kab/kota: Washington

  • Joget ala Trump hingga Jokes ‘Penjara’ Anwar Ibrahim di Malaysia

    Joget ala Trump hingga Jokes ‘Penjara’ Anwar Ibrahim di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunjungi Malaysia untuk menghadiri KTT ke-47 ASEAN. Trump sempat berjoget hingga mendapat candaan atau jokes soal penjara saat berada di Malaysia.

    Dilansir Channel News Asia, Minggu (26/10/2025), Trump mendarat di Kuala Lumpur International Airport pagi waktu setempat. Trump disambut oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di apron bandara.

    Keduanya kemudian berjalan di karpet merah. Malaysia telah menyiapkan upacara penyambutan dengan menampilkan penari dan musik khas Malaysia.

    Dalam video yang dilihat, Trump tampak berjalan ke arah para penari yang menggunakan pakaian khas melayu hingga India. Trump dan Anwar kemudian berjoget bersama para penari tersebut.

    Trump lalu bertepuk tangan dan lanjut berjalan bersama Anwar. Trump telah beberapa kali melewatkan KTT ASEAN selama masa jabatan pertamanya.

    Usai dari Malaysia, Trump akan melakukan perundingan perdagangan berisiko tinggi dengan China. Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada hari terakhir kunjungan regionalnya dalam upaya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

    Saat meninggalkan Washington, Trump juga menambahkan spekulasi dia mungkin bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk pertama kalinya sejak 2019. Dia mengatakan dirinya ‘terbuka untuk itu’.

    Trump juga akan mengunjungi Jepang. Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One bahwa dia mengharapkan ‘kesepakatan komprehensif’ dengan Xi. Dia juga berharap China akan mencapai kesepakatan untuk menghindari tarif 100 persen lebih lanjut yang akan berlaku pada 1 November.

    Anwar Ibrahim Lempar Jokes Penjara ke Trump

    Selain momen berjoget, Trump juga mendapat candaan soal penjara dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Anwar mengatakan dirinya pernah dipenjara, sementara Trump hampir masuk penjara.

    Dilansir CNN, lelucon soal penjara itu disampaikan Anwar saat berpidato usai penandatanganan perjanjian damai Thailand-Kamboja. Awalnya, Anwar menyebut Trump sebagai pemimpin yang berani mengambil langkah untuk perdamaian.

    Dia menyebut pemimpin harus berani mengabaikan aturan ketika berupaya mewujudkan perdamaian. Dia lalu mencontohkan Trump yang mengabaikan protokol keamanan saat mengajak dirinya naik di mobil kepresidenan AS saat tiba di Malaysia.

    “Dunia membutuhkan pemimpin yang mengedepankan perdamaian secara kuat dan untuk mencapai itu, anda harus mengabaikan sejumlah aturan. Seperti yang anda lakukan hari ini, ketika Presiden tiba, dia mengajak saya naik ke mobilnya. Saya bilang ‘itu melanggar aturan keamanan dan protokoler’. Dan dia dengan senang hati melanggar aturan itu,” ujar Anwar sambil tertawa.

    Trump yang duduk di sebelah Anwar juga tertawa mendengar lelucon itu. Dia mengatakan momen tersebut menyenangkan.

    “Itu momen berkendara yang menyenangkan,” ucap Trump.

    Anwar lanjut bercanda dengan menyebut dirinya dan Trump punya banyak kesamaan. Di momen inilah dia mengeluarkan lelucon soal penjara.

    “Dan kami memiliki banyak kesamaan. Saya pernah di penjara, tetapi Anda hampir dipenjara,” kata Anwar.

    Untuk diketahui, Anwar pernah dipenjara atas tuduhan korupsi dan sodomi. Dia telah membantah tuduhan itu dan menyebutnya bermotif politik.

    Sementara, Trump dihukum tahun lalu atas tuduhan kejahatan terkait pembayaran uang tutup mulut untuk mempengaruhi hasil pemilu 2016. Namun, hakim memberi Trump pembebasan tanpa syarat. Tuduhan kejahatan itu telah dibantah oleh Trump.

    Trump juga sempat melontarkan lelucon dalam pertemuan itu. Dia bercerita tentang percakapannya melalui telepon dengan Anwar, PM Thailand dan PM Kamboja mengenai konflik di perbatan Kamboja-Thailand pada Juli lalu.

    Trump menyebut dirinya melakukan panggilan telepon saat berada di resor golfnya di Skotlandia. Sambil bercanda, dia dengan mengatakan konflik itu membuat dirinya kehilangan momen bermain golf.

    “Saya bilang, ini jauh lebih penting daripada bermain golf, jadi kami duduk di sana sepanjang hari, menelepon. Anda membuat saya kehilangan hiburan yang sangat bagus, tapi ini jauh lebih menyenangkan bagi saya, karena anda menyelamatkan orang,” ujarnya.

    Tonton Video Trump Joget ‘Tipis-tipis’ Saat Tiba di Malaysia Hadiri KTT ASEAN

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

  • Joget ala Trump hingga Jokes ‘Penjara’ Anwar Ibrahim di Malaysia

    Momen Trump Joget ‘Tipis-tipis’ Saat Disambut Anwar Ibrahim di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disambut para penari dan musik khas Malaysia saat turun dari pesawat di Kuala Lumpur. Trump pun langsung berjoget.

    Dilansir Channel News Asia, Minggu (26/10/2025), Trump mendarat di Kuala Lumpur International Airport pagi waktu setempat. Trump disambut oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di apron bandara.

    Keduanya kemudian berjalan di karpet merah. Pemerintah Malaysia menyiapkan upacara penyambutan dengan menampilkan penari dan musik khas Malaysia.

    Trump terlihat berjalan ke arah para penari yang menggunakan pakaian khas melayu hingga India. Dia kemudian berjoget bersama Anwar dan para penari tersebut.

    Trump lalu bertepuk tangan dan lanjut berjalan bersama Anwar. Di Malaysia, Trump dijadwalkan menghadiri KTT ASEAN. Ini merupakan pertemuan yang beberapa kali dia lewatkan selama masa jabatan pertamanya.

    Dia juga akan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Malaysia. Dia juga akan menyaksikan penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja.

    “Kami akan menandatangani Perjanjian Damai segera setelah tiba,” kata Trump di media sosial tentang gencatan senjata yang ia bantu mediasi setelah bentrokan paling mematikan antara Thailand dan Kamboja dalam beberapa dekade.

    Trump mengatakan dia berharap dapat bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di sela-sela KTT ASEAN untuk memperbaiki hubungan dengan pemimpin sayap kiri tersebut setelah berbulan-bulan perseteruan. Ini merupakan perjalanan pertama Trump ke Asia dalam masa jabatan keduanya.

    Trump juga akan melakukan perundingan perdagangan berisiko tinggi dengan China. Trump dijadwalkan bertemu Xi di Korea Selatan pada hari terakhir kunjungan regionalnya dalam upaya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

    Saat meninggalkan Washington, Trump menambahkan spekulasi bahwa dia mungkin akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk pertama kalinya sejak 2019. Dia mengatakan dirinya ‘terbuka untuk itu’.

    Trump juga akan mengunjungi Jepang. Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One bahwa dia mengharapkan ‘kesepakatan komprehensif’ dengan Presiden China Xi Jinping. Dia juga berharap China akan mencapai kesepakatan untuk menghindari tarif 100 persen lebih lanjut yang akan berlaku pada 1 November.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • Trump Tiba di Malaysia untuk KTT ASEAN, Disambut Anwar Ibrahim di Bandara

    Trump Tiba di Malaysia untuk KTT ASEAN, Disambut Anwar Ibrahim di Bandara

    Kuala Lumpur

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Malaysia. Dia bakal menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur.

    Dilansir AFP dan Free Malaysia Today, Minggu (26/10/2025), Trump mendarat di Kuala Lumpur International Airport pagi waktu setempat. Trump disambut langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di bandara.

    Di Malaysia, Trump dijadwalkan menghadiri KTT ASEAN. Ini merupakan pertemuan yang beberapa kali dia lewatkan selama masa jabatan pertamanya.

    Dia juga akan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Malaysia. Dia juga akan menyaksikan penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja.

    “Kami akan menandatangani Perjanjian Damai segera setelah tiba,” kata Trump di media sosial tentang gencatan senjata yang ia bantu mediasi setelah bentrokan paling mematikan antara Thailand dan Kamboja dalam beberapa dekade.

    Trump mengatakan dia berharap dapat bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di sela-sela KTT ASEAN untuk memperbaiki hubungan dengan pemimpin sayap kiri tersebut setelah berbulan-bulan perseteruan. Saat singgah untuk mengisi bahan bakar di Qatar dalam perjalanan dari Washington, Trump juga bertemu dengan para pemimpin emirat Teluk tersebut yang merupakan salah satu penjamin kesepakatan gencatan senjata Gaza yang dipelopori oleh Trump.

    Ini merupakan perjalanan pertama Trump ke Asia yang akan mencakup perundingan perdagangan berisiko tinggi dengan China. Trump dijadwalkan bertemu Xi di Korea Selatan pada hari terakhir kunjungan regionalnya dalam upaya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

    Trump juga akan mengunjungi Jepang. Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One bahwa dia mengharapkan ‘kesepakatan komprehensif’ dengan Presiden China Xi Jinping. Dia juga berharap China akan mencapai kesepakatan untuk menghindari tarif 100 persen lebih lanjut yang akan berlaku pada 1 November.

    Lihat juga Video: Prabowo Bertolak ke Kuala Lumpur untuk Hadiri KTT ASEAN

    (haf/imk)

  • Memanas Laut Karibia Kala AS Bersitegang dengan Venezuela-Kolombia

    Memanas Laut Karibia Kala AS Bersitegang dengan Venezuela-Kolombia

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) kembali menyerang kapal yang diduga dioperasikan oleh geng penyelundup narkoba asal Venezuela. Sebanyak enam orang, yang disebutnya sebagai “teroris narkotika”, tewas dalam serangan AS di Laut Karibia tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (25/10/2025), Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth mengumumkan via postingan media sosial X pada Jumat (24/10) bahwa serangan pada malam hari itu dilancarkan terhadap kapal yang diduga dioperasikan geng penyelundup narkoba asal Venezuela, Tren de Aragua.

    “Enam pria teroris narkotika ada di atas kapal selama serangan, yang dilancarkan di perairan internasional — dan merupakan serangan pertama di malam hari,” kata Hegseth dalam pernyataannya.

    “Semua keenam teroris itu tewas,” ucapnya.

    “Jika Anda seorang teroris narkotika yang menyelundupkan narkoba di belahan Bumi kami, kami akan memperlakukan Anda seperti kami memperlakukan Al-Qaeda. Siang atau MALAM, kami akan memetakan jaringan Anda, melacak orang-orang Anda, memburu Anda, dan membunuh Anda,” tegas Hegseth.

    Screenshot video yang diunggah Donald Trump di media sosial menunjukkan sebuah kapal meledak (Foto: Donald Trump via Truth Social/via REUTERS Purchase Licensing Rights)

    10 Serangan AS

    Serangan militer terbaru itu menjadikan jumlah total serangan AS terhadap terduga penyelundup narkoba di Karibia dan Pasifik Timur menjadi setidaknya 10 serangan, yang menurut penghitungan AFP berdasarkan data AS, telah menewaskan total sedikitnya 43 orang.

    AS mulai melancarkan serangan militer yang menargetkan kapal-kapal yang diduga penyelundup narkoba pada awal September lalu, setelah mengerahkan aset-aset militer termasuk jet tempur siluman F-35, kapal Angkatan Laut, dan kapal selam bertenaga nuklir ke kawasan Karibia.

    Sejauh ini, otoritas Washington belum merilis bukti bahwa target serangannya adalah penyelundup narkoba. Para pakar mempertanyakan legalitas serangan AS terhadap kapal-kapal tersebut di perairan internasional, tanpa mencoba mencegat atau menangkap awak kapal dan mengadili mereka.

    Pengerahan aset militer dan serangan-serangan itu semakin memicu kekhawatiran dan ketegangan di kawasan Karibia, dengan Venezuela menuduh AS berkomplot untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

    AS Serang Kapal Narkoba Kolombia

    Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan serangan terhadap kapal pemberontak Kolombia, yang diklaim menyelundupkan narkoba, di perairan internasional di kawasan Amerika Selatan. Serangan ini menandai perluasan operasi militer AS di kawasan tersebut.

    Dilansir AFP, Senin (20/10/2025), pengumuman mengenai serangan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth pada Minggu (19/10) waktu setempat. Serangan itu sendiri disebut oleh Hegseth telah dilancarkan pada Jumat (17/10) lalu.

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth (Foto: 20Detik)

    Hegseth mengatakan bahwa pasukan AS menyerang sebuah kapal yang disebutnya berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Nasional Kolombia, sebuah kelompok gerilya sayap kiri yang dikenal sebagai ELN dalam bahasa Spanyol.

    Disebutkan oleh Hegseth bahwa sedikitnya tiga awak kapal tersebut tewas akibat serangan AS.

    Dalam pernyataannya, Hegseth menyebut kapal itu diserang saat berlayar di perairan internasional yang masuk dalam wewenang Komando Selatan AS, yang mengawasi operasi militer AS di kawasan Amerika Latin. Dia tidak merinci lokasi serangan itu secara spesifik. Kolombia memiliki pesisir Karibia dan pesisir Pasifik.

    AS mengerahkan sejumlah kapal perang ke kawasan Karibia, di dekat lepas pantai Venezuela, sejak Agustus lalu. Sejauh ini, kapal-kapal perang Washington itu telah menyerang setidaknya enam kapal, yang diklaim menyelundupkan narkoba ke wilayah AS, hingga menewaskan sedikitnya 27 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/jbr)

  • Trump Sebut Korea Utara sebagai ‘Kekuatan Nuklir’, Beri Pengakuan?

    Trump Sebut Korea Utara sebagai ‘Kekuatan Nuklir’, Beri Pengakuan?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Korea Utara (Korut) sebagai “semacam kekuatan nuklir” saat dia bertolak ke Asia, dalam kunjungan yang kemungkinan mencakup pertemuan dengan pemimpin Pyongyang, Kim Jong Un.

    Saat ditanya wartawan di pesawat kepresidenan AS Air Force One soal apakah dirinya terbuka terhadap tuntutan Korut untuk diakui sebagai negara nuklir sebagai prasyarat dialog dengan AS, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/10/2025), Trump menjawab: “Ya, saya pikir mereka semacam kekuatan nuklir.”

    “Ketika Anda mengatakan mereka harus diakui sebagai kekuatan nuklir, ya, mereka punya banyak senjata nuklir, saya akan mengatakan demikian,” ujar Trump.

    Trump diperkirakan berada di Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (29/10) pekan depan untuk menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

    Laporan media-media AS menyebut para pejabat dari pemerintahan Trump telah secara tertutup membahas pengaturan untuk pertemuan antara sang Presiden AS dan pemimpin tertinggi Korut. Keduanya terakhir kali bertemu dan berbicara pada tahun 2019 lalu.

    Saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih sebelum terbang ke Asia, Trump mengakui dirinya ingin bertemu dengan Kim Jong Un, ketika ditanya apakah pertemuan antara dirinya dan pemimpin Korut mungkin dilakukan selama dia berkunjung ke Korsel.

    “Saya ingin melakukannya, dia mengetahui kita akan ke sana,” kata Trump. “Saya tidak tahu, kita akan memberitahu dia, dia mengetahui saya akan pergi,” ucapnya.

    Dia menambahkan soal kedekatan dirinya dengan Kim Jong Un. “Saya sangat akrab dengannya,” sebut Trump.

    Pernyataan Trump itu disampaikan setelah Menteri Unifikasi Korsel Chung Dong Young mengatakan dirinya meyakini ada peluang yang “cukup besar” untuk pertemuan antara Trump dan Kim Jong Un saat sang Presiden AS berkunjung ke Semenanjung Korea pekan depan.

    Namun, seorang pejabat senior AS menanggapi laporan itu pada Jumat (24/10) dengan menegaskan bahwa Trump sejauh ini tidak dijadwalkan untuk bertemu Kim Jong Un saat berada di Korsel pekan depan.

    “Presiden, tentu saja, telah menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan Kim Jong Un di masa mendatang. Pertemuan itu tidak ada dalam jadwal untuk perjalanan ini,” kata pejabat senior AS yang berbicara kepada wartawan via telepon, namun meminta untuk tidak disebut namanya tersebut.

    Bulan lalu, Kim Jong Un mengatakan dirinya memiliki “kenangan indah” tentang Trump dan terbuka untuk berunding jika AS membatalkan tuntutan “khayalan” mereka agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya.

    Trump dan Kim Jong Un terakhir bertemu tahun 2019 di area Panmunjom yang masuk dalam kompleks Area Keamanan Bersama (JSA) di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea — satu-satunya tempat di mana tentara dari kedua negara saling berhadapan secara rutin.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • AS Kirim Kapal Induk ke Karibia, Perangi Narkoba atau Lengserkan Maduro?

    AS Kirim Kapal Induk ke Karibia, Perangi Narkoba atau Lengserkan Maduro?

    Washington DC

    Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menuduh Amerika Serikat “merekayasa perang”, setelah AS mengirim kapal perang terbesar di dunia ke Karibia.

    Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, memerintahkan kapal induk USS Gerald R Ford, yang dapat mengangkut hingga 90 pesawat tempur, untuk bertolak dari Laut Mediterania pada Jumat (24/10).

    “Mereka sedang merekayasa perang abadi yang baru,” kata Maduro kepada media pemerintah Venezuela. “Mereka berjanji tidak akan pernah lagi terlibat dalam perang, dan mereka sedang merekayasa perang,” tambahnya.

    AS sedang meningkatkan kekuatan militernya di Karibia. Washington DC telah mengerahkan sejumlah kapal perang, kapal selam nuklir, dan pesawat F-35 dalam tindakan yang mereka sebut sebagai operasi memerangi pengedar narkoba.

    Kapal induk USS Gerald Ford adalah kapal perang terbesar di dunia saat ini (Reuters)

    AS juga telah melakukan 10 serangan udara terhadap kapal-kapal yang diklaim milik para pengedar. Salah satu serangan, yang terjadi di Laut Karibia pada Jumat (24/10), menyebabkan “enam pria narko-teroris” tewas, menurut Hegseth.

    Pemerintahan Trump menyatakan sedang melancarkan perang melawan perdagangan narkoba. Namun, para ahli dan anggota Kongres menuding Trump sejatinya sedang melancarkan upaya menggoyahkan pemerintahan Maduro.

    Maduro adalah musuh bebuyutan Trump. Presiden Venezuela tersebut dituduh sebagai pemimpin organisasi perdagangan narkoba, yang dibantah Maduro.

    BBC

    BBC Verify telah memantau informasi pelacakan yang tersedia untuk umum terhadap kapal perang dan pesawat tempur AS di wilayah Karibia. Citra satelit dan foto-foto di media sosial juga dipantau untuk mencoba mengetahui seberapa besar kekuatan militer yang dikerahkan Trump.

    Penempatan pasukan berubah-ubah sehingga BBC memantau wilayah tersebut secara berkala untuk mendapatkan informasi terbaru.

    Per 23 Oktober, kami mengidentifikasi 10 kapal militer AS di wilayah tersebut, termasuk kapal perusak berpeluru kendali, kapal serbu amfibi, dan kapal tanker minyak untuk mengisi bahan bakar kapal di laut.

    Pengerahan kekuatan militer AS

    Pentagon telah memerintahkan pengerahan gugus tempur kapal induk ke wilayah Karibia.

    Gugus tugas ini mencakup USS Gerald R. Ford, kapal induk terbesar di dunia.

    Selain kapal-kapal AS di sekitar Puerto Rico tempat AS memiliki pangkalan militer citra satelit juga menunjukkan dua kapal sekitar 123 km sebelah timur Trinidad dan Tobago.

    Salah satunya adalah kapal penjelajah berpeluru kendali, USS Lake Erie.

    Kapal lainnya adalah MV Ocean Trader, menurut Bradley Martin, mantan kapten Angkatan Laut AS yang kini menjadi peneliti kebijakan senior di RAND Corp.

    Kapal kargo ini merupakan hasil modifikasi yang dirancang untuk mendukung misi pasukan khusus sekaligus menyatu dengan lalu lintas komersial. Kapal ini dapat menampung drone, helikopter, dan kapal kecil.

    Citra satelit menunjukkan kapal perang AS di lepas pantai Trinidad dan Tobago (BBC)

    Ada beragam misi yang dapat didukung kapal tersebut, termasuk pengintaian untuk mempersiapkan serangan. Namun, Martin menekankan bahwa kehadiran MV Ocean Trader “tidak selalu berarti bahwa kegiatan semacam itu sedang dilakukan atau direncanakan”.

    Para analis militer telah menunjukkan bahwa pencegatan pengiriman narkoba di laut tidak membutuhkan kekuatan militer sebesar saat ini.

    AS juga telah memperkuat Angkatan Udara di wilayah tersebut – BBC Verify telah mengidentifikasi sejumlah pesawat militer AS di Puerto Rico.

    Stu Ray, analis senior di McKenzie Intelligence Services, mengatakan citra satelit yang diambil pada 17 Oktober menunjukkan terdapat sejumlah pesawat jet tempur F-35 di landasan, kemungkinan F-35B.

    Citra satelit menunjukkan sejumlah pesawat F-35 di Bandara Jose Aponte De La Torre, Puerto Rico (BBC)

    Pesawat itu adalah jet siluman canggih yang mampu lepas landas di landasan pacu yang pendek dan bisa mendarat vertical.

    Di media sosial, seorang pilot jet pribadi membagikan video drone MQ-9 Reaper, yang direkam di Bandara Rafael Hernndez di Puerto Rico.

    Drone ini telah digunakan oleh AS untuk melakukan serangan dan pengawasan di Afghanistan, Suriah, Libya, dan Mali.

    Pada awal Oktober, BBC Verify melacak tiga pesawat pengebom B-52 yang terbang melintasi Karibia dan dekat dengan pantai Venezuela.

    BBC

    Angkatan Udara AS kemudian mengonfirmasi bahwa pesawat-pesawat tersebut telah mengambil bagian dalam “simulasi serangan bom”.

    Penerbangan pesawat pengebom B1 dan pesawat mata-mata P-8 Poseidon juga terlihat di platform pelacakan pesawat.

    Gambar di media sosial juga menunjukkan helikopter militer beroperasi di lepas pantai Trinidad dan Tobago.

    Beberapa di antaranya adalah Boeing MH-6M Little Birds – dijuluki “Telur Pembunuh” – yang digunakan oleh pasukan khusus AS.

    BBC

    Apakah pengerahan kekuatan militer AS semata-mata demi memerangi narkoba?

    Donald Trump telah menyatakan pengerahan kekuatan militer AS adalah perang terhadap pengedar narkotika. Dia mengklaim satu kapal yang ditabrak AS pada 16 Oktober “sebagian besar berisi fentanil.”

    Namun, fentanil terutama diproduksi di Meksikobukan Amerika Selatan dan masuk ke AS melalui perbatasan selatan.

    “Ini bukan tentang narkoba,” kata Dr. Sabatini. “Namun, dia telah mengadopsi bahasa oposisi Venezuela bahwa ini bukan sekadar kediktatoran ini adalah rezim kriminal.”

    Sejak 2020, Departemen Kehakiman AS telah menuduh Presiden Maduro memimpin organisasi perdagangan narkoba dan narkotika-terorisme, yang dibantahnya.

    Trump mengatakan dia telah mengizinkan CIA untuk melakukan operasi rahasia di Venezuela, sebagian karena “narkoba yang masuk” dari Venezuela.

    Venezuela tidak memproduksi kokain dalam jumlah besar tapi Kolombia, Peru, dan Bolivia. Ada beberapa kokain yang diperdagangkan melalui Venezuela, yang diklaim pemerintah Venezuela sedang ditindak.

    Laporan Badan Penegakan Narkoba AS (DEA) tahun 2025 menyebutkan 84% kokain yang disita di AS berasal dari Kolombia dan menyebutkan negara-negara lain. Namun, DEA tidak menyebutkan Venezuela sebagai negara asal pengiriman kokain.

    Tujuh serangan pertama AS dilakukan di Karibia, yang bukan merupakan jalur laut utama untuk perdagangan narkoba.

    AS belum merinci bukti-bukti yang menunjukkan Maduro memimpin organisasi perdagangan narkoba. Maduro telah berulang kali membantah tuduhan tersebut, dan justru menuduh AS melakukan imperialisme dan memperburuk krisis ekonomi negara melalui sanksi.

    Ada beberapa kasus yang mendakwa orang-orang dekatnya.

    Pada 2016, pengadilan federal New York menjatuhkan hukuman kepada dua keponakan istri Maduro karena berkonspirasi mengimpor kokain ke AS.

    Dalam kasus tersebut, mereka dituduh berencana menggunakan sebagian uang tersebut untuk mendanai kampanye politik istri Maduro. Mereka kemudian dibebaskan melalui perjanjian pertukaran tahanan dengan AS.

    Apa yang CIA bisa lakukan di Venezuela?

    Ketika ditanya apakah CIA telah diberi wewenang untuk menangkap Maduro, Donald Trump mengelak dan mengatakan akan “konyol” untuk menjawabnya.

    Ia juga mengatakan bahwa AS “sedang mempertimbangkan pendaratan”, merujuk pada kemungkinan operasi militer di Venezuela.

    CIA dipandang dengan penuh kecurigaan oleh banyak orang di Amerika Latin karena sejarah panjang intervensi rahasia, upaya pergantian rezim, dan dukungan terhadap kediktatoran militer sayap kanan di masa lalu, terutama di Chile dan Brasil.

    Ned Price, wakil perwakilan AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mantan analis senior CIA serta penasihat senior Departemen Luar Negeri, mengatakan tindakan rahasia CIA dapat terjadi “dalam berbagai bentuk.”

    “Bisa berupa operasi informasi. Bisa berupa operasi sabotase. Bisa berupa pendanaan partai oposisi. Bisa sampai penggulingan rezim. Ada banyak pilihan antara opsi tingkat rendah dan tingkat tinggi.”

    Ini bisa mencakup agen yang digunakan untuk menargetkan tersangka perdagangan manusia di Venezuela. Menurut definisi AS, penargetan bisa mencakup Maduro.

    Demonstrasi di Venezuela pada Juli lalu, setelah Nicolas Maduro mengklaim telah memenangi pilpres (Reuters)

    Dr. Sabatini mengatakan, mengingat Venezuela bukan titik produksi utama narkoba, tidak ada laboratorium kokain atau fentanil yang bisa “dihilangkan”, tetapi ada lapangan udara atau pelabuhan yang bisa menjadi target AS.

    “Jika AS ingin agresif, AS bisa mengirim rudal ke barak militer. Ada informasi intelijen yang cukup kuat bahwa beberapa sektor militer terlibat dalam perdagangan kokain.”

    Operasi CIA bisa juga berupa “hancurkan dan rebut”, catatnya, yaitu menangkap Maduro atau beberapa pembantunya dan membawa mereka ke pengadilan di AS.

    Pertanyaan besar, menurutnya, adalah berapa lama Trump bersedia menyimpan begitu banyak aset militer AS di Karibia.

    Jika tujuan utama peningkatan kekuatan militer ini adalah untuk mengancam Maduro, tidak jelas apakah itu cukup untuk memicu pembelotan di Venezuela.

    Apakah itu sampai pada upaya nyata untuk menggulingkan rezim Maduro melalui kekerasan, kata Profesor Albertus, sulit untuk mengetahuinya.

    (nvc/nvc)

  • Warga RI Bisa Kabur Aja Dulu ke China, Syaratnya Makin Mudah

    Warga RI Bisa Kabur Aja Dulu ke China, Syaratnya Makin Mudah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin meniti karier di luar negeri kini memiliki kesempatan baru melalui inisiatif dari Pemerintah China.

    Pada Rabu (1/10/2025), China secara resmi meluncurkan program visa khusus yang dirancang untuk menarik talenta global di bidang sains dan teknologi agar bersedia bekerja di Negara Tirai Bambu.

    Berdasarkan laporan AFP, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi China memperkuat posisinya sebagai pemimpin dunia dalam sektor sains dan teknologi, sekaligus menantang dominasi Amerika Serikat (AS).

    Program yang pertama kali diumumkan pada Agustus 2025 ini juga tampak kontras dengan kebijakan Washington. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump justru menaikkan biaya visa kerja secara drastis, yang dinilai menghambat masuknya tenaga ahli asing.

    Sementara itu, media pemerintah CHina melaporkan bahwa visa kategori K ini akan secara signifikan mempermudah proses imigrasi bagi kandidat yang memenuhi persyaratan.

    “Dengan latar belakang beberapa negara yang menarik diri, berfokus pada kepentingan dalam negeri, dan mengesampingkan talenta internasional, China dengan penuh semangat memanfaatkan peluang penting ini dan segera memperkenalkan kebijakan ini,” tulis surat kabar pemerintah People’s Daily, dikutip dari AFP, Jumat (10/10/2025).

    Berbeda dengan banyak kategori visa lainnya, visa K tidak mewajibkan pemberi kerja atau entitas domestik untuk mengeluarkan undangan kepada pemohon.

    “Visa K akan menawarkan lebih banyak kemudahan bagi pemegangnya dalam hal jumlah entri yang diizinkan, masa berlaku, dan durasi tinggal,” lapor kantor berita pemerintah Xinhua pada Agustus lalu.

    Adapun syarat yang ditetapkan bagi peminat visa K adalah “talenta sains dan teknologi muda global”. Syarat lebih spesifik terkait usia, latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja yang dibutuhkan, belum dijelaskan secara perinci.

    Xinhua mengatakan pemegang visa bisa terlibat dalam beragam sektor pekerjaan, seperti pendidikan, budaya, sains dan teknologi, serta kewirausahaan yang relevan dan aktivitas bisnis.

    Seperti bumi dan langit, industri teknologi AS sedang terguncang akibat perubahan kebijakan visa kerja H-1B yang ditetapkan Trump. H-1B merupakan tipe visa yang memungkinkan perusahaan untuk mensponsori talenta asing dengan keterampilan khusus seperti sains, engineer, dan programmer, untuk bekerja di AS selama 3 tahun dan bisa diperpanjang hingga 6 tahun.

    Visa tersebut sangat banyak digunakan oleh industri teknologi. Namun, ketetapan baru visa H-1B mematok biaya super mahal sebesar US$100.000 (Rp1,6 miliar).

    Warga negara India menyumbang hampir tiga perempat dari izin yang diberikan melalui sistem lotere setiap tahun.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 9
                    
                        AS Kerahkan Kapal Induk ke Amerika Selatan, Serang Terus Bandar Narkoba
                        Internasional

    9 AS Kerahkan Kapal Induk ke Amerika Selatan, Serang Terus Bandar Narkoba Internasional

    AS Kerahkan Kapal Induk ke Amerika Selatan, Serang Terus Bandar Narkoba
    Tim Redaksi
    WASHINGTON DC, KOMPAS.com
    – Amerika Serikat (AS) mengerahkan kapal induk ke perairan lepas pantai Amerika Selatan untuk memperkuat kehadiran militer di kawasan tersebut.
    Langkah ini dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, pada Jumat (24/10/2024), seperti dilansir
    The Telegraph India
    .
    Dalam pernyataannya, Hegseth mengatakan bahwa militer AS melakukan serangan ke-10 terhadap kapal yang diduga menyelundupkan narkoba.
    Ia menuding kelompok Tren de Aragua, geng kriminal yang berasal dari dalam penjara Venezuela, sebagai operator kapal tersebut.
    “Serangan berlangsung tengah malam dan menjadi serangan malam hari pertama yang kami lakukan,” ujar Hegseth dalam unggahan di media sosial.
    Hegseth juga menegaskan sikap keras pemerintah terhadap kelompok penyelundup narkoba.
    “Apa pun
    narco-terrorist
    yang menyelundupkan narkoba di belahan bumi kami, akan kami perlakukan seperti kami memperlakukan Al Qaeda,” tegasnya.
    Sebanyak enam orang dilaporkan tewas dalam insiden yang terjadi di Laut Karibia tersebut.
    Bila sebelumnya serangan hanya terjadi setiap beberapa pekan sekali, pekan ini saja tercatat sudah tiga kali serangan dilakukan.
    Sejak awal September, total korban tewas akibat operasi militer ini mencapai sedikitnya 43 orang.
    Dua dari serangan terbaru terjadi di wilayah timur Samudra Pasifik. Hal ini menandai perluasan area operasi militer AS hingga ke salah satu jalur utama perdagangan kokain dunia.
    Menurut Hegseth, semua serangan berlangsung di wilayah perairan internasional. Ia menyebut operasi malam hari ini sebagai pencapaian tersendiri dalam strategi militer.
    Serangan terbaru ini kembali menyoroti kelompok Tren de Aragua, yang sebelumnya juga disebut dalam serangan perdana bulan lalu.
    Pemerintahan Presiden Donald Trump menetapkan geng ini sebagai organisasi teroris asing.
    Kelompok tersebut dituding sebagai penyebab kekerasan dan jaringan perdagangan narkoba lintas negara, termasuk di sejumlah kota di kawasan Amerika.
    Meskipun Hegseth tidak secara spesifik menyebut negara asal kapal yang diserang, pejabat pemerintah menyatakan, setidaknya empat kapal yang pernah menjadi target serangan berasal dari Venezuela.
    Peningkatan serangan dan pengerahan kekuatan militer AS di wilayah Laut Karibia serta perairan dekat Venezuela menimbulkan spekulasi, pemerintahan Trump sedang berupaya menggulingkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
    Satu hari sebelum serangan malam dilakukan, militer AS juga diketahui menerbangkan dua pesawat pengebom berat supersonik ke lepas pantai Venezuela.
    Pemerintah AS berdalih bahwa semua langkah militer ini ditujukan untuk memberantas perdagangan narkoba yang mengalir ke wilayah Amerika Serikat.
    Namun, Presiden Maduro menilai langkah tersebut sebagai bagian dari tekanan politik terhadap pemerintahannya.
    “Ini adalah upaya terbaru mereka untuk memaksa saya turun dari kekuasaan,” ujar Maduro.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Makin Panas! Trump Kirim Kapal Induk AS ke Perairan Amerika Latin

    Makin Panas! Trump Kirim Kapal Induk AS ke Perairan Amerika Latin

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara dramatis meningkatkan pengerahan aset militer AS di kawasan Karibia, dengan mengirimkan armada kapal induk USS Gerald R Ford ke perairan Amerika Latin. Hal ini dilakukan saat AS bersitegang dengan Venezuela dan Kolombia terkait operasi antinarkotika mematikan.

    Pengerahan USS Gerald R Ford itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (25/10/2025), diumumkan oleh juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Sean Parnell, dalam pernyataan via media sosial X pada Jumat (24/10) waktu setempat.

    “Peningkatan kehadiran pasukan AS di USSOUTHCOM AOR akan memperkuat kapasitas AS untuk mendeteksi, memantau, dan menghentikan para aktor dan aktivitas ilegal yang membahayakan keselamatan dan kemakmuran tanah air Amerika Serikat serta keamanan kita di Belahan Barat,” kata Parnell.

    Dia tidak menyebutkan lebih lanjut soal kapan kapal induk AS itu akan bergerak ke kawasan Karibia. Namun beberapa hari yang lalu, diketahui bahwa USS Gerald R Ford telah berlayar melalui perairan Selat Gibraltar dan di perairan Eropa.

    Parnell, dalam pernyataannya, menyebut pengerahan USS Gerald R Ford dan kapal-kapal pendampingnya “akan meningkatkan dan menambah kemampuan yang ada untuk menghentikan perdagangan narkotika serta melemahkan dan membongkar TCO (organisasi kriminal transnasional)”.

    USS Gerald R Ford yang mulai beroperasi tahun 2017, merupakan kapal induk paling baru AS dan kapal induk terbesar di dunia, dengan membawa lebih dari 5.000 personel di dalamnya.

    Kapal induk yang dilengkapi sebuah reaktor nuklir ini, dapat menampung lebih dari 75 pesawat militer, termasuk jet tempur F-18 Super Hornet dan E-2 Hawkeye, yang dapat berfungsi sebagai sistem peringatan dini.

    Kapal induk ini memiliki persenjataan rudal, seperti Evolved Sea Sparrow Missile, yang merupakan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah yang dapat digunakan untuk menghadapi drone dan pesawat terbang.

    Pengerahan kapal induk AS ini merupakan bagian dari pengumpulan aset militer AS oleh Trump di kawasan Karibia, yang mencakup delapan kapal perang Angkatan Laut AS dan 10 jet tempur siluman F-35, serta sebuah kapal selam nuklir.

    Keberadaan aset militer yang semakin banyak di Karibia, terutama di dekat Venezuela, semakin meningkatkan kekhawatiran soal tujuan akhir Washington, yang dicurigai untuk menggulingkan rezim Presiden Nicolas Maduro.

    Pada Agustus lalu, AS menggandakan tawaran imbalan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, yang dituduh terlibat perdagangan narkoba dan kelompok kriminal, menjadi US$ 50 juta. Maduro telah membantah tuduhan tersebut.

    Sejak awal September, pasukan AS yang ada di kawasan tersebut telah melancarkan setidaknya 10 serangan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba, sebagian besar di perairan Karibia. Serangan-serangan itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 40 orang.

    Pentagon belum memberikan banyak informasi soal serangan semacam itu, namun disebutkan bahwa beberapa yang tewas merupakan warga Venezuela.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Perang Baru Trump Menggila, 40 Orang Tewas Diserang Pasukan AS

    Perang Baru Trump Menggila, 40 Orang Tewas Diserang Pasukan AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump makin kencang menyerang kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di wilayah perairan Karibia, dekat Venezuela. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan serangan terbaru ke sebuah kapal angkutan pada Jumat (24/10) waktu setempat, telah menewaskan 6 orang.

    Dalam unggahan di akun X, Hegseth mengatakan ini adalah serangan pertama yang dilakukan pada malam hari. Adapun kapal yang diserang, menurut Hegseth, dioperasikan oleh geng Tren de Aragua.

    Hegseth tak memperinci bukti yang menunjukkan bahwa kapal tersebut mengangkut narkoba. Ia hanya membagikan video berdurasi 20 detik yang menunjukkan kapal tersebut di atas air sebelum diserang oleh proyektil dan peledak dari pasukan AS.

    Sejak September 2025, AS sudah melancarkan 10 operasi penyerangan ke kapal-kapal yang diduga membawa narkoba di Karibia dan Samudra Pasifik. Secara total, hampir 40 orang tewas dalam serangan bertubi-tubi AS, dikutip dari Reuters, Sabtu (25/10/2025)

    Pada Kamis (23/10), Trump mengatakan pemerintahannya berencana memberikan pengarahan kepada Kongres AS mengenai operasi melawan kartel narkoba.

    Trump menekankan meskipun ia tidak memerlukan deklarasi perang, operasi melawan kartel di darat akan menjadi prioritas berikutnya.

    Sebagai informasi, militer AS telah meningkatkan kehadirannya di Karibia, termasuk pengerahan kapal perusak berpeluru kendali, jet tempur F-35, kapal selam nuklir, dan ribuan pasukan.

    Serangan AS telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pakar hukum dan anggota parlemen Demokrat, yang mempertanyakan apakah mereka mematuhi hukum perang.

    Pekan lalu, Reuters menjadi yang pertama melaporkan bahwa dua orang yang diduga sebagai pengedar narkoba selamat dari serangan militer AS di Karibia. Mereka diselamatkan dan dibawa ke kapal perang Angkatan Laut AS sebelum dipulangkan ke negara asal mereka, Kolombia dan Ekuador.

    Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berulang kali menuduh bahwa AS berharap untuk menggulingkannya dari kekuasaan. Pada Agustus lalu, Washington menggandakan hadiahnya untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi US$50 juta.

    Pemerintah AS menuduh Maduro memiliki hubungan dengan perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Hal ini dibantah Maduro.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]