kab/kota: Washington

  • Diam-diam, AS Minta Bantuan Iran Setop Serangan Houthi di Laut Merah

    Diam-diam, AS Minta Bantuan Iran Setop Serangan Houthi di Laut Merah

    Jakarta

    Diplomat-diplomat senior Amerika Serikat dan Iran ternyata telah bertemu secara diam-diam di Oman, ketika Washington berusaha meminta bantuan Teheran dalam menghentikan serangan kelompok pemberontak Houthi di Laut Merah. Pembicaraan rahasia tersebut dilaporkan dilakukan pada Januari lalu.

    Pejabat tinggi Timur Tengah di Gedung Putih dan utusan Iran di Departemen Luar Negeri AS dilaporkan memimpin delegasi AS yang bertemu dengan tim Iran, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani.

    Dilansir Al Arabiya, Kamis (14/3/2024), menurut laporan media Financial Times, yang mengutip pejabat-pejabat AS dan Iran yang tidak disebutkan namanya, pembicaraan tersebut dilakukan secara tidak langsung, dimana para pejabat Oman menyampaikan pesan antara kedua kubu.

    Selama pembicaraan tidak langsung tersebut, para pejabat Amerika juga menyuarakan kekhawatiran atas perluasan program nuklir Iran.

    Pembicaraan putaran pertama diadakan pada bulan Januari, dan putaran kedua dijadwalkan pada bulan Februari. Namun putaran kedua tersebut tidak pernah terwujud karena pejabat Gedung Putih, Brett McGurk, sibuk mencoba menjadi perantara kesepakatan gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera Israel.

    Seorang pejabat AS mengatakan kepada Al Arabiya English, bahwa Washington memiliki banyak saluran untuk menyampaikan pesan ke Iran.

    “Kami tidak akan mengomentari rincian komunikasi kami dengan Iran, selain mengatakan bahwa sejak 7 Oktober, semuanya terfokus pada peningkatan seluruh ancaman yang berasal dari Iran dan perlunya Iran menghentikan terjadinya eskalasi secara menyeluruh,” kata pejabat itu.

    Mengenai pengaruh Iran atas Houthi, seorang pejabat Iran mengatakan kepada Financial Times bahwa “Iran telah berulang kali mengatakan bahwa mereka hanya mempunyai pengaruh spiritual [terhadap para pemberontak itu]. Mereka tidak bisa mendikte Houthi, tapi mereka bisa bernegosiasi dan berbicara.”

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gabung NATO, Swedia Unjuk Gigi Pesawat Canggih di Perbatasan Rusia

    Gabung NATO, Swedia Unjuk Gigi Pesawat Canggih di Perbatasan Rusia

    Swedia

    Usai resmi bergabung dengan NATO, Swedia langsung unjuk gigi. Angkatan Udara Swedia pekan lalu diketahui melakukan penerbangan pengintaian pertamanya di dekat perbatasan Rusia.

    Menurut pakar Intelijen Open Source intelligence, kedua penerbangan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang penempatan dan aktivitas pasukan dan senjata Rusia di wilayah tersebut.

    Satu penerbangan dilakukan oleh pesawat Gulfstream S102B Korpen GIV-SP Signal Intelligence (SIGINT) Swedia, yang terbang di atas Polandia dekat perbatasan daerah Kaliningrad Rusia dan Belarusia.

    S102B Korpen adalah pesawat Gulfstream IV yang banyak dimodifikasi. Pesawat ini dapat memindai spektrum elektromagnetik untuk menemukan, mengumpulkan, dan mengkategorikan sinyal dari radar, peralatan navigasi, dan sistem senjata.

    Penerbangan kedua dilakukan oleh pesawat radar Saab 340 di atas Laut Baltik. Saab 340 ini adalah pesawat peringatan dini dan kendali udara (AEW&C). Radar yang dipasang mampu melacak kapal, pesawat, dan rudal hingga jarak 190-250 mil saat berada di ketinggian 6 kilometer.

    [Gambas:Twitter]

    Setelah penyerahan dokumen di Washington, Swedia menjadi anggota NATO ke-32. Di tengah meningkatnya kecemasan akan meluasnya agresi Rusia ke negara-negara Baltik, keanggotaan Swedia memberikan cara baru bagi aliansi tersebut untuk menghalangi serangan Rusia.

    Nima Khorrami, analis di Arctic Institute, menilai bahwa keanggotaan Swedia memperluas jangkauan rudal NATO, sehingga lokasi-lokasi strategis di Kaliningrad dan St. Petersburg dapat dijangkau.

    “Hal ini menambah lapisan pencegahan terhadap potensi agresi Rusia, karena pasukan NATO dapat secara efektif merespons ancaman secara real time,” katanya yang dikutip detikINET dari Insider.

    Oscar Jonsson, peneliti di Universitas Pertahanan Swedia, sebelumnya mengatakan Swedia penting dalam hal menerima pasukan NATO jika diperlukan, sulit dibidik pasukan Rusia, dan cukup dekat dengan Kaliningrad untuk meluncurkan kemampuan rudal presisi jarak jauh.

    Rusia sendiri telah lama menuduh NATO berusaha mengepung negaranya. Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan klaim tersebut sebagai bagian dari pembenaran atas invasi Rusia ke Ukraina.

    (fyk/rns)

  • Perdana Menteri Haiti Mundur di Tengah Kerusuhan Geng Bersenjata

    Perdana Menteri Haiti Mundur di Tengah Kerusuhan Geng Bersenjata

    Haiti

    Perdana Menteri Haiti Ariel Henry menyatakan mengundurkan diri setelah berminggu-minggu tekanan dan meningkatnya kekerasan di negara tersebut. Henry mundur usai para pemimpin regional bertemu di Jamaika untuk membahas transisi politik di Haiti.

    Dilansir BBC, Selasa (12/3/2024), Henry saat ini terdampar di Puerto Rico setelah dicegah oleh geng bersenjata untuk kembali ke Haiti. Dalam video pengunduran dirinya, Henry meminta masyarakat Haiti untuk tetap tenang.

    “Pemerintahan yang saya pimpin akan segera mengundurkan diri setelah pelantikan dewan (transisi),” kata Henry.

    “Saya ingin berterima kasih kepada rakyat Haiti atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saya meminta seluruh warga Haiti untuk tetap tenang dan melakukan segala yang mereka bisa agar perdamaian dan stabilitas dapat kembali secepat mungkin,” sambungnya.

    Henry, yang seharusnya memimpin negara itu untuk sementara waktu sejak Juli 2021 setelah pembunuhan mantan Presiden Jovenel Moïse, telah berulang kali menunda pemilu dengan mengatakan keamanan harus dipulihkan terlebih dahulu. Banyak warga Haiti mempertanyakan mengapa dia memerintah selama ini tanpa presiden terpilih.

    Geng-geng bersenjata berat telah menguasai jalan-jalan di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dalam beberapa hari terakhir. Mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri yang tidak dipilih itu.

    Port-au-Prince dan wilayah sekitarnya berada dalam keadaan darurat selama sebulan. Jam malam juga telah diperpanjang.

    Proses pengunduran dirinya diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari. Kelompok Caricom yang beranggotakan negara-negara Karibia telah menyatakan dengan jelas bahwa Henry dipandang sebagai hambatan bagi stabilitas Haiti dan bahwa dia harus mundur agar pergerakan ke dewan transisi dapat dimulai.

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) awalnya ingin melihat Henry kembali ke Haiti untuk mengawasi proses transisi. Namun, keganasan pertempuran di negara tersebut mengubah sikap Washington dalam beberapa hari terakhir.

    Tanpa dukungan dari Departemen Luar Negeri AS atau negara-negara tetangganya, jelas Henry tidak punya pilihan selain mundur. Henry telah menyatakan keinginannya untuk kembali ke Haiti, namun masih menunggu situasi keamanan membaik.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan tambahan dana sebesar USD 100 juta kepada pasukan keamanan beranggotakan 1.000 orang yang didukung PBB yang diperkirakan akan dipimpin oleh Kenya di Haiti. Usulan kontribusi AS kepada pasukan keamanan kini berjumlah USD 300 juta setelah pengumuman Blinken, dengan tambahan USD 33 juta dialokasikan untuk bantuan kemanusiaan.

    “Kami mengakui pengunduran dirinya setelah pembentukan dewan presiden transisi dan penunjukan perdana menteri sementara,” kata Ketua kelompok Caricom dan Presiden Guyana Irfaan Ali.

    Ali mengatakan dewan transisi presiden Haiti akan terdiri dari dua pengamat dan tujuh anggota pemungutan suara, termasuk perwakilan dari beberapa koalisi, sektor swasta dan masyarakat sipil, serta satu pemimpin agama.

    Dewan telah diberi mandat untuk ‘dengan cepat’ menunjuk perdana menteri sementara, katanya, seraya menambahkan bahwa siapapun yang ingin mencalonkan diri dalam pemilu Haiti berikutnya tidak akan dapat berpartisipasi dalam dewan itu. Dewan diharapkan akan membuka jalan bagi pemilu pertama di Haiti sejak tahun 2016.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sosok Eks Pegawai Pelapor Masalah Produksi Pesawat Boeing yang Ditemukan Tewas

    Sosok Eks Pegawai Pelapor Masalah Produksi Pesawat Boeing yang Ditemukan Tewas

    Washington DC

    Seorang mantan pegawai Boeing, John Barnett, ditemukan tewas. Barnett dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi bekas perusahaannya itu.

    Dilansir BBC, Daily Mail dan ABC News, Selasa (12/3/2024), Barnett yang berusia 62 tahun ditemukan tewas pada Sabtu (9/3). Barnett sebelumnya telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri.

    Barnett lalu dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu (9/3). Namun, dia tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya.

    Polisi menyebut Barnett diduga tewas akibat luka yang ‘ditimbulkan sendiri’. Namun, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

    “Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” ujar Boeing dalam pernyataannya.

    Sebenarnya, siapa John Barnett?

    Barnett telah bekerja untuk Boeing selama 32 tahun. Dia pensiun pada tahun 2017 karena masalah kesehatan.

    Setelah pensiun, Barnett mengajukan klaim pelapor (whistleblower) terhadap Boeing dengan tuduhan bahwa perusahaan tersebut melakukan pembalasan terhadapnya karena berulang kali melaporkan kerusakan.

    Pada bulan Januari 2024, dia mengatakan kepada ABC bahwa dia sangat kecewa dengan perusahaan yang pernah dia cintai. Pesawat Boeing 737 MAX telah menjadi fokus pengawasan setelah dua kecelakaan mematikan lima tahun lalu dan insiden baru-baru ini yang melibatkan Alaska Airlines di mana pintu darurat tiba-tiba lepas saat penerbangan.

    Barnett meyakini masalah yang terjadi sebenarnya lebih parah daripada masalah MAX. Menurutnya, yang menjadi masalah adalah standar kualitas dan keselamatan yang lemah.

    “Ini adalah masalah Boeing, ini bukan masalah 737. Budaya mereka adalah soal kecepatan, produksi, dan peluncuran pesawat. Masalah apa pun, kekhawatiran apa pun yang Anda kemukakan akan memperlambat mereka,” ujarnya.

    Pada 2019, dia pernah menyebut kepemimpinan baru di lokasi produksi tempatnya bekerja tidak tidak memahami proses. Hal itu disampaikan Barnett kepada Corporate Crime Reporter dalam sebuah wawancara pada tahun 2019 tentang bagaimana para petinggi Boeing diduga mengambil jalan pintas agar pesawat 787 mereka yang canggih bisa keluar tepat waktu.

    “Mereka mendatangkan orang dari area lain di perusahaan. Tim kepemimpinan baru mulai dari direktur saya hingga – semuanya berasal dari St Louis, Missouri. Mereka bilang mereka semua adalah teman di sana. Seluruh tim itu turun. Mereka berasal dari pihak militer. Kesan saya adalah pola pikir mereka adalah – kami akan melakukannya sesuai keinginan kami. Moto mereka saat itu adalah – kami berada di Charleston dan kami dapat melakukan apapun yang kami inginkan,” ujarnya dalam wawancara itu sebagaimana dikutip dari Daily Mail.

    “Mereka mulai menekan kami untuk tidak mendokumentasikan kerusakan, bekerja di luar prosedur, dan mengizinkan pemasangan material yang cacat tanpa diperbaiki. Mereka mulai mengabaikan prosedur dan tidak menjaga kendali konfigurasi pesawat, tidak mengendalikan bagian-bagian yang tidak sesuai – mereka hanya ingin pesawat didorong keluar dan membuat mesin kasir berdering,” sambungnya.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Dia juga mengatakan dirinya telah menemukan masalah serius pada sistem oksigen pesawat. Barnett disebut telah melakukan tes terhadap 300 sistem oksigen pada tahun 2016 dan menemukan 25% di antaranya gagal berfungsi.

    Artinya, menurut Barnett, satu dari empat masker pernapasan tidak akan berfungsi dalam keadaan darurat. Barnett mengklaim dia telah memberi tahu atasannya di pabrik tentang kekhawatirannya, namun tidak ada tindakan yang diambil.

    Boeing telah membantah tudingan dari Barnett. Namun, tinjauan yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Federal Aviation Administration (FAA) membuktikan beberapa keraguan Barnett, termasuk menemukan bahwa setidaknya 53 bagian yang ‘tidak sesuai’, seperti yang mereka katakan, salah tempat dan dianggap hilang.

    Boeing telah diperintahkan untuk segera mengambil tindakan perbaikan dengan menemukan dan merinci bagian-bagian yang hilang. Setelah peninjauan, perusahaan tersebut juga mengakui bahwa mereka telah ‘mengidentifikasi beberapa botol oksigen yang diterima dari pemasok yang tidak digunakan dengan benar’. Namun, Boeing tetap membantah tudingan Barnett dan menyatakan botol yang bermasalah tersebut tidak dipasang di pesawat.

    Sementara itu, pekan lalu, FAA mengatakan audit enam minggu menemukan ‘beberapa kejadian di mana Boeing diduga gagal mematuhi persyaratan kendali mutu manufaktur.’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Eks Pegawai Pelapor Masalah Produksi Ditemukan Tewas, Boeing Bilang Begini

    Eks Pegawai Pelapor Masalah Produksi Ditemukan Tewas, Boeing Bilang Begini

    Washington DC

    Seorang mantan pegawai Boeing, John Barnett, yang dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi bekas perusahaannya itu ditemukan tewas. Boeing pun menyampaikan dukacita.

    “Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett,” ujar Boeing dalam pernyataannya seperti dilansir BBC, Selasa (12/3/2024).

    Boeing tak banyak memberikan respons atas peristiwa tersebut. Boeing menyatakan turut berduka kepada keluarga Barnett.

    “Duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” ujar Boeing.

    Barnett, yang berusia 62 tahun, ditemukan tewas pada Sabtu (9/3). Barnett telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri.

    Barnett juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu (9/3). Namun, dia tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya.

    Barnett ditemukan tewas di mobilnya yang diparkirkan di area hotel. Pengacara Barnett menyebut kematian kliennya sebagai sesuatu yang tragis.

    Barnett diketahui bekerja untuk Boeing selama 32 tahun dan pensiun pada tahun 2017. Dia telah memberikan bukti dalam gugatannya terhadap perusahaan beberapa hari sebelum ditemukan tewas.

    Pada tahun 2010, Barnett bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik Boeing di North Charleston yang membuat 787 Dreamliner. Pada tahun 2019, Barnett mengatakan bahwa para pekerja Boeing yang berada di bawah tekanan sengaja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat di jalur produksi.

    Dia mengklaim telah menemukan masalah serius pada sistem oksigen pesawat. Dia menyebut satu dari empat masker pernapasan tidak akan berfungsi dalam keadaan darurat.

    Dia mengaku khawatir bahwa dorongan untuk membuat pesawat baru berarti memicu proses perakitan yang terburu-buru hingga keselamatan terganggu. Barnett mengatakan para pekerja telah gagal mengikuti prosedur yang dimaksudkan untuk melacak komponen di pabrik, sehingga menyebabkan komponen yang rusak hilang.

    Dia juga menyebut ada beberapa kasus di mana suku cadang di bawah standar dikeluarkan dari tempat sampah dan dipasang pada pesawat yang sedang dibangun untuk mencegah penundaan pada jalur produksi. Dia mengklaim pengujian pada sistem oksigen darurat yang akan dipasang pada 787 menunjukkan tingkat kegagalan sebesar 25%.

    Barnett mengatakan dia telah memperingatkan para manajer mengenai kekhawatirannya, namun dia mengklaim belum ada tindakan yang diambil. Boeing telah membantah tudingan itu.

    Namun, tinjauan Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2017 membenarkan beberapa kekhawatiran Barnett. FAA menyebut setidaknya 53 bagian yang ‘tidak sesuai’ di pabrik tidak diketahui dan dianggap hilang. Boeing telah diperintahkan untuk mengambil tindakan perbaikan.

    Mengenai masalah tabung oksigen, Boeing mengklaim mereka telah ‘mengidentifikasi beberapa botol oksigen yang diterima dari pemasok tidak digunakan dengan benar’ pada tahun 2017. Namun, mereka membantah bahwa ada botol oksigen bermasalah yang dipasang di pesawat.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ini Masalah Produksi Boeing yang Diungkap Eks Pegawai Sebelum Ditemukan Tewas

    Ini Masalah Produksi Boeing yang Diungkap Eks Pegawai Sebelum Ditemukan Tewas

    Washington DC

    Seorang mantan pegawai Boeing, John Barnett, ditemukan tewas. Barnett dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi bekas perusahaannya itu.

    Dilansir BBC, Selasa (12/3/2024), Barnett yang berusia 62 tahun ditemukan tewas pada Sabtu (9/3). Barnett sebelumnya telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri.

    Barnett lalu dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu (9/3). Namun, dia tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya.

    Barnett kemudian ditemukan tewas di mobilnya di tempat parkir hotel. Pengacara Barnett menyebut kematian kliennya sebagai sesuatu yang tragis.

    Polisi menyebut Barnett diduga tewas akibat luka yang ‘ditimbulkan sendiri’. Namun, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

    “Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” ujar Boeing dalam pernyataannya.

    Lalu, apa yang dilaporkan Barnett sebelum ditemukan tewaS?

    Pada tahun 2010, Barnett bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik Boeing di North Charleston yang membuat 787 Dreamliner, sebuah pesawat canggih yang banyak digunakan pada rute jarak jauh. Pada tahun 2019, Barnett mengatakan kepada BBC bahwa para pekerja Boeing yang berada di bawah tekanan sengaja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat di jalur produksi.

    Dia juga mengklaim telah menemukan masalah serius pada sistem oksigen pesawat. Dia menyebut satu dari empat masker pernapasan tidak akan berfungsi dalam keadaan darurat.

    Dia mengaku khawatir bahwa dorongan untuk membuat pesawat baru berarti memicu proses perakitan yang terburu-buru hingga keselamatan terganggu. Barnett mengatakan para pekerja telah gagal mengikuti prosedur yang dimaksudkan untuk melacak komponen di pabrik, sehingga menyebabkan komponen yang rusak hilang.

    Dia juga menyebut ada beberapa kasus di mana suku cadang di bawah standar dikeluarkan dari tempat sampah dan dipasang pada pesawat yang sedang dibangun untuk mencegah penundaan pada jalur produksi. Dia mengklaim pengujian pada sistem oksigen darurat yang akan dipasang pada 787 menunjukkan tingkat kegagalan sebesar 25%.

    Barnett mengatakan dia telah memperingatkan para manajer mengenai kekhawatirannya, namun dia mengklaim belum ada tindakan yang diambil. Boeing telah membantah tudingan itu.

    Namun, tinjauan Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2017 membenarkan beberapa kekhawatiran Barnett. FAA menyebut setidaknya 53 bagian yang ‘tidak sesuai’ di pabrik tidak diketahui dan dianggap hilang. Boeing telah diperintahkan untuk mengambil tindakan perbaikan.

    Mengenai masalah tabung oksigen, Boeing mengklaim mereka telah ‘mengidentifikasi beberapa botol oksigen yang diterima dari pemasok tidak digunakan dengan benar’ pada tahun 2017. Namun, mereka membantah bahwa ada botol oksigen bermasalah yang dipasang di pesawat.

    Setelah pensiun, Barnett memulai tindakan hukum jangka panjang terhadap bekas perusahaan tersebut. Hingga menjelang kematiannya, Barnett sedang berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus tersebut.

    Kematian Barnett juga terjadi di tengah sorotan terhadap Boeing dan pemasok utamanya Spirit Aerosystems menyusul insiden pintu keluar darurat tiba-tiba lepas dari pesawat Boeing 737 Max tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland pada Januari lalu. Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan empat baut kunci yang dirancang untuk menahan pintu tidak dipasang.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Eks Pegawai yang Ungkap Masalah Standar Produksi Boeing Ditemukan Tewas

    Eks Pegawai yang Ungkap Masalah Standar Produksi Boeing Ditemukan Tewas

    Washington DC

    Seorang mantan karyawan Boeing yang dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi perusahaannya ditemukan tewas di Amerika Serikat (AS). Boeing menyatakan turut berduka atas hal tersebut.

    Dilansir BBC, Selasa (12/3/2024), pria bernama John Barnett itu diketahui telah bekerja untuk Boeing selama 32 tahun. Dia pensiun pada tahun 2017. Beberapa hari sebelum kematiannya, dia telah memberikan bukti dalam gugatannya terhadap perusahaan.

    Barnett, yang berusia 62 tahun, diduga tewas karena luka yang ‘ditimbulkan sendiri’ pada 9 Maret. Polisi sedang menyelidiki hal itu.

    Sejak tahun 2010, Barnett bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik Boeing di North Charleston yang membuat 787 Dreamliner, sebuah pesawat canggih yang banyak digunakan pada rute jarak jauh. Pada tahun 2019, Barnett mengatakan kepada BBC bahwa para pekerja di bawah tekanan sengaja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat di jalur produksi.

    Dia juga mengklaim telah menemukan masalah serius pada sistem oksigen pesawat di mana satu dari empat masker pernapasan tidak akan berfungsi dalam keadaan darurat. Dia mengaku khawatir bahwa dorongan untuk membuat pesawat baru berarti memicu proses perakitan yang terburu-buru hingga keselamatan terganggu.

    Boeing telah membantah tudingan itu. Barnett kemudian mengatakan bahwa para pekerja telah gagal mengikuti prosedur yang dimaksudkan untuk melacak komponen di pabrik, sehingga menyebabkan komponen yang rusak hilang.

    Dia menyebut ada beberapa kasus di mana suku cadang di bawah standar dikeluarkan dari tempat sampah dan dipasang pada pesawat yang sedang dibangun untuk mencegah penundaan pada jalur produksi. Dia juga mengklaim pengujian pada sistem oksigen darurat yang akan dipasang pada 787 menunjukkan tingkat kegagalan sebesar 25%.

    Namun, tinjauan Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2017 membenarkan beberapa kekhawatiran Barnett. FAA menyebut setidaknya 53 bagian yang ‘tidak sesuai’ di pabrik tidak diketahui dan dianggap hilang. Boeing telah diperintahkan untuk mengambil tindakan perbaikan.

    Mengenai masalah tabung oksigen, perusahaan tersebut mengatakan bahwa pada tahun 2017 mereka telah ‘mengidentifikasi beberapa botol oksigen yang diterima dari pemasok tidak digunakan dengan benar’. Namun, mereka membantah bahwa ada botol oksigen bermasalah yang dipasang di pesawat.

    Setelah pensiun, Barnett memulai tindakan hukum jangka panjang terhadap bekas perusahaan tersebut. Hingga menjelang kematiannya, Barnett sedang berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus tersebut.

    Pekan lalu, dia telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri. Barnett juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu lalu, namun tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya.

    Dia kemudian ditemukan tewas di mobilnya di tempat parkir hotel. Pengacaranya Barnett menyebut kematian kliennya sebagai sesuatu yang tragis.

    “Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” ujar Boeing dalam pernyataannya.

    Kematian Barnett ini juga terjadi saat standar produksi di Boeing dan pemasok utamanya Spirit Aerosystems berada di bawah pengawasan ketat. Hal ini menyusul insiden pada awal Januari ketika pintu keluar darurat yang tidak digunakan tiba-tiba lepas dari pesawat Boeing 737 Max tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland.

    Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan bahwa empat baut kunci, yang dirancang untuk menahan pintu dengan aman di tempatnya, tidak dipasang. Pekan lalu, FAA mengatakan audit enam minggu terhadap perusahaan tersebut telah menemukan ‘beberapa contoh di mana perusahaan tersebut diduga gagal mematuhi persyaratan kendali mutu manufaktur’.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemimpin Fatah Marwan Barghouti Mungkin Jadi Presiden Palestina, Siapa Dia?

    Pemimpin Fatah Marwan Barghouti Mungkin Jadi Presiden Palestina, Siapa Dia?

    Tepi Barat

    Nama pemimpin gerakan Fatah yang dipenjara oleh Israel, Marwan Al-Barghouti, kini menjadi pusat perhatian. Dia mungkin akan menjadi salah satu tahanan yang dilepaskan dalam kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas.

    Nama Barghouti bahkan telah muncul sebagai calon potensial presiden Otoritas Palestina.

    Kelompok Hamas yang menyandera warga Israel usai serangan 7 Oktober lalu menegaskan bahwa Barghouti harus dibebaskan dalam kesepakatan baru tentang pertukaran tahanan dan sandera.

    Osama Hamdan, seorang pemimpin Palestina di Hamas, mengatakan kepada BBC News Arab, “Sebagai sebuah gerakan, kami telah mengambil posisi jelas yang kami pegang, yaitu pembebasan semua napi dan tahanan di penjara-penjara pendudukan [Israel] tanpa kecuali.”

    Hamdan menambahkan, “Kami menganggap ini sebagai misi nasional. Setiap tahanan yang mengorbankan dirinya untuk Palestina harus diperlakukan sama.”

    “Ini sebenarnya yang kami lakukan dalam operasi Wafa al-Ahrar [sebutan Hamas untuk pertukaran tahun 2006 antara tentara Israel Gilad Shalit dengan napi Palestina di penjara-penjara Israel],” ujarnya kemudian.

    Menurut surat kabar Israel Ma’ariv, Barghouti telah dipindahkan dari Penjara Ofer ke penjara lain yang tidak disebutkan namanya pada Februari lalu.

    Barghouti dilaporkan ditempatkan di sel isolasi pada Februari 2023 (Getty Images)

    Dia pun ditempatkan di sel isolasi setelah “otoritas penjara Israel menerima informasi yang menunjukkan bahwa al-Barghouti bekerja melalui beberapa salurannya untuk melakukan gangguan di Tepi Barat dalam upaya untuk memicu pemberontakan ketiga.”

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menyambut baik pemindahan Barghouti ke sel isolasi.

    Namun, Komisi Urusan Tahanan dan Pembebasan Palestina mengecam pengurungan Barghouti di sel isolasi itu.

    Israel menolak membebaskan Barghouti.

    Gerakan Fatah

    Barghouti memulai aktivitas politiknya pada usia 15 tahun melalui gerakan Fatah, yang dipimpin oleh mendiang Yasser Arafat.

    Ketika karier politiknya berkembang, ia menggalang dukungan untuk perjuangan Palestina.

    “Ketika saya, dan gerakan Fatah yang saya ikuti, sangat menentang serangan dan penargetan warga sipil di Israel, tetangga masa depan kami, saya juga berhak untuk melindungi diri saya sendiri, melawan pendudukan Israel di negara saya dan memperjuangkan kebebasan saya,” tulisnya di Washington Post pada tahun 2002.

    Barghouti bergabung dengan gerakan Fatah pimpinan Yasser Arafat saat remaja hingga menjadi pemimpin senior (Getty Images)

    “Saya masih mengupayakan hidup berdampingan secara damai antara negara Israel dan Palestina yang setara dan merdeka, berdasarkan penarikan penuh dari wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967.”

    “Sejujurnya, kami lelah selalu menyalahkan sikap keras kepala Israel padahal yang kami cari hanyalah penerapan hukum internasional.”

    Analis politik mengatakan kepada BBC News Arab bahwa Barghouti, yang dipenjara oleh Israel sejak tahun 2002, bisa menjadi “pilihan konsensus” untuk mengambil alih kekuasaan Palestina dan bersiap menjadi pemimpin berikutnya jika kesepakatan tercapai.

    Brigade Syahid Al-Aqsa

    Barghouti ditangkap dalam Operation Defensive Shield pada tahun 2002, ketika Israel menuduhnya mendirikan kelompok militer Brigade Syahid Al-Aqsa, sebuah klaim yang dibantahnya.

    Organisasi tersebut disebut melakukan serangkaian serangan mematikan terhadap tentara dan pemukim Israel.

    Israel menuduh Barghouti mendirikan kelompok militer Brigade Syahid Al-Aqsa, sebuah klaim yang dibantahnya (Getty Images)

    Baca juga:

    Barghouti kemudian dijatuhi lima hukuman penjara seumur hidup, yang ditambah 40 tahun penjara atas keterlibatannya.

    Dia menolak mengakui otoritas pengadilan Israel.

    Istrinya, Fadwa, mengatakan kepada BBC News Arab: “Tuduhan itu diajukan bukan karena dia melakukan tindakan tersebut dengan tangannya sendiri, melainkan karena dia adalah seorang pemimpin.”

    Fadwa, seorang pengacara, mengatakan bahwa selama interogasi, Barghouti menolak “semua tuduhan terhadapnya,” dan “membantah tuduhan bahwa dia mendirikan Brigade Syahid Al-Aqsa.”

    Fadwa Barghouti (tengah) dan pengunjuk rasa lainnya memegang plakat bergambar Marwan Barghouti, saat unjuk rasa pada tanggal 15 April 2015 (Getty Images)

    Mungkinkah Barghouti menjadi presiden Palestina?

    Perwakilan Hamas, Osama Hamdan, yakin reputasi Barghouti akan memberikan dampak positif.

    “Tidak diragukan lagi, seseorang seperti Marwan Barghouti memiliki sejarah revolusioner, dan beberapa orang mungkin melihat ini sebagai hal yang membuat dia memenuhi syarat untuk menjadi seorang pemimpin, dan kami menghormatinya, namun sebagai sebuah gerakan, kami pada prinsipnya belum membahas masalah ini…”

    “Kami percaya pendirian kami jelas: bahwa rakyat Palestina menentukan kepemimpinan mereka melalui pemilu, di mana rakyat Palestina memutuskan siapa yang mewakili mereka, dan setiap orang harus menghormati keinginan ini.”

    Baca juga:

    Dalam jajak pendapat pemilih Otoritas Palestina pada bulan Desember 2023, Barghouti lebih populer dibandingkan kandidat lainnya secara keseluruhan.

    Hasil survei menunjukkan Marwan Barghouti mendapat dukungan lebih besar dari masyarakat Gaza dan Tepi Barat (BBC)

    Hamas telah lama berkampanye mendorong pembebasan Barghouti.

    Sebuah pernyataan dari Khalil al-Hayya, kepala Kantor Hubungan Arab dan Islam Hamas, dipublikasikan di akun Telegram gerakan tersebut pada November 2021.

    Dia berkata, “Kami berupaya untuk menyertakan pemimpin Marwan Barghouti dan Ahmed Saadat [Sekjen Front Rakyat Pembebasan Palestina-PFLP] dalam daftar nama kesepakatan pertukaran.”

    Tentara Israel Gilad Shilat dibebaskan oleh Hamas dalam pertukaran tahanan dengan Israel tahun 2011 (Getty Images)

    Israel pernah menolak membebaskan Barghouti pada tahun 2011 sebagai bagian dari pertukaran antara tentara Israel Gilad Shalit dengan tahanan Palestina yang dipenjara di Israel, termasuk pembebasan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.

    Analis dan peneliti politik Oraib Al-Rantawi mengatakan potensi penyerahan Barghouti kepada Otoritas Palestina dapat dikaitkan dengan kesepakatan pertukaran antara Hamas dan Israel.

    Hamdan mengatakan Israel menghalangi kesepakatan seperti itu.

    Pertukaran tahanan

    Al-Rantawi mengatakan kepada BBC News Arab bahwa pembebasan Barghouti bergantung pada apakah Israel akan “mengorbankan sandera untuk menghindari membuat konsesi dan melanjutkan perang tanpa memprioritaskan pembebasan warga Israel yang ditahan oleh Hamas.”

    Namun, ia berpandangan bahwa “tekanan Amerika dan dari internal Israel akan mempersulit Netanyahu [Perdana Menteri Israel] untuk memilih opsi ini, sehingga ia mungkin akan memilih kesepakatan pertukaran tahanan dan sandera.”

    Benjamin Netanyahu menggambarkan tuntutan Hamas untuk membebaskan sejumlah besar warga Palestina sebagai “delusi”.

    Baca juga:

    Fatah telah berkampanye untuk pembebasan Barghouti sejak penangkapannya pada bulan April 2002 (Getty Images)

    Berpotensi bebas

    Pada tahun 2009, dari dalam penjara, Barghouti menanggapi sebuah pertanyaan tentang kemungkinan pencalonannya (sebagai presiden), dengan menulis, “Ketika rekonsiliasi nasional tercapai dan ada kesepakatan untuk mengadakan pemilu, saya akan membuat keputusan yang tepat.”

    Pada tahun 2021, meski dipenjara, ia mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Palestina. Namun, Presiden saat ini, Mahmoud Abbas, membatalkan pemilu tersebut, dengan alasan penolakan Israel untuk mengizinkan Yerusalem Timur ambil bagian.

    Namun Al-Rantawi mengatakan, “Perlawanan akan menuntut pembebasan Marwan dan rekan-rekannya.”

    Baca juga:

    Gambar Barghouti dan Yasser Arafat di tembok kontroversial Israel yang memisahkan Ramallah dan Yerusalem (Getty Images)

    Meir Masri, seorang profesor ilmu politik di Universitas Ibrani Yerusalem dan anggota Komite Sentral Partai Buruh Israel, mengatakan kepada BBC News Arab bahwa sulit membayangkan pemerintah Israel mengambil langkah seperti itu, “karena preseden sejarah,” mengacu pada kesepakatan yang membebaskan Sinwar.

    Alasannya antara lain adalah “Barghouti menjalani beberapa hukuman seumur hidup,” dan juga penolakan kelompok sayap kanan Israel terhadap pembebasan yang Masri gambarkan sebagai “teroris.”

    Solusi dua negara

    Seorang penulis dari Israel,Gershon Baskin, menulis di surat kabar Haaretz pada Januari bahwa masa transisi setelah perang Gaza membutuhkan “seorang pemimpin Palestina yang mampu mendorong persatuan Palestina dan berkomitmen untuk perlucutan senjata di wilayah tersebut.”

    “Pemimpin tersebut bisa jadi adalah Barghouti.”

    Baskin menekankan bahwa Barghouti “masih mendukung solusi dua negara”.

    Sementara itu, diplomat Amerika dan Presiden Dewan Kebijakan Timur Tengah, Gina Winstanley, mengatakan kepada BBC, “Pemerintah Israel saat ini telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak memiliki kemauan atau niat untuk melanjutkan solusi dua negara.”

    Warga Palestina mengibarkan spanduk bertuliskan slogan menuntut pembebasan Barghouti dan menyebut dia sebagai simbol kebebasan (Getty Images)

    “Dibutuhkan banyak upaya dari komunitas internasional untuk membawa mereka ke sana. Namun, ini adalah satu-satunya cara untuk memutus siklus kekerasan yang mengerikan antara Palestina dan Israel.”

    Winstanley menambahkan bahwa bahkan jika Barghouti dibebaskan, “tidak ada jalan yang jelas menuju solusi dua negara…”

    “Perdana menteri Israel saat ini mungkin tidak akan berkuasa dalam jangka panjang, namun menggerakkan pemimpin Israel ke arah perundingan adalah hal yang diperlukan, tetapi tidak mudah.”

    Mengapa Barghouti menjadi pilihan?

    Tarek Fahmi, Direktur Unit Studi Israel di Pusat Studi Timur Tengah Nasional, yakin Israel tidak mungkin membebaskan Barghouti.

    Dia mengatakan kepada BBC, “Marwan memiliki sejarah revolusioner yang hebat, namun Israel tidak akan membiarkan dia dibebaskan [untuk] mengambil alih kepemimpinan otoritas [Palestina] saat ini. Mungkin ada tokoh lain yang diusulkan, dan sebenarnya dia tidak akan menjadi presiden.”

    Namun, Winstanley berpendapat bahwa “pembebasan Marwan Barghouti akan menjadi langkah strategis Israel, karena ia dianggap sebagai pilihan yang layak bagi kepemimpinan non-Hamas untuk Palestina.”

    Warga Palestina berjalan melewati grafiti Marwan Barghouti (Getty Images)

    Al-Rantawi memandang pembebasan Barghouti adalah demi kepentingan Hamas.

    Dia mengatakan hal itu akan membangun kembali Fatah, membantu menghidupkan kembali Organisasi Pembebasan Palestina, menciptakan rekonsiliasi dan membangun kesatuan bagi rakyat Palestina.

    Namun bisakah Barghouti menjalankan Otoritas Palestina dari dalam selnya?

    Al-Rantawi mengatakan salah satu usulannya adalah Barghouti akan menjadi presiden dari sel penjaranya. Lalu, wakil presiden akan mengambil peran seremonial dan Israel kemudian akan ditekan untuk melepaskan Barghoutti untuk memerintah secara efektif.

    Di sisi lain, Meir Masri berpendapat bahwa pengambilan alih kekuasaan oleh Barghouti dari dalam penjara adalah “usulan yang tidak realistis”.

    Menurut Masri, Israel tidak akan merasakan tekanan untuk membebaskannya.

    Ditambah lagi, Barghouti tidak akan efektif memerintah dari lokasi yang terisolasi dengan sedikit akses komunikasi.

    Al-Rantawi yakin Barghouti “relatif moderat”, dibandingkan dengan beberapa pemimpin Palestina lainnya.

    Dia mengatakan “kepribadiannya yang nasional dan pemersatu, tidak berafiliasi dengan arus ekstremis dalam gerakan nasional Palestina, membuatnya populer dan diterima oleh mayoritas faksi.”

    Otoritas Palestina belum menanggapi permintaan komentar hingga berita ini diterbitkan.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Biden Ucapkan Selamat Ramadan, Akui Penderitaan Muslim di Gaza

    Biden Ucapkan Selamat Ramadan, Akui Penderitaan Muslim di Gaza

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengucapkan selamat Ramadan bagi umat Muslim di wilayah AS dan di seluruh dunia. Biden, dalam pesannya, juga mengakui “penderitaan luar biasa” yang dirasakan umat Muslim, terutama di Jalur Gaza yang menyambut bulan suci Ramadan saat perang berkecamuk.

    Biden juga menjanjikan bahwa AS akan terus mengerahkan upaya untuk mengurangi dampak perang dan mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Demikian seperti dilansir Al Arabiya dan The Hill, Senin (11/3/2024).

    “Malam ini — saat bulan sabit baru menandai awal bulan suci Ramadan — Jill dan saya menyampaikan harapan dan doa terbaik kami bagi umat Muslim di seluruh negara kami dan di seluruh dunia,” tulis Biden dalam pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih pada Minggu (10/3) waktu setempat.

    “Bulan suci ini adalah waktu untuk refleksi dan pembaruan. Tahun ini, hal itu terjadi pada momen yang luar biasa menyakitkan. Perang di Gaza telah menimbulkan penderitaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina,” sebutnya.

    Biden mengakui puluhan ribu warga Palestina tewas di Jalur Gaza selama perang berkecamuk, dengan dua juta orang lainnya terpaksa mengungsi dan membutuhkan makanan juga tempat tinggal yang layak.

    “Lebih dari 30.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, termasuk ribuan anak-anak. Beberapa dari mereka adalah anggota keluarga dari warga Muslim Amerika, yang saat ini sangat berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka cintai,” ucapnya.

    “Nyaris dua juta warga Palestina terpaksa mengungsi akibat perang; banyak di antara mereka yang sangat membutuhkan makanan, air, obat-obatan, dan tempat tinggal,” imbuh Biden.

    Saksikan juga ‘Biden soal Wacana Gencatan Senjata di Gaza Saat Ramadan: Tampaknya Sulit’:

    Lebih lanjut, Biden yang menuai kritikan tajam dari komunitas Muslim di AS terkait responsnya terhadap perang di Gaza, menyoroti upaya pemerintahannya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, termasuk membangun dermaga sementara dan melakukan airdrop untuk menyalurkan bantuan.

    Biden juga menegaskan kembali komitmennya mewujudkan solusi dua negara, dan membantu tercapainya gencatan senjata berkelanjutan di Jalur Gaza.

    “Amerika Serikat akan terus bekerja tanpa henti untuk mewujudkan gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan setidaknya selama enam pekan sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera,” tegasnya.

    “Dan kita akan terus membangun masa depan yang stabil, aman, dan damai dalam jangka panjang. Hal itu mencakup solusi dua negara untuk memastikan warga Palestina dan warga Israel berbagi kebebasan, martabat, keamanan, dan kemakmuran yang setara. Itulah satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi,” ujarnya.

    Biden Kutuk Keras Islamofobia yang Meningkat di AS

    Dalam pernyataannya, Biden juga mengakui adanya kebangkitan “kebencian dan kekerasan” terhadap warga Muslim di berbagai wilayah AS. Dia menyebutnya sebagai hal yang “mengerikan”.

    “Islamofobia sama sekali tidak memiliki tempat di Amerika Serikat, negara yang didirikan atas dasar kebebasan beribadah dan dibangun atas kontribusi para imigran, termasuk imigran Muslim,” tegasnya.

    Komunitas Muslim di wilayah AS terkena dampak dari perang Gaza, di mana para pembela HAM mencatat peningkatan Islamofobia dan bias anti-Arab di negara tersebut sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu.

    “Kepada umat Muslim di seluruh negara kami, ketahuilah bahwa Anda adalah anggota keluarga Amerika yang sangat kami hargai. Kepada mereka yang berduka selama masa perang ini, saya mendengar Anda, saya melihat Anda, dan saya berdoa agar Anda menemukan penghiburan dalam iman, keluarga, dan komunitas Anda,” ujar Biden.

    “Dan kepada semuanya yang menyambut awal Ramadan malam ini, semoga bulan ini aman, dipenuhi kesehatan, dan penuh berkah. Ramadan Kareem,” ucap Biden mengakhiri pesannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Engineer Microsoft Ketakutan Lihat Gambar Buatan AI

    Engineer Microsoft Ketakutan Lihat Gambar Buatan AI

    Jakarta

    Seorang engineer Microsoft mengaku ketakutan setelah melihat gambar yang diciptakan oleh teknologi kecerdasan buatan atau AI besutan Mircosoft sendiri. Sampai-sampai, dia mengirim surat pada Federal Trade Comission (FTC) dan direksi Microsoft.

    Shane Jones, sang engineer, memperingatkan bahwa pembuat AI Copilot Designer AI yang sebelumnya bernama Bing Image Creator, bisa menghasilkan gambar-gambar tidak pantas atau bahkan mengerikan.

    Jadi saat dia mencobanya berulangkali, Jones menyadari bahwa sistem Microsoft gagal menghalangi teknologi AI itu menghasilkan berbagai macam gambar yang bernuansa kekerasan, mesum, narkoba ataupun mengandung teori konspirasi.

    Jones sudah mencoba memperingatkan Microsoft, tapi menurutnya mereka tidak melakukan investigasi atau tindakan apapun. “Ini adalah sebuah momen yang membuka mata. Ketika pertama kali menyadari, ini bukan model yang aman,” tulisnya.

    Seperti dikutip detikINET dari CNBC, AI Microsoft itu bisa menghasilkan gambar hanya dengan perintah melalui tulisan. Akan tetapi dengan kata-kata tertentu, ilustrasi yang dihasilkan bisa tidak pantas.

    Layanan AI itu misalnya dapat menghasilkan remaja dengan senapan serbu, gambar seksual perempuan, dan penggunaan minuman keras dan narkoba di bawah umur.

    Jones telah bekerja di Microsoft selama 6 tahun dan saat ini posisinya manajer rekayasa perangkat lunak di kantor pusat di Redmond, Washington. Dia sebenarnya tidak mengerjakan Copilot dalam kapasitas profesional. Jones adalah salah satu pegawai yang di waktu luang, menguji teknologi AI perusahaan dan melihat di mana masalah mungkin muncul.

    Dengan surat itu, ia pun berharap ada tindakan yang dapat dilakukan sebagai solusi permasalahan AI tersebut. Microsoft sendiri menyatakan mereka selalu berusaha memastikan layanannya aman dan juga mendengarkan kecemasan dari para karyawan.

    (fyk/fay)