kab/kota: Washington

  • Masih Unggul, Trump Raih 227 Suara Elektoral-Kamala 172

    Masih Unggul, Trump Raih 227 Suara Elektoral-Kamala 172

    Jakarta

    Wakil Presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat Kamala Harris dan mantan presiden Donald Trump, capres partai Republik, bersaing ketat untuk memperebutkan Gedung Putih.

    Media-media AS sejauh ini memproyeksikan bahwa Trump telah menang di 23 negara bagian, termasuk Texas dan Ohio, juga medan pertempuran utama North Carolina, dan negara-negara bagian lain yang cenderung condong ke Partai Republik.

    Harris sejauh ini telah memenangkan 12 negara bagian, termasuk hadiah suara elektoral besar California dan New York.

    Sejauh ini, Trump memperoleh 227 suara elektoral dan Harris 172.

    Angka ajaib untuk memenangkan kursi kepresidenan adalah 270 suara elektoral. Para pengamat memperkirakan persaingan sengit untuk memperebutkan Gedung Putih akan ditentukan oleh beberapa negara bagian yang jadi medan pertempuran utama.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (6/11/2024), berikut ini adalah daftar negara bagian yang dimenangkan oleh setiap kandidat dan jumlah suara elektoral yang diraih, berdasarkan proyeksi media-media AS termasuk CNN, Fox News, MSNBC/NBC News, ABC, dan CBS.

    – HARRIS (172) –

    Colorado (10)

    Connecticut (7)

    Delaware (3)

    District of Columbia (3)

    Illinois (19)

    Maryland (10)

    Massachusetts (11)

    New York (28)

    Oregon (8)

    Rhode Island (4)

    Vermont (3)

    Washington (12)

    – TRUMP (227) –

    Alabama (9)

    Arkansas (6)

    Florida (30)

    Idaho (4)

    Indiana (11)

    Iowa (6)

    Kansas (6)

    Kentucky (8)

    Louisiana (8)

    Mississippi (6)

    Missouri (10)

    Montana (4)

    North Carolina (16)

    North Dakota (3)

    Ohio (17)

    Oklahoma (7)

    South Carolina (9)

    South Dakota (3)

    Tennessee (11)

    Texas (40)

    Utah (6)

    West Virginia (4)

    Wyoming (3)

    (ita/ita)

  • Masih Unggul, Trump Raih 227 Suara Elektoral-Kamala 172

    Raih 172 Suara Elektoral, Kamala Coba Mengejar Trump di Pilpres AS

    Washington DC

    Data terbaru dalam proyeksi perolehan suara elektoral untuk pilpres Amerika Serikat (AS) tahun ini masih menunjukkan keunggulan capres Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, atas capres Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris.

    Proyeksi terbaru media-media terkemuka AS, seperti dilansir AFP, Rabu (6/11/2024), menunjukkan Trump sejauh ini masih unggul dengan perolehan 211 suara elektoral melawan Harris dengan 172 suara elektoral.

    Dengan pemungutan suara diakhiri secara bertahap di negara-negara bagian AS pada Selasa (5/11) malam, data sampel terbaru yang menjadi dasar proyeksi media-media AS menunjukkan Trump sejauh ini unggul di sebanyak 22 negara bagian, termasuk Texas dan Ohio yang memiliki banyak suara elektoral.

    Sementara Harris saat ini diproyeksikan unggul di 12 negara bagian, yang mencakup California dan New York, serta ibu kota Washington DC. Proyeksi kemenangan Harris di negara bagian California yang memiliki 54 suara elektoral, langsung mendongkrak perolehan suara elektoralnya.

    Suara elektoral diperlukan untuk bisa memenangkan pilpres AS. Total terdapat total 538 suara elektoral yang diperebutkan dalam pilpres AS.

    Diperlukan sedikitnya 270 suara elektoral agar seorang capres bisa memenangkan pilpres AS. Atau dengan kata lain, capres yang terlebih dahulu mendapatkan 270 suara elektoral akan menjadi pemenang pilpres AS.

  • Unggul Sementara, Trump Raih 201 Suara Elektoral-Kamala 91

    Unggul Sementara, Trump Raih 201 Suara Elektoral-Kamala 91

    Washington DC

    Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, untuk sementara mengungguli capres Partai Demokrat, Kamala Harris, dalam pilpres yang digelar 5 November. Saat ini, Trump diproyeksikan meraup 201 electoral votes atau suara elektoral, jauh di atas Harris dengan 91 electoral votes.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (6/11/2024), proyeksi media-media AS sejauh ini memprediksi Trump menang di sebanyak 20 negara bagian, termasuk negara bagian dengan jumlah electoral votes besar seperti Texas dan Ohio. Beberapa negara bagian yang condong ke Partai Republik juga dimenangi Trump.

    Sedangkan Harris sejauh ini baru diproyeksikan memenangi delapan negara bagian, yakni Colorado, Delaware, Illionois, Maryland, Massachusetts, New York, Rhode Island dan Vermont, serta Washington DC yang merupakan ibu kota AS.

    Dengan meraup lebih banyak negara bagian, maka Trump saat ini diproyeksikan mendapatkan 201 electoral votes. Sementara Harris baru mendapatkan 91 electoral votes saja.

    Electoral votes diperlukan untuk memilih Presiden AS dalam voting yang digelar di Kongres pada Desember mendatang. Terdapat total 538 electoral votes yang diperebutkan dalam pilpres AS. Diperlukan sedikitnya 270 electoral votes agar seorang capres bisa memenangkan pilpres AS.

    Lihat Video ‘AS Tuduh Rusia Dalangi Hoax Bom di Tempat Pemungutan Suara Pilpres’:

  • Pilpres AS, Trump Unggul di 17 Negara Bagian-Kamala 7

    Pilpres AS, Trump Unggul di 17 Negara Bagian-Kamala 7

    Washington DC

    Pemungutan suara dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) telah diakhiri di sebagian besar negara bagian, dan penghitungan suara mulai dilakukan, yang bisa memakan waktu berhari-hari.

    Calon presiden (capres) Partai Republik Donald Trump unggul sementara atas capres Partai Demokrat Kamala Harris, baik untuk perolehan suara nasional (popular vote) maupun untuk perolehan electoral college (electoral vote).

    Namun hasil pilpres AS masih belum bisa ditentukan, mengingat perolehan suara di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran (battleground states) kemungkinan besar belum akan diketahui dalam waktu dekat. Perolehan suara di battleground states biasanya menjadi penentu pemenang pilpres AS.

    Berdasarkan proyeksi media terkemuka AS, CNN, seperti dilansir pada Rabu (6/11/2024), hasil perolehan suara di sejumlah negara bagian sudah bisa diproyeksikan pemenangnya untuk pilpres. Proyeksi media massa ini hanya sebagai prediksi pemenang dan bukanlah hasil resmi karena penghitungan suara masih berlangsung.

    Proyeksi CNN untuk sementara menunjukkan Trump unggul dengan meraih 40.322.027 suara nasional atau 52,5 persen, sedangkan Harris meraih 35.497.565 suara nasional atau 46,2 persen.

    Untuk perolehan electoral votes, Trump saat ini diproyeksikan meraup 172 electoral votes dan Harris baru meraup 81 electoral votes. Perolehan electoral votes didapat dari kemenangan yang didapat setiap capres di masing-masing negara bagian.

    Sedangkan Harris, menurut proyeksi CNN, untuk sementara menang di tujuh negara bagian, yakni Illinois, New York, Vermont, Massachusetts, Rhode Island, Delaware, dan Maryland.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Segini Gaji dan Tunjangan yang Diterima Trump dan Kamala Jika Terpilih Jadi Presiden AS

    Segini Gaji dan Tunjangan yang Diterima Trump dan Kamala Jika Terpilih Jadi Presiden AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) kini tengah menjalani pemilihan presiden (pilpres) untuk memilih pemimpin baru yang akan memimpin negara tersebut dalam empat tahun ke depan.

    Dunia tengah menanti siapa yang akan menjadi presiden nega adidaya tersebut, antara calon Presiden Donald Trump dari partai Republik dan calon Presiden Kamala Harris dari partai Demokrat. Mereka harus bertarung meraup 270 suara electoral (electoral college) atau lebih untuk memenangkan kursi tertinggi di Gedung Putih.

    Seperti pemimpin dunia pada umumnya, Presiden AS juga akan memiliki gaji pokok dan sejumlah tunjangan terkait lainnya.

    Lantas berapa besaran gaji Presiden AS? dan tunjangan apa saja yang akan didapatkan selama mereka menjabat?

    Mengutip CBS News pada Rabu (6/11/2024), Presiden AS yang terpilih akan mendapatkan gaji pokok sebesar US$400.000 per tahun. Hal tersebut juga tercantum dalam Title 3 US Code, Office and Compensation of President. Jumlah ini ditetapkan oleh Kongres AS pada 2001 lalu dan akan dibayarkan setiap bulan. 

    Selain itu, Presiden juga mendapat tambahan US$50.000 untuk pengeluaran (tidak kena pajak), tunjangan perjalanan US$100.000, dan anggaran hiburan US$19.000. Panglima tertinggi Negara Paman Sam juga berhak mendapatkan tunjangan lain, salah satunya adalah Gedung Putih, sebagai tempat tinggal selama masa jabatannya.

    Presiden juga mendapatkan perawatan kesehatan gratis, serta akses ke berbagai fasilitas transportasi, termasuk limusin kepresidenan, helikopter Marinir, dan pesawat Air Force One.

    Adapun, Presiden AS belum menerima kenaikan gaji selama lebih dari 20 tahun. Pada periode 1969 dan 2001, terakhir kali Kongres menaikkan gaji kepala eksekutif, presiden memperoleh US$200.000 per tahun. 

    Dalam sidang tahun 1999 mengenai usulan kenaikan gaji, disebutkan bahwa kompensasi untuk “salah satu pekerjaan yang paling sulit, menuntut dan penting di muka bumi” belum meningkat dalam tiga dekade, sementara gaji kepala eksekutif sektor swasta petugas melonjak.

    Sejak pertama kali jabatan presiden dibentuk pada tahun 1789, gaji presiden telah mengalami beberapa perubahan. Secara historis, gaji tahunan presiden jauh lebih tinggi jika memperhitungkan inflasi.

    Presiden pertama AS, George Washington, mendapatkan $25.000 per tahun. Namun, Jika memperhitungkan inflasi, gaji tersebut melonjak menjadi US$895.741.

    Adapun, gaji Presiden AS telah mengalami perubahan sebanyak 5 kali sepanjang sejarahnya. Berikut adalah jumlah gaji Presiden AS per tahun beserta dengan nilai yang disesuaikan dengan inflasi berasarkan data dari Michigan University dan Officialdata.org.

    1789: US$25.000 (US$895.741)

    1873: US$50.000 (US$1,3 juta)

    1909: US$75.000 (US$2,6 juta)

    1949: US$100,000 ditambah US$50,000 akun pengeluaran kena pajak (US$1,3 juta)

    1969: $200,000 ditambah $50,000 akun pengeluaran kena pajak (US$1,7 juta)

  • Kamala Harris temui relawan pusat panggilan di kantor Demokrat

    Kamala Harris temui relawan pusat panggilan di kantor Demokrat

    ANTARA – Calon Presiden AS dari Partai Demokrat Kamala Harris mengunjungi kantor pusat Komite Nasional Demokrat (DNC) di Washington D.C. pada hari pemilihan, Selasa (5/11). Pada kesempatan itu Harris mengapresiasi kerja para relawan pusat panggilan yang mengajak warga untuk memilihnya dan berterima kasih kepada warga yang telah memilihnya.
    (Rijalul Vikry/Rizky Bagus Dhermawan/I Gusti Agung Ayu N)

  • Trump Lebih Unggul dari Kamala Harris

    Trump Lebih Unggul dari Kamala Harris

    Jakarta

    Capres yang diusung Partai Demokrat Kamala Harris dan Capres dari Partai Republik Donald Trump terus bersaing ketat untuk memperebutkan Gedung Putih di Pilpres Amerika Serikat (AS). Hasil awal sementara Trump terhitung unggul berdasarkan proyeksi media AS.

    Dilansir AFP, Rabu (6/11/2024), hasil awal sementara mulai bermunculan, dengan media AS memproyeksikan kemenangan untuk Trump sejauh ini di Alabama, Florida, Indiana, Kentucky, Missouri, Oklahoma, South Carolina, Tennessee, dan West Virginia.

    Harris sejauh ini telah menguasai Maryland, Massachusetts, Vermont, dan ibu kota AS, Washington, DC. Sejauh ini, Harris memperoleh 27 suara elektoral dan Trump 99.

    Angka ajaib untuk memenangkan kursi kepresidenan adalah 270. Para pengamat memperkirakan persaingan sengit untuk memperebutkan Gedung Putih akan ditentukan oleh beberapa negara bagian medan pertempuran utama.

    Berikut ini adalah daftar negara bagian yang dimenangkan oleh setiap kandidat dan jumlah suara elektoral yang sesuai, berdasarkan proyeksi media AS termasuk CNN, Fox News, MSNBC/NBC News, ABC, dan CBS.

    Kamala Harris (27)
    – Distrik Columbia (3)
    – Maryland (10)
    – Massachusetts (11)
    – Vermont (3)

    Donald Trump (99)
    – Alabama (9)
    – Florida (30)
    – Indiana (11)
    – Kentucky (8)
    – Missouri (10)
    – Oklahoma (7)
    – Carolina Selatan (9)
    – Tennessee (11)
    – Virginia Barat (4)

    (azh/azh)

  • Mendikti: Penerima Beasiswa LPDP Tak Harus ke Indonesia, yang Penting Merah Putih – Page 3

    Mendikti: Penerima Beasiswa LPDP Tak Harus ke Indonesia, yang Penting Merah Putih – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan alumni beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari universitas luar negeri dapat berkarya di mana saja sehingga tidak harus kembali ke tanah air untuk mengabdi.

    “Kami memang memberi kesempatan mereka untuk berkarya di mana saja. Meskipun tidak pulang, tapi dia punya prestasi yang bagus, bekerja di perusahaan yang juga baik di luar negeri, atau menemukan inovasi. Kita bilang, Indonesia yang menemukan inovasi itu. Jadi meskipun di luar negeri, kan masih Merah Putih,” ujar Satryo usai Rapat Tingkat Menteri di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta Pusat pada Selasa, 5 November 2024.

    Dia menambahkan ketidakharusan penerima beasiswa LPDP untuk kembali mengabdi di tanah air dikarenakan kondisi dalam negeri yang menurutnya belum optimal dalam menyediakan wadah sekaligus peluang untuk berkarya dan mengabdi sesuai keahlian masing-masing.

    Meski begitu, ia mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen untuk bersinergi membangun industri dalam negeri yang nantinya mampu menampung keahlian serta gelar pendidikan para alumni LPDP dari universitas luar negeri.

    Dia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak menganggap pemberian beasiswa pendidikan tinggi hingga ke luar negeri, seperti Program LPDP sebagai sesuatu yang merugikan, sebab investasi dalam bidang pendidikan tidak pernah memberikan kerugian.

    “Memang menghabiskan duit? Tidak juga. Investasi pendidikan tidak pernah rugi. Jangan dihitung pulang atau tidak. Dia punya karir, punya prestasi kan tidak menganggur, dia bekerja, punya pengetahuan, penghasilan yang baik. Kenapa tidak?” imbuhnya.

     

    Para penerima beasiswa LPDP di AS dan Kanada, yang tergabung dalam komunitas Mata Garuda Amerika, berkumpul di Washington, D.C. untuk ber-networking, alias berjejaring. Acara itu digelar untuk meningkatkan kolaborasi demi kontribusi positif bagi tana…

  • Video: Gedung Putih Diperketat Hingga Apple Berhenti Sebut RI

    Video: Gedung Putih Diperketat Hingga Apple Berhenti Sebut RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinas Rahasia Amerika Serikat memperketat keamanan di sepanjang Pennsylvania Avenue dekat Gedung Putih jelang pemiIlihan Presiden AS Di Washington DC.

    Sementara itu, penjualan iPhone 16 di Indonesia dilarang sementara karena Apple belum memenuhi janji investasi di dalam negeri. CEO Apple, Tim Cook bahkan menghapus nama Indonesia dari laporan kinerja kuartalannya.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (05/11/2024).

  • Intelijen AS Tuding Rusia-Iran Sebar Informasi Palsu Selama Pemilu

    Intelijen AS Tuding Rusia-Iran Sebar Informasi Palsu Selama Pemilu

    Washington DC

    Otoritas intelijen dan keamanan Amerika Serikat (AS) menuding Rusia dan Iran semakin meningkatkan serangan siber dan kampanye disinformasi untuk memicu perselisihan, ketika warga AS melakukan pemungutan suara pada Selasa (5/11) waktu setempat.

    Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters dan Radio Free Europe/Radio Liberty, Selasa (5/11/2024), disampaikan dalam pernyataan gabungan yang dirilis oleh Biro Investigasi Federal (FBI), Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI), dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA).

    Disebutkan dalam pernyataan itu bahwa komunitas intelijen dalam pemerintah AS mengamati Rusia sedang melakukan operasi memberikan pengaruh yang bertujuan melemahkan kepercayaan publik terhadap integritas pemilu AS dan memicu perpecahan di kalangan warga AS.

    “IC (komunitas intelijen) memperkirakan aktivitas-aktivitas ini akan meningkat selama hari pemilu dan dalam beberapa minggu mendatang, dan bahwa narasi pengaruh asing akan fokus pada swing states,” sebut pernyataan gabungan FBI-ODNI-CISA tersebut.

    Pernyataan itu menyebut Rusia sebagai “ancaman paling aktif”. Moskow sendiri telah membantah pihaknya mencampuri pemilu AS.

    “Aktor-aktor berpengaruh Rusia memproduksi video dan membuat artikel-artikel palsu untuk melemahkan legitimasi pemilu, menanamkan ketakutan pada para pemilih mengenai proses pemilu, dan menyarankan warga Amerika menggunakan kekerasan satu sama lain karena preferensi politik,” sebut pernyataan tersebut.

    Badan-badan intelijen AS telah memperingatkan selama berbulan-bulan soal upaya-upaya yang didukung pemerintah Rusia untuk mempengaruhi pemilu yang menghadapkan mantan Presiden Donald Trump, capres Partai Republik, dengan Wakil Presiden Kamala Harris, capres Partai Demokrat.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.