti menembaki warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

    Seruan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (16/10/2025), disampaikan oleh Cooper, yang secara resmi menjabat sebagai Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), setelah militan Hamas dilaporkan mengeksekusi mati beberapa warga Palestina di Jalur Gaza, yang dituduh sebagai “penjahat” dan membantu militer Israel.

    Laporan itu menyebut para petempur Hamas terlibat bentrokan dengan klan Dughmush, rivalnya di Jalur Gaza, hingga mengakibatkan puluhan kematian. Bentrokan berdarah ini terjadi saat gencatan senjata Gaza berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    “Kami sangat mendesak Hamas untuk segera menghentikan kekerasan dan penembakan terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersalah di Gaza,” kata Cooper dalam pernyataannya pada Rabu (15/10).

    “Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk perdamaian. Hamas harus memanfaatkannya dengan sepenuhnya mundur, mematuhi rencana perdamaian 20 poin Presiden (Donald) Trump, dan melucuti senjata tanpa penundaan,” tegas Cooper.

    Dia menambahkan bahwa kekhawatiran AS telah disampaikan kepada para mediator, “yang setuju untuk bekerja sama dengan kami guna menegakkan perdamaian dan melindungi warga sipil Gaza yang tidak bersalah”.

    “Kami tetap sangat optimistis terhadap masa depan perdamaian di kawasan ini,” ucap Cooper.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Trump sebelumnya menyatakan keyakinan jika Hamas akan melucuti persenjataan mereka, sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Namun jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Trump menegaskan: “Jika mereka tidak melucuti senjata, kita yang akan melucuti senjata mereka.”

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (14/10), Trump mengatakan dirinya telah menyampaikan pesan tersebut kepada Hamas, “melalui orang-orang saya, di tingkat tertinggi”.

    “Mereka tahu saya tidak main-main,” ucap Trump merujuk pada Hamas. “Itu akan terjadi dengan cepat, dan mungkin dengan kekerasan,” imbuhnya.

    Hamas sejauh ini menolak untuk melucuti senjata mereka, meskipun hal tersebut menjadi bagian penting dari tahap selanjutnya dari rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Trump untuk gencatan senjata dan perjanjian damai jangka panjang di Timur Tengah.

    Trump, selama berkunjung ke Israel dan Mesir pada awal pekan ini, bersikeras menyatakan bahwa perang antara Israel dan Hamas “telah berakhir”, dan bahwa kesepakatan damai yang dia mediasi akan mampu bertahan.

    Namun para pakar, dan bahkan beberapa sekutu Trump, merasa kurang yakin, dengan menekankan pada berbagai hambatan yang masih ada untuk memastikan perdamaian abadi di kawasan tersebut. Rencana perdamaian Trump itu mengharuskan Hamas untuk menonaktifkan persenjataannya, dan belum jelas apakah kelompok tersebut akan berubah sikap.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Kesepakatan Dagang AS-Korsel Segera Rampung, Menkeu Bessent: Diumumkan Akhir Oktober

    Kesepakatan Dagang AS-Korsel Segera Rampung, Menkeu Bessent: Diumumkan Akhir Oktober

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan hampir merampungkan kesepakatan dagang dengan Korea Selatan dan menargetkan pengumuman resmi dalam waktu 10 hari ke depan.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan proses perundingan dengan Seoul telah memasuki tahap akhir. 

    “Kami hampir selesai dengan Korea. Masalahnya hanya ada di rincian teknis, dan kami sedang merapikannya,” ujarnya dikutip dari Reuters, Kamis (16/10/2025).

    Bessent menuturkan pejabat dari kedua negara tengah menggelar pembahasan di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington pekan ini.

    Dalam pernyataan terpisah kepada wartawan, Bessent menambahkan bahwa perbedaan pandangan terkait komitmen investasi yang dijanjikan Korea Selatan diyakini dapat diselesaikan.

    “Saya yakin perbedaan tersebut bisa diatasi. Kami masih berdiskusi, dan saya memperkirakan akan ada hasil dalam 10 hari ke depan,” katanya.

    Ketika ditanya apakah Departemen Keuangan AS mendukung pembentukan fasilitas currency swap dengan Korea Selatan, Bessent menjawab hal itu menjadi kewenangan Federal Reserve. Namun, dia mengaku terkejut bahwa fasilitas tersebut belum tersedia.

    “Jika saya Ketua The Fed—meski saya bukan—Korea seharusnya sudah memiliki fasilitas swap mata uang, begitu juga Singapura,” ujarnya.

    Pejabat AS dan Korea Selatan sama-sama berupaya menuntaskan kesepakatan dagang sebelum akhir Oktober, bertepatan dengan pelaksanaan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Seoul. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan hadir dalam pertemuan tersebut dan akan bertemu Presiden China Xi Jinping di sela-sela agenda KTT.

    Penasihat kebijakan senior Presiden Korea Selatan, Kim Yong-beom, mengatakan bahwa kedua negara telah mencapai kemajuan signifikan dalam negosiasi terkait investasi senilai US$350 miliar yang dijanjikan Seoul di AS sebagai imbalan atas pengurangan tarif dagang. Komitmen itu disampaikan dalam kesepakatan awal yang diumumkan pada Juli lalu.

    Dalam wawancara dengan sebuah kanal YouTube, Kim mengungkapkan bahwa tim negosiator AS telah mengajukan proposal baru mengenai cara implementasi paket investasi tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Sementara itu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung sebelumnya memperingatkan bahwa ekonomi negaranya bisa menghadapi krisis serupa dengan krisis finansial Asia 1997 jika pemerintah menerima tuntutan AS dalam perundingan dagang tanpa adanya mekanisme perlindungan.

  • Harga Minyak Tergelincir Imbas Sentimen Perang Dagang Amerika Serikat-China – Page 3

    Harga Minyak Tergelincir Imbas Sentimen Perang Dagang Amerika Serikat-China – Page 3

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Rabu menegaskan Washington tidak ingin meningkatkan konflik perdagangan, menekankan Presiden Donald Trump siap bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini.

    Pekan lalu, China mengumumkan akan meningkatkan kontrol ekspor tanah jarang dan Trump mengancam akan menaikkan tarif barang-barang Tiongkok hingga 100% dan memperketat pembatasan ekspor perangkat lunak mulai 1 November.

    Tekanan deflasi terus berlanjut di Tiongkok, dengan harga konsumen dan produsen turun pada September, seiring dengan kemerosotan pasar properti yang berkepanjangan dan ketegangan perdagangan.

    Di AS, investor semakin yakin Federal Reserve akan terus memangkas suku bunga.

    Pada Selasa, Ketua The Fed Jerome Powell membuka peluang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut dan mengatakan bahwa upaya panjang bank sentral untuk mengurangi kepemilikannya mungkin sudah dekat. Kebijakan ekonomi yang lebih longgar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

     

  • YouTube Eror, Pengguna Teriak Gak Bisa Nonton Video hingga Musik

    YouTube Eror, Pengguna Teriak Gak Bisa Nonton Video hingga Musik

    Bisnis.com, JAKARTA – Layanan platform video YouTube terpantau tidak dapat diakses pada pagi hari ini, Kamis (16/10/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis pada pukul 06.58 WIB, terpantau halaman muka situs youtube.com masih dapat dibuka, namun ketika mengklik salah satu video, muncul pesan eror ”Anda sedang offline.”

    Seorang pengguna, Fahmi, mengatakan layanan video tidak dapat diakses sejak pukul 06.00 WIB. “Enggak bisa buka ,” terangnya kepada Bisnis.

    Situs Downdetector mencatat ada lonjakan hingga lebih dari 300.000 laporan pengguna yang tidak dapat mengakses Youtube sejak pukul 06.00 WIB.

    Platform streaming YouTube Music dan YouTube TV juga mengalami masalah yang sama. Lebih dari 4.800 pengguna mengaku mengalami kendala di YouTube Music, sementara lebih dari 2.300 pengguna menghadapi masalah di YouTube TV, menurut DownDetector.

    Secara keseluruhan, lebih dari 200.000 pengguna melaporkan gangguan YouTube pagi ini. Hingga kini, YouTube belum memberikan pernyataan resmi terkait masalah tersebut. Namun, akun dukungan YouTube di platform X terlihat aktif menanggapi keluhan para pengguna, meski belum menjelaskan penyebab gangguan.

    ”Jika Anda mengalami masalah dengan aplikasi ini, cobalah ini: hapus dan instal ulang, dan jangan lupa untuk menyalakan ulang perangkat Anda! Semoga ini bisa mengatasi masalah Anda. Jika tidak, beri tahu kami!” ungkap akun X @TeamYouTube.

    Sebagian besar laporan gangguan berasal dari wilayah Amerika Serikat. Data DownDetector menunjukkan gangguan terjadi di sejumlah kota besar, termasuk Seattle, San Francisco, Los Angeles, Phoenix, Chicago, New York, Washington, dan Detroit.

    Di Indonesia, DownDetector mencatat sebagian besar laporan gangguan terdapat di pulau Jawa, sedangkan sebagian sisanya terpusat di Sumatra Utara.

     

  • Harta Karun Baru Bisa Meledak, Pakar Buka-bukaan Dampaknya

    Harta Karun Baru Bisa Meledak, Pakar Buka-bukaan Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi kecerdasan buatan (AI) sudah menyerupai ‘harta karun’ yang jadi rebutan dunia. Raksasa teknologi berlomba-lomba membangun infrastruktur di berbagai wilayah untuk menopang inovasi AI. 

    Negara-negara juga bertarung untuk mendominasi AI, bahkan disertai dengan aksi pemblokiran seperti yang dilancarkan AS dan China. Beberapa saat lalu, Citigroup memperkirakan total belanja infrastruktur AI global akan menembus US$2,8 triliun atau sekitar Rp46.000 triliun hingga 2029, naik dari proyeksi sebelumnya US$2,3 triliun.

    Namun, di balik peluang ‘harta karun’ baru itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa fenomena ini bisa berakhir seperti gelembung dot-com pada akhir 1990-an.

    Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menyebut bahwa meski potensi koreksi atau kejatuhan pasar sangat mungkin terjadi, dampaknya tidak akan sampai mengguncang ekonomi global atau menyebabkan krisis sistemik seperti 2008.

    “Ledakan AI memiliki kemiripan dengan gelembung internet akhir 1990-an, valuasi saham melonjak, kekayaan kapital meningkat, konsumsi tumbuh, dan tekanan inflasi ikut terdorong,” ujar Gourinchas di sela pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington, dikutip dari Reuters, Rabu (15/10/2025).

    Namun ia menegaskan, berbeda dengan krisis sebelumnya, investasi AI kali ini tidak dibiayai oleh utang, melainkan berasal dari dana tunai perusahaan teknologi besar.

    “Jika ada koreksi pasar, sebagian pemegang saham mungkin akan merugi. Tapi itu tidak serta merta menular ke sistem keuangan atau perbankan,” terangnya.

    Gelembung yang Belum Pecah

    Perusahaan-perusahaan teknologi global kini menggelontorkan ratusan miliar dolar untuk chip AI, pusat data, dan infrastruktur komputasi. Tujuannya adalah untuk mengejar teknologi yang diyakini dapat melipatgandakan produktivitas.

    Namun, Gourinchas mengingatkan bahwa keuntungan ekonomi dari AI belum benar-benar terealisasi. Situasi ini mirip dengan fenomena dot-com pada 1990-an, di mana valuasi tinggi saham internet tidak sejalan dengan pendapatan riil, hingga akhirnya meledak pada tahun 2000 dan menyeret AS ke resesi ringan pada 2001.

    Meski begitu, skala ledakan AI disebut masih lebih kecil. Data IMF mencatat, investasi AI hanya meningkat kurang dari 0,4% dari PDB AS sejak 2022, dibandingkan kenaikan investasi era dot-com yang mencapai 1,2% antara 1995-2000.

    “Koreksi pasar AI bisa saja mengubah sentimen investor dan memicu penyesuaian harga aset secara luas,” kata Gourinchas. “Namun, tidak ada tanda-tanda keterkaitan besar melalui utang seperti krisis 2008,” kata dia.

    Dalam laporan World Economic Outlook terbaru, IMF menyebut ledakan investasi AI sebagai salah satu faktor yang menjaga pertumbuhan ekonomi AS dan global tahun ini. Namun, dampak positif itu datang dengan konsekuensi, yakni meningkatnya permintaan dan tekanan inflasi.

    Gourinchas menilai, investasi dan konsumsi tinggi di sektor AI belum dibarengi dengan peningkatan produktivitas nyata, sementara investasi di sektor non-teknologi justru menurun karena ketidakpastian kebijakan tarif impor di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    IMF kini memperkirakan inflasi harga konsumen AS hanya akan turun ke 2,7% pada 2025 dan 2,4% pada 2026, lebih tinggi dari perkiraan tahun lalu yang menargetkan inflasi kembali ke 2% tahun ini.

    Selain dampak AI, tekanan inflasi juga dipicu oleh berkurangnya imigrasi yang membatasi pasokan tenaga kerja dan efek tertunda dari tarif impor terhadap harga konsumen.

    “Tarif yang diberlakukan belum benar-benar dibebankan ke konsumen, sebagian besar masih diserap oleh importir AS,” kata Gourinchas.

    Menurutnya, klaim bahwa negara-negara lain akan menanggung biaya kebijakan proteksionis AS tidak terbukti.

    “Harga impor tidak turun. Jadi bukan eksportir yang menanggung beban tarif itu,” tegasnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jadi Sampul Majalah TIME, Trump Kesal Fotonya Jelek

    Jadi Sampul Majalah TIME, Trump Kesal Fotonya Jelek

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kesal dengan foto dirinya pada sampul majalah TIME edisi terbaru. Trump mengatakan dirinya menyukai artikel yang ditulis majalah TIME mengenai upaya perdamaian yang dilakukannya untuk Timur Tengah, tapi mengkritik foto dirinya yang disebutnya “terburuk sepanjang masa”.

    Trump dalam komentarnya, seperti dilansir AFP, Rabu (15/10/2025), meluapkan kemarahannya dengan menyebut majalah TIME telah “menghilangkan” rambutnya dalam foto sampul. Dia menyebut foto dirinya yang dipilih sebagai sampul majalah itu sangat aneh.

    “Majalah Time menulis artikel yang relatif bagus tentang saya, tetapi fotonya mungkin yang Terburuk Sepanjang Masa,” tulis Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social pada Selasa (14/10).

    “Mereka ‘menghilangkan’ rambut saya, kemudian ada sesuatu yang mengambang di atas kepala saya yang tampak seperti mahkota yang melayang, tetapi sangat kecil. Sungguh aneh!” sebut Trump.

    Foto Trump yang dipilih untuk sampul majalah TIME itu diambil dari sudut rendah, yang memperlihatkan bagian leher dan dagu, serta rambut yang tersorot cahaya. Majalah TIME mempostingnya ke akun media sosial X milik mereka pada Senin (13/10) waktu setempat.

    “Saya tidak pernah suka mengambil foto dari sudut bawah, tetapi ini foto yang sangat buruk, dan pantas dikritik. Apa yang mereka lakukan, dan mengapa?” tanya Trump dalam komentarnya.

    Foto sampul majalah TIME menampilkan Presiden AS Donald Trump Foto: @TIME via X

    Trump menuai banyak pujian baru-baru ini karena berhasil mewujudkan kesepakatan gencatan senjata Gaza setelah dua tahun perang berkecamuk. Kesepakatan itu berujung pada pembebasan semua sandera oleh Hamas, dan sebagai imbalannya, Israel membebaskan ribuan tahanan Palestina, pada Senin (13/10).

    Artikel yang ditulis majalah TIME, yang diterbitkan pada 10 Oktober lalu, menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai “sebuah langkah penebusan dosa bagi Trump, yang para pengkritiknya menuduhnya telah melepaskan peran kepemimpinan Amerika di luar negeri”.

    Trump selama ini mengikuti dengan saksama bagaimana dirinya diulas oleh majalah TIME, sebuah majalah berita ternama yang telah dua kali menobatkan dirinya sebagai “Person of the Year” pada tahun 2016 dan tahun 2024 lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • China Tuding Trump Biang Kerok Badai Perang Dagang!

    China Tuding Trump Biang Kerok Badai Perang Dagang!

    Jakarta

    Badai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China semakin nyata. Penetapan tarif masuk dan kontrol ketat ekspor produk strategis dilakukan kedua negara sebagai aksi saling balas untuk membatasi perekonomian lawan main.

    Melansir CNN, Rabu (15/10/2025), memanasnya tensi perang dagang antar dua negara ekonomi terbesar di dunia ini bermula saat China menetapkan kebijakan kontrol ekspor logam tanah jarang secara besar-besaran pada Kamis (9/10) kemarin.

    Menanggapi hal ini, Presiden AS Donald Trump menuduh langkah China tersebut sebagai tanda permusuhan. Alhasil Trump dengan segera mengancam akan memberi tambahan tarif masuk hingga 100% untuk produk-produk Negeri Tirai Bambu pada Jumat (10/10).

    Namun menurut Beijing, perluasan pembatasan yang dilakukan AS terhadap perusahaan-perusahaan China lah yang menjadi penyebab utama meningkatnya ketegangan perang dagang, mendorong mereka untuk memperketat ekspor mineral-mineral penting untuk produksi berbagai macam barang elektronik, mobil, dan semikonduktor.

    Terlepas dari siapa penyebab utama eskalasi perang dagang ini, pergerakan AS dan China telah mengguncang pasar global dan menimbulkan ketidakpastian ekonomi. Ketegangan ini juga berisiko menggagalkan negosiasi antar kedua negara yang sudah diupayakan selama beberapa bulan terakhir.

    Meski begitu, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa pihaknya tetap terbuka untuk berdialog. Namun mereka juga menegaskan dialog ini akan sangat sulit terjadi jika AS terus mengancam akan memberikan tindakan baru.

    “Bagi Beijing, sebagian besar eskalasi saat ini dapat dihindari seandainya pemerintahan Trump tidak menambah pembatasan pada akhir September, yang secara besar-besaran meningkatkan jumlah entitas China dalam daftar kontrol ekspornya,” kata para ahli dan analis China.

    Profesor hubungan internasional di Universitas Renmin sekaligus penasihat pemerintah, Jin Canrong, mengatakan setiap pembatasan yang dilakukan Beijing merupakan tanggapan dari serangkaian kebijakan Washington.

    “Setelah menyerang China, AS kini berpura-pura tidak bersalah dan bahkan mencoba berperan sebagai korban,” tulisnya dalam unggahan di media sosial Tiongkok, Weibo, pada Sabtu (11/10).

    Tonton juga Video: Edisi #527: Mulai Mereda, China-AS Sepakat Pangkas Tarif

    (igo/fdl)

  • AS Serang Lagi Kapal Narkoba di Lepas Pantai Venezuela, 6 Orang Tewas

    AS Serang Lagi Kapal Narkoba di Lepas Pantai Venezuela, 6 Orang Tewas

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pasukan militernya kembali melancarkan serangan terhadap sebuah kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di lepas pantai Venezuela. Trump menyebut serangan tersebut menewaskan sedikitnya enam tersangka pengedar narkoba.

    Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Rabu (15/10/2025), Trump menyebut serangan yang dilakukan pada Selasa (14/10) itu menargetkan organisasi teroris yang telah masuk daftar hitam AS. Namun dia tidak menyebutkan lebih lanjut nama organisasi teroris tersebut.

    “Di bawah wewenang tetap saya sebagai panglima tertinggi, pagi ini, Menteri Perang, memerintahkan serangan kinetik mematikan terhadap sebuah kapal yang berafiliasi dengan Organisasi Teroris yang Ditetapkan (DTO) yang melakukan penyelundupan narkotika di wilayah tanggung jawab USSOUTHCOM — tepat di lepas pantai Venezuela,” kata Trump dalam postingannya via media sosial Truth Social.

    “Intelijen mengonfirmasi bahwa kapal tersebut menyelundupkan narkotika, yang terkait dengan jaringan teroris narkotika ilegal,” sebutnya.

    Postingan Trump itu menyertakan sebuah video berdurasi 30 detik, yang tampak memperlihatkan sebuah kapal dalam kondisi diam di perairan sedang dihantam proyektil sebelum akhirnya meledak.

    “Serangan itu dilakukan di perairan internasional, dan enam pria teroris narkotika di atas kapal tersebut tewas dalam serangan itu. Tidak ada pasukan AS yang terluka,” sebut Trump dalam postingannya.

    Serangan itu merupakan serangan kelima yang dilakukan Washington dalam beberapa pekan terakhir, yang menargetkan kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba yang akan dibawa ke wilayah AS.

    Screenshot video yang diunggah Trump di media sosial menunjukkan sebuah kapal meledak Foto: Donald Trump via Truth Social/via REUTERS Purchase Licensing Rights

    AS, dalam beberapa waktu terakhir, semakin meningkatkan pengerahan aset militer ke kawasan Karibia, yang diklaim sebagai bagian dari misi memerangi perdagangan narkoba.

    Selain mengerahkan jet-jet tempur F-35 ke Puerto Rico yang terletak di sebelah utara Venezuela, AS juga mengirimkan delapan kapal perang, yang membawa ribuan pelaut dan marinir, ke kawasan tersebut, serta mengerahkan satu kapal selam bertenaga nuklir.

    Pemerintahan Trump hanya memberikan sedikit informasi mengenai serangan-serangan sebelumnya, termasuk soal identitas tersangka yang tewas atau detail muatan narkoba yang diklaim diangkut kapal-kapal yang diserang.

    Presiden Venezuela Nicolas Maduro berulang kali menuduh AS ingin menggulingkan dirinya dari kekuasaan. Pada Agustus lalu, Washington menggandakan tawaran imbalan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi US$ 50 juta.

    AS menuduh Maduro memiliki hubungan dengan sindikat perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Maduro.

    Lihat juga Video ‘238 Gangster Venezuela Kiriman Trump Tiba di Penjara El Salvador’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)