kab/kota: Washington

  • 4 Taktik Gila Hamas Hadapi Agresi Israel di Gaza

    4 Taktik Gila Hamas Hadapi Agresi Israel di Gaza

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok perlawanan Hamas melancarkan taktik gila untuk menghadapi agresi Israel di Gaza, walaupun sudah digempur selama dua bulan.

    Perang kini tidak hanya terjadi utara Gaza, tetapi mulai menyebar ke Gaza selatan yang dahulu dianggap aman.

    Pejuang milisi Hamas terus merancang taktik yang lebih canggih dengan menargetkan pasukan Israel di seluruh Jalur Gaza sejak gencatan senjata berakhir, dikutip dari Institute for the Study of War (ISW).

    Pertempuran sengit yang berlanjut di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel membuktikan bahwa kekuatan kelompok militan ini tidak bisa diremehkan.

    Berikut deret taktik gila Hamas hadapi agresi Israel di Gaza.

    1. Gunakan drone peledak hingga amunisi anti-tank

    Saat konflik semakin berpusat di Gaza selatan, kelompok Hamas meluncurkan senjata yang lebih canggih, termasuk drone peledak dan amunisi anti-tank.

    Kelompok Islam dan militan Palestina yang bersekutu berusaha menyesuaikan taktik mereka pasca gencatan senjata untuk melawan musuh dengan belajar dari satu bulan perang di Gaza, dikutip dari France 24.

    Salah satu perubahan paling mencolok adalah penggunaan eksplosif penetrator (EFP), bahan peledak proyektil yang dirancang mampu menembus lapisan baja.

    Alexandre Vautravers, pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, mengungkapkan bahwa dari tiga jenis EFP yang digunakan saat ini, yang paling umum adalah meledakkan dan meluncurkan pecahan peluru baja ke segala arah yang menimbulkan dampak mematikan dalam radius 10-40 meter.

    Jenis EFP modern milik Hamas berkecepatan hipersonik yang bisa menembus lapisan baja tanpa mampu dicegat oleh pertahanan Trophy Israel.

    Hamas juga terlihat menggunakan drone satu arah untuk menargetkan pasukan Israel di Jalur Gaza utara.

    “Hamas telah mengembangkan drone selama beberapa dekade dan telah menggunakannya, namun tidak pernah secara efektif dan terutama untuk tujuan pelatihan,” kata Veronika Poniscjakova, spesialis aspek militer dalam konflik Israel-Palestina di Universitas Portsmouth di Inggris.

    Hamas menyatakan bahwa mereka meledakkan beberapa ranjau anti-personel jenis claymore dalam penyergapan di timur Khan Younis pada tanggal 5 Desember.

    Brigade Al Qassam menargetkan sebuah tank Israel dengan EFP di utara Khan Younis pada tanggal 4 Desember.

    Brigade Al-Qassam juga mengklaim kelompoknya berhasil membunuh 10 pasukan Zionis dan menghancurkan lima kendaraan lapis baja Israel, termasuk tiga buldoser, satu tank, dan sebuah pengangkut personel di wilayah utara Khan Yunis di selatan Gaza.

    2. Sengaja melancarkan operasi di Gaza utara

    Selain meningkatkan persenjataan, Hamas diduga sengaja melancarkan operasi di Gaza utara untuk menunda perang di Gaza selatan.

    “Hamas dan milisi Palestina lainnya telah beralih dari melakukan operasi yang tertunda menjadi melakukan pertahanan yang disengaja,” tulis ISW.

    Operasi di Gaza utara bertujuan memperlambat kemajuan Israel dan memberikan waktu yang cukup bagi Hamas untuk memindahkan pemimpin serta persenjataanya ke Gaza selatan.

    Hamas lebih berani menghadapi Israel di Gaza selatan karena gudang amunisi dan senjata utamanya berada di sana.

    “Di Jalur Gaza utara, kita telah melihat Hamas beroperasi lebih seperti kekuatan gerilya – menghindari pertempuran besar, menyelinap pergi dan kemudian kembali menyerang dan menyelinap lagi,” ungkap Ahron Bregman, spesialis masalah keamanan di Timur Tengah di Kings College London.

    “Orang-orang Israel juga kurang mengenal Jalur Gaza selatan dibandingkan dengan Jalur Gaza utara,” imbuhnya.

    3. Membuat Israel perpanjang perang

    Terdapat dugaan bahwa Hamas sengaja mengulur waktu masa perang untuk menjatuhkan citra Israel.

    Peristiwa yang terjadi beberapa hari ini menunjukkan bahwa strategi militer Hamas semakin maju.

    “Waktu adalah sahabat Hamas. Semakin lama perang berlangsung, semakin banyak korban sipil yang akan jatuh, dan ini menguntungkan Hamas karena menurunkan citra Israel,” ungkap Poniscjakova.

    Tujuan perang yang dibawa oleh Israel berbeda dengan Hamas.

    “Hamas tidak harus meraih kemenangan besar atas Israel,” kata Bregman. “Yang harus mereka lakukan adalah mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri ketika perang ini selesai. Kemenangan Hamas adalah kemampuan untuk mengatakan, ‘Kami masih di sini’,” kata Poniscjakova.

    4. Meledakkan pasukan barak Israel dari terowongan

    Lembaga think tank asal Washington D.C., Institute for the Study of War (ISW), membeberkan kelompok Hamas sempat merekam isi barak militer Israel. Dalam rekaman itu, mereka mendapati tentara Zionis sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

    Hamas kemudian memanfaatkan informasi itu untuk menyiapkan serangan balasan, hingga mengklaim berhasil meledakkan bom ketika ada sekitar 60 pasukan Israel dari dalam terowongan.

    “Kelompok [Hamas] ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW, seperti dilansir dari Al Jazeera.

    Analisis ISW menyebutkan bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Strategi ini disebut dengan strategi pembersihan atau clearing operations.

    Hamas, dalam analisis ISW, juga semakin sering memakai peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

    (cpa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Deret Bangunan Sipil di Gaza Selatan yang Dibom Israel secara Brutal

    Deret Bangunan Sipil di Gaza Selatan yang Dibom Israel secara Brutal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel kini memperluas cakupan serbuan daratnya ke wilayah selatan dengan mengepung kota Khan Younis, kota terbesar kedua di Jalur Gaza, Palestina.

    Sebelumnya militer Israel memerintahkan agar masyarakat Palestina berpindah ke Gaza selatan untuk menghindari bahaya perang.

    Dilansir dari Reuters, serangan ke Gaza selatan sejak Rabu (6/12), memaksa kembali puluhan ribu warga sipil Palestina yang mengungsi berdesakan di kota dekat perbatasan Mesir untuk menghindari pengeboman Israel.

    “Israel berbohong. Tidak ada tempat di Gaza yang aman dan besok mereka akan mengejar kita di Rafah,” ungkap Samir Abu Ali, warga Rafah berusia 45 tahun.

    Serbuan Israel ini mengakibatkan berbagai infrastruktur buat warga sipil Palestina berlindung menjadi hancur.

    Berikut deret infrastruktur sipil yang diserang Israel di Gaza selatan.

    Sekolah

    Serangan udara Israel yang menargetkan Sekolah Ma’an UNRWA di Khan Younis yang menewaskan lebih dari 30 jiwa.

    Sekolah Ma’an beberapa saat terakhir digunakan sebagai tempat pengungsian warga Palestina yang kehilangan rumah akibat perang.

    Saksi mata menyatakan puluhan orang luka-luka dan jenazah yang ditemukan dibawa ke Rumah Sakit Nasser di kota tersebut, dikutip dari The New Arab.

    Hamad Abu Sarhan, pengungsi berusia 51 tahun, menggambarkan situasi di sana benar-benar seperti bencana.

    Para pengungsi telah berada di sekolah selama beberapa hari pasca penyerangan ke Khan Younis. Keponakan Abu Sarhan berusia 28 tahun terbunuh akibat bom Israel.

    “Situasinya benar-benar bencana,” kata Abu Sarhan, dikutip dari The Washington Post.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Rumah

    Tujuan Israel untuk menumpas habis Hamas dengan serbuan bomnya mengakibatkan jutaan warga Palestina kehilangan rumah mereka.

    Beberapa penduduk yang mencoba kembali ke Khan Younis mendapati lingkungan dan rumah mereka telah rata dengan tanah.

    “Kami terkejut melihat rumah kami, jalan-jalan kami, tanah kami, pekarangan kami, dan semuanya dibongkar,” ungkap Gihad Nabil, penduduk Abu Ta’imah, pinggiran kota Khan Younis, dikutip dari The New Arab.

    Warga Palestina semakin putus asa untuk mencari tempat perlindungan. Tidak ada lagi jaminan daerah yang aman untuk berlindung.

    Di reruntuhan rumah yang hancur akibat bom di kota Rafah, Gaza selatan, seorang pria berteriak, “Di mana anak-anak saya?”, dikutip dari Al Monitor.

    Saat bom berjatuhan, masyarakat berhamburan keluar dari rumah mereka dan memadati jalanan untuk mencari perlindungan.

    Masjid dan Gereja

    Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom Masjid Halima di kota Khan Younis pada Jumat (1/12) yang membuatnya rata dengan tanah.

    “Tentara Israel mengebom Masjid Halima, yang menyebabkan kehancuran totalnya, selain kehancuran yang meluas di wilayah yang menjadi sasaran,” ungkap saksi mata, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Gaza, lebih dari 88 masjid hancur dan 174 lainnya rusak.

    Israel juga menargetkan tiga gereja untuk dihancurkan.

  • Taktik Hamas Teror Pasukan Israel, Rekam Isi Barak IDF dari Terowongan

    Taktik Hamas Teror Pasukan Israel, Rekam Isi Barak IDF dari Terowongan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok perlawanan Palestina Hamas disebut melancarkan strategi dan taktik yang lebih canggih selama melawan agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

    Salah satunya meneror pasukan Israel dengan merekam isi barak Israel Defense Force (IDF) dari lubang-lubang terowongan Hamas.

    Lembaga think tank asal Washington D.C., Institute for the Study of War (ISW), membeberkan kelompok Hamas sempat merekam isi barak militer Israel. Dalam rekaman itu, mereka mendapati tentara Zionis sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

    Hamas kemudian memanfaatkan informasi itu untuk menyiapkan serangan balasan, hingga mengklaim berhasil meledakkan bom ketika ada sekitar 60 pasukan Israel.

    “Kelompok [Hamas] ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW, seperti dilansir dari Al Jazeera.

    Analisis ISW menyebutkan bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Strategi ini disebut dengan strategi pembersihan atau clearing operations.

    Hamas, dalam analisis ISW, juga semakin sering memakai peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

    ISW turut melaporkan sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, meluncurkan setidaknya enam roket ke wilayah Israel termasuk salah satu roket salvo yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv.

    Namun, ISW menjelaskan militer Israel tidak tinggal diam dalam menghadapi taktik tersebut. Pasukan Israel masih berupaya melancarkan invasi darat ke Gaza Selatan, sama seperti yang mereka lakukan pada awal agresi ketika fokus menggempur Gaza Utara.

    ISW meyakini Komandan Komando Selatan militer Israel saat ini memfokuskan gempuran untuk mengepung dan merangsek lebih dalam lagi ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan.

    “Pasukan Israel memasuki wilayah perkotaan di Khan Younis dan Bani Suheila. Pasukan milisi Palestina, termasuk Brigade al Qassem dan Brigade al Quds, berusaha melawan serangan Israel ke wilayah Khan Younis,” tulis laporan ISW.

    Sementara itu, korban tewas akibat agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu kini sudah menembus 16.159 ribu jiwa per Selasa (5/12).

    Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sebanyak 15.899 orang tewas akibat agresi Israel di wilayah itu. Sementara itu, sebanyak 42 ribu warga Palestina lainnya terluka akibat gempuran Israel ini.

    (frl/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Taktik Hamas Dinilai Makin Canggih hingga Israel Minta Maaf ke Lebanon

    Taktik Hamas Dinilai Makin Canggih hingga Israel Minta Maaf ke Lebanon

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas dinilai pengamat militer memiliki taktik yang semakin canggih menghadapi agresi Israel.

    Kabar lainnya adalah pernyataan langka dari Israel yang minta maaf usai tak sengaja menewaskan tentara Lebanon.

    Berikut berita 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:

    Milisi Hamas Palestina disebut menggunakan taktik yang lebih canggih selama dua bulan melawan agresi Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober.

    Lembaga think tank berbasis di Washington D.C, Institute for the Study of War (ISW), memaparkan Hamas dan milisi sekutunya di Gaza terus menerapkan taktik yang lebih canggih untuk melawan Israel terutama sejak gencatan senjata berakhir dan perang memasuki fase baru.

    ISW menganalisis bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Menurut lembaga itu, strategi ini konsisten dengan “strategi pembersihan” atau clearing operations.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan potensi ketertiban umum “bisa segera rusak sepenuhnya di Gaza” menyusul agresi militer yang masih terjadi di sana sejak 7 Oktober.

    Peringatan yang jarang diberikan itu disampaikan Guterres melalui surat kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (6/12), seperti diberitakan AFP.

    Surat itu mengacu pada Pasal 99 Piagam PBB yang menyatakan “Sekretaris Jenderal PBB dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan setiap masalah yang menurut pandangannya bisa mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.”

    “Di tengah pemboman terus-menerus yang dilakukan tentara Israel (IDF), dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, saya memperkirakan ketertiban umum akan segera rusak karena kondisi yang menyedihkan ini,” tulis Guterres.

    “Sehingga bantuan kemanusiaan yang terbatas sekalipun tidak mungkin dilakukan,” katanya.

    Israel minta maaf usai serangan udara menewaskan satu tentara Lebanon saat hendak menargetkan milisi Hizbullah di selatan negara tersebut.

    Permintaan maaf itu diutarakan dalam rilis resmi Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Forces/ IDF).

    “IDF menerima laporan bahwa sejumlah tentara di angkatan bersenjata Lebanon terluka dalam serangan itu,” demikian rilis militer Israel, dikutip Times of Israel, Rabu (6/12).

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kenapa Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza?

    Kenapa Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok Hamas dinilai memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan, menyusul perlawanannya menghadapi agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina selama dua bulan terakhir.

    Meski Israel terus mengepung Jalur Gaza dengan bombardir dan artileri, Hamas dan milisi sekutunya di wilayah itu masih terus mengangkat senjata dan melancarkan perlawanan.

    Sejak gencatan senjata berakhir, Israel kembali menggempur Gaza habis-habisan dan kini tengah menargetkan Gaza Selatan. Tel Aviv mengklaim invasi darat ke Gaza Selatan bertujuan memusnahkan milisi Hamas yang lari dari Gaza Utara dan tengah bersembunyi di wilayah itu. 

    Walau hanya sekadar milisi dan gerakan perlawanan, sejumlah pengamat menilai kekuatan sayap bersenjata Hamas tak bisa diremehkan. Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi menilai Hamas masih kuat meski terus terkepung gempuran Israel sejak dua bulan terakhir.

    “Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya,” kata Yon kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).

    Ia kemudian berujar, “Bahkan kemarin [Hamas] bisa bernegosiasi untuk mengatur [pembebasan] tawanan perang.”

    Pembebasan tawanan perang merupakan bagian poin dalam gencatan senjata.

    Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

    Kesepakatan itu mencakup pembebasan 50 sandera dari Gaza dan 150 tahanan Palestina dari penjara Israel, dan jeda pertempuran.

    Jumlah sandera itu lebih sedikit daripada tahanan yang dilepas Israel. Ini mengindikasikan Hamas punya daya tawar yang kuat.

    Selain itu, jumlah tahanan Palestina yang berada di penjara Israel juga mencapai ribuan.

    Dengan situasi ini, Yon menilai Israel belum mendapat kemenangan dari agresi yang berlangsung sejak 7 Oktober.

    Selain Yon, lembaga think-tank yang berbasis di Washington DC, Institute for the Study of War (ISW), juga menganggap taktik Hamas melawan Israel semakin canggih. ISW memaparkan Hamas fokus melakukan serangan yang menyasar pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka.

    Strategi ini, lanjut mereka, konsisten dengan strategi pembersihan atau clearing operation.

    ISW juga menilai Hamas makin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang tank Israel.

    “Kelompok ini bahkan mengklaim mereka memenuhi terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak,” demikian menurut ISW.

    Hamas lalu meledakkan bahan itu saat terdapat sekitar 60 tentara Israel.

    Agresi Israel ke Palestina telah menelan korban jiwa hingga 16.000. Mereka juga menggempur fasilitas sipil seperti sekolah hingga rumah sakit.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Taktik Gila Hamas Ladeni Agresi Israel di Gaza, Disebut Makin Canggih

    Taktik Gila Hamas Ladeni Agresi Israel di Gaza, Disebut Makin Canggih

    Jakarta, CNN Indonesia

    Milisi Hamas Palestina disebut menggunakan taktik yang lebih canggih selama dua bulan melawan agresi Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober.

    Lembaga think tank berbasis di Washington D.C, Institute for the Study of War (ISW), memaparkan Hamas dan milisi sekutunya di Gaza terus menerapkan taktik yang lebih canggih untuk melawan Israel terutama sejak gencatan senjata berakhir dan perang memasuki fase baru.

    ISW menganalisis bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Menurut lembaga itu, strategi ini konsisten dengan “strategi pembersihan” atau clearing operations.

    Menurut ISW, milisi Hamas juga semakin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

    Pada 5 Desember, ISW juga melaporkan sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, meluncurkan setidaknya enam roket ke wilayah Israel termasuk salah satu roket salvo yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv.

    ISW juga menyebut milisi Hama sempat merekam isi barak militer Israel, di mana tentara negara Zionis terlihat sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

    “Kelompok (Hamas) ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW.

    Meski begitu, ISW juga memaparkan bahwa militer Israel terlihat tak tinggal diam. Menurut lembaga tersebut, Israel berupaya melancarkan invasi darat ke Gaza selatan sama seperti yang mereka lakukan d awal agresinya dengan fokus menggempur Gaza Utara.

    [Gambas:Twitter]

    ISW meyakini Komandan Komando Selatan militer Israel saat ini memfokuskan gempuran untuk mengepung dan merangsek lebih dalam lagi ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan.

    “Pasukan Israel memasuki wilayah perkotaan di Khan Younis dan Bani Suheila. Pasukan milisi Palestina, termasuk Brigade al Qassem dan Brigade al Quds, berusaha melawan serangan Israel ke wilayah Khan Younis,” bunyi laporan ISW.

    Israel kembali melancarkan agresinya ke Jalur Gaza setelah masa gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan.
    Israel bahkan memulai “perang fase baru” dengan kini fokus menggempur Gaza selatan yang diklaim menjadi sarang pelarian pentolan Hamas yang kabur dari Gaza utara imbas gempuran di awal agresi sejak 7 Oktober lalu.

    Saat ini, lebih dari 16 ribu warga Palestina meninggal dunia akibat agresi Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebagian besar korban tewas itu anak-anak dan perempuan.

    Tak hanya warga sipil, petugas medis, dan dokter di Gaza juga ikut tewas menyusul gempuran Israel ke sejumlah rumah sakit di Gaza selama agresi.

    Selain itu, sebanyak 63 wartawan dan pekerja media di Gaza juga tewas selama meliput agresi Israel ke Palestina.

    Militer Israel mengakui bahwa dua warga Palestina tewas dalam setiap operas militer Israel yang menewaskan satu milisi Hamas.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • AS Umumkan Larangan Visa Warga Israel Imbas Kekerasan di Tepi Barat

    AS Umumkan Larangan Visa Warga Israel Imbas Kekerasan di Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat pada Selasa (5/12) mengatakan akan menolak visa bagi ekstremis Israel yang menyerang warga Palestina di Tepi Barat selama memanasnya konflik di Gaza dalam beberapa bulan terakhir.

    Penolakan itu menjadi langkah sekaligus sanksi yang jarang dilakukan AS terhadap Israel, terutama saat Presiden Joe Biden mendorong sekutu AS tersebut untuk melindungi warga sipil tetapi juga menjanjikan dukungan yang kuat.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat akan menolak masuk siapa pun yang terlibat dalam perusakan perdamaian, keamanan atau stabilitas di Tepi Barat.

    Pernyataan itu menambahkan bahwa anggota keluarga dekat juga mungkin terkena pembatasan tersebut.

    “Hari ini, saya mengumumkan kebijakan pembatasan visa baru yang menargetkan individu dan anggota keluarga mereka yang terlibat atau berkontribusi secara signifikan terhadap tindakan yang merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Tepi Barat,” cuit Blinken.

    Larangan masuk, seperti diberitakan AFP, juga berlaku bagi mereka yang dinilai terlalu membatasi akses warga sipil terhadap layanan penting dan kebutuhan dasar.

    “Kami telah menggarisbawahi kepada pemerintah Israel perlunya berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban para pemukim ekstremis yang melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat,” kata Blinken.

    “Seperti yang telah berulang kali dikatakan oleh Presiden Biden, serangan-serangan itu tidak dapat diterima,” Blinken menegaskan.

    Blinken menggarisbawahi bahwa Israel tidak berbuat cukup untuk menghentikan kekerasan pemukim di Tepi Barat yang diduduki, yang menurut kelompok hak asasi manusia kekerasan meningkat di tengah agresi militer Israel.

    “Ketidakstabilan di Tepi Barat merugikan rakyat Israel dan Palestina serta mengancam kepentingan keamanan nasional Israel. Mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab.”

    [Gambas:Twitter]

    Blinken tidak secara terbuka mengidentifikasi siapa saja yang akan ditolak visanya. Namun, pembatasan memasuki Amerika Serikat itu tidak akan berlaku bagi pemukim ekstremis yang merupakan warga negara AS.

    Al Jazeera memberitakan Blinken turut menambahkan bahwa Washington juga akan “terus melibatkan Otoritas Palestina untuk memperjelas bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk mengekang serangan Palestina terhadap Israel.”

    Lebih dari 250 warga Palestina telah dibunuh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat, menurut penghitungan pemerintah Palestina, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang baru dengan Israel.

    Hamas menguasai Jalur Gaza, bukan Tepi Barat, dan warga Palestina mengeluhkan impunitas atas serangan dan pelecehan yang terjadi di sana.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkoalisi dengan partai-partai sayap kanan yang sangat mendukung pemukiman Yahudi di tanah yang disita pada 1967, sebuah konstruksi yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

    (tim/chri)

  • Taktik Hamas Dinilai Makin Canggih hingga Israel Minta Maaf ke Lebanon

    Kenapa Gaza Selatan Jadi Target Agresi Israel Pasca Gencatan Berakhir?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dilaporkan tak berhenti melancarkan gempuran udara ke sejumlah titik di Jalur Gaza Palestina, terutama bagian selatan wilayah itu, sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12).

    Di awal agresi brutalnya pada 7 Oktober lalu, Israel fokus menggempur Gaza utara yang berbatasan langsung dengan wilayahnya.

    Kini, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force/IDF) menuturkan akan fokus menggempur Gaza Selatan, tepatnya di Kota Khan Younis.

    Dikutip Al Jazeera, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahkan mengatakan serangan pasukannya ke Gaza Selatan tidak hanya sama seperti gempuran ke Gaza Utara, bahkan akan lebih buruk lagi.

    Militer Israel bahkan telah mewanti-wanti warga Palestina agar tidak kembali ke Gaza Selatan kalau tak ingin jadi sasaran gempuran.

    Gallant pun memastikan agresi Israel di Gaza Utara akan tetap berlanjut meski kini pasukannya akan fokus menggempur Gaza Selatan.

    Apa alasan Israel kini fokus menggempur Gaza Selatan?

    Dikutip CNN, alasan utama Israel kini menggempur Gaza Selatan adalah karena menurut analisis intelijen, para pemimpin milisi Hamas telah mengungsi ke wilayah itu sejak Gaza Utara diserang habis-habisan di awal agresi.

    Seorang pejabat AS yang mengetahui hal ini memaparkan analisis intelijen menyatakan sebagian besar petinggi Hamas, terutama komandan sayap bersenjata Brigade Al Qassam, sudah kabur dan bersembunyi di Gaza Selatan.

    Meski begitu, pejabat AS itu tak menjelaskan apakah analisis intelijen itu datang dari intelijen Washington atau Tel Aviv.

    Gempuran Israel yang mulai menargetkan wilayah Gaza Selatan ini juga berlangsung terlepas dari tekanan Amerika Serikat yang kurang setuju dengan rencana sekutunya ini.

    AS disebut sudah mewanti-wanti Israel tak bisa melancarkan agresi militer ke Gaza Selatan sama seperti ketika mereka menggempur Gaza Utara.

    Sebab, sebagian besar warga Palestina di Gaza Utara telah mengungsi dan mencari perlindungan ke Gaza Selatan sejak agresi Israel berlangsung.

    Pemerintahan Presiden Joe Biden bahkan disebut sempat berdiskusi dengan Israel soal bagaimana melindungi ribuan warga Palestina di Gaza Selatan jika Tel Aviv kekeh ingin melancarkan gempuran ke wilayah itu ketika gencatan senjata berakhir.

    Di antara banyak opsi yang secara aktif dipertimbangkan oleh pejabat AS-Israel adalah memindahkan warga sipil yang pergi ke selatan di awal agresi untuk kembali ke Gaza Utara setelah gempuran Israel di sana benar-benar berakhir.

    Padahal, sebagian besar wilayah di Gaza Utara sudah hancur akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Para Aktivis Yahudi AS Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

    Para Aktivis Yahudi AS Tuntut Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Ratusan aktivis Yahudi di Amerika Serikat menggelar aksi damai menduduki Patung Liberty di New York untuk menuntut gencatan senjata, dan diakhirinya “bombardir genosida” terhadap warga sipil di Gaza.

    Mengenakan kaos hitam bertuliskan slogan-slogan “Yahudi menuntut gencatan senjata sekarang” atau “Bukan atas nama kami,” para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan “Seluruh dunia menyaksikan” dan “Warga Palestina harus bebas” dalam aksi pada Senin (6/11) waktu setempat.

    “Kata-kata terkenal dari nenek moyang Yahudi kami, Emma Lazarus, yang terukir di monumen ini mendorong kami untuk mengambil tindakan mendukung warga Palestina di Gaza yang ingin bernapas lega,” kata Jay Saper dari Jewish Voice for Peace (JVP), penyelenggara acara tersebut, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP dan Al Arabiya, Selasa (7/11/2023).

    Emma Lazarus adalah aktivis abad ke-19 yang membantu pengungsi Yahudi yang melarikan diri ke New York dari Eropa.

    Pernyataan tersebut mengutip puisi Lazarus “New Colossus,” yang diukir di dasar Patung Liberty sebagai syair untuk para imigran AS.

    Para peserta dari Institute for Middle East Understanding menuntut “diakhirinya bombardir genosida Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza.”

    “Selama masyarakat Gaza berteriak, kami perlu berteriak lebih keras, tidak peduli siapa yang mencoba membungkam kami,” kata fotografer Nan Goldin, yang berdiri di samping beberapa pejabat terpilih setempat, beberapa di antaranya memiliki akar kuat dalam politik kiri.

    Kota New York, yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para migran, selama sebulan terakhir telah diramaikan oleh aksi-aksi demonstrasi pro-Israel dan pro-Palestina.

    Kota ini adalah rumah bagi sekitar dua juta umat Yahudi dan ratusan ribu umat Muslim, dan sejauh ini terhindar dari kekerasan apa pun terkait konflik tersebut, meskipun ketegangan masih terlihat jelas di tempat-tempat tertentu seperti kampus-kampus.

    Sebelumnya, pada hari Sabtu lalu, puluhan ribu demonstran, beberapa dibawa oleh Jewish Voice for Peace (JVP), berkumpul di Washington untuk menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan mengecam kebijakan AS yang mendukung Israel.

    Pada akhir Oktober, ribuan pengunjuk rasa, sebagian besar dikumpulkan oleh JVP, menduduki stasiun Grand Central di Manhattan dengan tuntutan yang sama.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS Berencana Pasok Bom Presisi Tinggi Senilai Rp 5 T ke Israel

    AS Berencana Pasok Bom Presisi Tinggi Senilai Rp 5 T ke Israel

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan berencana memasok sejumlah bom berpresisi tinggi ke Israel, yang sedang berperang melawan Hamas di Jalur Gaza. Pasokan bom berpresisi tinggi itu disebut bernilai mencapai US$ 320 juta (Rp 5 triliun).

    Seperti dilansir Al Arabiya dan Reuters, Selasa (7/11/2023), rencana AS memasok bom ke Israel itu diungkapkan oleh media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dalam laporan terbarunya, yang mengutip sumber yang memahami rencana tersebut.

    Laporan WSJ menyebut pemerintahan Biden telah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada Kongres AS pada 31 Oktober lalu, soal rencana memasok bom presisi bernama ‘Spice Family Gliding Bom Assemblies’, merupakan sejenis senjata berpemandu presisi yang ditembakkan dari jet tempur.

    Berdasarkan perjanjian tersebut, menurut laporan WSJ, produsen senjata Rafael USA akan memasok bom tersebut ke perusahaan induknya di Israel, Rafael Advanced Defense Systems, untuk digunakan oleh Kementerian Pertahanan Israel.

    Namun disebutkan juga bahwa pasokan bom itu telah diminta oleh Israel sebelum serangan mengejutkan Hamas terjadi pada 7 Oktober lalu.

    “Senjata tersebut diminta oleh Israel sebelum tanggal 7 Oktober, dengan pemberitahuan awal dan informal yang dikirimkan kepada para pemimpin Kongres awal tahun ini,” sebut WSJ dalam laporannya.

    Informasi soal kesepakatan senjata ini mencuat saat perang berkecamuk di Jalur Gaza, dengan Israel terus menggempur daerah kantong Palestina itu untuk merespons serangan Hamas sebulan lalu. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 10.000 orang tewas akibat serangan Israel.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, pada Senin (6/11) waktu setempat, memperingatkan bahwa Jalur Gaza menjadi ‘kuburan bagi anak-anak’.

    “Operasi darat oleh Angkatan Bersenjata Israel dan pengeboman yang terus berlanjut, menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan fasilitas PBB — termasuk tempat penampungan. Tidak ada yang aman,” sebut Guterres.

    “Pada saat yang sama, Hamas dan militan-militan lainnya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan terus meluncurkan roket tanpa pandang bulu ke arah Israel,” imbuhnya.

    Dalam pernyataannya, Guterres kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza.

    “Bencana yang sedang terjadi membuat kebutuhan akan gencatan senjata kemanusiaan menjadi semakin mendesak seiring berjalannya waktu,” cetus Guterres.

    “Pihak-pihak yang berkonflik — dan tentu saja, masyarakat internasional — menghadapi tanggung jawab mendesak dan mendasar: menghentikan penderitaan kolektif yang tidak manusiawi ini dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza,” ujarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu